Kategori: KESEHATAN

  • Prabowo Tua, Fit, Gibran Muda, Seger

    Prabowo Tua, Fit, Gibran Muda, Seger

    JAKARTA, BANPOS – Pasangan bakal Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjalani cek kesehatan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (26/20/2023). Meskipun diperiksa hampir 9 jam, pasangan beda usia ini keluar dengan wajah ceria. Prabowo yang berusia tua, masih fit. Sedangkan Gibran yang masih muda, tampak seger.

    Prabowo-Gibran menjadi pasangan Capres-Cawapres terakhir yang menjalani tes kesehatan. Jadwal pemeriksaan ini hanya selang satu hari, pasca keduanya mendaftarkan diri ke KPU, Rabu (25/10/2023) siang.

    Seperti saat mendaftar, Prabowo-Gibran kembali menunjukkan kekompakan. Keduanya tiba bersamaan dengan menumpangi mobil Alphard berwarna putih dan mengenakan kemeja berwarna biru pukul 06.55 WIB.

    Setelah itu keduanya menyalami Kepala RSPAD dan juga sejumlah komisioner KPU serta Bawaslu yang telah menunggu. Prabowo juga tidak lupa memberi salam hormat kepada Kepala RSPAD yang notebene adalah perwira TNI.

    Sedangkan Gibran yang turut ditemani istri, Selvy Ananda melempar senyum kepada awak media yang meliput. Keduanya juga memberikan salam sembari menyalami jajaran RSPAD, KPU, dan Bawaslu.

    Setelah itu keduanya memasuki salah satu ruangan di RSPAD untuk berganti pakaian dari kemeja biru menjadi kimono berwarna hijau. Di momen ini, keduanya sempat keluar terlebih dulu untuk mengambil gambar sebelum kesehatannya dites. Tepat pukul 07.12, barulah keduanya masuk dan menjalani serangkaian cek kesehatan.

    Sembilan jam berlalu, keduanya pun keluar pada pukul 16.35. Keduanya yang sudah berganti pakaian yang dipakainya saat datang tadi. Jajaran tim dokter RSPAD ikut menemani. Keduanya diberikan berkas yang berisikan bukti pemeriksaan.

    Kepala RSPAD Albertus Budi Sulistya mengatakan, tidak ada yang berbeda ketika melakukan pemeriksaan terhadap Prabowo-Gibran. Tes kesehatan dari seluruh Capres-Cawapres yang telah mendaftar ke KPU diperlakukan dengan standar yang sama.

    “Standar pemeriksaan, tim pemeriksa, alat pemeriksaan semua diperlakukan sama sehingga hasilnya pun harus sesuai standar,” kata Budi saat memberikan keterangan pers usai di RSPAD Jakarta.

    Setelah itu, giliran Prabowo-Gibran yang diberikan kesempatan untuk bicara. Dalam keterangannya, Prabowo mengaku sempat dag dig dug saat akan menjalani cek kesehatan. Selain usianya yang sudah kepala 7, Prabowo mengaku takut jarum suntik.

    “Saya ini terus terang saja, saya boleh mengaku nggak? Saya mantan Kopassus tapi saya takut disuntik jarum,” sebut Menteri Pertahanan itu disambut tawa wartawan.

    Prabowo bercerita dulu ia lebih memilih untuk aktivitas terjun ketimbang disuntik. Namun, ia mengaku pemeriksa kesehatan di RSPAD bertindak profesional, sehingga proses mengambil darah pun tak terasa sakit.

    “Tapi Alhamdulillah tadi yang ambil darah sangat profesional, tidak terasa. Dulu saya waktu aktif, lebih baik saya terjun 10 kali daripada disuntik,” ucap dia.

    Meski begitu, Prabowo mengaku lega sebab hasil dari tes kesehatan tidak mendiagnosa dirinya mengidap hal negatif.

    “Sekarang saya nunggu vonis, tapi Alhamdulillah dokter-dokter dan perawat banyak senyum jadi kayaknya lumayan hasil pemeriksaan,” kata Prabowo.

