Kategori: KESEHATAN

  • Isoman Para Pahlawan

    Isoman Para Pahlawan

    PROFESI sebagai tenaga kesehatan (Nakes), membuat mereka menjadi pasukan paling depan dalam pertempuran melawan Covid-19. Resiko kehilangan nyawa dan meninggalkan keluarga demi memenangkan perang itu tak membuat mereka gentar. Namun, sebagai manusia biasa, mereka juga punya resiko terpapar. Seperti juga yang dialami sejumlah nakes yang berhasil diwawancara BANPOS.

    Seorang kepala puskesmas di Kabupaten Serang, menolak untuk menerima kedatangan BANPOS untuk kepentingan wawancara. Alasannya, ida sedang menjalani isolasi mandiri (Isoman) karena terpapar Covid-19. Namun, sang kepala puskesmas tak keberatan menceritakan pengalamannya menjalani ‘karantina mandiri’ di rumahnya, di wilayah Kota Serang.

    “Nggak tahu puguh ini entah kontak sama siapa. Karena kan (tugas, red) ke desa iya, terus (pegawai) di Puskesmas juga kan sudah banyak yang terpapar,” ujar sang kepala Puskesmas, saat ditanya bagaimana dirinya bisa terpapar virus asal Cina tersebut, Minggu (18/7).

    Si kepala puskesmas mengisahkan, setiap pekannya, selalu ada petugas di puskesmas yang dipimpinnya, terpapar covid-19. Meski begitu, pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat kecamatan itu tetap dilaksanakan dengan minimalisasi kontak dan memperketat protokol kesehatan.

    “Jadi semacam kloter gitu, ketika kami (dirinya dan beberapa nakes lainnya) Isoman, yang lainnya sudah selesai dan kembali melakukan pelayanan di Puskesmas, bergantian ini. Sudah tiga minggu, per minggu itu pasti ada saja yang Isoman. Saat ini pun bukan hanya saya yang memiliki keluhan terpapar Covid-19,” jelasnya.

    Ia mengaku tidak merasakan ada gejala pada saat dilakukan tes swab. Ketika dites antigen, hasilnya ia negatif, namun hasil swab PCR dinyatakan positif.

    “Saat Swab kelihatan, ketika itu batuk-batuk saja sih. Tidak terlalu seperti yang lain, kan ada yang muntah dan sebagainya,” tuturnya.

    Saat menjalani Isoman, sang kepala puskesmas terus berusaha meningkatkan imun tubuhnya dengan mengkonsumsi vitamin pendukung agar segera pulih. Ia juga mengaku tidak memiliki riwayat asma, sehingga tidak ada keluhan soal pernapasan.

    “Alhamdulillah saya nggak punya asma dan sebagainya. Jadi masih sedikit batuk-batuk saja,” ucap dia.

    Berdomisili di Kota Serang, selama Isoman ia menghabiskan waktu di rumah dengan membaca novel dan menonton film. Bersama suami dan anaknya, ia selalu kompak dalam menjalani hari-hari saat Isoman dengan hal-hal yang positif.

    “Karena hidup di perumahan, jadi tetangga juga cuek. Harus diberitahu kalau saya sedang Isoman, sehingga mengantisipasi ketika anak mau ngaji pun saya tahan dulu, sudah biar di rumah dulu selama beberapa hari ini, karena kan kasihan guru ngajinya,” jelasnya.

    Tepat hari ini, ia sudah melakukan Isoman selama 14 hari, dan akan dilakukan tes swab PCR kembali untuk memastikan ia masih perlu Isoman atau tidak. Selama waktu tersebut ia mengaku sudah menonton berbagai film, termasuk yang baru-baru ini viral di kanal Twitter yaitu film ‘Ayla’.

    “Senengnya baca buku sama nonton. Seneng baca novel, karena kalau sudah masuk ke Puskesmas tidak ada waktu untuk membaca lagi. Banyaknya membaca novel karya Asma Nadia, untuk film kemarin ini nonton Ayla, itu sedih banget dan lucu juga filmnya,” katanya.

    Memiliki hobi di rumah saja, ia pun sangat menikmati 14 harinya dengan baik. Sebab, menurutnya, sebelum ada pandemi Covid-19 pun ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah setelah pekerjaan di Puskesmas selesai.

    “Jadi dari dulu nggak pernah keluyuran, hobinya di rumah saja. Kalau tidak ada yang perlu dibeli banget, saya tidak keluar rumah,” katanya.

    Meski menikmati masa-masa Isoman di rumah, dia mengaku memiliki satu tanggung jawab yang mengganjalnya. Yaitu soal pengurusan administrasi di puskesmas. Karena isoman, hal-hal yang bersifat administratif dan perlu ditandatangani kepala puskesmas, termasuk soal verifikasi bantuan obat-obatan yang tengah dilakukan oleh Pemkab Serang, atau bantuan obat-obatan untuk nakes dari koramil setempat, ikut terhambat.

    “Ribet, ketika harus ada tandatangan dari saya, nah saya kan sedang Isoman. Macam mana saya mau tandatangan. Bahkan, daripada menunggu bantuan dari koramil harus nunggu tanda tangan saya, saya menganjurkan nakes untuk membeli obat sendiri,” ujarnya.

    Soal banyaknya nakes yang berguguran selama menangani pandemi, ia tak sampai detil melihat informasi yang masuk melalui aplikasi perpesanan dan media sosial. Ia lebih memilih menjalankan aktivitas yang positif, sehingga tidak terpikirkan kekhawatiran akan dirinya pun ikut tumbang seperti nakes lainnya.

    “Makanya saya itu kalau WhatsApp jarang dilihat. Kalau lihat-lihat terus mah, di grup itu banyak sekali informasi berita duka cita seperti itu, jadi down juga jadinya. Makanya kadang-kadang telat lihat informasinya, lebih baik begitu daripada bikin saya down,” katanya.

    Dengan banyaknya para nakes di Puskesmas yang terpapar, ia berharap warga di wilayah manapun untuk menaati prokes yang sudah ditentukan. Ia mengaku saat ini banyak kasus meninggal, dan ada juga yang mengusulkan pihak Puskesmas untuk melakukan pemulasaran.

