Kategori: KESEHATAN

  • Kasus Harian Covid-19 Melandai

    Kasus Harian Covid-19 Melandai

    TANGERANG, BANPOS – Pemerintah Kabupaten Tangerang mencatat ada penurunan kasus
    harian Covid-19. Selama sepekan ini trend kasusnya melandai. Bahkan pada hari Minggu (20/2),
    hanya ada 104 kasus baru.
    Juru bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Tangerang, dr. Hendra Tarmizi mengatakan, kasus
    harian Covid-19 di Kabupaten Tangerang terus menurun. Saat ini kasus aktif Covid-19 di
    Kabupaten Tangerang antara 300-600 kasus per hari.
    "Kasus aktif dan harian sudah mengalami penurunan. Kalau melihat grafik dalam beberapa hari
    ini sudah mulai menurun dan sudah sampai puncaknya. Bahkan, pada Minggu 20 Februari
    hanya ada 104 kasus baru " ujar Hendra, Rabu (23/2)
    Puncak gelombang ketiga Covid-19 di Kabupaten Tangerang kata Hendra, terjadi pada 12
    Februari lalu yang mencapai 1.402 kasus per hari. "Namun setelah itu angka kasus terus
    menurun," tegasnya.
    Hendra juga mengungkapkan, untuk masyarakat yang sedang menjalani isolasi mencapai
    12.637 kasus. Angka tersebut merupakan data dari warga yang sedang menjalani perawatan di
    rumah sakit, isolasi mandiri di rumah masing-masing, maupun yang menjalani isolasi di rumah
    isolasi terpadu.
    "Untuk kasus yang dirawat masih ada 303 kasus, kasus meninggal ada 9 orang periode Januari-
    Februari. Sedangkan untuk konfirmasi sembuh ada 35.390 kasus. Jadi totalnya kasus konfirmasi
    48.735 kasus," bebernya.
    Hingga saat ini lanjut Hendra, Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit di Kabupaten Tangerang
    juga tergolong stabil, sehingga belum terjadi antrean pasien Covis-19 yang signifikan. “Untuk
    BOR saat ini masih di angka 30 persen atau 256 yang dirawat, semoga angka penurunan kasus
    Covid-19 di Kabupaten Tangerang terus menurun ke depannya,” harapnya.
    BOR dikatakan stabil karena pasien masuk dan pulang hampir sama. "Keluar sama masuk sama.
    BOR tidak terlalu naik dan tidak terlalu turun," tandas Hendra.
    Senada juga dengan BOR Isolasi Terpusat Covid-19 Hotel Yasmin. Hendra mengungkapkan, saat
    ini 156 orang dirawat di Isoter tersebut. "BOR Isoter 35 persen dari 400 kapasitas tempat tidur,"
    pungkasnya.
    Sementara itu, perkembangan persebaran Covid-19 di tanah air menunjukkan penurunan
    dalam beberapa hari terakhir. Puncak tertinggi kasus harian terjadi pada 16 Februari lalu

    dengan pertambahan 64.718 kasus baru. Kemudian mengalami penurunan selama empat hari
    berturut-turut mulai dari 63.956 kasus, turun menjadi 59.635 kasus, kemudian 59.384 kasus,
    dan turun drastis pada Senin (21/2) menjadi 34.418 kasus.
    ”Melihat tren kasus harian dalam beberapa hari belakangan ini, dapat dikatakan terjadi
    penurunan secara stabil,” ujar Menkominfo Johnny G. Plate. Dia mengatakan, jika dilihat per
    wilayah, terdapat lima provinsi yang menunjukkan tren menurun, yaitu DKI Jakarta, Bali,
    Banten, Maluku, dan NTB.
    Meski demikian, angka keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) nasional masih
    ada di tingkat 38 persen per 21 Februari. Hasil asesmen level PPKM juga menunjukkan, terdapat
    beberapa daerah yang masuk level 4 dan 3 berdasar peningkatan angka rawat inap. ”Karena itu,
    kita tetap tidak boleh lengah. Selalu waspada dan tetap tegakkan prokes. Saya juga ingatkan
    kembali, segera vaksinasi. Segera lengkapi vaksinasinya,” tutur Johnny. (ADITYA/BNN)

  • Bukan KIPI, Dafa Terkena DBD

    Bukan KIPI, Dafa Terkena DBD

    PANDEGLANG, BANPOS – siswa Sekolah Dasar (SD) Kabayan 5 mengalami demam dua hari pasca vaksinasi. Setelah di cek laboratorium, Dafa dinyatakan Demam Berdarah (DBD).

    “Setelah vaksin dia masih bermain selama dua hari, setelah itu panas dan ternyata hasil dari cek laboratorium trombositnya 100.000, dia dinyatakan DBD,” ungkap Kepala Bidang Pengendalian Penyakit (P2) Dinkes Samsudin saat dikonfirmasi via jaringan seluler.

    “Ini bukan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI), karena dia sempat bermain setelah divaksin, mungkin sudah ada gejalanya DBD sebelum divaksin namun tidak dihiraukan,” ujarnya.

    Dikatakan Samsudin, saat ini Dafa dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah kelas utama.

