Kategori: PARIWISATA

  • Kedubes Korsel Utus KCCI Bantu Benahi Destinasi Wisata Kampung Korea

    Kedubes Korsel Utus KCCI Bantu Benahi Destinasi Wisata Kampung Korea

    PANDEGLANG, BANPOS-Salah satu utusan dari Kedutaan Besar (Kedubes) Korea Selatan (Korsel) yang gencar melakukan promosi budaya Korsel di Indonesia yaitu Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) bantu benahi destinasi wisata Kampung Korea yang ada di jalan Gunung Karang, Desa Kaduengang, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang.

    Kampung Korea merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Pandeglang, yang dikelola oleh warga Desa Kaduengang, Kecamatan Cadasari, Kabupaten pandeglang yang bernama Uus Setia.

    Direktur KCCI, Kim Yoong Woon mengatakan, Kedubes Korsel mengapresiasi warga Kabupaten Pandeglang, yang secara mandiri telah mengenalkan budaya negara Korsel melalui Kampung Korea.

    “Saya sangat senang sekali melihat Kampung Korea. Kita memberikan dukungan dan juga membantu mengoreksi kesalahan ejaan tulisan korea,” kata Kim kepada awak media di Kampung Korea, Kamis (24/2).

    Menurutnya, di Provinsi Banten keberadaan kampung Korea ini merupakan yang pertama, keberadaannya secara khusus menampilkan taman Kampung Korea.

    “Kita pemerintah Korsel selalu mendukung promosi budaya Korsel. Kita sangat mengapresiasi, karena saat ini banyak daerah mendirikan seperti halnya di Tasikmalaya, Kediri,” terangnya.

    Dengan banyaknya daerah yang mendirikan Kampung Korea, lanjut Kim, pihaknya sangat mendukung dan siap untuk membantu memperbaiki atau mengoreksi ejaan ataupun lambing Korsel.

    “Kita bantu koreksi agar tidak ada kesalahan ejaan atau lambang budaya Korea Selatan sesuai budaya aslinya. Kami dari KCCI siap bekerjasama untuk melakukan perbaikan,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang, Siti Septiana mengatakan, kedatangan KCCI ke Kabupaten Pandeglang untuk membantu membenahi obyek wisata Kampung Korea.

    “Bagaimana caranya Kampung Korea ini memberikan pengalaman yang betul-betul dirasakan oleh wisatawan itu serasa di Koreanya itu ada. Dan ini dibina langsung dari Kedubes Korea Selatan melalui KCCI,” katanya.(dhe/pbn)

  • Desa Mongpok Jadi Pilot Project Program Desa Agroindustri dan Agrowisata

    Desa Mongpok Jadi Pilot Project Program Desa Agroindustri dan Agrowisata

    CIKEUSAL, BANPOS – Pilot Project Program Desa Agroindustri dan Agrowisata diluncurkan di Desa Mongpok, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Kamis (17/2) lalu. Mendapat pembinaan dari Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB), program itu diharap mampu mendorong pemberdayaan petani di wilayah Banten.

    Untuk pengembangan agribisnis dari agrowisata di Cikeusal, tiga varietas tanaman dipilih untuk dikembangkan. Ketiganya adalah Ubi Jepang, Sereh Wangi dan Minyak Nilam.

    Deputi Kementerian Teknologi Pertanian dan Pedesaan IA ITB, Adi Budiman menytakan, alumni ITB sangat antusias dengan program-program pemerintah, terutama yang berhubungan dengan pertanian dan pedesaan. Karenanya, mereka berusaha hadir dalam bentuk kegiatan kerjasama antara desa dengan alumni.

    “Baik yang bergerak di agrobisnis, di institusi pemerintah, BUMN maupun pihak swasta, semoga program kerjasama ini searah dengan program ketahanan pangan dan Indonesia unggul 2024,” kata Adi.

