Kategori: KESEHATAN

  • Curiga Omicron, Dinkes Lebak Kirim 16 Sampel ke Balitbang Kemenkes

    Curiga Omicron, Dinkes Lebak Kirim 16 Sampel ke Balitbang Kemenkes

    LEBAK, BANPOS – Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Lebak kembali naik. Dari hasil pemeriksaan sedikitnya 16 warga di Lebak dinyatakan terkonfirmasi positif.

    Pemerintah Kabupaten Lebak menyikapi serius merebaknya varian Omicron di tanah air. Dinas Kesehatan mengirimkan sebanyak 16 sampel ke Balitbang Kemenkes untuk memastikan apakah belasan pasien tersebut terpapar Omicron.

    “Iya karena statusnya suspek atau dicurigai (Omicron) maka ada 16 yang dikirim ke Balitbang untuk memastikan. Pertama 3 sampel lalu menyusul 13 sudah dikirim,” kata Firman kepada wartawan, Kamis (27/1).

    Menurutnya, Dinkes Lebak harus memastikan karena CT value belasan pasien Covid-19 tersebut tergolong rendah. Kemudian, pasien juga memiliki riwayat bepergian dari zona dengan risiko tinggi penularan.

    “Pemeriksaan SGTF (S-gene Target Failure) untuk tiga sampel pertama itu sudah keluar, hasilnya probable Omicron dan tinggal menunggu pemeriksaan WGS (Whole Genome Sequencing), jadi kalau dua pemeriksaan ini muncul dipastikan positif. Sementara yang 13 sampel masih suspek karena belum ada hasil SGTF-nya,” ungkapnya.

    Dijepaskan Firman, meski ada sebagian pasien suspek Omicron itu yang bergejala, namun tidak menunjukkan gejala berat.

    “Ada yang bergejala sedang dan ringan, ada juga yang tidak sama sekali,” jelasnya.

    Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak tengah menangani 3 kasus probable Covid-19 varian Omicron.

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak Triatno Supiyono mengatakan, karena masih bersifat probable alias suspek, maka untuk memastikan positif varian baru itu, sampel telah dikirim ke pusat.

    “Ada 3 kasus tapi masih probable belum terkonfirmasi,” katanya, Rabu (26/1).

    Menurutnya, tiga kasus probable ini setelah dilakukan tes usap oleh petugas medis terhadap ketiga orang tersebut. Sebab, hasil tes usap ketiga terkonfirmasi positif Covid-19 setelah bepergian ke luar kota.

    “Ketiganya diswab hasilnya positif. Nah sampel itu kita kirim lagi ke pusat untuk memastikan apakah varian Omicron atau bukan. Kita masih nunggu hasilnya Omicron atau bukan. Memang agak lama,” ujarnya.

    Ia menjelaskan, ketiga orang tersebut saat ini kondisinya masih baik. Gejala yang mereka alami pun secara umum nyaris sama seperti Covid-19 varian lainnya.

    “Kondisinya baik. Gejalanya hampir sama, makanya kita teliti lagi untuk memastikan variannya Omicron atau bukan. Nah itu dilakukan hanya bisa di Jakarta,” jelasnya

    Dikatakannya, kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Lebak belakangan ini mulai mengalami peningkatan yakni jumlah terkonfirmasi 9.117, isolasi 10 orang, sembuh 8 orang, dan meninggal 209 orang.

    “Belakangan ini kasus terkonfirmasi Covid-19 mulai meningkat. Jadi tetap waspada, terapkan protokol kesehatan ketat,” katanya.

    Juru Bicara Penangan Covid-19 Kabupaten Lebak, Firman Rahmatullah mengimbau kepada seluruh masyarakat lebak untuk terus meningkatkan protokol kesehatan yang ketat. Sebab, varian baru Covid-19 Omicron sudah menjalar dibeberapa daerah Banten.

    “Tetap patuhi protokol kesehatan, agar kita terhindar dari penyebaran Covid-19,” katanya.

    (CR-01/PBN).

  • Dalam Sehari, Penambahan Covid-19 di Kota Tangerang Capai 400 Kasus

    Dalam Sehari, Penambahan Covid-19 di Kota Tangerang Capai 400 Kasus

    TANGERANG, BANPOS – Kasus harian paparan Covid-19 di Kota Tangerang mencapai 400. Kondisi ini membuat pemerintah was-was terjadi lonjakan. “Data kemarin yang dilaporkan ini masih ada peningkatan laporan baik di angka 400 hariannya,” ujar Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, Kamis, (27/01/2022).

