Kategori: KESEHATAN

  • Puluhan Anggota KPPS Reaktif

    Puluhan Anggota KPPS Reaktif

    PANDEGLANG, BANPOS – Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Banten masih menjadi ancaman. Bahkan, puluhan anggota Kelompok Penyelenggara Pemilihan Suara (KPPS) di Kabupaten Pandeglang terdeteksi reaktif saat melakukan rapid test.

    Di Pandeglang, Tim Gugus Tugas yang melaksanakan Rapid Test massal beberapa waktu lalu, menemukan puluhan petugas KPPS yang hasil pengujiannya reaktif. Dari hasil rapid test massal tersebut, ada sekitar 22 orang dari petugas KPPS yang dinyatakan reaktif.

    Juru bicara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pandeglang, Dr. Achmad Sulaeman mengatakan, pihaknya telah mencatat puluhan petugas KPPS reaktif. Puluhan petugas tersebut diminta untuk melakukan tes swab guna mengetahui lebih lanjut.

    “Iya betul ada sekitar 22 orang, itu dari hasil rapid tes massal di RSUD Berkah beberapa waktu lalu. Kami menyarankan agar segera mengikuti tes swab, agar bisa segera dipastikan status kesehatannya. Puluhan petugas KPPS itu tersebar di berbagai kecamatan, karena kemarin peserta rapid test massal mencapai ribuan orang,” katanya kepada BANPOS, Selasa (30/6).

    Ia mengatakan, untuk petugas yang hasil rapid testnya dinyatakan reaktif, agar melakukan karantina mandiri dan menunda tugas yang harus dilaksanakannya.

    “Kalau bisa tugasnya diserahkan dulu kepada temannya. Misalnya melakukan pencatatan apa itu diserahkan dahulu, biar dia melakukan karantina mandiri dahulu. Kemarin juga dari Bawaslu minta datanya ke kita, tapi kita tidak bisa menyerahkan data lengkap,” ujarnya.

    Menurutnya, yang dinyatakan reaktif tersebut termasuk memiliki antibodi yang bagus, namun dirinya tetap menyarankan untuk melakukan test swab.

    “Mereka sebenarnya bagus antibodinya, paling tiga hari dua hari juga sudah hilang, jadi kegiatan dia tetap berjalan seperti biasa dan juga bisa diwakilkan, paling itu juga kepanikan muncul kalau disembunyikan, tapi itu tidak mengganggu. Tapi katanya akan kembali melakukan rapid test KPU, tapi disebar di beberapa Kecamatan,” terangnya.

    Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Pandeglang, Ahmad Suja’i mengatakan, dirinya menyarankan agar puluhan petugas yang dinyatakan reaktif tidak melakukan aktifitas, baik tugas dari KPU atau aktifitas yang lain.

    “Saya sudah dapat informasi dari Tim Gugus Tugas, bahwa petugas yang dinyatakan reaktif tersebut untuk tidak melakukan tugasnya, misalnya melakukan verifikasi faktual itu jangan dulu. Saya menyarankan bukan hanya petugas yang dinyatakan reaktif, namun juga petugas yang nonreakti pun untuk tetap patuh terhadap protokol kesehatan,” imbuhnya.

    Menurutnya, dengan adanya petugas yang dinyatakan reaktif tersebut, dirinya tidak merasa terhambat dalam tugasnya untuk melewati tahapan Pilkada 2020.

    “Tidak terhambat, justru saya meminta kepada petugas yang Reaktif itu kalau perlu dilakukan swab. Lanjutkan dulu sesuai arahan dari Tim Gugus Tugas, yang reaktif ini kan belum tentu positif juga,” tandasnya.(MG-02/ENK)

  • 4 Pasien Kota Serang Sembuh

    4 Pasien Kota Serang Sembuh

    SERANG, BANPOS – Empat pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dinyatakan sembuh setelah menjalani isolasi di Rumah sakit (RS) rujukan baik RSUD Banten maupun RSDP Kabupaten Serang, dan dinyatakan negatif berdasarkan hasil Swab terakhir. Demikian disampaikan oleh juru bicara Gugus tugas penanganan Covid-19 Kota Serang, W. Hari Pamungkas.

    “Per Jumat, 26 Juni 2020, empat pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dinyatakan sembuh. Selain itu, terdapat satu kasus baru pasien terkonfirmasi positif asal Kecamatan Cipocok Jaya,” ungkap Hari dalam rilisnya, Jumat (26/6).

