SERANG, BANPOS – Keberadaan UMKM diharapkan mampu berkontribusi dalam percepatan pembangunan di Kota Serang. Terutama dalam menunjang sektor wisata religi yang menjadi ikon Kota Serang.
Demikian disampaikan oleh Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, saat membuka acara seminar kewirausahaan Industri 4.0 dan Strategi Pemasaran Bagi UMKM yang digelar oleh Bank bjb.
“Banyak permasalahan yang terjadi pada UMKM Kota Serang itu dari segi kemasan ataupun pemasarannya. Padahal kalau kemasan maupun pemasarannya sudah bagus, saya punya keyakinan produk tersebut dapat dijual di mal-mal yang ada di Kota Serang,” ujar Subadri, Kamis (12/12).
Selain itu, ia meminta para pelaku UMKM agar dapat lebih kreatif dan inovatif dalam berwirausaha. Karena menurutnya, banyak potensi daerah yang dapat digali oleh mereka.
“Cari inovasi, cari benar-benar supaya bagaimana caranya dalam rangka mengharumkan nama baik Kota Serang melalui UMKM di Kota Serang, bapak ibu semua selaku pelaku UMKM yang lebih tahu,” katanya.
Ia pun meminta para pelaku UMKM untuk dapat terlibat dalam memajukan kepariwisataan di Kota Serang, khususnya wisata religi yang ada di KPW Banten Lama.
“Dari sisi oleh-oleh kekhasan daerah itu harus ditampilkan. Masa di Banten masih menjual intip Cirebon, dodol Garut? Ini yang harus diperhatikan,” tandasnya.(DZH)
SERANG, BANPOS – Pemkot Serang berupaya untuk mempertahankan tradisi dan budaya lokal yang ada di Kota Serang. Salah satunya yaitu Panjang Mulud. Melalui Dindikbud, Pemkot Serang menggelar Gebyar Panjang Mulud yang diikuti oleh seluruh OPD dan instansi pendidikan serta organisasi kemasyarakatan di Kota Serang.
Berdasarkan pantauan, kegiatan tersebut berjalan dengan meriah. Para peserta mempertontonkan pertunjukkan-pertunjukkan khas dari setiap tempatnya.
Selain itu, banyak pula yang melakukan peserta yang membawa seserahan untuk diberikan kepada Walikota dan Wakil Walikota Serang. Beberapa OPD pun menghias mobil-mobil dinas menjadi mobil dengan berbagai macam bentuk.
Dalam kesempatan itu, sempat terjadi sedikit kericuhan akibat masyarakat berebut panjang mulud yang disediakan oleh peserta. Namun, pihak keamanan berhasil mengondusifkan keadaan.
Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan kegiatan ini sangat baik untuk dapat melestarikan kebudayaan yang ada di Kota Serang. Karena menurutnya, kebudayaan merupakan identitas suatu daerah.
“Ini sangat baik ya untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini juga dapat meningkatkan kreatifitas masyarakat,” ujarnya, Rabu (11/12).
Ia pun berharap, kedepannya kegiatan Gebyar Panjang Mulud dapat lebih tertib dan meriah lagi kedepannya.
Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, menuturkan bahwa dirinya berterima kasih kepada masyarakat dan penyelenggara karena telah melaksanakan kegiatan ini.
“Semangat dalam menjalankan kegiatan ini adalah semangat untuk melestarikan kebudayaan lokal. Semoga dengan adanya kegiatan ini, Kota Serang dapat lebih bersatu dan religius,” tuturnya.
Sementara, Kepala Dindikbud Kota Serang, Wasis Dewanto, mengatakan bahwa tujuan pihaknya menggelar Gebyar Panjang Mulud ini untuk menjadikan tradisi dan adat Kota Serang sebagai modal pembangunan.
“Dengan budaya dan tradisi lokal, ini dapat menjadi modal dalam membangun Kota Serang. Baik dari segi pariwisata maupun lainnya,” ucap dia.
