Nasib apes dialami dosen Universitas Indonesia yang juga pegiat media sosial, Ade Armando saat hadir di aksi demonstrasi 114 di Gedung MPR/DPR, Jakarta, kemarin. Ade jadi sasaran massa. Ade digebukin hingga babak belur dan nyaris ditelanjangi massa. Polisi diminta segera menuntaskan kejadian ini, karena apapun, dan ke siapapun, yang namanya kekerasan harus ditindak.
Meskipun selama ini dikenal sebagai pendukung Presiden Jokowi garis keras, Ade ternyata tidak mendukung wacana penundaan Pemilu 2024 dan jabatan presiden 3 periode. Dia pun hadir di lokasi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa untuk mendukung penolakan penundaan Pemilu 2024 dan presiden 3 periode.
Mengenakan kaos hitam bertuliskan Pergerakan Indonesia Untuk Semua, Ade tiba terlebih dahulu di depan Gedung MPR/DPR. Sambil melempar senyum, Ade sempat ditanya sejumlah wartawan soal kedatangannya ke lokasi demo. Dalam wawancara itu, Ade mengaku mendukung suara mahasiswa menolak penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan presiden.
“Saya tidak ikut demo. Saya mantau dan ingin mengatakan ikut mendukung,” kata Ade, kepada wartawan di lokasi aksi.
Namun, sekitar pukul setengah 4 sore WIB, usai pimpinan DPR dan Kapolri menghampiri massa, Ade kemudian dikerumuni sejumlah massa. Beberapa di antaranya adalah emak-emak dan orang dewasa.
Kemudian, sosok yang juga dikenal sebagai pegiat sosial media ini, terlibat adu argumen dengan kelompok massa tersebut. Hingga ia disorakin sebagai buzzerp. Ketika itu, Ade masih tersenyum merespons hujatan itu. “Munafik, munafik, ini bulan puasa tobat, tobat,” ejek massa yang mengerubunginya.
Tak lama, massa kian beringas dan tak terkendali. Salah seorang rekan Ade mencoba berusaha melindungi dan membawa keluar dari kerumunan massa tersebut, tapi hal yang tak diinginkan terjadi. Pria berjaket hitam dengan warna topi senada, melayangkan tinjunya dari belakang ke kepala Ade, lalu diikuti yang lainnya dengan pukulan dan tendangan.
Beberapa mahasiswa tampak berusaha melerai, tapi tak mempan menaham amukan massa. Hingga Ade lunglai dan terjatuh dengan lumuran darah segar mengucur di wajahnya.
Dalam posisi lemah dan terjatuh pun, ia masih dihujani tendangan demi tendangan, hingga celananya dilucuti. Ade sempat minta ampun sembari menangis agar dirinya tak lagi dikeroyok. Namun, massa yang beringas tak menghiraukan. “Telanjangi saja,” teriak massa. “Jangan dilepasin,” sahut lainnya
Polisi yang kemudian datang berusaha mengevakuasi Ade dari pengeroyokan massa tersebut juga tidak mudah. Mereka ikut jadi bulan-bulanan massa.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan, 6 anggotanya ikut terluka saat proses evakuasi itu. Ia menunjukkan kepada awak media foto-foto anak buahnya yang terluka dan kepalanya berdarah.
“Massa tambah beringas menyerang anggota kami sehingga enam anggota kami terluka,” kata Fadil Imran saat konferensi pers di gedung DPR, kemarin.
Ketika Ade berhasil dievakuasi masuk ke dalam pagar DPR, polisi lalu menembaki massa dengan gas air mata.“Kami sangat menyayangkan ada sekelompok yang sengaja memancing di air keruh, yang niatnya bukan untuk melakukan unjuk rasa menyampaikan pendapat, tetapi untuk membuat kerusuhan,” lanjutnya.
Fadil mengaku telah menciduk beberapa kelompok yang diduga ikut mengeroyok Ade. “Besok, mungkin kami akan melakukan upaya penegakan hukum. Mengumumkan identitas pelaku. Jika tak menyerahkan diri, kami akan tangkap,” tegasnya.
Politisi PSI, Grace Natalie, semalam mengabarkan kondisi Ade yang sudah dirawat di RS Siloam, Jakarta. Kata Grace, Ade dalam kondisi sadar dan sudah bisa bercanda.
Sejumlah tokoh, baik yang selama ini sepemikiran dengan Ade maupun yng berseberangan menyampaikan rasa keprihatinan atas peristiwa pengeroyokan brutal yang menimpa Ade.
Berita Terkait : Dikeroyok Massa Aksi, Ade Armando Babak Belur
Ketua Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer mengecam tindakan kekerasan tersebut dan menyebut pelakunya sebagai teroris demokrasi. Menurutnya, kejadian ini kembali mengguncang rencana rekonsiliasi antara rakyat yang terbelah pasca-Pilkada DKI.
“Narasi mahasiswa dan Ade Armando jelas sama. Mereka menolak pemilu diundur dan perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode. Jadi kenapa Ade jadi korban juga,” ujar sosok yang karib disap Noel ini dalam keterangannya kemarin.
Dekan FISIP UI Semiarto Aji Purwanto juga angkat bicara lewat keterangan resminya dalam akun instagram @ fisip_ui, kemarin. “FISIP UI prihatin dan memberikan atensi penuh atas kasus pengeroyokan yang terjadi pada Dr. Ade Armando,” tulis Semiarto, kemarin.
Ia menegaskan, kemaslahatan Ade selaku dosen tetap di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI menjadi perhatian pihaknya. Soal kehadirannya dalam demo tersebut, kata Semiarto adalah ranah pribadi.
“Kami selaku pimpinan FISIP UI mengharapkan perhatian dan upaya penegak hukum untuk menangani kasus pengeroyokan ini dengan sebenar-benarnya,” harapnya.
Mantan Sekretaris Kabinet Dipo Alam juga prihatin melihat peristiwa tersebut. “Salah lokasi? Oh dosen UI? Turut prihatin, janganlah,” tulisnya menanggapi link berita pengeroyokan Ade Armando di Twitter.
Dari pihak Istana juga ikut berkomentar terkait nasip apes yang dialami Ade Armando. Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menyebut kejadian itu sebagai tindakan para pengecut dan mencoreng wajah demokrasi.
“Saya mengecam tindakan anarkis para pengeroyok terhadap saudara Ade Armando,” kata Moeldoko.
Dia menekankan bahwa pemerintah terbuka menerima kritik dan masukan dari masyarakat melalui berbagai saluran, termasuk melalui unjuk rasa. Moeldoko meminta aparat keamanan tidak ragu-ragu mengambil tindakan tegas.
“Cari (pelakunya), temukan, dan tindak tegas,” ujar eks Panglima TNI ini.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), tempat Ade Armando mengajar juga menyampaikan pernyataan sikap. “Kami selaku Pimpinan FISIP UI mengharapkan perhatian dan upaya penegak hukum untuk menangani kasus pengeroyokan ini dengan sebenar-benarnya,” demikian pernyataan FISIP UI melalui akun Instagram resmi @ fisip_ui dikutip, kemarin. [SAR/rm.id]