    “Kami menyampaikan tidak bisa kalau Puskesmas dijadikan ujung tombak, apalagi di tempat saya kebanyakan perempuan. Kita saja pada tumbang ini,” katanya.

    Ia mengaku memang sesuai Permenkes ada aturan tentang memandikan jenazah di Puskesmas. Namun kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk melakukan hal itu.

    “Rencana saya akan meminta bantuan dari pihak TRC atau darimana, akhirnya kami memutuskan yasudah kita belajar pemulasaran jenazah, nanti sebagian petugas dari kami, sebagian lagi dari desa,” tandasnya.

    Nakes lainnya, Harum Prihanti adalah penyintas Covid-19 yang berhasil sembuh melalui isolasi mandiri. Harum menjelaskan, di tempatnya bekerja dirinya merupakan orang yang pertama kali terpapar. Setelah mengetahui positif temen-temen yang kontak dengannya pun di tracing dalam kurun waktu 14 hari kebelakang.

    “Saya kurang tahu pasti dari mana terpapar Covid-19, sebelum positif bolak-balik Tangerang-Cilegon. Saat perjalanan saya sering makan di tempat, ada juga sempat ngumpul bareng temen. Yang pasti ada 9 orang hasil swabnya positif,” katanya soal teman-temannya yang memiliki kontak langsung dengannya.

    Harum yang bekerja sebagai PNS di Pemkot Cilegon dan salah satu nakes di RSUD Cilegon ini tak menyangka gejala tipes yang pernah dialami merupakan gejala dirinya terjangkit Covid-19.

    “Dalam seminggu gejalanya bertahap, pertama kali sakit punggung panas dan nyeri banget. Saat itu suhu normal 36,6 derajat lalu minum parasetamol, ketika bangun badan semakin jadi sakitnya, kepala pusing, mual, muntah, badan bangun sempoyongan, makan pun tidak ada rasanya, saya memutuskan ke UGD karena seharian tidak ada makanan masuk dan makin sakit,” paparnya.

    Dua hari kemudian sakit yang dirasakannya berkurang namun masih tidak nafsu makan, Harum pun melakukan tes rapid dan swab tes karena memiliki riwayat masuk UGD dan bolak-balik ke zona merah.

    “Keesokannya makan sudah ada rasanya badan sudah terasa enak tapi muncul batuk sama tenggorokan agak gatal dua hari berikutnya sudah tidak terasa sakit di hari berikutnya hasil swab menyatakan positif Covid-19,” katanya.

    Setelah dinyatakan positif Covid-19, Harum memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah sebab sudah tidak merasakan sakit di badan namun tetap mendapatkan obat dan konsultasi dari dokter paru. Selama isolasi mandiri aktivitas di rumah dilakukan seperti biasa saja.

    “Selama isolasi tak pernah lepas masker, kecuali tidur. Pintu rumah dan jendela pun dibuka untuk sirkulasi udara. Setiap Jam 10 berjemur sekitar 20 menit sambil nonton, lalu olahraga 15 menit. Makan tinggi protein,” ujarnya.

    Harum pun mendapatkan vitamin dari petugas kesehatan yang bertugas memantau perkembangan kesehatannya setiap hari. “Saya minum obat sampai 10 hari karena masih ada batuk,” katanya.

    Harum menjelaskan, masyarakat di sekitar rumahnya turut mendukung isolasi mandiri yang dilakukannya. “Warga mendukung mulai membantu membeli kebutuhan pokok dan dukungan moral jadinya tidak merasa seperti sedang isolasi,” ujar dia.

    Total 3 minggu menjalani isolasi dengan hasil swab menyatakan negatif Covid-19 ditambah hasil rontgen menerangkan tidak ada flek di paru-paru.

    Sebagai seorang yang pernah terpapar Covid-19 Harum mengimbau masyarakat agar lebih peduli dengan kondisi kesehatan saat ini. Kemudian bagi yang sedang menjalani pengobatan ataupun isolasi, ia meminta agar tetap semangat.

    “Jangan stres dibawa enjoy aja memang agak berat tetapi tetap paksakan agar imun kita nggak drop,” sambungnya.

    Ditambahkannya, bagi masyarakat yang di sekitarnya terdapat pasien Covid-19 untuk tidak menganggap sebagai aib.

    “Karena toh mereka juga nggak tahu akan terpapar Covid-19. Dukung moral dan materi, karena dukungan masyarakat sangat membantu biar ngga merasa kesepian dan stres,” ujarnya.

    Sementara, nakes lain di Kota Cilegon, berinisial S yang dinyatakan sembuh merasa bersyukur kepada tim medis maupun nonmedis yang telah memberikan pelayanan kesehatan dan motivasi selama masa karantina di RSUD Cilegon.

    “Alhamdulillah, saya bisa pulang ke rumah untuk bertemu keluarga. Kami semua di sini butuh dukungan dan doa agar kami tetap sehat, kuat, dan tabah dalam mengemban tugas ini,” katanya.

    Selama masa karantina, lanjutnya, dia hanya bisa melakukan kegiatan keagamaan, seperti mengaji, salat serta berzikir, berjemur sambil berolahraga, dan mengikuti arahan dari tim medis Gugus Tugas agar bisa melewati masa dari positif menjadi negatif Covid-19.

    “Kami mohon, ke depannya masyarakat tidak memberikan stigma negatif kepada pasien positif covid dan keluarganya karena mereka membutuhkan support, baik moril maupun materil, untuk menjalani karantina dan isolasi mandiri ” tutupnya.

    Terpisah, Nakes yang bertugas di Puskesmas Sumur, Kabupaten Pandeglang yang terpapar Covid-19, Siti Rofikoh, saat ini tengah melakukan Isolasi Mandiri (Isoman). Namun saat ini kondisinya sudah membaik.

    “Alhamdulillah sudah membaik. Saya masih Isoman sampai hari Rabu (21/7),” kata Siti Rofikoh kepada BANPOS melalui pesan WhatsApp, Minggu (18/7).

    Saat diminta tanggapannya terkait kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19, dia mengatakan bahwa dalam melakukan penanganan, pemerintah sangat maksimal. Akan tetapi, penanganan tersebut akan sangat maksimal jika masyarakat turut andil dalam penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) khususnya 5 M.

