Kategori: PARIWISATA

  • Menilik Wisata Sejarah Petilasan Waliyullah Puncak Gunung Karang

    Menilik Wisata Sejarah Petilasan Waliyullah Puncak Gunung Karang

    PANDEGLANG, BANPOS – Sejarah Gunung Karang tidak terlepas dari cerita peradaban masa lalu hingga sejarah runtuhnya kerajaan Hindu – Budha. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan ditemukannya sejumlah situs bercorak kerajaan Hindu – Budha, yakni Menhir.

    Menhir adalah batu tunggal berukuran besar yang ditatah seperlunya, sehingga berbentuk tugu dan biasanya diletakkan berdiri tegak diatas tanah. Istilah menhir diambil dari bahasa Keltik (bahasa Indo-Eropa) yaitu kata men berarti ‘batu’ dan hir berarti ‘panjang’.

    Para arkeolog melihat bahwa Menhir digunakan untuk tujuan religius dan memiliki makna simbolis sebagai sarana penghormatan kepada arwah nenek moyang. Salah satu Menhir yang ditemukan di Banten terletak di lereng Gunung Karang, Kampung Pasir Peuteuy, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang. Saat ini Menhir tersebut menjadi sebuah situs religi bernama Pahoman.

    Ketika memasuki area situs Pahoman, terlihat batu andesit tinggi tegak berdiri di gundukan bebatuan di bawah pohon besar. Ujungnya dibungkus kain putih. Itulah yang disebut Menhir.

    Kemudian di sebelah selatan Menhir itu terdapat lima gundukan batu yang juga ditutup kain putih. Masing- masing memiliki nama diantaranya yaitu petilasan Dalem Pamayungan, Ratu Rincik Manik, Mbah Suling, Mbah Panayagan, Raden Jalu, Mbah Jaga Kawasa dan Raden Pangasuh. Batu-batu berkain putih itu disebut sebagai tanda tempat atau makom para Waliyullah saat berkumpul di sekitar Menhir tersebut pada saat zaman Kesultanan Banten.

    Pengurus Lawang Agung Banten sekaligus pegiat Kebudayaan dan Peradaban Islam, Hasuri mengungkapkan bahwa Situs Pahoman dibangun sejak tahun 2001. Kemudian sebelum menjadi tempat wisata religi, dulunya adalah sebuah kebun, semak-semak dan hanya ada jalan setapak.

    “Pahoman kini sepertinya sudah dikelola sedemikian rupa. Di arah jalan masuk kawasan telah dilengkapi area parkir, demikian pula jalan tanah setapak itupun sudah di paving blok,” kata Hasuri yang juga sebagai dosen di Untirta kepada BANPOS, Rabu (30/8).

    Disamping itu, terdapat mata air yang sangat jernih di area petilasan. Warga setempat mempercayai bahwa air tersebut dijaga oleh Ratu Rincik Manik Rencang Emas. Dimana air itu terus mengalir deras, tidak pernah kering maupun berhenti.

    “Airnya memang jernih dan segar. Sampai sekarang aliran air itu digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat Desa Pasir Peuteuy. Seperti untuk mengairi lahan pertanian atau untuk kebutuhan rumah tangga,” terangnya.

    Menurutnya, Pahoman selain keramat juga sebagai tempat untuk melihat ke masa lalu (sejarah,red). Banyak pengunjung yang datang dengan beragam tujuan. Mulai dari ingin usahanya lancar, hidupnya sukses dan ada juga yang ingin cepat mendapat pasangan hidup.

    Disamping itu juga, terdapat hal unik dari tradisi ziarah yakni usai memanjatkan doa kepada Allah SWT, sang kuncen atau ustadz akan menuntun peziarah untuk duduk membelakangi batu berdiri atau Menhir. Kemudian peziarah diarahkan untuk memeluk Menhirnya itu dari belakang.

    “Dengan demikian, terdapat kepercayaan bahwa apabila peziarah mampu memeluk Menhir dengan mudah, maka hajatnya akan dikabulkan oleh Allah SWT,” ungkapnya. (dhe/pbn)

  • Proyek Pembangunan Jembatan Madaksa di Pelabuhan Merak Telan Korban Jiwa

    Proyek Pembangunan Jembatan Madaksa di Pelabuhan Merak Telan Korban Jiwa

    MERAK, BANPOS – Pembangunan jembatan Madaksa, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon menelan korban jiwa.

    Operator crane, Heryanto (56) tewas setelah tertimpa crane atau alat pengangkut material proyek. Insiden itu terjadi di area pembangunan jembatan Madaksa, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak, Sabtu (12/8).

    Heryanto tertimpa crane di depan pintu masuk dermaga eksekutif Pelabuhan Merak “Korban dinyatakan meninggal dunia di lokasi,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Cilegon, AKP David Adhi Kusuma saat dikonfirmasi, Sabtu (12/8).

    AKP David, menjelaskan peristiwa jatuhnya crane terjadi pada pukul 09.40 WIB saat pemindahan besi forklift ke mobil trailer. “Crane tersebut miring dikarenakan permukaan tanah yang miring. Sehingga kendaraan crane jatuh ke ujung kendaraan trailer,” tuturnya.

    Dikatakan David, operator yang berada di dalam kabin tidak sempat menyelamatkan diri dan tubuhnya terjepit. Petugas gabungan berhasil mengevakuasi korban setelah mengerahkan sejumlah alat berat selama empat jam.

    Namun saat dievakuasi, korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa. Korban kemudian dibawa ke RSUD Cilegon, sebelum diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan. “Korban dinyatakan meninggal dunia di lokasi,” ujarnya.

    Polisi selidiki Satreskrim Polres Cilegon kini sedang menyelidiki kasus kecelakaan kerja tersebut. Penyidik telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memasang garis polisi, dan memeriksa sejumlah saksi. “Penyelidikan dilakukan pada kasus kecelakaan kerja di pembangunan Jembatan Madaksa,” tandasnya.

    Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian jatuhnya crane sekitar pukul 09.30 WIB. Operator crane yang menjadi korban diketahui bernama Haryanto. Saat itu korban tengah mengoperasikan crane. Diduga saat hendak naik ke atas truk trailer, crane terjatuh.

    “Posisi barang itu gencol, diangkat lah lagi. (Diduga) Meluncur (turun) dia (crane). Ngayun (tiang crane), ketarik dia,” ujar seorang pekerja, Agus di lokasi. Korban pasca crane jatuh dalam posisi terjepit. “Kejepit. Soalnya begini, ini bak trailer, ini rumahnya, ini bunk-nya,” tuturnya menjelaskan kronologi kecelakaan tersebut.(LUK/PBN)

  • Cagar Budaya Water Toren Pandeglang, Berdiri Kokoh Walau Minim Anggaran

    Cagar Budaya Water Toren Pandeglang, Berdiri Kokoh Walau Minim Anggaran

    PANDEGLANG, BANPOS – Cagar budaya water toren atau menara air Pandeglang yang dibangun sejak zaman kolonial Belanda, hingga saat ini masih berdiri kokoh ditengah pusat Kabupaten Pandeglang memiliki nilai bersejarah.

    Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Pandeglang, Heryana mengatakan, bangunan menara air berciri khas arsitektur Belanda tersebut dibangun sejak tahun 1848 yang dulunya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah perkotaan.

    “Jadi menara air ini konon ceritanya untuk memenuhi kebutuhan air Pandeglang dan Rangkasbitung, jadi di Warunggunung kan ada juga menara air itu sumbernya dari Pandeglang,” kata Heryana kepada wartawan, Rabu (9/8).

    Dijelaskannya, bangunan menara air ini bagian bawahnya terbuat dari batu kali yang tersusun sedemikian rupa, selain itu terdapat sebuah pintu masuk berada di sisi barat daya dengan dua buah daun pintu berpanil kayu.

    “Iya ini gaya Belanda, pada bagian pintu atasnya terlihat bouvenlicht berupa panil-panil kaca dengan bagian atasnya berbentuk lengkungan setengah lingkaran, pintu ini merupakan akses untuk memasuki ruang mesin,” terangnya.

    Menurutnya, bangunan bersejarah ini sering dijadikan tempat spot selfie warga saat melintas jalan tersebut karena terlihat instagramable.

    “Suka ada yang foto-foto juga, mungkin karena tempatnya bagus disitu bangunan bersejarah,” ujarnya.

    Sampai saat saat ini, kata Heryana, menara air atau water toren tersebut masih terus dilakukan perawatan walaupun terkendala tidak ada anggaran perawatannya.

    “Iya kita selalu merawatnya dengan dibersihkan, karena tahun ini kita tidak ada anggaran akhirnya kita swadaya saja. Dulu ada juru pelihara untuk membersihkan rumput disekitar itu,” ungkapnya. (dhe)

  • Festival Desa Cikolelet Tawarkan Destinasi hingga Atraksi Budaya

    Festival Desa Cikolelet Tawarkan Destinasi hingga Atraksi Budaya

    CINANGKA, BANPOS – Festival Desa Wisata Cikolelet 2023 resmi dibuka oleh Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, Selasa (8/8/2023). Kegiatan yang bertujuan untuk lebih menarik kunjungan wisatawan ini, menawarkan berbagai destinasi wisata hingga atraksi budaya berbasis masyarakat dan kearifan lokal. Berlangsung mulai 8 Agustus hingga 17 September.

    “Ini tahun kedua Festival Desa Wisata Cikolelet digelar. Karena dekat dengan wisata pantai Anyer-Cinangka, kita tawarkan alternatif lain, ada wisata desa, bisa melihat sungai, destinasi wisata desa, berbagai kegiatan masyarakat, dan atraksi budaya,” kata Tatu kepada wartawan.

    Pada Festival Desa Wisata Cikolelet, berbagai kegiatan digelar. Mulai dari pentas seni tradisional, pameran ekraf, lomba dongeng Sunda, pasanggiri bendrong lesung, ngagurah dano, parade band, lomba video kreatif, hingga tablig akbar.

    Menurut Tatu, Pemkab Serang sudah membangun akses jalan beton hingga ke desa-desa. Hal ini mempermudah wisatawan untuk berkunjung ke Desa Wisata Cikolelet dan desa-desa wisata. Selain itu, pihaknya juga memfasilitasi berbagai pelatihan, mulai dari membatik, kriya, anyaman bambu, dan lainnya.

    “Saat ini kita dorong masyarakatnya, harus punya kemampuan menyiapkan kuliner, atraksi budaya, produk UMKM, dan berbagai kerajinan. Kalau bisa tidak hanya ditonton, tetapi wisatawan ikut terlibat dalam atraksi budaya. Paling penting, menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan bagi wisatawan. Ke depan, kita tingkatkan promisinya,” ujarnya.

    Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Al Hamidi mengatakan, Cikolelet merupakan salah satu desa yang sudah mendapat penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kemenparekraf. “Tahun ini, ada Desa Kubangbaros dari Kecamatan Cinangka juga ikut ADWI. Kemudian ada satu desa dari Pandeglang dan Tangsel,” ungkapnya.

    Ia sependapat dengan Bupati Serang bahwa pengembangan desa wisata butuh keterlibatan masyarakat.

    “Selain itu, Ibu Bupati juga menyampaikan soal promosi. Nanti kami wajibkan hotel-hotel untuk ikut mempromosikan desa wisata, termasuk Cikolelet kepada para tamunya,” ujar Hamidi.

    Kepala Desa Cikolelet, Ojat Darojat mengatakan, pada Festival Desa Wisata tahun ini, pihaknya menambah berbagai atraksi budaya. Apalagi, sudah ada Gedung Sanggar Kesenian yang dibangun dari dana corporate social responsibility Bank bjb.

    “Bagi tamu yang hadir, sesuai amanat Ibu Bupati, nanti diajak dalam kesenian interaktif, salah satunya angklung,” ujarnya.

    Ada kegiatan yang paling menarik bagi wisatawan, yakni Ngagurah Dano pada tanggal 20 Agustus. Yakni kegiatan menangkap ikan di aliran sungai yang mengalir ke area Rawa Danau. Ditargetkan akan berkumpul 10 ribu masyarakat untuk turun ke sungai menangkap ikan.

    “Melibatkan masyarakat dari lima kecamatan terdekat dengan Cikolelet. Dan akses infrastruktur ke lokasi Ngagurah Dano, Jalan Cikolelet-Rancasanggal sudah beton, dibangun oleh Pemda Serang,” ujarnya.

    Menurutnya, dukungan Bupati Serang terhadap Desa Wisata Cikolelet sangat luar biasa. Tidak hanya mengantarkan Cikolelet meraih ADWI 2023, tetapi juga menyiapkan berbagai infrastruktur jalan, pemberdayaan, dan peningkatan kapasitas masyarakat.

    “Kami siap menampung kegiatan komunitas, wisatawan umumnya, maupun pemerintah daerah. Ada 30 homestay kami siapkan. Kami siap menyambut para wisatawan,” ujarnya. (AZM)

  • Seleksi Kang Nong Kabupaten Tangerang Ramai Peminat

    Seleksi Kang Nong Kabupaten Tangerang Ramai Peminat

    TANGERANG, BANPOS – Ratusan muda-mudi Kabupaten Tangerang antusias mengikuti Audisi Kang dan Nong. Audisi ini digelar oleh Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Tangerang, untuk mencari Duta Pariwisata Kabupaten Tangerang.

