Kategori: KESEHATAN

  • Kabar Baik, Obat Covid-19 Mulai Beredar Hari Ini

    Kabar Baik, Obat Covid-19 Mulai Beredar Hari Ini

    JAKARTA, BANPOS – Pengobatan pasien Covid-19 di Indonesia mulai menemui titik terang. Remdesivir, obat yang dianggap bisa mengatasi Virus Corona, mulai tersedia hari ini. Namun, obat itu belum boleh dijual bebas di pasaran. Hanya khusus dipakai oleh Rumah Sakit (RS).

    “Mulai hari ini sudah siap. Remdesivir siap didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia,” kata Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius, saat konferensi pers peluncuran Obat Remdesivir Covifor, di Jakarta, Kamis (1/10).

    Covifor merupakan obat remdesivir versi generik yang diproduksi perusahaan farmasi multinasional asal India, Hetero. Kalbe Farma bersama Amarox Pharma Global bertindak sebagai distributor obat tersebut.

    Vidjongtius memastikan, pendistribusian Covifor telah mendapatkan persetujuan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Obat ini diberi izin untuk emergency use. Artinya, obat hanya akan langsung didistribusikan ke rumah sakit dan tak akan tersedia di apotek,” jelasnya.

    Remdesivir merupakan obat antivirus yang dianggap potensial untuk mengatasi infeksi Virus Corona. Sejumlah uji coba telah menemukan bahwa Remdesivir efektif dalam mengurangi tingkat viral load pada pasien Covid-19. Remdesivir juga sempat digunakan untuk mengatasi wabah Ebola, MERS, dan SARS.

    Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta PT Bio Farma (Persero) mempercepat produksi obat Remdesivir. “Harus diupayakan untuk segera produksi dalam negeri. Kita cari bahan-bahannya itu nanti, jadi jangan ada hambatan,” ujarnya, Minggu (27/9).(DIR/RMCO)

  • LGBT Masif di Dunia Maya

    LGBT Masif di Dunia Maya

    SERANG, BANPOS – Aktivitas grup Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT) di dunia maya semakin mengkhawatirkan masyarakat. Selain memiliki ribuan anggota, mereka jugaberkomunikasi secara intensif dan dikhawatirkan membawa dampak buruk dalam perkembangan mental generasi muda.

    Salah satu grup LGBT yang dinilai intens berkomunikasi adalah sebuah grup di platform media sosial Facebook. Salah seorang pembaca berinisial J mengungkapkannya kepada BANPOS.

    Kepada BANPOS, ia mengatakan bahwa dirinya menemukan grup tersebut saat sedang bermain Facebook. Ia mengatakan, tiba-tiba muncul pada beranda Facebooknya, grup yang menyematkan kata Gay Serang.

    “Saya kaget, ternyata grup itu sangat aktif. Jadi aktivitas grup itu sangat intensif. Bahkan untuk anggotanya mencapai ribuan orang. Dan kalau dilihat dari postingannya, banyak yang di Kota Serang. Tidak sedikit juga yang di Kabupaten Serang,” ujarnya melalui pesan WhatsApp, Kamis (24/9).

    Menurutnya, meskipun grup tersebut bersifat terbuka, namun akan sulit dicari melalui pencarian Facebook. Ia tidak mengetahui kenapa hal tersebut terjadi, namun ia hanya dapat menemukan grup itu melalui postingan-postingan seseorang.

    “Yah agak sulit mencarinya. Biasanya kan di bilang grup kalau kita cari nama, itu akan muncul nama grup yang sesuai. Tapi yang ini enggak, cuma bisa ditemukan dari postingan seseorang saja,” ucapnya.

    Hal senada disampaikan oleh panglima Laskar Umat Islam Banten (LUIB), Riki Yakub. Ia mengatakan bahwa pihaknya kaget dengan adanya aktivitas grup LGBT tersebut.