    Oleh sebab itu, dia meminta masyarakat untuk menjaga protokol kesehatan serta melakukan vaksinasi untuk membentuk kekebalan komunal. “Ini tentu harus terus kita waspadai, makanya masyarakat kita imbau hindari kerumunan terus juga menggunakan prokes dan sukseskan vaksinasi,” tutur Arief.

    Berdasarkan situs covid19.tangerangkota.go.id, jumlah kasus konfirmasi Covid-19 di Kota Tangerang mencapai 31.142, jumlah ini bertambah 368 dari hari sebelumnya. Lalu, suspek aktif dirawat ada 914, jumlah ini bertambah 4 dari hari sebelumnya.

    Kemudian, konfirmasi dirawat mencapai 1372, jumlah ini bertambah 344 dari hari sebelumnya. Pasien meninggal karena Covid-19 mencapai 497. Namun, pasien yang sembuh mencapai 29273, jumlah itu bertambah 24 dari sebelumnya.

    Arief mengatakan, masyarakat yang terpapar Covid-19 ini berasal dari transmisi lokal. Artinya, mereka terpapar oleh masyarakat lain yang juga positif Covid-19. “Sekarang Covid-19 ini kan banyak juga yang kasus lokal , artinya masyarakat masih lakukan aktivitas sosial dan sebagainya mungkin akan terjadi keterpaparan,” ujarnya.

    Kata dia, dari kasus yang ada saat ini minim masyarakat yang berefek parah. Rata-rata mereka tanpa gejala. Sebab masyarakat yang terpapar Covid-19 ini rata-rata sudah mendapatkan vaksinasi.

    “Vaksinasi ini sangat membantu agar mereka tidak terpapar sedang dan berat, hanya ringan saja bahkan banyak yang tanpa gejala. Kenapa tanpa gejala bisa kena Covid-19? Ya karena mereka terpantau dari hasil survilance kita dari testing, tracing makannya kita harus waspada,” jelasnya.

    Arief tak menampik kalau ada pasien Covid-19 yang dirawat ICU. Namun, pasien tersebut memiliki penyakit bawaan atau komorbit yang menyebabkan keterpurukan kondisinya. “Dari kasus yang ada sekarang ini kasus yang dirawat BOR (tingkat keterisian) rumah sakit angkanya masih 13 persen ICU ada 4 , itu pun karena mereka punya komorbit,” katanya.

    Terkait dengan Covid-19 varian Omicron, kata Arief hal sudah tak dilakukan pemeriksaan lagi. Sekarang pemerintah pusat tidak lagi melakukan pemeriksaan jenis Covid-19 Omicron. Tadi sudah disampaikan Menteri Perindustrian jadi apapun varian Covid-19, ya mereka Covid-19,” pungkasnya.

    Sementara Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin meminta agar semua pihak mengantisipasi penyebaran yang lebih masif lagi. Katanya diperlukan antisipasi dari seluruh provinsi di Indonesia. Salah satunya Banten, dimana beberapa kabupaten dan kotanya terhubung dengan wilayah Jabodetabek.

    “Karena Omicron itu sudah mulai meningkat khususnya di daerah Jabodetabek, dan Banten ini beberapa kabupaten/kotanya tersambung terutama Tangerang Raya, maka saya minta antisipasi,” tegasnya.

    Wapres menyampaikan, antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan disiplin protokol kesehatan di masyarakat dan pelaksanaan vaksinasi.

    “Selain penerapan protokol kesehatan, kemudian juga vaksinasi, termasuk sudah mulai booster dan juga penerapan Peduli Lindungi di daerah-daerah dimana terjadi mobilitas,” imbuh Wapres.

    Selain itu, ia juga meminta agar testing, tracing dan treatment (3T) diperbanyak dan dipercepat. Ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, sehingga bisa dilakukan langkah antisipasi lanjutan. “Testing, tracing, treatment itu terus kita lakukan lebih cepat lagi untuk mengetahui lebih banyak yang misalnya terkena,” ujarnya.

    (IRFAN/MADE/ENK/BNN)

  • Didampingi Orangtua, Ratusan Murid SDIT MA Malingping Ikut Vaksin

    Didampingi Orangtua, Ratusan Murid SDIT MA Malingping Ikut Vaksin

    MALINGPING, BANPOS – Program vaksinasi untuk anak sudah berjalan, seperti yang digelar di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Mathla’ul Anwar (MA) Malingping, ratusan siswa usia 6-11 Tahun didampingi orang tua dan para guru secara antre diberikan suntikan dosis 1 oleh vaksinator Puskesmas Malingping, giat ini bekerjasama dengan Polsek setempat, Kamis (27/01).