    Diketahui, sebanyak 126 peserta dari 29 Kecamatan di Kabupaten Tangerang mendaftar dan mengikuti audisi tersebut. Tahap pertama audisi akan memilih 50 peserta untuk 25 Finalis Kang dan 25 Finalis Nong. Selanjutnya, dari 50 finalis itu akan memasuki tahap kedua, dan akan dipilih sebanyak 12 pasang kang dan nong dengan total 24 peserta.

    Kepala Disporabudpar Kabupaten Tangerang, Ratih Rahmawati, mengatakan bahwa kegiatan tersebut menjadi wadah bagi generasi muda, untuk aktif berpartisipasi mendukung pemerintah daerah dalam memajukan dan melestarikan warisan budaya dan pariwisata Kabupaten Tangerang.

    “Pemilihan Kang dan Nong Kabupaten Tangerang bertajuk ‘Dedications from the Youth: Enliven the Legacy’, dengan harapan Kang dan Nong yang terpilih dapat menunjukkan kontribusi untuk menghidupkan kembali warisan budaya dan pariwisata Kabupaten Tangerang, yang hampir sirna akibat pandemi Covid-19,” ujarnya di SDC Gading Serpong, Selasa (8/8).

    Finalis Kang 2012 yang juga sebagai juri tahap 1 dan 2, Attila, menjelaskan bahwa kang dan nong yang terpilih akan menjadi perwakilan generasi muda yang menjadi ikon Duta Pariwisata Kabupaten Tangerang.

    “Audisi Kang dan Nong Kabupaten Tangerang merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan 2 tahun sekali. Pastinya kang nong yang bertugas nantinya berada di garda terdepan pariwisata Kabupaten Tangerang, maka kang dan nong harus memiliki wawasan yang luas mengenai Kabupaten Tangerang terkhusus untuk pariwisata dan budaya,” katanya.

    Sebelum menuju audisi, kegiatan ini diawali dengan sosialisasi melalui media sosial dan roadshow Kang Nong Kabupaten Tangerang 2023 sejak bulan Juni-Juli 2023, dan dilanjutkan dengan pembukaan pendaftaran sejak tanggal 16 Juni 2023 hingga 05 Agustus 2023.

    Sebagai informasi, setelah terpilihnya 24 peserta, maka akan dilanjutkan dengan masa pembinaan selama 4 minggu dari 7 Agustus hingga 5 September 2023. Di tengah-tengah masa pembinaan, akan ada agenda malam bakat pada 26 Agustus 2023. Setelah itu, para peserta akan mengikuti karantina dari tanggal 6-7 September untuk menuju grand final pada 8 September 2023. (DZH)

  • Edukasi Konservasi Lingkungan, KPPC dengan Tahura Banten Gelar Saba Leuweung 2023

    Edukasi Konservasi Lingkungan, KPPC dengan Tahura Banten Gelar Saba Leuweung 2023

    PANDEGLANG, BANPOS – Komunitas Peduli Pariwisata Carita (KPPC) bekerjasama dengan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Banten, Perum Perhutani, Satuan Muspika, Kepala Desa (Kades) menggelar Saba Leuweung tahun 2023.

    Kegiatan Saba Leuweung tahun 2023 yang memiliki tujuan edukasi konservasi lingkungan ini digelar secara sederhana dengan melakukan syukuran dan makan bersama antara KPPC yang bekerjasama dengan Tahura Banten, Perum Perhutani, Satuan Muspika, Kades serta melibatkan masyarakat setempat, Senin (7/8).

    Ketua KPPC, E. A. Supriadi Franky mengatakan, kegiatan saba leuweung pertama kali digelar pada tahun 2019 dengan berbagai rangkaian acara, mulai dari trip ke Curug Gendang, Curug Putri dan pengelolaan tentang hutan. Selain itu, penanaman pohon yang dilakukan peserta untuk ditanam di lingkungan masing-masing.

    Namun karena pandemi Covid-19, kegiatan ini harus ditunda selama 3 tahun dan baru pada tahun ini dapat diselenggarakan kembali dengan konsep sederhana.

    “Melakukan syukuran di hutan, rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia berupa tumbuh-tumbuhan, buah-buahan yang berlimpah,” kata Franky.

    Menurutnya, kegiatan serupa akan diagendakan secara lebih luas di tahun depan dengan konsep tasyakuran alam yang melibatkan masyarakat lebih luas. Kegiatan yang dalam bahasa sunda memiliki arti ulin ka leuweung ini akan dikonsep dengan masyarakat melakukan cocok tanam serentak. Selain itu direncanakan untuk edukasi kepada masyarakat.

    “Dimana nantinya ada lahan Tahura, masyarakat bercocok tanam rencana di empat desa, Cinoyong, Kawoyang, Sukanegara, Sukarame itu akan kumpul dan memberikan hasil buah-buahannya kepada Tahura Banten,” terangnya.

    Sementara itu, Kepala Balai Tahura Banten, Hudori menargetkan, kegiatan serupa di tahun mendatang akan digelar dengan lebih meriah dengan konsep tasyakuran alam. Pihaknya juga akan merencanakan dengan matang agar kegiatan ini dapat lebih menjangkau masyarakat sekitar dan edukasi dapat lebih masif dilakukan.

    “Sebetulnya ini bukan hal yang baru, dulu pernah diinisiasi tapi memang sekarang mungkin kedepan pengennya tuh lebih wah dan dihadiri oleh Gubernur biar nanti gaungnya itu kawasan kehutanan memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat. Nah salah satu bentuk rasa terima kasih masyarakat itu dimanifestasikan ke kegiatan itu, kalau bahasa simpelnya tasyakuran alam,” jelasnya.

    Menurutnya, kegiatan saba leuweung ini tujuannya untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang destinasi wisata alam.

    “Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan ke publik tentang destinasi wisata alam secara langsung agar mengetahui dan mengenal indahnya alam Carita dan menyadari tentang manfaat hutan bagi kehidupan manusia,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  • Gula Aren Sumut Sukses Tembus Pasar Ekspor Global

    Gula Aren Sumut Sukses Tembus Pasar Ekspor Global

    SUMATERA UTARA, BANPOS – Gula aren cair asal Sumatera Utara (Sumut) lagi-lagi berhasil menembus pasar ekspor Malaysia, Kazakhstan, Thailand, Belanda hingga Jepang, serta berpartisipasi pada pameran di Arab Saudi.

    Gula aren cair ini memiliki potensi yang sangat menjanjikan, terbukti Puri Food dan Healthy meraih omset 800 juta setahun.

    Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus memacu dan mendorong pelaku usaha perkebunan agar membuat terobosan atau berinovasi ciptakan produk turunan yang lebih beragam, pengembangan produk turunan yang bernilai tambah dan berdaya saing.

    Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri serta pengembangan pertanian termasuk perkebunan yang maju, mandiri dan modern.