    “Sekarang trombositnya turun jadi 17.000, kita sedang mencari trombosit untuk melakukan transfusi,” tuturnya

    “Kita membutuhkan sekurangnya 6 kantong trombosit, saya akan koordinasi dengan PMI Pandeglang,”sambungnya.

    Sementara Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Mely Diah Rahmalia langsung respon dengan kondisi yang dialami Dafa, kata Mely, untuk memperoleh trombosit tidaklah uang sedikit.

    “Ibu Bupati langsung menginstruksikan melalui kadis kesehatan, binwil kecamatan, satgas covid kecamatan dan kelurahan memberikan bantuan sampai dengan penanganan dan perawatan di rsud termasuk untuk transfusi trombosit nya,” katanya.

    “Bantuannya berupa dana untuk membeli trombosit dan dana dari Kecamatan dan Kelurahan untuk keseharian keluarga selama dirawat di rsud,”sambungnya.

    Diberitakan BANPOS sebelumnya, diduga usai mendapatkan vaksin Covid-19 di sekolahnya, siswa kelas 6 SDN Kabayan 5, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Dafa Bagusna Drajat (11) dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang, Jumat (11/2). Dava diduga menderita efek vaksinasi sehingga mengalami demam, tinggi, muntah-muntah dan diare, dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang.

    Orang tua Dava, Agus mengatakan, pada Rabu (9/2) lalu anaknya mengikuti vaksin di sekolahnya. Namun, pada malam hari anaknya mengalami demam, muntah-muntah dan buang air besar (BAB).

    “Saya lalu konsultasi dengan bidan Puskesmas yang melakukan vaksin dan tadi subuh dibawa ke rumah sakit didampingi bu bidan,” kata Agus saat ditemui BANPOS di RSUD Berkah.(DHE/PBN)

    Seken

    Akomodir Tenaga Honorer, 523 Formasi PPPK Diusulkan

    PANDEGLANG, BANPOS – Dalam rangka memberikan kesempatan, bagi para tenaga honorer atau pegawai kontrak di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang. Tahun 2022, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), mengusulkan sebanyak 523 formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

    Kepala Bidang (Kabid) Formasi dan Mutasi BKPSDM Kabupaten Pandeglang, Furkon mengatakan, usulan formasi PPPK itu sudah disampaikannya ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).

    “Dari angka yang diajukan, terdiri dari 108 guru agama, dan non guru atau teknis 415 formasi,” kata Furqon, Kamis (17/2).

    Ia berharap, usulan formasi tersebut disetujui semuanya oleh Pemerintah Pusat. Sebab, jumlah tenaga honorer masih cukup banyak yang belum diangkat menjadi ASN atau jalur PPPK.

    “Ini bagian dari perjuangan dan ikhtiar kita, khususnya untuk memperjuangkan para tenaga honorer atau pegawai kontrak di Pandeglang,” tambahnya.

    Sementara, Kepala BKPSDM Kabupaten Pandeglang, Mohamad Amri menambahkan, dengan adanya kebijakan penghapusan tenaga honorer oleh Pemerintah Pusat, membuat para pegawai itu cemas. Bahkan, sebagian ada yang meminta honorer diangkat ASN tanpa syarat.

    “Melalui usulan itu, diharapkan ada kesempatan yang sama bagi para honorer, untuk terus melanjutkan pekerjaannya,” ungkap Amri.

    Diakuinya, ia kerap berkoordinasi dan berkonsultasi dengan pimpinan, Badan Kepegawaian Negara (BKN), KemenPAN-RB, serta stakeholder lainnya, guna mencari solusi bagi para honorer tersebut.

    Ditambahkannya pula, sejauh ini Pemkab Pandeglang masih membutuhkan pegawai dengan formasi guru, tenaga teknis kesehatan, dan pertanian.(PBN/BNN)

    Bawah

    Pengamanan Objek Vital Diperketat

    PANDEGLANG, BANPOS – Personel Ditpamobvit Polda Banten, lakukan pengamanan di kawasan PLTU Banten 2 Labuan, di Jalan Laba – Panimbang, Desa Sukamaju, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menciptakan situasi aman dan nyaman, khususnya pada objek vital nasional.

    Pengamanan tersebut dipimpin oleh Kompol Nono Karsono, selaku Perwira Pengawas (Pawas) di PLTU Banten 2 Labuan, didampingi personel Ditpamobvit Polda Banten, Bripka Aan Suryadi, personel Satbrimob Polda Banten, personel TNI, serta 15 anggota Security PLTU Banten 2 Labuan.

    Dirpamobvit Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardi, membenarkan terkait pengamanan tersebut. Ia menyebut, pengamanan ini bertujuan untuk memberikan jaminan keamanan pada salah satu objek vital, yang ada di wilayah hukum Polda Banten.

    “Semua wilayah harus aman dan kondusif, terlebih di wilayah vital seperti PLTU Banten 2 Labuan,” kata Edy Sumardi, Kamis (17/2).

    Kata Edy, pengamanan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan di seluruh area perusahaan. “Personel pengamanan gabungan, melakukan penjagaan di gerbang perusahaan, serta memeriksa terhadap seluruh kendaraan dan tamu maupun karyawan, yang masuk ke kawasan perusahaan. Guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” ucap Edy.

