JAKARTA,BANPOS – Buntut penolakan kehadiran Timnas Israel di Tanah Air, FIFA akhirnya membatalkan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Sebelum keputusan pahit ini keluar, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir sudah berjuang keras melobi FIFA agar Indonesia tetap menjadi tuan rumah. Saat ini, Erick juga terus berjuang agar Indonesia tidak diberikan sanksi tambahan oleh FIFA.
Usai mendapat arahan dari Presiden Jokowi, Erick bersama tim segera terbang ke Doha, Qatar untuk bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino, Selasa (28/3) malam. Erick terbang ke Qatar usai menonton laga uji coba Indonesia vs Burundi.
Menggunakan pesawat komersial, Erick menempuh sekitar 8 jam, hingga akhirnya tiba di Bandara Internasional Hamad, Doha, Qatar. Ia dan tim segera bergegas ke salah satu hotel untuk melakukan persiapan akhir sebelum melobi Gianni Infantino.
“Alhamdulillah, sudah sampai di Qatar. Tentu, tim semua sudah siap, untuk bertemu dan bernegosiasi dengan FIFA. Mudah-mudahan ada jalan keluarnya. Bagaimana kita bisa memberikan solusi terbaik untuk situasi saat ini. Mohon doanya dari masyarakat Indonesia,” tulis Erick, di akun Instagramnya.
Erick kemudian menuju tempat pertemuan. Dalam sebuah foto yang beredar, Erick dan Gianni Infantino terlihat sedang berbicara empat mata di sudut ruangan. Erick juga menyampaikan surat Jokowi ke Gianni Infantino.
Lalu, apa hasilnya? FIFA tetap pada pendirian. Mereka membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. FIFA akan menunjuk tuan rumah baru sesegera mungkin. Sedangkan, tanggal penyelenggaraannya masih belum berubah yaitu Mei mendatang. Selain dibatalkan, Indonesia juga terancam kena sanksi dari FIFA.
Terlepas dari keputusan itu, FIFA tetap berkomitmen untuk secara aktif membantu PSSI melakukan transformasi sepakbola Indonesia. Anggota tim FIFA akan terus hadir di Indonesia dalam beberapa bulan mendatang dan akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada PSSI, di bawah kepemimpinan Erick.
“Pertemuan baru antara Presiden FIFA dan Presiden PSSI untuk diskusi lebih lanjut akan segera dijadwalkan,” tulis FIFA dalam keterangannya, semalam.
Apa tanggapan Erick soal keputusan FIFA ini? Erick mengaku, sudah berjuang semaksimal mungkin agar penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tetap berjalan di Tanah Air. Namun, posisi Indonesia yang menjadi salah satu anggota FIFA, harus tunduk pada kewenangan dan keputusan yang diberikan FIFA.
“Setelah menyampaikan surat dari Presiden Jokowi, dan berbicara panjang dengan Presiden FIFA Gianni Infantino, kita harus menerima keputusan FIFA yang membatalkan penyelenggaraan event yang kita sama-sama nantikan itu,” ujar Erick, dari Doha, Qatar.
Ia menambahkan, keputusan lembaga tertinggi sepak bola dunia dengan 211 anggota dari berbagai belahan dunia itu, tidak bisa ditolak lagi. “FIFA menilai situasi saat ini tidak bisa dilanjutkan penyelenggaraannya, maka kita harus tunduk,” lanjut Erick.
Erick meminta semua pecinta sepakbola Indonesia tegar terkait keputusan FIFA itu. “Ini saatnya kita harus membuktikan kepada FIFA melakukan transformasi sepakbola, menuju sepakbola bersih dan berprestasi,” tukasnya.
Mendengar keputusan ini, Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali sedih, dan kecewa. Pasalnya, persiapan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 telah dilakukan sejak 2020. Usai diputuskan jadi tuan rumah pada Oktober 2019, Jokowi meminta para menteri menyiapkan segala sesuatunya. Bahkan, Jokowi sudah mengeluarkan Keppres dan Inpres.
“Daya dan upaya sudah dilakukan oleh Pemerintah dan PSSI. Akibat pro-kontra kehadiran Tim Israel, kita dibatalkan jadi tuan rumah. Sangat sedih,” ujar politisi senior Partai Golkar ini.
Padahal, kata dia, punggawa Timnas Indonesia U-20 berharap banyak kepada Erick agar Indonesia tidak dicoret dari tuan rumah. Menurut mereka, ini kesempatan baik untuk sepakbola yang belum tentu datang lagi. “Saya mengawal ini dari 2019, hasilnya seperti ini. Saya belum bisa bayangkan masa depan sepakbola kita,” sesal eks Menpora ini.
Komite Exco PSSI, Arya Sinulingga mengatakan, pembatalan ini menjadi pukulan telak bagi Indonesia. Indonesia dianggap tidak mampu memberikan kesetaraan terhadap peserta Piala Dunia U-20.
Menurut dia, Erick telah menyampaikan opsi, seperti diselenggarakan di dua negara sampai Timnas Israel berlaga tanpa menggunakan bendera atau menyanyikan lagu kebangsaan. Namun, semua ditolak FIFA.
Arya justru mengkhawatirkan potensi sanksi yang akan diberikan ke Indonesia. “Pak Erick sudah berjuang maksimal. Saat ini, yang kita perjuangkan adalah bagaimana kita tidak kena sanksi dari FIFA. Karena mereka masih mempertimbangkan sanksi untuk Indonesia,” harap Arya.(RMID)