Kategori: KESEHATAN

  • Vaksin Berbayar Jadi Kontroversi

    Vaksin Berbayar Jadi Kontroversi

    JAKARTA, BANPOS – Masyarakat kini sudah bisa membeli sendiri vaksin secara
    individu di Kimia Farma mulai 12 Juli 2021, kemarin. Vaksin yang digunakan adalah
    vaksin Sinopharm dan diklaim masih terjaga kualitasnya.

    Padahal sebelumnya,
    Presiden Joko Widodo menegaskan, bahwa vaksin Covid-19 gratis untuk seluruh
    masyarakat,
    Kimia Farma mengungkapkan alasan pemberlakuan ini karena dasar hukumnya
    mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2021. Alasan lainnya
    adalah perluasan program Vaksinasi Gotong Royong demi mempercepat herd
    immunity.

    Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto
    menegaskan bahwa vaksin Covid-19 dalam program ini sama dengan VGR
    sebelumnya. Vaksin diyakini masih terjaga kualitasnya.

    “Mohon dilihat dari satu kesatuan ya. Ini sama VGR, hanya diperluas tak hanya dari
    individu tapi dari badan hukum,” tegasnya secara daring, Minggu (11/7).

    Menurutnya vaksin gotong royong yang digunakan sama persis untuk program
    vaksinasi massal. Ia menegaskan vaksin yang jual ini memiliki kualitas baik dan dengan
    nilai efikasi yang sama.

    “Saya tegaskan ini bukan vaksin lungsuran. Bukan hasil seleksi. Bukan vaksin yang
    bermasalah. Sama kualitasnya, efikasi dijaga, sama persis. Hanya saja ini tak gunakan
    vaksin program pemerintah,” jelasnya.

    Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma Tbk, Ganti Winarno mengatakan dengan
    adanya perluasan ini nanti diharapakan herd immuniy tercapai. Menurutnya jika herd
    immunity tercapai diharapkan secara bertahap akan berdampak pada perekonomian.

    “Ini perluasan pencapaian herd immunity. Kami tegaskan lagi, agar tidak seolah-olah
    Kimia Farma yang menginisiasi program ini. Bukan ya. Ini adalah program pemerintah
    dengan ketetapan yang ada,” tegas Ganti.

    Vaksin Sinopharm sendiri saat ini ketersediaannya sebanyak 1,5 juta. Dari total jumlah
    tersebut, sebanyak 500 ribu merupakan hibah dari Pemerintah Uni Emirat Arab.

    Hal ini pun dikritisi oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh. Sebab,
    penjualan vaksin itu bertentangan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19
    Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Permenkes Nomor 10 Tahun 2021 tentang
    Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.

    Khususnya di Pasal 7A ayat 4 yang mengatakan bahwa vaksin covid yang digunakan
    untuk pelaksanaan vaksinasi program yang diperoleh hibah, sumbangan atau
    pemberian baik dari masyarakat atau negara lain dilarang diperjualbelikan.

    Diketahui, salah satu vaksin Gotong Royong Individu yang mau dijual itu adalah vaksin
    Sinopharm. Padahal Indonesia menerima hibah 500.000 dosis vaksin Sinopharm dari
    Uni Emirat Arab.

    “Nah ini kontra dengan Permenkes 19/2021 Pasal 7A ayat 4. Jelas ini sangat
    bertentangan dengan Permenkes 19/2021,” jelas Nihayatul kepada JawaPos.com,
    Minggu (11/7).

    Namun, apabila pemerintah mengatakan bahwa yang dijual bukan yang hibah, hal itu
    pun belum tentu benar. Sebab, tidak ada jaminan jika vaksin tersebut benar-benar
    bukan hibah.

    “Kalaupun pemerintah bilang yang akan dijual bukan yang hibah. Bagaimana
    membedakan yang hibah dan yang bukan?” imbuhnya.

    Khawatirnya lagi, lanjutnya, program ini dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan
    secara pribadi. Sama seperti yang pernah terjadi yang dilakukan oleh oknum Kimia
    Farma di Medan yang menggunakan alat rapid test bekas dalam memeriksa pasien
    untuk mendapatkan untung.

    “Iya (untuk kepentingan pribadi program vaksinasi berbayar). Bagaimana kalau ternyata
    ada yang menjual Sinopharm ke pihak lain untuk dijual,” pungkasnya.

    Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) juga menyoroti praktik vaksin berbayar,
    yang dijual di apotek apotek tertentu. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi
    menyebut, hal itu sangat tidak etis di tengah pandemi yang sedang mengganas.

    “Vaksin berbayar harus ditolak,” ujarnya dalam keterangan persnya, Senin (12/7).
    Menurutnya, kebijakan ini bisa jadi hanya akan makin membuat masyarakat malas
    untuk melakukan vaksinasi. “Yang digratiskan saja masih banyak yang nggak mau,
    apalagi bayar,” tuturnya.

    Selain itu, lanjutnya, kebijakan tersebut juga membingungkan masyarakat, mengapa
    ada vaksin berbayar, dan ada vaksin gratis. “Dari sisi komunikasi publik, sangat jelek,”
    imbuhnya.

    Tulus menuturkan, vaksin berbayar juga bisa menimbulkan ketidakpercayaan pada
    masyarakat, bahwa yang berbayar dianggap kualitasnya lebih baik, dan yang gratis
    lebih buruk kualitasnya.

    Hal ini bertolak belakang jika dibandingkan dengan negara lain, di mana masyarakat
    yang mau divaksinasi Covid-19 diberikan hadiah oleh pemerintahnya. “Ini dengan
    maksud agar makin banyak warga negaranya yang mau divaksin. Bukan malah disuruh
    membayar,” ucapnya.

    Dengan denikian, pihaknya mendesak agar vaksin gotong royong berbayar untuk
    kategori individu dibatalkan. “Kembalikan pada kebijakan semula, yang membayar
    adalah pihak perusahaan, bukan individual,” pungkasnya.(ENK/JPG)

  • Cari Solusi Tempat Isolasi

    Cari Solusi Tempat Isolasi

    HUMAS RS Krakatau Medika (RSKM) Agus Wirawan mengatakan, saat ini ruang isolasi untuk pasien Covid-19 di Kota Cilegon sudah penuh. Total, ada 60 kamar untuk pasien Covid-19. Kata dia ruang perawatan pasien covid-19 di RSKM sudah penuh sejak Senin (21/6) pukul 21.00 WIB lalu.

    “Sudah penuh semua, jadi kalau ada pasien Covid-19 yang datang kami sarankan ke rumah sakit lain, ataupun kalau yang tidak bergejala kami sarankan isolasi mandiri,” kata Agus saat dikonfirmasi.

    Lebih lanjut, Agus menjelaskan, bila ada pasien Covid-19 yang sembuh dan dipulangkan, maka pihaknya bisa menerima kembali pasien Covid-19. “Untuk pasien non Covid-19 tetap dilayani seperti biasa. Kita juga menerapkan sistem keluar masuk, artinya kalau ada pasien Covid-19 yang keluar, nanti bisa ada yang masuk,” tuturnya.

    Kata Agus, tenaga kesehatan (nakes) di RSKM Cilegon sendiri ada 5 orang yang positif korona. Namun, pelayanan diklaim tidak terganggu. “Kami juga mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang lebih masif lagi,” pungkasnya.

