JAKARTA, BANPOS-Kesadaran akan pentingnya energi ramah lingkungan mulai terpatri pada diri anak-anak muda. Melihat semangat tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengaku tergetar.
Semangat para anak muda itu terlihat saat Society of Renewable Energy (SRE) bekerja sama dengan Rakyat Merdeka meluncurkan Kompetisi Nasional Essay 2022 RM Community dan SRE, di Gedung Kementerian LHK, kemarin. Peserta acara ini diisi para mahasiswa dari berbagai kampus ternama. Ada Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Sepuluh Nopember Semarang (ITS), Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Universitas Trisakti, Universitas Gunadarma, dan yang lainnya. Sebagian mahasiswa hadir secara langsung di lokasi, sebagian lagi secara virtual.
Acara berlangsung meriah. Dimulai dari sambutan Founder SRE Zagy Berian, CEO Rakyat Merdeka Group Kiki Iswara Darmayana, Menteri LHK Siti Nurbaya, dan Menteri ESDM Arifin Tasrif. Kemudian dilanjutkan diskusi yang diisi Sekjen Kementerian LHK Bambang Hendroyono dan Sekjen Kementerian ESDM Rida Mulyana. Di akhir acara, dipaparkan teknis kompetisi dan penulisan essay oleh perwakilan SRE Felicia Priskilla dan Salma Ranggita Cahyariyani, Pemimpin Redaksi RM.id Firsty Hestyarini, dan Redaktur Eksekutif Rakyat Merdeka Ujang Sunda.
Pimpinan kementerian dibuat tercengang saat Zagy melaporkan perkembangan SRE. Pada 2019 hanya berada di 3 kampus. Seiring berjalannya waktu, ribuan mahasiswa dari 40 perguruan tinggi ikut bergabung. “Mereka adalah penggiat energi bersih, iklim, dan lingkungan yang memiliki spirit menciptakan masa depan lebih baik,” tutur Zagy, disambut tepuk tangan seisi ruangan.
Hal itu diamini Kiki. Perubahan iklim dan transisi energi sudah menjadi isu global yang menarik perhatian anak-anak muda Indonesia. Menurutnya, kepedulian generasi milenial dan zilenial akan menjadi kekuatan di era transisi energi menuju net zero emission pada 2060 yang mempercepat penanganan perubahan iklim.
Sejak pendirian SRE, Rakyat Merdeka terus mendampingi dan mendukung. Pergerakan mereka bahkan tak lagi di tingkat mahasiswa, melainkan sudah sampai ke sekolah-sekolah menengah. Salah satu contohnya mengenai kompetisi essay, tahun ini sudah yang kedua.
Pada 2021, ada ratusan karya yang masuk. Sebanyak 50 karya terbaiknya dibukukan dengan judul: “Indonesia Menuju Energi Bersih”, yang diterbitkan RM Book. Diharapkan, tahun ini penyelenggaraan kompetisi essay akan menghasilkan lebih banyak ide dan gagasan.
“Seluruh naskah dan artikelnya akan kami kumpulkan dalam platform RM Community, agar bisa didokumentasikan secara digital. Seluruh tulisan terkait penanganan perubahan iklim dan transisi energi yang masuk dalam platform RM Community selanjutnya akan mengikuti proses penjurian,” terang Kiki.
Mendengar progres ini, Menteri Siti Nurbaya bergetar, ikut merasakan semangat anak-anak muda. “Hari ini, mungkin salah satu yang paling membahagiakan selama saya jadi menteri,” akunya.
Ia menyebut, anak-anak muda inilah para pemimpin Indonesia di masa depan. “Gayung bersambut saling bertemu, denyut dan getaran generasi muda Indonesia sangat membanggakan,” akunya, kembali terharu.
Dia melanjutkan, Pemerintah serius dalam hal pengendalian perubahan iklim. Terbukti dari komitmen mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen, atau setara 834 juta ton CO2 dengan usaha sendiri atau sampai dengan 41 persen atau setara dengan 1.185 juta ton CO2 dengan dukungan internasional yang memadai pada 2030.
Sektor Kehutanan mempunyai porsi terbesar, yakni 17,2 persen. Sementara sektor energi 11 persen, sektor pertanian 0,32 persen, sektor industri 0,10 persen, dan pada sektor limbah 0,38 persen. “Untuk sektor energi akan disampaikan lebih komprehensif oleh Bapak Menteri ESDM,” imbuh Siti.
Kata Menteri Arifin Tasrif, efek pemanasan global sudah dirasakan semua kalangan masyarakat. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) merekomendasikan agar membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat celcius. Hal itu untuk menghindari dampak bencana global, seperti panas ekstrem, naiknya permukaan laut, punahnya beberapa makhluk hidup, terjadinya perubahan ekosistem, dan punahnya terumbu karang, serta perikanan laut.
Sesuai Paris Agreement, Indonesia berkomitmen menurunkan emisi GRK sebesar 29 persen dengan usaha sendiri atau 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030. Dari penurunan emisi tersebut, sesuai dengan Nationally Determined Contributions (NDC) sektor energi diharapkan dapat berkontribusi dalam menurunkan sebesar 314 Juta Ton CO2 pada 2030 melalui pengembangan energi terbarukan, pelaksanaan efisiensi energi dan konservasi energi, serta melakukan penerapan teknologi energi bersih.
Untuk jangka panjang, Kementerian ESDM menyusun roadmap transisi energi menuju Net Zero Emission pada 2060. Strategi utamanya melalui pengembangan EBT secara masif dengan fokus pada tenaga surya, hidro, panas bumi, serta hidrogen; Retirement PLTU secara bertahap, pemanfaatan teknologi rendah emisi seperti teknologi CCS/CCUS, serta pemanfaatan energi hidrogen dan nuklir.
“Sedangkan di sisi demand adalah pemanfaatan kompor listrik dan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, di samping penerapan manajemen energi,” terang Arifin.
Pada jangka menengah, Kementerian ESDM menetapkan RUPTL PLN 2021-2030 dengan penambahan kapasitas EBT ditargetkan sebesar 20,9 GW atau 51,6 persen dari total pembangkit pada 2030. Sementara untuk jangka pendek, terdapat beberapa program. Yakni Pengembangan PLTS Atap dengan target 3,6 GW pada 2025; Program dedieselisasi, yaitu konversi PLTD ke Pembangkit EBT dan Gas sebesar 2 GW; Co-firing biomassa pada PLTU; dan pengembangan EBT off-grid bagi pemenuhan listrik di daerah 3T.
“Generasi muda adalah salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan. Untuk itu, diperlukan kesadaran para pemuda terhadap energi bersih, lingkungan, dan perubahan iklim. Peran generasi milenial dalam pengembangan energi terbarukan atau energi hijau sangat dinantikan,” pungkasnya. (RMID)