    Ketua Komisi III DPRD Banten, Gembong R Sumedi yang hadir dalam peluncuran program, mengaku antusias dengan adanya pilot project itu. Dia berharap, program ini bisa berhasil dan memicu program-program lain untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Serang maupun Provinsi Banten.

    “Desa Agroindutsri dan Agrowisata belum pernah ada dikembangkan di Kabupaten Serang, Sehingga ini diharapkan menjadi awal yang baik,” kata politisi PKS itu saat memberikan sambutan.
    Sepakat dengan Gembong, anggota DPRD Kabupaten Serang, Ahmad Jajat berharap pilot project ini bukan menjadi yang terakhir. Dia mengusulkan kedepan ada program-program pemberdayaan lain yang dilakukan di Kecamatan Cikeusal sesuai dengan potensi desa yanga da di dalamnya.
    “Semoga Desa Mongpok bisa jadi awal dari pemberdayaan desa dimana saya tinggal. Kedepan di Kecamatan Cikeusal juga akan mengusung tema pemberdayaan yang lain, seperti Desa Panosogan yang akan dikembangkan sebagai desa digital,” Kata Jajat.

    Dalam acara itu, hadir pula Camat Cikeusal, Iman Saiman, Kepala Desa Mongpok, Penyuluh Pertanian Cikeusal dan elemen pemerintahan desa.(MUF/ENK)

  • Baru Diajak Kelola Banten Lama, Syafrudin Kok Merasa Aneh pada Pemprov

    Baru Diajak Kelola Banten Lama, Syafrudin Kok Merasa Aneh pada Pemprov

    SERANG, BANPOS – Walikota Serang, Syafrudin, mengaku aneh dengan Pemprov Banten yang baru mengajak Pemkot Serang bersama-sama mengelola Banten Lama. Sebab seharusnya, ajakan tersebut dilakukan sebelum revitalisasi mulai dilakukan.

    Hal itu diungkapkan oleh Syafrudin usai menandatangani bersama, Nota Kesepahaman pengelolaan bersama Banten Lama antara Pemprov Banten, Kejati Banten, Pemkot Serang dan Pemkab Serang, yang dilaksanakan secara daring.

    “Selayaknya memang penandatangan pengelolaan dan revitalisasi ini dilakukan sebelum dilaksanakan revitalisasi, namun ini kan sudah berjalan,” ujarnya saat diwawancara di Diskominfo Kota Serang, Senin (14/2).

    Kendati demikian, Syafrudin tetap mengapresiasi penandatanganan nota kesepahaman pengelolaan kawasan Banten Lama tersebut. Menurutnya, Pemkot Serang siap bekerja sama dalam pengelolaan tersebut.

    “Secara fisik Banten lama dengan luas yang besar, Pemkot Serang tidak sanggup untuk membangun. Makanya Pemprov dari tahun 2018 membangun Banten lama dan bentuk bertanggung jawab untuk jadi ikon Banten,” ucapnya.

    Syafrudin pun menuturkan bahwa penandatanganan bersama tersebut untuk mengawali perjanjian kerja sama (PKS), yang lebih mengatur secara rinci apa saja yang akan ditugaskan kepada Pemkot Serang.

    “Sekarang masih secara umum saja (kesepakatan), jadi secara global dulu, PKS-nya belum, nanti kami tunggu. Belum (diatur apa saja yang dilakukan oleh Pemkot Serang), jadi bukan punya Pemkot saja,” terangnya.

    Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH), mengatakan bahwa pengelolaan Banten Lama menjadi tanggung jawab bersama, karena lokasinya berada di Kota Serang dan perbatasan Kabupaten Serang.

    “Memang Banten Lama ini tanggung jawab semua. Banten Lama banyak memiliki nilai sejarah, dan tidak ada komitmen selama bertahun-tahun baik oleh pemerintah kabupaten/kota, dan pengelola,” ujarnya.

