Kategori: KESEHATAN

  • Pelajar Kronjo-Tangerang Disosialisasikan Bahaya Merokok

    Pelajar Kronjo-Tangerang Disosialisasikan Bahaya Merokok

    TANGERANG, BANPOS – Puskesmas Kronjo, Kabupaten Tangerang, menggelar sosialisasi bahaya rokok dan skrining perilaku merokok di sejumlah sekolah.

    Kegiatan tersebut mengantisipasi serta meminimalisir perilaku merokok di kalangan pelajar.

    Kepala Puskesmas Kronjo, dr. Udin Suprayogi, mengatakan bahwa perilaku merokok sangat merugikan kesehatan.

    Kerugian kesehatan ini tidak saja diderita perokok dewasa saja, tetapi para pelajar bila merokok.

    “Sosialisasi dan skrining ini, akan dilakukan kepada anak usia 10-18 tahun atau setingkat Kelas 5-6 SD, pelajar SMP dan pelajar SMA, karena kerentanan mencoba-coba merokok ini terjadi di saat usia remaja atau setingkat SLTP dan SLTA,” katanya.

    Para petugas kesehatan pun turut melaksanakan Pembinaan dan Pengawasan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada institusi pendidikan.

    Pelaksanaan kegiatan ini juga turut mendapat dukungan dari pihak sekolah. Mereka memberikan apresiasi dan kepada Puskesmas Kronjo atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

    Guru SMAN 9 Kabupaten Tangerang, Andi Maulana, mengatakan jika sosialisasi dan skrining perilaku merokok terhadap pelajar sangat positif dalam mengendalikan dan meminimalisir perilaku merokok bagi pelajar.

    “Pelajar selain merasa takut terungkap perilaku merokoknya, pengetahuan terhadap bahaya merokok juga membuat mereka mendapatkan pengetahuan tentang bahaya merokok bagi kesehatan,” tandasnya. (DZH)

  • Pererat Silaturahmi, IKA SMANCIR Gelar Turnamen Badminton Lintas Angkatan

    Pererat Silaturahmi, IKA SMANCIR Gelar Turnamen Badminton Lintas Angkatan

    SERANG,BANPOS – Ikatan Keluarga Alumni SMA Negeri 1 Ciruas (IKA SMANCIR) menggelar turnamen badminton lintas angkatan di Gelanggang Olahraga (GOR) Firdaus, Cipocok Jaya, Kota Serang, Kamis (8/2/2024).

    Kegiatan ini merupakan upaya mempererat silaturahmi juga bagian dari rangkaian HUT ke-IV IKA SMANCIR.

    Berdasarkan informasi, turnamen tersebut diikuti sebanyak 43 peserta. Dimana selain alumni antar angkata, sejumlah siswa-siswi aktif dan guru juga ikut meramaikan kegiatan tersebut.

    Ketua IKA SMANCIR, Agus Sudrajat mengatakan, kegiatan turnamen badminton antar angkatan diadakan untuk memperkuat tali silaturahmi antar alumni, juga dengan para siswa-siswi aktif dan dewan guru.

    Selain itu, lanjut Agus, pihaknya berharap IKA SMANCIRakan terus memberikan manfaat baik di lingkungan sekolah dan juga kepada masyarakat.

    “Diumur (IKA SMANCIR) yang ke-4 tahun, IKA akan terus memberikan manfaat baik kepada sekolah, anak-anak didik dan juga pengurus dan alumni IKA pada umumnya,” kata Agus, Kamis (8/2/2024).

    Dirinya berharap, turnaman ini dapat memunculkan atlet-atlet terbaik dari IKA SMANCIR.

    “Turnamen ini selain sebagai ajang siltaruhmi, juga diharapkan akan muncul atlet-atlet terbaik di IKA SMANCIR,” katanya.

