Kategori: KESEHATAN

  • Kesehatan Jadi Bahan Dagangan, Pemkot Pamer Penghargaan

    Kesehatan Jadi Bahan Dagangan, Pemkot Pamer Penghargaan

    HKN TANGERANG SELATAN: Wakil Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie bersama pejabat serta pegawai Dinas Kesehatan kota Tangerang Selatan terlihat melakukan foto bersama usai mengikuti acara Hari Kesehatan Nasional (HKN) kota Tangsel di Lapangan Kecamatan Pamulang, Kemarin.

    PAMULANG, BANPOS – Sejumlah keberhasilan dan penghargaan di bidang kesehatan terus didengung-dengungkan elit Pemkot Tangsel kepada masyarakat. Seperti dilakukan saat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55.

    Peringatan HKN digelar, Sabtu (16/11/2019) di Lapangan Kecamatan Pamulang, Jalan Siliwangi, Pamulang Barat, Pamulang, Tangsel.

    Bahkan peringatan berlangsung meriah itu menjadi ajang pembuktian Dinkes Tangsel atas segala capaian diraihnya.

    Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, keberhasilan Pemkot ditunjukkan, salah satunya oleh adanya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di setiap tahunnya.

    “IPM yang menjadi salah satu parameter tingginya angka harapan hidup di Tangsel,” jelas Benyamin.

    Selain itu, keberhasilan dibuktikan dengan perbaikan atas dua isu utama yaitu menurunnya angka stunting di Tangsel dan perbaikan terhadap jaminan ksehatan nasional.

    Benyamin mengatakan, sesuai dengan tema yang diusung, tentunya prestasi itu merupakan hal luar biasa, terutama dalam mewujudkan generasi sehat, Indonesia unggul.

    “Dengan target meningkatkan angka harapan hidup masyarakat,” imbuhnya.

    Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Deden Deni mengatakan, HKN ke-55 ini pihaknya memberikan bukti kepada masyarakat atas capaian yang telah diraihnya.

    “Salah satunya Kota Sehat Tingkat Wistara, yaitu penghargaan dengan tingkat puncak (tertinggi). Selain itu juga kita dapat penghargaan Kantin Sehat tingkat Nasional, dalam hal ini diwakilkan oleh kampus ITI,” tuturnya.

    Selain sederet penghargaan tersebut, pihaknya pun telah berhasil meningkatkan tingkat kepuasan pelayanan kesehatan, khususnya kepuasan masyarakat yang menikmati fasilitas Puskesmas.

    “Hal itu berdasarkan survei yang kami lakukan setiap tahunnya. Alhamdulillah tingkat kepuasan pelayananannya cukup tinggi,” ujar Deden.

    Sederet torehan prestasi itu, kata Deden, diharapkan dapat menjadi motivasi bagi pemerintah dan warga Tangsel.

    “Bahwa kepedulian terhadap kesehatan harus tetap diupayakan,” terangnya.

    Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Tangsel Iin Sofiawati menuturkan, dalam HKN kali ini, pihaknya juga memberi berbagai penghargaan bagi setiap pihak yang terlibat dalam mendukung atas sederet prestasi yang telah diraih.

    “Salah satunya pada lokus-lokus saat dilakukan verifikasi Kota Sehat. Selain itu penghargaan juga diberikan kepada ASN yang paripurna (pensiun), tenaga medis teladan, dan puskesmas berprestasi,” tuturnya.

    Selain itu, untuk meramaikan perayaan HKN kali ini, pihaknya juga menggelar berbagai lomba.

    “Selain lomba senam, adapula lomba inovasi puskesmas. Jadi masing-masing puskesmas saling berlomba menghasilkan inovasi baru dalam bidang pelayanan,” tandasnya. (bnn/pbn)

  • 2.500 Penduduk Kota Serang Derita Stunting, Kasemen Masih Favorit Dolbon

    2.500 Penduduk Kota Serang Derita Stunting, Kasemen Masih Favorit Dolbon

    Ilustrasi stunting dan gizi buruk (NET)
    Ilustrasi stunting dan gizi buruk (NET)

    SERANG, BANPOS – Masih ada sebanyak 2.500 masyarakat Kota Serang yang menderita stunting. Sementara, 5.54 persen atau sekitar 14 orang diantaranya merupakan penderita gizi buruk. Selain itu, permasalahan modol dikebon (Dolbon) juga masih banyak terjadi di sejumlah kelurahan di Kota Serang.

    Demikian disampaikan oleh Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal. Ia mengatakan, jumlah penderita stunting maupun gizi buruk tersebut, termasuk sangat kecil.

    “Memang sangat kecil, tapi kami berupaya untuk menurunkannya dan meniadakan gizi buruk ataupun stunting,” ujarnya kepada awak media, seusai peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Stadion Maulana Yusuf, Jumat (15/11).