    Di bagian lain, Plt Direktur RSUD Kota Cilegon Ujang Iing mengatakan, pihaknya saat ini tengah menyiapkan penambahan ranjang pasien Covid-19. Kata dia penambahan yang disiapkan yaitu sebanyak 59 ranjang untuk pasien Covid-19.

    “Awalnya kami siapkan sebanyak 38 ranjang pasien. Namun kemudian kami tambah lagi 21 ranjang pasien. Sehingga total penambahan ranjang yang tengah kami siapkan sebanyak 59 unit,” kata mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon ini.

    Ujang Iing yang saat ini menjabat Staff Ahli Walikota Cilegon ini menerangkan bahwa 59 unit penambahan ranjang pasien Covid-19 itu dipusatkan di ruangan Alamanda.

    “Nantinya, ruangan itu akan dilengkapi hepafilter, hexos fan, serta lain-lain, sesuai SKB 3 Menteri. Kami juga akan pasang CCTV untuk kepentingan pengawasan. Termasuk pakaian hazmat serta perawat khusus,” tuturnya.

    “Karena angka kenaikan kasusnya melonjak, juga rujukan pasien Covid-19 meningkat, maka sesuai arahan pimpinan, kami membuat bangsal,” tegasnya.

    Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Komunikasi dan Pnformasi Publik pada Satgas Covid-19 Kota Serang, W Hari Pamungkas, menuturkan bahwa pihaknya masih menunggu keputusan lebih lanjut mengenai kerja sama dengan Pemkab Serang terkait pengadaan tempat isolasi pasien Covid-19 bersama.

    “Terkait dengan tempat isolasi mandiri atau Rusunawa itu kan ada wacana juga kalau Pemkab Serang ingin bergabung. Nah ini kan harus menunggu kebijakan lebih lanjut antar kepala daerah yah,” terang Hari.

    Namun untuk saat ini, pihaknya telah menginstruksikan kepada Satgas di tingkat kecamatan dan kelurahan, untuk menyediakan tempat isolasi mandiri ataupun memperkuat monitoring masyarakat yang melakukan isolasi mandiri. Sebab, penanganan di hulu saat ini sangat diprioritaskan oleh Pemkot Serang.

    “Ini kami sedang mencegah di hulu yah karena memang di hilir sedang kesulitan karena membeludak. Artinya, kalau memang OTG dan bisa melaksanakan isolasi mandiri, jangan langsung diarahkan ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan. Kecamatan bisa menyediakan tempat isolasi atau cukup melakukan monitoring ketat terhadap rumah pasien,” terangnya.

    Jika hilir terus dibanjiri oleh pasien Covid-19 yang sebenarnya bisa cukup dengan melakukan isolasi mandiri, dikhawatirkan pasien-pasien non-Covid-19 justru akan kesulitan mendapatkan perawatan medis.(DZH/ENK)

  • Yang Positif Wajib Dibantu

    Yang Positif Wajib Dibantu

    PENYEBARAN Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Banten semakin tinggi. Nasib mereka yang positif terpapar virus asal Cina tersebut pun tak boleh luput dari perhatian. Mengingat mereka yang terpapar harus diisolasi dan tak bisa menjalankan aktifitas, termasuk aktifitas ekonominya.

    Di tengah masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta, minta Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cilegon menjalin komunikasi yang intens dengan pihak RT/RW, kelurahan dan kecamatan terkait pemberian bantuan bahan makanan untuk keluarga positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di tempat tinggalnya masing-masing.

    “Saya juga minta RT dan RW serius mengusulkan bantuan bagi warga atau keluarga yang menjalani isoman dengan data yang valid, sehingga pengusulan dan pemberian bantuan tepat sasaran,” tegas Sanuji.

    Bagi keluarga di Kota Cilegon yang positif Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumahnya masing-masing pada saat PPKM Darurat Covid-19, akan mendapat bantuan bahan makanan dari Pemkot Cilegon yang disalurkan melalui dinas sosial setempat.

    Berdasarkan Surat Edaran Nomor:460/663/DINSOS/2021, bantuan bahan makanan berupa paket dari buffer stock terdiri dari, beras 5 kilogram, mie instan 10 bungkus, sarden 155 gram dua kaleng dan kecap 135 mililiter sebanyak 2 botol, akan diterima oleh keluarga yang menjalani isolasi mandiri.

    Berdasarkan SE Dinsos tersebut, keluarga yang menjalani isoman tersebut, akan mendapat paket bahan makanan setelah diajukan oleh RT/RW dimana mereka tinggal, melalui lurah setempat setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan yaitu melampirkan foto copy kartu keluarga (KK), dan bukti hasil tes swab rapid antigen atau PCR yang dinyatakan positif.

    Sementara warga Cilegon yang melakukan isolasi mandiri di rumah mencapai 789 orang, data tersebut didapatkan per tanggal 5 Juli 2021. Kecamatan Citangkil menempati posisi tertinggi yang warganya melakukan isolasi mandiri di rumah, berjumlah 192 orang. Sedangkan warga yang melakukan isolasi mandiri di rumah dengan jumlah terendah, berada di Kecamatan Ciwandan, yakni 38 orang.

    Jubir Satgas Covid-19 Kota Cilegon Aziz Setia Ade Putra, mengatakan jumlah itu akan terus berubah setiap harinya mengikuti laju penyebaran Covid-19 di Kota Cilegon. “Lama isolasi mandiri untuk warga yang terpapar Covid-19 minimalnya adalah 10 hari.
    Jadi setiap hari berubah,” kata Aziz saat dikonfirmasi.

    Dikatakan Aziz, PPKM Darurat yang diberlakukan sejak 3 Juli lalu diharapkan bisa memutus mata rantai Covid-19. Selain itu, Aziz juga berharap, masyarakat terlibat aktif dalam menekan laju penyebaran Covid-19 ini.

    “Semua warga bisa sama-sama memantau, membantu warga yang sedang melakukan isolasi itu dan warga yang sedang melakukan isolasi ini diberi bantuan juga oleh Pemerintah Kota Cilegon melalui Dinas Sosial,” pungkasnya.

    Sementara itu, Plt Kepala Dinkes Kota Cilegon Dana Sujaksani mengatakan paparan Covid-19 juga menyasar tenaga medis. Saat ini, sekitar 20 orang nakes terpapar Covid-19, dua diantaranya dikabarkan meninggal dunia. Kendati tidak merinci kapan bantuan disalurkan kepada nakes yang sedang melakukan isolasi mandiri di rumah, pihak Dinkes mengaku saat ini tengah mengupayakan bantuan tersebut.

    “Kita, Pemkot Cilegon sedang mempertimbangkan perhatian untuk tidak hanya nakes tetapi semua masyarakat yang sedang isman di rumahnya, kita akan berikan bantuan logistik. Nanti itu ranahnya Dinas Sosial,” paparnya.

    Kepala Dinsos Kota Cilegon Achmad Jubaedi menyatakan, ketersedian buffer stock sepanjang tahun sebanyak 3.000 paket. “Selama PPKM Darurat Covid-19, ready buffer stock bahan makanan sebanyak 1.000 paket, dan itu bisa ditambah,” ujarnya.

    Terkait bantuan bagi keluarga yang menjalani isoman, mantan Kadis Kominfo itu mengatakan, hingga hari ini (Jumat-red) sudah mulai masuk data keluarga calon penerima bantuan bahan makanan dari beberapa kelurahan. “Saat ini sedang dilakukan verifikasi data-data, sehingga Senin bantuan bahan makanan segera disalurkan kepada keluarga yang sedang isoman,” tutupnya.