    Sementara, Ketua Panitia Turnamen Badminton, Aji dalam laporannya mengatakan, turnamen badminton antar alumni juga diikuti oleh siswa siswi dan dewan guru SMAN 1 Ciruas.

    “Untuk total peserta itu sebanyak 43 orang,” katanya. (RED)

  • PATTIRO Banten dan PD Aisyiyah Sampaikan Permasalahan KIA ke Pemkab Serang

    PATTIRO Banten dan PD Aisyiyah Sampaikan Permasalahan KIA ke Pemkab Serang

    SERANG,BANPOS-Dalam upaya memperbaiki pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Serang, PATTIRO Banten bersama PD Aisyiyah mengadakan audiensi dengan Pemerintah Kabupaten Serang. Kegiatan yang didukung oleh Merck Family Foundation dalam Program KATALIS ini diharapkan menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi terkait layanan kesehatan ibu dan anak di wilayah tersebut.
    Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), Haryadi, membuka acara dengan menyampaikan terima kasih kepada PATTIRO Banten dan PD Aisyiyah atas inisiatif mereka dalam kegiatan berbasis masyarakat.
    “DPMD siap untuk berdiskusi dan menanggapi aspirasi yang disampaikan selama audiensi, serta berkomitmen untuk mengupayakan realisasi aspirasi rakyat,” ujar Haryadi, Jumat (22/12/2023).
    Menanggapi permasalahan ibu hamil dan infrastruktur desa, ia menyarankan adanya peningkatan kesadaran masyarakat dan penanganan oleh tenaga kesehatan. Anggaran terkait masalah ini adalah ranah lembaga pemasyarakatan desa dan kepala desa, dan perlunya perencanaan yang matang agar anggaran bisa digunakan dengan efektif.
    Program Manager PATTIRO Banten, Amin Rohani, menjelaskan bahwa Program KATALIS, yang saat ini dijalankan, bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi di perkampungan dan perkotaan.
    “Audiensi ini bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi dari DPMD terkait hasil temuan lapangan mengenai perbaikan layanan kesehatan ibu dan anak, setelah melakukan audiensi sebelumnya ke desa dan puskesmas,” ujar Amin.
    Bidan Desa Mekarsari, Ilfah Tazkiyah, menyampaikan beberapa rekomendasi terkait masalah yang dihadapi, seperti pelayanan dan penanganan ibu hamil yang masih dilakukan oleh paraji.
    “Masih ada kesulitan dalam imunisasi anak, dan perlunya pendampingan calon pengantin untuk mencegah kehamilan dini,” terang Ilfah.
    Ia juga menyoroti ketakutan ibu hamil terhadap rujukan ke rumah sakit, akses jalan dan jembatan yang tidak layak, kebutuhan ambulan desa, dan pentingnya kesadaran mengenai BPJS.
    Lurah Mekarsari, Nahudi, mengeluhkan pengajuan yang tidak direspon dan kendala terkait jembatan yang bukan wewenangnya.
    “Jembatan yang menghubungkan ke sarana kesehatan mulai rapuh dan sering menimbulkan korban, perlunya koordinasi dengan PU mengenai kewenangan jalan,” ujarnya.(MPD/PBN)

  • Penanganan Stunting di Kota Tangerang Perlu Upaya Kolaboratif Seluruh Pihak

    Penanganan Stunting di Kota Tangerang Perlu Upaya Kolaboratif Seluruh Pihak

    TANGERANG, BANPOS – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan, penurunan stunting di Kota Tangerang dari 15,3 persen tahun 2021 menjadi 11,8 persen pada tahun 2022, karena adanya peran kolaboratif berbagai pihak.

    “Urusan stunting bukan perkara satu pihak. Jadi saya menilai kolaboratif banyak pihak di Kota Tangerang adalah kunci utama penurunan stunting yang signifikan ini,” kata Ketua IDI Kota Tangerang, Mohamad Rifki, Rabu (13/12).