Kabid Kebudayaan pada Dindikbud Kota Serang, Evie Shofiah Usman, mengatakan bahwa peserta Gebyar Panjang Mulud ini diikuti oleh OPD maupun masyarakat umum. Hal ini agar kebersamaan masyarakat dengan pemerintah, dapat terwujud.
“Sehingga, dapat terjadi persatuan antara pemerintah dengan masyarakat. Karena, di kegiatan ini harus membawa tim kesenian dari masing-masing peserta. Jadi terbangun persatuan dengan bingkai budaya,” tandasnya. (DZH)
LEBAK, BANPOS – Kenalkan budaya dan kearifan lokal melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pemkab Lebak menggelar Festival Seni Budaya dan Tradisi.
Tujuh Provinsi dan satu dari mancanegara yakni Korea Selatan, ikut menampilkan seni tari dan budaya di Festival Budaya dan Tradisi yang digelar Pemkab Lebak di Alun-alun Rangkasbitung, Jumat (6/12).
Sedangkan, ketujuh Provinsi itu adalah, Aceh, Riau, Lampung, DKI Jakarta , Kalimantan, Papua dan Banten.
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan, festival tersebut merupakan jembatan kebudayaan untuk saling mengenal seni dan budaya masing-masing daerah.
“Festival ini digelar untuk lebih mengenal budaya masing-masing daerah, dan kami ucapkan selamat datang para peserta seni budaya dari Aceh, Riau, Lampung, DKI Jakarta, Kalimantan, Papua dan Banten di Kabupaten Lebak,” katanya.
Iti menjelaskan, keunikan wisata baik itu wisata pantai, Goa, curug, perkebunan, museum dan budaya khas Lebak seperti seren taun, kawalu dan seba Baduy.
“Kami ingin kearifan lokal masyarakat lebak ini terus hidup dan kita majukan dengan cara kita sendiri. Kearifan lokal masyarakat Lebak ini menajdi modal dalam proses pembangunan ke depan,” jelasnya.
Pimpinan group seni budaya Korea Selatan, Mister Chang mengapresiasi adanya komunikasi budaya melalui festival yang digelar Pemkab Lebak.
“Kalau bisa saling bertukar (seni budaya), acara ini bagus,” ujarnya. (MG-01/PBN)
SERANG, BANPOS – Duta Besar (Dubes) negara Azerbaijan melakukan kunjungan ke kantor Walikota Serang. Kedatangan dubes tersebut untuk melakukan silaturahmi sekaligus menawarkan kerjasama, untuk melakukan pertukaran kebudayaan.
Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan bahwa kedatangan dubes Azerbaijan tersebut sudah diketahuinya sejak seminggu yang lalu. Karena, Kedutaan Azerbaijan telah mengirimkan surat resmi.
“Seminggu yang lalu kedutaan datang untuk mengirim surat resmi. Lalu kami jawab untuk audiensi dan konsolidasi. Dan Alhamdulillah beliau benar hadir pada hari ini,” ujarnya seusai mengadakan pertemuan di ruang kerjanya, Senin (2/11).
Syafrudin mengaku, kedatangan dubes Azerbaijan itu untuk melakukan pertukaran kebudayaan. Oleh karena itu, dalam kunjungan pertamanya ke Kota Serang, dubes tersebut langsung berkeliling melihat Kota Serang.
“Maksudnya dan tujuan dari kedatangan Kedubes Azerbaijan ini untuk melihat kondisi Kota Serang. Kedua, ingin mempelajari sekaligus melihat kebudayaan di Kota Serang. Jadi selain ngobrol di ruangan, juga mau langsung keliling,” katanya.
Menurut Syafrudin, kebudayaan yang sempat ditawarkan olehnya kepada dubes Azerbaijan, yaitu budaya debus dan wisata religi Banten Lama.
