Kategori: KESEHATAN

  • Tekan Stunting Dengan ASI Ekslusif

    Tekan Stunting Dengan ASI Ekslusif

    TANGERANG, BANPOS – Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif bagi bayi dapat mencegah kasus stunting, sehingga dapat menurunkan angka kasus secara signifikan. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinkes Kabupaten Tangerang, Achmad Muchlis, dalam seminar bertajuk ‘Bersama-sama Dukung Ibu, Sukses Menyusui dan Bekerja’.

    Seminar tersebut merupakan rangkaian peringatan Pekan ASI Sedunia. Diketahui, Pekan ASI Sedunia merupakan Gerakan Menyusui secara global dan menyediakan dukungan untuk para ibu, agar bisa menyusui di mana saja.

    Terlebih, ASI menjadi sangat penting bagi perkembangan bayi, khususnya pada enam bulan pertama pascakelahiran, karena mengandung zat penting yang disebut ASI Eksklusif.

    “Kegiatan seminar ini memiliki tujuan berupa meningkatkan pengetahuan tentang ASI, manfaat ASI dan keterkaitan ASI dengan tumbuh kembang anak. Seluruh kader dan petugas kesehatan sangat penting untuk mengikuti seminar ini agar bisa menerapkan dan membagikan ilmu kepada masyarakat khususnya ibu menyusui,” ujar Achmad Muchlis di GSG Kabupaten Tangerang, Selasa (8/8).

    Achmad Muchlis menyebutkan bahwa ASI eksklusif memberikan seluruh kebutuhan bayi dengan sempurna. Dengan begitu, kasus stunting dapat mengalami penurunan apabila balita mendapat ASI yang tepat.

    “Upaya untuk percepatan penurunan stunting salah satunya pemberian ASI, di 6 bulan pertama pasca kelahiran atau ASI Eksklusif. Maka dari itu untuk ibu menyusui, baik pekerja atau ibu rumah tangga, jangan sampai melewatkan waktu tersebut karena sangat banyak manfaat yang akan didapat oleh balita maupun ibunya sendiri,” ucapnya.

    Wakil ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Tangerang, Nina Lisnawati Romli, pada sambutannya menyebutkan bahwa poin penting dalam perkembangan kesehatan anak yaitu pemberian ASI pada bayi.

    Sebagaimana diketahui, menyusui memiliki dampak yang sangat signifikan dalam menurunkan kematian bayi.

    “Mudah-mudahan momentum menyusui sedunia tahun 2023 ini akan meningkatkan pengetahuan atas pemberian ASI, khusunya untuk ibu bekerja. Sehingga, tercapai anak kita tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas,” harapnya.

    Sebagai informasi, seminar ASI ini diisi oleh Dokter Spesialis Anak, dr. Utami Roesli, sebagai narasumber yang menjelaskan materi mengenai pentingnya ASI untuk tumbuh kembang balita dan dipandu oleh moderator dr. Radianti Bulan Tobing. (DZH)

  • Didukung Merck Family Foundation, PATTIRO Banten dan KKM 28 Untirta Kolaborasi Tingkatkan Kesehatan Ibu dan Anak di Pasirpeteuy

    Didukung Merck Family Foundation, PATTIRO Banten dan KKM 28 Untirta Kolaborasi Tingkatkan Kesehatan Ibu dan Anak di Pasirpeteuy

    PANDEGLANG, BANPOS – Kelompok 28 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik gelombang dua Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) bekerjasama dengan Pattiro Banten yang didukung oleh Merck Family Foundation (MFF)) melakukan kolaborasi untuk mengatasi masalah kesehatan ibu dan anak khususnya soal stunting dan angka kematian ibu serta angka kematian bayi di Desa Pasirpeteuy, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, dengan membangun sarana sanitasi komunal.

    Pertemuan sekaligus sosialisasi pembentukan kelompok peduli kesehatan ibu dan anak diadakan oleh Pattiro Banten di Masjid Nurul Iman, Kampus Kalapasan, pada Senin (7/8) siang untuk menindaklanjuti pembangunan sarana MCK di Desa Pasirpeuteuy.

    Desa Pasir Peuteuy terdiri dari tiga kampung, yakni Kampung Pasir Peuteuy, Kampung Sabrang, dan Kampung Kalapasan. Oleh karena itu, mahasiswa KKM dan Pattiro Banten saat ini berfokus pada pembangunan sarana MCK di Kampung Kalapasan.

