Kategori: NASIONAL

  • Ke Jateng, Presiden Cek Infrastruktur Pariwisata Borobudur

    Ke Jateng, Presiden Cek Infrastruktur Pariwisata Borobudur

    Presiden Joko Widodo akan meninjau fasilitas bandara hingga Infrastruktur pariwisata di Candi Borobudur ke Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Rabu (30/3) pagi..

    Jokowi didampingi Sekretaris Kabinet, Pramono Anung dan rombongan berangkat menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten sekitar pukul 08.15 WIB.

    Setibanya, di Bandara Internasional Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Presiden akan terlebih dahulu meninjau fasilitas bandara tersebut.

    Dalam perjalanannya ke Borobudur, Mantan Gubernur DKI ini akan mengunjungi Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) di Kabupaten Magelang. Sesampainya di Borobudur, Presiden diagendakan untuk meninjau infrastruktur fasilitas pariwisata di Candi Borobudur. [MFA/RM.ID]

  • Kunjungi Ponorogo Jatim, Wapres Tinjau Panen Pisang

    Kunjungi Ponorogo Jatim, Wapres Tinjau Panen Pisang

    Wakil Presiden, Maruf Amin didampingi istri Wury Maruf Amin melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Ponorogo, Jawa Timur (Jatim) pada Rabu (30/3)

    Wapres beserta rombongan berangkat menggunakan Pesawat Boeing 737-400 TNI AU dari Bandara International Soekarno-Hatta pukul 07.00 WIB menuju Pangkalan TNI AU Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur.

    Di Madiun, Wapres dijadwalkan menempuh perjalanan darat menuju Ponorogo untuk meninjau program pengembangan hortikultura berorientasi ekspor yakni panen perdana pisang cavendish.

    Selanjutnya, Wapres akan meninjau gelaran produk UMKM di Pendopo Ponorogo serta mengunjungi Pondok Pesantren Wali Songo untuk meresmikan Gedung Islamic International Junior School MI Mambaul Huda.

    Kemudian Wapres beserta rombongan terbatas kembali menuju Pangkalan TNI AU Iswahjudi Madiun, dan lepas landas menuju Bandara International Juanda Surabaya Provinsi Jawa Timur. Keesokan harinya, sebelum kembali ke Jakarta, Wapres dijadwalkan menghadiri Ground Breaking Graha 2 Rumah Sakit Islam Surabaya yang terletak di Jl. Achmad Yani No. 2-4 Wonokromo Surabaya.

    Turut mendampingi Wapres pada kunjungan kerja kali ini, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Kepala Sekretariat Wapres, Ahmad Erani Yustika, serta Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, Masykuri Abdillah, dan Robikin Emhas. [MFA/RM.ID]

  • Lacak TBC Pakai Jurus Penanganan Covid-19

    Lacak TBC Pakai Jurus Penanganan Covid-19

    Pandemi memberikan banyak pelajaran bagi sektor kesehatan. Terutama, untuk memperbaiki penanganan penyakit menular. Salah satunya, Tuberculosis (TBC).

    TBC merupakan penyakit menular yang tak kalah bahaya dari Covid-19. Tapi karena bukan pandemi, maka penanganannya tidak semasif Covid-19. Pemerintah pun berencana akan menanggulangi TBC dengan strategi penanganan Covid-19.

    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, strategi penanganan Covid-19 dengan menjalankan testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan) bisa diterapkan dalam menangani TBC.

    “TBC dan Covid tidak jauh berbeda dalam pengaplikasiannya. Maka, tracing hingga testing seperti yang telah digunakan untuk deteksi Covid-19, bisa digunakan juga untuk TBC,” ujar Budi saat kunjungan kerja di Yogyakarta, kemarin.

    Nantinya, testing TBC bisa menggunakan laboratorium pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR) yang selama ini umum digunakan untuk deteksi Covid.

    Prinsip kerja lab PCR, menurutnya, sama persis dengan lab Tes Cepat Molekuler (TCM) yang digunakan untuk mendeteksi TBC. “Jadi semua laboratorium PCR harusnya bisa buat nguji TBC,” imbuhnya.