    Secara rinci, keempat pasien yang dinyatakan sembuh antara lain sebagai berikut. Pasien dengan inisial J (69), berjenis kelamin perempuan asal Kelurahan Curug dan dirawat di RSUD Banten. Diperbolehkan pulang, setelah hasil Swab negatif yang keluar pada tanggal 26 Juni 2020,

    Selanjutnya, pasien inisial AH (56) laki-laki asal Kelurahan Serang dan dirawat di RSDP. Diperbolehkan pulang pada tanggal 23 Juni 2020, setelah hasil Swab negatif pada tanggal 16 Juni 2020.

    Kemudian, pasien inisial WL (45) laki-laki asal Kelurahan Banjar Agung, diperbolehkan pulang setelah dirawat di RSUD Banten. Hasil Swab dinyatakan negatif, keluar pada tanggal 26 Juni 2020.

    Terkahir, pasien sembuh dengan inisial DM (49) perempuan asal Kelurahan Cilaku. Ia dirawat di RSUD Banten, dan diperbolehkan pulang setelah hasil Swab negatif yang keluar pada tanggal 26 Juni 2020.

    “Kasus baru pasien terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah satu orang yaitu saudari NM (24) asal Kelurahan Cipocok OTG. Melakukan Swab pada tanggal 16 Juni 2020, dan dinyatakan positif pada tanggal 22 Juni 2020. Saat ini dirawat di RSDP. Kemungkinan terpapar masih dalam proses tracing,” jelas Hari.

    Diketahui, saat ini total terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 24 orang. Lima diantaranya dirawat, dua orang meninggal dunia, dsn 17 orang dinyatakan sembuh.(MUF)

  • Menuju Verifikasi Faktual, KPU Pandeglang Gelar Rapid Test

    Menuju Verifikasi Faktual, KPU Pandeglang Gelar Rapid Test

    PANDEGLANG, BANPOS – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pandeglang melakukan Rapid Test kepada petugas Verifikasi Faktual (Verfak), diRumah Sakit Umum Berkah Pandeglang.

    Rapid test dilaksanakan sesuai instruksi KPU Pusat sebagai skrining awal guna mengetahui kondisi kesehatan para petugas.

    Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Berkah, Rapid Test diwajibkan bagi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan sekretariat PPS yang akan melakukan Verfak dukungan calon perseorangan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang 2020.

    “Kegiatan Rapid Test ini atas perintah KPU Pusat sebelum kita melaksanakan Verifikasi Faktual dukungan calon perseorangan, Rapid Test diwajibkan kepada seluruh penyelenggara baik itu ditingkat KPU, PPK, maupun PPS, untuk memastikan petugas Verfak benar-benar bersih, dan tidak ada yang terpapar Covid-19,” kata Sekertaris KPU Kabupaten Pandeglang, Dina Kurniasari Utami kepada BANPOS, Jum’at (26/6).

    Menurutnya, Rapid Test dilakukan kepada 2.358 petugas Verfak di 35 Kecamatan secara berkala, dengan ketentuan tidak ada tahapan yang terlewati.

    “Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari, hari ini dan juga besok. Untuk hari ini kita melakukan Rapid Test kepada 17 Kecamatan, dan besok kita lakukan Rapid Test kepada 18 Kecamatan,” ucapnya.

    Lebih lanjut, pihak KPU Kabupaten Pandeglang akan berkordinasi dengan Dinas Kesehatan apabila terdapat hasil Reaktif.

    “Untuk hasilnya nanti kita umumkan besok, berbarengan dengan 18 Kecamatan. Apabila dalam Rapid Test tersebut ada yang Reaktif, akan dilakukan karantina sesuai Protokol Covid-19,” tandasnys. (MG-02/PBN)

  • Mahasiswa UPI Bandung Ngabdi di Menes, Bantu Pencegahan dan Penanganan Covid-19

    Mahasiswa UPI Bandung Ngabdi di Menes, Bantu Pencegahan dan Penanganan Covid-19

    MENES, BANPOS – Meskipun di tengan pandemi Covid-19, mahasiswa UPI Bandung tetap menggelar tugas Kerja Kuliah Nyata (KKN). Berbeda dengan KKN sebelum pandemi, kali ini KKN difokuskan untuk mengabdi kepada masyarakat dalam hal pencegahan Covid-19.

    Selain itu, pengabdian bertajuk Kuliah Kerja Nyata Tematik Pencegahan Covid-19 untuk Mewujudkan Merdeka Belajar (KKN Tematik Covid-19 MMB)’ itu dilakukan di tempat tinggal masing-masing mahasiswa. Dengan demikian, para mahasiswa benar-benar dapat mengabdi kepada masyarakat terdekatnya.