    “Jadi keberadaan grup itu mendapatkan respon yang luar biasa dari kiyai-kiyai. Mereka sangat kaget, karena ada grup yang hampir 4 ribu orang yang ikut. Berarti kan anggotanya LGBT semua,” katanya melalui sambungan telepon.

    Ia mengatakan, hal tersebut merupakan tren baru dalam penyebaran LGBT di Indonesia, khususnya di Kota dan Kabupaten Serang. Sebab, penyebaran LGBT melalui media sosial memang bisa sangat massif bisa dilakukan.

    “Karena kan LGBT ini sudah ada dari zaman nabi Luth. Mereka menyebarkannya dengan manual. Sedangkan saat ini lebih berbahaya, karena di media sosial ini sekali kita sebarkan sesuatu, satu Indonesia bisa tahu. Makanya untuk mengajak ke arah sana jadi lebih mudah,” ucapnya.

    Ia menerangkan, dulu sempat terjadi pada kisaran 2017, sebuah grup yang juga mengakomodir para pelaku LGBT di Kota Serang. Pada saat itu, grup tersebut diketuai oleh seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Serang.

    “Namun setelah diketahui oleh orang banyak, grup tersebut bubar. Pergerakan mereka kami jadi tidak tahu lagi seperti apa. Apakah mereka masih berkegiatan atau tidak,” ungkapnya.

    Riki menceritakan, dulu pihaknya sempat mewawancarai salah satu anggota LGBT di Kota Serang. Berdasarkan pengakuannya, ia menjadi LGBT lantaran pernah ‘ditoel’ oleh LGBT lain. Lalu, ia menjadi bagian dari perilaku seks menyimpang tersebut.

    “Jadi memang kalau ditoel-toel gitu, akhirnya mereka ketagihan. Jadinya hal itu menular kepada mereka yang dulunya tidak LGBT,” jelasnya.

    Maka dari itu, ia meminta kepada pemerintah agar dapat segera merespon cepat keberadaan grup LGBT tersebut. Dengan demikian, tidak terjadi pergolakan di kalangan masyarakat Banten, yang kuat dalam hal keagamaan.

    “Pemerintah kalau tidak menindaklanjuti, menyuruh jajarannya untuk turun tangan. Nanti bisa terjadi kondisi yang tidak kondusif di masyarakat. Apalagi masyarakat kita kan kuat agamanya,” jelasnya.

    Sementara itu, LUIB sendiri akan melakukan investigasi mendalam terkait dengan keberadaan grup LGBT itu. Nantinya, apabila informasi sudah lengkap didapatkan, ia berharap pemerintah dapat segera menindaklanjuti.

    “Kami akan coba menerjunkan anggota untuk investigasi dan masuk grup tersebut. Akan melihat dimana kumpulnya, dimana markasnya. Kami akan adakan penggerebekan, supaya pemerintah dan aparat penegak hukum melihat bahwa di Kota Serang ini memang ada LGBT,” tandasnya.(DZH/ENK)

  • Sambangi Indah Kiat, Kapolres Serang Pastikan Protokol Kesehatan Diterapkan

    Sambangi Indah Kiat, Kapolres Serang Pastikan Protokol Kesehatan Diterapkan

    SERANG, BANPOS – Kapolres Serang AKBP Mariyono bersama sejumlah pejabat utama dan Kapolsek Kragilan AKP Dadi Permana Putra melakukan kunjungan ke pabrik pengolahan kertas PT Indah Kiat Pulp & Paper di Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Rabu (16/09/2020).

    Kapolres ingin melihat secara langsung keberadaan pabrik kertas terbesar di Provinsi Banten ini telah menerapkan protokol kesehatan dalam upaya membantu pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19. Rombongan Kapolres disambut hangat Kepala Divisi Humas Arif Madali serta pejabat PT IKPP lainnya.

    “Kunjungan ini untuk memastikan jika perusahaan telah melakukan 3 M sesuai standar protokol kesehatan bagi pekerjanya. Imbauan pemerintah ini wajib dipatuhi siapapun, sebagai upaya menekan penyebaran virus corona di kalangan karyawan perusahaan,” ujar AKBP Mariyono, alumni Akpol 2001 ini.

