Kategori: KESEHATAN

  • Fopkia Kabupaten Tangerang Akan Dampingi Anak Gizi Buruk Hingga Sembuh

    Fopkia Kabupaten Tangerang Akan Dampingi Anak Gizi Buruk Hingga Sembuh

    TANGERANG, BANPOS – Adanya pemberitaan terkait dua anak asal Desa Kampung Melayu Barat, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang yang mengalami pertumbuhan fisik tak wajar atau gizi buruk, langsung disikapi oleh Forum peduli kesehatan ibu dan anak (Fopkia) Kabupaten Tangerang.

    Ketua Fopkia Kabupaten Tangerang, Atif memastikan, penderita gizi buruk mendapatkan pelayanan maksimal. Kemudian, pihaknya akan memberikan pendampingan khusus hingga pasien penderita gizi buruk dinyatakan sembuh.

    “Kami datang melihat langsung kondisi anak yang menderita gizi buruk, memastikan penangan perawatan pasien gizi buruk,” ujar Atif, saat memastikan kondisi anak penderita gizi buruk.

    Menurutnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang menfasilitasi semua kebutuhan pasien. Sehingga, pihaknya memberikan pendampingan khusus kepada penderita gizi buruk hingga pada proses perawatan dan dinyatakan sembuh.

    “Dinkes sudah memfasilitasi semua kebutuhan pasien, baik di pemerintahan desa, kecamatan dan puskesmas,” tuturnya.

    Atif berharap, kasus gizi buruk di Kabupaten Tangerang tidak terulang.
    “Dan kami berharap ada penanganan dan deteksi dini dalam kasus gizi buruk,” tandasnya.(MUF)

  • Re-Opening Klinik PKU Muhammadiyah, Pertama di Kota Serang Berobat Bayar Pakai Sampah

    Re-Opening Klinik PKU Muhammadiyah, Pertama di Kota Serang Berobat Bayar Pakai Sampah

    LSERANG, BANPOS – PD Muhammadiyah Kota Serang menggelar kegiatan re-opening Klinik Pelayanan Kesehatan Umat (PKU) Muhammadiyah yang berlokasi di jalan raya Kaloran, Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Jumat (17/12/). Dalam kegiatan tersebut, Klinik PKU Muhammadiyah Kota Serang melakukan penandatangan MoU bersama Bank Sampah Digital (BSD) Kota Serang.

    Pertamakali di Kota Serang, masyarakat bisa membayar berobat dengan hasil tabungan sampah. Sehingga hal itu menjadi percontohan bagi di wilayah Banten dan Kota Serang.

    Hadir dalam re-opening tersebut Ketua PD Muhammadiyah Kota Serang, Hamsin Syarbini, Sekretaris MPKU PP Muhammadiyah, Husnan Nurjuman, Anggota Komisi II DPRD Kota Serang, Nur Agis Aulia, Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang, Ahmad Hasanuddin, Camat Serang, Lurah Lontar baru serta sejumlah anak yatim dan warga sekitar.

    Direktur Klinik PKU Muhammadiyah Kota Serang, M Fajar Nasikhin, mengungkapkan bahwa klinik tersebut beroperasi sejak pukul 08:00 hingga pukul 19:00 WIB. Ia mengaku, tujuan dalam pembukaan klinik PKU yaitu untuk memberikan dan memudahkan akses kesehatan dan pengobatan, terutama untuk masyarakat Kota Serang.

    “Dalam metode pembayaran pengobatan, bisa menggunakan sampah. Hal itu juga untuk mengurangi limbah dan masyarakat bisa mendapakan akses kesehatan,” ujarnya.

    Ia mengatakan, dalam program ini, pihaknya bekerjasama dengan BSD Kota Serang untuk pembayaran pengobatan masyarakat. Pembayaran dilakukan melalui rekening bank sampah digital, yang dikumpulkan oleh masyarakat melalui program BSD.

    “Untuk pembayarannya, kami bekerjasama dengan BSD. Jadi masyarakat menabung sampah melalui bank sampah digital, yang nantinya dikonversikan menjadi nilai rupiah dalam rekening BSD,” ucapnya.

    Anggota DPRD Kota Serang, Fraksi PKS, Nur Agis Aulia, mengungkapkan, masyarakat dapat berobat dengan membayar pakai sampah. Ia berharap, program yang baru pertamakali ada di Kota Serang ini bisa menjadi percontohan baik di Provinsi Banten dan lainnya.

    “Karena baru pertama kali, pelayanan maupun berobat kesehatan dengan menggunakan sampah, kami pun bekerjasama dengan Bank Sampah Digital,” ujarnya, yang juga merupakan pendiri dari BSD.

