Kategori: PARIWISATA

  • Terminal Tanjung Sekong Pasok 40% Kebutuhan Nasional

    Terminal Tanjung Sekong Pasok 40% Kebutuhan Nasional

    CILEGON, BANPOS – PT Pertamina International Shipping (PIS) merupakan perusahaan perkapalan logistik terintegrasi di Indonesia milik PT Pertamina (Persero).

    PIS memiliki Terminal LPG Tanjung Sekong, fasilitas penyimpanan LPG terbesar di Indonesia. Terminal LPG Tanjung Sekong dibawah naungan PT Pertamina Energy Terminal menyuplai 40 persen kebutuhan gas elpiji nasional. Distribusi produk dari Terminal Elpiji Tanjung Sekong dilakukan ke belasan kota di Indonesia.

    Seperti diketahui lokasi perusahaan terletak di Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Provinsi Banten.

    Pasokan LPG di Terminal Tanjung Sekong menjadi vital dan signifikan. Atas vitalnya pasokan LPG di Terminal Tanjung Sekong ini, PT PIS sudah memiliki antisipasi mitigasi kemungkinan hambatan yang datang dari alam maupun manusia. PT PIS sudah siap dalam antisipasi dan mitigasi hambatan yang mungkin terjadi.

    Untuk diketahui, PIS saat ini merupakan operator tanker terbesar di Asia Tenggara dengan mengoperasikan sekitar 750 kapal, dengan pengalaman ekstensif yang melayani market domestik, pasar regional, dan internasional.

    Pada 2021, PIS menambah armada distribusi energi dengan meluncurkan Very Large Crude Carrier (VLCC) Pertamina Pride, dan Pertamina Prime. Kapasitas masing-masing VLCC adalah 2 juta barel. Kehadiran kedua kapal tanker akan memperkuat positioning PIS sebagai integrated marine logistic company dan global player kebanggaan Indonesia.

    Kedua kapal tersebut akan melayani pasar luar negeri dan mengangkut minyak mentah (crude oil) ke Indonesia. Dengan kapal milik sendiri, Pertamina memiliki fleksibilitas yang lebih karena memiliki cadangan migas di luar negeri dengan jumlah produksi 110 ribu barel per hari.

    Keberadaan VLCC akan mengamankan rantai pasok yang lebih efisien dan meningkatkan keandalan pasokan, serta kelancaran distribusi energi nasional dengan mengamankan pasokan kebutuhan minyak mentah ke kilang Pertamina.

    Kedatangan dua VLCC menegaskan potensi bisnis pengapalan, dengan potensi peningkatan permintaan untuk produk liquid hingga 2030 mendatang, dan bakal mencapai puncaknya pada 2040 nanti.

    Kondisi ini tidak terlepas dari peluang kebutuhan kapasitas minyak mentah (crude) selama 10 tahun mendatang berkisar sekitar 6 juta barel hingga 13 juta barel. Dari jumlah tersebut sekitar 22 persen masih dilayani oleh pihak ketiga dan 78 persen sisanya oleh Pertamina.

    Selama tahun 2021 PIS juga telah menerapkan ketentuan penggunaan bahan bakar bersulfur rendah (Low Sulphur Fuel Oil atau LFSO) pada seluruh armada yang dioperasikan, sesuai regulasi IMO 2020 yang ditetapkan Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI.

    Pasokan LSFO diperoleh dari RU III Plaju dan RU V Balikpapan. Penerapan LSFO bertujuan mendukung reduksi emisi SOx dari operasional kapal, sehingga akan mengurangi dampak pencemaran udara bagi populasi di sekitar pelabuhan maupun pantai.

    Superintendent Receiving Storage and Distribution pada Terminal LPG Tanjung Sekong, Iskandar Zulkarnain mengatakan, pihaknya memproduksi tiga produk yakni propane, butane dan elpiji mix. Mix sendiri merupakan gabungan propane dan butane.

    “Kalau elpiji mix itu untuk elpiji rumah tangga, kalau propane itu produk seperti untuk pendingin AC (Air Conditioner), kalau butane bisa untuk korek api gas, tabung bertekanan seperti parfum,” kata Iskandar, Senin (30/10).

    Kemudian dikatakan Iskandar, bahan produksi propane dan butane berasal dari impor. “Kita menerima bahan dari impor, kita tampung kemudian didistribusikan,” ujarnya.

    Dikatakan Iskandar, distribusi elpiji dilakukan ke banyak tempat bahkan jumlahnya sampai ke belasan kota. “Kita sebagai suplai poin dari lokasi terminal lain, seperti Tanjung Priok, Padang, Palembang, Cilacap, sampai ke Makassar dan banyak tempat lain, kalau itu menggunakan kapal,” paparnya.