    Dalam kunjungannya itu, Kapolres bersama rombongan sempat melihat hasil produksi PT IKPP. Sebelum meninggalkan areal perusahaan, Kapolres kembali berpesan agar seluruh karyawan yang bertugas selalu senantiasa menerapkan 3M (Masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak) agar terhindar dari penularan Covid-19.

    “Semoga pandemi Covid-19 bisa segera selesai dan kita dan keluarga juga semuanya sehat. Tetap semangat dalam bekerja mencari nafkah untuk keluarga,” pesan Kapolres.

    Kepada Kapolres, Arif Madali menjelaskan pabrik pengolahan kertas yang mempekerjakan ribuan karyawan ini telah menerapkan protokol kesehatan sesuai imbauan pemerintah sejak adanya pandemi Covid-19. Dikatakan Arif, dalam melaksanakan protokol kesehatan, pihaknya telah memberlakukan denda uang sebesar Rp 300 ribu, bagi siapapun yang kedapatan tidak mengenakan masker.

    “Sejak ada imbauan pemerintah, menejemen dan karyawan sudah melaksanakan standar protokol kesehatan. Disepakati, siapapun yang kedapatan tidak menggunakan masker saat bertugas akan dikenakan denda sebesar Rp 300 ribu,” kata Arif Madali. (RED)

  • Ditengah Pandemi, ACT Banten salurkan APD ke Tiga RS di Banten

    Ditengah Pandemi, ACT Banten salurkan APD ke Tiga RS di Banten

    SERANG, BANPOS – Aksi cepat tanggap (ACT) Banten turut membersamai dan mendukung segala kegiatan dalam usaha penerapan PSBB di Banten, sesuai dengan arahan Gubernur Banten. Salah satu kegiatan yang dilakukan kali ini adalah memberikan berbagai perlengkapan APD untuk tiga rumah sakit di wilayah Banten, diantaranya yaitu RS Bhayangkara Banten, RS dr Drajat Prawiranegara Kabupaten Serang dan RS umum Cilegon.

    Hal itu menyusul dengan adanya aturan Gubernur Wahidin Halim, terkait dengan pemberlakuan PSBB diseluruh wilayah Kota dan Kabupaten. Dimana kebijakan itu dilakukan untuk menekan lonjakan angka positif Covid-19.

    “Mengingat angka positif korona di Banten sendiri yang masih banyak dan terus naik,” ujar Branch manager ACT Banten, Ais Komarudin, Minggu (12/9).

    Menurutnya, sejak awal pandemi, ACT Banten sudah mulai bergerak membersamai masyarakat. Hingga kesempatan hari itu, yang dianggap selaras dengan keputusan Gubernur, pihaknya terus bergerak kembali mendistribusikan APD ke beberapa rumah sakit.

    “Tentunya ini dilakukan sebagai bentuk dukungan dan keberpihakan kita dalam penanganan covid 19 ini,” jelasnya.

    Sementara itu, Humas RSUD kota Cilegon, Ikhlas menyebut bahwa bantuan berupa APD itu sangat bermanfaat bagi tenaga kesehatan. Serta pihaknya akan memberikan APD-APD tersebut, untuk membantu para tenaga medis dan dokter dalam penanganan Covid-19 di Kota Cilegon.

    “Kami mewakili management RSUD Cilegon mengucapkan banyak terimakasih kepada ACT Banten yang telah memberikan bantuan APD,” ungkapnya, usai menerima bantuan dari ACT di lingkungan RSUD Kota Cilegon.

    Sebelum menuju Cilegon, terlebih dahulu ACT Banten menyalurkan berbagai APD di dua rumah sakit yang berlokasi di Kota Serang, dengan jumlah bantuan yg sama yaitu 50 Baju Hazmat, Faceshield 50 pcs, masker 15 box, tiga dus Handsanitaizer, dan Surgical cap enam box.