    Agis berharap, hadirnya pengobatan yang metode pembayarannya menggunakan sampah, dapat berjalan baik. Dengan begitu, permasalahan sampah di Kota Serang dapat terselesaikan.

    “Masyarakat dapat memilah sampah, hasilnya bisa untuk berobat. Tabungan sampah sangat bermanfaat untuk keindahan lingkungan dan kesehatan,” tandasnya.

    Di tempat yang sama, CEO Bank sampah Digital, Iyadulloh mengungkapkan, Bank Sampah Digital sudah dua tahun berjalan mengumpulkan sampah dari koordinator di setiap Kota maupun Kabupaten di Banten. Dari hasil tabungan sampah itu, nantinya dikonversikan berbagai manfaat seperti sembako, aqikah, bahkan sampai pembayaran SPPT.

    “Kali ini, layanan konversi terbaru BSD di Klinik PKU Muhammadiyah Kota Serang, yaitu berobat pakai sampah. Jadi nabung sampah bisa dipakai untuk berobat kesehatan,” ujarnya.

    Ia mengakui, ada beberapa jenis sampah yang bisa dikumpulkan melalui bank sampah digital yang sudah terdapat 144 titik di Banten, mulai dari plastik, kertas logam, hingga minyak jelantah. Semuanya berbeda-beda harganya, masing-masing terdapat nilai rupiah.

    “Oleh karena itu, masyarakat di Banten maupun Kota Serang diharapkan dapat semakin rajin menabung sampah di Bank sampah digital. Karena dengan begitu, kita ikut serta menjaga lingkungan, sehingga berdampak pada kesehatan rohani,” tandasnya. (MUF)

  • Banyak Utang, Pasokan Obat Untuk RSUD Berkah Disetop

    Banyak Utang, Pasokan Obat Untuk RSUD Berkah Disetop

    PANDEGLANG, BANPOS — Akibat masih memiliki utang ke pihak penyedia obat, ketersedian obat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang, mengalami kekosongan.

    Menurut informasi, di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran (TA) 2021, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang telah menganggarkan untuk pembelian obat-obatan sebesar Rp12 Miliar. Anggaran sebesar itu, terinci di APBD Murni TA 2021 sebesar Rp6 miliar, dan di Perubahan APBD TA 2021 sebesar Rp6 miliar.

    Kondisi itu, dikeluhkan oleh seorang pasien yang enggan disebut namanya, berinisial AU. Katanya, ia sebagai pasien yang menggunakan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan, harus mencari obat keluar, karena di RSUD Berkah Pandeglang sedang kosong.

    “Ketika saya mau ngambil obat, kata pihak RSUD Berkah Pandeglang, obatnya habis. Akhirnya, saya harus mencari obat ke luar rumah sakit,” kata pria itu, Rabu (15/12).

    Humas RSUD Berkah Pandeglang, dr. Achmad Chubaesi membenarkan, ada beberapa item obat yang mengalami kekosongan. Akan tetapi, ia tak merincikan obat apa saja yang mengalami kekosongan.

    “Betul, ada beberapa jenis obat yang harus dibeli di luar oleh pasien, karena pasokan habis,” kata dr. Chubaesi, saat dikonfimasi via telepon.

    Menurutnya, pasien BPJS yang menebus obat ke luar RSUD Berkah Pandeglang, tetap gratis. Karena pihak rumah sakit, bekerjasama dengan apotek-apotek di luar.

    “Ketika mengambil obat di apotek, nanti dicatat. Lalu, nanti kami ganti,” klaimnya.

    Ditambahkannya, alasan kekosongan obat di RSUD Berkah, karena pihak rumah sakit masih memiliki utang ke pihak penyedia. Sehingga, pasokan obat ke rumah sakit dihentikan sementara.

    “Pasokan obat dihentikan sementara, karena kami masih memiliki utang ke penyedia. Saya lupa berapa besaran utangnya. Tapi yang jelas, seperti itu keadaanya,” tandasnya.

    Asisten Daerah (Asda) I Sekretariat Daerah (Setda) Pandeglang, Ramadani, membenarkan Pemkab Pandeglang sudah menganggarkan untuk membeli kebutuhan obat-obatan di RSUD Berkah Pandeglang.
    “Kita anggarkan di APBD Perubahan TA 2021. Untuk pengadaan obat dan barang medis habis pakai, mungkin saat ini sedang proses pengiriman barang dari penyedia obat ke RSUD Berkah,” tandasnya.(PBN/ENK/BNN)

  • Keteteran, Capaian Vaksinasi di Kabupaten Rendah

    Keteteran, Capaian Vaksinasi di Kabupaten Rendah

    PANDEGLANG, BANPOS – Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, tampaknya keteteran alias kewalahan mengejar target vaksinasi hingga akhir tahun nanti yang ditargetkan sebesar 70 persen. Karena, hingga kini baru mencapai 48,8 persen.