    Ia menerangkan, selain menggunakan kapal, pihaknya juga melakukan suplai dengan mobil tangki untuk gas elpiji mix distribusi ke Banten, DKI Jakarta dan sebagian Jawa Barat. “Dalam sebulan, kita produksi rata-rata di sekitaran 45.000 metrik ton sampai 50.000 metrik ton. Itu memenuhi sekitar 40 persen kebutuhan nasional,” terangnya.

    Berdasarkan informasi Pertamina Patra Niaga, 230.000 metrik ton per bulan.

    Dikatakan Iskandar, produk yang dikeluarkannya baik propane dan butane, juga mayoritas menjadi produk elpiji mix.

    “Jadi, 98 persen produk yang kita keluarkan itu untuk elpiji mix, seperti yang untuk elpiji rumah tangga,” ujarnya.

    Iskandar menjelaskan, perusahaannya tidak memasarkan produknya secara langsung kepada konsumen. Pihaknya hanya mendistribusikan produk yang dipesan oleh Pertamina Patra Niaga saja. “Kita bukan penjual langsung, produk kita itu punya Patra Niaga, jadi yang berhubungan dengan konsumen langsung itu Patra Niaga,” tuturnya.

    Iskandar mengungkapkan, Terminal Elpiji Tanjung Sekong, rencana ke depan akan melakukan pengembangan bisnis dengan meningkatkan kapasitas produksi. “Kalau untuk penambahan kapasitas produksi ini, menjadi kewenangan Patra Niaga,” tandasnya.

    Disisi lain, PT Pertamina International Shipping mengklaim Terminal LPG Tanjung Sekong menjadi pionir efisiensi energi karena penggunaan satu pompa yang bisa mengurangi konsumsi listrik.

    Terminal LPG Tanjung Sekong dikelola oleh PT Peteka Karya Tirta (PKT) yang merupakan anak usaha dari Pertamina International Shipping. Terminal ini berperan dalam pendistribusian LPG kepada pelanggan di regional Jawa Bagian Barat meliputi provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.

    Sebelumnya, Terminal LPG Tanjung Sekong menggunakan dua pompa dan menghasilkan daya lebih besar kini bisa menjadi satu pompa. Metode pengurangan penggunaan listrik pada pompa bog condensate ini dilakukan dengan modifikasi jalur pipa.

    Terminal LPG Tanjung Sekong beroperasi penuh selama 24 jam setiap hari, sehingga rata-rata penggunaan listriknya mencapai 57.362 kWh per bulan.

    Salah satu konsumsi listrik paling besar di komplek terminal LPG adalah di area operasional plant refrigerated LPG. Area itu memiliki sarana dan prasarana operasional, seperti bog, sea water pump, dan electrical transfer pump yang kebutuhan listriknya tinggi.

    Modifikasi dilakukan di jalur pipa bog yang menuju tangki timbun campuran LPG, sehingga proses pemindahan LPG cair jaraknya lebih menjadi lebih dekat dan bisa dilakukan dengan satu unit pipa.

    Efisiensi energi dengan penggunaan satu unit pipa tersebut mampu menghasilkan penghematan sebesar 108.000 kWh per tahun atau sebesar Rp85,51 juta sesuai dengan hitungan tarif listrik yang berlaku.(LUK/PBN)

  • Degung Cilik Ditampilkan di Rabegan Paguyuban Pasundan Wilayah Banten

    Degung Cilik Ditampilkan di Rabegan Paguyuban Pasundan Wilayah Banten

    SERANG, BANPOS – Paguyuban Sumedang Larang (PSL) Banten menampilkan seni tradisi Sunda Degung yang dibawakan anak-anak usia sekolah dasar pada acara Rabegan program Paguyuban Pasundan Wilayah Provinsi Banten.

    Kegiatan itu digelar di Halaman Gedung Juang 1945 pada Jumat (27/10). Kegiatan tersebut digelar sebagai upaya menanamkan seni tradisi kepada generasi milenial.

    Untuk diketahui, Degung Cilik PSL Banten merupakan binaan Sanggar Seni Sunda Purbasari PSL Banten yang terletak di Kecamatan Curug Kota Serang.

    Dalam kesempatan tersebut, Degung Cilik membawakan lagu Sumedang Kota Kamelang, Serang Kota Sajarah serta lagu degung populer lainnya.

    Ketua PSL Banten, Dudung Permana, mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya menanamkan seni dan budaya Sunda kepada generasi milenial. Tujuannya untuk melestarikan Seni Budaya Sunda.

    Untuk itu, dirinya terus mendorong generasi-generasi milenial untuk mencintai Seni Budaya Sunda.

    “Generasi milenial Sunda adalah pewaris utama Seni Budaya Sunda,” kata Dudung.

    Dudung juga mengajak seluruh masyarakat untuk mencintai budaya lokal dan berusaha menanamkannya kepada generasi milenial.