    Hadir dalam giat tersebut, jajaran vaksinator Puskesmas, Kapolsek Malingping, Kompol Gunarto Trio S dan jajaran serta para guru SDIT MA berikut orang tua siswa.

    Salah seorang tim medis vaksinator Puskesmas, Iis menjelaskan bahwa untuk vaksinasi anak ini prosedurnya harus seijin dan didampingi para orang tua siswa. Menurutnya, vaksinasi untuk anak ini pertama menggelar di SDIT MA Malingping.

    “Iya vaksinasi anak ini harus seijin dan didampingi orangtua dan juga para guru. Serum vaksin ini dosis 1 untuk anak usia 6-11 Tahun, dan ini untuk tahap pertama vaksinasi anak di Malingping, tadi yang ikut ada 103. Sedangkan yang 6 lagi sudah terdata pernah ikut vaksin” ujar Iis.

    Sementara, dijumpai di lokasi, salah seorang guru SDIT MA Malingping, Rina Febriani kepada BANPOS mengatakan, sebagian besar orangtua siswa sudah mengijinkan anak-anaknya untuk ikut vaksin.

    “Alhamdulillah anak-anak terlihat pada semangat ikut divaksin. Kita tetap beri motivasi, Para orangtua siswa juga ikut mendampingi. Yang tadi ikut divaksin di SDIT ini hampir sebagian besar, 103 dari 319 siswa, beberapa memang ada murid yang sudah ikut divaksin sebelumnya di luar. Jadi totalnya 34,17 Persen siswa SDIT Mathla’ul Anwar sudah dilaksanakan vaksin,” jelas Rina.

    Senada, Kapolsek Malingping, Kompol Gunarto Trio S mengatakan pihaknya bersama tim vaksinator Puskesmas Malingping melaksanakan kegiatan vaksinasi untuk siswa-siswi SDIT MA Malingping.

    ”Iya, tadi kami bersama tim vaksinator Puskesmas Malingping telah melaksanakan vaksinasi dosis 1 untuk siswa-siswi Sekolah SDIT Mathla’ul Anwar usia 6-11 Tahun, dalam penyuntikan vaksin terhadap anak sekolah ini benar didampingi orang tua atau wali muridnya,” terangnya.

    Kata Gunarto, sebelum acara vaksin pihaknya pun terlebih dahulu memberi arahan pada orang tua siswa tentang manfaat vaksin.

    “Vaksin itu penting serta aman dan halal, kami harap kepada para orang tua murid untuk mendampingi anaknya dalam mengikuti proses vaksinasi dari tim vaksinator puskesmas Malingping,” paparnya.

    (WDO)

  • Ngeri, Varian Omicron Galak Sama Anak-anak, Organisasi Dokter Desak Hentikan PTM

    Ngeri, Varian Omicron Galak Sama Anak-anak, Organisasi Dokter Desak Hentikan PTM

    JAKARTA, BANPOS – Lima organisasi profesi kedokteran mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menghentikan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen. Sebab, ledakan kasus Covid-19 varian Omicron di Ibu Kota sudah tidak terelakkan.

    Kelima organisasi kedokteran tersebut, yakni Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Indonesia Intensif Indonesia (PERDATIN), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (PERKI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

    Mereka juga sudah menyurati empat Kementerian. Yakni, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan serta Kementerian Dalam Negeri.

    “Laporan dari beberapa negara, proporsi anak yang dirawat akibat infeksi Covid-19 varian Omicron lebih banyak dibandingkan varian sebelumnya,” kata Ketua PDPI Agus Dwi Susanto dalam keterangan resminya, kemarin.

    Dia juga telah menerima laporan adanya transmisi lokal varian Omicron di Indonesia. Bahkan, sudah ada yang meninggal.

    Ketua PERKI Isman Firdaus menimpali, anak-anak berpotensi mengalami komplikasi berat jika terinfeksi Omicron. Yaitu, multisystem inflammatory syndrome in children associated with Covid-19 (MIS-C) dan komplikasi long Covid lainnya.

    “Seperti orang dewasa yang akan berdampak pada kinerja dan kesehatan organ tubuh lainnya,” ingat Isman.

