Kategori: LIFESTYLE

  • Sri Wahyuningsih, Hobi Berkebun dan Olahraga 

    Sri Wahyuningsih, Hobi Berkebun dan Olahraga 

    Ditengah kesibukannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berdinas di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cilegon, Sri Wahyuningsih mempunyai hobi berkebun yaitu menaman berbagai jenis bunga di halaman rumahnya.

    Ning sapaan akrabnya, menyukai hobi mengoleksi berbagai jenis bunga sejak kecil dan mulai mengoleksi berbagai jenis bunga sejak duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) di Wonogiri Jawa Tengah. 

    “Aku suka berkebun, di rumahku banyak banget bunga. Hampir semua bunga suka, Aglonema suka, Antorium suka, Adenium, tapi lebih cenderung ke daun-daun, anggrek juga suka banget,” kata Ning saat berbincang dengan BANPOS di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

    Ning mengatakan, hampir semua jenis bunga ia mengoleksi di halaman rumahnya. Selain itu, ia juga merawatnya sendiri. Ning juga mengatakan dikala hari libur ia menghabiskan waktu untuk mengurus tanaman supaya terlihat bagus dan rapi.

    “Hampir semua koleksi aku punya di rumah. Kalau orang pas pandemi aja suka bunga kalau aku memang dari dulu rumahku penuh dengan kembang dan itu dirawat sendiri. Seperti Aglonema, Antorium, Adenium, Monstera, Jemani, Singonium, Sanseivera, Sirih gading dan banyak lagi,” tuturnya.

    Selain membeli ke penjual tanaman, untuk mendapatkan koleksi tanaman, Ning juga mendapatkan bunga dari koneksi pertemanan. “Selain beli. Biasanya aku dapet koneksi dari teman, misalnya disini ada, nanti disamperin,” ujar perempuan kelahiran Wonogiri ini.

    Selain hobi berkebun, Ning juga suka olahraga untuk menjadi kebugaran tubuh. “Aku juga suka olahraga suka aerobik,” pungkasnya.

    Ning yang saat ini menduduki jabatan sebagai Kasubag Umum dan Kepegawaian (Umpeg) Disnaker Kota Cilegon ini mengawali karier sebagai ASN dari bawah. 

    “Pertama masuk ke pemkot sih TKK dulu, masuk TKK itu bulan Oktober 2003. Kemudian diterima PNS itu 2007 terus dipercaya eselon IV 2014. Dan dari TKK sampai sekarang masih di Disnaker aja ngga pindah-pindah dan di sekretariat terus. Jadi Kasubag Umpeg dari 2014 sampai sekarang,” tuturnya.

    Diketahui Ning menghabiskan masa sekolahnya di kampung halaman mulai dari masuk SDN 2 Selogiri, kemudian SMPN 2 Selogiri, SMKN 1 Wonogiri dan kuliah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto mengambil jurusan S1 ekonomi manajemen.

    Kemudian setelah lulus kuliah hijrah ke Kota Cilegon, menjadi ASN dan kemudian menetap. “Ketika lulus kuliah cari kerja disini (Cilegon) dan menetap disini,” ujarnya.

    Selain itu, ibu dua anak ini juga selalu menyempatkan berkumpul bersama keluarga ditengah kesibukannya sebagai abdi negara. “Sabtu itu saya wajib antar dan jemput anak yang nomor dua saat ini kelas 4. Kalau dari Senin sampai Jumat sudah ada yang nganter. 

    “Aku juga setiap hari masak buat keluarga tapi kalau Sabtu Minggu lebih spesial masaknya khusus. Kadang juga makan diluar, jalan-jalan juga tapi ngga setiap weekend,” pungkasnya. (LUKMAN HAPIDIN)

     

  • Al Muktabar Gaya Santai, Tak Anti Kritik

    Al Muktabar Gaya Santai, Tak Anti Kritik

    PERAYAAN dan tasyakuran hari ulang tahun (HUT) BANPOS yang ke-11 terasa berbeda dari sebelumnya. Tak biasanya, Selasa (31/5) kantor redaksi BANPOS sudah didatangi karyawannya sejak pukul 07:00 WIB. Bukan hanya karena hari itu ada perayaan HUT BANPOS, tapi ada figur spesial yang datang berkunjung pagi itu.