    Perlu diketahui target nasional untuk stunting sebesar 14 persen pada 2024. Sementara untuk di Provinsi Banten, angka stunting tahun 2022 di angka 20 persen dari tahun sebelumnya yakni 24,5 persen.

    IDI juga mengapresiasi pemberian piagam penghargaan bapak asuh anak stunting kepada 14 pegawai yang terdiri dari TNI, Polri, tenaga medis, pegawai swasta, dan lainnya

    “Itu adalah penghargaan yang tepat diberikan untuk menjadi semangat baru semua sektor terus berkolaborasi untuk menangani dan mencegah kasus stunting di Kota Tangerang,” katanya.

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Dini Anggraeni, mengatakan penanganan stunting dilakukan melalui beberapa program, seperti pendampingan ibu hamil dan bayi melalui Program Kader Srikandi hingga program Tatalaksana Gizi Buruk Segera Pulih (Laksa Gurih).

    “Termasuk program pendampingan bagi calon pengantin untuk memberikan edukasi dan pemahaman. Program peningkatan kesehatan masyarakat, Pemkot Tangerang juga memiliki Kader Srikandi yaitu Kader Sedari Dini Kawal Ibu Hamil dan Bayi,” ujar Dini.

    Kini dengan kasus stunting di angka 11,8 persen, kata dia, 13 kecamatan terus berupaya berinovasi untuk memaksimalkan penurunan dan pencegahan.

    “Seperti Kecamatan Cibodas dengan Program Gerakan Sedekah Stunting Cibodas, Kecamatan Periuk dengan Maklor atau Gemar Masakan Daun Kelor, dan program-program lainnya di wilayah lainnya,” kata Dini (ANT)

  • Jelang Musim Sunat, Rumah Sunat dr. Mahdian Hadir di Serang

    Jelang Musim Sunat, Rumah Sunat dr. Mahdian Hadir di Serang

    SERANG, BANPOS – Rumah Sunat dr. Mahdian telah menjadi pelopor di bidang kesehatan tepatnya untuk circumcision atau yang biasa kita kenal dengan sunat dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

    Rumah Sunat dr. Mahdian menjadi pusat perhatian dengan meluncurkan metode sunat Mahdian Klem, yakni metode sunat yang diproduksi secara langsung oleh dr. Mahdian Nur Nasution selaku pendiri hingga berhasil mendapatkan predikat hasil karya anak bangsa untuk pertama kalinya.

    Inovasi di bidang layanan kesehatan ini tentu perlu dikembangkan dengan memberikan layanan terbaik di seluruh kota besar di Indonesia.

    Di awal November ini, Rumah Sunat dr. Mahdian mendirikan salah satu kliniknya di Kota Serang, Banten, yang berlokasi di Jl. Raya Cilegon KM. 2 No. 10 Lontar Baru, Kota Serang.

    Direktur Bisnis dan Operasional Rumah Sunat dr. Mahdian, Abdur Rahman, mengatakan bahwa dengan dibukanya klinik tersebut, saat ini total klinik rumah sunat dr. Mahdian mencapai 31 cabang yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.

    “Alhamdulillah, semoga dengan adanya Rumah Sunat dr. Mahdian di Serang dapat membantu warga Serang dan sekitarnya untuk pencarian tempat sunat yang berpengalaman, aman dan terpercaya dalam melaksanakan tindakan sunat,” ungkapnya, Senin (6/11).

    Abdur menjelaskan, Rumah Sunat dr. Mahdian telah berdiri sejak 7 Desember 2006, dan sedikitnya sudah lebih dari 1 juta Pasien yang ditangani. Dirinya juga menyampaikan, Rumah Sunat dr. Mahdian akan selalu berinovasi dengan kampanye ‘Sunat Tanpa Jarum Suntik’.

    Ia mengungkapkan bahwasanya gagasan tersebut tercetus untuk mengatasi anak-anak yang trauma akan jarum suntik. Sehingga tidak ada lagi faktor utama yang membuat anak untuk takut akan di sunat.

