Kategori: KESEHATAN

  • 5 WNA Menyusup Tengah Malam Melalui Jalan Tikus

    5 WNA Menyusup Tengah Malam Melalui Jalan Tikus

    PANDEGLANG, BANPOS – Kelima WNA asal Bangladesh yang terdapat dua orang Positif reaktif Rapid Test dievakuasi petugas kesehatan ke Jakarta untuk dilakukan karantina. Evakuasi tersebut dilakukan untuk mencegah adanya penyebaran COVID-19 di Kabupaten Pandeglang, namun sebelumnya sudah dilakukan pemeriksaan SWAB terhadap kelima WNA tersebut.

    Juru Bicara COVID-19 Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, Ahmad Sulaeman menuturkan, pihaknya sudah melakukan SWAB tes terhadap WNA, adapun hasilnya akan dikirim ke Balitbangkemenkes melalui Provinsi Banten.

    “Hari ini pihak Puskesmas dibantu oleh RSUD Berkah melakukan pemeriksaan SWAB, dan hasilnya ini dikirim ke Provinsi. Ke 5 WNA tersebut telah di Evakuasi meninggalkan Pandeglang menuju Jakarta pukul 15.00 sore dikirim ke Wisma Atlit, kami akan menunggu terhadap hasil swab ini terhadap lima orang ini, “ucap Sulaeman saat konferensi pers di Pendopo Pandeglang, kepada Banpos, Kamis (16/4).

    Ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dengan adanya informasi yang saat ini berkembang. Namun demikian, hingga saat ini pihaknya belum menyatakan status KLB untuk Kabupaten Pandeglang.

    “Masyarakat jangan panik, tim gugus akan terus memantau. Adapun mereka yang WNA itu katanya masuk ke Pandeglang itu lewat tengah malam. Kami tidak kecolongan, hanya saja mungkin masuk ke area yang belum dijaga atau melalui jalan tikus. Untuk KLB, kita belum mempertimbangkan ke arah sana,” kilahnya.

    Pihak Puskesmas sudah mulai mentraking dan mendapat kurang lebih 30 orang yang pernah melakukan kontak dengan WNA tersebut. Untuk di Menes ada sekitar 16 santri, di Majasari ada 15 santri yang kontak fisik, dan ini akan terus berkembang, karenanya akan lakukan rapid tes terhadap para santri ini.

    “Daerah yang pertama disambangi adalah daerah Menes, ternyata dari informasi yang kami dapat, sebenarnya mereka telah hadir sejak tanggal 4/5 April yang lalu. Masyarakat tidak menyadari karena memang kegiatanya untuk kali ini hanya di satu masjid, dan baru ketahuan pada hari Jumat tanggal 10 April ketika mengadakan solat Jumat,” katanya.

    Sulaeman menjelaskan, tanggal 11 april, tim gugus tugas di Kecamatan Menes mengunjungi lokasi para jemaah tablig, setelah diketahui dari Banglades, selanjutnya didata dan diarahkan supaya jangan kemana-mana karena akan dilakukan pemeriksaan, namun karena WNA tersebut ada kegiatan di tempat lain, tanggal 12 April sudah ada di Kecamatan Majasari.

    “Kemudian Tim Gugus Tugas yang ada di kecamatan Majasari sudah mengetahui dan memantau kegiatan mereka, tanggal 13 mereka masih di Majasari, tanggal 14 April dilakukan pemeriksaan ternyata 2 dari 5 ini Positif Rapid Test, dan langsung diberi tindakan untuk diisolasi di tempat tersebut sehingga kegiatan mereka terbatas,” ujarnya.(MG-02/PBN)

  • Reaktif  Rapid Test Covid-19, Dua WNA Sudah Seminggu di Pandeglang

    Reaktif Rapid Test Covid-19, Dua WNA Sudah Seminggu di Pandeglang

    PANDEGLANG, BANPOS – Sebelum menjalani rapid test, lima anggota Jamaah Tabligh asal Bangladesh memiliki riwayat perjalanan selama kurang lebih satu minggu di Kabupaten Pandeglang.

    Dua orang diantara rombongan tersebut, menunjukkan reaktif saat dilakukan Rapid Test Covid-19 di Kecamatan Majasari, Pandeglang, Selasa (14/4).