    Terpisah, Camat Cipocok Jaya, Tb. Yassin, mengatakan bahwa untuk bantuan bagi masyarakat yang menjalankan isolasi mandiri akibat terkonfirmasi positif Covid-19 masih belum bisa dilaksanakan. Sebab, anggaran untuk bantuan itu belum disepakati oleh Pemkot Serang. “Itu belum, saat ini masih dibahas oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD),” ujarnya.

    Namun untuk sementara, pihaknya telah mempersiapkan bantuan bagi masyarakat yang meninggal dunia akibat pandemi Covid-19, mulai dari pemulasaran hingga penggalian kubur bagi jenazah.

    “Bagi keluarganya pun kami telah menyediakan sembako sebisa kami dan juga vitamin agar mereka tidak turut terpapar Covid-19. Kalau yang hanya isolasi mandiri, kami belum ada karena kan banyak,” ucapnya.

    Pendataan terhadap masyarakat yang melaksanakan isolasi mandiri pun telah dilakukan. Pendataan dilakukan secara berjenjang dari tingkat RT, RW, kelurahan hingga kecamatan. Namun untuk data terbaru saat ini belum ia ketahui.

    “Kalau kami masyarakatnya akan melapor jika isolasi mandiri. Memang mayoritas itu yang terkena Covid bukan orang perkampungan, namun orang perumahan. Beberapa dari mereka isolasinya belum tentu dirumahnya mungkin ditempat lain.

    Pada bagian lain, Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Serang, Nanang Supriatna menegaskan, apabila ada warganya yang sedang isolasi mandiri (Isoman) di rumah, maka wajib melapor kepada Satgas tingkat desa. Hal ini juga merupakan salah satu upaya pihaknya untuk mendata, kemudian akan diberikan bantuan berupa sembako selama masa Isoman.

    “Masih banyak warga Kabupaten Serang yang sedang Isoman, mereka lapor ke desa. Supaya desa tau bahwa dia (warga) positif dan Isoman, dari kami (Dinsos) akan membantu dengan memberikan sembako,” ujar Nanang yang juga merupakan Asda I Kabupaten Serang itu.

    Selain diberi bantuan sembako, pihaknya sedang menggagas akan memberikan bantuan vitamin dan obat-obatan. Disamping itu, Pemkab Serang juga akan memberikan fasilitasi konsultasi dokter melalui daring bagi pasien Isoman.

    “Kami sedang memikirkan agar warga yang Isoman ini dibantu vitamin dan obat-obatan. Dipantau dan diberikan sembako, termasuk konseling dokternya,” ucapnya.

    Semua itu dengan syarat warga tersebut lapor ke Satgas Desa. Sehingga perangkat desa melalui posko PPKM harus responsif, seperti yang sudah diamanahkan oleh Pemkab Serang.

    “Dari Pemkab sudah mengamanatkan agar posko PPKM tingkat desa ini responsif, sehingga apabila ada warganya yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan Isoman, segera diberi bantuan dan lainnya,” kata Nanang.

    Lebih jauh ia mengungkapkan bahwa di Kabupaten Serang untuk Bantuan sosial tunai (BST) untuk dua bulan, sedang diajukan dengan kuota sesuai dengan pendataan terakhir keluarga penerima manfaat (KPM) awal tahun 2021. Namun dalam distribusinya berbeda dengan BST periode sebelumnya.

    “Nanti petugas akan mengantarkan ke rumah masing-masing warga, dibantu dengan petugas desa dan sampai di RT RW,” tandasnya.

    Sementara, DPRD Cilegon minta perusahaan yang berinvestasi di wilayah Kota Cilegon mengeluarkan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa sembako gratis ditengah penerapan PPKM Darurat Covid-19. Disampaikan Ketua Komisi II DPRD Cilegon, Faturohmi kepada wartawan, Minggu (11/7).

    Menurut Faturohmi, di tengah masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat sekarang ini, sangatlah tepat bila perusahaan industri yang ada di Kota Cilegon mengeluarkan CSR berupa sembako dan dibagikan kepada masyarakat.

    “Kami menghimbau kepada industri yang ada di Kota Cilegon untuk mengeluarkan CSR dalam bentuk sembako gratis atau bentuk lain dan dibagikan kepada masyarakat,” katanya.

    Sembako tersebut tentu sekarang ini begitu dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok. Sembako itu juga bisa dibagikan kepada masyarakat di wilayah industri masing-masing dengan melibatkan aparat pemerintah setempat.

    “Dalam pembagian sembako bisa melibatkan aparat pemerintah seperti Camat, Lurah, RT dan RW,” ujarnya.

    Ia menjelaskan, masa penerapan PPKM ini, banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan baik dari Pemerintah maupun perusahaan atau swasta. Di sisi lain perusahaan juga memiliki kewajiban sosial kepada masyarakat dilingkungan sekitar perusahaan.

    “Industri memiliki kewajiban secara sosial kepada lingkungan (masyarakat sekitar), dan sekarang ini momentum bagi industri untuk membuktikan secara kongkrit kepeduliannya kepada masyarakat,” jelasnya.

    Faturohmi menegaskan, perusahaan yang ada di wilayah Kota Cilegon tidak hanya diminta untuk mengeluarkan kewajiban sosialnya kepada lingkungan sekitar, di masa PPKM Darurat atau di kasa pandemi Covid-19 saat ini perusahaan juga diminta untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan.

    “Ya, kita berharap jangan sampai perusahaan di wilayah Kota Cilegon membuat kebijakan melakukan PHK karyawan ditengah pandemi Covid-19 saat ini,” tegasnya.

    “Bila perusahaan membuat kebijakan melakukan PHK bisa berdampak pada lumpuhnya perekonomian karyawan yang tentunya juga merugikan karyawan itu sendiri,” pungkasnya.(CR-01/LUK/MUF/DZH/ENK)

  • Mobilitas Warga Turun, Pedagang Menjerit  PPKM Mikro Diperpanjang

    Mobilitas Warga Turun, Pedagang Menjerit PPKM Mikro Diperpanjang

    SERANG, BANPOS – Mobilitas masyarakat Kota Serang selama pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegitan Masyarakat (PPKM) Darurat disebutkan menurun sebesar 21 persen. Namun, di sisi lain pedagang kecil mulai menjerit karena omset mereka juga ikut terjun bebas selama PPKM darurat diterapkan. Hal ini tak hanya terjadi di ibukota Provinsi Banten, seperti juga terjadi di Kota Cilegon.

    Dalam masa PPKM darurat, pemerintah menargetkan mobilitas warga bisa menurun hingga 50 persen. Sehingga penekanan angka Covid-19 melalui PPKM Darurat dapat maksimal.

    Kabid Komunikasi dan Informasi Publik pada Satgas Covid-19 Kota Serang, W. Hari Pamungkas, menuturkan bahwa berdasarkan hasil evaluasi pusat terhadap pelaksanaan PPKM Darurat, Banten menjadi daerah terbaik dalam implementasinya.

    “Hari Senin yang lalu pemerintah pusat melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan PPKM Darurat di Kota Serang. Jadi DKI, Jawa Barat dan Banten itu sudah berjalan dengan baik. Secara akumulatif, Provinsi Banten itu tertinggi terkait dengan penurunan mobilitas masyarakat,” ujarnya melalui sambungan telepon, Kamis (8/7).