    “Selain itu, mereka juga melakukan patroli di seluruh kawasan perusahaan, untuk menyusuri area yang dianggap rawan, serta tidak lupa juga melakukan pengecekan melalui CCTV,” sambungnya.

    Ditambahkannya, selain melakukan pengamanan, personel Ditpamobvit Polda Banten juga memberikan imbauan protokol kesehatan kepada seluruh karyawan, dan masyarakat sekitar PLTU Banten 2 Labuan.

    Tujuannya, untuk mengingatkan kepada seluruh karyawan dan masyarakat, betapa pentingnya mematuhi protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.

    Sementara, Kompol Nono menambahkan, pengamanan dan patroli di PLTU Banten 2 Labuan, berjalan aman dan lancar. “Alhamdulillah, kegiatan pengamanan ini berjalan aman dan lancar. Selama patroli, tidak ada gangguan yang menonjol yang mengakibatkan terganggunya kegiatan operasional perusahaan, maupun kegiatan masyarakat sekitar,” tandasnya.(net)

    FOTO,

    PENGAMANAN–Dalam rangka menciptakan situasi aman dan nyaman, khususnya pada objek vital nasional. Personel Ditpamobvit Polda Banten, lakukan pengamanan di kawasan PLTU Banten 2 Labuan, di Jalan Laba – Panimbang, Desa Sukamaju, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. (ISTIMEWA)

    U/SAMPING

    Vaksinasi Siswa Terkendala

    Vaksinasi anak terus digencarkan. Kali ini, puluhan siswa SDN Pagadungan 1 di Jl. Nanggor, Kampung Pasirandu, Kelurahan Pagadungan, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, mengikuti vaksinasi dosis pertama, Kamis (17/2).

    Kepala SDN Pagadungan 1, Heni Suhermini menyatakan, pelaksanaan vaksinasi bagi anak didiknya, guna mendukung capaian program pemerintah.

    “Dari 244 siswa SDN Pagadungan 1, hanya 40 orang yang hari ini divaksin dosis pertama, sebanyak 35 orang lainnya telah divaksin pada 2 Januari 2022 lalu,” kata Heni, Kamis (17/2).

    Katanya, ada sebagian siswa mengalami kendala kesehatan. Sehingga, tidak memungkinkan untuk divaksin.

    Seorang guru SDN Pagadungan 1, Arif menyatakan, vaksinasi anak usia 6-11 tahun di sekolah dasar tersebut, bekerjasama dengan Polres Pandeglang.

    “Pihak Polres Pandeglang menunjuk SDN Pagadungan 1, agar melaksanakan vaksinasi anak usia 6-11 tahun. Kami hanya menyiapkan sarana dan prasarana saja,” ujar Arif.

    Terlihat, para siswa yang mengikuti vaksinasi, didampingi orang tuanya. “Bagi siswa yang belum divaksin saat ini, semoga bisa menyusul pada kegiatan berikutnya,” harapnya.

    Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, Rd Dewi, Jubir Penanganan Percepatan Covid-19 Pandeglang, Camat Karang Tanjung dan Lurah Pagadungan.(ant/net)

  • Vaksinasi Siswa Pagadungan 1 Terkendala Kesehatan

    Vaksinasi Siswa Pagadungan 1 Terkendala Kesehatan

    BANPOS – Vaksinasi anak terus digencarkan. Kali ini, puluhan siswa SDN Pagadungan 1 di Jl. Nanggor, Kampung Pasirandu, Kelurahan Pagadungan, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, mengikuti vaksinasi dosis pertama, Kamis (17/2).

    Kepala SDN Pagadungan 1, Heni Suhermini menyatakan, pelaksanaan vaksinasi bagi anak didiknya, guna mendukung capaian program pemerintah.

    “Dari 244 siswa SDN Pagadungan 1, hanya 40 orang yang hari ini divaksin dosis pertama, sebanyak 35 orang lainnya telah divaksin pada 2 Januari 2022 lalu,” kata Heni, Kamis (17/2).

    Katanya, ada sebagian siswa mengalami kendala kesehatan. Sehingga, tidak memungkinkan untuk divaksin.

    Seorang guru SDN Pagadungan 1, Arif menyatakan, vaksinasi anak usia 6-11 tahun di sekolah dasar tersebut, bekerjasama dengan Polres Pandeglang.

    “Pihak Polres Pandeglang menunjuk SDN Pagadungan 1, agar melaksanakan vaksinasi anak usia 6-11 tahun. Kami hanya menyiapkan sarana dan prasarana saja,” ujar Arif.

    Terlihat, para siswa yang mengikuti vaksinasi, didampingi orang tuanya. “Bagi siswa yang belum divaksin saat ini, semoga bisa menyusul pada kegiatan berikutnya,” harapnya.

    Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, Rd Dewi, Jubir Penanganan Percepatan Covid-19 Pandeglang, Camat Karang Tanjung dan Lurah Pagadungan.