    Jubir Tim Gugus Tugas COVID-19 Pandeglang Achmad Sulaeman menjelaskan, mereka datang ke Banten diantar oleh warga asal Jakarta. Tujuan pertama, mereka itu datang ke Kecamatan Menes.

    “Di sana hampir tujuh sampai delapan hari, baru kemarin ke Majasari dan kita langsung koordinasi dan lakukan Rapid Test ternyata reaktif,” kata Sulaeman, kepada Banpos, Rabu (15/4/).

    Ia menyatakan, di Menes, mereka melakukan perjalanan ke Masjid-Masjid dan sempat bertemu dengan santri. Pengakuannya, pertemuan tidak dengan banyak orang dan tidak menonjol. Namun, memang ada kontak dengan beberapa warga lokal.

    “Tapi ada kontak dengan beberapa santri lain, keramaian nggak, paling perkumpulan kecil, “tutur Sulaeman.

    Rencananya, hari ini Tim Kesehatan Gugus Tugas Kabupaten Pandeglang akan melakukan Rapid Test kedua serta telah berkoordinasi dengan Imigrasi untuk penanganan WNA tersebut.

    “Hari ini, kami dari Tim Gugus Tugas Akan melakukan Rapid Test kedua. Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak Imigrasi, dan aka dilakukan penanganan selanjutnya,” tuturnya.(MG-02/PBN)

  • PDP Ciracas Terkonfirmasi Positif Setelah Meninggal Dunia

    PDP Ciracas Terkonfirmasi Positif Setelah Meninggal Dunia

    SERANG, BANPOS – Pasien Dalam Pengawasan (PDP) asal Ciracas, Y (43), yang meninggal pada Kamis (9/4) lalu terkonfirmasi positif. Hal ini diketahui setelah hasil tes Swab mendiang keluar pada Senin (13/4).

    Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, Pemkot Serang baru mengetahui hasil tes Swab tersebut sekitar pukul 16.00 WIB. Dari hasil tes tersebut, diketahui bahwa Y terkonfirmasi positif.

    “Tadi saya dapat informasi pukul 16.00 WIB. Jadi itu kasus PDP yang meninggal pada Kamis lalu. Karena kan saat meninggal belum keluar tesnya, sekarang sudah keluar PCRnya dan terkonfirmasi positif,” ujarnya melalui sambungan telepon.

    Ia mengatakan, sebagai tindak lanjut meningkatnya status mendiang, maka Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kota Serang akan melakukan penelusuran terkait dengan siapa mendiang berkontak, riwayat berobat dan riwayat perjalanan.

    “Karena memang baru hari ini kami mendapatkan informasi positifnya, maka kami akan menelusuri dari mana saja ia berobat. Apakah di Puskesmas, di rumah sakit mana, berkontak di mana. Ini akan kami cari tahu dan kami akan lakukan tes Swab kepada yang berkontak,” jelasnya.

    Selain itu, ia mengatakan bahwa beberapa petugas medis yang menangani pasien, termasuk pula istrinya, telah mengikuti rapid test. Namun Ikbal mengaku, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi dari hasil rapid test tersebut.

    “Semua sudah dilakukan rapid test, termasuk istrinya. Tapi sampai sekarang kami belum mendapatkan informasi dari hasil tes tersebut. Apakah ada yang reaktif ataupun tidak,” tandasnya.

    Untuk diketahui, saat ini Kota Serang mencatat tiga kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Kasus pertama diketahui pada Rabu (13/4) yang lalu. Selang satu hari kemudian, Kota Serang kembali mendapatkan sekaligus dua kabar yakni kasus kedua positif Covid-19 dan kasus pertama meninggal Covid-19. (DZH)

  • Reaktif Saat Rapid Test, PDP Asal Ciruas Ternyata Buruh Konveksi di Jakarta

    Reaktif Saat Rapid Test, PDP Asal Ciruas Ternyata Buruh Konveksi di Jakarta

    CIRUAS, BANPOS – Salah seorang warga Kecamatan Ciruas Desa Pamong, SP (22), terkonfirmasi reaktif berdasarkan hasil Rapid tes (RT) beberapa waktu yang lalu.

    Informasi yang didapatkan oleh BANPOS, SP berstatus Pasien dalam pengawasan (PDP) dan telah dirujuk ke Rumah sakit dr Drajat Prawiranegara (RSDP) Kabupaten Serang.