    Eks Danjen Kopassus itu mengaku tidak ada persiapan khusus untuk menjalani cek kesehatan. Dia hanya mengikuti anjuran dari dokter untuk berpuasa pada malam hari sebelum pemeriksaan.

    “Tadi pagi sebelum ke sini, saya sempat berenang dulu,” ungkap Prabowo.

    Sedangkan Gibran dalam kesempatan ini irit bicara. Putra sulung Jokowi itu mengaku sudah menjalani semua tahapan pemeriksaan kesehatan. “Saya udah. Lancar semua ya, terima kasih,” singkat Gibran.

    Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono memastikan Prabowo dan Gibran dalam kondisi sehat. Meskipun usia Prabowo sudah tidak muda lagi, dia memastikan bila bosnya itu dalam kondisi yang prima.

    “Alhamdulillah berjalan dengan lancar, keduanya sangat sehat, sangat fit,” kata Budisatrio.

    Adapun usai menjalani tes kesehatan, Prabowo dijadwalkan akan memfinalisasi tim pemenangan.

    “Nanti malam (semalam) kita melanjutkan pertemuan, brainstorming untuk langkah-langkah selanjutnya. Sudah mulai dibahas (TPN Koalisi Indonesia Maju), sudah beberapa waktu lalu dibahas juga,” jelasnya.

    Dia menjelaskan, struktur TPN KIM baru sekadar menunjuk jabatan ketua yang diisi mantan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), yang juga baru saja mundur dari jabatan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rosan Roeslani.

    “Beberapa hari ke depan akan ada pertemuan mendalam untuk finalisasi struktur TKN (tim kampanye nasional),” beber dia.

    Budi juga memastikan orang-orang yang masuk TKN bakal melepas jabatannya di pemerintahan. “Nanti, tunggu tanggal mainnya. Akan diumumkan anggota-anggota TKN tersebut,” sebut Wakil Ketua Komisi IV DPR itu.

    Di kesempatan yang sama, Ketua KPU Hasyim Asy’ari menyampaikan, hasil pemeriksaan kesehatan dari tiga Capres-Cawapres 2024 akan diumumkan ke publik pada Jumat (27/10/2023) alias hari ini. “Sekitar jam 14.00 WIB akan disampaikan oleh tim pemeriksa kesehatan RSPAD Gatot Soebroto kepada KPU di Kantor KPU,” jelas Hasyim. (RMID)

    Berita Ini Telah Tayang Di RMID https://rm.id/baca-berita/pemilu/194373/cek-kesehatan-selama-9-jam-prabowo-tua-fit-gibran-muda-seger/3

  • Aktivis Baksel Geruduk RSUD Malingping

    Aktivis Baksel Geruduk RSUD Malingping

    LEBAK, BANPOS – Gabungan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi
    Kemasyarakatan (Ormas) di Lebak Selatan yang tergabung dalam Sekretariat Bersama (Sekber) Aliansi
    Aktivis Lebak Selatan (AALS), mendatangi RSUD Malingping pada Rabu (25/10).

    Kedatangan AALS tersebut lantaran adanya penilaian bahwa pelayanan RSUD Malingping saat ini,
    banyak kekurangan sehingga perlu segera dilakukan pembenahan. Kedatangan para aktivis tersebut pun
    diterima oleh manajemen RSUD Malingping.

    Disebutkan, audiensi ini digelar setelah sebelumnya pihak manajemen RSUD Malingping menerima surat
    dari AALS, yang berisi keluhan warga soal pelayanan rumah sakit yang dianggap belum maksimal.

    Koordinat AALS, Agus Rusmana, menyebut melalui Sekber itu pihaknya merasa perlu duduk bareng
    dengan pihak manajemen RSUD. Hal tersebut guna mendapat kejelasan yang utuh dan mencari solusi,
    supaya permasalahan menyangkut pelayanan publik itu bisa terpecahkan.