    Sesuai dengan arahan Presiden RI, Joko Widodo pada rapat terbatas untuk memperkuat ekonomi sektor pertanian, Mentan SYL mengatakan pekebun perlu didorong dari on farm menuju off farm melalui hilirisasi produk perkebunan untuk memberikan nilai tambah yang dapat meningkatkan kesejahteraannya.

    Perlu kerja sama antara pekebun dengan pelaku UMKM untuk mengakselerasi hilirisasi produk perkebunan dimaksud.

    “Kementerian Pertanian support hal tersebut, menggerakkan jajarannya khususnya Ditjen Perkebunan agar meningkatkan produk potensial yang perlu dibina dan membantu umkm yang membutuhkan bahan baku atau ekspansi,” ujar Mentan SYL di Jakarta, Minggu (6/8).

    Terpisah, Putri Nasution, pelaku usaha gula aren cair, Owner Puri Food dan Healthy sekaligus Dosen Bahasa dan Kewirausahaan di Universitas Sumatera Utara menuturkan potensi gula aren cair sangat besar dan menjanjikan.

    Dalam mengembangkannya tentu tidaklah mudah, tapi kami tetap berusaha dan menjaga komitmen menekuni bisnis aren ini.

    “Kami sampai melakukan uji coba berkali-kali untuk menghasilkan gula aren cair yang berkualitas, dan memiliki cita rasa yang khas, agar diminati konsumen dalam negeri maupun luar negeri,” ujarnya.

    Owner Puri Food dan Healthy ini memborong banyak prestasi. Ia memulai merintis usaha aren sejak 2021. Kini produk aren cairnya sudah tersebar di berbagai supermarket atau swalayan, marketplace hingga toko cinderamata di Medan Sumut.

    Ia pun menyabet wirausaha wanita berprestasi, yang pernah menjadi Best Womenpreneur April 2022, dan menjadi 3 terbaik pengusaha wanita Kota Medan Februari 2022.

    Menurut Putri, produksi bisa mencapai sekitar 1.500 sampai 2.000 botol aren cair (500 ml). Produk aren ini memasok kebutuhan sekitar 50 Supermarket di wilayah Sumatera Utara, direncanakan juga akan masuk ke dunia perhotelan.

    Dia bekerja sama dengan para pekebun aren untuk memperoleh bahan bakunya. Semakin banyak permintaan aren cair, diharapkan bahan bakunya dapat terus aman ketersediaannya.

    “Biasanya untuk memproses aren cair ini membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 jam. Kami rutin melakukan kontrol dan memastikan cara pengolahan sesuai, sehingga rasa dan kualitas setiap botol aren cair tetap memiliki ciri khas yang sama, tidak merubah rasa dan stabil,” katanya.

    “Kami juga berupaya menjaga kualitas produk agar tidak mengkristal dan berbuih. Gula aren cair milik kami dijamin murni nira tanpa campuran air, tidak menggunakan bahan kimiawi dan bermanfaat bagi tubuh. Produk herbal ini lebih efisien, bisa mempermudah ibu-ibu ketika mengolah makanan maupun minuman dan lebih praktis,” tambah Putri.

    Putri juga bercerita, bahwa gula aren cair miliknya ini pernah ditampilkan di Pameran Perda Pulau Pinang Malaysia pada bulan September 2021 dan September 2022. Puri Food & Healthy juga sudah tergabung di Wirausahaan Club Usaha Rissmart Enterprise, dan market place Kuala Lumpur. Selain itu, gula aren cair ini juga pernah menjadi Juara 1 produk ekspor Kota Medan di bulan Mei tahun 2022.

    “Ke depan, kami akan ekspansi aren cair ke bentuk sachet dan produk gula semut. Dengan adanya sinergi dari pemerintah pusat khususnya Kementerian Pertanian Ditjen Perkebunan, mitra usaha dan petani milenial, dengan didukung teknologi dan inovasi yang mumpuni, diharapkan kedepannya aren dapat terus dikembangkan sehingga bahan baku tetap tersedia, semakin luas akses pasarnya, dan bisa terus tembus ke pasar global serta tentunya mensejahterakan petani Indonesia,” tuturnya.

    Putri menambahkan dirinya juga melakukan pelatihan wirausaha khususnya terkait bisnis aren cair, kepada para petani dan anak muda di lingkungan sekitar.

    Sebagai Pendamping Wirausaha Muda sejak 2022, turut mengedukasi anak muda agar ada kemauan atau termotivasi menggeluti usaha di bidang perkebunan dan menciptakan lapangan kerja.

    “Tentu dibutuhkan komitmen, ketekunan yang kuat dan inovasi serta kreatifitas karena pengolahan aren tidaklah mudah, harus dijaga kualitasnya supaya tidak berbuih dan mengkristal, serta aman untuk dikonsumsi,” terangnya.

    Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan dengan semakin berkembangnya hasil olahan atau produk turunan aren, maka kebutuhan bahan baku perlu disoroti, budidaya perlu diperbaiki, dan pemeliharaan tanaman harus kontinyu dilakukan.

    Hal ini agar pasokan atau bahan baku tetap tersedia, dan butuh teknologi yang bisa konstan dalam mengembangkan aren ini, sehingga produk turunannya bisa berkelanjutan.

    “Karena setelah ada produk turunan, pekebun juga diuntungkan, selain dapat menciptakan lapangan kerja, petani mendapat nilai tambahnya, dan berdampak positif pada pendapatan,” terangnya.

    Andi menambahkan, Ditjen Perkebunan terus berupaya mendorong dan memotivasi pekebun, salah satunya melakukan pembinaan dan mengedukasi para pekebun agar terus menjaga produksi dan produktivitas beserta turunannya, meningkatkan kualitas hasil yang bermutu, bernilai tambah dan berdaya saing.

    Teknologi tentu dibutuhkan, tetapi juga tidak melupakan kearifan lokal. Contohnya pada gula aren cair ini, hilirisasi tidak selalu berbanding lurus dengan pabrikasi, pengolahan masih menggunakan cara tradisional namun tidak menyerah.

    Sehingga terus berupaya mencari solusi demi meningkatkan produk turunannya, kearifan lokal tidak selalu hasilnya kurang, justru malah aren cair ini berhasil ekspor dan bisa menjaga kualitas cita rasa produk terjamin dan bermutu.