    Salah satu mahasiswa UPI Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Jurusan Ilmu Keolahragaan, Mamay Maemunah, menggelar KKN Tematik Covid-19 di Kampung Wangun, Desa Sindangkaya, Kecamatan Menes, Pandeglang-Banten.

    “Saya merasa bersyukur walaupun kondisi seperti ini masih dapat melakukan KKN. Dengan keterbatasan aktivitas seperti kami diminta social distancing dan lain-lain, tapi masih bisa ikut berkontribusi membantu masyarakat di tempat saya tinggal,” ujarnya, Kamis (25/6).

    Mamay mengatakan, kegiatan KKN yang dilakukan olehnya kali ini fokus pada upaya pencegahan dan penanggulangan dampak Covid-19. Untuk kegiatannya yakni membagikan sembako untuk anak yatim, membagikan APD bagi sebagian masyarakat seperti hand sanitizer, masker dan disinfektan.

    Selain itu, ia juga melakukan edukasi melalui poster dan video yang berisikan ajakan kepada masyarakat untuk berolahraga. “Alhamdulillah kegiatan ini dapat membantu sebagian masyarakat di Desa Sindangkarya dalam mencegah wabah Covid-19,” tuturnya.

    Kepala Desa Sindangkarya, Andi, mengatakan bahwa dengan adanya program KKN dari UPI ini sangat membantu pihak Desa utamanya tim gugus tugas Covid-19 tingkat desa.

    “Tim gugus tugas bisa bersinergi dengan peserta KKN dalam rangka pencegahan penyebaran covid-19. Kami merasa bersyukur kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik,” ungkapnya.

    Sementara itu, Suhana salah satu warga Desa Sindangkarya mengaku dirinya merasa terbantu dengan adanya program KKN yang dilakukan mahasiswa UPI. “Kami merasa terbantu dalam pencegahan virus ini dan jadi lebih tahu cara-cara penanggulangannya,” terangnya.

    Terpisah, Dosen Pembimbing Lapangan dan Koordinator Pengembangan Tema KKM Tematik LPPM UPI, Leni Anggraeni, mengungkapkan bahwa dirinya sangat bahagia bisa melihat mahasiswa KKN UPI dapat berkontribusi secara ‘pentahelix’ dengan pemerintah, masyarakat, akademisi, mitra swasta dan media.

    Hal itu menurutnya untuk saling bergotong-royong melakukan upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 dengan cara-cara yang kreatif, yang bertumpu pada media daring.

    “Harapannya melalui sinergitas yang terbangun, bisa mengedukasi masyarakat dan turut mempercepat penanganan Covid-19 khususnya di Kecamatan Menes,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Kasus Positif Covid-19 Di Kabupaten Pandeglang Bertambah Lagi

    Kasus Positif Covid-19 Di Kabupaten Pandeglang Bertambah Lagi

    PANDEGLANG, BANPOS – Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pandeglang, telah mencatat kasus baru terkonfirmasi Positif Covid-19 di Kabupaten Pandeglang kembali bertambah sebanyak dua orang, kedua pasien Positif itu berasal dari Kecamatan Mekarjaya.

    Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pandeglang, Dr. Achmad Sulaeman mengatakan, dua orang yang terkonfirmasi Positif Covid-19 tersebut berjenis kelamin perempuan.

    “Kasus pasien Positif Covid-19 di Kabupaten Pandeglang bertambah dua, yang berasal dari Kecamatan Mekarjaya berjenis kelamin perempuan,” katanya kepada BANPOS, Kamis (25/6).

    Kedua orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 memang tinggal satu rumah dengan warga Mekarjaya yang sebelumnya telah dinyatakan positif Covid-19 oleh tim gugus tugas.

    “Menurut informasi yang kami terima dari Gugus Kecamatan Mekarjaya, kedua wanita yang terkonfirmasi Covid-19 ini tinggal satu rumah dengan satu orang pria asal Kecamatan Mekarjaya yang terkonfirmasi Positif,” jelasnya.

    Ia menambahkan, pada saat ada warga Mekarjaya yang pertama terkonfirmasi Positif Covid-19, dari Tim Gugus Tugas langsung melakukan Rapid Test kepada warga sekitar sebanyak 36 orang yang pernah kontak dengan pria yang terkonfirmasi ini dan hasilnya semua negatif.