    Pemilihan waktu ini bukan hanya disebabkan rangkaian kegiatan yang padat. Akan tetapi BANPOS kedatangan sosok yang saat ini menjabat sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar. Dan pemilihan waktu ini juga merupakan permohonan darinya.

    Saat waktu yang ditentukan, sebuah mobil Pajero Sport parkir di depan kantor BANPOS, dan ternyata pengendaranya adalah Al Muktabar yang datang tanpa mengggunakan sopir. Bukan itu saja, Dia turun dari mobil tanpa pengawalan dan protokol layaknya pejabat pemerintahan.

    Kondisi itu membuat sejumlah karyawan dan petinggi BANPOS dan Rakyat Merdeka Grup yang menyambutnya agak kaget. Karena tak biasanya seorang pejabat publik, apalagi selevel Gubernur, hadir sedemikian santainya. 

    “Nggak Pakai Sopir Pak?” tanya Direktur BANPOS, Rumiati yang menyambut di areal parkir.

    “Gaya saya memang begini,” kata Al Muktabar sambil turun dari mobil dan menyalami semua orang yang menyambutnya.

    Kehadiran Al Muktabar ke BANPOS selain menghadiri HUT yang ke-11, juga merupakan rangkaian safari silaturahmi ke berbagai stakeholder yang telah dilakukannya sejak dua pekan dilantik menjadi Pj Gubernur Banten.

    Dr. Al Muktabar, M.Sc lahir di Tanah Abang, Jakarta pada 12 Juni 1965, adalah seorang birokrat senior yang telah berkarir di berbagai jenjang. Pada 12 Mei 2022, ia dilantik oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk menjabat sebagai Penjabat Gubernur Banten selama masa transisi dan kekosongan pemerintahan di Banten setelah gubernur petahana, Wahidin Halim menyelesaikan masa jabatannya. Di samping itu pula, Al Muktabar juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah Banten sejak 2019.

    Berbincang bersama jajaran Rakyat Merdeka Grup, (Rakyat Merdeka, BANPOS, Satelitnews, Tangsel Pos), Al Muktabar terlihat cukup nyaman dan ramah dengan tema obrolan yang bermacam-macam tersebut, bahkan ketika ditanyakan terkait nama panggilannya.

    “Saya bisa dipanggil apa saja, ada yang memanggil Alpukat, ada juga yang memanggil Al Capone, saya terserah saja,” ujar pria yang menempuh S1 di jurusan Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Bengkulu ini sembari tertawa ringan.

    Al yang sempat menempuh pendidikan tinggi di luar negeri, tepatnya di Polytechnic Institute of New York dan The Florida State University ini mengaku bahwa sangat mengapresiasi kerja-kerja pers dalam melakukan kontrol sosial dan memberikan informasi kepada masyarakat.

    “Media menjadi parameter dalam pelaksanaan pembangunan, dan BANPOS menjadi salah satu rujukan saya  dan menginspirasi. Karena berita yang diangkat walaupun kritis dan keras, namun aktual dan faktual apa yang dipukulnya. Kita tidak perlu resisten terhadap kritik. manusia tidak ada yang sempurna sehingga perlu ada check and balance,” ujarnya.

    Ia menyatakan, sebagai parameter dan acuan dalam membuat kebijakan, maka media memiliki peran yang strategis. Hal ini disebabkan dengan adanya riset yang dilakukan oleh BANPOS terhadap opini publik yang ada.

    “Banten Pos jangan berubah. Tetap konsisten untuk memberikan kontrol sosial dan kritikan. Apalagi media memiliki riset terkait opini publik yang ada. Saya dalam memformulasi kebijakan, maka saya merujuk juga ke BANTEN POS dan media-media lainnya,” kata Al Muktabar.

    Ia menyampaikan, memiliki komitmen untuk keterbukaan informasi kepada publik serta kemerdekaan pers.

    “Jadi saya akan mudah untuk dihubungi oleh wartawan Banten Pos, kalau ada pejabat lainnya yang susah dihubungi, akan saya tegur, karena saya saja bisa (melayani pertanyaan wartawan, red) kenapa mereka tidak?” tandasnya.(PBN/ENK)

     

    Jalan Berliku Pak Al

    AL MUKTABAR merupakan sosok birokrat yang tetap berupaya untuk terus meningkatkan ilmu pengetahuannya. Ia menempuh pendidikan S1 di jurusan Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bengkulu dan lulus tahun 1989. Ia lantas melanjutkan studi S2 di jurusan Ketahanan Nasional Universitas Gadjah Mada (UGM) dan meraih gelar magister pada 1996. Gelar magister juga diraih Muktabar dari Polytechnic Institute of New York tahun 1998. Sementara, gelar master diperolehnya tahun 2004 dari program studi Administrasi Negara Universitas Padjadjaran, dan tahun 2006 dari The Florida State University.