    “Inovasi terbaru kita yaitu dengan meluncurkan metode sunat MK+. Metode sunat yang diklaim sebagai penyempurnaan dari metode sunat terdahulunya. Di mana proses sunat ini memudahkan berbagai pihak, baik praktisi maupun pasien dan keluarga,” ungkapnya.

    Lebih lanjut dirinya menerangkan dalam metode tersebut, terdapat banyak keuntungan yang didapatkan, diantaranya minim rasa sakit, tanpa perban, tanpa jarum suntik, alat sekali pakai, bisa langsung beraktivitas, tidak ada alat yang menempel di tubuh, dapat kontrol kapan pun dan di mana saja.

    “Dengan proses sunat dan kontrol yang membantu dalam efisiensi waktu, juga membantu perawatan yang mudah selama proses penyembuhan,” terangnya.

    Kemudian, salah satu pasien yang telah menyunat anaknya di Rumah Sunat dr. Mahdian, Ria Andriyani mengaku puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sunat tersebut.

    “Pelayanannya baik, orang tua juga jadi tidak takut untuk sunat anaknya disini. Karena disini, menyunat jadi menyenangkan. Sunatnya juga modern tanpa suntik. Jadi anak-anak tidak takut untuk sunat,” tandasnya. (CR-01)

  • Kemenperin-UNIDO Kerja Sama Penerapan Program Global Eco-Industrial Park

    Kemenperin-UNIDO Kerja Sama Penerapan Program Global Eco-Industrial Park

    JAKARTA, BANPOS – Penerapan Eco Industrial Park (EIP) merupakan salah satu langkah menjaga lingkungan dengan terciptanya desain hijau dari infrastruktur, perencanaan, dan penerapan konsep produksi bersih, pencegahan polusi, pengelolaan limbah, pengendalian emisi, dan efisiensi energi di kawasan industri.

    Selaras dengan hal tersebut, penerapan EIP diharapkan dapat ikut mewujudkan Net Zero Emission (NZE) sektor industri pada tahun 2050, atau lebih cepat 10 tahun dari target NZE nasional di tahun 2060.

    “Kami mendorong agar seluruh kawasan industri menerapkan konsep Eco Industrial Park dengan tujuan jangka panjang Net Zero Emission Tahun 2050,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (6/11).

    Pada kesempatan yang sama, Kemenperin telah menandatangani the Project Document for Global Eco-Industrial Parks Programme Phase II – Indonesia: Country-Level Intervention Project 2024-2028 yang menandakan dimulainya Fase II dari proyek Global Eco-Industrial Parks Programme (GEIPP). Dalam hal ini, Kemenperin bekerjasama dengan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dan Swiss Secretariat for Economic Aff, airs (SECO). Dalam acara tersebut, hadir juga Duta Besar Swiss untuk Republik IndonesiaOlivier Zehnder dan Chief Technical Adviser UNIDO, Salil Dutt.

    GEIPP merupakan program dari UNIDO yang bertujuan untuk mendemonstrasikan kelayakan dan manfaat dari Kawasan Industri yang telah menerapkan konsep berwawasan lingkungan, khususnya dalam meningkatkan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial yang berkontribusi terhadap pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan. Di Indonesia sendiri, proyek GEIPP fase I telah berjalan sejak tahun 2020 dan akan berakhir pada tahun ini.

    Proyek GEIPP fase II akan efektif dimulai sejak tanggal 1 Januari 2024 dan sekaligus menunjukkan keseriusan Kemenperin dalam upaya transformasi Kawasan Industri (KI) menjadi Kawasan Industri yang Berwawasan Lingkungan. Dalam proyek fase II terdapat program tambahan yang mencakup penambahan dua KI pilot project, yaitu Kawasan Industri Medan (KIM) dan Greenland International Industrial Center (GIIC) Deltamas. Selain itu, terdapat juga program untuk pembentukan EIP Center di gedung PIDI 4.0 di Jakarta Selatan, serta program EIP untuk Kawasan industri greenfield investment.