    “Selain melakukan Rapid Test, Tim Gugus Tugas juga melakukan pemeriksaan SWAB pada 10 orang dan hasilnya sudah ada 4 orang yang keluar dimana 2 orang dinyatakan negatif dan 2 lagi positif,” ucapnya.

    Dilihat dari peta penyebaran Covid-19 di Banten, Kabupaten Pandeglang sudah masuk kedalam Zona Orange.

    “Dari peta penyebaran Virus Corona di Provinsi Banten, Kabupaten Pandeglang masuk dalam Zona Orange. Yang artinya, di Kabupaten Pandeglang masih terjadi peningkatan atau penambahan kasus Covid-19,” katanya.

    Dengan demikian jumlah kasus yang terkonfirmasi Positif Covid-19 di Kabupaten Pandeglang, berjumlah 12 orang, Pasien Dalam Pemantauan (PDP) sebanyak 36 orang, dan Orang Dalam Pemantauan ( ODP) sebanyak 979 orang.(MG-02/PBN)

  • Rapid Tes Satpol PP Kota Serang, Dua Reaktif

    Rapid Tes Satpol PP Kota Serang, Dua Reaktif

    SERANG, BANPOS – Dua pegawai pada satuan polisi pamong praja (Satpol PP) reaktif saat melakukan pemeriksaan rapid test yang dilaksanakan oleh Tim Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, Rabu (24/6). Dinkes sengaja melakukan rapid test ke seluruh OPD, untuk memastikan kesehatan seluruh pegawai pada OPD tersebut.

    “Kami dari tim Dinas Kesehatan Kota Serang telah melakukan rapid test untuk kantor pol PP sebanyak 280 orang, dan dua yang reaktif,” ungkap Kepala Bidang P2P, Ratu Ani, disela-sela pelaksanaan rapid test.

    Pihaknya menindaklanjuti kedua pegawai yang reaktif tersebut dengan melakukan tes Swab. Menurutnya, pegawai tersebut memang sedang dalam keadaan yang kurang sehat, sehingga imunnya sedang tidak bagus.

    “Sudah kami ambil Swab. Hasilnya nanti, kan tidak langsung. Imunnya lagi ngga bagus, yang satu sedang sakit tenggorokan, dan satunya lagi batuk. Sedang ada gejala influenza, kita doakan saja hasil swabnya adalah negatif,” jelasnya.

    Lebih lanjut Ratu menganjurkan agar kedua pegawai tersebut untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Diketahui, keduanya yaitu anggota Damkar (A) dan anggota Satpol PP (F).

    “Anggota yang reaktif tadi kita anjurkan dan diimbau untuk Isolasi mandiri selama 14 hari. Istirahat, bukan dia tidak bekerja, tapi WFH,” tandasnya.

    Terpisah, Kasi Damkar pada Satpol PP, Uba Agus Mauludin membenarkan bahwa terdapat dua rekannya yang reaktif saat melaksanakan pemeriksaan rapid test hari itu. Ia pun segera memberi pemahaman agar keduanya dapat istirahat dan melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing, selagi menunggu hasil Swab.

    “Sudah kami panggil keduanya. Berdasarkan izin pimpinan (Kasatpol PP, red), keduanya melakukan isolasi mandiri. Kami juga memberikan pemahaman agar tidak merasa tersinggung dengan kondisi saat ini,” ungkapnya.

    Ia mengkhawatirkan keduanya merasa tidak nyaman karena hasil rapid test reaktif. Ia pun memaklumi karena memang saat mengikuti pemeriksaan, keduanya sedang tidak dalam keadaan benar-benar sehat.

    “Keduanya memang sedang sakit, satu radang tenggorokan dan gejala flu. Tapi alhamdulillah keduanya paham dan mengerti untuk beristirahat di rumah,” tandasnya.(MUF)

  • Sering PP Zona Merah, Dua Warga Maja Lebak Positif Covid-19

    Sering PP Zona Merah, Dua Warga Maja Lebak Positif Covid-19

    LEBAK, BANPOS – Pada grafik yang terkonfirmasi positif didata gugus covid Lebak pun bertambah 2 kasus lagi, yakni terakhir hari Selasa (16/6) di Kecamatan Maja, ada dua orang yang dinyatakan positif, yakni R (38) dan W (52). Sehingga jumlah terkonfirmasi positif menjadi 19 kasus.

    Seperti dilaporkan Tim Penanganan Gugus Covid Lebak kepada BANPOS, bahwa keduanya adalah berstatus pedagang yang kerap pulang balik ke area zona merah, Jakarta.

    Juru Bicara Gugus Covid Lebak, Firman Rahmatullah kepada BANPOS membenarkan adanya penambahan kasus terkonfirmasi Covid di Lebak.