    Menurut WH, Banten Lama benar-benar kumuh dan tidak terurus sebelum dilakukan revitalisasi. Bahkan, banyak masyarakat baik lokal maupun luar daerah hingga mancanegara, yang mengeluhkan hal tersebut.

    “Banten Lama sangat tidak terurus, jorok, kotor, banyak yang minta-minta maksa kepada pengunjung, termasuk pungutan liar. Banyak keluhan dari masyarakat, termasuk pengunjung dari luar negeri,” tuturnya.

    Pelaksanaan revitalisasi Banten Lama menurut WH, sudah dilakukan sejak awal dirinya terpilih menjadi Gubernur Banten. Namun, bukan berarti Pemprov Banten ingin menguasai keseluruhan Banten Lama.

    “Bukan berarti saya ingin menguasai, saya hanya ingin membangun. Makanya sekarang saya minta tanggung jawab bersama, maka perlu ada kesepakatan seperti ini,” tandasnya.

    (DZH/AZM)

  • Bendungan Sindangheula Akan Jadi Objek Wisata

    Bendungan Sindangheula Akan Jadi Objek Wisata

    SERANG, BANPOS – Bendungan Sindangheula di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang akan dijadikan destinasi wisata dalam waktu dekat. Hal ini diungkap oleh Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa, dalam keterangan tertulisnya yang disiarkan oleh Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfosatik) pada Senin (14/2).

    Rencana ini merupakan jalinan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian (BBWSC3) Direktorat Jendral Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).

    Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa, menerangkan bahwa destinasi wisata Bendungan Sindangheula ini nantinya akan dikelola oleh pemerintah desa.

    “Nanti kita akan bangun pola kerjasama dengan pengelola Bendung Sindangheula, kita manfaatkan untuk menjadi objek destinasi wisata yang dikelola oleh Pemerintah Desa (Sindangheula),” ujarnya.

    Pandji pun mengatakan bahwa pengelolaan ini nantinya akan dibantu oleh pihak terkait, seperti dinas pariwisata atau pihak lainnya.

    “Nanti dinas pariwisata, Ibu Bupati atau pun saya yang akan membangun pola kerjasama seperti apa agar Bendung Sindangheula jadi desa wisata unggulan desa yang bersangkutan,” terangnya.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disporapar Kabupaten Serang yang juga merupakan Asisten Daerah II Kabupaten Serang, Hamdani, mengungkap bahwa jalinan kerjasama ini sudah dibangun sejak tahun 2021 lalu, namun belum bisa direalisasikan karena terkendala beberapa hal.

    “Itu sudah kami lakukan sejak tahun lalu, namun memang belum final,” ungkapnya.

    Hamdani mengatakan bahwa hal ini terkendala karena terdapat beberapa titik yang dilarang dikunjungi oleh sembarang orang. Ia pun memastikan, bahwa rencana ini akan terealisasi setelah ada keputusan mengenai titik lokasi yang boleh dan tidak untuk dikunjungi.

    “Yang pasti itu akan terealisasi, cuma masih ada pertimbangan menentukan area dan titik mana saja yang dilarang di kunjungi oleh wisatawan,” paparnya.

    Untuk diketahui, DPRD Kabupaten Serang saat ini tengah membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Desa Wisata untuk disahkan menjadi Peraturan Daerah (Perda). Hal ini dimaksudkan untuk menyokong pengembangan potensi wisata yang ada di 326 desa yang tersebar di 29 kecamatan di Kabupaten Serang.

    (MG-03/AZM)

  • Curug Reunyay Jadi Wisata Andalan Warungbanten

    Curug Reunyay Jadi Wisata Andalan Warungbanten

    CIBEBER, BANPOS – Untuk meningkatkan ekonomi kawasan dan menunjang Pendapatan Asli Desa (PADes) dari sektor pariwisata, Pemerintah Desa (Pemdes) Warungbanten kini membuka akses wisata Curug Reunyay rencananya sebagai salah satu strategi pengelolaan sumber daya alam, Sabtu (12/02).