    (ANT/NET)

  • Ribuan Warga Lebak Terjangkit TBC

    Ribuan Warga Lebak Terjangkit TBC

    LEBAK, BANPOS – Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak mencatat sebanyak 2.276 warga terkena penyakit Tuberculosis (TBC) sepanjang tahun 20211. Sebanyak 31 orang warga dilaporkan meninggal dunia dari jumlah warga yang terjangkit penyakit bakteri menular tersebut.

    “Jumlahnya 2.267 orang yang kita tangani dan diobati sampai tidak putus obat. Kalau tahun 2022 ini jumlahnya 102 orang yang terkena TBC,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Triatno Supiyono kepada BANPOS, Rabu (16/2).

    Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Lebak dr. Firman Rachmatullah menjelaskan, TBC merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai oleh masyarakat. Bukan hanya di wilayah perkotaan, masyarakat di pedesaan juga bisa terinfeksi penyakit tersebut.

    “Semua usia itu berpotensi, dan dimanapun ketika lingkungannya terdapat TB bisa potensi terkena. Anak-anak yang terkena TB itu tertular dari orang dewasa, studinya begitu,” jelasnya.

    Firman menyayangkan, kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan (faskes) masih begitu rendah. Hal ini yang membuat deteksi TBC menjadi sulit dilakukan petugas kesehatan.

    “Jadi kalau kita, keluarga atau tetangga batuk-batuk yang sering dan sampai seminggu lebih segera periksakan diri ke dokter. Salah satu pencegahannya menjalani hidup sehat, mengkonsumsi makanan bergizi, rajin berolahraga. Agar tidak menularkan, tutup mulut dan hidung saat batuk,” tandasnya.

    Dikutip dari Laman Kemkes.go.id, Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis merupakan salah satu upaya penting dalam eliminasi TBC tahun 2030.

    “Untuk mengatasi rendahnya cakupan TPT saya mengharapkan dukungan dan peran serta semua pihak, termasuk segenap anggota organisasi profesi kesehatan dalam memberikan sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya TPT kepada segenap anggota organisasi profesi masing-masing dan kepada seluruh masyarakat,” katanya pada lokakarya terkait TPT secara virtual di Jakarta belum lama ini.

    Menurutnya, tidak semua orang yang terinfeksi kuman TBC akan mengalami gejala sakit TBC. Kondisi ini disebut dengan infeksi laten tuberkulosis (ILTB). Infeksi Laten Tuberkulosis adalah suatu keadaaan dimana sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi tidak mampu mengeliminasi bakteri Mycobacterium tuberculosis secara sempurna, tetapi mampu mengendalikan bakteri TBC sehingga tidak timbul gejala sakit TBC.

    “Oleh sebab itu mereka dengan kondisi ini perlu mendapatkan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk mencegah sakit TBC, terutama bagi kelompok berisiko seperti kontak serumah dan orang dengan HIV (ODHIV),” ujarnya.

    Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2021 disebutkan bahwa capaian pemberian TPT pada ODHIV hanya sebesar 5%. Sedangkan capaian pada kontak serumah sebesar 0,2%.
    Capaian ini masih jauh dari target cakupan TPT nasional, yaitu sebesar 40% pada ODHIV dan 29% pada kontak serumah. Salah satu tantangan dalam pemberian TPT yaitu masih ada keraguan petugas kesehatan termasuk dokter dalam memberikan TPT bagi populasi berisiko.

    (CR-01/PBN)

  • Tiga Warga Gunung Wangun Kritis Alami Benjolan di Hidung

    Tiga Warga Gunung Wangun Kritis Alami Benjolan di Hidung

    CIBEBER, BANPOS – Nasib malang dialami tiga orang dari keluarga kurang mampu di Desa Gunung Wangun Kecamatan Cibeber, Lebak selatan (Baksel), mereka mengalami gejala penyakit benjolan di hidung.

    Diketahui, derita yang dialami para warga Gunung Wangun ini memang langka, namun penyakitnya belum diketahui, karena ketiga warga dari dua kampung berbeda itu belum sempat dibawa ke pihak medis karena alasan biaya.

    Seperti keterangan Imas, salah seorang ibunda dari penderita benjolan bernama Nurdin menjelaskan, bahwa Nurdin terlahir tahun 2007 dengan keadaan hidungnya terdapat benjolan.

    “Awalnya benjolan itu biasa saja, tapi makin kesini makin membesar benjolannya itu, sedangkan suami saya sudah meninggal 3 tahun yang lalu,” terang Imas, Selasa (15/02).

    Menurutnya, Nurdin belum pernah dibawa ke medis, karena mengingat biayanya yang tidak ada, sehingga sampai sekarang belum pernah membawa anaknya ke rumah sakit ataupun di periksa ke dokter.

    Ungkap Imas, untuk sekarang kondisi anaknya yang mulai beranjak remaja itu justru semakin parah, ia sering merasakan sakit, dan memakai baju pun sudah tidak bisa, makan dan minum pun harus disuapin.

    “Berbicara bisa, cuman nggak bisa jelas. Jadi harus diperagakan. Harapan saya sebagai orang tua Nurdin semoga ada bantuan dari dermawan dan pemerintah, baik itu dari pemerintah, semoga harapan sembuh anak saya ini bisa terkabulkan,” ungkap Imas.