    Jika hasil tes positif, maka akan dilakukan tracing. Bisa dilakukan dengan door to door, mirip seperti yang dilakukan untuk penanganan Covid-19. Fasilitas pelayanan kesehatan bisa mengirim satu orang ke rumah untuk melakukan tes.

    Selain TBC, strategi ini bisa digunakan dalam penanganan penyakit malaria hingga Human Immunodeficiency Virus (HIV).

    “Paling kit test-nya aja yang beda-beda. Tapi bisa dengan cara itu. Maka nanti kita mau rapikan,” beber eks Direktur Utama Bank Mandiri ini.

    Kemenkes juga akan mencoba mengintegrasikan aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) dengan sistem New All Record (NAR).

    Untuk diketahui SITB merupakan sistem pencatatan dan pelaporan kasus TBC Sensitif, TBC Resistant Obat, Laboratorium dan Logistik dalam satu platform yang terintegrasi.

    Sedangkan NAR merupakan sistem informasi berisi data-data terkait kasus Covid-19.

    “Selama ini SITB beda dengan NAR, nah itu mau kita jadiin satu supaya bisa lebih mudah,” ucapnya.

    Mantan Direktur Utama PT Inalum (Persero) ini mengakui, Pemerintah masih kesulitan mendeteksi jumlah riil penderita TBC di Indonesia.

    World Health Organization (WHO) memperkirakan, ada 824 ribu orang di Indonesia yang terinfeksi TBC. Tapi, selama ini Pemerintah tak pernah bisa mendeteksi setinggi itu.

    “Paling tinggi 500 ribu sampai 600 ribu orang kemudian turun lagi ke 300 ribu. Padahal orang-orang ini kalau tidak terdeteksi bisa menular ke banyak orang,” ungkap Budi.

    Untuk urusan penyakit TBC, Global TB Report 2021 melaporkan Indonesia berada di posisi ketiga jumlah penderita terbanyak setelah India dan China.

    Jumlah kasusnya mencapai 824 ribu dengan kematian 93 ribu setiap tahunnya. Masih dari data yang sama, ada sekitar 11 kematian akibat TBC dalam setiap jamnya di Indonesia.

    Sebelumnya, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengingatkan, TBC jauh lebih mematikan daripada Covid-19.

    “TB bisa membuat kematian melebihi kasus Covid ya. Pengobatan juga sempat terhenti akibat pandemi,” tutur Hasto.

    Dari segi pengobatan, penyakit TBC juga tidak mudah. Jika penderita Covid-19 pada umumnya butuh waktu dua minggu, hal itu tidak berlaku untuk penderita TBC.

    “TB harus minum obat 6 bulan. Tapi ada pandemi jadi banyak yang tidak kontrol, jadi putus minum obatnya,” bebernya. [JAR]

  • ASTRA Tol Tamer Tanggapi Permintaan Dewan Soal Progres Proyek Jembatan Ciujung

    ASTRA Tol Tamer Tanggapi Permintaan Dewan Soal Progres Proyek Jembatan Ciujung

    SERANG, BANPOS- Astra Tol Tangerang Merak menghadiri undangan koordinasi dari komisi IV DPRD Provinsi Banten Bidang Pembangunan dan Infrastruktur, kunjungan tersebut berisi pembahasan seputar progres dari pengerjaan rekonstruksi proyek jembatan Ciujung yang sudah dimulai pada awal bulan Januari 2021 dan saat ini sudah selesai dilakukan tahapan pengecoran lantai jembatan Ciujung.

    Kepala divisi Operasional dan Pemeliharaan Astra tol Tangerang Merak, Samsul Chair menjelaskan bahwa proyek pengerjaan jembatan Ciujung yang berlokasi di KM 57 akan bebas dari pekerjaan konstruksi dari H-15 sampai H+15 Lebaran.

    “Kami memastikan sesuai imbauan pemerintah, bahwa tidak akan ada pekerjaan yang dilakukan pada arus mudik yang dimulai dari tanggal 15 April sampai dengan 15 Mei, hal ini dilakukan untuk memastikan agar pengguna jalan merasa aman dan nyaman selama mudik” jelas Samsul pada kunjungan tersebut seperti yang dilansir dari siaran persnya yang diterima banpos.co.