    Sementara itu Pimpinan Sanggar Seni Budaya, Saudi Sasmita, mengaku bangga dengan penampilan anak-anak tersebut.

    “Reueus (bangga) atas tampilna anak-anak dalam membawakan Seni Budaya Sunda,” ujarnya.

    Saudi yang juga merupakan Seniman Sunda di Kota Serang berharap, para orang tua untuk terus berusaha menanamkan cinta terhadap seni budaya masing-masing, khususnya Sunda.

    Ketua Wilayah Paguyuban Pasundan Banten, Nana Supiana, mengatakan Rabegan merupakan kependekan dari Ruang Budaya Gedung Juang Bersama Paguyuban Pasundan Banten.

    Ia mengatakan, kegiatan itu dilaksanakan secara rutin, dimana saat ini baru bisa dilaksanakan satu bulan satu kali.

    “Ke depan dengan meningkatnya dukungan dari berbagai pihak, Rabegan dapat dilaksanakan dua minggu bahkan jika perlu kita gelar satu minggu satu kali,” tuturnya.

    Ia pun berharap, program Rabegan ini akan menjadi ajang eksistensi bersama dari oleh dan untuk para seniman, budayawan, pelaku ekonomi kreatif dan masyarakat pada umumnya.

    “Sehingga akan terbangun ekosistem seni budaya dan ekonomi di tengah kota, sekaligus ajang meningkatkan kesalehan sosial guna membantu pemerintah dalam meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat Banten,” terangnya.

    Di tempat yang sama, Sekretaris Wilayah Paguyuban Pasundan Banten, Endang Suherman, mengatakan bahwa program Rabegan episode ke-10 di bulan Oktober ini bertepatan dengan hari ulang tahun Banten yang ke-23 dan hari Sumpah Pemuda yang ke 95.

    “Oleh karena itu penyelenggaraan Rabegan ke-10 sekaligus dalam rangka memeriahkan serta memperingatinya. Terimakasih kepada semua pihak yang telah turut serta memberikan dukungan secara aktif sehingga program Rabegan dapat dilaksanakan dengan lancar dan sukses setiap episodenya,” ungkapnya.

    Diketahui, PSL Banten adalah perkumpulan orang-orang yang berasal dari Kabupaten Sumedang Jawa Barat yang sudah menetap di Banten. Anggota PSL Banten menyebar dan sudah menetap serta berbaur dengan seluruh masyarakat Banten.

    Moto PSL Banten adalah Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh. Dan salah satu misinya adalah melestarikan dan mengembangkan Seni Budaya Sunda. (DZH)

  • Padarincang Terapkan Wisata Inklusi Keuangan

    Padarincang Terapkan Wisata Inklusi Keuangan

    SERANG, BANPOS – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Pemkab Serang menggelar Gebyar Wisata dan UMKM Padarincang. Kegiatan yang digelar di Alun-alun Kecamatan Padarincang, Kabupaten
    Serang ini sekaligus pencanangan Bulan Inklusi Keuangan.

    Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah mengatakan, Desa Padarincang dipilih sebagai lokasi kegiatan
    karena sudah menerapkan sistem inklusi keuangan dalam pengembangan desa wisata dan UMKM.

    "Kami menyambut baik program Bulan Inklusi Keuangan dan perlu diduplikasi ke desa-desa lain yang
    ada di Kabupaten Serang," ujarnya, Rabu (25/10)

    Menurut Tatu, Pemkab Serang tengah fokus mengembangkan destinasi-destinasi wisata desa.
    ”Setiap desa punya potensi yang bisa dikembangkan, dan kita tahu juga ketika desa itu punya
    destinasi wisata dan wisatawan bisa berkunjung, secara ekonomi bisa bergerak,” ucapnya.

    Dalam pengembangan desa wisata dan UMKM, Tatu menuturkan bahwa perlu dukungan dari berbagai pihak, termasuk OJK dan perbankan. Saat ini, menurutnya, untuk pengembangan Desa Wisata Padarincang dan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) sudah menurunkan program. Baik sarana prasarana wisata, infrastruktur jalan, promosi, hingga program UMKM.

    "Dengan hadirnya Bank Indonesia dan OJK, ini sudah pasti ada solusi dari persoalan untuk
    permodalan di perbankan. Inklusi keuangan juga perlu banyak disosialisasikan kepada masyarakat.
    Arah ke depan, transaksi digital masyarakat Kabupaten Serang lebih luas lagi," tuturnya.

    Kemudian, Kepala OJK Regional 1 DKI Jakarta dan Banten, Roberto Akyuwen mengatakan, pelaksanaan Gebyar Wisata dan UMKM dilaksanakan dalam rangka memperingati puncak pelaksanaan Bulan Inklusi Keuangan tingkat Provinsi Banten.