    SP pun telah melakukan rapid tes, dengan hasil reaktif. Sehingga statusnya sempat disebut menjadi positif pada Rabu (8/4) yang lalu, namun diklarifikasi menjadi hasil rapid test reaktif.

    Kemudian disebutkan bahwa esok harinya yakni Kamis (9/4), dilakukan Rapid tes kepada warga yang pernah melakukan kontak secara langsung dengan SP, target 17 orang di desa Pamong Kecamatan Ciruas.

    Humas RSDP Kabupaten Serang, drg Khoirul Anam membenarkan hal tersebut. Menurutnya, saat ini SP sudah dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU) Banten.

    “Sebelumnya sudah dirawat di RSDP, masuk tanggal 4 April. Kemudian dirujuk pada tanggal 6,” ujarnya, saat dikonfirmasi oleh BANPOS, Jumat (10/4) malam.

    Anam mengatakan bahwa SP sebelumnya SP merupakan buruh di sebuah konveksi yang beralamatkan di Jakarta Barat. Saat dirawat di RSDP, kata Anam, pasien memiliki beberapa keluhan.

    “Keluhannya sesak napas, batuk, pilek dan demam,” tuturnya.

    Sementara itu, juru bicara satuan Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Serang, drg Agus Sukmayadi, mengatakan hal yang sama. Ia pun berupaya mengonfirmasi ke pihak Puskesmas Kecamatan Ciruas melalui Kepala Puskesmas.

    “Info dari kepala Puskesmas Ciruas bahwa sebagian (informasi yang didapat BANPOS) benar. Hasil rapid test reaktif, bukan terkonfirmasi positif Covid-19,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Agus mengklarifikasi terkait informasi sebelumnya yang menyebutkan bahwa SP dinyatakan positif Covid-19. Menurutnya, positif yang dimaksud adalah hasil reaktif untuk rapid tes.

    “Positif yang dimaksud, hasil reaktif untuk rapid tesnya, bukan terkonfirmasi positif Covid-19 hasil pemeriksaan Swab PCR (Polymerase Chain Reaction atau tes swab),” jelasnya.

    Meski demikian, saat ditanyai perihal apakah pasien sudah dilakukan tes Swab atau belum, Agus mengatakan untuk hal tersebut perlu konfirmasi ke pihak RSU Banten.

    “Perlu konfirmasi ke RSU Banten,” tandasnya. (MUF)

  • 5 Hotel di Tangsel Siap Tampung Tenaga Medis Tangani Korona

    5 Hotel di Tangsel Siap Tampung Tenaga Medis Tangani Korona

    CIPUTAT, BANPOS – Pemkot Tangsel memastikan menyiapkan tempat penginapan di lima hotel bagi paramedis yang menangani Covid-19. Diharapkan dengan penyediaan tempat penginapan di hotel, mobilitas tenaga medis akan lebih mudah.

    Kepala Dinas Pariwsiata Tangsel, Dadang Sofyan menyampaikan sedikitnya ada lima hotel yang ada di Kota Tangsel rela untuk ditempati sementara bagi para medis yang menangani Covid-19. Di mana Tangsel membuka tempat untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang ada di Kawasan Pertanian Terpadu dan Pasien Dalam Pengawasan serta yang positif korona di RS Aria Sentra Medika. Oleh sebab itu ini bagian dari upaya Pemkot Tangsel memberikan kemudahan bagi para medis.

    “Kelima hotel itu Hotel Santika BSD, Hotel Grand Zuri, Hotel Soll Marina Serpong, Aviari Bintaro dan Hotel Santika Premiere Bintaro,” ujarnya.

    Untuk kesiapan sendiri Hotel Santika BSD yang menyatakan kapan saja menerima untuk melayani para tamu tenaga kesehatan. Bahkan segala pelayanan diberikan meliputi makan bagi mereka yang menginap di hotel ini.

    “Secara mental dan fisik untuk melayani tenaga kesehatan hanya Hotel Santika BSD yang paling siap. Maka dari itu manajemen hotel tersebut menunggu arahan lebih lanjut terkait teknis pelaksanaan,” tambah Dadang.

    Diharapkan dengan para medis dapat menginap di hotel mobilitas akan semakin mudah dan cepat. Sehingga penanganan Covid-19 diharapkan akan berjalan efektif dan segera mereda virus yang membahayakan ini.