    Menurutnya, dalam empat hari kemarin grafik statis di jumlah 17 kasus, namun kini kembali bertambah 2 orang, sehingga hingga Selasa (26/06) kasus terkonfirmasi berjumlah 19 kasus.

    “Ya benar, hari selasa ini ada penambahan 2 kasus terkonfirmasi positif, inisial R (32) dan W (52) keduanya warga Kecamatan Maja. Jumlah yang terkonfirmasi di Maja ini jadi 4 kasus. Sehingga jumlah total se-Lebak ada 19 kasus yang terkonfirmasi positif,” ujar Firman, Selasa malam (16/06).

    Dikatakan, dua orang yang terkonfirmasi tersebut sebelumnya adalah OTG namun hasil penelusuran tim gugus keduanya itu pernah kontak dengan terkonfirmasi positif sebelumnya, disamping itu keduanya pun sering bepergian ke area zona merah,

    “Sebelumnya di Maja ini ada dua orang yang terkonfirmasi, dari tracking yang kita lakukan dan juga setelah dilakukan uji swab kepada nereka yang rentan kontak erat, hasilnya R dan W itu positif terkonfirmasi, dan sekarang kita masih melakukan tracking lanjutan terhadap siapa saja yang pernah kontak erat dengannya lagi,” jelasnya.

    Penambahan terbaru ini adalah temuan dari upaya tracking pihak Tim Gugus Covid Lebak dalam upaya menghambat penyebaran Covid-19, dan kepada masyarakat Lebak pihaknya minta agar tetap mengindahkan protokol kesehatan.

    “Bagi keduanya kita intruksikan isolasi mandiri dalam pengawasan tim gugus covid. Dan kepada masyarakat diharapkan tetap mengikuti aturan protokol kesehatan,” paparnya.(WDO/PBN)

  • Eki Kunjungi ‘Pemakan Kapuk Bantal’ dan Pastikan Informasinya Tidak Tepat

    Eki Kunjungi ‘Pemakan Kapuk Bantal’ dan Pastikan Informasinya Tidak Tepat

    SERANG, BANPOS – Kabar mengenai mbah Jahrani (80), warga Desa Singamerta yang hidup kesulitan bahkan sampai memakan kapuk, dibantah oleh warga setempat. Hal ini setelah adanya kunjungan dari tokoh pemuda Banten, Eki Baihaki, untuk mengonfirmasi kabar tersebut.

    Eki yang menyambangi mbah Jahrani usai salat Zuhur tersebut berdialog dengan warga sekitar dan ibu Pakrah (40) selaku pihak yang merawat mbah Jahrani. Ternyata, kabar tersebut terlalu dilebihkan oleh beberapa pihak, sehingga tidak sesuai dengan kenyataan.

    “Setelah berdiskusi dengan masyarakat dan pihak yang merawat mbah, ternyata semua itu ikut membantu sejak awal. Jadi saya rasa, ini sebenarnya perkembangannya tidak seperti apa yang diinformasikan,” ujar Eki seusai kunjungan, Sabtu (13/6).

    Akan tetapi, mbah Jahrani memang dalam kondisi yang memprihatinkan. Sebab, kondisi mbah Jahrani kurang baik lantaran pernah terlibat kecelakaan pada tiga tahun yang lalu.

    “Keluarga mengatakan memang kondisinya dalam keadaan tidak sehat sejak tiga tahun yang lalu. Terlibat kecelakaan pada saat itu,” ungkapnya.

    Menurutnya, kedatangannya untuk mencari tahu kebenaran kondisi dari mbah Jahrani. Ia bersyukur lantaran ternyata keluarga dan tetangga sekitar sangat peduli dengan mbah. Tidak seperti yang tersebar informasinya.

    “Disini kami luruskan supaya objektif. Supaya tidak ada yang ditambah-tambahkan atau dikurang-kurangkan. Karena ternyata warga sekitar ini keperduliannya luar biasa. Jadi apa yang tersebar, tidak sesuai,” jelasnya.

    Ia pun mendorong kepada pemerintah agar dapat membuat terobosan dengan adanya kasus kondisi warganya yang seperti ini. Jangan sampai pemerintah hanya ingin memboyong saja, namun tidak jelas kedepannya seperti apa.

    “Dari pihak keluarga mengatakan bahwa sudah ada respon dari pihak Dinsos. Kalaupun memang kondisinya seperti ini, apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah itu harus ada terobosan. Kalau memang mau dibawa, dibawa kemana? Jangan sampai sudah dibawa, malah jadi tidak jelas,” tegasnya.