    “Allhamdulillah kalau menurut saya pemerintah sudah sangat maksimal dalam menangani pendemi saat ini, tapi pemerintah melalui tenaga kesehatan dalam penanganan pendemi ini sangat akan maksimal jika seluruh masyarakat juga ikut andil dalam penerapan 5M seperti apa yang dianjurkan pemerintah,” terangnya.(MUF/LUK/DZH/ENK)

  • Menunggu Insentif Tak Berujung

    Menunggu Insentif Tak Berujung

    BERJUANG menjadi garda terdepan menghadapi Covid-19, para tenaga kesehatan (Nakes) layak disematkan status pahlawan. Namun, pada kenyataannya, pekerjaan mereka kurang dihargai. Termasuk insntif yang menjadi hak mereka, juga datang tersendat.

    Seorang kepala puskesmas di Kabupaten Serang, mengaku
    Insentif tenaga kesehatan yang menjadi haknya, terakhir ia terima pada September 2020. Setelah itu, pihaknya hanya diminta mengirimnkan surat pengajuan, tanpa kepastian kapan insentif bakal dicairkan.

    “Kalau jujur mah dari tahun 2020 juga belum ada, apalagi tahun 2021. Katanya mah buat SPJ-SPJ (Surat Pejalanan DInas, red), tapi tidak ada yang keluar. Atuh yang kita buat saja SPJ-nya, sudah bablas,” terangnya.

    Per Januari-Juni tahun ini pun ia sudah dimintai SPJ. Berkali-kali ia merevisi SPJ melalui Dinas kesehatan (Dinkes) sebagai verifikatornya.

    “Saya bilang ini perbaikan sudah berkali-kali tapi dananya belum keluar. Memperbaiki tapi yang kemarin-kemarin juga belum keluar, sedih kadang-kadang,” ungkapnya.

    Namun ia bersyukur seraya mengatakan rejeki datang darimana saja. Ia menegaskan kepada pemerintah, apabila memang akan diberikan insentif, boleh saja. Kalaupun memang ada dana tetapi tidak terlalu besar, ya sudah yang ada saja.

    “Nggak harus perbaikan lagi perbaikan lagi, saya kan sedang Isoman, sambil mengerjakan sambil ditelepon terus-menerus,” ucapnya.

    Menurutnya, seluruh Puskesmas di Kabupaten Serang sebanyak 31 Puskesmas, belum ada pencairan keculai di bawah Septembefr tahun 2020. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia mengandalkan honor praktik di rumah sakit dimana ia bekerja.

    “Sekarang kan banyak juga pasien di sana (rumah sakit) yang terjangkit Covid-19. Namanya dokter kerja sana-sini, tapi ngeri juga kalau keadaannya seperti ini, kasihan sama pasien juga, alhamdulilah ada saja rejeki mah,” ungkapnya.

    Ia mengaku, ia meminjamkan tabung oksigen kepada pihak rumah sakit yang diketahui keterbatasan tabung oksigen. Kebetulan, kata dia, ada satu tabung oksigen yang awalnya dipakai oleh sang ibu yang kini berada di luar daerah.

    “Punya orangtua saya yang saat ini di Medan, dari rumah sakit bilang pinjam dulu. Yasudah saya kasih saja,” katanya bercerita.

    Sementara, Siti Rofikoh, nakes yang bekerja di Puskesmas Sumur, mengaku tak terpangruh dengan insentif yang diberikan pemerintah. Karena, saat ini dia masih berstatus sebagai tenaga kerja sukarela (TKS).
    “Alhamdulillah karena saya masih TKS, jadi tidak mempengaruhi insentif,” ujarnya.(MUF/DHE/ENK)

  • Pesan dari Garda Depan

    Pesan dari Garda Depan

    TENAGA kesehatan (Nakes) menjadi garda terdepan dalam peperangan melawan Covid-19. Banyak dari mereka berguguran, sakit, ikut terpapar virus, hingga meninggal dunia. Di sisi lain mereka terkesan berjuang sendirian, karena protokol kesehatan banyak tak diindahkan.

    Ketua Pelaksana Harian Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr. Mahesa Paranadipa mengungkapkan, hingga akhir pekan lalu, sebanyak 545 orang dokter di Indonesia meninggal dunia akibat covid-19. Bahkan, sampai pertengahan Juli ini, jumlah nakes yang wafat telah menyamai jumlah total nakes yang meninggal di bulan sebelumnya.

    “Kalau melihat data kematian dokter saja sebaran per bulan, untuk bulan Juli ini angkanya sudah melebihi 100 persen dari jumlah kematian bulan Juni lalu. Total kematian dokter saat ini 545 sejawat dokter (per 17 Juli 2021),” ungkap dia dalam Diskusi Media via daring bertajuk “Update kondisi Dokter dan Strategi Upaya Mitigasi Resiko mencegah Kolapsnya Fasilitas Kesehatan”, Minggu.

    Dari angka ini berdasarkan wilayah, dokter di wilayah Jawa Timur yang menempati posisi tertinggi dengan total 110 orang, DKI Jakarta (83), Jawa Tengah (81), Jawa Barat (76) dan Sumatera Utara (38).

    Berdasarkan jenis kelamin, dokter laki-laki yang paling banyak meregang nyawa dengan total 84 persen atau 453 orang. Menurut Mahesa, hal ini mengingat tugas-tugas yang banyak dikerjakan sejawat dokter laki-laki di area isolasi COVID-19 walaupun memang banyak juga dokter perempuan yang bertugas.

    Sementara dari sisi spesialisasi, dokter umum menempati urutan tertinggi dari total kematian yakni 292 orang, lalu spesialis (241 dokter) yang meliputi spesialis kandungan dan kebidanan, spesialis penyakit dalam, spesialis anak, bedah, anestesi dan THT-KL.

    Di sisi lain, data dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) per 18 Juli 2021 menunjukkan sekitar 7.392 perawat yang terkonfirmasi positif, suspek sebanyak 309, dan mereka yang gugur sebanyak 445 teman perawat.

