Kategori: NASIONAL

  • Bagi Jirock, Pengabdian tak Hanya di Birokrasi

    Bagi Jirock, Pengabdian tak Hanya di Birokrasi

    BERKIPRAH sebagai ASN apalagi sebagai pejabat disebuah instansi pemerintahan tak melulu harus soal pengabdian sebagai birokrat. Hal inilah yang dilakukan oleh Sekrataris Dinas Pertanian Provinsi Banten, Asep Mulia Hidayat kepada BANPOS, beberapa waktu lalu.

    Ia menceritakan perjalanan dibentuknya sebuah lembaga sosial yang bergerak di kepemudaan, yakni yang juga Founder Haji Rocker Foundation (HRF). Berawal dari hobinya nongkrong bersama para pemuda yang memiliki latar belakang yang beragam akhirnya tercetuslah organisasi HRF tersebut. Tujuannya, adalah untuk menampung serta mengarahkan para pemuda pada berbagai kegiatan positif.

    “Ceritanya sederhana sih, karena sering nongkrong dengan pemuda-pemuda yang punya banyak hobi. Terutama olahraga musik dan ekonomi kreative lainnya. Terus oleh kita, buat organisasi kepemudaan. Saya juga kan pernah aktif di KNPI, ” kata Jirock sapaan akrab Asep Mulya Hidayat. Jirock sendiri merupakan akronim dari Haji Rocker yang merupakan panggilan dari Asep Mulya Hidayat.

    Lebih lanjut Jirock menambahkan saat ini pihaknya konsen dengan kegiatan pemuda. Karena ia menilai kebanyakan para pemuda memiliki ide kreative yang cemerlang. Hanya saja, dalam perjalannya tidak ada yang menampung dan mengarahkan. Untuk itulah HRF hadir untuk para pemuda agar tidak mengkonsumsi narkoba dan terpapar dengan aliran-aliran yang tidak jelas lainnya.

    “Rata-rata pemuda itu punya ide kreative yang cemerlang. Cuma dibutuhkan seperti kaya kakak angkat dan bapak angkat yang mensuport mereka. Suport kan tidak hanya dana, tapi juga akses, advokasi dan jaringan. Yah pada bagian itulah kita suport semua itu, misalnya kita lagi ngobrol, punya kegiatan apa, hayu, ngobrol sama kita, hayu, kita bisa bantu apa nih,” ungkapnya.

    Jirock menjelaskan, sumber dananya sendiri berasal dari kantong pribadi serta rekan-rekan lainnya yang bekerja di lingkungan Pemprov Banten.

    “Alhamdulillah kan rejekinya sebagai pegawai provinsi (Banten, red), kan rejekinya lumayan. Setiap dapet Tukin (tunjangan kinerja, red), kita alokasikan sebagian untuk kegiatan sosial,” pungkas Asep. (MUF)

  • Pemuda Jangan Apatis Politik

    Pemuda Jangan Apatis Politik

    AZWAR ANAS, S.T.
    KETUA BAPPILU DEMOKRAT BANTEN

    MERANTAU ke tanah Banten sejak tahun 2003, dimulai menempuh pendidikan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, pemuda asal Serbalawan, Sumatera Utara, Azwar Anas kini menjadi salah satu tokoh penting dalam perpolitikan di Banten. Terpilih menjadi ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Banten, ia mengajak para pemuda agar tidak apatis terhadap politik.

    “Ada yang bilang politik itu kotor dan lain-lain, ya itu strategi, semi lah. Dibawah dinamika kehidupan politik, ya begitu,” ujarnya memulai perbincangan.

    Kerap disapa Anas, ia menyebutkan bahwa memang di era milenial ini, anak muda jangan apatis terhadap politik. Regenerasi kepemimpinan itu sangat penting, jadi anak muda harus melek politik.

    “Dalam perhitungan partisipasi pemilih, anak muda sangat berperan besar, terdapat sekitar 40 persen partisipasi pemilihnya,” ungkapnya.

    Kedepannya, pemuda harus berperan aktif di dunia politik untuk mengaspirasikan dan menginspirasi anak muda yang notabennya sangat apatis dan tidak mau tahu terhadap perkembangan politik, perkembangan ekonomi, inikan pentig. Anak muda harus mengetahui seberapa pentingnya politik, secara politik menentukan bangsa kita.