    “Pemerintah juga meminta agar UMKM menggunakan jejaring sosial, platform medsos atau market place dengan didukung digitalisasi untuk memasarkan produk turunannya agar lebih dikenal masyarakat luas hingga pasar global,” tambah Andi. (RMID)

  • OMS dalam Pembangunan Daerah

    OMS dalam Pembangunan Daerah

    BANTEN, BANPOS – Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) memiliki peran krusial dalam pembangunan daerah di Indonesia, termasuk provinsi Banten. Sebagai wadah untuk menyuarakan aspirasi masyarakat, OMS berperan sebagai agen perubahan yang dapat memperjuangkan kepentingan dan hak-hak warga di tingkat lokal. OMS turut membantu pemerintah dalam mewujudkan program pembangunan yang berdampak positif bagi masyarakat. Kolaborasi antara OMS dan pemerintah menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

    Kondisi OMS di Indonesia dan Banten menunjukkan keberagaman. Ratusan bahkan ribuan OMS aktif beroperasi di berbagai bidang, mulai dari lingkungan, hak asasi manusia, pendidikan, kesehatan, hingga pembangunan infrastruktur. Namun, keberadaan OMS juga dihadapkan pada tantangan. Mulai dari masalah kapasitas, akuntabilitas dan legitimasi.

    Beberapa OMS bekerja dengan baik untuk memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat. Namun, ada pula OMS yang berfokus pada kepentingan pribadi atau golongan tertentu, bahkan ada yang melakukan tindakan radikal yang mengganggu ketertiban masyarakat.

    Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi mengatakan, hadirnya Ormas di tengah masyarakat dan pemerintah harus senantiasa dilibatkan di setiap kondisi dan persoalan. Menurutnya, dengan adanya organisasi-organisasi yang menjadi wadah bagi masyarakat bisa mempermudah komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.

    “Pemerintah itu wajib dikritik. Saya (Wabup) dan ibu Bupati hanya memiliki dua mata dan dua telinga. Kritik yang hadir adalah sebagai informasi bagi kami,” kata Ade pada sambutan pembukaan Festival OMS Lebak.

    Ade menjelaskan, salah satu hal yang terwujud berkata kritik dari masyarakat ialah saat dirinya menerima audiensi dari organisasi massa yang melakukan aksi demonstrasi didepan gedung kantor bupati.

    Saat itu, ia memanggil sejumlah perwakilan massa aksi yang mana dimintai kritik dan ide gagasan untuk solusi yang direkomendasikan.

    “Ya, kritiknya bukan kebencian namun kecintaan untuk membangun. Salah satunya ialah Bayah Dome yang saat ini ada adalah hasil dari kritik dan gagasan salah satu mahasiswa asal Lebak,” tandasnya.

    Akademisi STISIP Banten Raya, Ari Supriadi mengatakan, ormas sebagai salah satu bagian dari entitas kehidupan demokrasi tentu memiliki peran yang tidak bisa dipandang sebelah mata dalam upaya pembangunan nasional maupun daerah.

    “Keberadaan Ormas diharapkan mampu menjadi pengawas (social control) terhadap pemerintah maupun lainnya serta memberikan pendampingan terhadap masyarakat. Namun tentu dalam aktivitasnya Ormas harus tetap berada dalam koridor hukum yang berlaku, seperti yang tertuang dalam aturan mengenai larangan-larangan ormas,” katanya.

    Menurutnya, kontribusi Ormas dalam memberikan wadah bagi partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pembangunan lokal adalah dapat menjadi bagian proses pengambilan keputusan pemerintah.

    “Point pertama tujuan Ormas adalah meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat. Melalui tujuan itu, Ormas dapat menjadi bagian dari proses pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Karena dalam konsep Good Governance, terdapat tiga sub kultur yang saling terikat dan tidak dipisahkan satu dengan lainnya, yakni subkultur kekuasaan (SKK) yang diwakili oleh pemerintah, subkultur ekonomi (SKE) sebagai wakil dari pisah swasta, dan subkultur sosial (SKS) sebagai representasi kekuatan masyarakat sipil. Dengan demikian keberadaan ormas bisa sangat memberikan pengaruh terhadap setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah, melalui partisipasi tersebut,” terangnya.

    Menurut Ari, keberadaan ormas dapat membantu mengurangi disparitas sosial dan ekonomi melalui program-program Ormas itu sendiri untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

    “Maka pemerintah tetap harus hadir untuk mendorong Ormas ini tetap berdaya dan berkontribusi terhadap pembangunan nasional/daerah,” jelasnya.

    Saat ditanya dampak negatif yang mungkin timbul akibat keberadaan Ormas yang tidak diatur dengan baik atau yang cenderung radikal. Ari mengatakan, pemerintah harus menerbitkan regulasinya.

    Terkait dengan Ormas dapat berpotensi menjadi sumber konflik sosial atau politik di masyarakat, Ari mengatakan, bahwa Ormas sebagai salah satu pressure group di negara demokrasi tentu memiliki positioning yang tidak kalah dengan Parpol.

    “Keberadaan energi yang terdapat dalam Ormas, harus bisa di manage dengan baik, agar energi tersebut berada pada ruang yang seharusnya. Tentu saja potensi sumber konflik maupun politik akan sangat terbuka, baik itu terjadi didalam satu Ormas maupun antar Ormas yang bisa saja dilatarbelakangi adanya perbedaan preferensi politik, sosial, budaya, agama, dan lainnya. Apalagi menghadapi tahun politik 2024, potensi itu sangat terbuka dan ini sekali lagi jika tidak bisa di-manage dengan baik akan mengganggu stabilitas dan harmoni sosial,” katanya.

    Ari menambahkan, analisis bagaimana Ormas dapat digunakan sebagai alat untuk mengadvokasi kepentingan sempit kelompok tertentu, mengabaikan kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

    “Hal itu sangat mungkin terjadi. Contoh saja Ormas yang memiliki latar belakang ideologi yang sama, sangat mungkin bisa digunakan sebagai alat untuk menyerang (misal) pemerintah, tokoh politik, parpol atau lainnya dengan tujuan kepentingan parsial tadi,” katanya.

    Ari mengatakan, risiko dari polarisasi atau radikalisasi yang dapat muncul sebagai akibat dari aktivitas atau narasi yang disebarkan oleh beberapa Ormas.

    “Fenomena tersebut terjadi pada dua pemilu terakhir, dan puncaknya pada Pemilu 2019. Di mana terjadi polarisasi yang sangat tajam di tengah masyarakat. Pembelahan masyarakat dari dampak aktivitas politik yang tidak sehat dan bermartabat sangat memiliki risiko yang sangat besar dan negatif. Praktik polarisasi politik di beberapa negara membuat negara tersebut hancur, seperti di beberapa negara Timur Tengah,” ungkapnya.

    Koordinator USAID Madani Banten, Muslih Amin, mengatakan bahwa ketika OMS dan Pemerintah mampu berkolaborasi, dapat memperbesar peluang kemajuan bagi daerah.

    “Selain itu juga, upaya dalam memperkuat atau memperkokoh kesatuan NKRI,” kata Muslih.

    Ia menerangkan, Ormas harus mampu meningkatkan internal terlebih dahulu agar bisa mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Selain itu, Ormas pun harus mampu menunjukan kemampuan dan kesiapan saat diajak berkolaborasi baik oleh pemerintah maupun pihak lain.