    Executive & Public Relations Hotel Santika BSD Teraskota, Fanny Ratnari mengatakan Santika BSD Teraskota telah bersiap diri dengan menyediakan 145 kamar untuk tenaga medis dan paramedis.

    “Per 1 April 2020 Hotel Santika BSD sudah ditutup untuk umum, sehingga kapanpun tenaga medis datang kami sudah siap untuk kamar dengan total 145 kamar dengan tipe Superior dan Santika Suite,” ungkapnya.

    Hotel Santika BSD juga akan memberikan asupan makanan yang kaya akan gizi demi menjaga stamina para tenaga kesehatan selama beristirahat.

    “Untuk makanan, kami sediakan mulai dari breakfast, lunch, dan dinner. Semua kami siapkan didalam bento box dan dikirimkan ke setiap lantai kamar. Kita juga sudah menyiapkan menu rotasi makanan agar tidak bosan,” ujar Fanny.

    Setiap breakfast juga akan diberikan kasih jus dan setiap bento box dilengkapi dengan buah dan jajanan pasar.

    “Seperti biasa kita siapin nasi, daging bisa ikan, ayam, sapi, seafood), lauk pendamping, dan juga sayur,” kata Fanny.(BNN/PBN)

  • Satu Positif Korona Terkonfirmasi di Kabupaten Serang

    Satu Positif Korona Terkonfirmasi di Kabupaten Serang

    SERANG, BANPOS – Informasi terbaru peta identifikasi sebaran Covid-19 di wilayah Kabupaten Serang yang dirilis oleh Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 per 9 April 2020, menunjukkan ada seorang warga yang dinyatakan berstatus positif virus korona.

    Juru bicara Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Serang, drg Agus Sukmayadi membenarkan hal tersebut. Saat dikonfirmasi, ia mengatakan bahwa data yang dirilis oleh Pemerintah Provinsi dan data Kabupaten Serang sama dan benar ada salah seorang warganya yang terpapar Covid-19.

    “Data Provinsi dan data Kabupaten Serang sama dan benar, ada warga Kabupaten serang status Pasien dalam pengawasan (PDP) di RS Banten, yang terkonfirmasi positif,” ungkapnya, saat dihubungi oleh BANPOS, Kamis (9/4).

    Lebih lanjut ia mengatakan, warga tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan usia 75 tahun. Diketahui, warga berasal dari Kecamatan Kibin dan terkonfirmasi pernah menghadiri suatu acara di wilayah zona merah. Namun, saat ditanyai asal Kelurahan, Agus belum memberikan keterangan lebih lanjut.

    “(Dia) sudah pernah menghadiri suatu acara di Jakarta,” pungkasnya.

    Berdasarkan data yang terhimpun per 9 April 2020, di Kabupaten Serang terdapat seorang positif Covid-19, PDP empat orang, PDP sembuh sebanyak 8 orang, orang dalam pengawasan (ODP) sebanyak 344 orang, ODP selesai 270 orang dan PDP meninggal dua orang. (MUF)

  • Lawan Korona, Pemkab Lebak Siapkan Rp116,7 Miliar

    Lawan Korona, Pemkab Lebak Siapkan Rp116,7 Miliar

    LEBAK, BANPOS – Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Lebak, Budi Santoso menyatakan, Pemerintah Kabupaten Lebak siapkan anggaran Rp116,7 miliar untuk percepatan penanganan virus Covid-19.

    Menurut Budi, anggaran itu dialokasikan juga untuk jaring pengaman sosial dan penanganan dampak ekonomi hingga bulan Oktober 2020.

    “Secara bertahap sesuai pengajuan Gugus Tugas/Dinkes sudah kita keluarkan melalui manajemen kas daerah yang sebagian besar untuk APD dan disinfektan,” kata Budi saat dihubungi BANPOS, Kamis (9/4).

    Ia menjelaskan, anggaran tersebut sesuai dengan Instruksi Mendagri kepada Kepala Daerah untuk melakukan pengutamaan penggunaan alokasi anggaran kegiatan tertentu (Refocusing) dan perubahan alokasi anggaran melalui optimalisasi penggunaan belanja tidak terduga (BTT) yang tersedia dalam APBD 2020.

