Kategori: KESEHATAN

  • Diusulkan Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga

    Diusulkan Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga

    JAKARTA, BANPOS – Usulan vaksinasi ketiga atau booster bagi tenaga kesehatan terus didorong oleh para ahli di berbagai negara. Apalagi di Indonesia, ratusan nakes tertular Covid-19 dan belasan di antaranya meninggal dunia. Menanggapi situasi itu, Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono mendorong agar kematian nakes dan tertularnya nakes begitu masif harus segera diinvestigasi.

    Terkait vaksin dosis ketiga, kata Tri Yunis, sampai sejauh ini belum disahkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sehingga pemerintah negara manapun tak mungkin bisa asal menyuntikkan booster atau dosis ketiga tersebut.

    “Secara logika, memang bisa diberikan vaksin, tapi enggak ada yang endorse. WHO belum endorse, BPOM juga belum endorse, belum legalisasi. Jadi bisa sih, tapi gak ada dasar legalnya. Jadi pemerintah takut kalau enggak ada legalnya. Pemerintah enggak akan lakukan dasar hukumnya, secara logika okelah harus didorong,” katanya kepada JawaPos.com, Selasa (6/7).

    Menurutnya memang harus dilihat apa yang menyebabkan nakes meninggal dan terinfeksi. Menurutnya, semua penyebab nakes bisa meninggal dan terinfeksi secara masif meski sudah divaksinasi, tetap harus diinvestigasi.
    “Menurut saya, harusnya yang meninggal itu diinvestigasi dengan lengkap. Sehingga kita tahu mengapa nakes ini meninggal,” tuturnya.

    “Apakah komorbid? Apakah karena kelalaian pakai masker saat tugas, dan saat tak tugas. Menurut saya dua-duanya bisa. Harusnya dilakukan investigasi yang menyeluruh,” tegasnya.

    Tri Yunis sudah menyarankan pada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) agar investigasi dilakukan. Situasi ini juga membuat vaksin Sinovac sampai disorot dunia terkait tingkat kemanjurannya.

    “Saya sudah sarankan ke IDI. Pada waktu saya jadi pembicara di IDI, saya minta IDI lakukan investigasi dengan baik. Ini jadi sebuah catatan bagi negara kita. Tapi kemudian diabaikan. Kalau sekarang diabaikan lagi, berarti kita tak punya catatan apapun. Nakes banyak yang sakit, meninggal, negeri ini tak punya catatan apapun,” tukasnya.
    Investigasi harus dilakukan karena isu tersebut bahkan kembali naik saat ini. Nakes terus menjadi korban karena menyebarnya varian Delta.

    “Ini sudah terjadi kedua kali ya, terjadi banyak nakes terinfeksi. Menurut saya harus diinvestigasi dengan baik. Negara bertanggung jawab, IDI bertanggung jawab. Salah atau benar amat tergantung hasil investigasinya,” katanya.
    Sebelumnya Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan sebanyak 14 dari 61 dokter yang sudah divaksinasi Sinovac, meninggal setelah terpapar Covid-19 sepanjang Februari-Mei 2021.

    Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar IDI dr. Moh. Adib Khumaidi menjelaskan pihaknya memang belum memiliki data konfirmasi terkait penelusuran lebih lanjut nakes yang meninggal dunia. Data terakhir di Kudus menyebutkan ada 358 nakes yang terinfeksi dan di antaranya adalah 70 dokter. Hanya 30 orang dengan kondisi ringan sedang. Dan, 1 orang kondisi berat.

    “Belum kami rinci sampai sejauh ini. Enggak bisa, enggak ada datanya. Datanya harusnya nanti ditelusuri juga di Peduli Lindungi. Masih konfirmasi, ada tim yang juga akan dibuat sama Kemenkes dan Litbang soal ini,” tegas dr. Adib.(ENK/JPC)

  • Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi Kedua 10 Ribu Sertifikat Vaksinasi Dikeluarkan

    Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi Kedua 10 Ribu Sertifikat Vaksinasi Dikeluarkan

    TANGERANG, BANPOS – Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar meninjau pelaksanaan Vaksinasi kedua di ICE BSD dan di Sekolah Tinggi Teknologi Mutu (STTM) Muhamadiyah, Selasa (6/7).

    “Saat ini kita meninjau Vaksinasi dosis kedua, ICE BSD dan STTM Muhamadiyah dalam rangka terus melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 melalui vaksinasi,” kata Zaki.

    Dijelaskannya, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang telah mengeluarkan kurang lebih sekitar 10 ribu sertifikat vaksinasi melalui beberapa sentra vaksinasi. Namun karena keterbatasan tenaga medis dan ketersediaan vaksin menjadi kendala dalam penanganan pandemi Covid-19.

    “Mudah-mudahan dalam waktu satu dua minggu ini, kita bisa mendapatkan bantuan vaksin dari Kementerian Kesehatan dan Provinsi Banten,” ujarnya.

    Terkait dengan PPKM Darurat, lanjut Zaki, pihaknya saat ini masih terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

    Namun, saat ini masih belum ada pengertian dan kesepahaman dari masyarakat akan pentingnya mengikuti aturan PPKM darurat yang diterapkan.