    Terpisah, saat dikonfirmasi Kepala Desa Gunung Wangun Ukan, kepada BANPOS membenarkan bahwa ada warganya yang mengalami benjolan di hidung sejak lahir, dan jumlahnya ada tiga orang, diantaranya Nurdin Bin Ajum (14) warga Kampung Sukalaksana RT 001/004. Lina binti Sukendar (10) warga Kampung Sukalaksana, RT 001/004 dan Suherti binti Jumsari warga Kampung Pasir Pilar, RT 002/006.

    “Benjolan yang diderita itu bawaan sejak lahir, mereka itu dari keluarga tidak mampu. Dan sampai sekarang belum pernah di bawa ke rumah sakit atau di periksa dokter, alasannya biaya yang tidak ada. Padahal sudah saya sodorkan membuat KTM dari Desa, mereka masih saja menolaknya,” ujar Ukan, Selasa (15/2).

    Katanya, saat ini pihak orang tuanya sudah siap untuk diperiksa dokter untuk diobati, dan pihaknya dari desa siap membuatkan surat keterangan tidak mampu, agar segera ditangani sampai di operasi.

    “Semoga dengan jalan ini, kami mengharapkan ada donatur atau para dermawan yang bisa membantu. Bantuan tersebut berupa apapun pasti kami terima, dan semoga pemerintah daerah maupun pusat bisa membantu supaya anak-anak tersebut bisa hidup selayaknya orang biasa,” papar Ukan.

    (WDO/PBN)

  • Satgas Covid-19 Kelurahan Kabayan Klaim Vaksinasi Sesuai SOP

    Satgas Covid-19 Kelurahan Kabayan Klaim Vaksinasi Sesuai SOP

    PANDEGLANG, BANPOS – Ketua Tim Satgas Covid-19 tingkat Kelurahan Kabayan, Imat Rohimat mengklaim bahwa siswa SDN 5 Kabayan, Kabupaten Pandeglang, Dava yang dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang, diduga usai mengikuti vaksin di sekolahnya beberapa waktu lalu, telah setuju untuk divaksin dan pelaksanaan vaksinasi telah sesuai dengan Standar Operasional Pelaksanaan (SOP).

    “Terkait dengan siswa SDN 5 Kabayan yaitu Dava, pihaknya telah melakukan rapat lintas sektor yang didalamnya ada Kormin, Puskesmas Cikupa. Dengan memperlihatkan bukti pernyataan setuju untuk divaksin, pihak sekolah juga menyatakan tidak ada paksaan untuk divaksin. Itu hasil rapat yang sudah dilakukan dengan tim satgas Covid-19 Kelurahan Kabayan,” kata Imat kepada BANPOS di ruang kerjanya, Senin (14/2).

    Dalam kasus tersebut, berdasarkan laporan yang disampaikan oleh tim Kesehatan dari Puskesmas Cikupa. Dibawanya siswa SDN 5 Kabayan tersebut ke rumah sakit sebagai upaya untuk memastikan adanya dugaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

    “Untuk memastikan penyebabnya dan memang ini hanya dugaan KIPI, dokter dari Puskesmas Cikupa sendiri sudah menyampaikan kronologis dibawanya Dava ke rumah sakit. Jadi sekarang kronologisnya sudah diserahkan ke KIPI Kabupaten Pandeglang untuk dilakukan observasi dan selanjutnya disampaikan juga ke KIPI Provinsi Banten,” terangnya.

    Imat menambahkan, tim Puskesmas Cikupa juga sebelum melakukan vaksinasi telah melakukan screening, sehingga dalam pelaksanaannya telah sesuai dengan SOP.

    “Hasil screening tensinya baik, juga hasil cek suhu juga baik dan tidak memiliki Riwayat penyakit apapun. Intinya SOP sudah dilaksanakan dengan baik dan benar oleh petugas Puskesmas Cikupa. Kejadian ini memang yang tidak diinginkan oleh semua masyarakat, akan tetapi masyarakat juga jangan takut, karena dalam pelaksanaan vaksinasi ini aman dan juga ditangani oleh dokter yang kompeten,” ujarnya.

    Oleh karena itu, agar tidak ada lagi kejadian yang serupa, pihaknya meminta kepada masyarakat yang akan divaksin harus menyampaikan dengan jujur riwayat penyakit jika memilikinya dan harus mematuhi apa yang telah disampaikan oleh tim Satgas Covid-19.

    “Ini suatu pelajaran bagi kami tim Satgas tingkat kelurahan dan ini juga sama sebagai edukasi kepada masyarakat agar menyampaikan apabila anaknya yang memiliki riwayat penyakit bawaan disampaikan kepada petugas tim kesehatan Puskesmas. Setelah divaksin, jika ada yang dilarang untuk dilakukan, sebaiknya ikuti arahan dokter,” ucapnya.

    “Untuk Dava sendiri saat ini kondisinya sudah membaik dan tim Satgas Kelurahan juga masih melakukan pendampingan hingga saatnya nanti sembuh dan diperbolehkan pulang,” ungkapnya.