    Dalam hal ini juga dapat mengantisipasi lonjakan trafik kendaraan yang melintas di area tersebut, dan dapat memberikan kenyamanan tanpa gangguan pengerjaan saat mudik bagi pengguna jalan.

    Samsul juga mengatakan bahwa untuk mengantisipasi naiknya volume lalu lintas, maka Astra tol Tangerang Merak telah membuka akses dua lajur dan tambahan 1 lajur darurat pada arah Merak dan Jakarta. (RED)

  • Tokoh Senior KAHMI, GMNI, PMKRI, GMKI Dukung Sabam Sirait Jadi Pahlawan Nasional

    Tokoh Senior KAHMI, GMNI, PMKRI, GMKI Dukung Sabam Sirait Jadi Pahlawan Nasional

    Tokoh senior Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Akbar Tanjung, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Theo L Sambuaga, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Paulus Januar, dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Barita Simanjuntak menyampaikan dukungan kepada Sabam Sirait untuk dijadikan Pahlawan Nasional.

    Tak hanya itu, Ketua MPR RI bambang Soesatyo dan Menkopolhukam Mahfud MD mendukung penuh penganugerahan Pahlawan Nasioal kepada Sabam Sirait.

    Hal itu disampaikan para tokoh senior tersebut dalam Diskusi Publik “Sabam Sirait dalam Berjuang Bagi Demokrasi dan HAM di Indonesia” yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI), di Gedung Nusantara IV MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin (28/3).

    Mantan Ketua HMI dan DPR Akbar Tanjung menilai wajar Sabam Sirait ditetapkan negara sebagai pahlawan nasional. Sebab, banyak hal yang diperjuangan Sabam Sirait tak hanya di dalam negeri tetapi juga dunia internasional.

    “Saya mendukung pak Sabam Sirait menjadi seorang pahlawan nasional. Saya menyatakan dukungan saya penuh sebagai pahlawan nasional karena Sabam seorang tokoh Indonesia yang sangat kita hormati,” ujar Akbar Tanjung.

    Hal senada juga dikatakan Theo L Sambuaga. Theo mengaku telah mengenal Sabam sejak tahun 70-an. “Saya juga mendukung perjuangan menjadikan Sabam jadi pahlawan nasional. Prosesnya sudah benar karena dimulai dari historis administratif harus dimuai dari provinsi atau daerah,” ujar Theo Sambuaga.

    Senada, Paulus Januar dan Barita Simanjuntak mengatakan, mendukung Sabam jadi pahlawan nasional. Kiprah Sabam Sirait selama hidupnya tak perlu diragukan lagi.

    Hal serupa juga dikatakan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Menkopolhukam Mahfud MD. Mereka menilai sosok almarhum Sabam Sirait sangat pantas dianugerahi gelar pahlawan nasional.

    Hal itu mengingat jasa dan pengabdian almarhum dalam mengisi kemerdekaan Indonesia sangat besar, khususnya dalam merawat kemajemukan bangsa dan menjaga demokrasi demi tetap tegak berdirinya NKRI.

    Sementara Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menyebut sosok Sabam Sirait sebagai literatur demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), kebhinekaan dan keadilan yang patut dipelajari dan diteladani.

    Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, Sabam Sirait memiliki perjalanan karier politik yang panjang selama 63 tahun, melintasi masa jabatan tujuh Presiden, melewati pergolakan dan perubahan dalam sejarah bangsa, sampai beliau pergi untuk selamanya di usia 85 tahun.

    “Mereka menghilang untuk masuk ke dalam ingatan, tapi semangat mereka tak pernah mati. Seperti itu Sabam Sirait di hati saya,” kata LaNyalla.

    Sebagaimana diketahui, Pemprov Sumatera Utara resmi mengajukan nama Sabam Sirait menjadi calon Pahlawan Nasional tahun 2022 kepada pemerintah pusat pekan lalu. [TIF/RM.ID]

  • Agung Laksono Minta IDI Anulir Pemecatan Terawan

    Agung Laksono Minta IDI Anulir Pemecatan Terawan

    Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Agung Laksono meminta keputusan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang melakukan pemecatan terhadap Terawan Agus Putranto sesuai dengan rekomendasi dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) ditinjau kembali.