    “Refocusing dari Bankeu Rp5 miliar, refokusing dari kegiatan Dinkes Rp2,3 miliar dan penambahan BTT dari Rp5 miliar ditambah Rp94,4 miliar menjadi Rp99,4 miliar,” jelasnya.

    Belanja Tidak Terduga (BTT) kata Budi menegaskan, dipergunakan secara fleksibel sesuai dengan pengajuan rencana kebutuhan belanja (RKB) organisasi perangkat daerah (OPD) yang mengajukan.

    Sesuai dengan Instruksi dan Permendagri, refocusing Belanja Tidak Terduga secara umum digunakan untuk tiga poin penanganan prioritas.

    “Penanganan kesehatan dan hal-hal lain terkait kesehatan, penanganan dampak ekonomi dan penyediaan jaring pengaman sosial,” tandasnya.(CR-01/PBN)

  • Adem Sari Ching Ku Bantu Paket Kesehatan di Serang

    Adem Sari Ching Ku Bantu Paket Kesehatan di Serang

    Virus korona atau covid-19 di Indonesia sudah semakin mewabah. Bukan hanya di Jakarta yang menjadi episentrum penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok itu, tetapi sudah menyebar ke hampir seluruh Indonesia.

    Terbaru, Rabu (8/4/2020) data penyebaran virus korona sudah mencapai 2.956, sebanyak 240 kasus meninggal dunia. Untuk menanggulangi penyebaran virus korona, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya, baik secara medis, kebijakan ekonomi maupun menangani dampak sosial.

    Untuk mencegah penyebaran, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sudah menyetujui usulan Pemprov DKI Jakarta untuk melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

    Bukan hanya pemerintah, pihak swasta dan berbagai elemen masyarakat juga turut serta membantu pencegahan penyebaran virus korona, sesuai dengan kemampuan. Salah satu yang turut ambil bagian dalam kegiatan bakti sosial adalah PT Sari Enesis Indah, perusahaan yang memproduksi Adem Sari Chingku.

    Perusahaan yang berkantor di Jakarta tersebut menyerahkan bantuan ke fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas yang ada di Kota Serang dan Kabupaten Serang pada Rabu (8/4/2020). Selain itu, bantuan juga diserahkan ke Koramil Serang.

    Adapun yang menerima fasilitas kesehatan yang menerima bantuan adalah RSUD Drajat Prawiranegara Serang, RS Kencana Serang, Puskesmas Singandaru, Puskesmas Banten Girang, dan Puskesmas Kramat Watu.

    Bantuan diserahkan Area Sales dan Distribution Head Serang, Agus Mahmud. Di RSUD Drajat Prawiranegara, bantuan diterima oleh Hj. Ade Supriatini, S.Kep,Ns sebagai Kepala Seksi Etika Mutu Keperawatan, panitia penerima bantuan beserta staf. Sementara, bantuan untuk Rumah Sakit Kencana diterima Kepala Rumah Sakit Kencana, Mayor CKM dr. Muchlas Fahmi SpOG serta Kapten Siswono dan Agus Ilyas, SKM.

    Penyerahan bantuan diawali di RSUD Drajat Prawiranegara, Serang. Dilanjutkan dengan penyerahan bantuan di fasilitas kesehatan lainnya. Saat menhyerahkan bantuan, semua tim tidak lupa menjaga jarak dan menggunakan masker. Hal itu dilakukan, guna mencegah penyebaran virus korona.

    Area Sales dan Distribution Head Serang, Agus Mahmud mengatakan, penyerahan bantuan kepada fasilitas kesehatan merupakan bentuk dukungan perusahaan terhadap tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam penanggulangan dan pencegahan virus korona.

    “Setidaknya, bantuan ini dapat membantu meringankan beban petugas medis dalam menangani kasus virus korona di Serang. Kerja-kerja mereka dalam menanggulangi dan mencegah korona layak kami apresiasi. Kami dukung upaya tim medis dalam menangani korona,” kata Agus.

    Melalui upaya tim medis dan semua pihak yang turut membantu penanganan virus korona, Agus berharap, penyebaran korona di Indonesia bisa segera diatasi. “Mari bersama cegah korona, sesuai dengan peran masing-masing,” katanya.