    Melalui program Katalis atau Meningkatkan Akses Layanan Kesehatan bagi Ibu dan Anak bagi Masyarakat Miskin di Perkotaan dan Pedesaan di Provinsi Banten, diharapkan masyarakat miskin perkotaan dan pedesaan dapat lebih sadar akan sanitasi dan air bersih serta menciptakan lingkungan yang sehat dan bermanfaat.

    “Kurang lebihnya tercatat sekitar 9 anak lah yang mengalami stunting di Desa Pasir Peuteuy ini. Kemudian kan sumber sanitasi yang cukup sulit ya di Kampung Kalapasan ini, karena dia kan adanya di dataran tinggi gunung gitu,” tutur Kepala Desa Pasir Peuteuy, Sunarsa.

    Sunarsa mengungkapkan kegembiraannya atas program mahasiswa KKM dengan Pattiro Banten yang akan membantu perbaikan sanitasi di Kampung Kalapasan.

    Dalam acara tersebut, Program Manager Pattiro Banten, Amin, mengungkapkan bahwa pembangunan MCK akan direncanakan bersama warga, sementara RAB dan mekanisme akan disiapkan oleh Pattiro Banten. Pattiro Banten juga akan mengawasi proses pembangunan.

    “Kami rasa tentunya kegiatan pembangunan ini akan menghidupkan kembali gotong royong di desa ini. Karena pada dasarnya ini ‘dari kita untuk kita’. Bahkan Pattiro Banten akan mensupport sesuai dengan budget yang sudah disiapkan,” ujar Amin.

    Kader Posyandu, Yana, menyampaikan bahwa warga Desa Pasir Peuteuy masih memerlukan pemahaman lebih lanjut tentang identifikasi stunting.

    “Kami inginnya sih nanti mahasiswa mengadakan sosialisasi stunting gitu, supaya kami bisa lebih paham lagi soal ciri-ciri apakah si anak ini stunting atau ngga,” tambahnya.

    Ketua Kelompok Mahasiswa KKM 28, Muhammad Sopyan, menjelaskan bahwa meskipun sosialisasi stunting telah dilakukan, masih perlu melibatkan seluruh kampung.

    “Kami akan terus menggandeng warga disini, dan tentunya disupport oleh Pattiro Banten juga, khususnya dalam pembangunan sanitasi ini,” ujar Sopyan.

    Dalam kegiatan ini dilakukan identifikasi masalah dan solusi terkait kesehatan ibu dan anak, serta pembentukan kelompok peduli kesehatan ibu dan anak.(DHE/PBN)

  • Program KATALIS Identifikasi Masalah di Pasir Peuteuy

    Program KATALIS Identifikasi Masalah di Pasir Peuteuy

    PANDEGLANG,BANPOS-Program KATALIS yang diinisiasi oleh PATTIRO Banten dengan dukungan dari Merck Family Foundation mengadakan kegiatan identifikasi masalah di Desa Pasir Peteuy yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan mahasiswa KKM UNTIRTA, serta membentuk kelompok masyarakat peduli KIA, dan menyusun rencana tindak lanjut untuk mengatasi masalah kesehatan, stunting, dan akses air bersih di desa tersebut.

    Dalam sambutannya, Kepala Desa Pasir Peuteuy, Sunarsa, menyampaikan rasa terima kasih kepada Tim Program KATALIS, mahasiswa KKM UNTIRTA, dan seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam membantu mengatasi permasalahan di Desa Pasir Peuteuy, khususnya terkait akses layanan kesehatan ibu dan anak, serta sanitasi dan air bersih. Sunarsa menyoroti kondisi desa yang masih mengalami masalah dalam akses air bersih, terutama di Kampung Kalapasan.

    “Masyarakat masih harus bergantung pada sumber mata air Cireban yang berjarak 7 kilometer. Selain itu, sebagian besar masyarakat belum memiliki jamban pribadi, meskipun pemerintah desa telah membangun beberapa fasilitas MCK,” ujar Sunarsa, Senin (7/8/2023).