    Sedangkan untuk Kota Serang, pemerintah pusat menilai bahwa pelaksanaan PPKM Darurat pun cukup baik, dengan penilaian penurunan mobilitas pergerakan masyarakat hingga di angka 21 persen.

    “Kota Serang sampai dengan 21 persen penurunan mobioitas. Untuk mencapai hasil yang baik dan efektif agar penurunan kasus Covid-19 dapat signifikan, kami dituntut agar penurunan mobilitas itu mencapai 50 persen,” ucapnya.

    Hari menjelaskan, perhitungan indeks mobilitas gabungan masyarakat, dilihat dari akumulasi tiga parameter data oleh pemerintah pusat. Dua diantaranya yakni menggunakan parameter data digital.

    “Pertama itu melalui indeks Facebook Analytic, kedua indeks Google Analytic dan ketiga itu indeks cahaya. Nah itu menunjukkan indeks mobilitas gabungan, menandakan bahwa masyarakat patuh, tidak keluar dan mengurangi mobilitas,” tuturnya.

    Menurutnya, penurunan mobilitas masyarakat menjadi hal yang sangat penting dalam menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Serang. Sebab, penyebaran Covid-19 itu mayoritas akibat terlalu tingginya mobilitas masyarakat.

    “Seperti keluar tanpa alasan penting dan sebagainya. Karena penyebaran virus varian Delta ini kan aero yah. Artinya menyebar melalui udara. Makanya kemarin kami sampaikan kepada seluruh aparat wilayah (camat dan lurah), pentingnya penyekatan, pembubaran kerumunan,” terangnya.

    Untuk evaluasi selanjutnya, direncanakan akan dilaksanakan pada Jumat (9/10). Dalam evaluasi kedua tersebut, akan terlihat apakah masyarakat semakin taat terhadap pelaksanaan PPKM Darurat.

    “Kalau pemerintah pusat ke daerah, rencananya akan melakukan evaluasi pada Kamis atau Jumat. Sedangkan kami internal Pemkot Serang akan lihat bagaimana hasil evaluasi pelaksanaannya pada Jumat ini,” katanya.

    Sementara itu, mobilitas masyarakat di kelurahan-kelurahan yang berada si perbatasan Kota Serang diklaim menurun selama pelaksanaan PPKM Darurat. Seperti yang terjadi di Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Walantaka.

    Lurah Pabuaran, Maryani, menuturkan bahwa masyarakat di wilayahnya menaati aturan PPKM Darurat sesuai dengan yang telah diinstruksikan oleh Walikota Serang. Bahkan, beberapa kegiatan yang semula akan dilaksanakan oleh masyarakat, batal digelar karena adanya PPKM Darurat.

    “Alhamdulillah warga kami patuh ya. Warga itu ketika bepergian menggunakan masker yah. Nah memang sebelumnya (PPKM Darurat) mau ada kegiatan warga. Namun setelah PPKM Darurat itu akhirnya dibatalkan. Dan warga Alhamdulillah patuh saja,” tandasnya.

    Terpisah, menurunnya aktivitas warga hingga hari keenam PPKM darurat di Kota Serang mulai membuat para pedagang, khususnya kuliner, menjerit. Pasalnya, PPKM Darurat membuat pendapatan mereka terus menurun, sedangkan beban operasional tetap. Gulung tikar dikhawatirkan menjadi akhir dari usaha mereka.

    Seperti yang disampaikan oleh salah seorang penjual soto di Stadion Maulana Yusuf, Salim. Ia mengatakan bahwa sejak dilaksanakannya PPKM Darurat, pendapatan dirinya dari berjualan kian hari kian menurun.

    “Selama ada PPKM Darurat, pendapatan saya jadi turun, terjun bebas,” ujar Salim saat diwawancara awak media di kawasan Stadion Maulana Yusuf, Kamis (8/7).

    Salim mengaku, sehari-harinya sebelum diberlakukan PPKM Darurat, ia bisa menjual sebanyak 300 hingga 400 porsi soto ayam. Sedangkan pada saat PPKM Darurat, penjualannya menurun menjadi sekitar 100 porsi.

    “Kalau sekarang cuma 100 porsi. Biasanya sampai 300-400 porsi, itu pasti habis sehari,” ungkapnya.

    Menurutnya, penurunan porsi yang ia jual lantaran menurunnya aktivitas warga Kota Serang, karena aturan PPMM Darurat. Pekerja kantor, masyarakat yang berolahraga, hingga masyarakat umum lainnya yang biasa menjadi langganan, semuanya tidak lagi datang ke lapaknya.

    “Biasanya kalau pagi itu ramai sama orang kantor, terus yang olahraga, orangtua yang nunggu anaknya sekolah. Kalau sekarang enggak seramai dulu,” ucapnya.

    Dia juga mengeluhkan bahan-bahan yang diperlukan seperti beras, bawang, dan cabai merangkak naik. Sehingga, modal yang dikeluarkan menjadi lebih banyak, dan keutungan pun semakin menipis.

    “Iya barang-barangnya mahal, ayam, cabai, bawang, beras, hampir semua pada naik. Jadi untungnya makin tipis,” ucap Salim.

    Pedagang lainnya, Dulhadi, turut mengeluhkan kondisi PPKM Darurat yang sudah enam hari diterapkan. Ia mengatakan bahwa penjualannya saat ini menurun drastis. Biasanya, ia bisa menjual sebanyak empat hingga lima liter bubur ayam, atau sekitar 140 porsi dalam sehari.

    “Tapi sejak ada corona, terus ditambah PPKM (darurat) sekarang ini, paling cuma dua liter, itu pun kadang tidak habis. Makanya sekarang ini semakin terasa ujiannya,” ujarnya.

    Ia juga mengatakan bahwa bukan hanya dirinya saja yang merasakan kesulitan seperti ini, tapi pedagang-pedagang lainnya pun merasakan yang sama.

    “Susah, sekarang ini sulit. Mungkin bukan hanya saya, sesama pedagang lainnya juga merasakan. Jangankan kami pedagang kecil, pedagang besar juga sama saja,” tandasnya.

    Keluhan penurunan omset juga dirasakan PKL di Kota Cilegon. Hal tersebut lantaran aktivitas ekonomi masyarakat yang dibatasi tidak dibarengi dengan pemberian kompensasi dari pemerintah.

    Salah Seorang PKL Teguh Budiyanto memaparkan, dampak pemberlakuan PPKM Darurat saat ini sangat dirasakan oleh dirinya. Pasalnya, omset yang didapat olehnya dari hasil jualan cilor dan telor gulung sangat terjun bebas. Hal itu dikarenakan, waktu berjualannya saat ini dibatasi setelah penerapan PPKM Darurat.

    Padahal, dirinya memulai berjualan dari sore hingga malam hari. Waktu tersebut dipangkas habis setelah adanya PPKM. Sehingga aktivitas berjualannya hanya terpaut 3 sampai 4 jam.

    “Saya kan jualan kulineran udah 8 tahun, biasanya jualan dari jam 3 sore sampe jam 12 malam, tapi kan sejak adanya PPKM jam operasional berubah buka jam 7 pagi tutup jam 7 malam omset ya pasti menurun drastis sampe 50 persen, yang biasanya dapet 500 ribu sekarang jadi 250 ribu, ya karena kan jajanan begini mah biasanya ramenya dari sore sampai malam,” kata Teguh, Kamis (7/7).