    Menurutnya, permasalahan gizi buruk bukan hanya tanggungjawab dari pihaknya saja. Karena, pihaknya hanya melakukan penanganan sesuai dengan kewenangan. Sedangkan untuk bagian lainnya, akan berkoordinasi dengan pimpinan daerah agar melibatkan instansi terkait.

    “Misalnya daya beli masyarakat itu seperti apa, nanti kan ada OPD lain yang akan melakukan survey tersebut. Kemudian, kami juga akan memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) terhadap penderita gizi buruk. Sehingga, jumlah stunting atau gizi buruk di Kota Serang menurun,” tuturnya.

    Ikbal mengatakan, Kecamatan Kasemen merupakan daerah paling banyak menderita gizi buruk. Selain itu juga, kecamatan yang memiliki kawasan wisata reliji itu, juga termasuk sebagai kawasan kumuh dan dolbon.

    “Yang paling dominan itu di Kecamatan Kasemen. Baik gizi buruknya, kekumuhannya dan masih banyak juga yang buang air besar sembarangan,” jelasnya.

    Pemkot Serang menargetkan 2023 bebas stunting dan gizi buruk. Oleh karena itu, saat ini pemkot sedang menggalakkan pembangunan mandi cuci kakus (MCK) di setiap kampung di 67 kelurahan. Melalui Dana Alokasi Umum (DAU) tiap kelurahan ditekankan untuk membuat MCK minimal lima unit.

    Di tempat yang sama, Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan pihaknya telah menargetkan pada 2023 mendatang, Kota Serang bebas stunting dan gizi buruk serta dolbon. Oleh karena itu, Pemkot Serang akan membangun MCK, yang proses pengerjaannya dimulai pada 2020.

    “Jadi kami ini sudah mencanangkan dana kelurahan sebesar 5 persen dari APBD. Nantinya, dana tersebut akan dialokasikan juga untuk pembangunan MCK di setiap kampung. Melalui Dinkes serta kelurahan, dan akan ditekankan untuk membuat MCK,” ujarnya.

    Pembuatan MCK ini, lanjutnya, untuk meminimalisir dolbon maupun BAB di sembarang tempat lainnya, seperti pinggir sungai, saluran irigasi, bahkan di pinggir rel kereta api.

    “Dari dana itu kan bisa untuk pembangunan MCK di masing-masing kampung. Dan MCK ini memang harus ada, jadi tidak ada lagi masyarakat yang BAB sembarangan. Sehingga, Kota Serang bisa bersih, sehat dan masyarakatnya terbebas dari gizi buruk serta stunting,” katanya.

    Salah satu daerah yang masyarakatnya masih BAB di kebun dan saluran irigasi ujar dia, berada di Kelurahan Bendung, Kecamatan Kasemen. Oleh karenanya, pembangunan MCK masuk dalam program prioritas Pemkot Serang.

    “Ini juga merupakan program prioritas dari pemkot melalui Dinkes untuk bisa dibuatkan MCK. Sehingga ke depan masyarakat Kota Serang bebas dari buang air besar sembarangan,” ujarnya.

    Sedangkan, untuk penanganan stunting dan gizi buruk, kata dia, Dinkes Kota Serang telah memiliki klinik khusus untuk menanganinya.

    “Jadi kami punya klinik khusus yang menangani gizi buruk dan stunting. Ini penanganannya juga akan kami optimalkan, sehingga ke depan Kota Serang bebas dari stunting dan gizi buruk,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Tolak Kenaikan Iuran, Buruh Gruduk Kantor BPJS

    Tolak Kenaikan Iuran, Buruh Gruduk Kantor BPJS

    Ratusan Buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SPSI) melakukan aksi unjuk rasa didepan kantor BPJS Cabang Tigaraksa, menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan, Kamis (14/11).

    CIKUPA, BANPOS – Ratusan Buruh melakukan aksi unjuk rasa didepan kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) cabang Tigaraksa di Jalan Raya Pemda, Desa Sukamulya, Kecamatan Cikupa, Kamis (14/11). Ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SPSI) menolak kenaikan iuran BPJS dan meminta perbaikan pelayanan BPJS

    Ketua Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, Imam Sukarsa mengatakan, dalam aksi kali ini, pihaknya menolak kenaikan iuran BPJS. Menurutnya, keputusan itu sangat membebani masyarakat, ditambah dengan adanya denda dan penagihan secara paksa seperti finance yang menggunakan depkolektor.