    “Masyarakat masih belum paham akan pentingnya kesehatan, padahal PPKM darurat ini untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat,” terangnya.

    Untuk diketahui, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang periode hingga 4 Juli 2021, capaian vaksinasi mencapai 166.110 orang yang sudah mendapatkan vaksinasi.

    Sementara itu pada Senin malam (5/7), Pemerintah Kabupaten Tangerang melakukan operasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diwilayah Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.

    Dalam operasi PPKM Darurat yang dilakukan Bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) diwilayah tersebut, Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar membubarkan kerumunan dan mempersilahkan masyarakat yang masih melakukan aktifitas diluar untuk bergegas pulang ke rumahnya masing-masing dan bagi pemilik kios, konter dan juga warung agar menutup aktifitasnya pada pukul 20.00 WIB.

    “Bapak ibu mau kemana? Besok pukul 20.00 WIB jangan keluar lagi ya, ada PPKM Darurat. Covid-19 makin banyak, rumah sakit sudah penuh”, kata Zaki kepada warga yang masih melintas di Jalan Raya Kutabumi-Kutabaru Kecamatan Pasar Kemis.

    Selain itu, Bupati Tangerang juga mengingatkan kepada masyarakat Kabupaten Tangerang agar terus mematuhi anjuran pemerintah melalui PPKM Darurat, semua yang kita lakukan untuk menekan angka penyebaran Covid-19 agar kesehatan masyarakat terjaga, tidak ada lagi mobilitas yang dapat menimbulkan penyebaran.

    “Saya menghimbau kepada masyarakat agar patuhi PPKM Darurat, sehingga penyebaran Covid-19 dapat kita tekan,” terangnya.

    Karena hingga pukul 20.30 WIB masih ada beberapa pedagang yang belum menutup aktifitasnya, Zaki mengaskan akan menerapkan sanksi sesuai aturan PPKM Darurat yang diterapkan di Kabupaten Tangerang. “Ibu belum tutup, jika masih membandel tidak mengikuti aturan tidak segan-segan kami tindak, menyita KTP dan SIM yang tidak patuh aturan,” tegasnya. (DHE/RUL)

  • Pasien Covid-19 Ditelantarkan Cari Isolasi Sendiri, Sempat Diusir Warga

    Pasien Covid-19 Ditelantarkan Cari Isolasi Sendiri, Sempat Diusir Warga

    SERANG, BANPOS – Salah satu warga Kota Serang yang terkonfirmasi Covid-19 merasakan sulitnya mencari rumah isolasi. Warga asal Kecamatan Kasemen ini mengaku sempat menghubungi pihak Satgas Covid-19 baik tingkat Kota maupun Kecamatan hingga Kelurahan.

    Akan tetapi, ia hanya dijanjikan akan dijemput oleh satgas yang menghubunginya pada hari dimana dia dinyatakan positif Covid-19 pada Senin (6/7) malam. Berjam-jam menunggu, ia pun tak kunjung dijemput baik oleh Satgas Kota maupun Kelurahan.

    “Dari jam 12 malam saya menunggu, sampai jam 2 dan sampai pagi pukul 7 pak Lurah baru menghubungi kembali, dan bilang ‘maaf semalam saya sibuk’. Saya pun saat itu masih mencari tempat isolasi mandiri,” ujar DV, seraya menyesalkan sikap dari perangkat kelurahan tersebut.

    Ia menegaskan, kalau memang tidak ada tempat isolasi untuknya, tidak perlu menjanjikan dirinya akan dijemput. Sebab, DV mengkhawatirkan orangtuanya yang memiliki riwayat penyakit asma dan rawan jika terpapar Covid-19, maka ia pun memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri dengan harapan diberikan fasilitas oleh Satgas Covid-19.

    “Kemarin dapat hasil saya positif terus malam saya chat keluarga saya, terus (keluarga) bilang ke rumah nenek saya aja, saya gak dibolehin (pulang) saya disuruh pergi,” jelasnya.

    Ia pun menjelaskan kronologi saat berupaya meminta bantuan temannya untuk dicarikan tempat isolasi dan menghubungi Satgas Covid-19. Lalu DV dihubungi oleh seseorang yang mengaku dari tim Satgas Covid-19 akan menjemput, namun tak kunjung datang.

    “Dia tanya posisi kakak ada dimana? Saya bilang di Kasemen. ‘Ya udah tunggu aja di situ,’ katanya. Dari jam 12 malam sampai jam 2 (dinihari), dia gak datang,” tuturnya.

    Karena tempat itu sudah sepi, dia pun pulang ke rumah.
    Lalu pukul 07.00 WIB pagi tadi, tiba-tiba warga setempat meminta DV untuk tidak tinggal di rumah, sebab warga setempat takut terpapar. Akhirnya, dia meninggalkan rumah dan mencoba ke rumah sakit untuk meminta obat dan tempat isolasi.

    Namun rumah sakit tersebut sudah penuh dan tidak bisa menampung pasien bergejala ringan. Dengan gaji sebagai karyawan toko, DV mengaku tak sanggup menyewa kamar hotel untuk isolasi mandiri.