    Ia menegaskan, saat ini yang perlu diubah adalah ‘mindset’ agar kemajuan daerah bisa diwujudkan bersama. Ormas harus bisa kembali kepada tujuan awal dibentuknya organisasi.

    “Itu mudah, mudah banget selama yang diutamakan adalah rasa kecintaan dalam memajukan daerah ini,” tandasnya.

    Kepala Badan Kesbangpol Lebak, Sukanta mengatakan, saat ini di Kabupaten Lebak terdapat 364 Ormas yang terdata. Namun, pihaknya masih terus melakukan verifikasi dan penilaian kinerja dari masing-masing ormas yang kemudian diperkirakan akhir tahun 2023 akan muncul data valid terkait Ormas di Lebak.

    Dalam memperkuat nilai demokrasi, Ormas memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan demokrasi. Mengingat, dalam beberapa bulan lagi Indonesia akan melaksanakan hajat demokrasi (Pemilu), Ormas akan memiliki tanggung jawab dalam menjaga keutuhan bangsa.

    “Sangat berperan, bisa positif atau negatif. Lebih banyak positif lah, maka dari itu kita harus ikut mengawasi juga,” ujarnya.

    Ia mengaku, pembinaan terhadap Ormas di Lebak adalah sebagai upaya memperbaiki pandangan dari masyarakat terhadap Ormas bahwa Ormas di Lebak memiliki peran Positif.

    “Apalagi kita sudah memiliki perbup soal tata kelola Ormas,” tandasnya.

    Field Coordinator USAID Madani Kota Tangerang, Veni Siregar mengatakan, beberapa Ormas yang tergabung dalam Forum Masyarakat Inklusi (Formasi) telah memiliki visi-misi yang mana dapat berkolaborasi baik internal maupun eksternal guna memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat.

    “Contohnya, ada yang fokus kepada kasus pelecehan seksual, aksesibilitas bagi disabilitas dan lain-lain. Dengan demikian, masing-masing Ormas memiliki peran dalam membantu pemerintah untuk mencapai demokrasi berjalan,” kata Veni.

    Ia menjelaskan, peran-peran Ormas di Kota Tangerang bagi menjaga keutuhan dan kesatuan NKRI sangat baik. Menurutnya, pihaknya sering berkolaborasi dengan banyak pihak salah satunya yang berfokus kepada pendidikan.

    Ia menerangkan, di Kota Tangerang capaian pendidikan inklusi telah berkembang pesat, sayangnya masih kurang dukungan dari Pemerintah Provinsi untuk meningkatkan program tersebut ke jenjang lebih tinggi.

    “Kita juga berharap kepada media untuk membantu menyampaikan dan mengedukasi masyarakat terkait hal-hal tersebut,” terangnya.

    “Intinya salah satu isu yang harus dikonsistenkan oleh Ormas adalah berangkat dari bawah (masyarakat) dan memiliki kebermanfaatan yang luas,” tandasnya.

    Dekan Fakultas Hukum Universitas Primagraha, Fathullah mengungkapkan bahwa ormas yang baik ialah ormas yang memiliki visi dan misi yang jelas serta memang dibentuk untuk kepentingan masyarakat secara luas.

    “Sebetulnya, ormas ini merupakan organisasi yang memiliki suatu visi dan misi. Saya juga meyakini bahwa setiap ormas sebetulnya memiliki tujuan yang baik. Baik dalam perbaikan bahkan perubahan tetapi tetap demi kepentingan masyarakat,” ungkapnya.

    Menurutnya, keberadaan ormas dinilai sangat positif. Karena keberadaan ormas merupakan sebuah akulturasi dan representasi komunitas dalam rangka menyambungkan keinginan dan aspirasi masyarakat kepada pemerintah daerah.

    “Jadi sangat penting keberadaannya. Bilamana ormas merupakan suatu organisasi yang dijadikan sebagai mitra dan bekerjasama dengan pemda, saya pikir merupakan suatu hal yang baik. Tinggal bagaimana pemda merespon keberadaan ormas yang berkembang di masyarakat dalam rangka membangun daerah,” ucapnya.

    Namun demikian, Pemda perlu untuk memilah ormas-ormas mana yang baik untuk dijadikan mitra untuk bisa menjadi kepanjangan tangan daripada pemerintah. Apakah merupakan suatu ormas yang hanya sebagai perkumpulan komunitas saja atau memiliki program kerja yang baik dan membantu pembangunan masyarakat maupun daerah.

    “Tinggal kita identifikasi terlebih dahulu, jenis dan bentuk ormas tersebut. Tentu pemerintah pun harus merespon ormas yang memiliki dasar hukum, kemudian anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD ART) , apalagi ormas-ormas yang secara keberadaan sudah berada di semua tingkatan baik pusat maupun di daerah dan atau juga tingkat paling bawah. Tinggal bagaimana mekanisme harus sesuai dengan peraturan peraturan perundang-undangan,” ujarnya.

    Fathullah mengatakan, ormas juga memiliki peran yang juga penting untuk menjadi penyambung aspirasi dari masyarakat dalam mewujudkan keinginan masyarakat

    “Karena ormas bisa membantu mewujudkan keinginan masyarakat secara kecil maupun secara luas,” katanya.

    Fathullah juga menyampaikan, pemda memiliki suatu lembaga yang membidangi berkaitan tentang pembinaan ormas-ormas yaitu bidang Kesbangpol, yang mana didalamnya ada pembinaan, pendampingan serta penyuluhan terhadap ormas yang berkembang di masyarakat di daerah.

    Menurutnya, ini perlu dilakukan dan ditingkatkan, agar nantinya mampu mendeteksi dan memilah ormas yang bisa dijadikan mitra kerja pemda dalam rangka membantu melaksanakan program-program pembangunan yang dilakukan pemda.

    “Saya yakin itu akan terwujud sebuah kesenambungan serta sebuah perwujudan pembangunan di daerah dalam membantu pemerintah melaksanakan program pembangunan, kerjasama tersebut tentunya ada persyaratan khusus yang diperlukan,” ujarnya.

    Selain itu, menurutnya saat ini masih banyak ormas yang tidak terafiliasi atau netral mewakili masyarakat secara luas dan juga memiliki tujuan bagaimana aspirasi masyarakat dijadikan suatu programnya dan untuk bagaimana memperjuangkan aspirasi tersebut.

    “Saya pikir masih banyak ormas yang seperti itu. Tapi tidak bisa dipungkiri kalau saat ini juga banyak ormas yang hanya berdiri karena kepentingan pribadi atau hanya satu golongan saja,” terangnya.
    Kabid Ketahanan Ekonomi Sosial Budaya Agama dan Ormas, Kesbangpol Kabupaten Pandeglang, Mia Maulani Rizki mengatakan, organisasi kemasyarakatan sebagai bagian dari mitra pembangunan harus dapat berperan dalam program kegiatan yang artinya ormas harus berkontribusi dalam pemecahan masalah yang ada di lingkungan masyarakat.