    Kepala Desa (Kades) Warungbanten, Rudianto menjelaskan dibukanya akses wisata Curug Reunyay itu nantinya diharapkan dari pengunjung dihasilkan pemasukan retribusi yang ke PADes. Selain itu juga, jelas Rudianto, itu bisa mendongkrak geliat ekonomi lokal, seperti warung jajanan yang akan peningkatan ekonomi untuk masyarakat.

    “Adanya wisata ini tentunya bisa memberikan dampak positif untuk perekonomian semuanya. Lokasi Curug Reunyay berlokasi di Kampung Cikoneng, RT 01/ RW 06, Desa Warungbanten,” ujarnya.

    Rudianto menjelaskan, asal mula Curug Reunyay ini berawal setelah dirinya berkunjung ke wisata di sebelahnya, Curug Untuy yang sempat diekspose melalui media sosial (Medsos) dan jadi viral, kini wisata tersebut langsung menarik animo pengunjung sekitar yang ingin tahu lokasi Curug tersebut.

    Untuk lokasi Curug Reunyay ini, lokasinya berjarak 100 meter di atas Curug Untuy, dan Curug Reunyay ini ternyata lebih indah dan bisa membuat pengunjung penasaran.

    “Sekitar seminggu lalu saya berkunjung ke lokasi itu, kini masyarakat mengaku bahwa pengunjung berbondong-bondong untuk pergi ke sana, padahal Pemerintah Desa mengakui tempat tersebut baru saja ditelusuri belum ada pembukaan untuk akses objek wisata,” terang Rudianto.

    “Lebih lengkap Curug Reunyay ini berlokasi di Kampung Cikoneng, RT 01/ RW 06, Desa Warungbanten, Kecamatan Cibeber, di Lebak Selatan. Sedangkan untuk akses jalan masuk ke wisata Curug Reunyay ini sangat mudah dilalui,” imbuhnya menjelaskan.

    Rudianto pun menambahkan untuk sementara sekarang belum dikelola secara resmi, termasuk tempat peristirahatan pun baru dari kantong pribadi yang sifatnya sederhana.

    “Untuk fasilitas memang belum tersedia lengkap, belum ada yang dibangun sama sekali baik oleh pemerintah maupun swasta, di sana baru ada tempat peristirahatan kecil dari dana pribadi, tapi pengerjaan dilakukan oleh masyarakat Cikoneng bersama Pokdarwis desa kami yang baru terbentuk,” ungkap Kades.

    Untuk ini, pihaknya berharap dinas terkait untuk menyalurkan bantuan program wisata agar kondisinya layak untuk dijadikan tempat berlibur pilihan.

    “Kita sudah usulkan kegiatan ini juga dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), agar dengan adanya wisata ini, pertumbuhan ekonomi warga di sini semakin meningkat dan dirasakan oleh masyarakat desa,” paparnya.(WDO/PBN)

  • DPRD Lebak Diminta Proaktif Soal Warem di Pulomanuk

    DPRD Lebak Diminta Proaktif Soal Warem di Pulomanuk

    LEBAK, BANPOS – Ikatan Mahasiswa Cilangkahan (IMC) mendatangi Komisi III DPRD Lebak, Senin (7/2). Mereka meminta wakil rakyat proaktif dalam menyikapi persoalan yang terjadi di kawasan Pulomanuk, Kecamatan Bayah.

    Tidak hanya menemui wakil rakyat di DPRD Lebak, mahasiswa juga menemui langsung Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya di Pendopo. Mereka menyampaikan apresiasi atas langkah cepat yang dilakukan Bupati melalui jajarannya dalam menertibkan warung remang-remang (Warem) yang dikabarkan kerap dijadikan ajang prostitusi. Ikatan Mahasiswa Cilangkahan juga menyurati Kapolres Lebak agar sama-sama proaktif dalam menyikapi persoalan tersebut.