    Untuk mendorong penerapan EIP, Kemenperin telah mengeluarkan Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 3174 Tahun 2022 terkait Forum Antar Kementerian untuk Percepatan Pengembangan Eco Industrial Park (EIP). “Forum ini melibatkan 11 kementerian/lembaga yang memiliki peranan sesuai bidang tugasnya untuk menerapkan EIP di Indonesia dan diharapkan dapat menghasilkan masukan, rumusan atau konsep EIP kawasan industri di Indonesia. Selain itu, dapat memberikan pedoman bagi pemangku kepentingan dalam memetakan kawasan industri berwawasan lingkungan sesuai bidang tugasnya,” ujar Menperin.

    SK Menteri tersebut diharap dapat diimplementasikan menjadi Peraturan Menteri Perindustrian tentang EIP yang nantinya dapat menjadi pedoman teknis dari penerapan EIP di Indonesia. Indonesia bersama Afrika Selatan, Peru, Vietnam, Ukraina, Mesir, dan Kolombia merupakan negara-negara yang terpilih untuk menjalankan pilot projectGEIPP oleh UNIDO. Artinya, keberhasilan negara-negara tersebut dalam menerapkan EIP akan menjadi pedoman bagi negara-negara lainnya.

    Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Kemenperin Eko S.A Cahyanto menyampaikan, program GEIPP fase II juga diharapkan untuk dapat memberikan kontribusi yang positif pada pengembangan industri Indonesia yang lebih berkelanjutan serta dapat mencapat target Nationally Determined Contribution (NDC) sesuai dengan Paris Agreement.

    “Ke depan, Kawasan Industri yang ada saat ini akan dikembangkan menjadi Smart Eco Industrial Park yang mengutamakan kinerja lingkungan, ekonomi, dan sosial, serta peningkatan konektivitas dan komunikasi melalui minimalisasi dampak lingkungan dan transformasi digital,” jelas Eko.(RMID).

    Berita Ini Telah Tayang Di RMID https://rm.id/baca-berita/government-action/195709/kemenperinunido-kerja-sama-penerapan-program-global-ecoindustrial-park.

  • Tapanuli Utara Usung Konsep Lumbung Pangan Untuk Pembangunan Berkelanjutan

    Tapanuli Utara Usung Konsep Lumbung Pangan Untuk Pembangunan Berkelanjutan

    TAPANULI UTARA, BANPOS – Tapanuli Utara berhasil lolos dalam penjurian I-SIM For Regencies yang digelar oleh PT Surveyor Indonesia. Acara ini diselenggarakan bekerja sama dengan Bappenas, Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD).

    Dalam penjurian yang digelar pada 30 Oktober 2023, masing-masing Kabupaten menampilkan program unggulan SDGs yang kemudian diuji lebih dalam oleh panelis.

    Adapun Tapanuli Utara memiliki program andalan Pangdam dalam memenuhi pembangunan berkelanjutan, atau sustainable development goals (SDGs).

    Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan mengatakan Program Pangdam ini akan memanfaatkan lahan yang kurang produktif menjadi lumbung pangan terbesar.

    “Pangdam itu pengolahan lahan gratis yang bisa dimaksimalkan menjadi lumbung pangan. Jadi kita harus siap menjadi lumbung pangan dengan mekanisme saat ini. Jadi kita harus siapkan APBD (Anggaran Pembelanjaan Daerah) untuk memanfaatkan lahan hidup,” kata Nikson Nababan.

    Dengan adanya program ini, bisa mengurangi kemiskinan yang ada di daerah Tapanuli Utara.

    Sebab, akan memperluas lapangan pekerjaan dalam mencari kualitas sumber daya manusia.

