Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan varian Deltacron yang merupakan gabungan Delta dan Omicron, belum masuk ke Tanah Air.
Varian itu sudah terdeteksi di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Belanda, Prancis dan Denmark.
“Hingga saat ini, Pemerintah belum mendeteksi kasus varian Deltacron di Indonesia, dan kita akan terus memantau,” ungkap Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, kemarin.
Nadia memastikan, vaksin Covid-19 yang saat ini digunakan masih efektif untuk mempertahankan diri dari varian apapun.
Karena itu, dia meminta masyarakat melengkapi vaksinasi dua dosis, yang ditambah dosis ke 3 atau booster. “Ini untuk menambah pertahanan kita dari sub varian Omicron ini,” imbuhnya.
Kendati begitu, vaksinasi saja tak cukup untuk menbendung varian Deltacron. Harus dikombinasikan dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) secara disiplin.
Nadia mengungkapkan, saat ini capaian vaksinasi dosis kedua sudah menyentuh 73 persen dari target. Sementara capaian dosis satu sudah mencapai 93 persen. Tapi, capaian itu tak merata.
Faktanya, baru 40 persen dari 514 kabupaten/kota, atau sekitar 206 daerah yang sudah memenuhi target 70 persen vaksinasi Covid-19 dosis kedua.
Nadia mendorong wilayah lainnya segera mempercepat laju vaksinasi. Terutama bagi kelompok rentan seperti kelompok lanjut usia alias lansia, dan orang dengan penyakit penyerta atau komorbid.
Sebelumnya, Kemenkes menargetkan program vaksinasi Covid-19 dosis satu maupun dua rampung April tahun ini. Sedangkan, pemberian dosis ketiga atau booster, ditargetkan rampung akhir tahun.
Untuk mengejar target itu, Kemenkes menggenjot program vaksinasi dosis kedua.
“Diusahakan untuk mencapai rata-rata 750 ribu dosis per hari,” imbuh Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Kemenkes ini.
Dalam kesempatan itu, Nadia juga membeberkan perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia yang mengalami tren perbaikan.
Kasus aktif dan konfirmasi turun, diikuti dengan penurunan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, dengan jumlah 19 persen.
Perbaikan juga terjadi pada jumlah kasus kematian Covid-19 yang mengalami penurunan sebesar 5 persen dibandingkan pekan sebelumnya.
Sementara positivity rate mingguan tercatat 13,98 persen, turun dari angka sebelumnya yang sempat tercatat di 14,25 persen pada Senin (14/3).
Tapi Nadia mengingatkan, meski indikator penanganan Covid-19 saat ini menunjukkan perbaikan, masyarakat tetap harus terus waspada, karena Indonesia masih dalam status pandemi.
“Sangat penting bagi kita tetap menjalankan protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi untuk terus menekan laju penyebaran virus,” ingatnya.
Terpisah, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof dr Zubairi Djurban mengatakan, belum banyak yang bisa dipastikan dari varian Deltacron.
“Hanya sedikit data yang dapat digunakan untuk mengukur khawatir atau tidak. Namun, sejumlah ahli mengatakan varian ini harus diawasi,” kata Zubairi, dikutip dari cuitannya di Twitter, kemarin.
Dia menjelaskan, Deltacron merupakan varian Covid-19 yang terdiri dari elemen Delta dan Omicron. Artinya, varian tersebut mengandung gen dari kedua varian itu yang membuatnya menjadi virus rekombinan.
Dari temuan awal, para peneliti baru mengidentifikasi kasus infeksi Deltacron di Amerika Serikat, Prancis, Denmark, Inggris dan Belanda.
“Apakah Deltacron lebih menular dan mematikan? Mungkin sekali tidak berbahaya ketimng vabarian Omicron. Belum bisa dipastikan. Karena jumlah kasusnya masih amat sedikit,” tutupnya. [DIR/RM.ID]