“Kebudayaan disini yang terkenal itu debus. Kemudian ada Banten Lama sebagai wisata religi. Kemudian beberapa kebudayaan lain yang ada di Kota Serang yang kami jelaskan,” ucapnya.
Sementara itu, dubes Azerbaijan, Jalal Mirzayaef, melalui penerjemahnya mengatakan bahwa kehadirannya untuk bersilaturahmi karena dirinya merupakan dubes baru.
“Saya dubes baru Azerbaijan untuk Indonesia. Tugas saya disini adalah untuk mempelajari budaya dari Serang ini, dan juga untuk mempromosikan kebudayaan Azerbaijan,” ujarnya. (DZH)
KASEMEN, BANPOS – Toyota Fortuner Club of Indonesia (ID42NER) atau klub Otomotif Toyota Fortuner Chapter Banten bersama puluhan anggotanya dari daerah lain, mengeksplorasi wisata Kawasan Banten Lama di Kota Serang saat merayakan ulang tahun yang pertama ID42NEr Chapter Banten.
Mereka berkeliling ke situs-situs peninggalan masa lalu Kesultanan Banten, seperti benteng Surosowan, Masjid Agung Banten, menara Banten, benteng Spelwijk, dan Vihara Avalokitesvara. Hal tersebut pun mendapatkan apresiasi dari Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, yang ikut dalam kegiatan tersebut.
“Tentu kami dari pemerintah Kota Serang menyambut baik, kepada temen-temen klub Fortuner yang sudah mengeksplor wisata di Kota Serang,” kata Subadri, Minggu (1/12).
Ia pun mengapresiasi para anggota klub Fortuner yang juga memberikan bantuan air bersih kepada warga di Kecamatan Kasemen, yang membutuhkan bantuan air bersih.
“Dari kami juga memberikan bantuan air, tentu dengan adanya bantuan dari komunitas ini adalah hal yang baik,” tegasnya.
Di tempat yang sama, ketua panitia acara, Aswin S Hasibuan, mengatakan bahwa ada sekitar 80 kendaraan yang ikut dalam kegiatan ini. Ia mengaku, mereka berasal dari daerah Banten, Jabodetabek, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Sumatera.
Acara dimeriahkan dengan bakti sosial, pertunjukan debus, kunjungan ke beberapa tempat wisata, dan seremonial ulang tahun pertama ID42ner Chapter Banten.
“Dengan mengajak anggota ID42ner dari chapter lain diharapkan dapat membantu promosi wisata di Banten, khususnya yang ada di Kota Serang,” kata Aswin.
Tidak hanya wisata, anggota ID42ner ini juga memberikan air bersih di daerah yang krisis air bersih yaitu Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen.
Kemarau yang cukup panjang membuat masyarakat Kasemen kesulitan mendapatkan air bersih.
“Ini salah satu bukti keberadaan ID42ner Chapter Banten dan diharapkan berguna bagi masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua RT 07, Kampung Ciranjang, Abdullah mengucapkan, terimakasih kepada Chapter Banten dan juga Pemkot Serang yang telah memberikan bantuan air bersih pada hari ini.
“Kita ketahui bersama, air bersih masuk dalam 9 bahan pokok. Makanya kami sangat berterimakasih, semoga kedepan dapat lebih di tingkatkan dalam hal penyaluran air bersih,” tandasnya. (DZH)
SERANG,- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang menetapkan status kebencanaan Kota Serang yaitu pada level siaga. Sementara, BPBD Kota Serang juga masih terus melakukan pendataan dampak yang ditimbulkan peristiwa puting beliung kemarin.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang, Diat Hermawan. Ia menuturkan bahwa saat ini status bencana di Kota Serang masih pada level siaga. Hal ini berdasarkan penilaian dari kriteria yang ada.