    “Jadi kita harapkan kita olah lahan mereka dari lahan tidur yang mana pengolahannya tiga kali lipat. Seperti contoh kita kasih bibitnya dan kita kasin kontraktor jadi pola mekanisme itu produktif. Apalagi Indonesia negara agraris, harus genjot petaninya naik terus,” katanya.

    Dia pun meminta hasil dari lumbung pangan yang dipersiapkan, dipermudah izinnya secara Desentralisasi.

    Artinya penyerahan wewenang pemerintahan pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus izin.

    “Jadi kita atur pola jadi enggak ada lonjakan harga yang berbeda karena perizinannya sudah mudah. Tapi sekarang ini kan perizinannya belum satu kesatuan ini. Jadi dengan desentralisasi izin lengkap biar hilirisasi mudah jadi UMKM kita punya tempat memamerkan produk,” pintanya. (RMID)

    Berita Ini Telah Tayang Di RMID baca-berita/government-action/195218/tapanuli-utara-usung-konsep-lumbung-pangan-untuk-pembangunan-berkelanjutan

  • Siswa SMKN 15 Pandeglang Diberikan Peningkatan Pengetahuan Stunting

    Siswa SMKN 15 Pandeglang Diberikan Peningkatan Pengetahuan Stunting

    PANDEGLANG,BANPOS-SMKN 15 Pandeglang menjadi tuan rumah kegiatan sosialisasi kesehatan ibu dan anak yang diselenggarakan oleh tim program KATALIS dari PATTIRO Banten yang didukung oleh Merck Family Foundation. Acara ini diikuti oleh 120 siswa/i.

    Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Sekolah SMKN 15 Pandeglang, Rohmatul Fajri mengapresiasi dengan adanya kegiatan ini.

    “Saya berharap, dengan adanya sosialisasi ini, pemahaman para siswa/i semakin meningkat dan peduli dengan kesehatan ibu dan anak sebagai remaja Desa Pasirpeuteuy,” ujar Fajri, Selasa (31/10/2023).

    Kegiatan dilanjutkan dengan pengantar dari Program Manager KATALIS, Amin Rohani yang menjelaskan tujuan kegiatan dan hasil yang diharapkan yaitu, meningkatkan kesadaran pemahaman siswa/i tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak, peningkatan pengetahuan dalam memberikan informasi yang akurat dan terkini tentang aspek-aspek penting kesehatan ibu dan anak.

    “Serta peningkatan kesadaran siswa/i tentang masalah stunting, yang merupakan masalah kesehatan global yang serius, dan pemahaman tentang faktor-faktor penyebab stunting, seperti gizi buruk, sanitasi yang buruk, dan akses terbatas ke perawatan kesehatan,” ujar Amin.

    Materi pertama disampaikan oleh Tati Hartati, Ketua FOPKIA Kabupaten Serang, yang membahas kesehatan reproduksi dan risiko pernikahan dini. Hartati menjelaskan mengenai kesehatan organ reproduksi, penyebab pernikahan dini, serta dampak negatif dari pernikahan anak.

    “Peraturan terbaru menetapkan batas usia menikah minimal 19 tahun untuk melindungi hak anak dan mencegah risiko kesehatan,” tegas Tati.

    Dini, bidan desa Pasirpeuteuy, membahas pencegahan stunting dan kondisi kesehatan lingkungan di desa Pasirpeuteuy. Dini menjelaskan tentang stunting, gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi, serta masalah kesehatan lingkungan seperti kebiasaan buruk yang mempengaruhi kesehatan anak.