    Sunarsa menekankan perlunya dukungan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah air bersih dan sanitasi di desanya, yang berdampak langsung pada kesehatan, lingkungan, dan ekonomi masyarakat. Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat besar bagi warga Desa Pasir Peuteuy.

    Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Program Manager KATALIS, Amin Rohani. Dalam sambutannya, Amin menjelaskan latar belakang, tujuan, dan output yang diharapkan dari Program KATALIS, yang merupakan program pemberdayaan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan ibu dan anak bagi masyarakat miskin di Provinsi Banten.

    “Program ini, yang didukung oleh Merck Family Foundation (MFF) di Jerman, juga bertujuan untuk memperbaiki sanitasi dan mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat,” ujar Amin.

    Amin juga memaparkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten mengenai angka kematian ibu dan bayi baru lahir yang masih tinggi di Banten. Ia menekankan bahwa Program KATALIS adalah salah satu upaya untuk menurunkan angka tersebut dengan membentuk kelompok masyarakat peduli KIA di tingkat desa dan memperbaiki akses sanitasi.

    Kegiatan dilanjutkan dengan sesi ice breaking yang dipimpin oleh Program Manager dan Field Officer, sebelum masuk ke dalam proses identifikasi masalah yang ada di Desa Pasir Peuteuy. Pada sesi ini, diidentifikasi berbagai permasalahan, seperti akses air bersih yang masih rendah dan keberadaan kasus stunting di beberapa kampung.

    Proses kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pembentukan kelompok masyarakat peduli KIA di tingkat desa, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan masyarakat terhadap isu-isu kesehatan. Setelah pembentukan kelompok, dilakukan kesepakatan rencana tindak lanjut melalui Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas masalah yang telah teridentifikasi.(MPD/PBN)

  • IBI Pandeglang Gelar Seminar Ilmiah Optimalisasi Peran Bidan

    IBI Pandeglang Gelar Seminar Ilmiah Optimalisasi Peran Bidan

    PANDEGLANG, BANPOS – Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Pandeglang menggelar Seminar ilmiah optimalisasi peran Bidan dalam mewujudkan generasi unggul melalui peningkatan kesehatan reproduksi ibu dan percepatan penurunan serta pencegahan stunting.

    Kegiatan seminar ilmiah tersebut merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati HUT IBI Kabupaten Pandeglang yang ke-72, dengan mendatangkan pembicara dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG MARS dan dihadiri Bupati Pandeglang, Irna Narulita, di Badiklat Provinsi Banten Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang, Sabtu (4/8).

    Dalam kesempatan tersebut, Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengatakan, dalam meningkatkan kualitas dan derajat masyarakat kesehatan di Kabupaten Pandeglang, bidan memberikan kontribusi.

    “Bidan merupakan pahlawan kesehatan, peran dan kontribusinya mampu meningkatkan kualitas dan derajat kesehatan di Kabupaten Pandeglang,” kata Irna.

    Menurutnya, kapasitas dan kompetensi bidan di Kabupaten Pandeglang semakin baik dari tahun ke tahun, sehingga kehadirannya mampu membantu menurunkan angka stunting.

    “Kontribusi bidan dalam membantu pemerintah daerah dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita serta membantu menurunkan angka stunting,” terangnya.

    Oleh karena itu, lanjut Irna, pihaknya berharap IBI Pandeglang Bersama pemerintah daerah agar selalu bersinergi, sehingga kualitas serta pelayanan Kesehatan semakin baik.

    “IBI Pandeglang bersama pemerintah daerah untuk selalu bersinergi. agar kualitas serta pelayanan kesehatan di Kabupaten Pandeglang semakin lebih baik,” ungkapnya.

    Sementara itu, Ketua IBI Kabupaten Pandeglang, Rina HS mengatakan, IBI memiliki tanggung jawab untuk terus meningkatkan kinerja yang lebih kompeten dan profesional. Oleh karena itu, para anggota IBI di Kabupaten Pandeglang agar meningkatkan pendidikan ke jenjang profesi, dimana jenjang profesi merupakan standar pendidikan bidan dalam melaksanakan praktek mandiri.