    “Saya pergi dong terus ke rumah sakit umum minta obat ternyata di sana penuh. Kemudian saya ke RS Bhayangkara untuk mencari obat, karena saya ada gejala tapi tergolong ringan,” katanya.

    Saat ini, ia mengaku tengah mengalami gejala flu, batuk dan sedikit sesak. Saat bertelpon dengan BANPOS pun, terdengar ia sedikit tersengal saat berbicara dan menjelaskan kondisinya.

    “Saya dijanjikan, tapi saya malah di PHP. Saya tunggu satgas sampi dari jam setengah 12 malem sampai jam 12 lebih dan saya nggak disusul (dijemput), dan itu ngga dikasih kepastian,” kesalnya.

    DV mengatakan belum memiliki identitas Kartu tanda penduduk (KTP) dan berpikir hal itu yang membuatnya agak kesulitan mendapatkan pelayanan dengan bermodalkan kartu keluarga (KK). Namun ia menegaskan kepada Satgas baik di tingkat manapun, jangan membiarkan warganya seperti terlantar, karena banyak pihak yang khawatir terpapar Covid-19 juga.

    “Jangan menjanjikan kalau tidak pasti, bilang saja kalau memang tidak bisa menjemput apakah alasannya sibuk atau apa, jadi saya tidak menunggu terlalu lama untuk mendapatkan tempat Isolasi,” ucapnya.

    Beruntungnya, dengan dibantu para relawan, ia pun menemukan tempat di bilangan Kasemen untuk melakukan isolasi mandiri. Ia tak mengkhawatirkan soal makan dan lainnya, karena keluarga pun sesekali mengirim dengan menjaga protokol kesehatan.

    “Alhamdulillah keluarga juga mendukung untuk sembuh, kadang ngirim makan juga dan kadang pesan online,” tandasnya.

    Sementara, saat dikonfirmasi, Kabid Komunikasi dan Informasi Publik Satgas Covid-19, Hari W Pamungkas mengaku tidak ada informasi spesifik kepadanya terkait hal itu. Hanya saja, ketika pertemuan dengan para Camat, kata dia, Camat menyiapkan tempat isolasi mandiri.

    “Artinya Satgas Covid-19 kan sudah sampai tingkat wilayah, nah mereka juga akan menjadi alternatif di wilayahnya sebagai tempat isolasi mandiri, apabila memang satu rumah ada yang terkena, rentan menulari yang lain,” ujarnya.

    Hari mengaku tidak ada yang menghubungi dirinya pada malam tersebut. Ia pun mengatakan, sebenarnya di RSUD Kota Serang, pihaknya sudah menyiapkan tenda-tenda untuk gejala-gejala ringan.

    “Memang keterbatasan tenaga kesehatan yang terpapar juga, ada laporan yang lain sih, bukan ini, yang mencari kamar di IGD juga. Tapi memang di RSUD Kota sudah bangun tenda yang didepan itu juga bisa menampung yang gejala ringan, nanti besok (hari ini) evaluasi, nanti saya ingatkan lagi di tingkat Kecamatan,” tandasnya. (MUF/ENK)

  • Vaksinasi Ditarget Butuh Satu Tahun Penuh

    Vaksinasi Ditarget Butuh Satu Tahun Penuh

    SERANG, BANPOS – Kepala Dinkes Kabupaten Serang, drg Agus Sukmayadi mengungkapkan bahwa program vaksinasi di Kabupaten Serang masih cukup jauh dari target. Bahkan, diperkirakan butuh waktu selama satu tahun untuk sasaran vaksin sebanyak 1,2 juta warga Kabupaten Serang, sesuai dengan target Kementeria Kesehatan (Menkes).

    Meski begitu, ia mengaku untuk target dari Dinkes sudah memadai. Sebelumnya, Agus mengatakan bahwa telah melakukan vaksinasi massal sebanyak 22.000 masyarakat, ditambah dengan yang sudah dilakukan baik terhadap tenaga kesehatan (nakes) maupun masyarakat umum, belum mencapai jumlah 100.000 sasaran vaksin.

    “Dari jumlah penduduk 1,6 juta yang harus dilakukan vaksinasi 1,2 juta masih jauh dari jumlah sasaran. Perlu waktu yang cukup lama untuk melakukan vaksinasi kepada warga,” ungkapnya, Senin (5/7).

    Stok vaksin pada Dinkes, sistemnya menerima dari Pemerintah pusat, sesuai dengan kuota yang dibutuhkan. Vaksin juga diberikan secara bertahap, tidak diberikan sekaligus sebanyak 1,2 juta sesuai dengan target.

    “Tapi kan bertahap, tidak mungkin sekaligus. Karena harus dibagi dengan Kabupaten Kota di Porvinsi lainnya se Indonesia,” tuturnya.

    Menurutnya, pelayanan vaksin melalui UPT Puskesmas-puskesmas Se Kabupaten Serang terus digencarkan. Pelayanan dilakukan mulai hari Senin hingga Sabtu, dan khusus hari Minggu tidak menerima layanan vaksin atau ditiadakan.

    “Untuk memulihkan kondisi badan, kalau tiap hari dilakukan kan harus istirahat. Dinas Kesehatan pun butuh istirahat,” ucapnya.