    “Kami perlu duduk bareng agar apa yang dikeluhkan masyarakat bisa menjadi perhatian dan bahan
    koreksi ke depannya. Audiensi ini bukan untuk mengkritik membabi buta, tapi untuk mencari solusi agar
    pelayanan bisa makin maksimal,” ujar Agus.

    Dikatakan Agus, beberapa keluhan warga itu di antaranya sistem antrean yang dinilai semrawut, juga
    keterbatasan ruang tunggu untuk pasien, hingga sarana air bersih serta pengawasan internal di RSUD
    Malingping, yang dinilainya sangat tidak profesional.

    “Standar Operasional Prosedur atau SOP perlu di-refresh dan di-reminder lagi kepada semua karyawan.

    Di sini peran pengawas internal juga jangan cuma ada ketika pada saat akreditasi saja. Harusnya bisa
    melakukan pengawasan melekat dan terus menerus,” tegasnya.

    Senada dikatakan aktivis Baksel, Robby Teguh, yang turut mendorong pihak RSUD Malingping untuk
    segera melakukan pembenahan pada pelayanan medis, terutama mendesak Dinkes Banten untuk segera
    melakukan rekrutmen dokter spesialis.

    “Keterbatasan pelayanan ini salah satunya karena keterbatasan dokter. Rumah Sakit susah merekrut
    tenaga dokter karena dianggap lokasi kerja yang jauh. Padahal Malingping itu jaraknya hanya 180
    kilometer dari Ibu Kota Jakarta, jadi bukan wilayah terpencil seperti Papua atau NTT. BKD ataupun
    Dinkes Banten harus intens membangun komunikasi untuk merekrut para dokter itu,” desak Robby.

    Sementara pada audiensi itu, Plh Direktur RSUD Malingping, Nasrudin, yang juga hadir menerima semua
    masukan yang dilayangkan AALS, mengaku berjanji akan melakukan evaluasi internal baik di sektor
    pelayanan maupun pengawasan.

    “Terima kasih atas semua masukan ataupun koreksi kepada kami. Kami akan melakukan evaluasi ke
    dalam. Dan Kami tetap berkomitmen memberi pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Memang
    keterbatasan yang ada saat ini kami akui, semoga dengan akan beroperasinya RSUD Cilograng,
    kepadatan antrean disini akan segera bisa terurai,” jelas Nasrudin. (WDO/DZH)

  • Ribuan Warga Lebak Alami Gangguan Jiwa

    Ribuan Warga Lebak Alami Gangguan Jiwa

    LEBAK, BANPOS – Dari 1,4 juta jiwa penduduk di Kabupaten Lebak (Data Mendagri 16 Oktober 2023) Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat lebih dari 1.800 orang mengalami gangguan jiwa.

    Hal tersebut diungkapkan oleh Subkoordinator PTM dan Kesehatan Jiwa Dinkes Lebak, H. Bakhtiar kepada BANPOS, kemarin. Ia mengatakan bahwa berdasarkan data yang dimiliki pihaknya, terdapat sekitar 0,13 persen penduduk Kabupaten Lebak mengalami gangguan jiwa.

    Bakhtiar menjelaskan, berbagai upaya senantiasa dilakukan pihaknya untuk mengontrol serta menjaga kesehatan mental masyarakat Kabupaten Lebak.

    “Untuk menjaga kesehatan mental masyarakat maka dilakukan sosialisasi Desa Sehat Jiwa, screening mental dan penanganan pasien gangguan jiwa di puskesmas dan Rumah sakit,” ujarnya kepada BANPOS.

    Namun, dalam penerapannya ia mengaku terdapat kendala yang dihadapi dalam menjalankan program tersebut yakni penggunaan teknologi dengan aplikasi.

    “Karena tidak semua sasaran memiliki handphone atau menguasai teknologi,” jelasnya.