    Pedagang lainya Daskim menambahkan, bahwa dirinya juga mengalami hal yang sama. Namun, apalah daya, dirinya saat ini tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti instruksi pemerintah walaupun itu merugikan dirinya dan para PKL lainnya.

    Namun, kata Daskim, pemerintah saat menerapkan kebijakan PPKM Darurat mestinya dibarengi dengan solusi atas masalah yang dihadapi para pedagang kecil. Hal tersebut guna menghindari kerugian besar yang menimpa masyarakat.

    Solusi tersebut, masih kata Daskim, pemerintah memberikan kompensasi atau bantuan kepada masyarakat yang terdampak. Karena bagaimanapun juga, saat omset pedagang berkurang maka pemasukan untuk keluarga akan kena imbasnya. Terlebih bagi pedagang yang hidupnya serba kekurangan.

    Jika kompensasi atau bantuan tidak diberikan, sama saja pemerintah saat ini membunuh rakyatnya secara perlahan dengan mematikan mata pencahariannya.

    “Hari ini kan pemerintah mengintruksikan PPKM, nah jaminanya apa? kita para pedagang kecil kan tiap hari harus makan, ya kalau para aparat enak lah, mereka tinggal nunggu intruksi suruh nutup warung terus dapat gaji,” tuturnya.

    Oleh karena itu, dirinya berharap pemerintah bisa mengeluarkan solusi atas masalah ini. Jangan hanya memikirkan bagaimana mencegah penyebaran virus Covid-19. Namun juga memikirkan perut masyarakatnya.

    “Kalau pemerintah ngasih jaminan kepada pedagang, misalnya satu hari 100 ribu buat kebutuhan pokok dengan catatan kita tutup total. yaa kita pasti nurut kok,” tandasnya.

    Pada bagian lain, Gubernur Wahidin Halim (WH) kembali memperpanjang status PPKM Mikro sejak tanggal 6 sampai dengan 20 Juli 2021. Hal itu tertuang dalam Instruksi Gubernur Nomor 17 tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro Dan Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 Di Tingkat Desa dan Kelurahan Untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 yang ditujukan kepada Kepala Daerah di delapan Kabupaten/Kota.

    Dalam Instruksi tersebut dikatakan PPKM Mikro diperpanjang dengan tetap mempertimbangkan kriteria zonasi ditingkat RT (Rukun Tetangga), yakni Zona Hijau dengan kriteria tidak ada kasus Covid-19 di satu RT. Maka skenario pengendalian dilakukan dengan surveilans aktif, seluruh suspek dites dan pemantauan kasus tetap dilakukan secara rutin dan berkala.(RUS/DZH/ENK)

  • Iti Sudah Negatif  Masyarakat Diminta Bersatu Lawan Covid-19

    Iti Sudah Negatif Masyarakat Diminta Bersatu Lawan Covid-19

    LEBAK, BANPOS – Juru Bicara Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 Lebak, dr. Firman Rahmatullah menyampaikan tenaga kesehatan (Nakes) untuk penanganan pasien terpapar Covid -19 di Kabupaten Lebak sudah tersebar. Selain itu pihaknya meminta agar masyarakat harus turut aktif bersolidaritas dalam situasi menghadapi bencana covid ini.

    “Nakes di desa sudah tersebar. Yang belum siap adalah kepedulian masyarakat untuk tetangganya bila ada yang terpapar Covid -19 dan harus di isolasi,” ujar, Firman, Kamis (8/7)

    Menurut Firman, kepedulian dan suport dari masyarakat itu sangat penting ketika ada tetangganya yang terpapar covid. Masyarakat harus saling bantu memberikan makanan dengan saling bergantian.

    “Secara bergantian dan turut memantau dan mensupport. Sehingga, ketika ada tetangga maupun saudara yang terpapar Covid -19 itu tidak merasa diasingkan atau dikucilkan,”katanya.

    Kabid Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan, Kabupaten Lebak ini pun mengungkapkan, sejauh ini peningkatan kasus covid kebanyakan itu ada di dalam satu keluarga, seperti anaknya terpapar, kemudian bapaknya, ibunya dan saudara lainnya. Artinya, ketika ada yang terpapar, mereka sangat butuh perhatian dan dukungan dari masyarakat.

    “Jadi disitulah butuh kepedulian masyarakat. Pertama disiplin, pakai maskernya disiplin. Rata-rata kan kita abai,” jelas Firman.

    “Terus kalau ada yang terpapar, seperti misalnya tetangganya ada yang terpapar, itu kan gak bisa kemana-mana karena harus isolasi, nah, RT RW harusnya bisa menggerakan masyarakat untuk kepedulian terhadap yang terpapar untuk memberikan makan,” imbuhnya.

    Dalam hal ini, kepedulian di saat bencana wabah ini sangat berarti bagi yang terpapar. Kata dia, solidaritas kebersamaan sangat penting untuk saling menguatkan, saling bantu bergantian, sehingga wabah pun bisa kita singkirkan.

    “Seperti makan malam bagian siapa, makan siang bagian siapa, makan sore dan lainnya. Seharusnya begitu, jadi yang diisolasi pun gak harus bingung cari bantuan. Jadi itu yang harus tumbuh di masyarakat,” paparnya.

    Terpisah, Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya dinyatakan sembuh total dari covid dan sudah pulang ke rumahnya. Hal ini seperti diungkapkan dalam akun instagramnya @viajayabaya. Diketahui, Iti telah melakukan isolasi mandiri setelah dinyatakan terpapar covid pada Kamis (24/6) lalu dan melakukan isolasi di Pendopo Pemkab Lebak selama 13 hari.

    “Alhamdulillah saya sudah negatif Covid -19. Hari ini saya sudah bisa pulang ke rumah setelah beberapa minggu, saya isolasi mandiri di Pendopo, ini semua berkat doa-doa tulus dari semua,” tulis Iti.

    Iti berharap, bagi warganya yang terpapar Covid-19 agar segera disembuhkan. Masyarakat juga diminta untuk tetap patuh dalam menjalankan protokol kesehatan.

    “Semoga yang sedang diberikan ujian sakit, segera sembuh. Kita bisa bangkit bersama lagi melawan Covid -19 ini. Jangan sampai yang lain merasakan covid karena berat, apalagi di sekeliling kita yang mendengar kabar meninggal dan lain sebagainya. Tetap semangat semuanya, tetap jaga protokol kesehatan,” ungkap Iti menyampaikan harapannya.(WDO/PBN)

  • Info Covid-19 Banten ‘Basi’

    Info Covid-19 Banten ‘Basi’

    SERANG, BANPOS – Website yang berisi informasi resmi tetang perkembangan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Banten, sudah tiga hari tak diperbaharui. Kondisi ini dinilai sebagai lambannya Satgas Covid-19 Provinsi Banten memberi informasi yang valid kepada masyarakat.

    Berdasar pantauan BANPOS, situs infocorona.bantenprov.go.id terakhir diupdate pada 5 Juli 2021. Pada unggahan terakhir, posisi jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 adalah 63.496 orang, dengan 7.232 masih dirawat, 54.639 sembuh dan 1.625 meninggal dunia.