    Kepala Puskesmas Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Melly Siltina mengungkapkan bahwa antusias warga di daerahnya cenderung rendah. Meskipun kasus terkonfirmasi positif di Kecamatan Padarincang cenderung naik meski tidak signifikan, dan ada kematian.

    “Antusias masyarakat di Padarincang ini mungkin agak kurang. Karena di Padarincang ini bukan wilayah industri, jadi masyarakatnya benar-benar masyarakat dengan profesi petani, pedagang yang asli bukan pegawai,” ujarnya.

    Namun, untuk vaksinasi bagi guru-guru dan tenaga kesehatan di sekitar Padarincang sudah terlaksana dengan baik, begitupun dengan pelayan publik. Meski begitu, ia menyebut bahwa vaksinasi untuk masyarakat umum masih tergolong rendah.

    “Masih menganggap vaksin ini bukan penangkal Covid-19,” katanya.
    Sehingga target vaksinasi di Padarincang masih jauh. Seperti halnya dalam waktu dekat, target vaksinasi sebanyak 500 masyarakat, hanya 300 saja yang tervaksin.

    Puskesmas Padarincang terus melakukan sosialisasi terkait vaksin melalui berbagai macam saluran. Baik melalui desa-desa, media sosial, keliling desa, bahkan menyebar pamflet di toko-toko, Indomaret dan tempat keramaian lainnya. Namun kembali lagi kepada masyarakat, bagaimana masyarakat menyadari bahwa vaksin merupakan salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

    “Kita ikhtiar dulu, dengan adanya vaksin ini kan salah satu upaya dari pemerintah untuk menangkal virus Covid-19. Oleh karena itu, kami berharap masyarakat sadar akan keselamatan bersama,” tuturnya.

    Melly meminta kepada Pemerintah Kabupaten Serang agar ada timbal balik, supaya masyarakat antusias mengikuti vaksin. Seperti menjadi salah satu prasyarat untuk mendapatkan pelayanan publik, sehingga dengan begitu diharapkan secara otomatis warga akan berbondong ke Puskesmas untuk mendapatkan vaksin.

    “Mungkin dengan begitu, masyarakat akan ada greget untuk divaksin. Meningkat kesadarannya, misalnya untuk mengurus KTP harus sudah divaksin, begitupun dengan pelayanan dan bantuan sosial. Semoga semuanya selalu dalam keadaan sehat wal’afiat,” tandasnya. (MUF/AZM)

  • RSUD Cilegon Klaim Persediaan Oksigen Aman Untuk pasien positif Covid-19 dan IGD

    RSUD Cilegon Klaim Persediaan Oksigen Aman Untuk pasien positif Covid-19 dan IGD

    CILEGON, BANPOS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilegon mengklaim persediaan oksigen aman, akan tetapi lonjakan pasien harian konfirmasi Covid-19 menyebabkan ruang Alamanda, tempat pasien positif Covid-19 dan IGD di rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon itu penuh sehingga tidak mampu menampung pasien baru yang datang.

    “Untuk cadangan tabung oksigen di RSUD Panggungrawi aman untuk tiga hari ke depan, namun untuk ruang perawatan pasien Covid-19 masih kekurangan tempat tidur. Ruang Alamanda dan IGD penuh,” kata Pelaksana tugas (Plt) RSUD Cilegon, Ujang Iing saat dikonfirmasi, Senin (5/7).

    Lebih lanjut menurut Ujang Iing, saat ini di rumah sakit tersedia cadangan sebanyak 40 tabung oksigen ukuran 6 m3. Kata dia, pihaknya per tiga hari mengisi tabung oksigen ke PT Krakatau Steel (KS).

    Kata dia, saat ini pasien positif Covid-19 yang dirawat di ruang Alamanda sebanyak 13 orang dan yang di IGD 13 orang.

    Sementara itu, dikutip dari akun Instagram (IG) resmi PT Krakatau steel ikut berpartisipasi dalam penyediaan pasokan oksigen untuk kebutuhan penanganan Covid-19. Pada tahap awal oksigen yang dihasilkan akan dialokasikan untuk kebutuhan Provinsi Banten dan Jakarta dalam penanganan pasien Covid-19.

    Tidak menutup kemungkinan dalam bentuk lain seperti dikirim menggunakan tangki khusus ke daerah yang membutuhkan.
    Krakatau Steel memproduksi oksigen dalam memenuhi kebutuhan pabrik baja pada proses pembuatan baja di semua lini produksi baik dari iron making, steel making, maupun rolling mill.

    Oksigen terutama digunakan pada proses steel making dalam proses peleburan dan post production untuk membantu proses pemotongan produk. Kebutuhan oksigen Krakatau Steel didistribusikan dari Pabrik Gas Industri (PGI) milik Krakatau Steel sendiri dengan kapasitas 5.000 NM3/jam.

    Pabrik oksigen Krakatau Steel dapat mengisi 19 botol tabung oksigen secara bersamaan selama 30 menit, sehingga dalam waktu setengah hari kami dapat menghasilkan total 300 botol tabung oksigen.