“Jadi ada kriteria penentuan status. Mulai dari luas kebencanaan, jenis kebencanaan, dan korbannya. Nah tadi setelah berbicara dengan pak Wakil, ini statusnya masih pada level siaga, belum darurat bencana,” ujarnya kepada awak media, Kamis (14/11).
Untuk kondisi terkini di lapangan, Diat mengaku pihaknya masih terus berupaya untuk melakukan pendataan. Kedepannya, OPD terkait seperti Dinas PUPR dan Dinas PRKP akan turut serta melakukan pendataan dampak peristiwa yang terjadi.
“Saat ini kami masih melakukan pendataan. Nanti juga ikut turun dari Dinas PUPR, Dinas PRKP, untuk melakukan penilaian terhadap kerusakan yang timbul. Jadi lintas OPD akan bergerak dalam pendataan ini,” ucapnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data sementara dari BPBD Kota Serang, terdapat sebanyak 16 titik lokasi yang terdampak. Ke-16 titik lokasi itu tersebar di 4 kecamatan, yakni Cipocok Jaya, Curug, Walantaka, dan Serang.
Diantara 4 kecamatan itu, Cipocok Jaya menjadi lokasi yang paling banyak kejadian, yakni sebanyak 13 titik lokasi. Sedangkan Curug, Taktakan, dan Walantaka masing-masing satu titik lokasi.
Untuk kejadian, mayoritas merupakan angin puting beliung dan pohon tumbang. Tercatat, 42 rumah rusak baik ringan, sedang, maupun berat. Dua unit mobil rusak ringan dan sedang.
Selanjutnya, Kelurahan Banjarsari dan juga SDN Banjarsari tertimpa robohan pohon. Akibatnya, bangunan SDN Banjarsari rusak ringan, dan bangunan kelurahan rusak berat. (DZH)
CIPOCOK JAYA, BANPOS – Hutan kota yang dimiliki Kota Serang terlihat tak terawat. Mulai dari kebersihannya hingga fasilitas yang ada, dibiarkan begitu saja.
Saat BANPOS mengunjungi hutan kota seluas dua hektar itu, sangat minim kegiatan yang ada. Hanya terlihat dua orang yang sedang merawat bibit tanaman yang ada di area depan hutan kota.
Sementara saat melihat bagian dalam, yang terlihat hanyalah sampah daun yang berserakan. Akses jalan yang dipasang paving blok pun, terlihat sudah mulai rusak.
Lebih dalam lagi, terlihat sebuah pendopo kecil yang bisa digunakan untuk ibadah salat, juga tidak terawat. Tempat wudu dan kamar kecil pun tidak tersedia air.
Untuk fasilitas penerangan juga tidak terlihat. Sehingga, diperkirakan pada malam hari hutan kota ini akan gelap gulita.
Kasi Pembenihan dan Perlindungan Tanaman pada Dinas Pertanian Kota Serang, Fahrudin, mengatakan saat ini pihaknya telah merencanakan revitalisasi hutan kota ini.
“Saat ini kami memang sedang merencanakan untuk melakukan revitalisasi hutan kota ini. Jadi nanti kami inginnya hutan kota ini bisa menjadi salah satu tempat wisata di Kota Serang,” ujarnya saat ditemui di hutan kota, Senin (11/11/2019).
Saat ditanya lebih detail, ia mengaku masih belum mendalami. Karena ia baru mempati jabatan tersebut selama beberapa hari.
“Saya baru beberapa hari mas di jabatan ini, sebelumnya di BPBD Kota Serang. Tapi yang pasti, rencana revitalisasi ini akan dilakukan pada 2020 nanti,” tandasnya. (DZH)
KASEMEN, BANPOS – Objek Wisata Pancer yang diklaim menjadi salah satu kebanggaan Kota Serang, ternyata tidak didukung dengan infrastruktur yang membanggakan.
Bahkan, Walikota Serang hingga harus menyebut makhluk halus untuk mengungkapkan kekesalannya atas buruknya infrastruktur jalan di Wisata Pancer.