    Sekretaris Dinkes Pandeglang, Eniyati, tak membantah capaian vaksinasi di Kabupaten Pandeglang masih terhitung rendah, dari target yang dicanangkan harus mencapai 70 persen di akhir tahun 2021.

    “Sampai saat ini, capaian vaksinasi baru mencapai 48,8 persen. Presentase itu masih terhitung rendah, dari target yang dicanangkan. Harus kita kumpulkan Kepala Puskesmas, untuk menyatukan persepsi, capaian kita masih rendah,” kata Eniyati, Rabu (15/12).

    Pihaknya menyarankan dan meminta kepada pihak Puskesmas, agar dapat bekerjasama dengan masing-masing Desa, untuk melaksanakan vaksinasi ke rumah-rumah warga (door to door).
    Bahkan ia menargetkan, supaya pihak Puskesmas dan Desa dapat memenuhi sasaran setiap harinya mencapai 85 orang divaksin, baik itu dosis I maupun dosis II.

    “Jadi semua desa wajib melaksanakan vaksinasi, turun ke masyarakat. Sehari, per desa 85 orang. Terhitung mulai besok. Jika semua bisa dilaksanakan, maka diakhir Desember bisa mencapai 70 persen,” klaimnya.

    Menurutnya, alasan capaian vaksinasi di Kabupaten Pandeglang masih rendah, karena kultur masyarakatnya. Bahkan, ada masyarakat yang berpikiran, tidak perlu divaksin. Karena tidak akan bepergian kemana-mana.

    “Memang pemahaman masyarakat masih kurang, jadi vaksinasi belum menjadi kebutuhan. Tapi kalau di Kota, mereka berlomba-lomba mencari vaksinasi,” katanya lagi.

    Atas kondisi itulah, ia keukeuh menyarankan agar semua pihak bergerak bersama, dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat. “Makanya harus petugas yang turun ke desa. Dan pergerakan sasaran belum optimal, jadi pergerakan itu harus dibantu oleh leading sector yang lain,” tandasnya.

    Asisten Daerah (Asda) I Sekretariat Daerah (Setda) Pandeglang, Ramadani mengaku, sangat mensupport langkah yang dilakukan Dinkes dalam melakukan percepatan vaksinasi.

    “Pemerintah tak bisa sendirian dalam menyukseskan vaksinasi,” ungkap Ramadani.

    “Saya harap, para pihak terkait juga bisa membangun koordinasi bersama tim di lapangan. Camat, Kepala Desa, tokoh masyarakat, guru, unsur lain, untuk ikut andil dalam percepatan vaksinasi,” tandasnya.(PBN/ENK/BNN)

  • RSUD Aulia Pandeglang dan BPJS Kesehatan Jalin MoU

    RSUD Aulia Pandeglang dan BPJS Kesehatan Jalin MoU

    PANDEGLANG, BANPOS – Rasa syukur terpancar dari Direktur serta para jajaran RSUD Aulia Pandeglang maupun Pemerintahan Kabupaten Pandeglang, saat terjalinnya penandatanganan kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) antara RSUD Aulia dengan BPJS Kesehatan sebagai solusi Kabupaten Pandeglang dalam memberikan layanan kepada Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Kamis (18/11).

    Sebelumnya diketahui, Pemerintah Kabupaten Pandeglang tidak henti-hentinya melakukan upaya terbaik dalam memberikan pelayanan kesehatan maksimal kepada warganya. Sesuai harapannya hal ini diupayakan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di wilayah Kabupaten Pandeglang.

    Seperti yang dikatakan Bupati Irna yang diwakilkan oleh Sekretaris Daerah Pandeglang Taufik Hidayat, saat menyampaikan kata sambutan pada kegiatan penandatanganan kerjasama. Bahwa, Irna berharap kehadiran rumah sakit ini melengkapi layanan kesehatan yang ada dan upaya terus memberikan pelayanan kesehatan optimal kepada masyarakat.

    “Kami merasa bersyukur, dengan adanya penandatanganan Kerjasama antara rumah sakit Aulia dengan BPJS Kesehatan sebagai solusi Kabupaten Pandeglang dalam memberikan layanan kepada Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),” ucap Taufik.

    Masih dalam pidatonya, Taufik menjelaskan Kabupaten Pandeglang dengan Jumlah penduduk mencapai 1,3 juta jiwa, maka membutuhkan 1.300 tempat tidur dalam layanan rumah sakit. “Kedepan Pemerintah Kabupaten Pandeglang akan terus berusaha untuk menambah jumlah rumah sakit untuk memenuhi rasio kecukupan tempat tidur, dengan membangun rumah sakit di wilayah Labuan dan Cibaliung,” Jelas Taufik.