    Dalam aksinya, ACT Banten juga menyiapkan berbagai program untuk membantu masyarakat segera pulih ditengah pandemi ini. Diantaranya, aksi operasi makan gratis, gerakan nasional lumbung sedekah pangan, wakaf modal usaha dan berbagai aksi lainnya yang bisa sahabat dermawan lihat di banten.indonesiadermawan.id. Atau melalui rekening BNI Syariah # 88 0000 9314 an Aksi Cepat Tanggap. (MUF)

  • Dua Bayi dan Satu Ibu Hamil di Kota Serang Positif Covid-19

    Dua Bayi dan Satu Ibu Hamil di Kota Serang Positif Covid-19

    SERANG, BANPOS – Kota Serang menambah 11 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 baru dalam dua hari terakhir. Bahkan dua diantaranya merupakan bayi berumur 1 tahun dan 7 bulan serta satu merupakan ibu yang sedang mengandung.

    Hal ini berdasarkan rilis yang disampaikan oleh Jubir Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kota Serang, W. Hari Pamungkas, yang diterima BANPOS. Pada Jumat (4/9), Kota Serang menambah 4 kasus terkonfirmasi positif.

    Keempatnya merupakan LH (41) perempuan, SAR (1) perempuan, OS (55) laki-laki dan H (56) laki-laki. Pasien berinisial LH yang merupakan IRT saat ini sedang menjalani perawatan di ruang isolasi RSDP Serang dengan keluhan batuk, pilek, sakit kepala, mual, muntah dan diare.

    “Pasien OS merupakan karyawan BUMN. Pasien mengalami keluhan demam, batuk dan sesak. Pasien
    memiliki riwayat penyakit jantung. Sejauh ini pasien memiliki riwayat perjalanan ke luar kota (Cilegon),” ujar Hari.

    Sedangkan pasien berinisial H saat ini dirawat di RSDP Serang. Pasien mengeluh pilek, sakit tenggorokan dan sakit kepala. Hasil swab Positif keluar pada 2 September 2020. Gugus tugas saat ini masih melakukan proses tracking dan tracing.

    Adapun pasien SAR merupakan anak dari pasangan tenaga kesehatan. Pasien mengalami keluhan yakni abdomen dan diare. Hasil swab diketahui positif pada 2 September 2020. SAR dirawat di RSDP Serang.

    “Saat ini masih dalam proses
    tracking dan tracing. Ayah dan Ibu pasien seorang tenaga kesehatan dan telah dilakukan tes Swab dengan hasil Negatif,” ungkap Hari.

    Pada Sabtu (5/9), terjadi penambahan sebanyak 7 kasus di Kota Serang. Penambahan tersebut merupakan yang terbanyak sejak kasus terkonfirmasi positif pertama di Kota Serang.

    Tujuh pasien tersebut yakni IF (54) perempuan, NP (7 bulan) perempuan, SN (46) perempuan, NS (55) laki-laki, R (52) perempuan, NIK (31) laki-laki dan YAP (30) perempuan. Para pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan ke luar kota, khususnya ke zona merah.

    Pasien dengan inisial IF dirawat di RSUD Banten. IF mengalami keluhan badan letih, lemas disertai batuk, mual dan muntah. IF memiliki riwayat perjalanan ke luar kota. SN bekerja sebagai ASN. Mengalami demam selama 7 hari. SN memiliki riwayat perjalanan ke luar kota.

    Sementara R merupakan seorang IRT yang memiliki riwayat perjalanan ke luar kota yang berstatus zona merah. Hasil swab Positif tanggal 3 September 2020. Selanjutnya yaitu NS yang merupakan seorang karyawan BUMN. Ia mengalami keluhan demam.

    Tercatat pula pasangan suami istri yang terkonfirmasi positif Covid-19. Pasangan tersebut yakni NIK dan YAP. Bahkan, NIK diketahui saat ini sedang mengandung. NIK mengalami keluhan batuk dan pilek, sedangkan YAP tidak memiliki keluhan.