    "Tujuan akhirnya agar tingkat inklusi keuangan terus meningkat. Inklusi keuangan ialah masyarakat
    semakin faham dan banyak yang mengunakan produk dan layanan keuangan," katanya.

    Menurutnya, koordinasi OJK dengan Pemkab Serang cukup baik sehingga memilih Desa Padarincang
    sebagai puncak pelaksanaan Bulan Inklusi Keuangan.

    "Adapun temanya, karena ini merupakan desa wisata, maka kita namakan gebyar wisata dan
    pemberdayaan UMKM,” ucapnya.

    Pada kesempatan tersebut, dilakukan pula peninjauan ke Desa Wisata Padarincang yang memiliki
    aneka destinasi. Objek wisata yang berlokasi di aliran Sungai Cikalumpang ini berupa wisata alam
    dan wahana air. Di antaranya, river cubing atau papalidan, river fun offroad, paint ball, dan camping
    ground. (CR-01/AZM)

  • Bantah DLH, DPRD Sebut Industri Penyumbang Terbesar Pencemaran

    Bantah DLH, DPRD Sebut Industri Penyumbang Terbesar Pencemaran

    SERANG, BANPOS – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Serang mengklaim bahwa industri menjadi penyumbang terbesar dalam pencemaran lingkungan.

    Ketua DPRD Kabupaten Serang, Bahrul Ulum mengatakan bahwa tudingan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Banten yang sempat menuding bahwa limbah domestik atau rumah tangga lebih banyak melakukan pencemaran ke Sungai Ciujung. Dimana hal tersebut sekaligus membantah tudingan bahwa aktivitas industri PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) telah mencemari sungai tersebut.

    Karena menurutnya, hingga saat ini yang lebih banyak melakukan pencemaran terhadap lingkungan terutama pada Sungai Ciujung ialah industri.

    “Tapi yang kita tahu hari ini, kita melihat bahwa penyumbang terbesarnya (pencemaran lingkungan, red) adalah industri.

    Walaupun tidak kita pungkiri bahwa limbah rumah tangga juga berkontribusi dalam pencemaran,” ujarnya, Minggu (8/10)..

    Bahrul Ulum mengungkapkan, bahwasannya selain industri yang memang mencemari lingkungan di Sungai tersebut. Juga terdapat dampak dari oknum masyarakat yang membuang limbah rumah tangganya di Sungai Ciujung.

    “Saya kira itu oknum masyarakat, bukan masyarakat,” ungkapnya.

    Dirinya menuturkan, terkait adanya dugaan-dugaan pencemaran lingkungan tersebut. Pihaknya akan melakukan investigasi untuk memastikan kebenaran tentang adanya hal tersebut. Selain itu juga untuk mengetahui pelanggaran seperti apa yang terjadi di sungai tersebut.

    “Kemudian kita juga akan investigasi sejauh mana pelanggarannya,” tuturnya

    Tak hanya itu, Bahrul juga meminta keterlibatan aktif masyarakat dalam upaya perlindungan lingkungan. Edukasi dan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan juga menjadi fokus yang harus ditingkatkan.

    “Maka daripada itu, ini menjadi kesadaran kita bersama. Bukan hanya dunia industri, tapi masyarakat secara umum,” ucapnya.

    Dirinya juga berharap, selain industri, masyarakat juga perlu untuk mengetahui tentang bahaya pencemaran lingkungan. Agar limbah rumah tangga tidak menambah pencemaran lingkungan Sungai Ciujung.

    “Limbah-limbah rumah tangga jangan sampai kemudian menambahi pencemaran yang ada di wilayah Sungai Ciujung,” tandasnya.(CR-01/PBN)

  • Seekor Hiu Paus Ditemukan Mati Terdampar di Bagedur

    Seekor Hiu Paus Ditemukan Mati Terdampar di Bagedur

    MALINGPING, BANPOS – Seekor ikan Hiu jenis Paus sepanjang sekitar lima meter, ditemukan mati terdampar pada Minggu (1/10) di pesisir Pantai Bagedur, Desa Sukamanah, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak.

    Berdasarkan informasi dari warga sekitar dan pegiat wisata yang melaporkan, ikan besar jenis Hiu Paus yang sudah mati terdampar itu ditemukan oleh pencari kijing.

    “Itu pertama kali ditemukan oleh pencari kijing. Ia melihat ikan raksasa besar tergeletak dan sudah mati, seperti ikan jenis paus,” ungkap Asep Sujana, pegiat wisata pantai Bagedur, Senin (02/10).

    Senada, warga yang rutin memancing ikan di Bagedur, Soleman, kepada BANPOS mengungkapkan jika ikan besar suka ditemukan terdampar jika kemarau.

    “Itu mungkin jenis ikan paus, panjangnya sekitar 5 meteran lebih. Biasanya kalau musim kemarau suka ada yang terdampar,” terangnya.