    Dalam kesempatan yang sama Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan, Lily Kresnowati menyampaikan, bahwa cakupan kepesertaan JKN-KIS Provinsi banten saat ini sampai dengan 1 Nov 2021 sebanyak 9.857.422 jiwa atau 83,62 % dari total penduduk Provinsi Banten yaitu sebanyak 11.788.728 juta jiwa.

    “Jumlah kepesertaan JKN-KIS Provinsi Banten mencapai 9,8 Juta jiwa sementara untuk Penduduk Kabupaten Pandeglang yang sudah menjadi peserta JKN per tanggal 1 November 2021 sebanyak 1.013.744 jiwa atau 76,88 % dari total penduduk Kabupaten Pandeglang sebesar 1.318.614 juta jiwa.” jelas Lily.

    Sementara itu untuk rumah sakit eksisting kerjasama JKN pada tahun 2021 yaitu RSUD Berkah Pandeglang, dan berdasarkan rasio kecukupan tempat tidur per 1000 peserta JKN, ketersediaan tempat tidur rumah sakit di wilayah Kabupaten Pandeglang masih kurang khususnya kelas 1.

    Lily menambahkan, melalui penandatangan perjanjian kerjasama BPJS Kesehatan Kantor Cabang Serang dengan RSUD Aulia Pandeglang diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan tempat tidur sehingga dapat membuka akses kesehatan yang luas kepada peserta JKN di Kabupaten Pandeglang sehingga dapat mengoptimalkan jaminan kesehatan dengan tujuan akhir yaitu kepuasan peserta JKN di Kabupaten Pandeglang.

    “Berdasarkan hasil kredensialing RSUD Aulia saat ini sangat butuh peran Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang untuk secara bersama-sama meningkatkan kualitas layanan, agar peserta JKN di Kabupaten Pandeglang yang mengakses layanan JKN di RSUD Aulia Pandeglang merasa puas. ” tambah Lily.

    Pada acara peresmian tersebut turut hadir Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Banten Kalimantan Barat dan Lampung, Asisten Daerah (Asda) I Pandeglang, Kepala Dinas Kesehatan Pandeglang, Direktur RSUD Aulia, dan Kepala BPJS Kesehatan Cabang Serang. (RUL)

  • Covid-19 Mereda, DBD Mengancam

    Covid-19 Mereda, DBD Mengancam

    SERANG, BANPOS – Kasus Coronavirus Desease 2019 (Covid-19) di Kota Serang terus melandai. Bahkan sejak 9 November 2021, tak tercatat penambahan kasus positif baru di kota Serang. Namun, seiring masuknya musim hujan, wabah Demam Berdarah Deunge (DBD) mulai mengancam warga Kota Serang.

    Berdasarkan data yang diunggah di infocorona.bantenprov.go.id, jumlah terakhir kasus korona di Kota Serang adalah 7.074 kasus terkonfirmasi. Namun, hingga kemarin tak tercatat adanya penambahan kasus baru.

    Namun, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang kini juga mewaspadai munculnya wabah DBD. Mengingat kemarin ditemukan satu kasus posisif DBD yang menimpa warga Kota Serang.

    Plt Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, dr Hasanudin, mengungkapkan bahwa pihaknya menemukan kasus DBD di Kota Serang, tepatnya di jalan Khozin. Menurutnya, terdapat jentik nyamuk di lingkungan tersebut yang diduga diakibatkan oleh genangan air hujan.

    “Nampaknya tidak begitu banyak. Memang ada si kemarin yang kena DBD di jalan Khozin, kemudian langsung petugas surveilans melakukan PE (Penyidikan Epidemiologi, red) untuk penyemprotan fogging, karena memang dilihat ada jentik nyamuk,” ungkapnya, Kamis (11/11).

    Ia menuturkan, sejauh ini pihaknya mencatat satu pasien terjangkit DBD dan dirawat di salah satu rumah sakit swasta d Kota Serang. Ia pun meminta kepada masyarakat agar senantiasa menjaga saluran air, supaya tidak tergenang.

    “Wajarlah karena ini musim hujan, ada tampungan-tampungan air hujan. Kemarin saya baru dapat catatan satu, yang dirawat kemarin waktu itu di Budi Asih. Jangan sampai (ada yang meninggal) dan memang belum ada dan jangan sampai,” jelasnya.

    Hasanudin mengatakan, apabila di musim hujan airnya terbendung sehingga tergenang, maka itulah yang nanti bakal jentik nyamuk DBD timbul. Oleh karena itu, pihaknya akan membuat nomor khusus yang dapat digunakan oleh masyarakat ketika ada kasus DBD di lingkungannya.