    (DHE/PBN)

  • Omicron di Banten Melonjak, Tapi Pemkot Serang Tetap Optimistis

    Omicron di Banten Melonjak, Tapi Pemkot Serang Tetap Optimistis

    SERANG,BANPOS – Dalam dua pekan ini kasus Covid-19 di Provinsi Banten naik signifikan. Meski begitu, Pemkot Serang meyakini lonjakan Covid-19 saat ini tidak akan membuat rumah sakit membeludak.

    Pemerintah mengimbau warga masyarakat untuk melaksanakan disiplin protokol kesehatan secara ketat serta mengikuti program vaksinasi untuk antisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron. Dalam dua pekan ini kasus Covid-19 di Provinsi Banten naik signifikan.

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten Ati Pramudji Hastuti dalam siaran persnya kemarin menjelaskan, Covid-19 varian Omicron relatif menimbulkan gejala ringan namun tingkat penyebaran varian tersebut lebih cepat dibandingkan dengan varian sebelumnya.

    “Penyebarannya lebih cepat daripada delta pada gelombang kedua,” katanya.

    Tidak hanya itu, saat ini sudah memasuki ancaman gelombang ketiga. Diharapkan masyarakat dapat lebih berhati-hati dan terus melakukan protokol kesehatan serta mengikuti vaksinasi baik dosis pertama dan kedua hingga vaksin lanjutan atau booster.

    “Sudah mulai, puncaknya itu Februari akhir dan Maret. Ya tapi bisa saja tidak sampai Maret tergantung kepada masyarakat lagi,” jelasnya.

    Dikatakan, hingga saat ini angka kematian dampak dari Covid-19 masih sangat rendah jika dibandingkan pada saat gelombang kedua pada tahun lalu.

    “Kalau yang (bergejala, red) ringan tapi ada komorbid, itu disarankan rawat di tempat isolasi terpusat (ISOTER) yang telah disediakan oleh pemerintah daerah,” kata Ati.

    Dijelaskan, mayoritas mereka yang terpapar Covid-19 varian Omicron tidak menimbulkan gejala sampai bergejala ringan sehingga dapat melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Sedangkan untuk pasien Covid-19 yang bergejala sedang dan berat harus dilakukan perawatan di rumah sakit.

    Ditambahkannya, tidak semua pasien Covid-19 yang tidak bergejala dan bergejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri, lantaran ada beberapa persyaratan yang membolehkan pasien untuk melakukan isolasi mandiri di rumahnya. Di antaranya tempat tinggal yang memadai, usia kurang dari 47 tahun dan tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

    Masih menurut Ati, untuk mengurangi risiko diperlukannya daya tahan atau kekebalan tubuh yang baik. Kekebalan tubuh bisa didapatkan secara alami dan juga setelah melakukan vaksinasi. Sehingga diharapkan masyarakat tidak perlu ragu untuk dapat melakukan vaksinasi untuk dapat mengurangi risiko jika terpapar Covid-19.

    “Orang yang sudah vaksin dan orang yang tidak divaksin itu gejalanya berbeda-beda, jauh lebih ringan orang yang sudah divaksin. Kekuatan daya tahannya kekebalan tubuh itu kan bisa alami dan bisa didapatkan, kalau dengan vaksinasi kan bisa didapatkan,” terang Ati.

    Berdasarkan data dari Dinkes Banten pada Kamis (12/2) lalu, tercatat penambahan kasus per harinya mencapai 7.283 kasus.

    Pemprov Banten telah menyiapkan 3.019 tempat tidur untuk isolasi di rumah sakit dengan tingkat keterisian (BOR) saat ini mencapai 47 persen. Pemprov Banten sendiri siap menambah tempat tidur apabila diperlukan. Sedangkan untuk tempat tidur isolasi terpusat mencapai 1.313 tempat tidur dengan tingkat keterisian 56,43 persen.

    Terpisah, Pemkot Serang yakin bahwa kasus Covid-19 saat ini tidak akan membuat rumah sakit membeludak, seperti yang pernah terjadi beberapa waktu yang lalu. Meskipun varian Omicron terbilang cepat menyebar, namun gejala yang ditimbulkan ringan.

    Kepala Dinkes Kota Serang, Ahmad Hasanudin, mengatakan bahwa varian Omicron yang saat ini tengah mewabah di Indonesia, memang cepat dalam penularannya. Akan tetapi dari segi gejala, Omicron tidak separah varian Delta.

    “Kalau varian Delta memang gejalanya berat. Namun penyebarannya lambat. Berbeda dengan varian Omicron yang penyebarannya cepat namun gejalanya hanya ringan,” ujarnya saat ditemui di kantor Kecamatan Serang, Jumat (11/2).

    Menurutnya, dengan kondisi varian Omicron tersebut, membuat pihaknya yakin bahwa tidak akan terjadi perawatan pasien yang membeludak di rumah sakit. Sebab pasien yang terpapar pun hanya bergejala ringan saja.

    “Kalau dulu lebih parah kan. Tapi seperti yang saya sebutkan, karena gejalanya tidak seperti varian Delta, maka insyaAllah pasiennya (di rumah sakit) tidak seperti pada kejadian varian Delta,” ucapnya.