    Sebab itu, kelima organisasi profesi medis ini meminta Pemerintah membolehkan anak-anak atau orang tua memilih belajar di rumah atau tatap muka di sekolah. Bukan wajib PTM 100 persen.

    “Anak-anak yang sudah melengkapi vaksinasi Covid-19 dan cakap dalam melaksanakan protokol kesehatan dapat mengikuti PTM,” imbaunya.

    Selanjutnya, anak-anak yang memiliki komorbid diimbau memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter yang menangani.

    Para dokter itu juga meminta Pemerintah transparan terkait kasus Covid-19 di sekolah. Sehingga memberi kenyamanan bagi orang tua murid untuk mengirim anaknya belajar tatap muka.

    Diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, per 22 Januari jumlah kasus Covid-19 varian Omicron sudah mencapai 1.161 kasus. Sudah ada dua pasien Omicron yang meninggal dunia.

    Satu kasus merupakan transmisi lokal yang meninggal dunia di RS Sari Asih Ciputat, dan satu lagi merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri yang meninggal di RSPI Sulianti Saroso.

    Tiru Afsel

    Pakar Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman menyarankan Pemerintah menghentikan PTM. Setidaknya hingga Maret mendatang. Sebab, penularan Omicron di Tanah Air kian meningkat.

    Dicky memperkirakan, awal bulan depan akan terjadi peningkatan kasus anak terinfeksi Covid-19 yang ada di rumah sakit. Dia pun mencontohkan Afrika Selatan (Afsel).

    “Ketika gelombang Omicron terjadi di Afrika Selatan, di sana sekolah langsung ditutup,” kata Dicky saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

    Menurutnya, penutupan sekolah itu merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap melandai dan terkendalinya penyebaran Omicron.

    Dengan penutupan sekolah, akan berdampak pada penurunan aktivitas dan mobilitas warga.

    “Karena kalau anak tidak sekolah, aktivitas jauh berkurang, sehingga gelombang (Omicron) tidak terjadi,” terangnya.

    Dicky juga membandingkan dengan Amerika Serikat dan Inggris, yang tetap membuka sekolah. Akibatnya, terjadi ledakan kasus Omicron. “Dan kasus infeksi Omicron pada anak banyak sekali,” ungkapnya.

    Di Australia saja, yang sekolah ditutup sejak Desember, menurutnya, masih ada kasus infeksi dan kematian pada anak, walau hanya satu.

    “Tapi, sewaktu varian Delta merebak, justru tidak ada kematian,” imbuhnya.

    Dicky mengingatkan, hal tersebut bisa terjadi di Indonesia jika PTM tidak dihentikan.

    “Saya menghargai dan menghormati keputusan Pemerintah yang tetap menggelar PTM. Tapi sebagai akademisi, saya harus terus mengingatkan. Ini kewajiban, saya ingatkan, ini berbahaya,” tegas Dicky.

    Menurutnya, esensi dari strategi kesehatan masyarakat (public health) adalah memberikan peringatan. Kemudian, tindakan awal untuk pencegahan. Jika respons dilakukan ketika kasus infeksi pada anak sudah meningkat, momennya sudah telat.

    “Ingat, apa yang terjadi di Inggris dan Amerika bisa sangat mungkin terjadi di Indonesia,” ujar Dicky, mengingatkan lagi.

    Ikuti Pemerintah

    Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, Pemprov menerapkan PTM 100 persen kembali mengikuti arahan Pemerintah Pusat.

    Bahkan, kata Riza, beberapa sekolah yang sempat ditutup karena temuan kasus Covid-19, kembali dibuka dan melaksanakan PTM 100 persen lagi.

    “Yang masih tutup 15 sekolah. Mudah-mudahan dalam waktu dekat hampir semua sudah dibuka kembali,” harap Riza di Jakarta, kemarin.

    Sementara di wilayah tetangga, seperti Tangerang, Depok dan Bekasi, PTM dilakukan terbatas. Misalnya Kota Tangerang, menghentikan PTM untuk siswa kelas 1 dan 2 SD. Sedangkan untuk kelas 3-6 diberlakukan pembatasan 50 persen.

    Dari data per 22 Januari, Pemprov DKI Jakarta mencatat ada 90 sekolah yang ditutup akibat ditemukannya kasus Covid-19.

    Temuan kasus Covid-19 itu tersebar di sembilan wilayah Suku Dinas Pendidikan yang tersebar di lima kota administrasi DKI Jakarta.

    Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, kasus positif Covid-19 varian Omicron kembali bertambah. Kini, menjadi 1.697 orang.

    “Dari 1.697 orang yang terinfeksi, 1.166 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri. Sedangkan 531 lainnya adalah transmisi lokal,” ungkap Dwi.

    Menurut dia, kasus positif Covid-19 di Jakarta turut mengalami penambahan 1.708 orang. Secara keseluruhan, total kasus aktif di Jakarta saat ini mencapai 12.196 orang.

    (DRS/ENK/RMID)

  • RSUD Cilegon Luncurkan Aplikasi Pendaftaran Online

    RSUD Cilegon Luncurkan Aplikasi Pendaftaran Online

    CILEGON, BANPOS – Walikota Cilegon, Helldy Agustian secara resmi membuka acara Launching Aplikasi Pendaftaran Online RSUD Kota Cilegon yang bisa di download di playstore dengan nama “PAMANTRI” dan Pembayaran Non Tunai melalui BJB HOPE (Hospital Payment & Excellent Service) berlokasi di RSUD Cilegon, Rabu (26/1).

    Helldy menyampaikan bahwa Launching Aplikasi Pendaftaran Online tersebut merupakan sejarah bagi RSUD Kota Cilegon. “Kami sangat berterima kasih hari ini merupakan sejarah bagi RSUD Kota Cilegon yang mana hari ini RSUD Kota Cilegon tidak mau kalah dengan Opang Cilegon,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Helldy mengatakan bahwa beberapa aplikasi online sudah mulai di keluarkan dan berharap aplikasi lainnya bisa diterapkan juga di Puskesmas.

    “Dalam hal ini, beberapa aplikasi sudah mulai kita keluarkan, ini yang kami cita-citakan sesuai dengan visi dan misi Kota Cilegon dan ini harapan kami tidak hanya sampai di Rumah Sakit saja, tetapi bisa juga diterapkan sampai Puskesmas,” katanya.

    Helldy berharap agar Aplikasi ini dapat disosialisasikan, dipromosikan dan dipajang di papan billboard yang ada di Kota Cilegon, sehingga diketahui oleh seluruh masyarakat Kota Cilegon. “Saya berharap agar RSUD dapat mensosialisasikan program ini, saran saya adalah tolong dipajang di papan billboard yang ada di Kota Cilegon agar semua orang Cilegon tahu,” harap Helldy.

    “Nantinya juga harus ada evaluasi, berapa banyak yang menggunakan, serta dikunjungi berapa orang, itu harus diperhatikan agar aplikasi ini benar-benar bisa digunakan oleh masyarakat,” tandasnya.

    Di tempat yang sama, Plt Direktur RSUD Kota Cilegon, Ujang Ling mengatakan, peluncuran aplikasi itu bertujuan untuk memudahkan kerja-kerja para pegawai Rumah Sakit dalam melayani pasien. Terlebih, dalam situasi pandemi Covid-19 orang-orang dilarang untuk berkerumun.

    (LUK/RUL)

  • Suspect Omicron Muncul di Kabupaten Lebak

    Suspect Omicron Muncul di Kabupaten Lebak

    LEBAK, BANPOS – Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak sekarang ini tengah menangani 3 kasus probable Covid-19 varian Omicron.

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak Triatno Supiyono mengatakan, karena masih bersifat probable alias suspek, maka untuk memastikan positif varian baru itu, sampel telah dikirim ke pusat.

    “Ada 3 kasus tapi masih probable belum terkonfirmasi,”katanya, Rabu (26/1).

    Menurutnya, tiga kasus probable ini setelah dilakukan tes usap oleh petugas medis terhadap ketiga orang tersebut. Sebab, hasil tes usap ketiga terkonfirmasi positif Covid-19 setelah bepergian ke luar kota.

    “Ketiganya diswab hasilnya positif. Nah sampel itu kita kirim lagi ke pusat untuk memastikan apakah varian Omicron atau bukan. Kita masih nunggu hasilnya Omicron atau bukan. Memang agak lama,” ujarnya.

    Ia menjelaskan, ketiga orang tersebut saat ini kondisinya masih baik. Gejala yang mereka alami pun secara umum nyaris sama seperti Covid-19 varian lainnya.

    “Kondisinya baik. Gejalanya hampir sama, makanya kita teliti lagi untuk memastikan variannya Omicron atau bukan. Nah itu dilakukan hanya bisa di Jakarta,” jelasnya

    Dikatakannya, kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Lebak belakangan ini mulai mengalami peningkatan yakni jumlah terkonfirmasi 9.117, isolasi 10 orang, sembuh 8 orang, dan meninggal 209 orang.