    Ia menerangkan, di masing-masing Rumah Sakit Daerah khususnya di Kabupaten Lebak telah terdapat Poli Kejiwaan yang dapat diakses oleh masyarakat umum.

    Sementara itu, JFT Bidang PA DP3AP2KB, Nina Septiana mengatakan, gangguan jiwa dapat bermula dari terganggunya kesehatan mental sejak usia anak-anak yang cenderung mendapatkan tekanan salah satunya sebagai korban perundungan atau bullying.

    Menurut Nina, banyak kasus bully yang harus berakhir dengan bunuh diri. Hal tersebut dikarenakan kurang matangnya mental mereka menghadapi tekanan. Apalagi, usia-usia remaja yang secara psikologis mereka masihlah labil.

    “Berkaitan dengan gangguan mental inilah yang mengakibatkan banyaknya kekerasan hingga perilaku hidup menyimpang. Mengapa? Karena biasanya korban kekerasan akan merekam apa yang mereka dapatkan. Ketika dewasa atau suatu hari ada pemicu, mereka akan mengingat kembali dan inilah yang disebut dengan trauma,” jelas Nina.(MYU/DZH/PBN)

  • Anak Batuk Pilek Bukan Berarti Harus Dikasih Obat, Ini Penjelasannya

    Anak Batuk Pilek Bukan Berarti Harus Dikasih Obat, Ini Penjelasannya

    JAKARTA, BANPOS – Dokter spesialis anak dari Kelompok Staf Medis Kesehatan Anak RSUPN Dr. Cipto Mangungkusumo, Bambang Supriyatno, mengatakan ada empat kondisi yang tidak mengharuskan anak-anak batuk dan pilek untuk mendapatkan obat.

    “Kapan enggak perlu dikasih obat? Ketika anak tidurnya nyaman, makan minum oke, berat badan tetap naik, anaknya masih aktif,” kata dia dalam sebuah diskusi yang digelar daring, Senin (23/10).

    Bambang mengatakan, apabila keempat kondisi ini ada, maka anak yang batuk dan pilek cukup diberi obat luar seperti balsem atau pelega hidung.

    Dia berpendapat, anak-anak yang mengalami batuk dan pilek tak membutuhkan antibiotik, karena sebanyak 80 persen penyebab masalah kesehatan ini adalah infeksi virus.

    “Jadi hanya 10 persen saja yang bakteri, yang perlu antibiotik. Apalagi namanya infeksi saluran pernapasan akut yang bagian atas, kayak radang tenggorokan, selesma, itu enggak perlu antibiotik,” ucapnya.

    Lalu, terkait pemberian herbal untuk mengatasi batuk dan pilek, Bambang membolehkan, asalkan orangtua tahu dosis dan jenis herbal yang diberikan pada anak.

    “Obat itu juga dari herbal. Herbal itu kekurangannya, kadang-kadang kita enggak tahu dosisnya. Kalau ibu yakin herbal dengan dosis yang cukup, silakan saja. Ada kunyit, meniran, enggak masalah. Tetapi herbal itu kebanyakan dan tidak tahu isinya apa, itu hati-hati. Selama herbal itu ada bukti ilmiahnya, silakan,” jelas dia.

    Batuk dan pilek pada anak khususnya balita normalnya berlangsung 4-5 kali per tahun, dengan durasi 3-5 hari. Pada anak dengan riwayat alergi, durasinya bisa lebih panjang yakni 6-7 kali per tahun.

    Menurut Bambang, apabila dalam tiga hari batuk dan pilek tak kunjung mengalami perbaikan, maka sebaiknya bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. (DZH/ANT)

  • Waspada! Sudah Ada 7 Kasus Cacar Monyet Aktif di Indonesia, Ini Lokasinya

    Waspada! Sudah Ada 7 Kasus Cacar Monyet Aktif di Indonesia, Ini Lokasinya

    JAKARTA, BANPOS – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengonfirmasi ada tujuh kasus aktif penyakit Cacar Monyet atau Monkey Pox di Indonesia yang seluruhnya berada di DKI Jakarta.