    Sebab, keputusan pemecatan IDI terhadap Terawan mendapat resistensi dari masyarakat. Bahkan ada yang menganggap IDI sebagai lembaga yang tidak fair.

    “IDI adalah organisasi ptofesi kedokteran yang terhormat. Jangan sampai keputusan yang dibuat IDI malah memunculkan pendapat yang negatif dari masyarakat terkait pemecatan Terawan. Apalagi sekarang sudah ada suara-suara di masyarakat mengatakan IDI tidak fair terhadap Terawan,” kata Agung Laksono dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (29/3).

    Untuk itu, Agung Laksono yang juga mantan Menko Kesra itu berharap IDI menganulir keputusannya untuk tidak memecat Terawan.

    “Tanpa ikut campur lebih jauh, sebaiknya putusan IDI itu ditinjau kembali, dianulir saja. Kalau ada kekurangan-kekurangan atau masalah yang sifatnya administratif toh masih bisa diperbaiki, tidak langsung dipecat,” ujarnya.

    Secara pribadi, Agung Laksono sangat menyayangkan keputusan pemecatan IDI terhadap Terawan. Ia menilai mantan Menteri Kesehatan itu sosok dokter yang banyak berjasa bagi masyarakat dan bangsa ini.

    “Dokter Terawan ini orang baik yang banyak berjasa di masyarakat sekaligus memberikan inovasi bagi dunia medis di Tanah Air bahkan internasional. Tapi kok ini rasanya seperti dikuyokuyo seperti musuh besar,” katanya.

    Sebaliknya, sebagai organisasi profesi yang diberi kewenangan dalam Undang-undang, lanjut Agung Laksono, harusnya IDI bisa lebih mengayomi dan membina para anggotanya serta terbuka dengan berbagai inovasi di bidang kesehatan, farmasi, dan kedokteran.

    “Apa salah Terawan sampai dipecat permanen? Terawan bukan malpraktik atau melakukan tindakan kejahatan. Justru puluhan ribu orang banyak dibantu oleh dia dengan mengembangkan Vaksin Nusantara yang dibuat oleh anak-anak bangsa ini untuk mengurangi produksi vaksin impor,” pungkasnya.

    Diketahui, Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto sudah buka suara soal pemecatannya. Terawan mengaku IDI rumah keduanya. Dia merasa terhormat dan bangga pernah menjadi bagian dari organisasi kedokteran tersebut.

    Penggagas vaksin Nusantara ini juga telah menganggap rekan-rekannya di IDI itu sebagai saudara kandung.

    “Sampai hari ini saya (Terawan) masih sangat bangga dan merasa terhormat berhimpun di sana (IDI). Teman sejawat itu seperti saudara kandung, jadi saya menyayangi semua saudara saya di sana (IDI),” kata Terawan seperti ditirukan mantan Tenaga Ahli Terawan di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Andi, Senin (28/3).

    Terawan, meminta semua pihak untuk dapat menahan diri dan tidak meributkan soal pemecatannya tersebut. Karena Indonesia masih menghadapi pandemi Covid-19.

    “Kasihan masyarakat dan saudara-saudara sejawat yang di daerah, Puskesmas, rumah sakit dan lainnya, ikut terganggu,” tuturnya sembari menambahkan, Terawan tetap menjadikan sumpah dokter sebagai landasan.

    Sebelumnya, MKEK IDImemutuskan pemberhentian secara permanen Terawan dari keanggotaan IDI dari hasil rapat khusus MKEK dan dibacakan dalam Muktamar ke-31 IDI di Kota Banda Aceh, Aceh, Jumat (25/3). Pemberhentian Terawan dilaksanakan PB IDI selambat-lambatnya 28 hari kerja. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

    Dalam Surat Keputusan (SK) MKEK itu, Terawan dituding melakukan pelanggaran etik berat; salah satu yang disorot adalah melakukan promosi luas Vaksin Nusantara sebelum penelitiannya selesai. [EDY/RM.ID]

  • Cek Di Sini, 26 Daerah Di Luar Jawa Bali Yang Mangkal Di Level 1

    Cek Di Sini, 26 Daerah Di Luar Jawa Bali Yang Mangkal Di Level 1

    Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri Safrizal memaparkan, jumlah daerah di luar Jawa Bali yang menghuni Level 1 meningkat, dari 18 menjadi 26 kabupaten/kota.

    Sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 17 Tahun 2022.

    Sementara jumlah daerah Level 2, naik dari 168 menjadi 250.

    Secara signifikan, kenaikan jumlah penghuni pada Level 1 dan 2 ini menurunkan jumlah daerah yang menempati Level 3, dari semula 200 menjadi 110.

    Tak ada daerah yang menempati Level 4.

    Berikut rincian 26 kabupaten/kota di luar Jawa Bali, yang menempati Level 1 sesuai Inmendagri Nomor 17 Tahun 2022:

    Sumatera Utara (8)

    Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Dairi, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Nias Selatan, Kota Sibolga, dan Kota Binjai, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Simalungun

    Maluku (3)

    Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat, dan Kota Tual

    Papua (6)

    Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Waropen, Kabupaten Asmat, Kabupaten Supiori, Kabupaten Mamberamo Tengah, dan Kabupaten Yalimo

    Papua Barat (3)

    Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten Teluk Wondama, dan Kabupaten Tambrauw

    Sumatera Selatan (1)

    Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

    NTB (1)

    Kota Mataram

    Kalimantan Selatan (1)

    Kabupaten Tanah Bumbu

    Sulawesi Utara (1)

    Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

    Sulawesi Tenggara (2)

    Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Buton Selatan [HES/RM.ID]

  • Jumlah Penghuni Level 1 Dan 2 Naik Signifikan, Tak Ada Yang Ngendon Di Level 4

    Jumlah Penghuni Level 1 Dan 2 Naik Signifikan, Tak Ada Yang Ngendon Di Level 4

    Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memperpanjang kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di luar Jawa Bali mulai tanggal 29 Maret hingga 11 April 2022, melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2022.

    Dalam masa perpanjangan PPKM di luar Jawa Bali, Dirjen Bina Adwil Kemendagri Safrizal mengatakan, jumlah daerah yang menghuni Level 1 bertambah, dari 18 menjadi 26 daerah.

    Daerah Level 2 dari, meningkat dari 168 daerah menjadi 250 daerah.

    Secara signifikan, kenaikan jumlah penghuni Level 1 dan Level 2 secara otomatis menurunkan jumlah daerah yang berada di Level 3, dari 200 daerah menjadi 110 daerah.

    Tidak ada daerah yang  berada di Level 4.

    “Peningkatan kapasitas vaksinasi di setiap daerah terbukti mampu menekan laju transmisi penularan. Posisi ini harus terus kita dorong dengan harapan, semakin banyak daerah yang berada di Level 1,” kata Safrizal.

    “Itu artinya, kekebalan masyarakat akan semakin terbentuk. Masyarakat sudah bisa beraktivitas secara normal. Meski tanpa mengurangi arti kewaspadaan, untuk tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan,” terangnya.

    Selain perubahan pada jumlah daerah berdasarkan hasil penilaian indikator sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, juga terdapat beberapa perubahan dalam kebijakan PPKM di Jawa Bali.

    Antara lain, kegiatan olaharga saat ini diperbolehkan menerima penonton langsung di stadion, dengan kapasitas maksimal penonton sesuai kriteria level di setiap wilayah.

    Yaitu 50 persen untuk Level 3, 75 persen untuk Level 2, dan 100 persen untuk Level 1.

    Untuk mendukung upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional, pemerintah juga telah  memutuskan untuk menambah jumlah pintu masuk bagi pelaku perjalanan luar negeri.

    Pada pengaturan kali ini, pemerintah membuka pintu masuk perjalanan penumpang dari luar negeri. Yang  sebelumnya hanya dibuka di Bandara Soekarno Hatta, Bandara Juanda, Bandara Ngurah Rai, Bandara Hangnadim, Bandara Raja Haji Fisabilillah, dan Bandara Sam Ratulangi untuk WNI, serta Bandara Soekarno Hatta, Bandara Juanda, dan Bandara Sam Ratulangi untuk WNA.

    “Saat ini, seluruh perjalanan penumpang internasional, baik WNI maupun WNA, dapat masuk melalui bandara bandara tersebut. Ditambah Bandara Zainuddin Abdul Madjid di Lombok,” jelas Safrizal.