    Kapasitas tangki penampungan oksigen cair sebesar 100.000 liter atau setara 237.131 NM3 dapat menghasilkan sekitar 39.521 botol oksigen siap pakai. Saat ini Krakatau Steel memiliki 300 tabung gas oksigen masing-masing berkapasitas 6 NM3.

    Krakatau Steel siap mendukung kebutuhan oksigen untuk medis tentunya dengan tetap mempertahankan keberlangsungan dukungan untuk proses produksi produk Krakatau Steel dan sesuai dengan kapasitas yang kami miliki. Dukungan ini sifatnya kemanusiaan dan tidak untuk kepentingan komersial. (LUK/RUL)

  • Kota Serang Krisis

    Kota Serang Krisis

    SERANG, BANPOS – Lonjakan kasus Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Serang, membuat kondisi ibu kota Banten itu makin kritis. Tingginya angka penyebaran Covid-19, tak diimbangin dengan fasilitas dan personil yang mampu menangani persoalan yang timbul.

    Kemarin, terjadi penambahan sebanyak 36 kasus positif Covid-19 di Kota Serang. Korban meninggal dunia akibat virus asal CIna tersebut juga kemarin bertambah sebanyak satu kasus.

    Dengan demikian, total sudah 3.164 kasus konfirmasi Covid-19 yang ditemukan di Kota Serang, termasuk 67 orang yang meninggal dunia akibat virus tersebut. Sementara, warga yang masih dirawat karena Covid-19 kemarin adalah 584 orang, dan 2.513 sudah dinyatakan sembuh.

    Tingginya lonjakan penyebaran Covid-19, dikeluhkan Sekda Kota Serang, Nanag Saefudin. Dia mengatakan Pemkot Serang saat ini tengah menghadapi situasi kekurangan personel dalam penanganan dampak Covid-19. Misalkan seperti untuk menggali kubur bagi pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

    “Kemarin dari RSDP itu kan merasa kesulitan pada saat warga Kota Serang meninggal, mereka nakesnya terbatas. Sehingga si jenazah itu dari RS hanya cukup memandikan, mengkafani, diberikan semacam peti jenazah. Nah karena keterbatasan mereka, maka dari mulai Minggu kemarin, yang menggali kubur dan segala macam itu diserahkan kepada BPBD Kota Serang,” terangnya.

    Oleh karena itu, ia pun meminta kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan dan juga aturan dalam pelaksanaan PPKM Darurat ini. Sehingga, sedikit demi sedikit penyebaran Covid-19 dapat diatasi. “Tidak membuat personel kita kewalahan juga jika masyarakat bisa patuh,” tandasnya.

    Krisis personil itu menambah permasalahan yang dialami Pemkot Serang dalam penanganan Covid. Pekan lalu, RSUD Kota Serang terpaksa mendirikan tenda darurat untuk menampung pasien Covid-19 setelah ruang isolasi yang berada di dalam rumah sakit penuh oleh pasien.

    Dari total 18 kamar yang disediakan, semua telah terisi oleh pasien Covid-19. Dua tenda darurat pun didirikan untuk digunakan sebagai tempat merawat pasien Covid-19 kategori gejala sedang dan berat.

    Pekan lalu, Kabid Komunikasi dan Informasi pada Satgas Covid-19 Kota Serang, W. Hari Pamungkas, menjelaskan tenda darurat yang dibangun tersebut nantinya dapat diisi hingga 28 tempat tidur, yang dapat digunakan untuk mengisolasi pasien Covid-19.

    “Kalau untuk tenda darurat sebenarnya bila di isi penuh mampu menampung 50 orang. Cuma karena kondisi pandemi, kami hanya mengisi dengan 28 tempat tidur,” ungkapnya.

    Terpisah, Wakil Walikota Serang meminta masyarakatnya dapat benar-benar mematuhi aturan pada saat pelaksanaan PPKM Darurat. Hal itu agar penyebaran Covid-19 di Kota Serang dapat menurun dan segala aktivitas dapat kembali seperti semula.

    Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, mengatakan bahwa dalam menunjang PPKM Darurat, pihaknya telah mengeluarkan aturan yang harus diikuti oleh masyarakat. Aturan tersebut membatasi pergerakan masyarakat dalam beraktivitas, sehingga potensi penularan menjadi berkurang.

    “Alhamdulilah pak Wali juga sudah mengeluarkan dan ini sudah masuk hari ketiga PPKM Darurat. Dengan adanya PPKM Darurat, kami memohon seluruh masyarakat untuk mengurangi aktivitasnya masing-masing, sesuai dengan Inmendagri dan Kepwal,” ujarnya di DPRD Kota Serang, Senin (5/7).

    Pihaknya pun secara rutin melakukan monitoring atas pelaksanaan PPKM Darurat tersebut. Dengan adanya monitoring, pihaknya memastikan apakah PPKM Darurat benar-benar berjalan sebagaimana mestinya dan tidak ada pelanggaran yang dilakukan.

    “Maka untuk memonitoring semuanya, ya kami bagi-bagi tugas. Satpol PP kami harus beroperasi terus-menerus. Nanti kami pun juga, pak Wali dan saya, per dua hari sekali sesuai janji saya kemarin, akan kembali melakukan monitoring, sehingga pelaksanaan PPKM Darurat benar-benar berjalan afdhol,” ucapnya.