    Hingga Kamis (8/7) kemarin, tak ada data yang berubah dari situs yang bernaung dibawah situs utama bantenprov.go.id itu.

    Ketua Umum HMI MPO Komisariat Untirta Pakupatan, Irkham Magfuri Jamas, menyesalkan situs resmi info corona Provinsi Banten tidak update selama tiga hari. Padahal menurutnya, di saat seperti ini informasi sangat berharga bagi masyarakat.

    “Jangan sampai beralasan semua sudah diposting di Instagram resmi Dinkes atau di media sosial Dinkes lainnya. Tidak semua menggunakan dan mengikuti media sosial milik Dinkes Provinsi Banten, apa emang karena lebih memilih yang gratisan?” ujarnya.

    Menurutnya, menjadi pertanyaan besar apabila situs infocorona milik Pemprov Banten bisa tidak update data selama tiga hari. Pasalnya, penanganan Covid-19 saat ini menjadi fokus terbesar pemerintah.

    “Entah ini disengaja atau memang terlewat saja oleh Satgas Provinsi Banten. Tapi tentu ini membuat tanda tanya besar mengapa situs resmi tidak aktif padahal ada anggaran dana yang sudah dikeluarkan baik untuk sewa maupun maintenancenya. Bukankah jika seperti ini bisa menjadi contoh penghamburan uang rakyat?” tegasnya.

    Jubir Satgas Covid-19 Kabupaten Tangerang, dr Hendra Tarmizi mengatakan, untuk saat ini kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Tangerang mengalami peningkatan.
    “Masih ada peningkatan,” kata Hendra kepada BANPOS melalui pesan WhatsApp, Kamis (8/7).

    Saat ditanya apakah pidak Satgas Kabupaten Tangerang mengirimkan update data terkonfirmasi ke Provinsi Banten, Hendra mengaku selalu mengirimkannya. “Iya selalu jam 14.00 WIB,” ujarnya.

    Hal senada dilontarkan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pandeglang, Achmad Sulaeman. Dia mengatakan, pihaknya terus melakukan pengumpulan data terkait penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Pandeglang, guna dilaporkan kepada Dinkes Provinsi Banten.

    “Setiap hari ya kita laporkan, jika ada penambahan positif. Itu intens ya, kita kirim laporannya ke Dinkes Provinsi Banten. Dan sampai dengan hari ini, jumlahnya sebanyak 3.169 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Jika dirinci, itu sebanyak 2.292 orang selesai dirawat atau sembuh, 802 masih dirawat atau isolasi, dan 75 orang meninggal dunia,” kata Sulaeman.

    Untuk perkembangan terakhir, Sulaeman mengatakan kemarin ada 185 kasus baru Positif Covid-19 di Kabupaten Pandeglang. Totalnya, kini sudah ada 2.850 kasus terkonfirmasi dengan 2.292 dinyatakan sembuh, 491 masih dirawat dan 67 meninggal dunia.

    “Untuk Kamis tanggal 8 Juli 2021, jumlah pasien yang terkonfirmasi positif bertambah sebanyak 185 orang. Itu tersebar di beberapa kecamatan ya, seperti Kecamatan Cimanuk sebanyak 31 orang, Kecamatan Cipeucang 14 orang, Kecamatan Cisata 11 orang, Kecamatan Jiput 12 orang, dan yang paling banyak itu Kecamatan Majasari sebanyak 117 orang,” terangnya.
    (cr-02/dzh/dhe/enk)

  • Mimpi Buruk Berlanjut, Saatnya Kibarkan Bendera Putih?

    JAKARTA, BANPOS – Mimpi buruk pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Kasus harian masih
    terus melonjak. Kemarin, penambahan jumlah kasus Covid-19 telah menyentuh angka 38.391.
    Nyaris 40 ribu. Sehingga, total kasus terkonfirmasi kini tembus angka 2.417.788.
    Sebaran kasus baru sebanyak itu, didominasi DKI Jakarta dengan angka 12.974. Disusul Jawa
    Barat (7.772), Jawa Tengah (4.232), Jawa Timur (2.551), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (1.424)
    dalam lima besar provinsi penyumbang kasus positif terbanyak pada hari ini, Kamis (8/7).

    Dari total kasus terkonfirmasi, tercatat 63.760 kasus meninggal dunia dengan tingkat kematian 2,64
    persen. Naik 852 kasus dibanding data Rabu (7/7). Kenaikan jumlah kasus kematian tertinggi,
    dibukukan Jawa Tengah dengan angka 229. Disusul Jawa Timur (165), Jawa Barat (136), DKI
    Jakarta (130), dan Derah Istimewa Yogyakarta (38).

    Sedangkan kasus sembuh, kini telah mencapai 1.994.573 dengan tingkat kesembuhan 82,5 persen.
    Atau bertambah 21.185 kasus dibanding hari sebelumnya. Angka kesembuhan harian tertinggi,
    dicetak DKI Jakarta dengan angka 10.857. Diikuti Jawa Barat (3.259), Jawa Tengah (2.239), Jawa
    Timur ((1.291), dan daerah Istimewa Yogyakarta (918).

    Makin tingginya penyebaran Covid-19, membuat anggota Komisi I DPR Fadli Zon
    meminta agar pemerintah mengibarkan bendera merah putih. Ia juga menyarankan
    agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima bantuan dari asing untuk mengatasi
    pandemi.

    “Kibarkan bendera merah putih dan bukan tangan lebar menerima batuan dari negara-
    negara sahabat apalagi yang sudah berhasil mengatasi pandemi,” ujar Fadli Zon dalam
    keterangannya, Kamis (8/7).

    Menurut Fadli, pemerintah Indonesia harus bersikap realistis menghadapi gelombang
    baru Covid-19. Infrastruktur kesehatan, logistik, serta jumlah tenaga kesehatan
    Indonesia terbukti sudah berada di ambang batas. “Kita tak akan sanggup lagi
    menghadapi situasi yang terus memburuk,” katanya.

    Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menuturkan, ada beberapa alasan kenapa
    Indonesia membutuhkan langkah luar biasa mengatasi gelombang baru Covid-19 ini.
    Pertama, dalam dua pekan terakhir, sudah terjadi berkali-kali rekor kasus baru Covid-
    19 di dalam negeri sangat mengkhawatirkan. Rabu, 7 Juli ini, rekor jumlah kasus
    positif Covid-19 telah menyentuh angka 34.379.

    “Hanya tinggal soal waktu rekor itu akan segera menembus angka 40 ribuan, lalu 50
    ribuan, jika kita tak segera mengambil langkah luar biasa,” ungkapnya.

    Kedua, kebijakan yang sudah diambil pemerintah belum memadai untuk memutus
    kedaruratan. Meskipun berjudul PPKM Darurat di Jawa-Bali, namun kebijakan ini tak
    bisa dianggap luar biasa. Dalam praktiknya di lapangan, kebijakan ini belum bisa
    membatasi kegiatan masyarakat. Sebagian masyarakat merasa perlu mencari nafkah
    harian untuk kebutuhan hidup sehati-hari karena pemerintah tidak memberi
    kompensasi atas pembatasan ini.

    “Apalagi, di sisi lain, hingga hari ini pemerintah masih saja membuka pintu bandara
    dan pelabuhan. TKA asing dari Tiongkok masih bisa melenggang masuk. Keadaan ini
    membuat sebagian masyarakat merasa didiskriminasi,” ungkapnya.