    Mahesa lalu menyoroti kondisi melonjaknya pasien COVID-19 beberapa waktu terakhir sehingga menyebabkan tenaga kesehatan mendapatkan beban kerja berlebihan. Hal ini dia khawatirkan memunculkan potensi kelelahan pada tenaga kesehatan, yang berimbas pada menurunnya imunitas mereka.

    “Kami, Tim Mitigasi PB IDI sudah memberikan pedoman terkait perlindungan dokter. Hanya memang, walaupun sudah sebagian besar tenaga dokter divaksinasi sampai suntikan kedua, namun karena lonjakan pasien yang cukup tinggi menyebabkan overload beban kerja,” kata dia.

    Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kondisi ini, menurut dia, harus tetap ada edukasi pada masyarakat untuk patuh menerapkan protokol kesehatan (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilisasi dan menghindari kerumunan).

    Di sisi lain, Tim Mitigasi IDI percaya pemerintah mengambil kebijakan untuk tetap melindungi dan menyelamatkan seluruh rakyat.

    “Kami mohon kerja sama seluruh pihak untuk sama-sama menjadikan pertarungan melawan pandemi ini pertarungan bersama agar kasus-kasus bisa kita tekan,” demikian tutur Mahesa.

    Ketika pandemi melanda, kabar duka memang menyedihkan ketika datang dari mereka para nakes. Karena mereka adalah perisai pertama yang menyelamatkan kehidupan ketika ancaman Covid-19 datang. Profesi mereka sebagai nakes, tak bisa menghindarkan mereka dari kontak dengan pasien-pasien yang terkonfirmasi mengidap virus Covid-19 di tubuhnya.

    Semakin banyak yang gugur, semakin berkurang juga ‘pasukan’ yang bertempur di garda terdepan. Musuh pun lebih leluasa ‘menyerang’.

    Pekan lalu, tepatnya Rabu 14 Juli 2021, tepatnya pukul 05.34 WIB. Kepala Bidang Penunjang Medis pada RSUD Berkah Pandeglang, dr. Edwin Afrian meninggal dunia. Dia wafat setelah menjalani perawatan intensif selama kurang lebih dua hari di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta.

    Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Ketua Humas RSUD Berkah Pandeglang dr. Achmad Chubaesy Y, dalam release yang disampaikan kepada wartawan.

    “Kami keluarga besar RSUD Berkah Pandeglang sangat berduka, dan sangat kehilangan, Dokter Edwin orang baik. Beliau (dr. Edwin-red) meninggal setelah berjuang melawan Covid-19”, ungkap Hubes, Rabu lalu.

    Hubes menambahkan, sebelum menghembuskan napas terakhir, dokter Edwin yang juga sebagai pengurus IDI Kabupaten Pandeglang itu, sempat mendapat penanganan intensif selama 3 hari di RSUD Berkah.

    “Penanganan intensif telah kami lakukan semaksimal mungkin, sebelum selanjutnya di rujuk ke RS Persahabatan Jakarta. Namun Allah berkehendak lain, salah satu dokter terbaik kita telah meninggal dunia,” tutupnya.

    Masih di pekan lalu, Plt Kepala Dinkes Kota Cilegon Dana Sujaksani juga mengungkapkan ada dua nakes di Kota Cilegon yang wafat karena Covid-19. Disamping itu, ada sekitar 20 nakes yang ikut terpapar virus yang pertama ditemukan di Cina itu.

    Meski banyak nakes yang terpapar, Dana berkeyakinan, nakes di Kota Cilegon akan terus mengupayakan pelayan kesehatan terhadap masyarakat semaksimal mungkin. “Kita atur, kita manajerial, jangan sampai tugas kita jadi terbengkalai karena kekurangan nakes. Jadi yang ada tetep kita atur tugas pokoknya nanti,” tuturnya.

    Sementara, Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Cilegon, Ujang Iing mengungkapkan kondisi terkini di RS yang dipimpinnya. Mnurutnya, ada 29 orang, terdiri dari tiga orang dokter dan perawat, bidan hingga fisiotherapis sampai saat ini mereka masih menjalani isolasi mandiri, sebagian lainnya menjalani perawatan.

    “Saat ini kami membutuhkan sukarelawan tenaga kesehatan,” jelas Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Cilegon, Ujang Iing.

    Ditambahkan Ujang Iing, relawan nakes nantinya diharapkan bisa membantu menangani perawatan Covid-19 di rumah sakit, dia pun berharap nakes sukarela berasal dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan perawat.

    Di Kabupaten Lebak, sepanjang Juni lalu saja ada ratusan nakes yang ikut terpapar Covid-19. Bahkan, Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, pada pekan terakhir Juni tercatat 181 nakes positif ikut terkonfirmasi Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak, Triatno Supiyono mengatakan, nakes yang tertular Covid-19 tersebut tersebar di sejumlah puskesmas.

    “Paling banyak seperti di Puskesmas Maja dan Rangkasbitung masing-masing 32 orang, Cihara 31 orang dan Mandala 10 orang,” kata Triatno awal Juli lalu.

    Opidemiologi Kemeterian Kesehatan (Kemenkes) RI, Masdalina Pane menyatakan, kebanyakan nakes terinfeksi vaksin bukan karena mereka abai protokol kesehatan atau kelelahan. Menurutnya, mayoritas tenaga kesehatan telah dilindungi alat perlindungan diri (APD) terbaik.

    “Justru banyak nakes terpapar karena berhadapan dengan pasien covid-19 yang tidak jujur. Mereka tidak mengakui terkena covid-19 sehingga nakes mudah terpapar,” kata Masdalina dalam Diskusi Virtual Polemik Ketimpangan Vaksin yang digelar Disasterchannel.co, akhir pekan lalu.

    Untuk mengantisipasi terus bertumbangannya nakes, Masdalina menekankan pentingnya program vaksinasi yang tengah digencarkan pemerintah. Menurutnya, meski nakes yang divaksin jumlahnya sudah lebih dari 95 persen, bukan berarti resiko terpapar Covid-19 hilang. Karena, di luar masih banyak masyarakat yang belum tersentuh vaksin.

    “Secara total, di Indonesia pemberian vaksin baru mencapai 40 persen dari jumlah yang ditargetkan. Memang dilematis, karena jumlah vaksinnya sendiri memang terbatas,” kata Masdalina.