    Ia juga menyampaikan bahwa pembatasan aktivitas saat PPKM Darurat ini bukan hanya menyasar kepada masyarakat saja. Pemerintah pun juga harus membatasi aktivitasnya. Bahkan jika tidak dilaksanakan, Kepala Daerah terancam akan diberikan sanksi hingga pencopotan.

    “Inmendagri 16 jelas ada (sanksi). Ada sanksi terutama untuk Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah. Maka, tadi dewan pun yang rencananya ada rapat kerja, ya diurungkan, ditunda. Semuanya memang harus sepakat, semuanya harus semarak bahwa PPKM Darurat ini harus berjalan dan hasilnya nanti ya untuk kita semua, untuk masyarakat,” tegasnya.

    Sementara, masih dalam rangka penanganan Covid-19, Pemkot Serang kembali menggelontorkan anggaran besar. Untuk kali ini, Pemkot Serang menganggarkan Rp48 miliar untuk penanganan Covid-19. Kecamatan dan kelurahan pun turut diguyur anggaran tersebut.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Serang, Nanang Saefudin, mengatakan bahwa dari besaran anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp48 miliar, Dinkes Kota Serang menjadi penerima terbesar. Disusul RSUD Kota Serang, serta kecamatan dan kelurahan.

    “Alhamdulillah, sampai saat ini penanganan covid-19 sudah hampir Rp48 miliar kami alokasikan. Memang Dinkes paling banyak (dianggarkan), kemudian RSUD, kecamatan, dan kelurahan,” ujarnya di gedung DPRD Kota Serang, Senin (5/7).
    Nanang menuturkan, pihaknya akan melakukan refocusing anggaran untuk program-program non-prioritas, jika memang anggaran penanganan Covid-19 perlu ditambah. Anggaran non-prioritas itu seperti pameran pembangunan.

    “Jadi kami refocusing saja, dimasukkan ke biaya tak terduga (BTT) kemudian dialokasikan (untuk penanganan Covid-19),” terangnya.

    Sebagai contoh, Nanang mengatakan bahwa saat ini Pemkot Serang sedang kekurangan tenaga kesehatan (Nakes). Maka refocusing program non-prioritas tersebut bisa diarahkan ke sana.

    “Intinya, program kegiatan yang tidak terlalu prioritas, dan bisa ditangguhkan. Lebih baik dirasionalisasikan saja untuk penanganan Covid-19,” tuturnya.

    Menurut dia, yang terpenting saat ini adalah kesehatan dan keselamatan masyarakat dibandingkan kegiatan lainnya.
    “Tentu, yang terpenting itu intinya adalah kesehatan dan keselamatan masyarakat, yang dalam hal ini penekanan penyebaran Covid-19 di Kota Serang,” ucapnya.

    Nanang pun menyebutkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), yang menjadi prioritas dalam penganggaran penanganan Covid-19. “Selain Dinkes, dan RSUD (Kota Serang), ada juga Satpol PP dan BPBD,” katanya.

    Sementara itu, Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan bahwa Pemkot Serang baru menganggarkan beberapa anggaran untuk penanganan Covid-19 dan perlu ada pembahasan kembali. “Baru penganggaran penanganan Covid-19, dan itu juga sesuai dengan arahan dari (pemerintah) pusat,” tandasnya.(DZH/ENK)

  • Animo Tinggi, Dinkes Targetkan 15 Ribu Penerima Vaksin

    Animo Tinggi, Dinkes Targetkan 15 Ribu Penerima Vaksin

    PANDEGLANG, BANPOS – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, menargetkan 15 ribu dosis vaksin dapar disuntikan kepada masyarakat selama 6 hari. Untuk itu, Dinkes Pandeglang melakukan vaksinasi massal di 36 Puskesmas dan sejumlah Fasilitas Kesehatan (Faskes).

    Vaksinasi masal yang dilakukan sejak tanggal 29 Juni, sampai 4 Juli 2021 ini adalah, upaya Pemerintah dalam mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang semakin meningkat.

    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, Raden Dewi Setiani mengungkapkan, kegiatan vaksinasi untuk masyarakat dosis pertama ini dilakukan secara serentak. Dan lokasinya tersebar di seluruh Kecamatan di Pandeglang, yang terdiri dari 49 Posyankes, 36 Puskesmas, 11 klinik dan 3 Rumah Sakit.

    “Pelaksanaan vaksinasi bagi masyarakat dosis pertama akan dilaksanakan dari tanggal 29 Juni atau hari Kamis kemarin, sampai 5 Juli 2021. Maka dari itu kami sarankan kepada masyarakat yang ingin divaksin, segera datang ke tempat pelaksanaan vaksin yang telah disediakan,” terangnya, Senin (5/7).

    Dalam pelaksanaan vaksinasi tersebut, Dewi melihat animo masyarakat sangat tinggi. Terbukti, banyak masyarakat di beberapa Kecamatan yang turut serta divaksinasi.

    “Kami menargetkan sehari ini 500 jiwa yang disuntik Vaksin. Namun, yang kami lihat rata-rata sudah melebihi target yang telah ditentukan. Artinya, ini salah satu bukti tingginya animo masyarakat ingin divaksin,” ungkapnya.