    “Ada 150 buruh yang sedang melakukan unuk rasa. Hari ini saya sampaikan terkait kenaikan iuran BPJS yang dimulai pada 01 Januari 2020 mendatang, kami merasa sangat keberatan. Ditambah adanya isu bilamana ada masyarakat yang tidak mampu bayar akan ditarik oleh kolektor, “ kata Imam, Kamis (14/11).

    Imam menuding, pola pembiayaan BPJS akan sama dengan finance swasta atau leasing sehingga akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Selain itu, peserta BPJS juga terkadang dikesampingkan oleh pihak RS, agar hal itu tidak terjadi lagi, pihaknya meminta BPJS diperbaiki dan melakukan evaluasi, agar RS bisa memberikan pelayanan yang baik kepada peserta BPJS.

    “Jangan jadikan BPJS kesehatan sebagai agen asuransi yang mengeploitasi pesertanya, tanpa memberikan pelayanan terbaik. Kami menuntut adanya perbaikan terhadap pelayanan BPJS Kesehatan. Memang terkait kebijakan tersebut BPJS cabang Tigaraksa tidak bisa memutuskan, paling tidak ada hal yang perlu diperbaiki, “ tegasnya.

    Salah satu anggota SPSI, Susilo, menambahkan, menurutnya percuma bayar tetapi seakan-akan seperti tidak membayar iuran. Pasalnya peserta BPJS tidak dilayani dengan baik oleh RS, Susilo menceritakan, bahwa pernah terjadi peristiwa yang menimpa anak kerabatnya yang meninggal karena tidak dilayani ketika menggunakan kertu BPJS.

    “Ada kejadian anggota kami. Anaknya ini meninggal karena tidak terlayani dengan memakai BPJS Kesehatan dengan alasan NICU tidak ada. Tetapi ketika membayar menggunakan uang cash pribadi baru dilayani, maka dari itu perlu dilakukan evaluasi terhadap pelayanan dari RS dan respon dari BPJS Kesehatan, “ katanya.

    Sementara itu, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Cabang Tigaraksa, Shanti Lestari membenarkan terkait adanya kenaikan tariff iuran BPJS Kesehatan. Namun menurutnya, hal itu masih dalam pembahasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

    Shanti juga membatantah, terkait isu penarikan penunggakan iuran BPJS menggunakan kolektor. Pasalnya, BPJS Kesehatan membentuk kader Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk mensosialisasikan BPJS Kesehatan, Mengingatkan masyarakat tentang iuran BPJS dan membantu pendaftaran peserta BPJS Kesehatan.

    “Hal itu masih dibahas oleh DPR RI, kita tunggu saja perkembangannya. Terkait Kader JKN merupakan petugas yang ditunjuk dari desa dan mereka bukan collector. Dan kami juga punya bekerjasama dengan pihak serikat buruh dalam keanggotaan JKN, kami punya group dengan serikat pekerja agar kalau ada keluhan dari pihak buruh atau anggota bisa kami respon dengan maksimal, “ kata Shanti (bnn/pbn)

  • Miris, Ribuan Warga Cilegon Masih Dolbon

    Miris, Ribuan Warga Cilegon Masih Dolbon

    Salah satu jamban luar ruangan yang biasa digunakan warga

    CILEGON, BANPOS – Kota Cilegon sering disebut-sebut sebagai kota industri. Ini lantaran disana banyak berjejer industri mulai dari yang berskala lokal, nasional, sampai international. Bahkan Cilegon juga kerap disebut kota petro dolar. Ini dikarenakan usaha apapun di kota baja ini bisa menjadi uang.

    Namun sungguh miris jika di kota itu masih ada warga yang belum mempunyai jamban. Sehingga mereka akhirnya buang hajat di area terbuka di sekitar kebun atau sering disebut dolbon.

    Selain itu, juga sudah mendapatkan predikat Smart City, namun ribuan warga Kota Cilegon masih melakukan Buang Air Sembarangan (BAB) di kebun alias dolbon.

    Dari delapan kecamatan, justru Kecamatan Ciwandan yang notabene nya disebut sebagai daerah industri, menjadi kecamatan yang warganya terbanyak melakukan dolbon.

    Ketua Umum penggiat lingkungan hidup dari Yayasan Banten Antisipator Lingkungan Hidup Indonesia (Balhi), Heri JB mengatakan, dari data yang dipegang Balhi sekitar 3 ribu jiwa warga Cilegon masih BAB sembarangan dan itu perlu kerja maksimal untuk merubah mindset warga agar tidak dolbon sembarangan. 

    “Dari data yang kita punya ada 3 ribu jiwa yang masih memanfaatkan kebun sebagai media buang hajat dan untuk itu peran serta semua pemangku kebijakan untuk merubah mindset masyarakat agar mengedapankan pola hidup sehat,” katanya, Kamis (14/11).