    “Belakangan ini kasus terkonfirmasi Covid-19 mulai meningkat. Jadi tetap waspada, terapkan protokol kesehatan ketat,” katanya.

    Juru Bicara Penangan Covid-19 Kabupaten Lebak, Firman Rahmatullah mengimbau kepada seluruh masyarakat lebak untuk terus meningkatkan protokol kesehatan yang ketat. Sebab, varian baru Covid-19 Omicron sudah menjalar dibeberapa daerah Banten.

    “Tetap patuhi protokol kesehatan, agar kita terhindar dari penyebaran Covid-19,” katanya.

    (CR-01/PBN)

  • Ngelas Kenalpot Mobil, Sopir Tewas Kesetrum

    Ngelas Kenalpot Mobil, Sopir Tewas Kesetrum

    SERANG, BANPOS- Zakaria alias Jack (32), warga Perumahan Graha Cisait, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, tewas tersengat aliran listrik dari alat penerangan saat sedang memperbaiki knalpot kendaraannya yang rusak, Selasa (25/1/2022) malam.

    Kapolsek Kragilan AKP Gesit Febriatmoko menjelaskan musibah yang dialami sopir truk ini diperkirakan terjadi sekitar pukul 23:30 WIB. Sebelum mengalami musibah, kata Kapolsek, korban diketahui sejak pukul 17:00, tengah memperbaiki kendaraannya di bengkel mobil di Desa Sentul, Kecamatan Kragilan.

    “Sekitar pukul 23:15, rekan korban bernama Budi (39) datang untuk pinjam rantai. Pada saat itu korban terlihat di kolong truk sedang mengelas knalpot dengan lampu penerangan yang menempel ke bodi kendaraan,” terang Kapolsek saat dikonfirmasi awak media, Rabu (26/1/2022).

    Pada saat rekan korban kembali untuk pamit membawa rantai, posisi tubuh korban terlihat tidak wajar kaki terlipat dan tidak menyahut saat dipanggil. Karena penasaran, Budi mencoba mendekat untuk memastikan kondisi rekannya yang masih di bawah truk namun saat tangannya menempel ke badan kendaraan, dirinya ikut tersengat.

    “Karena takut, saksi akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke rekan-rekan korban yang ada di sekitar bengkel dan selanjutnya melapor ke Mapolsek Kragilan,” terang Gesit Febriatmoko.

    Menurut Kapolsek, setelah menerima laporan tim reskrim langsung ke lokasi kejadian dengan petugas medis dari puskesmas untuk memastikan kondisi korban yang sebenarnya.

    “Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis, korban dinyatakan telah meninggal dunia,” ujar Kapolsek.

    Menurut Kapolsek, setelah dinyatakan meninggal dunia, pihaknya langsung melakukan pemeriksaan dan mengamankan lokasi kejadian. Setelah dilakukan pemeriksaan luar oleh petugas reskrim, jasad korban diserahkan kepada pihak keluarga.

    “Atas permintaan pihak keluarga, jasad korban langsung kita serahkan untuk di makamkam. Pihak keluarga menyatakan kejadian ini sebagai musibah,” katanya. (RED)

  • Disebut Enggan Lakukan Fogging di Wilayah DBD, Ini Klarifikasi Kepala Dinkes Kota Serang

    Disebut Enggan Lakukan Fogging di Wilayah DBD, Ini Klarifikasi Kepala Dinkes Kota Serang

    SERANG, BANPOS – Kepala Dinkes Kota Serang, Hasanudin, mengklarifikasi terkait dengan keengganan pihaknya melakukan fogging pada kasus demam berdarah.

    Menurutnya, jika memang terjadi kasus demam berdarah, warga bisa langsung menghubungi Puskesmas setempat untuk melakukan fogging.

    “Kalau memang positif, berarti kan sudah dirawat. Ada buktinya juga. Langsung saja itu ke Puskesmas setempat, sampaikan bahwa si anu tinggal di anu, positif DBD. Nanti orang Puskesmas akan datang ke lokasinya,” ujar Hasan melalui sambungan telepon, Rabu (26/1).

    Menurutnya, nanti pihak Puskesmas akan melakukan pengecekan tempat, dan melakukan fogging. Sementara pada pernyataan sebelumnya, itu apabila belum ada bukti bahwa terdapat warga yang positif DBD.