    Sementara Bupati Pandeglang, Irna Narulita menuturkan, program vaksinasi merupakan sebuah ikhtiar Pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

    Diakuinya, program vaksinasi dosis pertama untuk masyarakat Pandeglang, pemerintah daerah mendapatkan distribusi vaksin dari pemerintah pusat melalui Pemprov Banten sebanyak 15 ribu dosis.

    “Kami berharap, program vaksinasi ini bisa tercapai secara bertahap. Karena Pemerintah Daerah menargetkan pada akhir Desember nanti, masyarakat Pandeglang yang divaksin mencapai 800 ribu jiwa,” katanya.(CR-02/PBN)

  • Perum Sudirman Indah Akan Lockdown Banyak Warga Terpapar Covid-19

    Perum Sudirman Indah Akan Lockdown Banyak Warga Terpapar Covid-19

    TANGERANG, BANPOS – Masuk kategori zona merah, Rukun Warga (RW) 06 Perumahan Sudirman Indah Kelurahan Tigaraksa, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang akan melakukan lockdown terhadap Rukun Tetangga (RT) yang masuk zona merah.

    Ketua RW 06 Perumahan Sudirman Indah, Abdul Munir H Syarif Mansyur mengatakan, untuk melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 diwilyah RW 06, pihaknya akan bekerjasama dengan semua pihak. Selain itu, pihaknya juga akan mengikuti arahan yang disampaikan Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro terkait tata cara penanganannya.

    “Arahan pak Kapolresta Tangerang, agar RT yang masuk zona merah untuk dilakukan lokcdwon keluar masuk dibatasi, rumah warga di kasih tanda sedang isolasi mandiri, jam operasional ditutup jam 8 malam dan tidak ada kegiatan kerumunan sesuai surat instruksi Bupati Tangerang nomor 1 tahun 2021 tentang PPKM Darurat selama pandemi Covid-19,” kata Munir kepada BANPOS melalui pesan WhatsApp, Senin (5/7).

    Dengan telah dilakukannya kunjungan Kapolresta Tangerang ke Posko PPKM Darurat RW 06, lanjut Munir, pihaknya mengucapan terima kasih. Karena selain melakukan kunjungan, Kapolresta Tangerang juga memberikan bantuan Sembako kepada warga yang terpapar Covid-19 diwilayah RT yang masuk zona merah.

    “Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro yang telah melakukan kunjungan dan memberikan bantuan Sembako ke Posko PPKM Darurat RW 06 Perumahan Sudirman Indah,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro di Perumahan Sudirman indah ada dua RW yang masuk kategori zona merah dan sudah di sampaikan kepada setiap RW untuk fokus di dua zona merah tersebut.

    “Saya sampaikan kepada bapak RW setempat untuk fokus kepada dua zona merah yang ada di Perum Sudirman ini, dan nantinya juga harus ada pembatasan-pembatasan kegiatan masyarakat yang diterapkan dengan baik disini, bekerja sama dengan Babinsa, Kepala Desa, Tim Satgas COVID-19 tingkat RT/RW, Tokoh Agama dan masyarakat setempat,” katanya.

    Dalam pelaksanaan PPKM Darurat, lanjut Wahyu, pihaknya menghimbau agar seluruh lapisan masyarakat mendukung pelaksanaan PPKM Darurat agar penyebaran Covid-19 bisa secepatnya diatasi.

    “Kami bersama jajaran Polresta Tangerang, memberikan himbauan berdasarkan PPKM Darurat, berlaku dari Tanggal 3-20 Juli. Semoga dengan adanya PPKM Darurat ini sistem metode cara bertindak yang di terapkan oleh RT/RW, Babinsa dan Binamas di Perumahan Sudirman indah Tigaraksa ini bisa memberikan dukungan penuh untuk penanggulangan penyebaran COVID-19,” ujarnya.

    Wahyu menambahkan, masing-masing RT/RW harus membagikan masker dilingkungannya, kemudian mendata warganya yang belum mendaftarkan Vaksinasi dan melakukan penyemprotan disinfektan di setiap rumah.

    “Kami juga akan memberikan dukungan berupa pemberian Sembako dan bantuan sosial kepada warga yang terdampak pandemi Covid-19, ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat. Saya berharap, tidak ada lagi penambahan masyarakat yang meninggal dunia akibat Covid-19 ini, dan PPKM Darurat menjadi bagian penting, bagaimana di 17 Hari ini mengurangi jumlah pasien yang positif,” ungkapnya.

    Untuk diketahui, secara keseluruhan sampai saat ini warga yang terpapar positif Covid-19 di RW 06 Kelurahan Tigaraksa sebanyak 45 orang dan yang meninggal akibat Covid-19 sebanyak 2 orang. (DHE/RUL)

  • Satgas Kabupaten Tangerang Dituding Lambat

    Satgas Kabupaten Tangerang Dituding Lambat

    TANGERANG, BANPOS- Respon Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang dalam menangani pemakaman bagi masyarakat yang meninggal karena Covid-19, dinilai lambat. Pasalnya, salah satu keluarga yang ada di Desa Bencongan, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang yang meninggal diduga karena Covid-19 dimakamkan tanpa menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes).