    Sesi tanya jawab berlangsung dengan aktif. Dua pertanyaan utama yang diajukan adalah mengenai hubungan TBC dengan stunting dan cara mengetahui stunting di usia remaja. Acara berlanjut dengan pembentukan kelompok remaja peduli kesehatan ibu dan anak di Desa Pasirpeuteuy untuk memudahkan koordinasi kegiatan kesehatan di masa depan. Kelompok ini dibentuk berdasarkan rekomendasi guru dan lokasi tinggal peserta.
    Sosialisasi ini berhasil meningkatkan pemahaman peserta mengenai layanan kesehatan ibu dan anak, pencegahan stunting, serta perilaku hidup bersih dan sehat. Edukasi yang disampaikan memberikan wawasan tentang pentingnya perawatan kesehatan dan upaya pencegahan masalah kesehatan, terutama di kalangan remaja dan masyarakat sekitar.(MPD/PBN)

  • ‘Aku Temanmu’ Gelar Perayaan Puncak Hari Kesehatan Mental

    ‘Aku Temanmu’ Gelar Perayaan Puncak Hari Kesehatan Mental

    SERANG, BANPOS – Dalam rangka memeriahkan acara puncak Hari Kesehatan Mental Se-dunia, Rumah Konseling Aku Temanmu bersama Mahasiswa Bimbingan Konseling (BK) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar kegiatan, talk show dengan tema
    Mental Health Is A Universal Human Right.

    Ketua Pelaksana Kegiatan talk show, Muhammad Jutana, menyampaikan bahwa dirinya berterimakasih kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan tersebut. Selain itu dengan diadakannya kegiatan tersebut diharapkan para remaja bisa terhindar dari berbagai ancaman yang merusak mental.

    Semoga dengan kegiatan ini, bisa memotivasi dan lebih menguatkan mental dari para remaja, ujarnya, Minggu (29/10).

    Pada kegiatan talk show tersebut menghadirkan narasumber dari Ketua Asosiasi Psikologi Sekolah Indonesia (APSI) Wilayah Banten, Tia Rahmania, Psikolog sekaligus Dosen Bimbingan Konseling Untirta, Arga Satrio Prabowo.

    Tidak hanya talk show, kegiatan tersebut juga dimeriahkan dengan
    berbagai rangkaian agenda, diantaranya Pameran Seni, Booth Challenge, Stand Up Indonesia dan dimeriahkan oleh artis asal Kota Serang, Aida Caren.

    Ketua APSI Wilayah Banten, Tia Rahmania menyampaikan bahwa saat ini kesehatan mental menjadi isu yang sangat penting, mengingat remaja atau pemuda menjadi garda depan dalam usaha meraih indonesia emas 2045.

    Ketika kita memiliki pemuda yang sehat secara mental, maka diyakini Indonesia emas bisa dicapai

    karena kita memiliki SDM yang tangguh dan punya komitmen untuk menjadikan negeri ini bangsa yang lebih baik dan mencapai kemajuan yang luar biasa," ucapnya.

    Oleh karenanya saya mendorong, para pemuda untuk bisa berproses dan menikmati prosesnya.

    Agar ketika mereka terjatuh saat berproses, mereka bisa melakukan strategi-strategi menguatkan mental mereka. Dan bisa melihat tekanan yang ada menjadi suatu usaha atau motivasi yang lebih
    baik, sambungnya.

    Dirinya berharap, para remaja atau pemuda ini, ke depan bisa menjadi agent pendorong kesehatan mental di lingkungan mereka berada dengan modal pengetahuan yang mereka miliki.

    Sementara itu menurut Psikolog sekaligus Dosen Bimbingan Konseling Untirta, Arga Satrio Prabowo mengungkapkan, bahwa kesehatan mental menjadi isu yang polemik dan merupakan suatu acara yang sangat baik untuk diulik.

    Karena banyak kasus-kasus yang sumber masalahnya ini kesehatan mental. Jadi harapannya, mereka bisa memiliki strategi untuk menjaga kesehatan mental mereka, ungkapnya.