    Hal itu diungkapkan oleh Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan pada Kemenkes RI, dr Ngabila Salama, dalam gelar wicara terkait cacar monyet secara daring, Senin (23/10).

    “Saat ini terdapat tujuh kasus aktif cacar monyet dengan transmisi lokal,” ujar Ngabila Salama.

    Ngabila mengatakan ketujuh kasus aktif tersebut dikonfirmasi merupakan kasus yang berasal dari transmisi lokal, meskipun terdapat satu kasus yang memiliki riwayat perjalanan luar negeri.

    Ketujuh orang tersebut, lanjutnya, saat ini sedang melakukan tata laksana penanggulangan Cacar Monyet, dengan melakukan isolasi di rumah sakit yang telah ditentukan.

    “Gejalanya ringan. Saat ini kami masih menunggu kesembuhannya,” ujar Ngabila yang juga Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta itu.

    Ketujuh kasus tersebut, kata dia, seluruhnya terjadi pada laki-laki dengan rentang usia 25-35 tahun yang tertular melalui kontak secara seksual.

    Meski demikian Ngabila menegaskan kontak seksual bukanlah satu-satunya penyebab penularan Cacar Monyet.

    “Penularan juga bisa melalui droplet (percikan liur), virus yang menempel pada benda sekitar, dan kontak kulit,” ujarnya.

    Untuk itu, kata dia, pemerintah melakukan tata laksana penanganan Cacar Monyet guna mencegah dan menanggulangi penyebarannya.

    “Kemenkes RI dan Pemprov DKI melakukan detect (deteksi), prevent (cegah), dan respond (tanggap) untuk cegah wabah,” kata Ngabila.

    Ngabila mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penularan penyakit Cacar Monyet, termasuk memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun usai aktivitas, menghindari kontak kulit dan luka, berhubungan seksual secara aman, sehat, dan bersih, serta menghindari hubungan seksual jika merasa sakit.

    Selain itu dia mengimbau agar masyarakat melaporkan diri ke puskesmas terdekat jika mengalami demam yang diiringi dengan timbulnya lesi yang berupa benjolan dan berisikan air atau nanah. (DZH/ANT)

  • Obat Hewan Ilegal Marak di Kota Cilegon

    Obat Hewan Ilegal Marak di Kota Cilegon

    CILEGON, BANPOS – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Cilegon menemukan berbagai jenis obat hewan ilegal yang dijual di toko obat dan pet shop yang ada di Kota Cilegon. Hal ini terungkap dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan DKPP Kota Cilegon bersama DKPP Provinsi Banten.

    Petugas Medik Veteriner pada DKPP Kota Cilegon, Dina Safitri mengatakan, hasil sidak yang dilakukan di 4 titik (Cilegon, Jombang dan Cibeber) ditemukan berbagai obat hewan yang tidak terdaftar dalam Kementrian Pertanian (Kementan) RI. Selain itu, belum teruji secara klinis sehingga belum bisa bisa dipastikan keamanan penggunaan obat itu.

    “Puluhan obat jenis oral kami temukan tanpa izin dijual di pet shop maupun toko obat. Banyaknya peredaran obat hewan ilegal, karena harganya murah dan sangat mudah ditemukan,” kata Dina, Rabu (11/10).

    Kemudian Dina menambahkan, meski peredaran obat khusus hewan ilegal namun pihaknya tidak melakukan penyitaan terhadap toko obat dan pet shop tersebut. DKPP hanya memberikan teguran dan pembinaan agar tidak kembali menjual obat-obatan tersebut.

    “Penyitaan obat tidak. Cuman kami beri pembinaan saja. Sebab, aturan penyitaan obat masih belum ada aturannya,” tambahnya.

    Dikatakan Dina, keberadaan obat ilegal bisa jadi lantaran produser belum mengurus izin. Untuk itu, DPKP meminta masyarakat hati-hati dan memperhatikan obat hewan yang akan dibeli.