    Yang paling aneh lanjut Heri JB, warga yang masih melakukan buang hajat itu yang paling banyak ada di Kecamatan Ciwandan yang mana notabene di Kecamatan itu banyak industri berskala Internasional disusul di Kecamatan Jombang yang notobene sebagai pusat pemerintahan.

    “Untuk di Kecamatan Ciwandan dari data kita ada sekitaran 500 jiwa yang masih dolbon, disusul Kecamatan Jombang sekitar 430 jiwa dan sisanya tersebar di Kecamatan lain yang ada di Kota Cilegon,” tuturnya.

    Kalau tidak dibenahi lanjut Heri, ini menjadi preseden buruk bagi Kota Cilegon. Oleh karena itu, ia berharap OPD terkait di Kota Cilegon bekerja sama melakukan pembenahan.

    “Kalau hal ini tidak di mbenahi bersama-sama baik Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan pemangku kebijakan ini bakal menjadi preseden buruk Kota Cilegon untuk menuju Kota sehat,” tandasnya. 

    Sementara itu, Sekretaris Pokmas Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan Marhani mengaku diwilayahnya masih banyak warga masih buang air besar di kebun. 

    “Disini masih banyak warga yang melakukan dolbon (modol di kebon atau buang air besar di kebun),” kata Marhani.

    Marhani menjelaskan, pada tahun ini pihaknya membangun limabelas jamban utuk limabelas keluarga. 

    “Ini salah satu kegiatan DPW Kel pada termin kedua. Jambanisasi ini dilakukan di Lingkungan Ragreg dan Cipaot. Lingkungan tersebut berada di perbatasan dengan Mancak, Kabupaten Serang, ” jelas Marhani.

    Menurut Marhani, jumlah warga yang belum mempunyai jamban sebenarnya cukup banyak. Kalau dihitung bisa jadi lebih dari seratus KK. 

    “Tahun depan kita ajukan jambanisasi untuk 50 KK. Supaya bisa cepat selesai, ” ujar laki-laki yang juga menjabat Ketua Karang Taruna Kelurahan Kepuh ini.

    Marhani berharap, melalui program DPW Kel tersebut jambanisasi bisa membantu masyarakat yang benar-benar tidak mempunyai jamban. 

    “Lah ngambil air aja ngunjal kang. Mau gimana. Namanya doang deket industri. Tapi kenyataannya kan memang seperti itu,” imbuhnya. (LUK/RUL)

  • Dewan Sebut Makan Singkong Bukan Solusi

    Dewan Sebut Makan Singkong Bukan Solusi

    Anggota DPRD Kota Serang Fraksi Nasdem, Pujiyanto
    Anggota DPRD Kota Serang Fraksi Nasdem, Pujiyanto

    SERANG, BANPOS – Defisit pangan sebanyak 20 ribu ton pertahun, disebut memalukan oleh Ketua Komisi II DPRD Kota Serang, Pujiyanto. Karena, Kota Serang memiliki lahan pangan yang sangat potensial.

    “Ini sangat memalukan (Pemkot), apalagi sampai kekurangan pangan itu. Padahal di Kota Serang tidak ada industri, kecuali di Kabupaten Serang baru itu wajar,” ujarnya kepada awak media saat ditemui di DPRD Kota Serang, Jumat (8/11).

    Menurutnya, tugas dari Pemkot Serang untuk dapat segera mencari solusi atas defisit pangan yang terjadi itu. Karena pangan merupakan kebutuhan masyarakat.

    “Saya sebagai anggota DPRD harus mengingatkan Pemkot Serang untuk mencarikan solusi, jadi nanti apa yang bisa ditawarkan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat,” tuturnya.

    Ia menjelaskan, defisit pangan tersebut bukan disebabkan oleh menyusutnya lahan pertanian, namun karena kurang produktifnya lahan pertanian yang ada di Kota Serang. Padahal lahan pertanian yang ada cukup bagus.

    “Ketika saya ke Cianjur, lahan kecil juga bisa produktif. Misalkan satu lahan itu bisa panen lebih dari tiga kali. Sementara di Kota Serang perlu inovasi bagaimana bisa memanfaatkan lahannya,” terangnya.

    Namun ia mengaku, apabila memang tidak produktif ia mendukung peralihan lahan pertanian dijadikan bangunan perubahan dan lain sebagainya. Maka dari itu perlu adanya kajian untuk memastikan lahan tersebut produktif atau tidak.

    “Kalau sudah ada kajiannya, apakah lahan tersebut produktif maka silahkan dilanjutkan jadi lahan pertanian, tapi kalau tidak produktif tidak apa-apa jadi perumahan,” ucapnya.