    Artis asal Kota Serang, Aida Caren mengaku senang dengan adanya kegiatan tersebut. Dirinya juga mengapreasi kegiatan itu, selain memberikan pemahaman tentang kesehatan mental, juga diisi dengan narasumber yang hebat. Semoga ditahun-tahun yang akan datang bisa ada kegiatan seperti ini, tandasnya. (CR-01/AZM)

  • Pendata Stunting Dilatih Untuk Pengambilan Kebijakan Program

    Pendata Stunting Dilatih Untuk Pengambilan Kebijakan Program

    LEBAK, BANPOS – PEMERINTAH Kabupaten Lebak bekerjasama dengan USAID Erat menggelar lokakarya Strategi
    Penguatan Data Stunting Untuk Pengambilan Kebijakan Program Percepatan Penurunan Stunting di
    Kabupaten Lebak, Kamis (26/10).

    Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari 28 Kecamatan
    yang ada di Kabupaten Lebak dan berbagai OPD terkait.

    Distrik Fasilitator Kabupaten Lebak dari USAID Erat, Wahyu, mengatakan bahwa kegiatan tersebut
    merupakan bentuk dukungan dari USAID Erat kepada Pemkab Lebak, dalam upaya percepatan
    penurunan stunting.

    “Ini merupakan kali kedua kita menggelae lokakarya. Yang pertama adalah pemetaan masalah terkait
    stunting di tahun kemarin dan yang kedua ini adalah penguatan data stunting,” kata Wahyu kepada
    BANPOS.

    Ia menjelaskan, penguatan data ini penting dilakukan karena data yang baik dapat memberikan
    kebijakan dan intervensi yang baik pula. Menurutnya, terdapat beberapa data yang belum terdistribusi
    dengan baik, hal tersebutlah yang dirasa menjadi masalah dalam pengentasan stunting di Lebak.

    “Masalah ini dari berbagai faktor mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM) kemampuan menterjemahkan
    data yang dibutuhkan hingga masalah geografis. Jadi kami merasa hal ini perlu digelar agar TPPS dari
    kecamatan bisa menjadi pengumpul data yang baik,” jelasnya.

    Wahyu berharap, meskipun waktu pelatihan ini terbatas namun bisa meningkatkan kapasitas dari para
    pengumpul data agar bisa semakin konsen dan sadar terkait permasalahan stunting.

    “Semoga setelah ini mereka bisa bekerja lebih baik lagi, lebih kompak, lebih efektif dan efisien,”
    tandasnya.

    Sementara itu, Kabid Dalduk-KB DP3AP2KB Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah, mengatakan bahwa
    kegiatan tersebut merupakan peningkatan kapasitas pengelolaan data bagi para operator data TPPS
    kecamatan dan operator OPD.

    “Kegiatan ini dilaksanakan sebagai pendukung upaya meningkatkan komitmen dan visi kepemimpinan
    serta para pemangku kebijakan yang merupakan salah satu pilar dari lima pilar Strategi Nasional
    Percepatan Penurunan Stunting sebagaimana diamanatkan oleh Perpres No 72 tahun 2021,” kata Tuti.

    Ia menjelaskan, dalam kegiatan tersebut pula bertujuan untuk menyelaraskan pendataan dalam rangka
    penyusunan kebijakan dan perencanaan program PPS dan merumuskan rekomendasi untuk
    memperkuat koordinasi dengan TPPS kecamatan terkait data.

    “Tentunya setelah ini, semua rencana aksi penyelarasan pendataan yang telah tersusun akan
    direkomendasikan kepada strategi penguatan koordinasi yang dituangkan dalam komitmen bersama,”
    jelasnya.

    Ia menerangkan, pihaknya merencanakan pelatihan bagi para pendata stunting ini telah dimulai sejak
    tahun lalu. Namun, baru saat ini dapat terimplementasikan.

    “Alhamdulillah difasilitasi oleh USAID Erat kita bisa menggelar lokakarya ini. Semoga dengan adanya
    kegiatan ini, ikhtiar kita bersama dalam masalah stunting dapat semakin baik,” tandasnya. (MYU/DZH)