    Sebelum menjadi Sekda Provinsi Banten, Al Muktabar lebih dulu menjadi pejabat di Kemendagri. Al Muktabar resmi menjabat sebagai Sekda Banten pada 27 Mei 2019 setelah dilantik oleh Gubernur Banten Wahidin Halim berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 52/TPA tahun 2019.

    Perjalanan Al Muktabar sebagai Sekda Provinsi Banten terbilang tidak mulus. Pada 22 Agustus 2021, Al Muktabar tiba-tiba dikabarkan mengundurkan diri jabatannya. Kepala BKD Provinsi Banten Komarudin kala itu menampik bahwa pengunduran diri Al Muktabar karena adanya perselisihan dengan Gubernur Banten Wahidin Halim.

    Sebelum surat permohonan diteken oleh Presiden Jokowi, ia untuk sementara ditempatkan sebagai staf biasa di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Banten. Namun, 16 Februari 2022, Al Muktabar secara mengejutkan menggugat Gubernur Banten Wahidin Halim ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Serang. Gugatan itu dilayangkan karena ia merasa tidak pernah mengajukan surat pengunduran diri sebagai Sekda Banten. Wahidin Halim memutuskan akan menarik surat pemberhentian Sekda Provinsi Banten Muktabar ke Kemendagri. Muktabar pun menjabat kembali sebagai Sekda Banten definitif sejak 23 Februari 2022, hingga akhirnya pada 12 Mei 2022 menjadi Pj Gubernur Banten.  

  • Pembalap Wanita Asal Kota Serang// Mengekpresikan Hidup Dalam Lintasan 

    Pembalap Wanita Asal Kota Serang// Mengekpresikan Hidup Dalam Lintasan 

    Beatrice Patricia

    Berawal dari kesukaannya pada kendaraan roda empat (mobil) sejak kecil, mengantarkan Beatrice kini serius terjun ke dunia balap mobil, sebagai pembalap Drag. Tropi demi tropi terus ia raih selama mengikuti ajang balapan, meski hal tersebut tak pernah ia bayangkan sebelumnya dapat terwujud. Namun berkat latihan yang ditekuni secara disiplin, dukungan dari keluarga dan sahabat, pencapaian tersebut satu demi satu di raihnya.      

    Saat ditemui disela aktivitasnya, wanita yang memiliki nama lengkap Beatrice Patricia ini menuturkan, jika dirinya tak asing dengan kendaraan mobil. Pasalnya, kedua orang tuanya memiliki bengkel mobil yang cukup dikenal di Kota Serang, bernama Haluan Baru. 

    Dikala tidak membalap, Beatrice yang kini baru mengijak usia 20 tahun suka menghabiskan waktunya di bengkel untuk membantu orang tuanya. Namun, disaat akan memasuki jadwal balapan, dirinya serius mengikuti latihan balap serta belajar lebih mengenal kendaraannya sendiri. Sebab baginya, antara pembalap dengan kendaraannya harus memiliki kedekatan yang kuat, agar bisa meraih pencapaian yang maksimal.     

    “Hingga saat ini, kurang lebih sudah 2 tahun saya terjun di dunia balapan. Dan, saya sangat bersyukur hingga saat ini, sudah beberapa penghargaan diraih dari kompetisi yang diadakan oleh IMI Jabar. Seperti meraih juara 2 di kelas Bracket 11 Rumpin, juara 2 di kelas Bracket 10,5 Rumpin, dan pernah juga juara 1 di kelas 16,6 konsul di sirkuit Sentul Jawa Barat,” ujar Beatrice yang mengaku sangat mengidolakan pembalap wanita Alinka Hardianti. 

    Diakui Beatrice sebelum terjun ke dunia balap resmi, kala dirinya berusia 17 tahun dirinya acap kali kebut-kebutan di ruas jalan raya maupun ruas jalan TOL, meski hal tersebut tidak dibenarkan dan tak patut ditiru, karena sangat berbahaya untuk diri sendiri maupun orang lain.  