    Ketiga, kemampuan infrastruktur kesehatan Indonesia sudah di ambang batas.
    Menurut data Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), saat ini
    okupansi tempat tidur di berbagai rumah sakit di Jakarta, Banten, Yogyakarta, Jawa
    Barat dan Jawa Tengah sudah mencapai 100 persen. PERSI menyampaikan bahwa
    jumlah kasus aktif telah meningkat di 28 provinsi. Tabung oksigen dan oksigennya
    sendiri menjadi langka dan tak memenuhi kebutuhan mereka yang membutuhkan.

    Terjadi panic buying untuk sejumlah obat, vitamin bahkan susu.
    Wabah saat ini memang masih berpusat di Jawa, namun lonjakan kenaikan kasus,
    lonjakan okupansi ruangan di rumah sakit, juga terjadi di luar Jawa, seperti
    Kalimantan Barat, Lampung dan Kepulauan Riau.

    “Jika kasus ini terus meningkat, krisis bukan hanya akan terjadi di rumah sakit-rumah
    sakit di Jawa, tapi juga di berbagai provinsi lain di luar Jawa,” katanya.

    Menurut data Lapor Covid-19, pekan lalu tercatat ada 265 kematian di luar rumah
    sakit, pada saat orang-orang mengisolasi diri di rumah atau mengantri untuk
    mendapatkan tempat tidur darurat. Data ini bisa memberikan gambaran bagaimana
    infrastruktur kesehatan ini sudah tak lagi bisa melayani pasien-pasien baru yang terus
    bermunculan.

    “Banyak mereka yang terpapar tak bisa ke rumah sakit karena penuh dan terpaksa
    isolasi mandiri tanpa pengawasan dokter atau tenaga medis,” tuturnya.

    Keempat, krisis tenaga kesehatan. Sejak awal pandemi, jumlah dokter yang meninggal
    akibat Covid-19 di Indonesia telah melebihi angka 400 orang. Kalau digabungkan
    dengan tenaga kesehatan lain, seperti perawat, misalnya, jumlah kematian tenaga
    kesehatan sudah menembus angka seribu orang. Para dokter dan tenaga kesehatan
    lainnya adalah pejuang dengan perlengkapan terbatas.

    Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), tingkat kematian tenaga kesehatan di
    Indonesia berada di urutan ketiga tertinggi di dunia, bahkan menjadi yang tertinggi di
    Asia.

    “Jika krisis ini terus memburuk, kita mungkin masih bisa membuka rumah sakit
    darurat, namun tenaga kesehatan tidak bisa disediakan secara instan,” ungkapnya.

    Kelima, krisis ketersediaan vaksin. Hingga kini, jumlah penduduk Indonesia yang
    telah menerima vaksin sekitar kurang dari 5 persen. Meski pada 30 Juni lalu
    Pemerintah mengumumkan telah menerima 118,7 juta dosis vaksin Sinovac dan
    AstraZeneca, namun jumlah ini jauh dari cukup untuk memvaksinasi 181,5 juta orang,
    atau 70 persen dari populasi.

    Sebagai perbandingan, Kanada memiliki 338 juta dosis vaksin, atau 5 kali dari jumlah
    populasi mereka. Inggris, memiliki jumlah vaksin 3,6 kali jumlah populasi, dan
    Amerika Serikat memiliki dosis vaksin 2 kali lipat jumlah populasinya.

    Dengan tingkat ketersediaan vaksin yang rendah, serta laju vaksinasi yang juga
    lambat, tanpa langkah luar biasa, kita tidak akan bisa menghadapi tsunami Covid-19.

    “Apalagi, angka-angka yang sejauh ini diumumkan pemerintah diyakini tidak
    mewakili kondisi lapangan sebenarnya. Ada banyak kasus tidak dilaporkan dan tidak
    bisa ditangani oleh pemerintah,” katanya.

    Beberapa langkah lain yang harus segera dilakukan misalnya, segera tutup gerbang
    lalu lintas internasional sementara apalagi untuk TKA yang tidak esensial. Batasi
    mobilitas dan penerbangan domestik hanya untuk keperluan logistik dan kesehatan.

    Ia juga mengusulkan agar Jokowi langsung yang memimpin situasi darurat ini
    sehingga semua kementerian dan lembaga fokus menghadapi darurat pandemi
    bersama-sama. Koordinasi di satu komando kendali dari pusat hingga daerah.

    “Tanpa keputusan luar biasa, kita akan membuat krisis ini menjadi semakin panjang
    dan lama dengan korban rakyat semakin banyak termasuk berdampak parah pada
    situasi ekonomi dan sosial,” pungkasnya.(HES/ENK/RMID/JPG)

  • Puskesmas Tigaraksa Berikan Pelayanan Dengan Jemput Bola

    Puskesmas Tigaraksa Berikan Pelayanan Dengan Jemput Bola

    TANGERANG, BANPOS- Sebagai bentuk tanggung jawab pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang melalui Puskesmas yang ada di Kabupaten Tangerang memberikan pelayanan jemput bola dalam melakukan pemeriksaan kepada warga terkonfirmasi Covid19 yang melakukan Isolasi Mandiri (Isoman) dirumah.

    Kepala Puskesmas Tigaraksa, drg Eko Hartati mengatakan, pihaknya melakukan kontrol rutin setiap warga yang sedang Isoman dirumah, setiap hari tenaga medis menggunakan seragam lengkap dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

    “Kami rutin melakukan kunjungan ke rumah warga yang sedang isolasi mandiri untuk pengecekan kesehatannya,” kata Eko Hartati usai memberikan pelayanan kepada warga diwilayah Perum Sudirman Indah, Kamis (8/7).

    Menurutnya, pengecekan kesehatan kepada warga yang sedang melakukan Isoman tersebut sebagai bentuk tanggungjawab tim medis untuk pelayanan kesehatan.

    “Warga yang sedang Isoman kondisi kesehatannya kurang baik, kami selalu kontrol dan berikan obat untuk kesembuhannya dan kami berkoordinasi dengan semua pihak baik RT/RW dan dibantu Babinsa dan Binamas Tigaraksa,” terangnya.

    Sementara itu, Ketua RW 06 Kelurahan Tigaraksa, Abdul Munir H Syarif Mansyur menjelaskan bahwa warga setempat yang terkonfirmasi positif Covid-19, sebagian besar menjalani Isoman di rumahnya.

    “Selama Isoman, para tetangga bergotong royong membantu kebutuhan, baik Sembako maupun keperluan lainnya. Pengurus RT dan RW bahu membahu melakukan penyemprotan disinfektan dilingkungan,” katanya.

    Pantauan di lapangan, warga yang sedang Isoman selalu melakukan koordinasi mulai dari tingkat RT sampai dengan Puskesmas Tigaraksa yang rutin melakukan pemeriksaan secara intensif, sehingga membuat tingkat kesembuhan menjadi cepat.(dhe).

  • Jarnakes Kritisi Penanganan Covid-19

    Jarnakes Kritisi Penanganan Covid-19

    JAKARTA, BANPOS – Jaringan Tenaga Kesehatan (Jarnakes) mengkritisi penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah. Dalam rangkuman data RS pemerintah yang menangani COVID-19, misalnya di RSDC Wisma Atlet, laporan nakes yang terinfeksi berjumlah 4-5 dalam sehari. Rasio perawat dan jumlah pasien juga sudah melebihi kewajaran yaitu 2:70. Artinya, 1 perawat harus merawat 70 pasien. Disisi lain, rasio tenaga dokter dengan pasien 1:300, yang berarti seorang dokter harus melayani 300 pasien.