    Terakhir yakni bayi berusia 7 bulan berinisial NP. Pasien merupaka anak dari FF yang juga merupakan pasien positif Covid-19.

    “NP dirujuk di salah satu RS Swasta Tangerang. Hasil swab Positif pada 4 SeptemberPasien merupakan anak dari FF yang juga pasien positif Covid-19,” jelas Hari.

    Untuk diketahui, hingga saat ini Kota Serang mencatat sebanyak 96 kasus. Sebanyak 39 pasien saat ini masig dirawat, 4 pasien dinyatakan meninggal dunia 4 dan 53 pasien dinyatakan sembuh.(DZH)

  • Ada Isu Mahasiswa Terpapar Covid-19, Dekan FEBI UIN Banten Mengaku Belum Tahu

    Ada Isu Mahasiswa Terpapar Covid-19, Dekan FEBI UIN Banten Mengaku Belum Tahu

    SERANG, BANPOS – Pelayanan jurusan Ekonomi Syariah UIN SMH Banten ditutup sementara. Hal ini diketahui setelah tersebarnya pesan siaran yang di kalangan mahasiswa UIN SMH Banten.

    Dalam pesan siaran tersebut, disebutkan bahwa sejak 4 September hingga 20 September mendatang, pelayanan secara luring di jurusan Ekonomi Syariah FEBI UIN SMH Banten ditutup sementara.

    “Mahasiswa TIDAK BOLEH masuk fakultas dan kampus dari tanggal 4-20 September 2020. Sekalipun bimbingan, antar berkas, tanda tangan dan lain sebagainya! Tetap TIDAK BOLEH ke kampus!,” tulis pesan siaran yang mencantumkan Ketua Jurusan Ekonomi Syariah sebagai pengirimnya.

    Untuk itu, dijelaskan dalam pesan siaran itu bahwa pelayanan yang dilakukan hanya secara daring saja. Pesan siaran itu pun diminta untuk dapat disebarluaskan kepada seluruh mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah FEBI UIN SMH Banten.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun BANPOS, sejumlah mahasiswa Ekonomi Syariah menuturkan bahwa penutupan layanan tersebut akibat adanya mahasiswa, yang terkonfirmasi positif Covid-19.

    Hal itu diperkuat dengan pernyataan dari salah satu staf FEBI UIN SMH Banten yang ditemui BANPOS. Ia menuturkan bahwa penutupan layanan jurusan Ekonomi Syariah akibat adanya satu mahasiswa yang terkonfirmasi positif Covid-19.

    “Sekarang pelayanan sedang ditutup. Soalnya kemarin ada mahasiswa yang positif Corona. Tapi saya kurang tau informasi detailnya seperti apa,” ujar pria yang tidak menyebutkan namanya tersebut.

    Melalui sambungan telepon, BANPOS mencoba untuk melakukan konfirmasi kepada Ketua Jurusan Ekonomi Syariah UIN SMH Banten, Mukhlishotul Jannah. Namun baik pesan WhatsApp maupun sambungan telepon, tidak kunjung direspon.

    Terpisah, Dekan FEBI UIN SMH Banten, Nihayatul Maskuroh, mengaku belum mengetahui perihal penutupan layanan luring jurusan Ekonomi Syariah. Begitu pula dengan kabar salah satu mahasiswa UIN SMH Banten yang terkonfirmasi Covid-19. Namun ia juga tidak menyebut informasi tersebut sebagai informasi hoaks.

    “Kan saya belum tahu. Jadi ini masih belum jelas. Belum, belum ada informasinya. Rapat dekanat juga masih belum ada,” jelasnya. (DZH)

  • Jadi Status Oranye, Pejabat Kota Serang Asyik Pelesiran ke Palembang

    Jadi Status Oranye, Pejabat Kota Serang Asyik Pelesiran ke Palembang

    SERANG, BANPOS – Status Kota Serang yang kembali berubah menjadi warna oranye membuat beberapa kebijakan yang telah ditetapkan, kembali dibatalkan. Kembali naiknya status tersebut menyusul adanya peningkatan kasus terkonfirmasi positif di Kota Serang secara signifikan, dalam kurun waktu seminggu kebelakang.