    Sementara, penjaga pantai setempat, Ijal, saat dihubungi mengaku sudah menghubungi tim konservasi lingkungan.

    “Kalau penyebab kematiannya kita tidak tau. Tapi ini sudah membusuk bau. Kita belum berani langsung mengubur. Tapi Tim ahli dan petugas konservasi lingkungan telah kami hubungi untuk menangani ini,” ungkapnya.

    Diketahui, dalam Wikipedia menyebut, Hiu jenis Paus ini atau dalam bahasa latinnya rhincodon typus, habitat dan penyebaran berada di perairan tropis hingga subtropis yang hangat, kecuali di Laut Mediterrania.

    Hiu Paus ini dianggap sepenuhnya pelagis (memiliki habitat di perairan terbuka) dan biasa ditemukan di wilayah lepas pantai dan dekat dengan daratan, masuk ke laguna dan atol karang, serta dekat dengan mulut muara untuk mencari makan. Ikan ini termasuk salah satu hewan laut yang dilindungi. (WDO/DZH)

  • Potensi Pariwisata Pandeglang Terus Dipromosikan

    Potensi Pariwisata Pandeglang Terus Dipromosikan

    PANDEGLANG, BANPOS – Dalam upaya untuk meningkatkan pemasukan ke kas daerah serta meningkatkan perekonomian masyarakat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang terus melakukan upaya mempromosikan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Pandeglang.

    Wakil Bupati Pandeglang, Tanto Warsono Arban mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan potensi pariwisata yang ada di Pandeglang kepada pemerintah pusat.

    Tujuannya, sebagai upaya untuk mengundang investor pariwisata agar bisa bekerja sama dengan Pemkab Pandeglang dalam mengelola destinasi wisata yang ada yang ada di Pandeglang diantaranya Cisolong, Cikoromoy, sepanjang pantai Carita sampai kawasan Tanjung Lesung, serta potensi wisata alam di wilayah Kecamatan Mandalawangi, Pulosari, Sumur, dan beberapa kecamatan lain yang ada di Pandeglang.

    Tempat wisata tersebut, ada yang dikelola langsung oleh Pemkab Pandeglang dan ada juga yang milik pribadi atau swasta. Semua potensi yang ada itu bisa menjadi salah satu upaya peningkatan perekonomian masyarakat melalui sektor pariwisata.

    “Kita banyak tempat wisata yang bisa dikelola dan dioptimalkan, baik itu milik Pemda, perorangan, maupun swasta. Tempat wisata itu, bisa menjadi magnet atau daya tarik wisatawan. Dengan begitu, pusat perekonomian baru akan tumbuh dan masyarakat bisa merasakan langsung dampaknya,” kata Tanto kepada wartawan, Senin (2/10).

    Menurutnya, sektor pariwisata juga menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Artinya, sektor tersebut menjadi salah satu elemen penting dalam pertumbuhan perekonomian masyarakat di Pandeglang.

    “Setiap tahun kita selalu mendapatkan suntikan dana dari sektor pariwisata, dan akan terus kita genjot,” katanya.

    Dijelaskannya, selama dua tahun terakhir yakni sejak 2020 sampai 2022 sektor pariwisata di Pandeglang sempat mengalami kemunduran akibat pandemi Covid-19.

    “Namun sekarang kondisinya sudah mulai berangsur pulih dan kita optimis tahun ini sektor pariwisata di Pandeglang bisa kembali menjadi primadona,” terangnya.

    Tanto mengaku, pihaknya terus mensosialisasikan semua potensi pariwisata di Pandeglang kepada masyarakat luar. Hal itu sebagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat dan meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata.

    “Promosi pariwisata sudah pasti terus kita lakukan setiap tahunnya. Bahkan, pada saat selesai pandemi Covid-19, kita segera lakukan promosi wisata agar bisa kembali pulih, sehingga perekonomian masyarakat bisa berangsur pulih. Hal itu pasti akan terus kita lakukan,” ungkapnya.

    Terpisah, Sekretaris Fraksi Partai Demokrat, Endang Sumantri mengatakan, di Kabupaten Pandeglang banyak lokasi wisata, baik yang dikelola Pemkab, perorangan, maupun swasta. Semua lokasi itu, bisa menjadi aset penting dalam meningkatkan pendapatan daerah dan perekonomian masyarakat.

    “Saya kira kalau kita jeli, banyak potensi pariwisata yang bisa memberikan pemasukan ke kas daerah. Tinggal, bagaimana Pemkab melakukan pengelolaan dan koordinasi dengan semua pihak terkait. Karena jangan sampai ada wisata yang dikelola swasta di Pandeglang, tetapi tidak menyumbang terhadap PAD,” katanya.