    Senada dengan penambahan pintu masuk udara, terdapat juga penambahan pintu masuk laut melalui Tanjung Benoa di Bali dan Lagoi di Bintan.

    Khusus untuk Tanjung Benoa, Batam, Tanjung Pinang, dan Lagoi dapat masuk menggunakan kapal pesiar (cruise) atau kapal layar (yacht).

    Pengaturan terhadap pergantian layanan, dan pemulangan bagi Awak Kapal Warga Negara Asing (WNA) atau Awak Kapal Warga Negara Indonesia WNI) pada kapal berbendera asing dapat dilakukan melalui beberapa pelabuhan di Indonesia yaitu melalui Pelabuhan Belawan, Tanjung Balai Karimun (Pulau Nipah dan Tanjung Balai Karimun), Batam (Pulau Galang, Batu Ampar, dan Kabil), Merak, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, Benoa, Sorong, Ambon, dan Bitung.

    Kebijakan percepatan vaksinasi seperti yang telah disampaikan Presiden Jokowi tentang persyaratan tambahan vaksin booster dalam pelaksanaan mudik lebaran, diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Khususnya, untuk jenis vaksin booster yang saat ini capaiannya masih di bawah 10 persen secara nasional.

    “Kami terus mendorong kepada Pemerintah Daerah beserta seluruh jajaran Forkopimda, untuk melakukan inovasi dan kolaborasi. Agar capaian vaksinasi terus mengalami peningkatan,” papar Safrizal.

    “Capaian vaksinasi yang terus meningkat, diharapkan paralel dengan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional, dan semakin menggeliatnya aktivitas perekonomian masyarakat,” pungkasnya. [HES/RM.ID]

  • Ini 5 Usulan Penting Prof. Tjandra Terkait Standarisasi Info Kesehatan Dengan Teknologi Digital

    Ini 5 Usulan Penting Prof. Tjandra Terkait Standarisasi Info Kesehatan Dengan Teknologi Digital

    Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan lima usulan penting terkait standarisasi info kesehatan (vaksin, tes) dengan teknologi digital, untuk orang yang akan bepergian antar negara, dalam Health Working Group G20 Pertama di Yogyakarta, 28-30 Maret 2022.

    “Selain dua hal yang sudah dibicarakan tentang variasi aspek kesiapan teknologi digital di masing-masing negara, dan bagaimana dunia internasional menanggapi perlu tidaknya kehadiran “paspor kesehatan” secara rutin, maka baik juga kalau lima hal dipertimbangkan dalam diskusi G20 hari-hari ini,” kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Selasa (29/3).

    Pertama, sistem yang akan dibuat harus dapat mengakomodir bila ada perkembangan vaksin, khususnya untuk Covid-19.

    “Dapat saja di waktu mendatang digunakan vaksin yang berbeda, atau kebijakan vaksinasi yang berbeda pula. Artinya kebijakan masuk ke negara dapat berbeda juga di waktu mendatang,” jelas Prof. Tjandra, yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI.

    Kedua, bukan tak mungkin, kebijakan tes Covid-19, akan berbeda sesuai perkembangan ilmu.

    Ketiga, mengingat standarisasi ini dimaksudkan juga untuk masalah-masalah kesehatan setelah Covid-19, maka variasi bentuk tes diagnosis dan juga penanganannya (vaksin, obat dan sebagainya) juga bisa saja saling berbeda antar penyakit.

    “Sehingga, standar yang akan dibuat tentu baik, kalau mengakomodir berbagai kemungkinan yang ada,” ucap Prof. Tjandra.

    Keempat, kita tahu, berbagai sistem hampir serupa kini telah/ sedang dikembangkan berbagai organisasi internasional lain.

    “Tentu, dalam hari-hari ini akan dilakukan diskusi mendasar tentang harmonisasi dan kemungkinan rekognisinya. Sehingga, semua pihak merasa bahwa sistem mereka masing-masing tetap terakomodir dengan baik,” tutur mantan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular/Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan.

    Kelima, setelah kesepakatan tentang sistem info digital untuk perjalanan antar negara (atau setidaknya rekognisinya) tercapai di Forum G20 kali ini, maka tentu akan jadi kesepakatan dalam 20 negara anggota.