    Dalam diskusi virtual yang sama, terungkap juga kesadaran masyarakat untuk mendapatkan vaksin juga tergolong masih rendah. Bukan hanya nakes, para relawan yang mendorong pemberian vaksin juga kerap menghadapi kendala ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksin.

    Seperti disampaikan anggota Forum Perempuan Pandeglang, Isun Suntiah. Dia kerap mendapatkan penolakan warga ketika berbicara soal vaksin. Bahkan, dia seolah bekerja sendiri saat mensosialisasikan vaksin karena kurang mendapat dukungan dari tokoh masyarakat maupun tokoh agama.

    “Seringkali saya dimarahi, dibilang saya kaya menteri kesehatan, seperti bidan atau kepala puskesmas, padahal saya hanya masyarakat kecil yang ingin masyarakat sehat terhindar dari virus,” kata Isun dalam diskusi.

    Isun menyayangkan penerimaan warga, karena saat mensosialisasikan soal vaksin, dirinya merasa mengorbankan keselamatan, karena juga terancam terkena virus. Apalagi, dia tinggal di sebuah kawasan wisata yang cukup popiler, yaitu Taman Nasional Ujung Kulon, dimana banyak wisatawan datang tanpa mengindahlan protokol kesehatan.(DZH/MUF/LUK/DHE/ENK)

  • Perpanjangan PPKM Darurat Ditentukan Hari Ini, Pemda Lamban Serap Anggaran Covid-19

    Perpanjangan PPKM Darurat Ditentukan Hari Ini, Pemda Lamban Serap Anggaran Covid-19

    JAKARTA, BANPOS – Kabar PPKM Darurat bakal diperpanjang berembus kencang
    setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi keadaan yang ada saat
    ini. Sekretaris Eksekutif Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
    Nasional (KPCPEN), Susiwijono Moegiarso menegaskan, untuk saat ini PPKM Darurat
    masih berlaku hingga 20 Juli 2021.

    Namun, pemerintah akan kembali membahas evaluasi pelaksanaan PPKM Darurat
    pada Jumat (16/7) ini. Evaluasi tersebut untuk menentukan PPKM Darurat akan
    diperpanjang atau tidak. “Apakah nanti diperpanjang, berapa lama diperpanjang, besok
    (Haari ini, red) akan ada rapat, biasanya setiap Jumat,” ujarnya dalam diskusi secara
    virtual, Kamis (15/7).

    Sementara, pada Sabtu dan Minggu, evaluasi PPKM Darurat akan dikomunikasikan
    dengan pemerintah daerah. Kemudian, hari Senin akan dibahas dalam rapat terbatas
    bersama Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). “Nah perpanjangannya kapan, berapa
    lama, kami selalu evaluasi periodik,” ucapnya.

    Susi menjelaskan, perpanjangan PPKM yang berlangusng dilakukan secara periodik
    per 2 pekan. Hasil keputusannya berdasarkan pertimbangan yang meliputi kasus aktif,
    tambahan kasus konfirmasi harian, tingkat kematian, tingkat kesembuhan, dan
    sebagainya. “Besok akan ada rakor tingkat menteri dan kepala daerah, kami akan
    putuskan per 21 Juli nanti sampai kapan,” tegasnya.

    Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan angkat bicara soal rencana pemerintah memperpanjang
    Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Menurutnya, itu adalah pilihan
    terbaik. Meski akan menyulitkan masyarakat. "Perpanjangan PPKM Darurat pasti akan membuat
    napas ekonomi rakyat semakin sesak. Tapi, itu pilihan terbaik saat ini," kata politisi PKB itu.

    Daniel menambahkan, sejalan dengan rencana ini, pemerintah harus segera mencairkan dana
    bantuan sosial. Serta memastikan obat-obatan tersedia dengan cukup, dan harga wajar. "Kita
    benar-benar harus memikirkan penghidupan rakyat yang terdampak Covid-19, dan kebijakan
    penanganannya," ujar Daniel.

    Dia pun mendesak pemerintah menutup pintu masuk dan keluar provinsi selama 2 pekan. Agar
    kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat lokal propinsi tetap berjalan, tanpa ada pengetatan
    berlebihan. "Bahaya, kalau sampai varian Delta jebol ke provinsi tersebut, dan menyebar sampai ke
    desa-desa. Bisa bikin kolaps banyak sendi kehidupan," papar Daniel.

    Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad pun setali tiga uang. Dia menyebut, perpanjangan PPKM
    Darurat merupakan langkah efektif untuk menekan laju penularan. Untuk itu, ia memberikan
    beberapa catatan, agar PPKM berjalan optimal.

    Pertama, bahan pokok untuk masyarakat harus jadi perhatian pemerintah. Kedua, informasi
    ketersedian obat-obatan di daerah harus diketahui publik secara transparan. Ketiga, harus ada
    persamaan persepsi dari seluruh pelaksana operasi PPKM Darurat.

    "Jangan sampai ada multitafsir. Terutama oleh kawan kawan di lapangan. Karena saya lihat, masih
    banyak yang berbeda dalam penerapannya," beber Dasco.

    Terpisah, Ketua DPR Puan Maharani menyoroti angka serapan anggaran penanganan Covid-19 di
    daerah yang masih rendah di tengah kasus yang kian melonjak. Mestinya, pemerintah daerah perlu
    memaksimalkan penyerapan anggaran tersebut.

    "Di situasi darurat seperti sekarang, pemerintah pusat harus mendorong daerah untuk
    memaksimalkan penyerapan anggaran penanganan Covid-19," kata Puan Maharani dalam
    keterangannya, di Jakarta.

    Puan menjelaskan berdasarkan data Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian
    Keuangan (Kemenkeu), total dana untuk penanganan Covid-19 di daerah senilai Rp 50,1 triliun.
    Namun baru terserap 22,93 persen hingga akhir Mei 2021.

    Menurut Puan, realokasi dan refokusing anggaran harus dilakukan segera untuk menggambarkan
    situasi kedaruratan yang kini terjadi. "Ini soal nyawa anak, ibu, bapak, dan kerabat. Ini juga soal
    ekonomi yang terasa semakin menghimpit, berkejaran waktu menjaga harapan rakyat dengan
    pertaruhan keselamatan para tenaga kesehatan dan penghidupan banyak orang," ujarnya.