    “Insya Allah ada (nomor khusus yang bisa dihubungi untuk Fogging DBD), dengan catatan bahwa benar memang itu DBD,” tuturnya.

    Ia menyebutkan, untuk membuktikan bahwa pasien tersebut terjangkit DBD atau bukan dapat dilakukan oleh petugas kesehatan. Sehingga apabila sudah dipastikan terjangkit DBD, maka petugas dari Dinkes akan mendatangi lokasi dan dilakukan pengamatan lingkungan
    “Ketika dari petugas kesehatan membuktikan itu DBD, baru petugas kita datang. Setelah diperiksa oleh petugas kami, baru di PE. PE adalah petugas surveilans yang melihat di lingkungan tersebut ada nyamuk (DBD) atau tidak,” terangnya.

    Ia menegaskan, apabila ada jentik nyamuk DBD di lingkungan masyarakat, maka dapat mengajukan permintaan semprot atau fogging melalui Puskesmas setempat. Menurutnya, nyamuk DBD dapat menyerang siapa saja, namun seringnya menggigit anak kecil saat pagi dan sore hari.

    “Kalau memang ada jentik nyamuk, disemprot. Permintaan semprot paling di Puskesmas. DBD itu nyamuknya menyerang siapa saja, hanya saja yang lebih sering anak-anak. Karena biasanya nyamuk itu bukan malam hari menggigitnya, tapi di pagi hari, sore hari,” tandasnya.

    Terkait pencegahan munculnya genangan di Kota Serang, Kepala DPUTR Kota Serang, Iwan Sunardi, mengungkapkan bahwa pihaknya melakui bidang sumber daya air (SDA) rutin melakukan pembersihan drainase jalan dan pembuang. Setiap hari, tim dari DPUTR berkeliling dan menyelesaikan hal-hal yang menjadi penghambat drainase yang mengakibatkan genangan.

    “Karena yang menyebabkan terjadinya mampet saluran adalah akibat sampah yang dibuang ke saluran,” ungkapnya.

    Ia menyebut, persoalan drainase adalah persoalan semuanya. Termasuk kesadaran masyarakat jangan sampai masyarakat membuang sampah di saluran yang mengakibatkan genangan.

    “Ketika ada genangan, sudah pasti ada jentik-jentik nyamuk, penyakit, banjir dan sebagainya,” ucapnya.

    Ia menjelaskan, pemeliharaan SDA yang menjadi kewajiban DPUTR adalah drainase dan irigasi. Namun, untuk drainase yang berada di kawasan perumahan dilakukan oleh tim dari Dinas Perkim.

    “Kalau ketemu antaran pembuang dari perumahan ke pembuangan yang besar, biasanya kami kolaborasi antara tim dari Perkim dan tim dari DPUTR,” katanya.

    Sebelumnya, Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin mengajak masyarakat untuk terus menjaga kebersihan, dan selalu menjaga saluran air, agar tidak menimbulkan genakan, dan pada akhirnya menyebabkan adanya jentik nyamuk.

    “Masyarakat harus peduli untuk dirinya dan sekitar. Jaga kebersihan dan saluran agar terhindar dari DBD di musim penghujan,” ucapnya.(MUF/ENK)

  • Kegiatan TNI Manunggal KB Kesehatan, Koramil Kota Serang Jadi Terbaik

    Kegiatan TNI Manunggal KB Kesehatan, Koramil Kota Serang Jadi Terbaik

    SERANG, BANPOS – Rangkain kegiatan TNI Manunggal KB Kesehatan (TMKK) tingkat Kota dan Kabupaten Serang tahun 2021 resmi ditutup oleh Kolonel Soehardono Dandim 0602/Serang yang didampingi Walikota Serang Syafrudin, di Makodim 0602/Serang, Rabu, (27/10).

    Pelaksanaan kegiatan tersebut berlangsung selama 6 (enam) bulan dengan hasil terbaik 1 (Satu) adalah Koramil 0602-01/Kota Serang dan Babinsa terbaik terbaik yaitu Sertu Endang anggota Koramil 0602-01/Kota Serang.

    Danramil 0602-01/Kota Serang Kapten Inf Jakson Beay mengatakan kegiatan TNI Manunggal KB Kesehatan ini telah menjadi agenda rutin dilaksanakan setiap tahun, dan ini juga dalam rangka mewujudkan peran TNI dengan Keluarga Berencana Kesehatan (KB – KES) wujudkan Keluarga Sejahtera untuk Indonesia Kuat.

    “Tahun kemarin kita juga mendapat Koramil terbaik 1 (satu) dan tahun ini peredikat itu kita pertahankan, ini merupakan bentuk nyata bahwa TNI ikut berperan membantu pemerintah,” jelasnya kepada wartawan.