    “Dengan meningkatnya pendidikan bidan, tentu saja semakin meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga bidan yang lebih kompeten dan profesional, sehingga mampu mendukung program kesehatan Pemkab Pandeglang,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • Lapas Rangkasbitung Gelar Donor Darah

    Lapas Rangkasbitung Gelar Donor Darah

    DALAM rangka memperingati Hari Dharma Karyadhika (HDKD) ke-78, Lapas kelas III Rangkasbitung Kanwil Kemenkumham Banten bekerja sama dengan PMI Kabupaten Lebak, melaksanakan kegiatan donor darah yang bertempat di aula Lapas Rangkasbitung, Rabu (2/8).

    “Kegiatan donor darah ini merupakan rangkaian perayaan Hari Dharma Karya Dhika (HDKD) ke-78 tahun, yang mana seluruh petugas Lapas Rangkasbitung kita libatkan untuk melakukan donor darah,” ujar Kalapas Rangkasbitung, Suriyanta Leonardo Situmorang.

    Kegiatan ini diikuti oleh Kalapas Rangkasbitung, di dampingi Pejabat Struktural dan Jajaran pegawai Lapas Rangkasbitung.

    Sebelum dilakukan donor darah, peserta terlebih dahulu harus mengisi data yang telah disediakan oleh petugas dari PMI, dilanjutkan dengan uji skrining kesehatan.

    Apabila seluruh tahapan dinyatakan layak, maka peserta dapat mendonorkan darahnya.

    Suriyanta pun menyampaikan apresiasinya kepada seluruh Pegawai Lapas Rangkasbitung yang mengikuti kegiatan donor darah, karena ini sebagai salah satu wujud kepedulian kepada masyarakat dan bhakti terhadap nusa dan bangsa.

    “Kita petugas Pemasyarakatan tidak hanya terfokus memberikan pelayanan Pemasyarakatan saja, namun harus mampu berkontribusi kepada masyarakat dalam bentuk bhakti sosial dan kegiatan kepedulian kepada masyarakat lainnya seperti kegiatan donor darah kali ini karena setetes darah anda, nyawa bagi sesama,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • RSUD Berkah Launching Pelayanan Radiologi dan Nicu

    RSUD Berkah Launching Pelayanan Radiologi dan Nicu

    Tingkatkan pelayanan terhadap masyarakat, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang launching pelayanan radiologi dan Neonatal Intensive Care Unit (Nicu), di Aula RSUD Berkah Pandeglang, Jum’at (28/7).

    Plt Direktur RSUD Berkah, Eni Yati mengatakan, dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, RSUD Berkah terus berupaya meningkatkan sarana sehingga masyarakat Kabupaten Pandeglang bisa terlayani dengan baik.

    “Kita perlu ketahui bahwa masyarakat sangat penting mendapatkan pelayanan bermutu tinggi. Seiring dengan kemajuan teknologi ini memacu masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik,” kata Eni Yati.

    Menurutnya, pelayanan radiologi merupakan hal yang urgen dalam mendukung pelayanan kesehatan seperti CT SCAN 128 slice, roentgen x-ray ceiling system dan conventional, Fluoroscopy, panoramic, mammografi, dan Ultrasonografi (USG).

    “Ini akan membantu dokter dalam upaya mendiagnosis dan mengobati penyakit dengan memberi mereka informasi dari hasil tes radiologi yang tepat waktu dan dapat diandalkan,” terangnya.

    Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak, Pemkab Pandeglang melalui RSUD Berkah Pandeglang, memberikan perhatian untuk masyarakat Pandeglang dan sekitarnya dengan menyediakan pelayanan NICU.

    “NICU adalah ruang perawatan intensif di rumah sakit yang disediakan khusus untuk bayi baru lahir yang mengalami gangguan kesehatan. Umumnya bayi dimasukkan ke ruang NICU pada masa 24 jam pertama setelah lahir atau 0-28 hari,” jelasnya.

    Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengapresiasi direktur RSUD Berkah beserta jajaran, sebab sejauh ini banyak perubahan yang signifikan dari pelayanan kesehatan yang diberikan RSUD untuk masyarakat Pandeglang.

    “Ini pemantik agar warga Pandeglang bisa terlayani dengan baik, dengan peralatan yang lengkap bisa lebih gerak cepat dalam pelayanan,” katanya.

    Menurutnya, dengan adanya peralatan yang lengkap adalah dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan di RSUD Berkah Pandeglang.