    Namun ternyata, peningkatan status tersebut tidak diacuhkan pejabat Kota Serang, dengan alasan olahraga bersama, diketahui beberapa pejabat berangkat ke Palembang.

    Diketahui, pada Kamis (20/8) hari ini, beberapa rombongan pejabat Kota Serang, pelesiran ke Palembang. Salah satu pejabat yang ada pada rombongan tersebut yakni Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin.

    Kabag Protokol Setda Kota Serang, Budi Martono, mengatakan bahwa kegiatan tersebut dalam rangka olahraga bersama.

    “Kunjungan ke sana (Palembang, red) dalam rangka olahraga bersama. Lebih jelas mah ke Asda I, karena yang berkirim surat beliau,” ujarnya.

    Ia menegaskan bahwa tujuan menuju Palembang adalah olahraga bersama. Untuk banyaknya pejabat yang ikut, kata dia, yang mengetahui Asda I.

    “Saya kan hanya bagian protokol. Pemberangkatan kalau tidak salah, ada yang hari ini ada yang kemarin,” jelasnya.

    Saat ditanyai keberangkatan bersama instansi mana saja, ia mengaku tidak mengetahui dengan instansi mana dan siapa saja yang berangkat pun ia mengaku tidak mengetahui secara rinci. Karena kata dia, Asisten daerah yang mengetahui hal tersebut.

    “Kalau itu asisten yang tahu. Total rombongan, saya tidak tahu. Saya tidak berangkat, ada di Serang,” ucapnya.

    Asisten daerah I, Anton Gunawan menyebut bahwa dirinya pun tidak mengetahui secara rinci siapa saja yang mengikuti kegiatan tersebut. Ia menyebut salah satu tenaga kerja di Setwan.

    “Wah saya tidak tahu, coba tanyakan ke Pak N, pak N yang tahu soalnya,” tandasnya.(PBN)

  • Pembukaan Sekolah di Kota Serang Lebih Baik Menunggu Kebijakan Nasional

    Pembukaan Sekolah di Kota Serang Lebih Baik Menunggu Kebijakan Nasional

    SERANG, BANPOS – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Serang menyatakan, kebijakan pembelajaran tatap muka yang diambil oleh Pemerintah Kota Serang harus terus dimonitoring dan dievaluasi agar tidak terjadi klaster baru.

    Selain itu, IDI Cabang Serang juga menyampaikan bahwa tingkat fatalitas kasus anak-anak di Indonesia lebih tinggi ketimbang negara-negara lainnya.

    Demikian yang disampaikan oleh Ketua IDI Cabang Serang, Atep Supriadi dalam Siaran Pagi Serang Gawe FM bersama Banten Pos dengan tema ‘Kota Serang Ngotot Buka Sekolah, Seberapa Aman?’

    “Yang perlu jadi catatan, case fatality rate (tingkat fatalitas kasus, red) di Indonesia untuk anak-anak itu lebih tinggi daripada Cina, Italia maupun Amerika. Sehingga jika kita jika membuka sekolah dengan mengikuti WHO, tapi tetap harus sangat berhati-hati,” jelas Atep, Selasa (18/8).

    Atep menyatakan, tingginya case fatality rate anak-anak di Indonesia itu, belum dianalisis lebih dalam terkait penyebabnya. Sebab menurutnya, kasus gejala Covid-19 ini selalu berubah-ubah, termasuk dengan munculnya penderita tanpa gejala.

    Berdasarkan hal tersebut maka seharusnya pemerintah daerah dapat mempertimbangkan secara matang dampak dari kebijakannya. Ia cenderung agar kebijakan pembelajaran tatap muka itu diputuskan secara nasional, bukan dengan kebijakan di masing-masing daerah.