    “Kita melihat, sekarang pengangguran yang semakin tinggi di kalangan anak muda, kesejahtearan, pendidikan, ini kan dipengaruhi oleh politik baik nasional, daerah. Dengan itu, anak muda harus benar-benar berperan,” tuturnya.

    Ia menyampaikan, berdasarkan pantauannya, di daerah-daerah ini belum tentu ada perwakilan pemuda yang terlibat dalam perpolitikan nasional, karena memang faktor yang berat di dunia politik seperti finansial. Tetapi ada di beberapa daerah yang dia notabennya bukan orang kaya yaitu di Jawa timur, yang mana mantan Presiden mahasiswa yang terjun ke perpolitikan dan menjadi anggota DPR RI.

    “Harus ada di Banten (seperti itu), yang notabennya aktivis mahasiswa, pemuda biar bisa tampil di parlemen, selepas dari itukan. Contoh, kita bisa melihat di Lebak ada Bu Iti, di Provinsi ada Wagub Andhika Hazrumy, itu juga sebagai partisipasi anak muda cukup lumayan mengambil suara anak muda di Kabupaten/Kota,” jelasnya.

    Anas mengakui memang ini tantangan berat, anak-anak muda di Banten lebih banyak yang belum mengetahui bagaimana caranya untuk masuk ke dunia politik, kecuali para aktivis. Karena, rata-rata yang berkecimpung di parlemen saat ini, memang latar belakangnya aktivis.

    “Ketika pemuda yang muncul tapi dia tidak berlatar belakang aktivis itu agak sulit. Ruang ini juga harus diketahui anak muda, bahwa pengkaderan-pengkaderan di tingkat kampus di organisasi kepemudaan, ini harus membuka ruang besar kepada pemuda, dan ini memang tantangan,” tuturnya.

    Karena memang anak muda ini harus menjelaskan dirinya ini siapa, dia statusnya apa, secara finansial mungkin bisa saja untuk masuk parlemen. Tetapi jika pemuda yang keadan finansial keluarganya pas-pasan itu akan sulit, harus benar-benar memiliki prestasi.

    “Prestasi apa yang bisa ditawarkan dia kepada masyarakat. Sudah saatnya anak-anak muda untuk berpartisipasi, karena kemungkinan pasti mau tidak mau, regenerasi kepemimpinan pasti terjadi, jadi tinggal menunggu waktu,” ucapnya.

    Anas menegaskan, pemuda harus mempersiapkan diri. Pemuda harus memiliki potensinya, karena memang semua orang untuk mencapai tujuan dengan potensinya masing-masing. Ada orang yang dia jadi politisi itu dari seniman, dari budayawan ada, dari jiwa sosial ada, jadi memang dari potensinya masing-masing dari semua lini.

    “Kita tidak tahu bahwa hari ini saya, atau teman-teman yang lain akan menjadi pemimpin di Banten, kita harus mempersiapkan diri. Karena takdir kan tidak ada yang tahu, semua harus dipersiapkan,” tandasnya. (MUF)

  • Pimpin Salimah Banten, Nur’aliyah Ajak Perempuan Berkontribusi

    Pimpin Salimah Banten, Nur’aliyah Ajak Perempuan Berkontribusi

    SERANG, BANPOS – Pimpinan Wilayah Persaudaraan Muslimah (Salimah) Banten menggelar acara Musyawarah Wilayah (Muswil Ke-5) yang dilakukan dengan metode Virtual dan non-virtual untuk pengurus Salimah, dengan tema ‘Membangun Kemitraan Salimah Menuju Indonesia Unggul’ pada Rabu (16/12/2020).

    Ketua pelaksana Muswil, Rita Rachmayanti, mengatakan Muswil Salimah Banten merupakan acara tertinggi ormas di tingkat Wilayah, yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali.

    “Dengan tema yang kami usung saat ini yaitu mengenai kemitraan, dimana kemitraan merupakan sebuah kebutuhan asasi manusia sebagai makhluk sosial,” ujarnya.

    Rita berharap, dengan terpilihnya PW Salimah yang baru dapat membawa salimah ke arah yang lebih baik lagi, selain itu dapat menjalin kerjasama dengan berbagai pihak terutama organisasi wanita.