Hal ini disampaikan di depan ratusan masyarakat yang menghadiri acara Festival Pesisir.
“Ini jalan di tempat wisata kenapa sampai gak keurus? Ini camatnya ada apa? Kok bisa begini,” ujar Walikota Serang, Syafrudin, saat sambutan pada pembukaan acara Festival Pesisir, Sabtu (9/11).
Menurutnya, jika memang pihak kecamatan tidak mampu untuk membangun infrastruktur penunjang wisata, Pemkot Serang siap untuk membantu dalam pembangunan.
“Kalau memang ada kesulitan, silahkan bicara. Setan aja bisa bicara, apalagi manusia,” katanya dengan nada sedikit kesal.
Hal ini pun didukung oleh salah satu masyarakat, Asep. Ia mengatakan jalan yang dibangun memang berada di atas tanah masyarakat. Namun pemerintah seharusnya dapat membebaskan tanah itu.
“Sebenarnya memang jalan ini merupakan tanah dari masyarakat. Tapi kan bukan berarti gak bisa diperbaiki. Ini kan ibukota provinsi, kenapa tidak mau berkorban sedikit untuk membebaskan tanah ini,” tuturnya.
Menurutnya, hal tersebut bukanlah sesuatu yang sulit. Karena apabila ada kemauan, maka pemerintah dapat memprioritaskan hal tersebut demi kemajuan masyarakat.
“Sebenarnya tidak ada yang sulit, yang penting ada kemauan. Masa iyah pemerintah tidak bisa membebaskan tanah ini. Kan ini juga untuk kemajuan pariwisata kita,” tandasnya. (DZH/PBN)
KASEMEN, BANPOS – Walikota Serang, Syafrudin, jamin tidak ada lagi tindakan nepotisme dalam penilaian Festival Pesisir. Ia juga menegaskan kepada Disporapar Kota Serang agar tidak main-main dalam penilaian.
”Saya kira insyaAllah netral. Dan berdasarkan penilaian yang seobjektif mungkin, jadi akan benar-benar autentik,” ujarnya kepada awak media, Sabtu (9/11).
Ia pun menjelaskan, tujuan dari ajang tahunan ini tidak hanya sekadar perlombaan saja, namun juga agar masyarakat pesisir dapat melesatarikan budaya sekaligus pengembangan wisata.
“Ada beberapa perubahan dari perlombaan yang harus diikuti. Yaitu lomba memancing, lomba menghias perahu, kuliner juga congklak dan budaya-budaya jaman dahulu yang ada di Karangantu ini,” ungkapnya.
Syafrudin pun berharap, dengan adanya festival ini, Karangantu yang memiliki sejarah pelabuhan internasional dan budaya dapat mengembalikan kejayaan masa lalunya.
”Ini juga untuk menggali budaya yang dulu pernah ada. Supaya kejayaan masa lalu, seperti pelabuhan internasional, dapat dikembalikan disini,” tuturnya.
Untuk menunjang hal tersebut, kata Syafrudin, dibutuhkan dukungan dari masyarakat. Terutama dalam pembangunan infrastruktur yang ada.
”Masyarakat juga perlu untuk mendukung kegiatan ini. Karena yang kami undang juga masyarakat pesisir. Ini penting sekali (dukungan dari masyarakat) kedepannya,” tandas Syafrudin. (DZH)
KASEMEN , BANPOS – Festival Pesisir yang merupakan agenda rutin tahunan Kota Serang, disebut hanya menjadikan nelayan sebagai pemanis belaka. Pasalnya, para nelayan tidak diberikan kesempatan untuk terlibat aktif dalam kegiatan ini.
Selain itu, terdapat catatan buruk dalam pelaksanaan Festival Pesisir tahun 2018 lalu. Catatan tersebut dikarenakan sempat terjadi tindakan nepotisme, dalam perlombaan kapal hias. Tindakan itu berupa penetapan pemenang lomba berdasarkan kedekatan dengan panitia.