    Ia mengaku, di Kota Serang telah mempersiapkan sejumlah rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19 yang perlu dirawat di rumah sakit. “Sejauh ini kita mempunyai rumah sakit insyaAllah mencukupi untuk merawat pasien-pasien,” terangnya.

    Sampai saat ini, Hasan menuturkan bahwa warga Kota Serang yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 mencapai 22 orang. Sementara peningkatan kasus Covid-19, mencapai 200 pasien.

    “Ini campur kalangan pasiennya. Sampai saat ini yang dirawat di rumah sakit sebanyak 22 orang. Memang instruksi dari pusat kalau gejala berat dan sedang, dirawat di rumah sakit. Kalau ringan, cukup isolasi mandiri di rumah,” ucapnya.

    Walikota Serang, Syafrudin, menegaskan bahwa saat ini masyarakat harus lebih taat lagi dalam menerapkan protokol kesehatan. Ia mengatakan, saat ini Covid-19 masih tetap ada dan harus diwaspadai.

    “Tetap harus waspada dengan Covid-19. Protokol kesehatan harus tetap dijaga, karena untuk mencegah Covid-19 harus mulai dari diri kita sendiri,” tandasnya.(DZH/ENK)

  • Pemerintah Tunggak Rp25 Triliun Lebih ke Rumah Sakit

    Pemerintah Tunggak Rp25 Triliun Lebih ke Rumah Sakit

    JAKARTA, BANPOS – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, pemerintah masih memiliki tanggung jawab pembayaran klaim rumah sakit terkait Covid-19 sebesar Rp25,10 triliun per 9 Februari 2022.

    Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Siti Khalimah menjelaskan, angka tersebut diperoleh dari total klaim rumah sakit atas biaya perawatan Covid-19 per 31 Januari 2022, sebesar Rp90,20 triliun.

    Dikurangi klaim yang tidak dapat dibayarkan sebesar Rp2,42 miliar. Dengan rincian klaim kadaluarsa dan tidak sesuai sebesar Rp0,68 triliun plus klaim dispute yang tidak dapat dibayarkan senilai Rp1,74 triliun.

    Sekadar info, klaim yang diajukan rumah sakit dapat dikategorikan dispute, apabila terdapat ketidaksesuaian atau ketidaksepakatan antara BPJS Kesehatan dengan rumah sakit, terkait pelayanan atau tindakan klinis yang berdampak terhadap pembayaran klaim pelayanan pasien covid-19.

    “Misalnya, ada ketentuan bahwa pasien yang dirawat harus tes PCR. Tapi, rumah sakit tidak melampirkan hasil tes PCR. Atau harusnya melampirkan hasil rontgen, tapi tidak dilakukan,” jelas Siti Khalimah.

    Dengan demikian, total klaim yang dibayarkan berjumlah Rp87,78 triliun.

    “Sebanyak Rp62,68 triliun tuntas di tahun 2021, dan masih ada sisa klaim yang harus dibayarkan sebesar Rp25,10 triliun,” bebernya.
    Untuk mengatasi permasalahan tunggakan tersebut, Kemenkes telah berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan untuk memproses tunggakan yang tersisa.

    Ia memprediksi tunggakan ini bisa saja bertambah. Sebab, Kemenkes masih memberikan batas waktu hingga 28 Februari 2022 bagi rumah sakit untuk mengeklaim biaya pelayanan pasien COVID-19.

    “Kita ingatkan kepada pihak rumah sakit jangan terlambat untuk pemasukan klaim. Karena akan kedaluwarsa pada 1 Maret 2022. Ini kita ingatkan terus agar tak terlambat,” ungkap Siti.

    Selain itu, Siti pun meminta agar pihak rumah sakit untuk lebih aktif terkait informasi berkenaan dengan penyelesaian hal tersebut. Hal itu dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan ketidaktahuan pihak rumah sakit bila seumpama ada perubahan regulasi yang terjadi.

    “Strategi yang bisa dilakukan rumah sakit di antaranya Rumah Sakit harus selalu update, ya harus mereka mengkaji, mengikuti sosialisasi, browsing aturan yang terbaru, info dari organisasi organisasi rumah sakit, saling memberikan info ini selalu saya tekankan kalau sosialisasi saling membantu saling memberikan info supaya rumah sakit yang lain terinfo ya dan dinas kesehatan,” kata Siti.

    “Kita juga sudah sampaikan ke dinas kesehatan untuk selalu melakukan koordinasi dengan rumah sakit setiap kali terjadi perubahan aturan atau terjadi masalah yang dihadapi oleh Rumah Sakit,” tutupnya.(UMM/ENK/RMID)

  • Pekan Pertama Februrari, Kasus DBD di Pandeglang Melonjak

    Pekan Pertama Februrari, Kasus DBD di Pandeglang Melonjak

    PANDEGLANG, BANPOS – Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditangani oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang, pada pekan pertama bulan Februari 2022 mengalami peningkatan dibandingkan kasus DBD yang terjadi pada bulan Januari 2022. DBD merupakan penyakit yang mudah menular dan merupakan penyakit yang berasal dari gigitan nyamuk Aides Aegepty.