    Endang menyarankan, Pemkab harus segera bergerak dan membuat kebijakan agar semua potensi pariwisata yang ada bisa berdampak positif terhadap keuangan daerah dan perekonomian masyarakat.

    “Saya kira, Pemkab bisa hadir di semua lokasi wisata. Jangan sampai mereka tidak bekerja sama, karena harus ada kewajiban yang mereka keluarkan untuk daerah,” ungkapnya. (dhe)

  • Lebak Outfest Sawarna Karst Festival Perkenalkan Kekayaan Alam

    Lebak Outfest Sawarna Karst Festival Perkenalkan Kekayaan Alam

    LEBAK, BANPOS – Lebak Outfest Sawarna Karst Festival 2023 resmi digelar di Pantai Karang Bokor, Kecamatan Bayah pada Sabtu (30/9). Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya.

    Dalam sambutannya, Iti mengatakan bahwa Lebak Outfest Sawarna Karst Festival 2023 merupakan kegiatan event wisata minat khusus yang mendorong potensi alam dan petualangan, serta berkontribusi terhadap kelestarian alam yang ada di Kabupaten Lebak, dengan merangkul para penggiat alam bebas dalam mengkolaborasikan kegiatan olahraga fun dengan olahraga ekstrem yaitu explore tebing alam Goa Langir Sawarna, serta kegiatan outdoor lainnya.

    Menurut Iti, Kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkenalkan kekayaan wisata yang ada di Kebupaten Lebak.

    "Bapak Ibu sekalian, Karang Bokor dan Goa Langir ini termasuk dalam Geo Park Bayah Dome yang perlu
    kita jaga dan rawat keasliannya, serta perlu kita kembangkan sehingga menambah aset daerah. Begitu
    pula mengembangkan taraf perekonomian warga sekitar dan pengembangan UMKM yang ada di daerah
    sekitarnya," ujar Iti dalam keterangan yang diterima BANPOS.

    Sementara itu, Ketua Pelaksana Sawarna Karst Festival, Firman Hidayatullah, menjelaskan bahwa ada
    sekitar 270 peserta yang hadir pada kegiatan ini. Bahkan beberapa di antaranya berasal dari luar wilayah
    seperti Medan, Bogor, Bandung, dan Bali.

    Ia berharap, kegiatan ini secara rutin dilaksanakan dengan lebih meriah dan dapat terus berlangsung di
    Kabupaten Lebak.

    "Alhamdulillah dengan diadakannya Sawarna Festival Karst ini bertujuan untuk saling mengakrabkan
    sesama comunitas Climbing dan Camping Ground terlebih mengenalkan lokasi wisata yang ada di
    Kabupaten Lebak," tandasnya. (MYU/DZH)

    Foto :

  • MRT Tembus ke Tangerang

    MRT Tembus ke Tangerang

    SERANG, BANPOS – Pembangunan Moda Transportasi Publik Mass Rapid Transit (MRT) Fase III rencananya akan dikembangkan dari Cikarang, Bekasi sampai Balaraja, Kabupaten Tangerang.

    Demikian terungkap saat Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/9).

    Dijelaskan Al Muktabar dalam siaran persnya, pengembangan moda transportasi publik itu sangat penting sekali, terutama di daerah-daerah perkotaan dimana perkembangan kendaraan pribadi sudah tinggi sekali.

    “Makanya Presiden Jokowi melakukan langkah cepat untuk mengatasi kepadatan itu, salah satunya dengan menggiatkan moda transportasi publik,” kata Al Muktabar.

    Selain itu, dengan menggiatkan penggunaan moda transportasi publik, dapat mengurangi tingkat polusi udara yang dalam kurun beberapa bulan terakhir kondisinya sudah mulai memburuk, terutama di daerah-daerah aglomerasi Jabodetabek.

    “Salah satu penyumbang polusi udara itu dari sektor transportasi. Makanya jika ini kita kembangkan otomatis akan dapat mengurangi tingkat polusi udara,” ujarnya.

    Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Banten Tri Nurtopo menambahkan, pengembangan Moda Transportasi Publik MRT itu saat ini masih dalam pembahasan. Pihaknya juga dalam waktu dekat akan melakukan rapat tindak lanjut bersama Ditjen Perkeretaapian untuk hal teknisnya.

    “Belum sampai teknis, kita masih dalam pembahasan persiapan dan perencanaan, serta organisasi pengelolaannya,” katanya.

    Berdasarkan site plan yang direncanakan, lanjut Tri, secara umum proyek MRT fase III ini terbagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama sepanjang 33,76 km dari Kembangan hingga Ujung Menteng.

    “Kemudian tahap dua sepanjang 50,3 km yang terdiri dari Lintas Barat (Banten) sepanjang 29,9 km yang menghubungkan dari Balaraja sampai Karang Tengah. Sedangkan untuk lintas timur (Bekasi) sepanjang 20,43 km yang menghubungkan Medan Satria sampai Cikarang,” jelasnya.