    “Sebelumnya kita juga sudah Audiensi dengan Asda satu dan Pol PP Lebak, Alhamdulillah langsung ada langkah-langkah nyata,” kata Juliana Batubara di Pendopo Bupati Lebak.

    Berdasarkan informasi dari para ulama kata Juliana, persoalan ini selalu mencuat dari tahun ke tahun dan selalu menimbulkan gejolak sosial di masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya mencoba mendorong dan memfasilitasi aspirasi para ulama dan masyarakat yang selama ini merasa resah dengan keberadaan warung remang-remang itu.

    “Kami mencoba mendorong dan memfasilitasi aspirasi para ulama dan masyarakat yang selama ini merasa resah dengan adanya praktik amoral di kawasan Pulomanuk. Alhamdulillah pemerintah Kabupaten Lebak memberikan respon positif,” ujarnya.

    Juliana menjelaskan, hari ini juga, Senin (7/2) di Malingping sedang ada pembahasan antara Camat bersama para Kepala Desa dan ulama terkait hal serupa, yakni soal peredaran Miras dan Prostitusi.

    “Yang kita sikapi adalah Perda Nomor 6 tahun 2003, jadi kami bukan hanya menyoroti satu dua titik saja, tapi bagaimana Perda tersebut dijalankan secara menyeluruh di Kabupaten Lebak,” jelasnya.

    Menurutnya, terkait bersurat ke DPRD dan Polres Lebak, tujuannya itu untuk mengurai persoalan secara menyeluruh, sebab jika hanya dilakukan pembongkaran saja, kedepannya pasti warung-warung itu akan kembali berdiri seperti yang selama ini terjadi.

    “Kan sering dibongkar, tapi berdiri lagi. Nah kami sampaikan ke dewan, supaya ada solusi jangka panjang agar kawasan Pulomanuk Bayah itu bisa dijadikan tempat yang lebih bermanfaat dan tidak dijadikan ajang kemaksiatan,” ujarnya.

    Anggota Komisi III DPRD Lebak, Uwat Haryanto mengungkapkan, dalam menyikapi persoalan tersebut pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pimpinan.

    “Nanti akan saya sampaikan dan dibahas bersama pimpinan,” katanya.

    (CR-01/PBN)

  • Iti Ingatkan Misi Lebak Jadi Destinasi Wisata Unggulan Nasional

    Iti Ingatkan Misi Lebak Jadi Destinasi Wisata Unggulan Nasional

    LEBAK, BANPOS – Gelar musyawarah perencanaan pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Musrenbang RKPD) tahun 2023 tingkat kecamatan, Camat Kalanganyar Cece Saputra mengingatkan para Kepala Desa tentang proses mencapai visi pembangunan yang tertuang dalam RPJMD.

    Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya yang hadir pada Musrenbang RKPD tingkat kecamatan mengatakan, Musrenbang yang dilaksanakan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses mencapai visi pembangunan yang tertuang dalam RPJMD 2019-2024 yaitu mewujudkan Lebak sebagai destinasi wisata unggulan nasional berbasis potensi lokal.

    Dikatakannya, secara faktual visi Pemerintah Kabupaten Lebak ini telah menjadi semangat bersama yang ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah destinasi wisata dari sebanyak 170 an pada tahun 2018 menjadi 228 destinasi wisata sekarang ini. Di tengah kondisi masih pandemi Covid-19 saat ini dan banyak pemutusan tenaga kerja diberbagai daerah kata Cece, dengan terus bertambah dan berkembangnya destinasi wisata tentunya memberikan kebahagiaan kepada semua pihak di Kabupaten Lebak.

    “Mengingat kita memiliki modal yang cukup besar dengan telah difungsikannya seksi I Tol Serang-Panimbang, harapan kita tentunya kedepan akan terus semakin bermunculan usaha-usaha baru berbasis masyarakat yang hadir di setiap pelosok di daerah Lebak,” katanya.