    Kepala Seksi Non Rawat Inap, Pelayanan Medik dan Penanggungjawab Program Nasional RSUD Berkah Pandeglang, Joko Suryanto mengatakan, kasus DBD yang ditangani RSUD Berkah Pandeglang pada awal tahun 2022, jumlah kasus DBD hingga saat ini sekitar 70 kasus.

    “Sampai bulan Februari ini sudah sekitar 70 pasien. Terdiri dari kelompok anak-anak dan dewasa,” katanya kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

    Dijelaskannya, pada bulan Januari 2022 jumlah kasus yang ditangani RSUD Berkah Pandelang sebanyak 48 kasus yang terdiri dari 15 kasus dibawah usia 18 tahun dan 33 kasus diatas usia 18 tahun.

    “Untuk bulan Februari yang dibawah 18 tahun 11 kasus dan diatas 18 tahun 11 kasus juga. Baru juga diawal pekan sudah ada 22 kasus,” ujarnya.

    Joko menambahkan, sampai dengan hari Jum’at (11/2), jumlah pasien yang menjalani perawatan ada sekitar 9 orang yang terdiri dari 3 orang pasien anak-anak dan 6 orang pasien dewasa.

    “Dari jumlah kasus yang ditangani oleh RSUD Berkah Pandeglang, hingga saat ini tida ada yang sampai dirujuk dan meninggal dunia. Alhamdulilah seluruh pasien pulang sudah dalam keadaan sehat,” ungkapnya.

    (dhe/pbn)

  • Demam dan Muntah Usai Divaksin Covid-19,  Siswa SDN Kabayan 5 Dilarikan Ke RSUD Berkah

    Demam dan Muntah Usai Divaksin Covid-19, Siswa SDN Kabayan 5 Dilarikan Ke RSUD Berkah

    PANDEGLANG, BANPOS – Diduga usai mendapatkan vaksin Covid-19 di sekolahnya, siswa kelas 6 SDN Kabayan 5, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Dava Bagusna Drajat (11) dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang, Jumat (11/2). Dava diduga menderita efek vaksinasi sehingga mengalami demam, tinggi, muntah-muntah dan diare, dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang.

    Orang tua Dava, Agus mengatakan, pada Rabu (9/2) lalu anaknya mengikuti vaksin di sekolahnya. Namun, pada malam hari anaknya mengalami demam, muntah-muntah dan buang air besar (BAB).

    “Saya lalu konsultasi dengan bidan Puskesmas yang melakukan vaksin dan tadi subuh dibawa ke rumah sakit didampingi bu bidan,” kata Agus saat ditemui BANPOS di RSUD Berkah.

    Sebelumnya, lanjut Agus, pihaknya mendapat surat pernyataan yang harus diisi oleh orang tua siswa dari pihak sekolah. Saat ditanyakan langsung kepada anaknya mau atau tidak divaksin, akhirnya surat pernyataan tersebut diisi dengan jawaban tidak setuju.

    “Awalanya kan anak saya sebelum divaksin itu, ada surat edaran yang tertera setuju atau tidak setuju. Saya tanya sama anak saya, Aa mau nggak divaksin, anak saya menjawab tidak mau divaksin pak. Lalu saya bilang sama istri saya tanya mau apa nggak, jawabannya sama tidak mau,” terangnya.

    Namun, kata Agus, dirinya merasa heran kenapa anaknya divaksin. Padahal dalam surat tersebut menyatakan tidak setuju dan itupun berdasarkan keinganan anaknya.

    “Anak saya nggak mau divaksin dan dalam suratnya diisi tidak setuju, kenapa divaksin. Bukannya kita melarang atau tidak mendukung ya,” jelasnya.

    Agus menambahkan, saat itu anaknya sempat mengatakan bahwa jika tidak divaksin tidak boleh masuk sekolah. Karena takut tidak boleh masuk sekolah, akhirnya anaknya divaksin.

    “Anak saya pernah bilang begini, pak kalau nggak divaksin nggak boleh masuk sekolah. Saya juga nggak tahu darimana dapatnya (pernyataan itu, red), akhirnya divaksin dengan didampingi istri saya,” ungkapnya.

    Sementara itu Wadir RSUD Berkah Pandeglang, Kudiat saat ditanya BANPOS apakah ada pasien anak yang dirawat diduga akibat divaksin. Kudiat menyatakan, ada satu orang yang sedang dirawat.

    “Saat ini ada satu anak-anak. Ini sedang di follow up oleh dokter spesialis seperti apa tindak lanjutnya, nanti kita lihat evaluasi hari ini oleh dokter spesialis yang menanganinya,” katanya.

    Menurutnya, setelah dilakukan evaluasi saat ini, kemungkinan rekomandasi yang akan diberikan akan di-follow up kembali. Karena ini Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), pihaknya belum melakukan konfirmasi.

    “Ini kan bahasanya KIPI, kalau KIPI itu terkait langsung atau tidak langsung itu tetap disebutnya KIPI. Terkait dengan langsung atau tidak langsung, kami belum konfirmasi ke dokter spesialisnya. Mohon maaf ya,” ungkapnya.

    (DHE/ENK)