    Dia meminta pelaksanaan realokasi dan refokusing anggaran dilakukan secara ketat. Pemerintah
    pusat perlu memberikan bantuan teknis untuk pelaksanaannya, mulai dari realokasi, refokusing,
    hingga realisasi penyerapannya.

    Menurut dia, langkah ini jangan hanya prosedural. Penyerapan anggaran harus  tepat penanganan
    Covid-19 yang substansial. Penggunaan anggaran bisa diarahkan untuk mengoptimalkan program
    kesehatan, termasuk pemenuhan gizi untuk menaikkan imunitas rakyat agar tidak gampang tertular,
    juga bantuan obat bagi yang terpapar.

    Puan juga menyarankan, pemerintah daerah proaktif merespons kebutuhan tempat isolasi mandiri.
    Dia menilai tidak setiap orang memiliki rumah yang layak untuk isolasi mandiri, sementara untuk
    menyewa tempat secara mandiri juga butuh dana tidak sedikit.

    Selain itu, dia menilai, pembatasan mobilitas yang diperketat demi mencegah penularan Covid-19
    terus meluas, juga memberikan tekanan ekonomi bagi rakyat kebanyakan. Karena itu, menurut
    Puan, pemerintah daerah sudah sepatutnya menjadi yang terdepan memastikan penanganan
    Covid-19 dan pemberian jaminan kesejahteraan rakyat bisa seiring sejalan.

    "Perbanyak program prorakyat, ringankan beban rakyat yang terdampak pandemi, baik langsung
    maupun tidak. Jangan sampai mereka lolos dari Covid-19, tetapi tidak selamat dari kesulitan
    ekonomi," kata Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
    (Menko PMK) itu.

    Terakhir, pelaku ekonomi kecil harusnya tidak ditinggalkan di situasi sulit seperti sekarang. Menurut
    Puan, banyak dari pelaku ekonomi kecil yang kini berwiraswasta dan menggantungkan hidup pada
    Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah korban pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat
    pandemi.(FAQ/UMM/ENK/RMID/JPG)

  • Dukung Program Sehari Sejuta Vaksin, Kodim 0602/Serang bersama PT PWI Plant 2 Gelar Serbuan Vaksin

    Dukung Program Sehari Sejuta Vaksin, Kodim 0602/Serang bersama PT PWI Plant 2 Gelar Serbuan Vaksin

    CIKANDE, BANPOS – Dalam rangka mendukung program pemerintah yaitu satu juta vaksin dalam sehari, Kodim 0602 Serang menggelar serbuan vaksin di wilayah Korem 064/MY, Kamis (15/7). Bekerjasama dengan PT Parkland World Indonesia Plant 2, vaksinasi yang menyasar para pekerja di perusahaan tersebut dilaksanakan di lapangan terbuka yang dimulai sejak pukul 10:00 WIB.

    Dibantu oleh Event organizer APINDO Jawa Barat yang diutus langsung oleh Kodam III/Siliwangi, kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19 dan menekan angka kasus yang saat ini terus meningkat. Vaksinasi ditargetkan sebanyak 5.000 orang per hari, dan dilaksanakan hingga hari ini, Jumat (16/7).

    Dandim 0602/Serang, Kolonel Inf Soehardono mengungkapkan bahwa kegiatan ini perdana dilaksanakan di Banten. Sehingga diharapkan antusias para peserta vaksin dengan jumlah kuota yang disediakan olehnya.

    “Penyelenggaraan ini perdana yang pertama kita selenggarakan disini (Banten, red) sebanyak 5.000 orang hari pertama, hari kedua nanti juga 5000 orang. Kalau ini sukses nanti, akan kami selenggarakan kembali pada saat kunjungan Panglima TNI di wilayah Banten tempatnya masih kita rapatkan, ada dua kemungkinan di wilayah Serang atau di wilayah Cilegon,” ujarnya, disela-sela peninjauan proses vaksinasi di Jalan Lanud Gorda KM 68, Desa Julang, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang.

    Memilih jenis vaksin sinovac, pihaknya berkerjasama dengan RS Kencana dalam pemberian sertifikat tanda sudah divaksin. Ia menyebut, untuk percepatan serbuan yang sangat besar.

    “Kalau serbuan biasanya ya seribu, seribu setiap hari. Ini langsung 5.000,” ucapnya.

    Ia juga menegaskan dalam kegiatan serbuan vaksin ini tidak memiliki anggaran. Pihaknya hanya menyalurkan vaksin yang sudah disediakan kepada para masyarakat melalui perusahaan tersebut.

    “Pelaksanaan kegiatan ini tidak memiliki anggaran. Namun semangat kamu ingin masyarakat memiliki cukup imun yang tinggi, sehingga kami berkerjasama dengan pihak-pihak yang tentunya memiliki massa untuk divaksin,” tandasnya.

    Ditempat yang sama, Presiden Direktur PT Parkland World Indonesia Plant 2, Mr W S Shin mengatakan bahwa kegiatan Vaksinasi Covid-19 ini tidak ada paksaan dari pihak perusahaan dan bersifat sukarela. Selanjutnya, perusahaan hanya memfasilitasi kegiatan vaksinasi Covid-19 dan berkomitmen untuk mendukung program pemerintah.

    “Kami juga ingin berpartisipasi aktif dalam membantu mempercepat penyediaan vaksin Covid-19 untuk masyarakat, khususnya karyawan dan karyawati PT PWI plant 2 dan kepada masyarakat di sekitar wilayah PT PWI plant 2,” ujarnya.

    Ia berharap, dengan partisipasi aktif dari perusahaan yang dipimpin olehnya, bisa membantu pemerintah dalam penanganan kasus Covid-19 dan menjadikan masyarakat menjadi sehat serta ekonomi bangkit.

    “Saya selaku presiden direktur PT PWI Plant 2, akan terus berkomitmen membantu pemerintah dalam upaya menyehatkan masyarakat dan mendukung program pemerintah, satu juta vaksin setiap hari sehingga dapat tercipta Indonesia yang sehat dan segera mengakhiri pandemic Covid-19 di Indonesia dengan bersatu bersama melawan Covid-19,” tuturnya.

    Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi. Oleh karena itu, pihaknya yang bekerjasama dengan Kodim 0602/Serang, mengadakan kegiatan vaksinasi Covid-19 di perusahaan, agar harapan hidup sehat dan imun meningkat dapat tercapai.

    “Pemerintah telah memberikan anjuran dan arahan untuk antisipasi Covid-19 dengan penerapan 3M, 4M, 5M dan PPKM darurat, satu karyawan yang tidak mau vaksin dan terkena Covid-19 akan berdampak kepada karyawan lain dan akan banyak yang tertular, jadi tidak boleh berpikir hanya untuk diri sendiri. Semua harus sama-sama untuk kesehatan bersama semua karyawan harus aman dan sehat,” tandasnya. (MUF)

  • Nakes Kembali Jadi Korban Covid-19

    Nakes Kembali Jadi Korban Covid-19

    Kabar duka kembali menghampiri tenaga medis Pandeglang, Pada Rabu 14 Juli 2021, tepatnya pukul 05.34 WIB. Kepala Bidang Penunjang Medis pada RSUD Berkah Pandeglang, dr.Edwin Afrian, dikabarkan meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif selama kurang lebih 2 hari di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta.

    Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Ketua Humas RSUD Berkah Pandeglang dr.Achmad Chubaesy Y, dalam release yang disampaikan kepada wartawan. Pria yang akrab disapa dr.Hubes membenarkan, bahwa dr.Edwin menghembuskan napas terakhir pada hari ini, Rabu (14/7).

    “Kami keluarga besar RSUD Berkah Pandeglang sangat berduka, dan sangat kehilangan, Dokter Edwin orang baik. Beliau (dr.Edwin-red) meninggal setelah berjuang melawan Covid-19”, ungkap Hubes.

    Hubes menambahkan, sebelum menghembuskan napas terakhir, dokter Edwin yang juga sebagai pengurus IDI Kabupaten Pandeglang itu, sempat mendapat penanganan intensif selama 3 hari di RSUD Berkah.

    “Penanganan intensif telah kami lakukan semaksimal mungkin,sebelum selanjutnya di rujuk ke RS Persahabatan Jakarta. Namun Allah berkehendak lain, salah satu dokter terbaik kita telah meninggal dunia,” tandasnya. (CR-02/PBN)

  • Pesta Pernikahan Diperbolehkan dengan Syarat

    Pesta Pernikahan Diperbolehkan dengan Syarat

    PANDEGLANG, BANPOS – Acara resepsi pernikahan di masa pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di Kabupaten Pandeglang, tetap bisa dilaksanakan. Namun dengan syarat, hanya boleh dihadiri 30 orang dan dengan catatan, tetap melaksanakan protokol kesehatan ketat.

    Kepala KUA Pandeglang yang sekaligus Ketua Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) Cabang Pandeglang, Farhan Rosadi mengatakan, pengetatan PPKM Mikro hingga 20 Juli 2021. Hal ini, menindaklanjuti instruksi Surat Edaran Dirjen Agama Islam Nomor T 006 Tahun 2020, tentang Resepsi Pernikahan di masa PPKM Mikro.

    “Kegiatan pengumpulan masyarakat, seperti hajatan, pesta pernikahan di Kabupaten Pandeglang, tetap kita laksanakan. Cuma untuk para tamu undangan, dibatasi maksimal hanya 30 orang. Tidak boleh lebih dari itu jumlahnya,” katanya, Rabu (14/7).

    Selain pembatasan jumlah undangan resepsi, kata dia, selama masa PPKM Darurat juga tamu undangan tidak diperbolehkan makan di tempat atau lokasi resepsi. Makan hanya boleh disediakan di tempat tertutup, dan harus dibawa pulang.

    “Tidak menerapkan makan di resepsi, penyediaan makan hanya diperbolehkan dalam tempat tertutup, dan dibawa pulang,” ungkap Farhan.

    Menurut Farhan, selama resepsi pernikahan, bisa memicu timbulnya kerumunan dan menjadi salah satu sumber klaster penyebaran Covid-19. Untuk itu, kata dia, pengetatan PPKM mikro ini bertujuan, untuk mengantisipasi penularan COVID-19 selama pelaksanaan pesta pernikahan.

    “Ini juga bisa menjadi sumber klaster baru penyebaran Covid-19, jika yang punya hajat tidak mengindahkan peraturan. Kan tahu sendiri kalau ada acara resepsi pernikahan, masyarakat pasti berkerumun. Makanya kita imbau kepada pemilik acara pernikahan terlebih dahulu, mengenai prokesnya,” imbuhnya. (CR-02/PBN)

  • Tetap Taat Prokes, Mulai Masuk Zona Kuning

    Tetap Taat Prokes, Mulai Masuk Zona Kuning

    PANDEGLANG, BANPOS – Kabupaten Pandeglang dinyatakan masuk kedalam zona kuning atau zona beresiko rendah Covid-19. Hal tersebut tertera pada tabel peta sebaran Covid-19 Provinsi Banten per tanggal 13 juli 2021.

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, Raden Dewi Setiani mengatakan, saat ini Kabupaten Pandeglang sudah masuk zona kuning atau zona resiko rendah penyebaran Covid-19.

    “Tertera pada tabel peta sebaran Covid-19 Provinsi Banten per tanggal 13 Juli 2021, Kabupaten Pandeglang sudah masuk zona kuning atau zona resiko rendah penyebaran Covid-19,”kata Dewi beberapa waktu lalu.

    Dengan turunnya status dari zona orange ke zona kuning tersebut, lanjut Dewi, pihaknya berharap masyarakat tetap waspada dan selalu menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes).

    “Turunya status dari zona orange ke zona kuning penularan Covid-19 bukan berarti kita harus lengah, akan tetapi kita tetap harus waspada dan selalu terapkan protokol kesehatan,” ujarnya.

    Ia menambahkan, ada berbagai kriteria penilaian yang menjadi indikator utama diantaranya ketersediaan sarana ruang isolasi di Rumah Sakit, tingginya angka kesembuhan, penurunan kasus Covid-19, penurunan angka kematian dan lain sebagainya.