    Namun begitu, tantangan selanjutnya setelah tumbuh usaha-usaha khususnya jasa pariwisata adalah menjaga keberlanjutan tentang tingkat lamanya kunjungan wisatawan dan keinginan wisatawan untuk kembali berkunjung dengan membawa saudara, teman-temannya untuk berkunjung ke wisata yang kita kelola.

    “Saya berharap seluruh pengelola wisata mendapat sertifikat tentang penerapan layanan yang mengutamakan kebersihan, kesehatan dan keselamatan serta kelestarian lingkungan yang terstandar berupa sertifikat yang dikeluarkan Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif. Untuk mendapatkan sertifikat tersebut pelaku usaha wisata bisa menghubungi Disbudpar,” jelasnya.

    Camat Kalanganyar Cece Saputra mengungkapkan bahwa rancangan awal RKPD tahun 2023 mengangkat tema pembangunan Akselerasi pertumbuhan industri pariwisata untuk pemulihan ekonomi dengan prioritas pembangunan diarahkan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, meningkatkan pembangunan manusia yang berkualitas dan berdaya saing, meningkatkan kualitas infrastruktur dengan tetap memelihara kualitas lingkungan hidup, dan peningkatan kualitas tata kelola pemerintah daerah.

    “Rencana tersebut selaras dengan prioritas pembangunan Provinsi Banten tahun 2023 salah satunya yaitu meningkatkan pembangunan ekonomi yang berkualitas dan berkeadilan,” ungkapnya.

    Kepala Desa Sukamekarsari Husnul Khori mengatakan, sedikitnya ada 19 program yang diusulkan pihaknya dalam Musrenbang RKPD tahun 2023 tingkat kecamatan yang dilaksanakan di Kecamatan Kalanganyar.

    “Ada 19 program yang kita usulkan di Musrenbang tingkat kecamatan itu diantaranya jembatan gantung dan pertanian yang menjadi prioritas,” katanya.

    Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Lebak mencatat usulan dari masyarakat melalui Musyawarah Rencana Pembangunan Kecamatan (Musrenbangcam).

    Usulan tersebut didominasi oleh bidang sarana dan prasarana atau Sarpras Pendidikan dan jalan. Tahun 2023, Sarpras Pendidikan dan jalan paling tinggi menjadi usulan masyarakat mencapai 45 persen. Selanjutnya bidang ekonomi, bidang sosial budaya dan bidang pemerintahan.

    “Paling mendominasi usulan Musrenbangcam usulan pembangunan pada sarpras pendidikan, jalan, jembatan, sarana sanitasi dan air bersih, penanganan RTLH, penataan Destinasi Pariwisata, serta sarpras pertanian dan perikanan,” Kata Sekretaris Bapelitbangda Kabupaten Lebak Widi Ferdian.

    Menurutnya, semua kecamatan wajib melaksanakan Musrenbangcam dengan baik, sesuai dengan amanat UU No 25 tahun 2004. Kegiatan pelaksanaan Musrenbangcam jangan hanya menjadi kegiatan seremonial.

    “Tentunya, pelaksanaan Musrenbangcam jangan hanya menjadi kegiatan seremonial, harus benar-benar menjadi cerminan aspirasi masyarakat melalui hasil musyawarah seluruh masyarakat,” ujarnya

    Ia menjelaskan, musrenbang ini untuk merencanakan pembangunan yang dilakukan dengan menggali partisipasi masyarakat dan pelaku pembangunan di Kabupaten Lebak, termasuk untuk menyusun dan penyempurnaan rencana pembangunan tahun 2023.

    Perencanaan ini harus dilakukan secara transparan, peka terhadap dinamika dan keperluan masyarakat, serta harus melibatkan seluruh komponen masyarakat.

    “Kita akan menerima usulan sesuai dengan prioritas daerah, khususnya di wilayah perencanaan infrastruktur yang masih harus dibangun dan diperbaiki,” jelasnya.