    “Karena suka ngebut dijalan kalo bawa mobil dan suatu ketika saya memberanikan diri bilang ke papa ingin serius terjun di dunia balap. Meskipun tidak langsung diizinkan oleh papa, namun bagaikan pribahasa gayung bersambut, teman papa yang suka main ke bengkel dan kebetulan lekat di dunia balapan ngajakin untuk ikut balap. Akhirnya, pas lulus SMA saya diperbolehkan oleh papa belajar balap dan  mulai mengikuti balap untuk ajang Drag hingga saat ini,” kenang Beatrice.

    “Bagi saya, dunia balap tak bisa lepas dari kehidupan saya. Jika saya sudah berada di dalam mobil dan sirkuit balap, itulah jati diri saya,” terang Beatrice.         

    Wanita lulusan SMAN 1 Kota Serang ini menambahkan, jika kebiasaannya yang suka memacu andrenalin tersebut sangat berbeda dari kebiasaan teman-teman (perempuan, red) yang lain, yang lebih suka berdandan, feminim dan sebagainya, namun tidak baginya. “Tidak tau kenapa, saya lebih senang tidak berdandan. Dan banyak yang bilang, saya tomboy,” ungkapnya.   

    Adapun perubahan yang ia rasakan saat ini dalam mengedaraain kendaraan, bahwa dirinya kini sudah tidak lagi suka kebut-kebutan dijalan kecuali di sirkuit. “Sangat bersyukur, hobi saya yang dulu suka ngebut di jalan kalau bawa mobil, kini dapat tersalurkan di sirkuit,” katanya.

    Saat disinggung soal adakah rasa kecangungan pada dirinya, terlebih dunia balap diindentik dengan laki-laki, dirinya menuturkan hanya awalnya saja. Setelah ia tunjukan keseriusan dan prestasi yang diraih selama balapan, kini ia merasakan kenyamanan dalam dirinya.

    “Rasa cangung awal-awal pasti ada. Apalagi saat saya masuk dalam Banten Racing Team, dimana saya hanya saya satu-satunya perempuan yang terjun di balapan drag. Namun, saat ini sudah terbiasa,” sautnya.

    “Adapun kalau lagi gak balap, saya biasanya bantu mama papa di Bengkel. Meski bukan sebagai mekanik, hanya untuk urusan manajemen bengkel, namun sedikit-sedikit saya mendapat ilmu soal mesin dan lainnya dari mekanik ataupun papa,” tambahnya.

     

    DIDUKUNG KELUARGA

    Bagi Beatrice, dukungan dari keluarga sangat memberikan semangat bagi dirinya setiap mengikuti ajang balap. Sebab tanpa adanya dukungan dari keluarga, dirinya mungkin tidak bisa seperti saat ini.

    “Saya sangat bersyukur memiliki keluarga (mama papa) yang sangat support atas karir balap saya. Setiap akan balapan, mama papa selalu menyempatkan diri hadir untuk memberikan semangat, doa yang terbaik untuk saya. Hal itulah yang membuat semangat saya menggebu-gebu,” katanya. 

    Sementara itu, sang ayah yang bernama Sius mengatakan, jika pilihan Beatrice yang memilih dunia balap sangatlah bagus. Bahkan, dirinya akan memberikan dukungan 100 persen kepada anaknya tersebut.

    “Terjunnya Beatrice ke dunia balap bagi saya sangat bagus sekali. Sebab, balap ini sangat kompetitip sekali. Dimana, sebelum Beatrice meminta izin ke saya untuk serius ikuti balapan, saya selalu ingatkan ke Beatrice, bahwa kamu harus memiliki mental juara meski tak juara.  Dimana itu artinya, nantinya setiap meraih juara ataupun kalah, kamu harus tetap memberikan hormat kepada pembalap lain. Ini tujuannya untuk memberikan koneksi dan daya juangnya di balapan,” paparnya.

    Ayahnya pun berharap, Beatrice tidak setengah-setengah dalam menentukan pilihannya di balap. Sebab dirinya percaya pada suatu proses. “Dimana, setiap proses yang nantinya dilalui oleh Betarice, akan mengantarkannya ke suatu pencapaian yang membuatnya lebih baik dan lebih baik lagi.” Pungkasnya. (RULIE SATRIA)