    Dalam beberapa hari terakhir, Jarnakes menerima laporan kematian setiap harinya baik dari tenaga kesehatan maupun pasien. Sementara, bagi para tenaga kesehatan yang bekerja saat ini, mengalami tunggakan insentif yang berlapis-lapis sejak september 2020-Juni 2021. Negara terus menyisakan tunggakan insentif para nakes dari pusat hingga daerah.

    “Sejumlah ketimpangan ini terjadi akibat pengabaian negara terhadap kesehatan publik dan hak-hak tenaga kesehatan,” ujar Ns. Fentia Budiman yang juga merupakan Jubir Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) melalui rilis yang didapat oleh BANPOS.

    Jarnakes menyatakan sikap kepada pemerintah untuk, menseriusi penanganan pandemik, dengan memberlakukan testing-tracing-treatment-isolasi. Selain itu, harus menentukan kebijakan yang berlandaskan pada pendapat, hasil riset ahli dan praktisi kesehatan seperti dokter, epidemiolog dan tenaga kesehatan lainnya.

    “Kebijakan pemberlakuan PPKM harus disinergikan dengan kebutuhan ekonomi warga negara akibat situasi pandemik, seperti pemberlakuan dapur darurat bagi warga yang isoman, sembako gratis selama masa pandemi,” ujar Fentia.

    Ia juga menyatakan, harus ada ketegasan untuk menghentikan semua kerumunan publik tanpa terkecuali.

    “Selain itu, negara harus membayar semua tunggakan insentif nakes sejak tahun 2020 sampai saat ini, tanpa terkecuali,” lanjutnya.

    Terkait alat perlindungan diri (APD), ia menegaskan bahwa negara harus menyediakan APD, akomodasi, bagi nakes hingga shelter isolasi/RS rawatan yang gratis bagi nakes yang terinfeksi Covid-19.

    “Negara juga harus mempercepat proses vaksinasi dari pusat hingga ke daerah, dengan tanpa birokrasi yang berbelit-belit,” paparnya.

    Menurutnya, berdasarkan hasil penelusuran tim LaporCovid19 di media sosial Twitter, berita online, dan laporan langsung warga ke LaporCovid-19, sedikitnya 269 korban jiwa meninggal dunia positif COVID-19 di saat isolasi mandiri (isoman).

    Penambahan jumlah kasus COVID-19 tidak serta merta terjadi. Terdapat sejumlah faktor yang menjadi penyebabnya, salah duanya adalah kelemahan dalam penanganan pandemi dan ketidakdisiplinan masyarakat.

    “Keterangan pejabat Pemerintah yang saling bertentangan dan simpang siurnya informasi turut menyumbang menurunnya kepercayaan masyarakat yang berujung pada tindak pengabaian dan tidak disiplin,” ujarnya.

    Ia menyatakan, ketidakseriusan negara dalam penanganan pandemi juga mengakibatkan sejumlah fasilitas kesehatan kolaps. Jumlah keterisian tempat tidur rumah sakit penuh. Sementara jumlah tenaga kesehatan tidak berimbang dengan banyaknya pasien, sehingga mengalami kelelahan dan terinfeksi.

    “Pasien-pasien kesulitan mengakses rumah sakit dan meninggal tanpa penanganan. Sejumlah fasilitas kesehatan di Indonesia kolaps menghadapi pandemi,” tandasnya.(PBN)

  • Kejati Mangkir Praperadilan Korupsi Masker

    Kejati Mangkir Praperadilan Korupsi Masker

    SERANG, BANPOS – Sidang perdana praperadilan tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan masker KN-95, LS, tidak dihadiri oleh pihak termohon, yakni penyidik Kejati Banten. Pihak kuasa hukum LS pun mengaku telah menyiapkan 107 bukti untuk membatalkan segala sangkaan yang dijatuhkan kepada LS.

    Kuasa hukum LS, Basuki, menuturkan bahwa sidang perdana tersebut berjalan tanpa adanya pihak termohon. Berdasarkan informasi, ketidakhadiran pihak termohon lantaran terdapat beberapa pegawai Kejati Banten yang positif Covid-19.

    “Dari Kejati sebagai termohon itu tidak hadir. Alasannya tadi karena kemarin dilakukan rapid test dan ada beberapa anggota, beberapa karyawan di sana yang dinyatakan positif. Terus nanti persidangan selanjutnya ditunda minggu depan,” ujarnya seusai sidang di Pengadilan Negeri (PN) Serang, Rabu (7/7).

    Ia mengaku bahwa dalam sidang praperadilan ini, pihaknya telah menyiapkan sebanyak 107 bukti bahwa klien mereka yakni LS, tidak melanggar hukum lantaran dalam melakukan pengadaan tetap mengikuti aturan yang berlaku.

    “Kami siapkan berbagai bukti. Semuanya ada 107 bukti bahwa klien kami ini, LS, sudah melakukan pekerjaan sesuai dengan aturan. Semua (pekerjaan) bersandar kepada regulasi dan ketentuan yang berlaku,” ucapnya.

    Ia mencontohkan, dalam melakukan pekerjaannya, LS bersandar pada UU Nomor 2 Tahun 2020, yang hingga saat ini masih merupakan aturan yang berlaku. Prosedur yang telah ditetapkan pun dilalui sesuai dengan ketentuan dalam pengadaan masker.

    “Dan selain itu juga ada bukti-bukti lain yang real bahwa kegiatan yang dilakukan oleh pihak terkait, dalam hal ini Dinkes Provinsi Banten, sudah memenuhi prosedur. Apalagi dalam kondisi Covid-19 yang sampai saat ini pun peraturannya masih berlaku, dan kondisinya masih darurat,” terangnya.

    Praperadilan dilakukan oleh pihaknya lantaran hingga saat ini, tidak ada kejelasan mengenai alasan LS ditahan oleh Kejati Banten. Bahkan, dua alat bukti yang menjadi landasan penetapan dan penahanan LS pun belum diketahui oleh pihaknya.

    “Nah menurut kami, itu perlu kami ketahui ya. Tapi lagi-lagi jawaban dari teman-teman Kejati itu tidak ada, dan selalu bilang itu adalah rahasia negara,” ungkapnya.

    Maka dari itu, petitum yang diajukan oleh pihaknya dalam praperadilan tersebut yakni membatalkan sangkaan terhadap LS, karena diduga tidak ada bukti yang kuat dalam penetapannya. Selain itu, bukti yang ada justru mengarah pada pengadaan masker yang sesuai dengan aturam.

    “Karena pekerjaan itu sudah dilakukan sesuai regulasi, berarti tidak memenuhi syarat yang tidak memenuhi ketentuan untuk ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Dan pasti petitumnya ya dibebaskan demi hukum, bukan demi demi kepentingan, tapi dibebaskan demi hukum,” terangnya.

    Sementara itu, Kasi Penkum pada Kejati Banten, Ivan Siahaan, saat dikonfirmasi mengenai ketidakhadiran penyidik Kejati Banten selaku pihak termohon dalam sidang perdana praperadilan tersebut, tidak kunjung memberikan jawaban.(DZH/ENK)