    (CR-01/PBN)

  • Punya Ketua Umum Baru, APGI Banten Siap Bersinergi Bangun Wisata Petualangan

    Punya Ketua Umum Baru, APGI Banten Siap Bersinergi Bangun Wisata Petualangan

    SERANG, BANPOS – Rahman Muklis terpilih menjadi Ketua Umum Asosiasi Pemandu Wisata Gunung Indonesia (APGI). APGI Banten siap untuk bersinergi mendorong program-program yang dicanangkan sang ketua baru.

    Rahman didaulat sebagai Ketum APGI periode 2022-2025 dalam Munas yang digelar di Lembang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan itu dia mencanangkan sekumlah program kerja yang bakal dikebut selama masa kepemimpinannya.

    “Target utama adalah merealisasikan sejumlah program, diantaranya mendorong berdirinya Indonesian Mountain Guide School, yaitu lembaga pendidikan dan pelatihan pemandu gunung Indonesia,” kata Rahman dalam rilis yang diterima BANPOS, Rabu (26/1/2022).

    Selain itu, sejumlah program lain yang dijadikan prioritas adalah reformasi birokrasi dan pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi untuk para pemandu wisata gunung di Indonesia

    “Kami juga akan memperluas jaringan dan mensosialisasikan APGI melalui berbagai platform media sosial maupun melalui kunjungan ke sekolah atau kampus,” kata Rahman.

    Sementara, Ketua APGI Provinsi Banten, Jeje Sudrajat mengaku siap untuk mendukung program-program yang dicanangkan APGI pusat. Menurutnya, program-program itu bisa terus mendorong peningkatan kualitas SDM para pemandu wisata gunung dan akan berdampak pada kemajuan industri pariwisata gunung di Provinsi Banten.

    “Wisata petualangan dan wisata pendakian gunung di Banten terus berkembang dan potensinya semakin besar. Sejauh ini juga kami menjalin kemitraan yang baik dengan dinas pariwisata di Provinsi Banten. Dengan program yang dicanangkan ketua umum yang baru, mudah-mudahan kita bisa makin bersinergi meningkatkan kualitas wisata di Provinsi Banten,” kata Jeje.

    (MUF)

  • Pemilihan Kang Nong di Kabupaten Serang Kembali Digelar

    Pemilihan Kang Nong di Kabupaten Serang Kembali Digelar

    CIRUAS, BANPOS- Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang kembali menggelar Pemilihan Kang Nong Kabupaten Serang Tahun 2022. Pendaftaran duta wisata ini telah dimulai sejak Tanggal 17 Januari hingga 15 Februari mendatang.

    “Ini kesempatan bagi generasi milenial untuk menggali potensi diri, mengasah minat bakat, dan meningkatkan pengetahuan. Tentu lebih berkontribusi positif bagi Kabupaten Serang, terutama bidang pariwisata,” ujar Kepala Bidang Pemasaran dan Kemitraan Usaha Jasa Pariwisata pada Disporapar Kabupaten Serang, Eeng Kosasih melalui keterangan tertulis, Senin (24/1/2022).

    Menurut Eeng, dalam membangkitkan ekonomi pariwisata di tengah pandemi Covid-19 diperlukan kontribusi masyarakat, terutama generasi muda. Oleh karena itu, tema utama Pemilihan Kang Nong 2022 terkait kebangkitan ekonomi dan digitalisasi.

    Eeng menjelaskan, Pemilihan Kang Nong digelar per dua tahun, dan terbuka bagi pemuda berusia 17-24 tahun serta berdomisi di Kabupaten Serang. Info lebih lanjut bisa dilihat di Instagram @kangnongkabserang.

    “Para calon peserta juga bisa mendaftar di Kantor Disporapar Kabupaten Serang,” ujarnya. Rangkaian pemilihan Kang Nong Kabupaten Serang dimulai pendaftaran pada 17 Januari hingga 15 Februari, audisi I pada 18-19 Februari, audisi II pada 20 Februari, pengumuman 20 besar pada 22 Februari, karantina pada 4-9 Maret, dan grand final pada 12 Maret.