    “Alhamdulilah berkat dukungan penuh dari semua pihak mulai dari jajaran Pemerintahan, Polri, TNI serta seluruh komponen lapisan masyarakat yang saling bahu membahu untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kabupaten Pandeglang,” terangnya.

    “Walaupun Pandeglang sudah termasuk zona kuning, akan tetapi kita tetap waspada dan tetap terapkan protokol Kesehatan. Karena penyebaran Covid-19 ini sangat cepat sekali, mudah-mudahan Kabupaten Pandeglang bisa terbebas dari Covid-19, sehingga kehidupan masyarakat kembali normal dan ekonomi bisa bangkit kembali,” ungkapnya.

    Untuk diketahui, berdasarkan data yang dirilis oleh Satgas Covid-19 Kabupaten Pandeglang selasa 13 juli 2021, angka kasus kontak erat sebanyak 3.432, kasus suspek 2.124, kasus probable 12, sedangkan masih dirawat 1.560, angka kesembuhan mencapai 2.543, sementara pasien meninggal dunia sebanyak 100 orang.(dhe/PBN)

  • Dinkes Klaim Stok Obat dan Oksigen Aman

    Dinkes Klaim Stok Obat dan Oksigen Aman

    LEBAK, BANPOS – Ketersedian obat-obatan dan oksigen untuk penanganan Covid-19 di Kabupaten Lebak, saat ini dinyatakan aman. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, Triatno Supiono saat ditemui BANPOS di gedung Setda Kabupaten Lebak, Rabu (14/7).

    “Untuk ketersediaan obat sementara ini belum ada keluhan dari rumah sakit, berkaitan dengan kelangkaan obat. Yang perlu pengobatan itu kan yang dirawat dirumah sakit, bagi masyarakat yang sedang melakukan isolasi mandiri tinggal meningkatkan kekebalan tubuh dan mengkonsumsi multivitamin,” kata Triatno Supiono.

    Pihaknya saat ini belum menerima laporan dari pihak manapun terkait kelangkaan obat-obatan untuk penanganan Covid-19.

    “Saya belum dapat laporan, kalau misalkan ada laporan kekurangan obat berkaitan dengan itu,” terangnya.

    Selain itu, untuk ketersediaan oksigen di Kabupaten Lebak juga saat ini masih aman, meskipun penggunaannya mengalami peningkatan.

    “Ketersediaan oksigen pun sama, karena setiap hari juga ada kewajiban rumah sakit untuk melaporkan ketersediaan oksigennya dan sampai saat ini berdasarkan laporan aman. Peningkatan penggunaannya pasti mengalami peningkatan, orang yang tadinya dirawat cuma 20 orang sekarang mereka merawat 30 orang dan semuanya memerlukan oksigen,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • PPKM Darurat Tetap Diperketat

    PPKM Darurat Tetap Diperketat

    LEBAK, BANPOS – Meskipun masuk zona orange Covid-19, Polres Lebak menyatakan, akan tetap memperketat aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diwilayah Kabupaten Lebak.

    “Saat ini Lebak masuk zona orange kita syukuri, namun tidak akan diperlonggar. Aturan PPKM Darurat tetap kita perketat,” kata Kapolres Lebak, AKBP Teddy Rayendra kepada awak media di gedung Setda Lebak, Rabu (14/7).

    Dijelaskannya, salah satu titik lokasi yang diperketat yaitu Stasiun Rangkasbitung, karena mobilisasi penumpang yang turun dari KRL akan diatur agar tidak bertemu atau berpapasan dengan orang yang akan belanja atau dengan para pedagang di Pasar Rangkasbitung.

    “Jadi ketika memang perlu diperketat maka akan kita perketat,” ujarnya.

    Teddy menambahkan, dalam pengetatan dan penyekatan PPKM Darurat, mobilisasi orang dan kendaraan akan terus dilakukan untuk memutus penyebaran Covid-19.

    “Kita akan evaluasi terus pengetatan terhadap sumber-sumber yang berpotensi terjadi penyebaran Covid-19,” ungkapnya.

    Meskipun PPKM Darurat diperketat, pihaknya memberikan fasilitas kepada Ojek Online (Ojol) untuk beroperasi hingga pukul 22.00 WIB.

    “Kita sudah fasilitasi, selama beroperasi hingga pukul 22.00 WIB tidak ada masalah. Melewati jam tersebut tutup semua,” tegasnya.

    Selain itu, dalam membantu masyarakat khususnya yang terdampak Covid-19 dan masyarakat tidak mampu. Polres Lebak telah menyalurkan bantuan beras sebanyak 10 ton lebih.

    “Sudah 10 ton lebih beras yang sudah disalurkan,” ungkapnya.

    Terpisah, Kasat Binmas Polres Lebak, Iptu Supar mengatakan, saat ini pihaknya mendatangi warga yang sedang melakukan Isolasi Mandiri (Isoman) dan warga kurang mampu yang terdampak Covid-19 untuk diberikan bantuan.

    “Hari ini Kami Sat Binmas Polres Lebak mendatangi Warga yang sedang menjalani Isoman dan warga yang kurang mampu guna menyerahkan bantuan Polres Lebak. Ada Beberapa warga yang menjalani Isoman di BTN Pepabri Pariuk Desa Sukamekarsari, Kecamatan Kalanganyar dan warga kurang mampu di BTN Bojongleles Kecamatan Cibadak,” katanya.

    “Ada 10 paket beras yang hari ini kita salurkan kepada warga, semoga bantuan ini dapat bermanfaat dan sedikit bisa meringankan beban warga,” tambahnya.

    Sementara itu, Kasi Humas Polres Lebak, Iptu Jajang Junaedi menghimbau kepada warga masyarakat Kabupaten Lebak, di masa penerapan PPKM Darurat ini agar mematuhi Protokol Kesehatan (Prokes) dan mematuhi anjuran atau instruksi pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.

    “Kami menghimbau kepada warga masyarakat, di masa penerapan PPKM Darurat ini agar mematuhi protokol kesehatan dan mematuhi anjuran atauinstruksi pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19,” katanya.(dhe)