    “Jadi walaupun zona hijau, belum tentu aman, masih terdapat resiko. Misalnya Kota Serang zona kuning, tapi penduduknya bekerja atau bepergian ke zona merah. Jadi saya bilang, zonasi ini sebenarnya masih kabur dan tidak sama dengan zonasi bencana alam. Sehingga, jika membuka sekolah berdasarkan pada zona menjadi susah,” terangnya.

    Sebab itu, ia berharap kebijakan pembelajaran tatap muka itu seharusnya bisa dikeluarkan ketika sudah ada pernyataan Indonesia itu sudah aman Covid-19. Selain itu, seharusnya selain siswa yang menerapkan protokol kesehatan, keluarga juga harus menerapkannya.

    “Misal, orangtuanya kerja di Jakarta, tidak menerapkan protokol kesehatan, kemudian menularkan ke anaknya, dan anaknya akhirnya menularkan ke anak lainnya, sehingga akan menyebar kemana-mana. Makanya agak susah jika memang belum dinyatakan Indonesia sudah aman,” paparnya.

    Namun, jika memang tetap akan dilakukan, ia berharap siswa tetap harus diperketat dan diingatkan untuk menjaga protokol kesehatan.

    Ketika ditanyakan, apakah diajak berdiskusi tentang kebijakan pembelajaran tatap muka ini, Atep menyatakan, secara resmi IDI tidak diajak duduk bersama. Namun, hal tersebut menurutnya, bisa jadi dikarenakan gugus tugas sudah menganggap cukup dengan adanya Dinas Kesehatan.

    “IDI tidak secara resmi diajak untuk berdiskusi terkait kebijakan tersebut. Namun, di Pemkot Serang ada Dinas Kesehatan yang dapat memberikan masukan dan dirasa mungkin cukup,” ungkapnya.(PBN)

  • Cicil Rp10 Ribu Per Hari, Warga Komplek Depag Bergilir Dapat Jatah Berkurban

    Cicil Rp10 Ribu Per Hari, Warga Komplek Depag Bergilir Dapat Jatah Berkurban

    SERANG,BANPOS – Warga Komplek Perumahan Depag RT 02/07, Kelurahah/Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Jumat (31/7), melaksanakan penyembelihan hewan qurban, berupa 7 ekor kerbau, 2 sapi dan 4 ekor kambing.

    Ketua RT 02, Junaedi, mengatakan, setiap tahun saat Hari Raya Idul Adha, warga perumahan Depag memang rutin menyembelih hewan kurban. Dikatakannya, hewan kurban merupakan hasil patungan warga yang didapat dari hasil mencicil sebesar Rp10 ribu/hari sesuai hasil musyawarah warga. Setelah terkumpul Rp2.8 juta kemudian dikumpulkan untuk 7 warga dan dibelikan satu kerbau atau sapi.

    “Dengan cara seperti ini, Alhamdulillah setiap tahun seluruh warga RT 02 bisa bergiliran berkurban. Selain itu bisa terbangun jiwa sosial dan ada silaturahmi untuk menciptakan rasa kebersamaan dan berjiwa untuk bersodaqoh,” kata Junaedi.

    Sementara itu, Ujang Rahmat mengatakan bahwa ibadah berkurban diperintahkan oleh Allah melalui kisah Nabi Ibrahim yang mendapatkan wahyu berupa mimpi untuk menyembelih anak kesayangannya, Nabi Ismail, yang telah dia idam-idamkan sejak lama. 

    “Dibalik kisah Nabi Ibrahim dan Ismail tersebut, menjadi dasar atau alasan kewajiban berkurban yang dilaksanakan setiap umat muslim hingga hari ini,” katanya.

    Di tempat yang sama, salah satu panitia kurban, Asep Sukandarusman, menuturkan untuk tertib pembagian daging kurban, pihaknya mendistribusikan melalui kupon yang disebar. Menurut tokoh masyarakat ini, karena di masa pandemi Covid-19, pemotongan daging maupun pembagian daging kurban dilakukan sesuai protokol kesehatan agar terhindar dari virus corona.