    Bisa jadi, obat hewan ilegal tidak efektif untuk menyembuhkan namun justru bisa menimbulkan efek sebaliknya. Adapun harga obat ilegal dan legal dijual sama dengan harga obat-obatan resmi.

    “Kalau obat legal itu kan dosisnya pas. Juga aman untuk mengobati hewan. Kalau harganya rata-rata dijual sama antara legal dan ilegal,” tandasnya.(LUK/PBN)

  • DPKP Gelar Vaksinasi Massal Gratis HPR

    DPKP Gelar Vaksinasi Massal Gratis HPR

    PANDEGLANG, BANPOS – Dalam rangka memperingati hari rabies sedunia Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang menggelar vaksinasi massal secara gratis bagi Hewan Penular Rabies (HPR) di UPT Puskeswan Pandeglang, Sabtu (7/10).

    “Hari ini kami melaksanakan vaksinasi rabies gratis di Puskeswan Pandeglang bertepatan dengan puncak acara peringatan Hari Rabies Sedunia yang digelar serempak di seluruh Puskeswan se-Indonesia,” kata Kepala DPKP Kabupaten Pandeglang, Nasir usai membuka acara rangkaian puncak peringatan Hari Rabies Sedunia, didampingi Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DPKP, Wahyu Widyawati dan Kepala UPT Puskeswan Ade Setiawan.

    Di hadapan puluhan pemilik hewan kesayangan yang antusias berdatangan, Nasir mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi warga Pandeglang yang hendak mendapatkan pelayanan vaksinasi rabies di Puskeswan Pandeglang.

    “Dengan divaksin rabies diharapkan penularan dan penyebaran penyakit rabies yang dibawa hewan penular rabies di Kabupaten Pandeglang dapat dicegah.” katanya.

    Dalam kesempatan tersebut, Nasir berharap warga Pandeglang dapat memanfaatkan keberadaan Puskeswan Pandeglang yang saat ini sudah lebih representatif.

    “Sekarang Kabupaten Pandeglang sudah memiliki empat Puskeswan yang tersebar di Kadupereng Kecamatan Karangtanjung, Puskeswan Pembantu Kecamatan Menes, Labuan dan Cibaliung,” terangnya.

    Sementara itu, Kepala UPT Puskeswan DPKP Pandeglang, Ade Setiawan mengatakan, puncak perayaan Hari Rabies Sedunia pada Sabtu 7 Oktober 2023 di Puskeswan Pandeglang disambut antusias warga Pandeglang.

    Sebanyak seratusan ekor Hewan Penular Rabies dibawa pemiliknya ke Puskeswan Pandeglang untuk diberi vaksin rabies secara gratis.

    “Kegiatan hari ini rangkaian terakhir pelaksanaan vaksinasi rabies massal yang dilaksanakan di Puskeswan Pandeglang. Kami menyediakan 100 dosis vaksin rabies untuk disuntikan secara gratis pada hewan penular rabies yakni anjing dan kucing,” kata Ade.

    Ia menjelaskan, selama bulan September 2023 Puskeswan Pandeglang telah melaksanakan aksi vaksinasi rabies massal di wilayah kerja Puskeswan Pembantu. Hasilnya, sebanyak 80 ekor anjing, 6 ekor monyet dan 4 ekor kucing telah divaksin rabies di wilayah kerja Puskeswan Pembantu Cibaliung.

    Sebanyak 94 ekor anjing, 2 ekor monyet dan 4 ekor musang telah divaksin rabies di wilayah kerja Puskeswan Pembantu Labuan.

    Sementara, kata dia, untuk Puskeswan Pembantu Menes telah melaksanakan vaksinasi rabies pada 66 anjing dan 14 monyet milik warga setempat, selama bulan September 2023.