    Sementara itu, Pakrah, mengatakan bahwa mbah Jahrani memang sudah lama sendiri. Keluarga terdekatnya yakni kakak dan istri sudah meninggal.

    Mengenai kabar mbah Jahrani yang memakan kapuk, Pakrah membantahnya. Ia juga membantah bahwa mbah Jahrani hidup terlantar tanpa ada yang memperhatikan.

    “Eggak makan kapuk, mungkin buat ngelap mata, telinga, tapi enggak makan kapuk. Tidak terlantar, banyak yang mengurusi. Jadi informasi yang beredar itu berlebihan,” ujarnya.

    Menurutnya, ia tidak mengenal perempuan yang memiliki akun Facebook bernama Amelia. Namun ia tahu bahwa Amelia sering berkunjung ke rumah mbah Jahrani.

    “Ibu mah tidak tahu dia (Amelia) siapa, kerjanya apa, tugasnya apa, enggak tau. Hanya memberikan sembako kepada mang Jahrani, sembako dari indomaret, iya diterima saja,” ucapnya.

    Pakrah menceritakan, mbah Jahrani mulanya berjualan cobek di daerah Kragilan. Lalu tiga tahun yang lalu, mbah Jahrani ditabrak motor. Pelaku penabrakan pun lari karena disebut tidak mau bertanggungjawab.

    “Kemudian dibawa ke rumahnya oleh warga sekitar lokasi tertabraknya dengan menggunakan mobil losbak hitam. Sejak itu, sampai sekarang yang menabarak itu belum pernah kesini. Kejadiannya tiga tahun yang lalu. mudah-mudahan mang Jahrani banyak rejekinya,” jelasnya.

    Ia pun berterimakasih kepada warga yang peduli dengan kondisi mbah Jahrani dengan memberikan bantuan. Namun ia berharap, informasi yang tidak benar dan berlebihan jangan sampai tersebar lagi.

    “Enggak dipaksa, ini memang sebenar-benarnya. Jangan dilebih-lebihkan. Bantuan Alhamdulillah sudah banyak. Obat-obatan juga banyak, tidak kurang, terimakasih,” ungkapnya.

    Senada disampaikan oleh Ketua RT 05 RW 01 Singamerta, M. Syafei. Menurutnya, isu mengenai mbah Jahrani tidak mendapatkan bantuan merupakan bohong. Sebab kenyataannya, mbah Jahrani mendapatkan bantuan.

    “Sangat terpukul, selama ini isu belum dapat bantuan itu bohong. Bantaun Covid-19 dapat dari Provinsi sebesar Rp500.000, bantuan lainnya baik dari LSM maupun pemerintah juga dapat,” tandasnya. (DZH)

  • Klaster Pasien Kabur Kembali Bertambah, Dua Nakes RSDP Serang Positif Corona

    Klaster Pasien Kabur Kembali Bertambah, Dua Nakes RSDP Serang Positif Corona

    SERANG, BANPOS – Dua tenaga kesehatan di RS dr. Drajat Prawiranegara (RSDP) asal Kota Serang terkonfirmasi positif Covid-19. Keduanya diduga terpapar akibat kontak fisik dengan pasien positif yang kabur dari Penjaringan, Jakarta Selatan dan mengakibatkan lonjakan kasus di Kabupaten Serang.

    Juru bicara Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kota Serang, W. Hari Pamungkas, mengatakan bahwa keduanya diduga masih berkaitan dengan klaster pasien kabur asal Penjaringan, Jakarta Selatan.

    “Keliatannya memang sama dengan klaster pasien positif yang kabur dari Jakarta itu. Kedua pasien ini merupakan tenaga kesehatan di salah satu rumah sakit di Kota Serang,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (13/6).

    Pasien dengan inisial EAS merupakan pria berumur 24 tahun. Sedangkan pasien lainnya yakni MHS merupakan pria berumur 30 tahun.

    “Kedua pasien tersebut merupakan warga Kecamatan Cipocok Jaya. Keduanya menjalani tes swab pada 29 Mei yang lalu, hasilnya keluar pada 10 Juni kemarin,” jelasnya.

    Menurut Hari, keduanya saat ini sudah dalam perawatan di RSDP Serang. Untuk tracking, pihak Pemkot Serang akan berkoordinasi dengan RSDP terkait hal itu.