    Selain itu, kata Jakson pihaknya juga mengucapkan terimakasih kepada Babinsa dan pemerintah yang terus mendukung kegiatan ini.

    “Kami bisa mendapat predikat terbaik 1 (satu) secara berturut-turut karna adanya dorongan dan dukungan dari berbagai pihak, mudah – mudahan kegiatan ini dapat bermanfaat untuk masyarakat,” harapnya. (RED)

  • Pandemi Mirip Kondisi Awal

    Pandemi Mirip Kondisi Awal

    JAKARTA, BANPOS – Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menyebut situasi pandemi yang kian surut saat ini hampir sama dengan kondisi saat awal Covid-19 melanda Indonesia pada kurun 2020.

    “Kondisi saat ini sangat baik, artinya kalau kita lihat kematian itu sudah pada angka 48 jiwa, angka kasus konfirmasi itu kurang lebih 800 jiwa bahkan pernah sampai di angka 600 jiwa, jumlah orang yang dirawat baik itu diisolasi maupun di perawatan rumah sakit itu hanya sekitar 4.000 sampai 5.000 orang,” kata Siti Nadia Tarmizi dalam agenda Dialog Produktif Kabar Kamis Vaksin untuk Semua Umur yang diikuti dari YouTube KPCPEN, Kamis (21/10).

    Nadia mengatakan kondisi saat ini sudah sangat baik bahkan hampir sama seperti kondisi Indonesia sebelum Covid-19 melanda di bulan Juni–Juli 2020. “Kondisi yang tentunya baik ini merupakan kombinasi dari tiga hal yang sudah memang kita ketahui adalah upaya untuk memerangi pandemi Covid-19,” katanya.

    Kombinasi yang dimaksud di antaranya protokol kesehatan mulai dari melakukan rem mendadak untuk mengurangi mobilitas penduduk. “Saat ini dengan kondisi yang membaik relaksasi kita lakukan, tapi protokol kesehatan juga menjadi kunci bahwa di tengah relaksasi harus memperbaiki dan memperkuat prokes,” ujarnya.

    Dua kombinasi lainnya adalah strategi testing untuk deteksi dini serta vaksinasi yang kian masif hingga ke pelosok Tanah Air. Nadia mengatakan kombinasi tiga hal itu menjadi syarat bagi daerah untuk turun level PPKM. “Harus juga menyertakan syarat vaksinasi pada sasaran umum dan juga pada lansia,” katanya.

    Pada bagian lain, Indonesia juga saat ini secara bertahap kembali melakukan pembukaan kegiatan sektor sosial ekonomi. Pembukaan secara bertahap ini dilakukan setelah kondisi pandemi Covid-19 terkendali ditandai terus menurunnya penambahan kasus setiap harinya sejak puncak kedua pada bulan Juli 2021. Penurunan ini telah berlangsung selama 13 minggu berturut-turut.

    Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan angka positivity rate juga mengalami penurunan drastis menjadi 0,56 persen setelah mencapai 26,76 persen saat puncak kedua. Serta tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan atau Bed Occupancy Rate (BOR) menjadi 5,69 persen dari sebelumnya 77,77 persen pada saat puncak kedua.

    Menurutnya, belajar dari tren kasus yang meningkat, penting untuk menganalisis momentum yang tepat untuk pembukaan bertahap. Selain mempertimbangkan data kasus positif dan BOR, juga perlu diperhatikan laju reproduksi efektif (Rt). Angka ini menunjukkan rata-rata jumlah kasus yang dapat terjadi dari satu orang positif dalam kurun waktu tertentu.

    Pada saat lonjakan kasus kedua, Rt nasional adalah 1,41. Saat ini, Rt nasional adalah 0,70. Nilai Rt kurang dari 1 menunjukkan potensi penularan yang rendah di masyarakat.

    “Oleh karena itu, diharapkan kegiatan dapat dilanjutkan kembali, meski dengan kewaspadaan penuh. Langkah-langkah pengendalian juga sedang disiapkan dengan mempelajari pola peningkatan kasus sebelumnya,” katanya secara daring baru-baru ini.

    Seperti peningkatan kasus, terjadi 2 minggu paska periode Idul Fitri 2020. Kasus meningkat 214 persen dan berlangsung selama 7 pekan, meski bisa ditekan dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah.

    Namun peningkatan serupa terjadi lagi pada 2 minggu setelah libur bersama Maulid Nabi, Natal, dan Tahun Baru 2021. Peningkatan ini terjadi saat pemerintah menerapkan kebijakan PSBB transisi. Pada periode ini, kasus meningkat selama 13 minggu hingga mencapai puncak pertama dengan peningkatan 389 persen kasus lebih tinggi.