    Selain itu, ia juga menampik program satu hari dalam satu minggu memakan singkong, sebagai solusi tepat untuk mengatasi defisit pangan. Menurutnya, itu tidak menyelesaikan permasalahan defisit pangan.

    “Itu bukan solusi, tanpa ada Perwal seperti itu pun kita pasti makan. Makanya harus cari solusi yang tepat,” tandasnya. (DZH)

  • Kampanyekan Anti Narkoba, Bupati Serang Senam Bareng Pemuda

    Kampanyekan Anti Narkoba, Bupati Serang Senam Bareng Pemuda

    Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah berfoto bersama usai melakukan senam bersama pemuda dalam rangka mengkapanyekan anti narkoba di Kecamatan Baros, Jumat (25/10/2019)

    BAROS , BANPOS – Kasus peredaran narkoba selalu melibatkan kalangan pelajar atau pemuda. Oleh sebab itu, Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah meminta seluruh pemuda untuk kampanye anti narkoba secara masif mulai dari tingkat Kabupaten hingga Desa.

    Tatu menegaskan, Pemerintah Kabupaten Serang saat ini sedang melawan peredaran narkoba di wilayahnya, dengan mengajak seluruh masyarakat termasuk pemuda untuk deklarasi anti narkoba.

    “Peredaran narkoba semakin masif dan mengkhawatirkan generasi muda. Oleh karena itu, harus mulai  perhatikan anak-anak jika ada perubahan sikap untuk segera  konsultasi,” ungkapnya kepada awak media, usai senam bersama ratusan warga di Lapangan Baros, Jumat (25/10).

    Dia juga menilai, Kabupaten Serang memiliki letak Daerah yang biasa digunakan transit saat menuju  ke arah Jakarta atau Sumatera . Sehingga, Ia khawatir akan menjadi  tujuan pasar pengedar Narkoba. “Melalui event Baros Festival tersebut mengajak masyarakat menjauhi narkoba,” terangnya.

    Diketahui, Pemkab Serang terus berupaya mencegah pengguna dan pengedar narkoba di kalangan pelajar melalui  pembentukan satgas anti narkoba yang melibatkan OSIS dan Guru BP.

    “Diluar sekolah, Kami minta perangkat Desa dan Kecamatan untuk sosialisasi jenis narkoba yang beredar agar masyarakat tahu jenis narkoba,” terangnya.

    Tatu juga mengapresiasi pemuda Baros yang melakukan sosialisasi secara kreatif. Menurutnya, melalui event Baros Festival bisa mendorong pemuda di Kecamatan lainnya untuk turut serta adakan kegiatan.

    “Ini kegiatan yang sangat bagus terdapat pameran UMKM, Olahraga, dan deklarasi pemuda anti narkoba,  Kami akan dorong seluruh Camat agar pemudanya melakukan event yang meriah disetiap Kecamatannya.” jelasnya.

    Sementara itu, Ketua Pelaksana Baros Festival, Eneng Sa’diyah, mengatakan bahwa kegiatan tersebut turut mengajak seluruh pemuda untuk mendeklarasikan diri menjauhi narkoba. “Selain ini, Kami sering lakukan kegiatan pengajian dan bakti sosial bersama pemuda  lainnya,” ungkapnya.

    Ia pun mengaku, bahwasanya Baros merupakan salah satu Kecamatan yang masuk zona merah. Oleh karena itu, kegiatan rutin dilakukan bisa berdampak pada kesadaran masyarakatnya untuk menjauhi barang haram tersebut. “Optimis Baros bisa segera keluar zona merah,” tandasnya. (MUF/AZM)

  • RSUD Kota Cilegon di Survey Verifikasi KARS

    RSUD Kota Cilegon di Survey Verifikasi KARS


    CILEGON, BANPOS – Untuk menghadapi akreditasi pada 2020 mendatang, Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) lakukan survey verifikasi ke-2 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Cilegon dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan standarisasi yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Rabu (23/10).

    Akreditasi rumah sakit merupakan pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi dalam hal ini KRAS yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan sebagaimana disebutkan dalam Permenkes No.12 tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit.

    Plt Direktur RSUD Kota Cilegon Hanna Johan mengatakan rumah sakit wajib melakukan akreditasi dalam upayanya meningkatkan mutu pelayanan secara berkala setiap 3 (tiga) tahun sekali.

    “Pada intinya seluruh rumah sakit harus terakreditasi, dimana semua pelayanan itu harus terstandar, dimana standar itu ditetapkan oleh komite akreditasi untuk meningkatkan mutu pelayanan pada pasien dan keselamatan pasien,” kata Hanna.

    Sebelumnya pada tahun 2017, tutur Dr Hanna, RSUD Kota Cilegon telah meraih akreditasi dengan hasil penilaian paripurna. Akreditasi wajib bagi semua rumah sakit baik rumah sakit publik milik pemerintah maupun rumah sakit privat milik swasta atau BUMN.