    Ada 14 stasiun pemberhentian yang rencananya akan dilewati, pertama di Balaraja pada km 0+000, kemudian Cibadak pada km 2+020 sepanjang 2,020 m, Pasir Gadung pada km 4+200 sepanjang 2,180 m, Otonom pada km 6+100 sepanjang 1,900 m, Bunder pada km 8+600 sepanjang 2,500 m.

    Kemudian Stasiun Kadu pada km 11+300 sepanjang 2,700 m, Perumnas pada km 13+700 sepanjang 2,400 m, Danau Ranau pada km 15+600 sepanjang 1,900 m, Cikokol pada km 17+040 sepanjang 1,440 m, Kebon Nanas pada km 19+260 sepanjang 2,220 m.

    Stasiun Panunggangan pada km 21+740 sepanjang 2,480 m, Kunciran pada km 24+100 sepanjang 2,360 m, Hasyim Asyari pada km 25+800 sepanjang 1,700 m dan Karang Tengah pada km 28+360 sepanjang 2,560 m. (RUS/PBN)

  • Penggusuran BBWSC3 Tanpa Koordinasi

    Penggusuran BBWSC3 Tanpa Koordinasi

    SERANG, BANPOS – Penggusuran sempadan Sungai Cibanten saat ini tengah dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3). Dalam penggusuran tersebut, ada pihak yang belum mengetahui dan juga tidak diajak berunding dalam rangka berkoordinasi sebelum melaksanakan penggusuran tersebut.

    Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi mengaku bahwa dirinya hingga saat ini belum juga himbauan atau bahkan koordinasi terkait rencana penggusuran sempadan sungai tersebut. Menurutnya, seharusnya pihak balai tersebut berkoordinasi terlebih dahulu. Pasalnya, lahan yang dilakukan penggusuran tersebut berada di wilayah Kota Serang.

    “Nah itu belum ada koordinasi dengan kita. Karena itu kan provinsi, balai kan. Balai harus koordinasi dengan pemkot serang harusnya,” ujarnya, Selasa, (26/9).

    Dirinya mengaku telah melihat daerah yang sudah dilakukan penggusuran. Ia sebagai seorang dewan yang mewakili rakyat, terutama karena yang saat ini dilakukan penggusuran masuk dalam wilayah dapilnya. Akan tetapi tidak juga adanya koordinasi.

    “Saya lihat penggusurannya sudah mulai di Sungai Cibanten. Iya itu dapil saya, tapi tidak ada koordinasinya. Belum ada, biarin. Paling kalau sudah ribut baru ke saya juga,” ujarnya.

    “Harusnya koordinasi dengan Pemerintah Kota Serang yang memiliki wilayah. Bukan ke saya, pemkot koordinasi agar kita kondusif semua,” sambungnya.

    Selain itu, Budi menuturkan bahwa dari masyarakat yang terkena penggusuran tersebut juga tidak melaporkan ke pihaknya. “Masyarakat juga belum ada yang datang kita,” tuturnya.

    Senada dengan itu, Lurah Banten, Acep mengaku hingga saat ini dirinya tidak mengetahui adanya penggusuran di wilayahnya tersebut. Selain aduan yang ada di pihaknya, juga dari BBWSC3 selaku pihak yang melakukan penggusuran.

    “Belum ada, belum ada pemberitahuan. Dari warga juga belum ada yang melaporkan ke pihak kelurahan. Nanti saya akan cari info ke RT yang ada di sekitar sempadan itu,” ujarnya.

    Padahal terdapat lahan yang biasa ditanami warga yang saat ini digusur oleh pihak BBWSC3. Lahan tersebut terdapat di kampung karang serang, kelurahan Banten.

    “Saya belum ada laporan, belum ada baik dari warga ataupun pihak terkait, pihak balai juga belum ada koordinasi. Nanti saya akan mencari informasi untuk hal itu,” tandanya.

    Kemudian, Lurah Kasunyatan Kota Serang, Neneng Titin Kurnia membenarkan terkait adanya penggusuran yang ada di sempadan sungai tersebut. Dirinya menuturkan bahwa yang melakukan penggusuran tersebut dilakukan secara langsung oleh pihak BBWSC3

    “Dapat (informasi penggusurannya, red), cuman itu hanya saja di Sungai Cibanten, itu pertama sungai yang warung-warung di pinggiran ditiadakan. Trus di Cibanten ini langsung mereka yang turun (pihak BBWSC3, red). Tapi sudah ada konfirmasi ke kelurahan,” tuturnya.