    “Tentunya nanti kami lihat perkembangannya. Tenaga kesehatan dengan pasien yang kontak dengan pasien Jakarta ini seperti apa. Selain dari para tenaga kan mungkin juga ada masyarakat yang kontak fisik, ini yang akan dilakukan tracking bersama dengan pihak rumah sakit,” terangnya.

    Sementara itu, Humas RSDP Serang, dr. Khoirul Anam, membenarkan bahwa dua pasien tambahan di Kota Serang merupakan tenaga kesehatan di RSDP Serang. Keduanya diduga terpapar akibat pasien kabur asal Jakarta.

    “Benar, jadi ini masih satu klaster dengan yang di Tirtayasa. Ini akibat ada pasien positif asal Jakarta yang kabur dan kecelakaan di dekat Puskesmas Tirtayasa,” ujarnya.

    Saat itu, tenaga kesehatan di Puskesmas Tirtayasa dan warga sekitar membantu pasien tersebut yang sempat mengalami kecelakaan. Mereka tidak mengetahui bahwa pasien tersebut sudah terkonfirmasi positif.

    “Akhirnya sebanyak tiga tenaga kesehatan di Puskesmas Tirtayasa dan 8 warga yang menbantu terkonfirmasi Covid-19. Karena tidak sadarkan diri, dirujuk ke RSDP dan belum sempat dilaksanakan skrining. Yang menangani dua tenaga kesehatan yang saat ini terkonfirmasi positif,” tandasnya. (DZH)

  • Insyaallah, Obat Covid-19 Telah Ditemukan

    Insyaallah, Obat Covid-19 Telah Ditemukan

    JAKARTA, BANPOS – Kabar gembira bagi seluruh rakyat Indonesia. Penelitian yang dilakukan para pakar Universitas Airlangga (UNAIR) bekerjasama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) berhasil menemukan efektifitas formulasi kombinasi obat yang terbukti efektif menyembuhkan pasien COVID-19.

    Kabar ini diutarakan Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell UNAIR Dr. dr. Purwati, SPpd, K-PTI FINASIM, di Kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Matraman, Jakarta Timur, kemarin. Hadir juga dalam kesempatan itu, Sekretaris Utama (Sestama) BIN Komjen Pol. Drs. Bambang Sunarwibowo, SH., M.Hum dan Anggota Tim Pakar Medis sekaligus Dekan FKUI UNAIR Prof.Dr.dr.H.Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH,MMB,FINASIM, FACP.

    Purwati yang juga berperan sebagai Ketua Tim Peneliti Efektifitas Obat dan Kombinasi Obat untuk penanganan COVID-19 berbasis isolat SARCOV-2 di Indonesia ini mengatakan, ada beberapa tahap penelitian yang dilakukan BIN dan UNAIR. Pertama, pembiakan bermacam-macam jenis sel yang menjadi sel target dari virus sebagai tempat untuk menumbuhkan virus SARS CoV-2 yang sampelnya didapat dari Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dan telah mendapatkan sertifikat uji laik etik dari Tim Etik RSUA.

    Kedua, UNAIR melakukan pengujian kombinasi obat pada sel sehat yang dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell UNAIR untuk mencari dosis toksik obat tersebut pada sel yang sehat (CC50).

    Ketiga, melakukan pengujian potensi kombinasi obat tersebut untuk menghambat masuknya virus ke sel target dan untuk menghambat replikasi virus sehingga ditemukan IC50 obat terhadap virus.

    “Semakin kecil nilainya (IC50-red) maka obat tersebut semakin besar potensinya untuk membunuh virus tersebut. Uji ini dilakukan di Lab BSL3 Lembaga Penyakit Tropis UNAIR,” jelas Purwati dilansir dari RMCO.id

    Tahap terakhir adalah mengevaluasi efektifitas kombinasi obat tersebut. Dengan pemeriksaan RT PCR setelah 24 jam, kombinasi obat diberikan pada virus tersebut didapatkan hasil virus menjadi tidak terdeteksi dan terjadi peningkatan kadar sitokin anti keradangan dan penurunan sitokin-sitokin keradangan dengan periksaan metode ELISA.

    Selain itu, lanjutnya, UNAIR bekerjasama dengan Laboratorium Pengolahan Sel Punca ASC melakukan uji efektifitas Haematopoetic Stem Cells (HSCs) dan Natural Killer (NK) cells terhadap penanganan virus SARS CoV-2 isolat Indonesia tersebut. HSCs Dan NK cells masing masing dibiakkan dari PBMC selama 3-4 hari untuk HSCs dan 1-2 minggu untuk NK cells. Dari hasil uji tantang HSCs, setelah 24 jam virus sudah dapat dieliminasi oleh stem cell tersebut. Sedangkan, hasil uji tantang NK cells, setelah 72 jam didapatkan sebagian besar virus diinaktivasi oleh NK cells tersebut.