    “Selain warga perumahan, pembagian daging kurban juga dilakukan untuk warga di kampung sekitar komplek perumahan. Ini sebagai wujud kepedulian dan kebersamaan antar masyarakat,” kata H Asep Sukandarusman, yang merupakan Kasubdit Harda Polda Banten. (DZH)

  • Rutan Kelas IIB Pandeglang Lakukan Rapid Test Untuk Seluruh Petugas Dan Warga Binaan

    Rutan Kelas IIB Pandeglang Lakukan Rapid Test Untuk Seluruh Petugas Dan Warga Binaan

    PANDEGLANG, BANPOS – Guna mendeteksi dini penyebaran Corona Virus Desease 2019 (Covid-19), Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang dan Dinas Kesehatan Provinsi Banten bekerja sama dengan Rumah Tahanan Kelas IIB Pandeglang, melakukan Rapid Test Massal terhadap para Petugas Rutan dan Warga Binaan di Rutan Kelas IIB Pandeglang.

    Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan Resolusi Pemasyarakatan Tahun 2020, yang dipandang dan perlu adanya sinergi dan kolaborasi antara Pemasyarakatan dan Stakeholder lainnya. Untuk itu Dinkes dan Rutan Kelas IIB Pandeglang melakukan Rapid Diagnostic Test (RDT) massal kepada 65 Petugas Rutan dan 175 Warga Binaan.

    Kepala Rutan Kelas IIB Pandeglang, Jupri mengatakan, selama masa pandemi ini berlangsung, para warga binaan tidak diizinkan untuk dijenguk oleh keluarga dikarenakan agar mencegah orang dari luar membawa virus tersebut.

    “Selama masa Pandemi ini, keluarga dari Warga Binaan kami tidak kami izinkan dibesuk atau menjenguk para warga binaan, sudah tentu untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Rutan ini. Selain itu, disini kegiatan–kegiatan yang bersifat positif tetap kami lakukan agar para Warga Binaan tidak jenuh,” ucapnya kepada BANPOS, Kamis (9/7).

    Jupri juga menambahkan, bahwa Warga Binaan yang ada di Rutan Kelas IIB Pandeglang melakukan kegiatan yang bersifat positif seperti mengadakan kegiatan keagamaan.

    “Selain itu pun mereka juga biasanya melaksanakan pengajian, marawis, dan gamelan, jadi Warga Binaan kami berdayakan untuk kepentingan mereka sendiri,” ungkapnya.

    Ia menuturkan, apabila ada hasil Rapid Test yang Reaktif, pihaknya telah menyediakan ruang isolasi untuk Warga Binaan didalam Rutan dan untuk petugas sendiri diwajibkan melakukan isolasi mandiri.

    “Warga Binaan dengan hasil Reaktif terhadap Rapid Test akan dikarantina di dalam Rutan yang telah disiapkan di setiap wilayah selama 14 hari, begitupun untuk petugas Rutan sendiri, mereka akan kami suruh isolasi mandiri dulu dirumah,” terangnya.

    Kemudian ditempat yang sama, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pandeglang, dr. Ahmad Sulaeman menuturkan, ini adalah bentuk kepedulian dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang terhadap Warga Binaan yang difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang dan Dinas Kesehatan Provinsi Banten.

    “Dan salah satu alasan melakukan Rapid Test ini selain merupakan wujud kepedulian Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang terhadap Warga Binaan yang ada di Rutan Kelas IIB Pandeglang, ini juga untuk mendeteksi dini mencegah serta mengendalikan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Pandeglang, khususnya di dalam Rutan Kelas IIB Pandeglang,” tuturnya.

    Untuk hasil dari Rapid Test tersebut, Sulaeman menjelaskan, bahwa tidak ditemukan hasil yang Reaktif.

    “Alhamdulillah hasil Rapidnya Non Reaktif semua, jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan,” tutupnya. (MG/02/PBN)