    Dalam penggusuran tersebut, dirinya menerangkan bahwa terdapat beberapa rumah warga yang terkena penggusuran tersebut. Selain rumah warga, dan area dapur yang menggunakan lahan sempadan sungai. Juga terdapat tanaman-tanaman warga yang juga tergusur.

    “Ada beberapa rumah, terus juga ada yang dapurnya kena (gusur, red). Tapi itu kan bukan tanah mereka itu tanah negara. Jadi mereka juga sadar,” terangnya.

    Dari penggusuran tersebut, Neneng mengatakan bahwa warga yang terkena gusur dari pihak BBWSC3 menerima kompensasi atau ganti rugi dengan nominal yang tidak besar.

    “Ada sedikit mah ganti ruginya dari pihak BBWSC3. Walaupun tidak besar. Seperti ada pohon yang tergusur, itu diganti sekitar Rp100 ribu hingga Rp150 ribu,” katanya.

    Selain itu, ia juga menuturkan bahwa warga yang menempati lahan tersebut juga mengetahui tindakan yang mereka lakukan merupakan suatu kesalahan. Oleh karenanya warga tidak menolak dengan adanya penggusur tersebut.

    “Mereka sepakat karena mereka sadar kalau itu tanah negara. Jadi, kalaupun ada apapun, mereka sudah paham jika lahan itu diperlukan. Jadi tidak ada masalah,” tandasnya. (CR-01/PBN)

  • Aya Naon Hidupkan Cagar Budaya Menes

    Aya Naon Hidupkan Cagar Budaya Menes

    MENES, BANPOS – Komunitas Titik Garis menggelar acara Aya Naon di Cagar Budaya Menes. Kali ini pameran tersebut mengangkat tema “Apatis” yang bertujuan untuk membangun ekosistem kesenian di lokalitas dan merespon keadaan sosial di masyarakat. Kegiatan ini banyak menyuguhkan karya-karya yang inovatif dan beragam mulai dari lukisan, fotografi, instalasi dan karya-karya lainnya.

    Beragam karya seniman lintas generasi tersaji di tiap-tiap dinding cagar budaya, didukung oleh inovasi para pemuda yang menginginkan terciptanya ekosistem kreatif di tingkat lokal, dengan menghadirkan ruang yang dapat menunjang dalam melakukan kegiatan kreatif.

    “Tujuan kita mengadakan pameran ini untuk menciptakan ekosistem kreatif di Cagar Budaya yang tidak terawat. Kemudian, acara ini ingin memberi edukasi dan rekreasi bagi masyarakat Menes yang tengah gandrung akan kegiatan hiburan. Sehingga dengan adanya kegiatan ini dapat menjadi ruang apresiasi dan dapat mewadahi pelaku kesenian di tingkat lokal,” ujar Seniman muda Nadif Maulana selaku penyelenggara.

    Pameran Aya Naon juga melibatkan para pelaku kesenian baik tingkat lokal maupun nasional. Karya yang dipamerkan didatangkan dari berbagai macam daerah seperti Bandung, Jogja, dan Purwokerto. Selain itu para seniman ikut menampilkan kesenian lain seperti tari, monolog, puisi, drama musikal dan penampilan lainnya.

    “Karya seni yang dipamerkan kali ini tidak hanya diisi oleh seniman lokal saja. Tetapi ada juga dari luar seperti Bandung, Jogja dan Purwokerto. Ada sekitar 59 karya dan 47 seniman yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Aya Naon kali ini. kami juga berkolaborasi dengan para seniman lain untuk mengisi acara seperti tari, monolog, puisi, dan drama musikal,” ungkap Nadif.

    Dalam kegiatan Aya Naon yang sudah kedua kalinya diadakan ini juga diisi dengan kegiatan seperti workshop grafis, lukis, dan watercolor. Selain itu, acara ini menghadirkan para pemangku kebijakan yang bertanggung jawab atas pemeliharaan, pemanfaatan dan pengembangan terkait Cagar Budaya dengan mengadakan diskusi publik menyoal balai budaya kawadanaan Menes.

    “Selain pameran seni rupa kami juga menyelenggarakan kegiatan lain seperti workshop grafis, Lukis dan water color untuk mengisi acara. Kami juga mengadakan diskusi publik terkait pemanfaatan cagar budaya yang tujuanya untuk membangun kesadaran dari pemangku kebijakan maupun masyarakat lokal agar dapat memelihara warisan sejarah,” terang ketua pelaksana kegiatan, Rizki Ateng

    “Menurut saya kegiatan ini bagus, terlebih inisitif yang muncul itu dari generasi muda dan itu bagus sekali sangat kreatif. Apalagi berbagai macam kesenian hadir disini mulai dari senirupa, music, monolog dan yang lainnya. Saya sayang menikmati acara ini dan semoga tetap berlanjut ditahun berikutnya,” ujar salah satu pengunjung di acara Aya Naon, Fery Aditia.(PBN)