    “Dan dalam perspektif kebijakan pemerintah, pembangunan sosial mengarah pada terciptanya kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Yang salah satunya permasalahan sosial yang diyakini sebagai suatu hal yang bersifat multidimensi,” kata Mia kepada BANPOS melalui pesan WhatsApp, Kamis (3/8).

    Menurutnya, pengaruh ormas terhadap penguatan nilai-nilai demokrasi di masyarakat yang ada di Kabupaten Pandeglang memiliki peran penting dalam menentukan jalannya demokrasi.

    “Organisasi Kemasyarakatan sangat berperan penting dalam menentukan jalannya demokrasi, karena peran ormas dapat membantu mengembangkan pola pikir yang inklusif kepada masyarakat dalam hal menjunjung tinggi keberagaman, toleransi, tenggang rasa dan memahami bahwa tidak ada yang mayoritas dan minoritas,” katanya.

    Mia mengatakan, Ormas berperan dalam pembangunan lokal. Karena, berdasarkan peraturan perundang-undangan, jaminan mengenai partisipasi khususnya partisipasi masyarakat (termasuk ormas) dalam penyusunan peraturan perundang-undangan salah satunya tercermin pada uu nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

    “Dimana dalam UU tersebut diamanatkan bahwa masyarakat memiliki hak untuk memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulis yang dapat dilakukan melalui rapat dengar pendapat, kunjungan kerja, sosialisasi dan/atau seminar, lokakarya dan/atau diskusi,” terangnya.

    Menurutnya, peran ormas dalam hal konflik social atau perbedaan pandangan berperan sebagai mediator atau penghubung antara masyarakat dan pemerintah.

    “Peran ormas sebagai mediator atau penghubung antara masyarakat dan pemerintah sebagai penyeimbang, dalam arti bahwa pekerjaan pemerintah dapat diawasi oleh Ormas tersebut. Pertumbuhan Ormas saat ini bukan hanya untuk menjadi alat penyeimbang, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat,” ujarnya.

    Terkait program kerjasama atau dialog antara Pemkab Pandeglang dan Ormas dalam mengatasi tantangan sosial yang dihadapi, Mia mengatakan bahwa Kerjasama dilakukan dalam beberapa kegiatan.

    “Salah satu bentuk kerjasama pemerintah dengan ormas yaitu pelibatan ormas dalam pemberantasan narkoba, pembinaan wawasan kebangsaan dan bela negara dan pembinaan kerukunan beragama. Contohnya supporting kepada ormas penggiat anti narkoba dan ormas lainnya,” katanya.

    Sedangkan, kata Mia, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang peran positif Ormas serta hak dan kewajiban anggotanya dengan memberikan pembekalan.

    “Jumlah Ormas yang tercatat di Kabupaten Pandeglang, tahun 2021 tercatat 297 Ormas, tahun 2022 tercatat 22 Ormas dan tahun 2023 tercatat 9 Ormas,” sambungnya.
    Humas Pemuda Pancasila (PP) Cabang Kabupaten Pandeglang, Adit Sama mengatakan, tujuan utama dan visi dari Ormas dalam berkontribusi pada masyarakat dan lingkungannya adalah menjaga keutuhan bangsa.

    Untuk mendorong partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat, lanjut Adit, pihaknya melaksanakan kegiatan positif sosial kepada masyarakat tidak mampu yang terjadwal setiap bulan di berbagai ranting dan anak cabang se-Kabupaten Pandeglang.

    “Dalam partisipasi aktif, kami juga bekerjasama dengan instansi pemerintah daerah, TNI- Polri dalam pemeliharaan Kamtibmas dan kegiatan lainnya seperti halnya bantuan ketika terjadi bencana alam. Dalam Pemberdayaan masyarakat kami berperan sebagai Edukator (pembinaan atau mendidik masyarakat),” paparnya.

    “Partisipasi Ormas dalam pembangunan daerah, kami menyampaikan aspirasi, saran, dan masukan, Sosial kontrol di masyarakat maupun pemerintahan,” sambungnya.

    Dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dan serta sumber daya yang digunakan untuk kegiatan, Adit mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan secara profesional.

    “Dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana dilaksanakan oleh bendahara/organisasi pengelolaan anggaran yang telah dibentuk, dengan pelaporan terhadap Ketua organisasi dengan pelaporan administrasi,” jelasnya.(CR-01/dhe/MYU/PBN)

  • Festival Al-A’zhom Kembali Hadirkan Pameran Barang Peninggalan Rasulullah, Berikut Daftar Barangnya

    Festival Al-A’zhom Kembali Hadirkan Pameran Barang Peninggalan Rasulullah, Berikut Daftar Barangnya

    TANGERANG, BANPOS – Festival Al-A’zhom kembali digelar oleh Pemkot Tangerang dalam rangka menyambut tahun baru 1445 Hijriah. Festival yang digelar ke-10 kalinya ini kembali menghadirkan pameran barang peninggalan Nabi Muhammad SAW.

    Mengangkat tema ‘Hijriah Penuh Hikmah’, Festival Al-A’zhom akan berlangsung pada 18 hingga 30 Juli. Selain pameran barang peninggalan Nabi Muhammad SAW, festival ini juga akan diisi dengan seni hiburan, perlombaan dan seminar kegiatan ikonik Kota Tangerang.

    Ketua Pelaksana 1 Dekade Festival Al-A’zhom, Ikhwan Sukirman, mengatakan bahwa pameran barang peninggalan Nabi Muhammad SAW ini merupakan kali kedua dilaksanakan pada Festival Al-A’zhom, setelah tahun sebelumnya berhasil menarik ribuan pengunjung setiap harinya.

    “Bahkan banyak pengunjung yang datang dari luar daerah Kota Tangerang. Pameran artefak (barang peninggalan) akan hadir di Festival Al-A’zhom ke-10 sejak hari pertama hingga selesai,” ujarnya, Jumat (14/7).

    Kata Sukirman, bagi warga yang ingin berkunjung ke pameran barang peninggalan Nabi Muhammad ini, diimbau untuk melakukan pendaftaran terlebih dahulu secara daring. Pendaftarannya dapat dilakukan melalui hotline 0852-1923-6323 a/n Ust Muhammad Isaac.

    Sedangkan untuk ketentuan berkunjung ke pameran, pendaftaran dilakukan sebelum kedatangan dan sistemnya berjemaah atau berkelompok.

    Ketika memasuki area pameran harus dalam keadaan bersuci atau mempunyai wudhu. Tak kalah penting, pengunjung diimbau menggunakan pakaian busana muslim atau muslimah.