    “Insya Allah masyarakat kami akan nyaman dilayani disini, tidak lagi harus ke luar wilayah pandeglang selain memakan biaya tinggi juga jarak tempuh yang lumayan jauh,” ungkapnya. (DHE/PBN)

  • Tunggakan Peserta Mandiri Rp81 Miliar

    Tunggakan Peserta Mandiri Rp81 Miliar

    CILEGON, BANPOS – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Cilegon mencatat sampai bulan Juni 2023 sebanyak 103.521 peserta BPJS Kesehatan di Kota Cilegon dinyatakan non aktif atau nunggak iuran.

    Untuk peserta mandiri/PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) di Kota Cilegon jumlahnya 76.559 jiwa dan yang non aktif 47.208 jiwa dengan nilai tunggakan Rp.81.593.966.451.

    Kepala BPJS Kota Cilegon Agus Salim Mustofa mengatakan, jumlah peserta BPJS di Kota Cilegon yang nonaktif sejumlah 103.521 orang. Dari jumlah tersebut, terjadi akibat beberapa faktor seperti peserta mandiri yang menunggak iuran, Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dibantu Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN), PBI APBD Provinsi maupun PBI Kota dinonaktifkan karena berbagai faktor seperti kemampuan anggaran ataupun validasi data. Selain itu, Peserta Penerima Upah (PPU) yang menunggak iuran karena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ataupun resign.

    “Kalau peserta non aktif banyak faktor, peserta mandiri menunggak iuran, peserta PBI baik APBN maupun APBD sudah tidak dijamin lagi, atau pekerja resign atau habis kontrak tapi tidak registrasi lagi dan tidak membayar iuran,” kata Agus beberapa waktu lalu.

    “Kalau sisanya itu yang menunggak dari PBI baik yang dibiayai APBD APBN, APBD Provinsi Banten maupun PBI APBD Cilegon,” sambungnya.
    Agus mengungkapkan, di Kota Cilegon cakupan warga yang terjamin BPJS Kesehatan 99,23 persen dari jumlah penduduk per semester 1 2022 sebesar 455.721 jiwa. Artinya, tersisa 3.501 jiwa lagi yang belum terjamin BPJS Kesehatan.

    “452.220 jiwa warga sudah tercover BPJS Kesehatan,” tuturnya.

    Diketahui, peserta BPJS Kesehatan di Kota Cilegon terdiri dari beberapa segmen Penerima Pekerja Upah (PPU) sebesar 195.176 jiwa. PBI APBD Provinsi Banten dan Kota Cilegon 95.786 jiwa. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) sebanyak 76.548 jiwa. PBI APBN sebanyak 76.075 jiwa. Peserta BPJS Kesehatan Bukan Pekerja (BP) seperti pensiunan sejumlah 8.635 jiwa.

    “Paling tinggi persentasenya peserta BPJS Kesehatan sebesar PPU. Ini karena Cilegon kota industri, jadi banyak yang dijamin oleh perusahaan swasta, BUMN maupun PNS (Pegawai Negeri Sipil),” tuturnya.

    Dikatakan Agus, Pemkot Cilegon juga sudah mengcover PBI sebanyak 65.904 jiwa dan Provinsi Banten mengcover 29.882 jiwa. “Tapi persentase cakupan saat ini masih mengacu data kependudukan semester 1 2022. Jika pembaginya data kependudukan semester 2 2022, maka prosentase bisa lebih kecil dari saat ini,” ujarnya.

    Peserta BPJS Kesehatan yang ditanggung pemerintah baik PBI APBD maupun PBI APBN semua kelas 3. Sementara, peserta BPJS Kesehatan PPU atau yang dibiayai perusahaan di Kota Cilegon mayoritas kelas 1.

    “Kalau iuran kelas 3 Rp35 ribu, sebenarnya iurannya Rp42 ribu tapi ada subsidi dari pemerintah jadi Rp35 ribu. Kelas 2 Rp100 ribu, kelas 1 Rp150 ribu,” paparnya.

    Dikatakan Agus, bagi peserta BPJS Kesehatan yang menunggak, bisa langsung aktivasi kembali dengan membayar tunggakan. Namun, jika yang menunggak sudah melakukan akses layanan kesehatan maka akan dikenakan denda pelayanan yang berlaku jika peserta BPJS Kesehatan mengakses rawat inap di rumah sakit.