    “Jadi kalau tidak DBD, maka tidak difogging. Namun kalau positif, maka akan difogging. Karena kan yang membuktikan itu benar DBD, yang menentukan kan petugas kesehatan,” terangnya.

    Ia menuturkan, apabila fogging dilakukan tanpa ada bukti bahwa terjadi kasus positif demam berdarah, dikhawatirkan nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus demam berdarah, malah resisten terhadap fogging. “Kalau bukan, takutnya nanti malah resisten,” tandasnya. (DZH)

  • Dua Warga Cipocok Positif DBD, Dinkes Ogah Fogging

    Dua Warga Cipocok Positif DBD, Dinkes Ogah Fogging

    SERANG, BANPOS – Dua orang warga Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, terdiagnosis positif demam berdarah. Masyarakat meminta agar Pemkot Serang melakukan upaya fogging, agar nyamuk-nyamuk demam berdarah itu dapat dibasmi.

    Salah satu warga Komplek Depag, Kelurahan Cipocok Jaya, Kecamatan Cipocok Jaya, Muflikhah, mengatakan bahwa dua orang keluarganya terdiagnosis demam berdarah. Keduanya yakni ibu dan adiknya.

    “Iyah ibu dan adik terkena demam berdarah. Saat ini sudah dirawat di Rumah Sakit Kencana. Sudah dua hari dirawat di sini,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Rabu (26/1).

    Ia mengatakan bahwa mulanya, ibu dan adiknya hanya dirawat di rumah saja. Namun karena keluhan sakitnya semakin menjadi, maka keduanya pun dilarikan ke RS Kencana.

    “Hari Senin kemarin baru dibawa ke Kencana. Mulai sakitnya mah dari hari Sabtu kemarin. Awalnya ibu, terus adik. Kalau ibu mulai sakit saat nginep di Cibebek, kalau adik tiba-tiba aja sakit waktu di rumah Depag,” katanya.

    Ia pun meminta agar Pemkot Serang segera melakukan tindakan fogging. Sebab dikhawatirkan warga lainnya turut terkena penyakit demam berdarah seperti ibu dan juga adiknya.

    “Soalnya keponakan hari ini katanya juga tiba-tiba demam. Khawatirnya demam berdarah juga. Makanya kami harap dilakukan penyemprotan, khawatir makin banyak korbannya,” ungkap Muflikhah.

    Kepala Dinkes Kota Serang, Hasanudin, mengatakan bahwa pihaknya enggan melakukan penyemprotan atau fogging, dan menyarankan masyarakat untuk melakukan 3M dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

    “Karena kalau dilakukan pengasapan (fogging) itu pertama biaya mahal, kedua polusi. Kemudian ya harus PSN. Lalu melakukan 3M, menguras, menutup, mengubur. Imbauan saya seperti itu lah kepada masyarakat,” ujarnya.

    Menurutnya, fogging akan benar-benar dilakukan apabila terdapat kepastian jika warga terkena demam berdarah. Sebab harus dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh tim survailans Dinkes Kota Serang.

    “Diasap itu bilamana positif itu benar-benar DBD. Lalu petugas kami akan melakukan survailans untuk mengecek apakah benar ada jentik nyamuk. Maka dilakukan pengasapan. Namun ada yang lebih murah, yaitu PSN,” ungkapnya.

    Kendati demikian, ia mengakui bahwa pada Januari tahun ini, kasus warga terkena DBD lebih banyak dibandingkan Januari tahun lalu. “Januari tahun lalu dengan Januari tahun sekarang, lebih banyak tahun ini,” tandasnya.

    (DZH)

  • Yang Sudah Vaksin Lengkap Aja Tumbang, Apalagi Yang Belum…

    Yang Sudah Vaksin Lengkap Aja Tumbang, Apalagi Yang Belum…

    JAKARTA, BANPOS – Daerah yang tingkat vaksinasi Covid-19-nya masih rendah, kudu lebih hati-hati. Soalnya, varian Omicron bisa menyerang siapa saja. Termasuk, mereka yang sudah divaksin lengkap.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membeberkan, mayoritas pasien Covid-19 varian Omicron telah mendapatkan vaksinasi lengkap, yaitu 71,7 persen. Sementara 18,9 persen belum diketahui status vaksinasinya, 6,1 persen belum melakukan vaksinasi dan 3,3 persen vaksinasi tidak lengkap.