    “Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang setiap tahun yang dilakukan oleh Petugas Puskeswan,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • Kemenkes Beri Bantuan Alat Untuk Kasus Stunting Cilegon

    Kemenkes Beri Bantuan Alat Untuk Kasus Stunting Cilegon

    CILEGON, BANPOS – Pemkot Cilegon mendapat bantuan 289 Antropometri Kit dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Ini adalah alat untuk pertumbuhan tubuh bayi atau balita sebagai indikasi mengetahui asupan gizi pada anak untuk mengurangi stunting.

    Kepala Dinkes Kota Cilegon drg. Ratih Purnamasari mengatakan, setelah diterima oleh tim Dinkes Kota Cilegon, bantuan tersebut langsung didistribusikan ke masing-masing Puskesmas se-Kota Cilegon untuk selanjutnya diserahkan ke Posyandu.

    “Kami punya 389 Posyandu. Selama ini Antropometri yang kita miliki masih sangat sedikit, pada 2022 kita punya 71 unit. Kemudian pada 2023 ini kita beli dari dana APBN sebanyak 13 unit dan dari APBD 35 unit,” jelas Ratih, Kamis (5/10).

    Selama ini, kader-kader Posyandu masih banyak yang menggunakan timbangan beras untuk menimbang bayi. Padahal sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak, setiap Posyandu harus memiliki alat yang terstandar.

    “Alhamdulillah setelah kita berjuang sampai pusat, akhirnya kita dapat alokasi bantuan Antropometri Kit ini. Otomatis nanti timbangan dacin (biasa digunakan untuk beras) sudah tidak akan kita gunakan lagi,” kata Ratih.

    Ratih berharap dengan menggunakan Antropometri Kit, kasus stunting di Kota Cilegon bisa lebih tertangani dengan baik. Alat ini tidak hanya bisa mengukur berat badan bayi, tapi juga lingkar kepala bayi, tinggi badan, serta lingkar lengan ibu hamil.

    “Dari sisi SDM kita sudah latih kader-kader Posyandu untuk bisa menggunakan alat ini. Jadi ini sudah sesuai dengan salah satu janji kampanye Pak Wali Kota, yakni meningkatkan sarana prasarana kesehatan, termasuk SDM dan juga utilitas,” jelasnya

    Sementara itu, Sekretaris Dinkes Kota Cilegon Evelyn Yolanda Panggabean juga mengaku senang dengan adanya bantuan Antropometri Kit ini. Terlebih selama ini banyak kader Posyandu di Kota Cilegon yang masih menggunakan timbangan jaman dulu alias jadul.

    “Timbangan beras itu kan kalau tidak dikalibrasi, tidak akurat. Misal yang gizi kurang dibilang baik, sebaliknya gizi baik dibilang kurang. Nah dengan Antropometri Kit ini kan kita bersyukur. Apalagi ini cukup mahal. Katanya sih satu unitnya sampai Rp10 juta. Kalau sebanyak 289 unit kan bisa lebih dari Rp2 miliar nilai bantuannya,” tandas Yolanda.(LUK/PBN)

  • Bulan Ini, Pemkot Tangerang Bagi-bagi Vitamin A Gratis

    Bulan Ini, Pemkot Tangerang Bagi-bagi Vitamin A Gratis

    TANGERANG, BANPOS – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang kembali menggelar program pembagian vitamin A secara gratis kepada masyarakat, pada bulan Oktober ini. Pembagian vitamin A secara gratis itu sebagai tindaklanjut surat dari Kemenkes terkait dengan bulan pemberian vitamin A tahun 2023.

    Kepala Dinkes Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, mengatakan bahwa program pemberian vitamin A tersebut sempat ditunda, karena adanya pelaksanaan Survey Kesehatan Indonesia (SKI) Terintegrasi pemeriksaan serum retinol darah tahun 2023.

    “Maka pelaksanaan pemberian vitamin A kedua yang harusnya diberikan pada bulan Agustus kemarin, menjadi di bulan Oktober ini,” ujar Dini, Senin (2/10). Ia menjelaskan, masyarakat bisa mendapatkan vitamin A untuk bayi dan balitanya di posyandu terdekat.