    “Misal ada peserta BPJS Kesehatan menunggak 2 bulan, kemudian peserta tersebut masuk rumah sakit dirawat karena status menunggak nanti muncul tagihan tunggakan dan muncul tagihan denda layanan besarnya 5 persen dari tarif rawat inap dikali jumlah bulan menunggak iuran,” tuturnya.

    Pihaknya terus melakukan sosialisasi dan komunikasi kepada para penunggak agar membayar iuran karena ini merupakan program nasional. Selain itu apabila ada yang menunggak sampai 5 tahun, pihaknya memberikan keringanan dan hanya dibayarkan 24 bulan.

    “Kita ada petugas tele collecting, yang menghubungi peserta menunggak. Ada kader JKN yang salah satu fungsinya sebagai collecting,” ujarnya.

    Selain itu pihaknya juga memberikan keringanan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menunggak dengan cara mencicil.
    “Peserta dapat mencicil tunggakan melalui program Rehab,” tandasnya.(LUK/PBN)

  • Pentingnya Stimulasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan

    Pentingnya Stimulasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan

    TANGERANG, BANPOS — Puskesmas Periuk Jaya bersama salah satu industri ritel dan produk dan perlengkapan bayi Zwitsal menggelar Posyandu Sahabat dalam rangka menghadirkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat Periuk dan sekitarnya.

    Menariknya, Posyandu Sahabat ini digelar bersama salah satu artis Dinda Hauw, yang berhasil mengundang antusias luar biasa di Alfamart Grand Tomang.

    Tim Ahli Kesehatan Zwitsal, Milla menuturkan Posyandu Sahabat ini digelar dalam rangka sosialisasi terkait pentingnya stimulasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk ibu-ibu hamil atau yang mempunyai bayi di Kota Tangerang. Digelar dalam bentuk talkshow santai, Posyandu Kesehatan ini menekankan pentingnya optimalisasi dalam berbagai aspek, seperti sosial kemandirian, bahasa, motorik kasar, dan motorik halus yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan bayi dalam masa 1.000 HPK.

    “Sosialisasi stimulasi 1.000 HPK ini sangat penting karena merupakan periode emas dalam perkembangan bayi. Lewat Posyandu Sahabat ini, kita akan memberikan edukasi penting untuk ibu-ibu semua dalam memberikan pendekatan khusus untuk perkembangan bayi di 1.000 HPK awal ini,” ujar Tim Ahli Kesehatan Zwitsal, Milla, Kamis, (27/).

    Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, drg Sari Nur Arofah menambahkan, Posyandu Sahabat ini juga dinilai merupakan hasil kolaborasi yang sangat bermanfaat. Lanjutnya, Posyandu Sahabat ini dapat membantu pelayanan kesehatan di wilayah sekitar agar berjalan lebih optimal. Terlebih, stimulasi 1.000 HPK untuk ibu-ibu hamil atau yang mempunyai bayi tersebut, secara umum akan memberikan dampak yang signifikan untuk menjawab permasalahan stunting di Kota Tangerang.

    “Alhamdulillah, lewat kerja sama ini, sangat membantu sekali terutama terkait pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan Posyandu untuk ibu-ibu hamil atau yang mempunyai bayi di Kota Tangerang agar berjalan lebih massif dan optimal lagi,” tambahnya. Selain itu, Puskesmas Periuk Jaya kali ini mendapatkan kesempatan istimewa sebagai lokasi peluncuran, sekaligus kali perdana, diselenggarakannya Posyandu Sahabat oleh Alfamart dan Zwitsal. Nantinya, kegiatan serupa akan diselenggarakan di 35 kota lainnya di seluruh Indonesia. (BNN/PBN)

  • Tenaga Kesehatan Dilatih Desain Grafis

    Tenaga Kesehatan Dilatih Desain Grafis

    CILEGON, BANPOS – Untuk meningkatkan kualitas promosi kesehatan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon melalui Bidang Pemberdayaan Masyarakat menggelar kegiatan peningkatan kompetensi bagi tenaga kesehatan (Nakes) di bidang desain grafis.

    Hal ini dilakukan, lantaran di Bidang Pemberdayaan Masyarakat sangat erat bersentuhan dengan promosi kesehatan. Untuk itu, Dinkes Kota Cilegon perlunya melatih para tenaga kesehatan baik di puskesmas maupun di semua penanggungjawab program perwakilan dari Dinkes Kota Cilegon.

    Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat pada Dinkes Kota Cilegon, dr Rully Kusumawardhany mengatakan, pelatihan desain grafis ini dilakukan selama dua hari yakni tanggal 27-28 Juli 2023 di Aula utama Dinkes Kota Cilegon.

    “Diharapkan adanya pelatihan ini bisa menambah wawasan dan menambah ilmu sehingga dalam meningkatkan kualitas promosi kesehatan dari jajaran birokrasi yang ada di Dinas Kesehatan dan jaringannya bisa berkomunikasi secara efektif kepada masyarakat,” kata Rully, di sela kegiatan pelatihan hari pertama, Kamis (27/7).

    Rully mengatakan kegiatan tersebut sangat penting dilakukan mengingat program kesehatan baik dari Kementerian Kesehatan maupun Dinkes Provinsi Banten dan Dinkes Kota Cilegon sangat banyak. Untuk itu, perlunya meningkatkan keahlian di bidang desain grafis agar informasi yang disajikan dapat tersampaikan dengan baik.

    “Dari berbagai informasi itu bagaimana kemas agar menarik. Sehingga masyarakat berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh jajaran kesehatan. Jadi kita harus membuat kemasan yang betul-betul jelas pesannya dan tersampaikan dengan baik dan benar,” katanya.

    Ia berharap kedepan para nakes bisa menunjang dan mendukung program-program kesehatan Pemkot Cilegon.

    “Dengan begitu, saya harapkan juga baik nakes di Dinkes maupun di seluruh Puskesmas se Kota Cilegon bisa menunjang dan mendukung dalam pencapaian seluruh program-program kesehatan baik dari pusat sampai program dari Pemerintah Kota Cilegon serta tim promosi kesehatan seluruh Puskesmas se-Kota Cilegon,” tandasnya.(LUK/PBN)

  • Penanganan Stunting, Masyarakat Diminta Optimalkan Pangan Lokal

    Penanganan Stunting, Masyarakat Diminta Optimalkan Pangan Lokal

    SERANG, BANPOS – Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Banten meminta masyarakat mengoptimalkan potensi pangan lokal yang berada di halaman pemukiman. Upaya ini dilakukan untuk penanganan stunting.

    “Penanganan stunting itu kuncinya memang protein hewani, tapi dalam proses tumbuh kembang itu tidak hanya membutuhkan protein, akan tetapi juga membutuhkan vitamin dan mineral serta antioksidan,” kata Pj Ketua PKK Banten, Tine Al Muktabar, Kamis (27/7).

    Ia mencontohkan, ketika seseorang ingin mengelola daging bila tidak diberikan bumbu maka olahan daging tersebut tidak menarik dan enak. Dan hal itu pun sama seperti dalam tumbuh kembang anak.

    “Jadi tumbuh kembang anak itu perlu nutrisi selain protein hewani, yaitu vitamin dan mineral. Dan formulasi untuk vitamin mineral itu banyak didapatkan dari sayuran dan buah-buahan, termasuk salah satunya dari daun kelor,” katanya.

    Lebih lanjut, ujar Tine, berdasarkan hasil riset bahwa daun kelor memiliki kandungan nutrisi, vitamin dan mineral yang lebih banyak dibandingkan dengan kebanyakan sayuran lainnya.

    “Sehingga itu menjadi formulasi khusus di Provinsi Banten dalam penanganan stunting dengan kombinasikan antara protein hewani dengan daun kelor,” imbuhnya

    “Dan kemarin kita sudah menggiatkan gerakan sejuta pohon kelor untuk penanganan stunting,” sambungnya.

    Selain daun kelor, kata Tine, masih banyak tanaman-tanaman lainnya yang memiliki manfaat seperti daun kelor. Namun untuk kebutuhan karbohidrat pihaknya akan mendorong tanaman porang.

    “Sedangkan terkait dengan kebutuhan karbohidrat dan lainnya itu ada panganan lokal yang akan kita dorong itu adalah porang, dan itu sudah berkembang di Lebak yang nantinya kita akan dukung untuk kebutuhan karbohidrat dengan menanam porang,” tandasnya.
    (RUS/AZM)