    “Walaupun terinfeksi, tetapi karena sudah banyak yang mendapatkan vaksinasi, maka banyak yang tidak bergejala atau bergejala ringan,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.

    Terkait 18,9 persen pasien varian Omicron belum diketahui status vaksinasinya, Nadia menjelaskan, persentase tersebut merupakan jumlah dari status vaksinasi yang masih dalam proses pengecekan ulang. Belum ada informasi tentang data tersebut.

    “Karena merupakan data lab, tidak diketahui statusnya. Jadi, masih kita lakukan PE (Penyelidikan Epidemiologi),” jelas Nadia.

    Dikutip dari berbagai sumber, terdapat beberapa perbedaan gejala varian Omicron bagi yang sudah divaksin dan yang belum.

    Bagi mereka yang positif varian Omicron dan sudah divaksinasi, cenderung lebih ringan, seperti pilek dan kelelahan. Bahkan di beberapa kasus ada yang tidak bergejala.

    Sementara bagi mereka yang tidak atau belum divaksinasi, secara umum gejala varian Omicron sama dengan gejala yang ditimbulkan virus-virus lainnya. Seperti, demam, batuk, sesak napas, anosmia, sakit kepala, dan nyeri otot.

    Adapun kondisi paling parah, yaitu sesak napas sehingga membutuhkan oksigen tambahan untuk bernapas teratur.

    Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Pemerintah melakukan langkah mitigasi untuk mencegah keparahan akibat Omicron. Salah satunya dengan akselerasi vaksin Covid-19 dan dosis ketiga atau booster bagi seluruh masyarakat.

    “Pemerintah juga meminta agar masyarakat yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga langsung melakukan suntikan vaksin di gerai-gerai yang telah disediakan Pemerintah,” ungkapnya.

    Luhut mengatakan, Pemerintah akan terus mendorong vaksinasi dosis kedua dengan sasaran masyarakat umum dan lansia. Terutama di provinsi, kabupaten, kota yang belum memenuhi jumlah capaian dosis vaksinasi.

    “Vaksinasi agar memberikan perlindungan lebih terhadap varian Omicron ini. Sehingga hal-hal yang dikhawatirkan akan lebih dapat dimitigasi,” ujar Luhut.

    Meski tingkat hospitality dari kasus Omicron rendah, Luhut tetap mengingatkan masyarakat agar tidak menganggap enteng. Pemerintah memastikan, sistem kesehatan di Indonesia siap dalam menghadapi varian ini.

    “Kesiapan rumah sakit dan obatnya, berkali-kali saya sampaikan semuanya lebih dari cukup,” tandas Luhut.

    Epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengungkapkan, alasan Omicron banyak menginfeksi yang sudah divaksinasi lengkap. Pasalnya, Omicron lahir di tengah orang-orang yang sudah divaksin, terinfeksi dan divaksin lagi.

    “Ini yang membuat ke mana-mana virus ini terbentur, ada barrier. Untuk yang pernah terkena Covid-19, kalau sudah dilaksanakan vaksin lengkap pun tetap ada potensi, dan kemampuan Omicron reinfeksi ini 3 kali. Namun kalau sudah divaksinasi, gejalanya ringan,” ungkapnya.

    Netizen mengingatkan pentingnya vaksinasi Covid-19 untuk melawan varian Omicron.

    Akun @ProfesorZubairi membenarkan, Omicron bisa menginfeksi orang yang sudah divaksin lengkap dan mendapatkan booster. Termasuk menginfeksi penyintas Covid-19. Dia bilang, varian Omicron memang sedikit mengurangi efektivitas vaksin.

    “Tapi masih lebih baik divaksin untuk cegah keparahan penyakit, ketimbang tidak sama sekali,” katanya.

    Akun @robindoang kembali mengingatkan bahwa vaksin bukan untuk membuat tubuh kebal dari virus Corona. Tapi, untuk memperkecil efek yang dirasakan, sehingga menjadi seperti flu biasa saja, dan hilang dengan sendirinya.

    “Yuk, hadapi Omicron dengan segera lengkapi dosis vaksinmu. Jangan tunda lagi,” ajak @catatankaqihati.

    Menurut @jakapujakesuma1, apa yang terjadi sekarang merupakan istilah antibodi nonspesifik. Yang divaksin lebih rentan karena antibodinya menjadi spesifik karena divaksin. “Makanya, di banyak negara pasien yang full vaksin, kasusnya tinggi,” ujarnya.

    (ASI/ENK/RMID)