    Tentunya, pemberian vitamin A ini dilaksanakan selama bulan Oktober, gratis tanpa dipungut biaya. Dimana nantinya ada dua jenis kapsul yang berbeda diberikan sesuai dengan usianya.

    “Vitamin A ini diberikan kepada bayi enam sampai 11 bulan dengan vitamin A berkapsul biru. Sedangkan untuk balita 12-59 bulan yang diberikan ialah vitamin A berkapsul merah. Langkah ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan buah hati, menjaga kesehatan mata, serta meningkatkan daya tahan tubuh,” jelasnya.

    Perlu diketahui, Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin yang larut dalam lemak dan berperan penting dalam proses pembentukan sistem penglihatan yang baik dan sangat membantu menunjang kesehatan tubuh.

    Apabila anak kekurangan vitamin A, maka akan rentan terserang penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernafasan atas, campak, hingga diare. Tentunya harus dengan diimbangi pemberian makanan sehat dan bergizi.

    “Untuk itu, kami mengimbau kepada para orang tua agar segera membawa balitanya ke posyandu terdekat, agar mendapatkan layanan pemberian vitamin A secara gratis pada bulan Oktober ini. Tak hanya itu, tetap berikan gizi seimbang bagi keluarga dan pastikan selalu menjaga perilaku hidup bersih dan sehat,” imbaunya. (DZH)

  • Kali Tak Mengalir, Nyamuk Gentayangan

    Kali Tak Mengalir, Nyamuk Gentayangan

    BAYAH, BANPOS – Aliran kali Ciwaru yang tidak mengalir membuat warga Desa Bayah Barat, Kecamatan Bayah, resah akibat aroma busuk yang menyengat. Selain itu, kali yang tak mengalir itu pun menjadi sarang nyamuk, sehingga berpotensi menimbulkan penyakit.

    Salah seorang warga setempat, Didin, mengeluhkan keadaan air sungai Ciwaru yang tidak mengalir. Hal ini ditambah pula pada bagian hulu, terdapat pabrik tempe yang limbahnya dibuang ke kali Ciwaru.

    “Bau tak sedap itu terisap sepanjang hari dan malam. Dan yang kami paling kami takutkan yaitu banyaknya nyamuk, benih wabah penyakit DBD itu sudah jelas,” tuturnya kepada BANPOS, kemarin.

    Karena kondisi tersebut, ia meminta kepada pemerintah untuk segera melakukan kegiatan normalisasi di muara sungai Ciwaru. ”Intinya kami minta aliran kali itu supaya normal lagi agar nyamuk tak berkeliaran,” ungkapnya.

    Senada juga di sampaikan JN dan AB, masih warga Ciwaru, yang berharap air kali Ciwaru itu bisa mengalir normal, sehingga bau yang sangat menyengat akibat sumbatan bisa berkurang. Jika kondisinya normal pun menurut mereka, jentik nyamuk akan berkurang.

    ”Jadi kami justru khawatir timbul penyakit DBD mewabah di sini. Apalagi saat ini kemarau, jadi kepada pihak terkait minta segera dibantu menormalisasikan air kali itu,” tuturnya.

    Kepala Desa (Kades) Bayah Barat, Usep Suhendar, membenarkan aliran kali Ciwaru tak mengalir karena tersumbat. ”Iya airnya tidak ngalir, itu tersumbat,” ujarnya.

    Menurut dia, pihaknya mengaku sudah sering memperingatkan pabrik tempe agar membuat penampungan dan tidak membuang limbah ke kali. Selain itu, Usep mengaku pihaknya akan segera minta bantuan alat berat untuk melakukan pengerukan kali.

    ”Insyaallah kita secepatnya akan kirim surat permohonan bantuan alat berat ke pihak terkait untuk ngeruk pasir di muara kali Ciwaru itu agar bisa ngalir lagi,” terang Usep. (WDO/DZH)