    Salah satu perwakilan keluarga, Akied mengatakan, agar tidak terjadi penyebaran Covid-19 di wilayah Desa Bencongan, pihaknya mencoba untuk meminta arahan untuk penerapan Prokes dalam melakukan pemakaman keluarganya yang diduga meninggal karena Covid-19.

    “Saya diminta untuk membantu mencari ambulan untuk pemakaman, saya sarankan untuk mengikuti Prokes. Akan tetapi saat kita menghubungi mulai dari website Satgas Covid-19 tidak diangkat, Puskesmas terdekat dan Dinkes tidak ada yang merespon,” kata Akied kepada BANPOS melalui telepon, Selasa (29/6).

    Akied mencoba untuk menghubungi beberapa relasinya untuk meminta kontak satgas, kemudian ia menghubungi Jubir Covid-19 Kabupaten Tangerang. Akan tetapi, Jubir Satgas baru membalas pesan saat jenazah sudah dimakamkan.

    “Meninggalnya kan sekitar pukul 12.00 WIB, saya menghubungi Jubir Covid-19 melalui Whats App sekitar pukul 13.00 WIB direspon sekitar pukul 17.35 WIB. Itupun hanya memberikan nomor kontak Dinas Pemakaman, sedangkan jenazahnya sudah dimakamkan. Warga disini kan kalau maunya dimakamkan, ya sudah dimakamkan pakai cara biasa tidak pakai Prokes,” ujarnya.

    Ia sempat menghubungi Satgas Covid-19 Kota Tangerang, dan mendapatkan respon yang lebih cepat, namun, karena meninggalnya di Kabupaten Tangerang, sehingga harus ditangani oleh Satgas Covid-19 Kabupaten Tangerang.

    “Memang yang meninggalnya itu kan warga Batu Ceper, Kota Tangerang. Saya hubungi Satgas Covid-19 Kota Tangerang, mereka mau mengurus. Akan tetapi, karena meninggalnya di Kabupaten Tangerang, jadi harus ditangani pihak kabupaten dan saat saya hubungi pihak kabupaten itu sangat sulit sekali,” ungkapnya.

    Sementara itu, Jubir Covid-19 Kabupaten Tangerang, dr Henda Tarmizi saat dihubungi BANPOS melalui pesan WA terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) pemakaman Covid-19 menyatakan, Pemkab sudah menyiapkan personil yang sudah dilatih mulai dari pemandian hingga pemakaman.

    “Itu ada di tingkat RT RW. Yang harusnya ada pemakaman oleh orang yang sudah dilatih di masing-masing kecamatan. Baru dikuburkan oleh dinas pemakaman. Pemandian jenazah oleh orang yang sudah dilatih di masing-masing kecamatan,” kilahnya.

    Sementara, Kepala Dinkes Kabupaten Tangerang, Desiriana Dinardianti saat dihubungi BANPOS untuk menanggapi hal tersebut melalui SMS maupun pesan WA tidak memberikan jawaban.(DHE/PBN)

  • Cegah Covid-19, Polres Serang Bagi-bagi Masker di Komplek Ponpes Syekh Nawawi Al Bantani

    Cegah Covid-19, Polres Serang Bagi-bagi Masker di Komplek Ponpes Syekh Nawawi Al Bantani

    SERANG, BANPOS- Personil Polres Serang bersama Kapolsek jajaran yang dipimpin Wakapolres Kompol Didid Imawan membagikan masker kepada pengunjung maupun pedagang di Pondok Pesantren (Ponpes) Syekh Nawawi al-Bantani di Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang.

    Bagi-bagi masker tersebut dimaksudkan untuk membantu mencegah penularan maupun penyebaran virus corona atau Covid-19.

    “Pembagian masker ini merupakan sebagai langkah membantu mencegah penyebaran virus corona (COVID-19). Pemerintah telah mewajibkan penggunaan masker bagi masyarakat ketika berada dan beraktivitas di luar rumah,” kata Kompol Didid Imawan kepada wartawan, Sabtu (12/6/2021).

    Wakapolres menuturkan, penanganan penyebaran Covid-19 tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah maupun petugas kesehatan semata namun harus melibatkan seluruh elemen masyarakat.

    “Penanganan pandemi Covid-19 ini, bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja, melainkan tanggungjawab seluruh elemen masyarakat. Penggunakan masker di tempat umum menjadi salah satu cara yang diyakini dapat mengurangi risiko penularan virus corona,” kata Wakapolres.

    Wakapolres juga mengimbau agar masyarakat Kabupaten Serang untuk bersama-sama menjaga lingkungan yang aman, nyaman dan sehat. Warga juga diimbau untuk tertib dalam beraktifitas dan agar selalu patuhi protokol kesehatan dimasa pandemi Covid-19 ini.

    “Kita juga mengimbau kepada masyarakat, untuk saling menjaga dan selalu menerapkan protokol kesehatan 5M, salah satunya tidak keluar rumah jika tidak penting. Hal ini sebagai upaya memutus mata rantai atau menghilangkan pandemi Covid 19,” tandasnya. (AZM)