    Lalu, di tahun 2021, kasus sempat mencapai titik terendah pada 10 Mei. Namun, peningkatan kasus kembali terjadi 3 minggu setelah libur Idul Fitri. Meskipun saat itu kebijakan penghapusan mudik telah ditetapkan.

    Adanya varian Delta memicu lonjakan kasus yang sangat signifikan hingga mencapai puncak kasus kedua, sebesar 880 persen lebih tinggi dibandingkan titik kasus terendah.

    “Melihat ke belakang, peningkatan kasus tidak terlepas dari peningkatan aktivitas dan mobilitas masyarakat selama masa liburan. Maka penting untuk selalu memastikan semuanya terkendali,” kata Prof Wiku.(ENK/JPG)

  • Jaga Kesehatan Mental Anak saat Pembelajaran Jarak Jauh

    Jaga Kesehatan Mental Anak saat Pembelajaran Jarak Jauh

    JAKARTA, BANPOS- Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa, namun juga bagi anak. Tak mudah bagi para siswa untuk menghadapi perubahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Kurangnya interaksi dengan teman-teman sekelas secara langsung, beban tugas yang menumpuk, dan ruang gerak saat bermain yang terbatas, turut berdampak pada kesehatan mental dan emosional anak.

    Menurut keterangan dari World Health Organization (WHO), setengah dari kasus gangguan mental yang dialami orang dewasa bahkan dimulai sebelum usianya 14 tahun. Artinya, masa kanak-kanak merupakan masa yang rentan untuk kemungkinan terjadi gangguan kesehatan mental. Senada dengan temuan tersebut, UNICEF menyebutkan lebih dari 80 juta anak di Indonesia terkena dampak sekunder dari pandemi yang telah berjalan lebih dari satu tahun.

    Dalam hal kesehatan mental, hampir separuh rumah tangga memberi laporan bahwa terdapat perubahan perilaku pada anak, seperti sulit berkonsentrasi (45 persen), mudah marah (13 persen), dan sulit tidur (6,5 persen). Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian ekstra terhadap kesehatan mental anak terutama di masa pandemi.
    Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak

    Banyak cara sederhana yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental pada anak. Dalam peringatan World Mental Health Day atau Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 10 Oktober setiap tahunnya, mari mulai untuk memberi perhatian lebih pada kesehatan mental anak.

    Berikut ini adalah beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental anak saat masa PJJ yang telah dirangkum oleh aplikasi pembelajaran online, Zenius:

    Pertama, bangun hubungan dengan anak. Ketika pandemi, anak menghabiskan sebagian besar atau bahkan seluruh waktunya di rumah. Untuk itu, orang tua perlu membangun kedekatan dengan anak dengan menunjukkan perhatian secara maksimal, menjadi pendengar yang baik, dan menjadi sosok sahabat yang selalu siap sedia bagi anak. Dengan cara ini, anak akan mendapatkan kasih sayang serta terbiasa untuk berkomunikasi dan terbuka dalam menceritakan kesulitan yang dialaminya.

    Kedua, konsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Makanan yang sehat dapat menjaga kesehatan, membantu kinerja otak, juga membuat anak berpikir lebih jernih. Berikan variasi makanan yang beragam serta gizi seimbang. Sesekali, tak ada salahnya untuk mengajak anak mengonsumsi makanan favoritnya agar mood-nya menjadi lebih baik. Jangan lupa pastikan anak untuk selalu memenuhi konsumsi air putih sesuai kebutuhan.

    Ketiga, tidur dan istirahat yang cukup. Durasi tidur yang ideal bagi anak usia 6-13 tahun adalah 9 sampai 11 jam per hari, sedangkan bagi anak usia 14-17 tahun adalah 8 hingga 10 jam per hari. Orang tua perlu memperhatikan jam tidur anak, jangan sampai anak tidur terlalu larut malam. Selain itu, batasi screen time anak supaya tidak terlalu lama bermain gadget.

    Keempat, dampingi anak saat belajar. Di masa pandemi ini, orang tua juga berperan sebagai guru bagi anak-anak di rumah. Kehadiran orang tua dalam proses belajar bisa menambah dukungan sehingga anak lebih termotivasi dan menikmati waktu belajarnya. Bantu anak saat ia menghadapi kesulitan, memberi arahan dalam mengerjakan tugas, serta memberikan cara-cara kreatif dalam belajar agar kegiatan PJJ lebih optimal. Orang tua juga bisa memanfaatkan cuti sesekali untuk menemani anak sekolah online.