    “Setiap tahun kita di verifikasi, 2018 sudah di verifikasi, nah sekarang verifikasi di tahun 2019 yaitu yang kedua untuk menghadapi akreditasi tahun 2020. Nanti di cek semua berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan. Artinya jika ada penurunan, kemungkinan akreditasinya bisa di cabut,” tuturnya.

    Sementara itu, Ketua Akreditasi RSUD Kota Cilegon, Meisuri mengatakan indikator yang dinilai pada verifikasi yang dilakukan KARS ini yaitu terkait dengan bidang manajemen, bidang perawatan, dan bidang medis.

    “Ini kan untuk meningkatkan mutu di rumah sakit, jadi sebenarnya verifikasi ini adalah hasil dari apa yang kita kerjakan,” ujarnya.

    Akreditasi, lanjut Meisuri, seharusnya bukan merupakan momok bagi setiap rumah sakit yang merupakan tempat pelayanan publik.

    “Akreditasi ini untuk mengevaluasi dan melihat apa yang sudah kita kerjakan, sudah sesuai dengan standarisasi atau belum. Hal ini justru membantu memberikan penilaian dalam mutu pelayanan di rumah sakit,” tandasnya. (LUK/RUL)

  • Alhamdulillah, Bayi yang Dibuang Akhirnya Punya Orang Tua Angkat

    Alhamdulillah, Bayi yang Dibuang Akhirnya Punya Orang Tua Angkat

    Walikota Serang Syafrudin didampingi Ketua P2TP2A Kota Serang Ade Jumaiyah menyerahkan bayi yang dibuang kepada orang tua angkatnya di RSUD Banten, Jumat (18/10/2019)

    CIPOCOKJAYA , BANPOS – Bayi yang beberapa hari lalu ditelantarkan oleh orang tuanya, akhirnya mendapatkan orang tua angkat yang baru. Berdasarkan seleksi, dari 72 pasangan yang berminat mengadopsi, pasangan Ari James Faridi dan Fitriyani yang berhak mengasuh anak itu.

    Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan bahwa seleksi yang dilakukan oleh pihak Pemkot Serang beserta instansi terkait lainnya, telah menjatuhkan pilihan kepada Ari dan Fitriyani karena beberapa pertimbangan.

    “Yang dipilih itu yang pertama adalah mereka yang belum memiliki anak selama 12 tahun menikah. Lalu secara ekonomi mereka mapan, punya tanggung jawab yang tinggi baik secara moral maupun fisik, dan memiliki keinginan yang tinggi untuk memiliki anak,” ujarnya di RSUD Banten, Jumat (18/10/2019).

    Plt. Dirut RSUD Banten, Danang Hamsah Nugroho, mengatakan bahwa kondisi bayi sudah stabil, dan sudah dapat dibawa pulang.

    “Kalau untuk persyaratan dari RSUD itu sudah selesai ya. Karena kewajiban kami disini adalah pada saat daruratnya saja. Dan saat ini sudah stabil. Sisanya diserahkan kepada P2TP2A untuk syarat administrasi lainnya,” tuturnya.

    Orang tua angkat bayi, Ari, mengatakan bahwa ini merupakan yang kedua kalinya mereka mengajukan diri sebagai orang tua angkat. Namun, baru kali ini mereka berhasil memenuhi syarat sebagai orang tua angkat.

    “Alhamdulillah ini merupakan anugrah dari Allah bagi kami. Dan alhamdulillah pak wali telah mempercayakan kepada kami untuk mengurus anak ini, setelah melalui berbagai tahapan. InsyaAllah kami akan amanah,” tandasnya. (DZH)

  • Aetra Tangerang Ajak Budayakan Cuci Tangan

    Aetra Tangerang Ajak Budayakan Cuci Tangan

    Ratusan murid SDN Cangkudu IV, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang dikenalkan pola hidup sehat dalam peringatan hari cuci tangan sedunia, kemarin. FOTO ISTIMEWA

    TANGERANG, BANPOS – Dalam memperingati Hari Cuci Tangan se-dunia 2019, PT Aetra Air Tangerang bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang menggelar Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun di SDN Cangkudu IV, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Selasa (15/10/2019). Kampanye cuci tangan pakai sabun diikuti ratusan murid sekolah dasa tersebut.

    Presiden Direktur PT Aetra Air Tangerang, Hari Yudha Hutomo menyampaikan, kegiatan kampanye ini digelar karena Aetra Tangerang menyadari betapa pentingnya mencuci tangan bagi kesehatan masyarakat.