    Prof. Tjandra menilai, agar kesepakatan global untuk seluruh negara dapat tercapai, sistem ini perlu menjadi keputusan resmi dari badan dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dan sebagainya. Sesuai aturan organisasi mereka.

    “Untuk WHO misalnya, idealnya kesepakatan tersebut menjadi bagian resolusi atau setidaknya decision dalam forum World Health Assembly (WHA),” tutup Prof. Tjandra. [HES/RM.ID]

  • Antrean PPLN Membludak, Tes PCR Mau Dikaji Ulang

    Antrean PPLN Membludak, Tes PCR Mau Dikaji Ulang

    Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto bakal mengkaji mekanisme tes Polymerase Chain Reaction alias PCR di pintu kedatangan internasional di bandara. Soalnya, terjadi antrean panjang bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

    Menurut Suharyanto, membludaknya antrean tes Covid-19 di pintu-pintu masuk luar negeri, termasuk di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), terjadi usai Pemerintah menghapuskan aturan karantina kesehatan bagi PPLN yang sudah menerima dua dosis vaksin dan booster, sejak pekan lalu.

    “Dengan semakin terkendalinya kasus Covid-19 dan kebijakan baru tanpa karantina bagi PPLN yang sudah vaksin lengkap atau booster, meningkatkan jumlah perjalanan internasional,” ujar Suharyanto, kemarin.

    Menurutnya, para PPLN tersebut tetap diwajibkan menjalani tes PCR begitu tiba di Indonesia. Kondisi itulah yang menyebabkan antrean panjang di Bandara Soetta.

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini mengatakan, Satgas Covid-19 di Bandara Soetta telah mengantisipasi adanya penumpukan antrean tersebut. Salah satunya, dengan mengubah sistem antrean, terutama untuk testing mandiri dan pembayaran.

    “Arus kedatangan internasional di Bandara Soetta juga membutuhkan testing PCR yang lebih banyak dan cepat,” jelasnya.

    Mantan Pangdam V/Brawijaya ini menegaskan, akan terus melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak kembali terulang. Soalnya, potensi penumpukan masih dapat terjadi ketika kedatangan internasional tiba pada saat yang bersamaan.

    “Satgas terus mengupayakan agar ini segera dapat diatasi, di antaranya dengan mengatur mekanisme tes dan jumlah PCR,” imbuh jebolan Akademi Militer tahun 1989 ini.

    Sebelumnya, panjangnya antrean pemeriksaan tes PCR bagi para PPLN yang baru tiba di terminal kedatangan Bandara Soetta, viral di media sosial.

    Disebutkan, jumlah petugas jaga tidak sebanding dengan jumlah penumpang yang datang. Akibatnya, terjadi antrean panjang dan kerumunan.

    Sementara, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim, warga Ibu Kota mulai berbondong-bondong mengikuti program vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster.

    Lonjakan warga yang mengikuti program vaksin ini terjadi setelah Pemerintah mewajibkan vaksin booster sebagai syarat untuk mudik Lebaran tahun ini.

    “Terkait booster, karena dijadikan sebagai syarat untuk mudik, maka semakin banyak sebetulnya yang ingin mendapatkan booster atau vaksin ketiga,” ujar Riza di Balai Kota, Jakarta, kemarin.

    Riza pun meminta masyarakat tetap tertib mengikuti program vaksinasi. Mereka harus mendaftar terlebih dulu sebelum datang ke lokasi vaksinasi.

    Soalnya, sentra vaksinasi setiap harinya memiliki kuota terbatas. Kendati begitu, dia memastikan pasokan vaksin di Jakarta masih mencukupi.

    “Jangan sampai, katakanlah satu titik disiapkan 1.000, yang datang 3.000. Memang semuanya sebaiknya didaftarkan melalui aplikasi,” beber politisi Partai Gerindra itu.

    Riza juga menegaskan, Pemerintah Pusat pasti sudah memikirkan ketersediaan vaksin sebelum membuat kebijakan vaksin booster sebagai syarat mudik.

    “Sekarang mulai berbondong-bondong orang untuk mendapatkan vaksin, dan saya yakin Pemerintah Pusat juga sudah menyiapkan vaksin,” tandasnya. [DIR/RM.ID]