    “Dengan demikian, maka stem cell dan sel tersebut bisa mempunyai potensi dan efektifitas yang cukup bagus sebagai antivirus SARS COV-2 yang bisa diberikan sebagai preventif atau pencegahan maupun pengobatan. Harapan kami, kombinasi obat ini dapat segera mendapatkan izin produksi dan izin edar guna percepatan penanganan pasien COVID-19. Dukungan dari BPOM dan Kemenkes untuk membuat panduan terkait regimen terapi obat dan kombinasi obat untuk penanganan COVID-19 kami harapkan dapat keluar dalam waktu dekat,” harapnya.

    Di tempat yang sama, Sestama BIN Komjen Pol Bambang Sunarwibowo mengungkapkan, penemuan formulasi kombinasi obat yang terbukti efektif menyembuhkan pasien Covid-19 merupakan salah satu keberhasilan kerjasama yang dilakukan BIN dan UNAIR untuk berusaha memutus rantai penyebaran Covid-19.

    Kombinasi obat ini, kata Komjen Bambang, diharapkan dapat dijadikan standar pemberian obat bagi pasien Covid-19, terutama di rumah sakit rujukan pemerintah dan juga rumah sakit lainnya.

    “BIN sudah melakukan rapat koordinasi dengan Kemenkes, BPOM, dan produsen obat untuk percepatan perijinan dan produksinya. Semuanya mendukung, saya sangat yakin karena ini demi pemulihan anak bangsa,” kata Komjen Bambang.

    Selain menemukan obat tersebut, sambung Komjen Bambang, kerjasama yang dilakukan BIN dan beberapa lembaga penelitian telah dihasilkan antara lain, tidak ada lagi antrean specimen suspect Covid-19 dan efektivitas terapi plasma convalescent pada LBM Eijkman, pembuatan rapid test oleh peneliti UGM bekerjasama dengan Universitas Mataram.

    Sementara untuk percepatan penanganan COVID-19, jelas Komjen Bambang, BIN telah memberikan bantuan kemanusiaan kepada beberapa rumah sakit rujukan COVID-19, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 BNPB, dan Kementerian Kesehatan dalam bentuk alat Kesehatan dan APD dan bantuan alat laboratorium COVID-19 kepada Lembaga Penelitian Biomolekular Eijkman, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga dan Pemerintah Kota Surabaya. “Pemberian bantuan alat laboratorium ini untuk meningkatkan efektifitas formulasi obat kombinasi untuk penanganan pasien COVID-19,” tegasnya.

    Komjen Bambang memastikan, semua yang dilakukan BIN bekerjasama dengan lembaga lain ini, sebagai upaya tindak lanjut atas arahan Presiden Jokowi terkait penerapan fase new normal di seluruh Indonesia.

    Dan, kehadiran Sestama BIN beserta jajaran kemarin di kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 merupakan arahan dari Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, untuk melakukan koordinasi, pengawasan dan pemantauan terhadap daerah-daerah yang masih dianggap rawan penyebaran wabah COVID-19.

    “Kami sudah memerintahkan seluruh jajaran di BIN, termasuk para Kabinda yang di daerah mereka masih berada di zona merah penyebaran COVID-19 untuk terus memonitor dan melaporkan setiap saat perkembangan yang terjadi di lapangan. BIN harus berada di garda terdepan dalam memutus rantai penyebaran virus COVID-19 ini. PSBB transisi ke fase penormalan baru ini harus dicermati semua pihak dan jangan sampai mengabaikan protocol COVID-19,” ujar Komjen Bambang.

    Komjen Bambang melanjutkan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 BIN terus gencar melakukan aksi Rapid Test massal di beberapa wilayah yang menjadi zona merah penyebaran COVID-19. Saat ini, BIN fokus memutus mata rantai di wilayah Jakarta dan Surabaya.

    “Dari 29 Mei hingga 11 Juni kemarin, lebih dari 26.000 warga mengikuti rapid test massal bantuan kemanusiaan BIN, dari jumlah rapid test tersebut ditemukan 2.629 yang reaktif dan setelah dilakukan swab test dan RT PCR terdapat 960 orang yang positif COVID-19. Angka ini menunjukkan bahwa penyebaran COVID-19 belum mengalami penurunan yang signifikan,” katanya.[TIM/RMCO/PBN]