    Kelima, beri kegiatan bermanfaat. Salah satu masalah bagi anak saat pandemi adalah kurangnya kegiatan sehingga mudah merasa bosan. Tak jarang, handphone dan TV menjadi pilihan yang sering diberikan oleh orang tua. Padahal, banyak kegiatan seru dan bermanfaat walau hanya di rumah. Misalnya mendaftarkan anak pada kelas-kelas online, seperti coding, sains, musik, atau melukis. Selain itu, orang tua juga bisa mengajak anak terlibat dalam pekerjaan rumah, seperti memasak atau berkebun.

    Keenam, tetap terhubung lewat virtual meeting. Interaksi sosial dengan teman sebaya adalah hal penting bagi perkembangan sosial maupun moral anak. Di masa pandemi ini, teknologi bisa dimanfaatkan misalnya dengan membuat agenda bersama orang tua lainnya untuk melakukan pertemuan virtual. Di situ, anak-anak bisa mengobrol sebebas-bebasnya tanpa membahas pelajaran dengan teman-temannya.

    Ketujuh, bangun rasa optimisme. Orang tua perlu membangun rasa optimisme di depan anak bahwa pandemi ini akan berakhir dan kegiatan anak akan kembali seperti semula. Berikan informasi positif mengenai pandemi agar anak tidak putus asa walaupun saat ini belum bisa bermain, bertemu teman-teman, atau sekolah tatap muka secara penuh. Beri anak harapan bahwa mereka bisa segera bersekolah dengan normal, apalagi saat ini sudah dilakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

    Kesehatan mental harus menjadi prioritas utama bagi setiap orang tua, karena hal tersebut sangat berpengaruh untuk perkembangan anak kedepannya. Kesehatan mental yang baik pada anak akan memotivasi mereka untuk belajar. Ketika anak memiliki motivasi untuk belajar, mereka akan menumbuhkan kecintaan pada kegiatan belajar. (AZM)

  • Menkes Minta RS Bertranformasi

    Menkes Minta RS Bertranformasi

    TANGERANG, BANPOS – Rumah sakit diminta bertransformasi dengan meningkatkan fasilitas. Hal in perlu dilakukan agar kesan RS tak lagi membuat pasien semakin berat tetapi sebaliknya, yakni merasakan kenyamanan. Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin dalam acara peresmian Mandaya Royal Hospital Puri Karang Tengah, Sabtu, (9/10). Ia mengatakan fasilitas medis yang baik di rumah sakit akan mendorong percepatan kesembuhan bagi pasien dan memberikan pengalaman yang baik.

    “Buat pengalaman yang baik dengan fasilitas yang baik juga sehingga ketika pasien datang ke RS itu, termotivasi untuk sembuh dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bagus,” kata Menkes Budi Gunawan Sadikin.

    Ditambahkannya, orang yang datang ke rumah sakit akan mendapatkan pengalaman dari segi pelayanan medis dan juga fasilitas. Selama ini, rumah sakit telah menambah pelayanan medis namun juga harus diimbangi dengan fasilitas kesehatan yang memadai. Menkes mengatakan, perkembangan zaman saat ini mendorong setiap RS juga harus melakukan terobosan sehingga pengalaman yang dirasakan oleh setiap pasien akan berdampak positif dan tak khawatir ketika ingin melakukan pemeriksaan.

    Kemudian dirinya juga mendorong setiap RS melakukan kerja sama antara RS dalam menambah pelayanan medis bagi pasien. Sebab saat ini telah banyak inovasi antar dokter di Indonesia dengan di luar negeri. “Bisa kerja sama dengan RS unggulan di luar negeri ini juga sangat bagus dalam memberikan pelayanan yang paripurna. RS di Indonesia sudah banyak melakukan hal itu dan ini membuat masyarakat mendapatkan banyak pilihan,” paparnya.

    Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten dr Ati Pramudji Hastuti mengungkapkan, rasio ketersediaan tempat tidur rumah sakit di Provinsi Banten saat ini sudah di atas standar Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Saat ini, rasio ketersediaan tempat tidur rumah sakit Provinsi Banten mencapai 1,2 banding 1000 penduduk.

    “Dengan diresmikannya rumah sakit ini, rumah sakit di Provinsi Banten dari 120 menjadi 121 rumah sakit,” ungkap Kadinkes Ati. “Menambah jumlah rasio ketersediaan tempat tidur dari standar Peraturan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 34 Tahun 2016 tentang Kriteria Daerah Kabupaten/Kota Peduli Hak Asasi Manusia,” tambahnya.

    Diungkapkan jumlah tempat tidur saat ini mencapai 14.387 tidur. Sehingga rasio ketersediaan tempat tidur Provinsi Banten mencapai 1,2 berbanding 1000 penduduk. “Pada Permenkumham sendiri 1 berbanding 1000,” ungkap Kadis dr Ati. (MADE/BNN/RUL)