    Kepala RS Kencana dr. Mayor CKM Muchlas Fahmi SpOG menyampaikan terima kasih atas bantuan nutrisi dari PT Sari Enesis Indah. Melalui bantuan berupa Adem Sari Chingku kaleng dan Adem Sari sachet diharapkan dapat meningkatkan semangat para tenaga medis dalam menangani pasien. (ADV)

  • PDP yang Meninggal Asal Ciracas, Bukan Kasus Positif di Unyur

    PDP yang Meninggal Asal Ciracas, Bukan Kasus Positif di Unyur

    SERANG, BANPOS – Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kota Serang mengonfirmasi bahwa salah satu pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di RSU Banten meninggal dunia. Pasien merupakan warga Ciracas, Kecamatan Serang.

    Hal ini sekaligus membantah kabar yang mengatakan pasien positif Covid-19 yang tinggal di Kelurahan Unyur telah meninggal dunia.

    “Benar bahwa terdapat salah satu pasien berstatus PDP meninggal dunia di RSU Banten. Pasien merupakan warga Ciracas. Inisial Y, bekerja swasta dan umur 43 tahun. Dikebumikan di Kaujon,” ujar Jubir Gugus Tugas, W. Hari Pamungkas, Kamis (9/4).

    Ia menegaskan bahwa pasien yang meninggal bukanlah pasien positif yang tinggal di Kelurahan Unyur. Diketahui bahwa pasien tersebut merupakan rujukan dari RS Siloam Tangerang.

    “Jadi bukan pasien yang ada di Unyur dan berstatus positif. Ini untuk menjawab kesimpang siuran yang ada di masyarakat. Jadi pasien PDP yang meninggal dan tinggal di Ciracas dan merupakan rujukan RS Siloam Tangerang,” ucapnya.

    Namun menurutnya, hingga saat ini dirinya belum mendapatkan hasil uji lab dari pasien tersebut.

    “Belum dapat dipastikan meninggal karena apa. Karena kami masih menunggu hasil lab dari mendiang. Namun untuk teknis pemakaman tetap mengikuti protokol pemakaman jenazah Covid-19,” tandasnya. (DZH)

  • Kasus Positif Korona Pertama Terkonfirmasi, Kota Serang Pecah Telor

    Kasus Positif Korona Pertama Terkonfirmasi, Kota Serang Pecah Telor

    SERANG, BANPOS – Kota Serang pecah telor, hal ini berdasarkan data Covid-19 Kota Serang, diketahui bahwa terdapat kasus terkonfirmasi positif di Kota Serang.

    Berdasarkan data tersebut, kasus positif ada pada seorang warga Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang.

    Saat dikonfirmasi, hal ini dibenarkan oleh Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal.

    Ia mengatakan bahwa informasi tersebut didapat oleh pihaknya setelah adanya konfirmasi dari Dinkes Provinsi Banten.

    “Benar. Pada pukul 16.00 WIB, kami mendapatkan informasi bahwa Kota Serang terkonfirmasi satu positif. Sekarang dirawat di RSU Banten,” ujarnya kepada BANPOS, Rabu (8/4).

    Sebagai tindak lanjut, Ikbal mengaku telah melakukan rapat koordinasi dengan seluruh Puskesmas yang berada di wilayah kerja Kecamatan Serang. Ia menginstruksikan agar segera melakukan tracking terhadap pasien tersebut.

    “Dengan siapa berkomunikasi, dimana kerjanya dan kemana saja ia berobat. Karena kan sebelum ke RSU Banten pasti pernah berobat dulu,” jelasnya.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Puskesmas Unyur, diketahui bahwa pasien sempat berobat di Puskesmas Unyur dan RS Budi Asih.

    “Masuk ke RSU Banten per tanggal 29 Maret kemarin. Sekitar seminggu dirawat di sana, dan hasilnya baru keluar tadi. Kami baru mendapatkan informasinya,” ucapnya.

    Ia pun mengaku secara kesehatan, Kota Serang telah memasuki status Kejadian Luar Biasa (KLB). Sebab, meskipun baru satu kasus terkonfirmasi, namun telah memenuhi kriteria UU wabah.

    “Jadi berdasarkan epidemologi, itu ada kriteria. Jadi berdasarkan keshatan, Kota Serang telah memasuki KLB. Nanti akan kami sampaikan kepada para pimpinan,” tandasnya. (DZH/PBN)