    Eeng mengungkapkan, Disporapar dan Paguyuban Kang Nong Kabupaten Serang telah melakukan roadshow ke sejumlah SMA/SMK untuk menyosialisasikan kegiatan ini.

    “Alhamdulillah antusiasi para siswa menyambut pemilihan kang nong ini cukup baik. Dan saat ini sudah ada para siswa yang mendaftar. Semoga semakin banyak yang berpartisipasi,” ujarnya.

    Bagi peserta yang lolos 20 besar, kata Eeng, akan dilakukan karantina terlebih dahulu sebelum masuk ke grand final. Pada kesempatan tersebut, para peserta akan diberi berbagai pengetahun, keterampilan, dan peningkatan bakatnya masing-masing. Terutama pengetahuan di bidang pemuda dan pariwisata.

    “Pada momen karantina, para peserta akan ditempa baik pengetahuan maupun mentalnya. Agar peserta juga menjadi generasi berkualitas secara agama, moral, pengetahuan, dan keterampilan. Tentu pada final nanti, berbagai hadiah menanti para pemenang,” ujarnya.

    Plt Kepala Disporapar Kabupaten Serang, Hamdani mengatakan, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah pernah menyampaikan pentingnya sinergi dalam pengembangan dan peningkatan ekonomi pariwisata.
    “Sinergi bersama para pemuda tentu ini menjadi utama. Maka kami mengajak generasi muda di Kabupaten Serang untuk ikut serta dalam kegiatan ini,” ujarnya.

    (LUK/AZM/ANT)

  • Relokasi Kios Pedagang Sawarna Dinilai Bukan Solusi

    Relokasi Kios Pedagang Sawarna Dinilai Bukan Solusi

    LEBAK, BANSOS – Dinilai sepi pembeli, kios atau ruko pedagang di Pantai Sawarna minta direlokasi.Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Lebak menilai relokasi kios pedagang di Pantai Sawarna bukan solusi jika hal itu persoalannya.

    Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Lebak, kalau kios pedagang tersebut dipindahkan apakah ada jaminan pendapatan bisa meningkat.

    “Memindahkan kios bukan solusi, karena apakah ada jaminan kalau kios dipindah pendapatan meningkat, kan belum tentu,” kata Kepala Disbudpar Lebak, Imam Rismahayadin kepada wartawan , Selasa (25/1).

    Dikatakannya, hasil pertemuan beberapa waktu lalu dengan perwakilan pedagang, dan pelaku usaha di sekitaran pantai Sawarna bahwa meski kios tidak bisa direlokasi, pedagang meminta agar bisa mendirikan tenda di dekat pantai sebagai tempat menjual dagangan.

    “Itu usulannya, tapi saya minta tenda atau booth-nya seragam biar nanti kelihatan rapi dan bagus, jadi jangan beda-beda gitu. Tapi itu hanya untuk tempat menjual saja, produksi atau menyimpan stok tetap di kios,” katanya.

    Ia menjelaskan, tidak hanya mendirikan booth di pantai, para pedagang yang berjualan disarankan juga menyiapkan fasilitas tempat duduk agar wisatawan lebih nyaman.

    “Coba disiapkan kursi-kursi dan meja terus diberikan payung, wisatawan pasti bakal nyaman,” jelasnya.

    Solusi lain untuk mengatasi persoalan tersebut kata Imam menegaskan, adalah ojek yang mengantar wisatawan seharusnya tidak langsung ke Tanjung Layar tetapi ke plaza terlebih dahulu.

    “Disana ada Tourist Information Centre (TIC) dekat dengan kios. Jadi titik antaranya itu bukan ke Tanjung Layar tapi ke plaza,” tegasnya.

    (CR-01/PBN)