    “Setiap jemaah atau kelompok maksimal adalah 20 orang. Jadi, ayo daftarkan diri kalian atau jemaah kalian untuk dapat melihat, mengenal bahkan memahami sejarah-sejarah Nabi Muhammad SAW secara langsung,” jelas Sukirman.

    Diharapkan, lewat 1 Dekade Festival Al-A’zhom, masyarakat Kota Tangerang bahkan luar daerah bisa memiliki kesempatan untuk melihat dari dekat, menyaksikan dengan mata dan kepala sendiri, benda-benda peninggalan Rasulullah.

    Hal ini dapat menjadi momen untuk lebih kenal, dekat, dan cinta pada Nabi Muhammad SAW.

    Adapun barang peninggalan Nabi Muhammad SAW yang akan dipamerkan pada festival tersebut yakni:

    1. Imamah Rasulullah SAW
    2. Rambut Rasulullah SAW
    3. Janggut Rasulullah SAW
    4. Darah Bekam Rasulullah SAW
    5. Tanah makam Rasulullah SAW
    6. Ekstrak keringat Rasulullah SAW
    7. Siwak Rasulullah SAW
    8. Terompah Rasulullah SAW
    9. Cemeti Rasulullah SAW
    10. Wadah Air Zam Zam Rasulullah SAW
    11. Wadah Susu Rasulullah SAW
    12. Tongkat Rasulullah SAW
    13. Pedang Al Fatih Rasulullah SAW
    14. Tapak kaki unta Rasulullah SAW
    15. Pedang Sayyidina Khalid Bin Walid
    16. Jubah Rasulullah SAW
    17. Rida Rasulullah SAW
    18. Songkok Rasulullah SAW
    19. Kiswah Makam
    20. Kiswah Sayyidina Husein

    Itulah barang-barang Nabi Muhammad SAW, yang akan dipamerkan pada Festival Al-A’zhom. (DZH)

  • Jelang Libur Panjang Idul Adha, Dispar Targetkan 3,5 Juta Wisatawan

    Jelang Libur Panjang Idul Adha, Dispar Targetkan 3,5 Juta Wisatawan

    SERANG, BANPOS – Pasca wabah Covid 19 melanda, kondisi pariwisata di Provinsi Banten diklaim mengalami peningkataisampaikan oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Banten, tercatat ada sekitar 61 juta wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata di Provinsi Banten pada tahun 2022.

    Jumlah itu meningkat sekitar empat kali lipat dari jumlah kunjungan wisatawan di tahun sebelumnya yakni pada 2021 sekitar 16 juta wisatawan.

    ”Di tahun 2022 kemarin, kami sudah menetapkan tahun kebangkitan pariwisata. Pariwisata bangkit, ekonomi meningkat. Nah, indikatornya apa? Dari kunjungan wisata di tahun 2021 kemarin 16 juta, di tahun 2022, 31 n cukup signifikan.

    Berdasarkan data yang dSeptember kemarin mencapai 61 juta sekian,” ucap Kepala Dispar Provinsi Banten Al Hamidi di kantornya pada (14/6).

    Bahkan, Al Hamidi menambahkan, peningkatan kunjungan wisatawan itu pun turut diikuti pula oleh meningkatnya perputaran uang di Provinsi Banten.

    Ia menjelaskan dalam tiga bulan terakhir saja, berkat adanya peningkatan jumlah wisatawan tingkat perputaran uang di Provinsi Banten mencapai kurang lebih sekitar Rp12 triliun.

    Berapa triliun perputaran duit selama tiga bulan ya, mulai dari tanggal 10 Februari sampai dengan tanggal 14 Mei kemarin. Lebih dari 12 triliun dari UMKM yang terputar di Perwisata Banten. Ini datanya ada, ini hasil data ini, hasil dari BI dan teman-teman OJK,” terangnya.

    Oleh karenanya kini, Dispar tengah berupaya melakukan pembenahan terhadap sejumlah titik pariwisata di Provinsi Banten.

    Harapannya dengan begitu, tingkat wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Banten dapat meningkat, terlebih lagi di tahun ini mayarakat tengah bersiap menghadapi libur panjang perayaan Idul Adha.

    ”Ada 1080 titik destinasi wisata yang ada di Provinsi Banten yang sudah tertata dengan baik itu ada 700 titik. Data yang ada di Simparda kita untuk promosi itu sudah 459 titik. Jadi, di sini sudah lebih dari separuh destinasi yang sudah tertata dengan baik, sudah dijual. Nah, sehingga kunjungan wisata itu wajar perlu meningkat,” ucapnya.

    Pada libur lebaran Idul Adha tahun ini, Dispar menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 3,5 juta orang yang datang berwisata di Provinsi Banten.

    ”Di targetkan di libur panjang ini dan hari raya Idul Adha ada 3,5 juta para wisatawan yang berkunjung, baik wisatawan mancanegara, nusantara, dan lokal,” katanya.

    Di samping itu, kendati tingkat wisatawan dan perputaran uang di Provinsi Banten mengalami peningkatan, sayangnya sumbangsihnya terhadap Pendapatan Daerah belum begitu optimal.

    Al Hamidi menjelaskan mengapa pariwisata di Provinsi Banten belum bisa memberikan sumbangsih yang optimal terhadap Pendapatan Daerah, hal itu disebabkan oleh belum adanya Unit Pelaksana Teknis yang mengatur perihal pengelolaan sumber pendapatan.

    ”Memang kalau pak Pj Gubernur mengarahkan kepada saya, Provinsi Banten gak usah ada target misalkan berapa PAD nya, dengan majunya kabupaten/kota sama provinsi juga akan maju. Jadi kita tidak ada target pak. Di Dinas Pariwisata sendiri, saya belum ada UPT Pariwisata belum juga ada pengelolaan sumber pendapatannya dari distribusi, belum ada juga,” tuturnya.

    Selain itu penyebab lainnya adalah belum adanya Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur retribusi terhadap tempat pariwisata tersebut.

    ”Di sisi lain pemerintah daerah belum mempunyai Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur retribusi untuk pajak atau retribusi masuk ke tempat objek wisata, seperti itu. Itukan harus ditetapkan oleh pemerintah daerah,” ujarnya.

    Ditambah lagi, Al Hamidi menjelaskan bahwa target dari Pemprov Banten adalah bukan pada besaran kontiribusi pariwisata terhadap pendapatan daerah, melainkan penataan pariwisata yang dapat mendorong para wisatawan berkunjung ke Banten.

    ”Karena pak Gubernur bukan menargetkan retribusinya, tetapi penataan mendorong bagaimana berwisata di Banten ini berkembang maju di bawah Dinas Pariwisata,” tandasnya. (MG-01/AZM)