    “Menjaga kebersihan tangan adalah salah satu langkah terpenting untuk menghindarkan dari penyakit serta menularkan penyakit pada orang lain. Manfaat mencuci tangan bagi kesehatan telah banyak diketahui, tapi sayangnya masih banyak yang belum melakukan cuci tangan secara benar,” ungkap Hari Yudha.

    Mencuci tangan secara benar memang tak cukup hanya asal membasahi tangan. Tapi harus dilakukan dengan menggunakan sabun serta air bersih yang mengalir. Ada tujuh langkah yang harus diikuti dengan benar jika ingin mendapatkan manfaat kesehatan dari mencuci tangan secara maksimal.

    Dalam kegiatan itu ratusan murid diajarkan bagaimana cara mencuci tangan yang benar. Hari Yudha menilai pemilihan SDN Cangkudu IV menjadi lokasi yang tepat dalam pelaksanaan Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun. Karena murid sekolah dasar menjadi usia yang paling rentan terhadap sakit.

    Anak pada usia sekolah dasar, menurut Hari, sangat aktif. Saat bermain mereka dapat menyentuh ataupun memegang benda-benda yang mungkin kotor atau mengandung organisme penyebab penyakit. Karenanya, lanjut Hari, menjadi sangat penting untuk mengajarkan mereka cara mencuci tangan dengan benar agar mereka dapat terhindar dari penyakit.

    “Perlu menanamkan kesadaran akan pentingnya kebersihan diri sejak dini agar anak-anak dapat menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Hari Yudha.

    Dengan diadakannya kegiatan kampanye ini, diharapkan kesadaran masyarakat, khususnya para murid akan pentingnya mencuci tangan dengan sabun usai beraktivitas akan meningkat. Selain itu, bisa meningkatkan taraf kesehatan murid melalui buaya prilaku hidup bersih dan sehat.

    “Kami harap murid-murid memahami dan menerapkan kebiasaan mencuci tangan yang baik dan benar sebagai metode paling efektif untuk mencegah sakit dan penularan penyakit,” tandas Hari Yudha.(ODI/pbn)

  • Mencintai Sosok Seorang Joker

    Mencintai Sosok Seorang Joker

    “Orang Jahat adalah Orang Baik Yang Tersakiti.”

    Kutipan kalimat tersebut sering kita dengar akhir-akhir ini. Beberapa dibentuk menjadi Meme, dan adapula yang memplesetkannya menjadi kalimat yang mirip, seperti “Mantan Jahat adalah Mantan Baik Yang Tidak Mengundang Nikahan.”

    Kalimat tersebut diketahui merupakan kutipan dari film Joker. Sosok musuh Batman yang akhirnya memiliki film sendiri, setelah sebelumnya diangkat kisah kekasihnya dalam film Suicide Squad.

    Entah pesan apa yang diinginkan oleh pembuat film Joker tersebut, yang pasti, sosok Joker saat ini seolah dianggap memukau, bahkan terlihat seolah-olah membuat masyarakat merasa simpati terhadapnya.

    Joker sendiri diketahui merupakan salah satu musuh bebuyutan Batman yang merupakan manusia biasa namun psikopat. Walaupun psikopat, namun dalam cerita tersebut juga dimunculkan sisi cinta, dimana sosok Harley Quinn menjadi pasangan yang mencintai Joker apa adanya, walaupun dibalas dengan gaya ala psikopat yang cuek.

    Namun apakah mungkin psikopat layaknya Joker dapat memiliki orang yang mencintai dan dicintainya?

    Mengapa Joker Memukau?

    Ada kutipan menarik dalam “Why Vampires Never Die”, esai yang ditulis oleh Guillermo Del Toro bersama Chuck Hogan dan tayang di New York Times pada 2009 lalu: “Monster, sebagaimana malaikat, diciptakan demi kebutuhan kita sendiri,” dilansir dari Tirto.

    Esai tersebut menjelaskan mengapa sosok monster penuh teror seperti vampir—yang basis kisahnya dalam literatur diciptakan oleh John William Polidori pada 1819 silam lewat “The Vampyre”—dapat pula dijumpai di nyaris setiap kebudayaan. Dalam mitologi Hindu India, ada Vetala. Di China ada Ching Shih. Di Rumania terdapat Strigoi.

    Vampir, masih seturut esai tadi, bisa jadi merupakan sosok yang berasal dari ingatan manusia sebagai primata. Ditinjau dari konteks kehidupan prasejarah, vampir memenuhi kebutuhan kanibalistik manusia. Setelah manusia hidup dalam peradaban yang lebih baik, sosok vampir dikekalkan sebagai penanda bahwa konstruksi sosial dengan seperangkat normanya mewajibkan manusia mengekang hawa nafsu.