Kepala Kampung Nelayan Karangmulya, Widri, mengatakan bahwa dalam Festival Pesisir ini, setiap kampung nelayan diwajibkan mengirim 10 peserta lomba.
“Dari pihak penyelenggara, itu mewajibkan setiap kampung mengirimkan 10 peserta. Karena di tempat saya itu ada 60 perahu, makanya untuk peserta kami undi,” ujarnya saat ditemui di rumahnya, Rabu (6/11).
Namun ia mengaku, seharusnya pihak penyelenggara, dalam hal ini Disporapar Kota Serang, tidak hanya melibatkan nelayan untuk mengirimkan perwakilan. Namun juga dalam hal konsep hingga teknis acara.
“Semua ini kan diatur oleh Dinas, sementara nelayan gak bisa ngomong. Palingan kami hanya diminta untuk mencarikan perahu, 10 per kampungnya. Sedangkan acara nelayan yang sebenarnya itu gak ada tuh,” jelasnya.
Menurutnya, apabila para nelayan benar-benar dilibatkan dalam Festival Nelayan, maka penyelenggara tidak perlu susah-susah mewajibkan adanya 10 perwakilan di setiap kampung nelayan. Sebab, dengan sendirinya para nelayan akan turut serta meramaikan.
“Yah dengan catatan, kami dilibatkan. Karena kan dalam masyarakat nelayan, ada juga yang namanya ritual Nadran. Cuma yah ada perbedaan persepsi antara kami dengan penyelenggara,” ucapnya.
“Kalau memang kami dilibatkan, dan konsep Nadran benar-benar dilakukan dalam Festival Pesisir ini, dinas tidak perlu mikirin gimana biar nelayan ikut berpartisipasi. Sudah pasti semua ikut. Bahkan kami berani ngutang untuk menghias perahu-perahu kami,” lanjutnya.
Selain itu, ia juga menceritakan sempat terjadi tindakan nepotisme yang dilakukan oleh panitia. Hal ini dikarenakan pada saat itu, salah satu peserta lomba dari kampungnya, berhasil memenangkan lomba hias perahu.
“Namun ketika ingin mengambil hadiahnya, tiba-tiba pemenangnya itu bukan dia. Tapi dari kampung lain, yang ternyata dekat dengan panitia,” ungkapnya.
Ia pun berharap, dalam Festival Pesisir tahun ini, para nelayan dapat dilibatkan secara aktif, bukan hanya sebagai hiasan saja.
“Yah harus lebih baik lagi. Jangan sampai seperti tahun kemarin, kami disebut sebagai panitia, tapi benar-benar gak dilibatkan,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu warga, Hatipah, membenarkan adanya tindakan nepotisme. Karena, ia merupakan orang yang menjadi korbannya.
“Saya ditelpon sama pak Widri, kalau perahu saya menang. Trus saya disuruh datang ke lokasi pengambilan hadiah. Waktu itu sudah nunggu dari pagi sampai sore, tiba-tiba yang memegang (memenangkan) hadiah ternyata dari kampung lain yang dekat sama panitia,” katanya.
Melihat kondisi tersebut, keluarga Hatipah menyarankan untuk tidak perlu dipermasalahkan. Namun Hatipah menolak saran tersebut.
“Awalnya teteh saya itu bilang gak usah dipermasalahkan, karena kami ini orang kecil. Tapi saya gak mau, karena itu hak saya. Akhirnya dibantu sama pak Widri, saya bisa mendapatkan hak saya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disporapar Kota Serang, Akhmad Zubaidilah, tidak dapat dikonfirmasi oleh BANPOS melalui sambungan telefon. Dalam pemberitahuan, disebutkan bahwa nomor telefon yang dihubungi sedang tidak aktif. (DZH)