    “Terpilihnya ketua baru, dengan wajah baru, semangat baru,  Salimah di Banten bisa lebih bersinergi dengan organisasi lain dalam melakukan program-programnya,” ucapnya.

    Dalam Muswil ke-5 terpilihlah Nur’aliyah sebagai Pimpinan Wilayah (PW) Salimah Banten Periode 2020-2025, mengalahkan 2 kandidat lainnya.

    Nur’aliyah mengatakan bahwa amanah menjadi ketua PW salimah bukan yang mudah, tetapi bersama dengan seluruh pengurus Salimah PW Banten, maka ia akan terus menuntaskan amanah tersebut.

    “Berserta teman-teman salimah banten, kita bekerja sama. Ringan sama dijinjing dan berat sama dipikul,” ucapnya.

    Pihaknya menuturkan, kedepannya Salimah akan terus menambah SDM yang berkualitas, agar bisa mensinergikan Salimah sehingga perempuan Banten bisa berkontribusi untuk Banten.

    “Sesuai dengan tema Muswil ke-5, saya akan melakukan silaturahim dengan ormas perempuan dan tokoh perempuan Banten,” tandasnya. (MG-01)

  • Muhibudin Ajak Pemuda Cilegon Ambil Peran Dalam Pembangunan

    Muhibudin Ajak Pemuda Cilegon Ambil Peran Dalam Pembangunan

    PEMUDA harus mempunyai suatu inovasi yang luar biasa sehingga pemuda tidak hanya berharap kepada pemerintah daerah, harus mempunyai gagasan-gagasan usaha yang mandiri. Sehingga dapat menciptakan perubahan secara menyeluruh.

    H. Muhibudin seorang pemuda asli cilegon yang saat ini menjadi pembina dan penasihat pemuda cilegon. Selain itu dirinya juga seseorang yang fokus di bidang wiraswasta dan hukum. Sebagai seseorang yang terlahir di kota industri, dirinya turut menjadi pemerhati lingkungan yang terkena dampak industri.

    “Ketika industri itu memang berdampak pada lingkungan, dan memberikan dampak terhadap masyarakat, maka hukum harus ditegakkan. Salah satunya adalah memberikan sanksi yang jelas kepada industri itu sendiri,”ujarnya kepada wartawan BANPOS.

    Haji Muhib sapaan akrab dari Muhibudin mengatakan pemuda cilegon harus bersiap untuk mengahadapi segala sesuatu yang terjadi di era globalisasi, sehingga dapat bersaing dengan pemuda-pemuda yang berasal dari luar cilegon.

    “Para pemuda khususnya masyarakat kota cilegon, harus bisa menyiapkan sumberdaya manusia salah satunya adalah dengan pendidikan yang harus kita jalani, minimal pendidikan kita S1, karena untuk mencapai perekonomian yang baik bisa didapatkan salah satunya melalui pendidikan,” kata pria yang tahun ini menginjak usia 46 ini.

    Adapun dalam perhelatan Pilkada yang baru saja selesai ia pun memiliki gagasan bahwa, Pilkada harus membawa perubahan terhadap kota maupun masyarakat Cilegon, karena menurutnya perubahan dapat terjadi jika diubah dari sistem dan juga tatanan pemerintahan.

    ”Kalau berbicara perubahan tentu perubahan itu yang diharapkan oleh masyarakat kota cilegon yaitu perubahan secara menyeluruh. Dalam hal perubahan secara menyeluruh, ajang pilkada kemarin Alhamdulillah ada sedikit perubahan terkait dengan kepemimpinan,” tuturnya

    Menurutnya dari dasar kepemimpinanlah perubahan Cilegon secara menyeluruh akan tercapai. Karena perubahan itu harus dimulai dari pemimpin terlebih dahulyu, untuk mengeluarkan sistem dan pengendali sistem.

    “Agar bagaimana sistem itu berpihak kepada masyarakat secara umum. Masyarakat yang sejahtera, masyarakat yang dulu belum mendapatkan hak-haknya sekarang mendapatkan hak-haknya. Baik hak konstitusi maupun hak ekonomi maupun hak mendapatkan kehidupan yang layak,” ucapnya. (MG-01)