    Joker, sebagaimana vampir dalam pengertian Del Toro, menjadi menarik karena ia dianggap mampu mewakili sisi jahat manusia yang disembunyikan di balik ketiak normalitas. Namun utamanya, ia adalah simbol perlawanan yang muncul akibat hidup tidak berlaku adil. Lewat pemerian semacam itulah Joker menjadi pribadi yang anti-sosial, nihilistik, serta berhasrat memperlihatkan bahwa siapa saja bisa menjadi dirinya.

    Sebagaimana yang dikatakan Joker kepada Batman dalam The Dark Knight: “Aturan moral mereka (masyarakat) adalah lelucon yang buruk. Lenyap sejak masalah muncul. Mereka hanya akan menjadi baik sebagaimana yang diinginkan dunia. Lihatlah, akan kuperlihatkan. Ketika segala hal berantakan, uh, orang-orang beradab ini akan saling memakan satu sama lain.”

    Riset Tentang Cinta Psikopat

    Melansir dari beritatagar, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan, psikopat hanya tertarik pada mereka yang juga memiliki karakter serupa dengan mereka.

    Penelitian tersebut menjelaskan psikopat pada umumnya, meskipun mereka manipulatif paling ulung, tetap akan memperlihatkan sifat-sifat yang membuat orang normal tidak tertarik untuk mendekati atau menjalani hubungan romantis.

    “Temuan kami melihat bahwa psikopat akan tertarik dengan sesama psikopat,” jelas penulis studi pada jurnal yang dipublikasikan Journal of Personality.

    “Sampai dengan saat ini, telah ada sedikit bukti sistematis mengenai pertanyaan apakah orang-orang secara khusus tertarik pada individu yang psikopat. Jika benar demikian, ciri-ciri dan kepribadian seperti apa yang membuat psikopat tertarik,” imbuhnya.

    Tim peneliti melibatkan 696 partisipan. Mereka diminta untuk membayangkan seorang perempuan dan laki-laki yang muda dan rupawan.

    Lalu, peneliti meminta para partisipan untuk membeberkan 70 karakter pasangan impian untuk membangun keluarga.

    Peneliti menemukan, kebanyakan partisipan tanpa disadari memilih karakter yang dikelompokkan peneliti sebagai faktor pertama dari kepribadian psikopat, yakni menarik, manipulatif, dan kurang empati, ketimbang karakter psikopat faktor dua, yaitu impulsif dan tidak bertangggung jawab.

    Namun, secara keseluruhan, peneliti melihat bahwa psikopat sama sekali tidak punya minat ketertarikan asmara.

    Hal menarik diungkapkan oleh peneliti, partisipan yang cenderung memiliki sifat psikopat secara natural tertarik dengan orang yang juga berkarakter mendekati dengan mereka sebagai pasangan ideal.

    Tambahan lainnya, peneliti menjelaskan, laki-laki cenderung mudah jatuh hati pada perempuan yang diduga berkepribadian psikopat ketimbang sebaliknya.

    “Penemuan kami memperlihatkan preferensi tertarik pada pasangan psikopat cenderung lebih rendah. Namun, para psikopat memperlihatkan rasa tertarik pada mereka yang juga cenderung psikopat dalam hubungan asmara,” jelas penelitian yang ditulis oleh Ashley L. Watts dan rekan kerja dari Emory University, Amerika Serikat.

    Para peneliti menegaskan, hasil temuan mereka ini belum bisa dibilang aktual karena masih membutuhkan studi tambahan serta penunjang lainnya.

    Australian National University mengungkapkan bahwa tidak sulit untuk mendeteksi seorang psikopat di sekitar Anda.

    Amy Davel dari ANU Research School of Psychology mengatakan, kelemahan psikopat adalah mereka kesulitan dalam membaca emosi berdasarkan ekspresi wajah.

    Jadi, psikopat tidak cepat tanggap mengartikan ekspresi wajah saat seseorang merasa sedih dan takut. Sebab, pada dasarnya psikopat memang tidak mempunyai empati pada orang-orang di sekelilingnya.

    Davel mengatakan, orang normal pastinya akan merasa sedih saat melihat atau mengetahui tentang sebuah tragedi. Bahkan, terdorong untuk membantu. Respons yang demikian tidak akan Anda temui pada orang yang memiliki spektrum psikopat yang tinggi.

    Kelemahan psikopat, menurut hasil studi terkait, hanya terlihat pada ketidakmampuan menunjukkan atau mengidentifikasikan kesedihan dan ketakutan.

    “Mereka ditemukan mampu membaca emosi lainnya, seperti amarah, bahagia, dan penolakan,” pungkas Davel mengenai hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Personality Disorder: Theory, Research, and Treatment. (TRT/BRT/PBN)