Kategori: PARIWISATA

  • Pasca Gempa, Jumlah Kunjungan Wisatawan di Pandeglang Menurun Drastis

    Pasca Gempa, Jumlah Kunjungan Wisatawan di Pandeglang Menurun Drastis

    PANDEGLANG, BANPOS – Pasca gempa bumi yang terjadi diwilayah Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang dengan magnitudo 6,7 sekala richter mengakibatkan tingkat kunjungan wisatawan ke objek wisata pantai yang berada di Kabupaten Pandeglang mengalami penurunan secara drastis.

    Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Pandeglang, Widiasmanto mengatakan, selain berkurangnya wisatawan karena faktor gempa bumi. Pihaknya juga menilai masih ada beberapa faktor lain yang membuat wisatawan enggan berkunjung.

    “Wisatawan berkurang sekali. Karena dampak berbagai kondisi, salah satunya itu (gempa bumi,red),” kata Widi kepada wartawan beberapa waktu lalu.

    Dijelaskannya, saat hari libur jumlah wisatawan yang berkunjung khususnya ke Pantai Tanjung Lesung mencapai 70 persen. Namun saat ini untuk jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 50 persen saja sangat sulit, padahal berbagai cara sudah dilakukan untuk menarik wisatawan agar bisa berkunjung ke Tanjung Lesung.

    “Banyak kalau weekend normal biasanya 70 persen. Saat ini hanya kisaran 30 sampai 50 persen saja wisatawan yang berkunjung,” ujarnya.

    Oleha karena itu, lanjut Widi, pihaknya berharap para wisatawan yang berkunjung kembali normal kembali. Karena pasca bencana tsunami 2018 lalu, para pengusaha hotel dan restoran di Kabupaten Pandeglang masih terombang ambing untuk menutupi kekurangan pendapatan.

    “Selain itu, usai bencana tsunami menerjang pesisir Kabupaten Pandeglang, bencana non alam yaitu pandemi Covid-19 pun turut melanda hingga membuat beberapa pengusaha menjadi gulung tikar,” ungkapnya

    (DHE)

  • Warga Bayah Minta PT Cemindo Gemilang Rampungkan Jalan Wisata

    Warga Bayah Minta PT Cemindo Gemilang Rampungkan Jalan Wisata

    BAYAH, BANPOS- Pekerjaan pembangunan jalan Cibayawak-Sawarna yang dilaksanakan PT Cemindo Gemilang (CG) diakhir Tahun 2021 lalu masih menyisakan sekitar 70 Persen. Pasalnya, sesuai kewajiban sosial yang telah dijanjikan pihak PT CG yang berjanji membangun betonisasi jalan wisata Cibayawak-Sawarna sepanjang 500 meter itu, ternyata baru dikerjakan 160 meter, dan berjanji akan dilanjut di Januari 2022.

    Tokoh Masyarakat-masyarakat Bayah, Erwin Komara Sukma kepada wartawan berharap pihak CG segera menyelesaikan jalan Cibayawak-Sawarna,

    “Saya berharap tidak mundur lagi pengerjaan lanjutannya, soalnya masyarakat pengguna jalan masih tetap merasakan debu dan jalan licin. Itu masih ada sisa 340 meter lagi yang belum di kerjakan pihak Cemindo. Untuk pekerjaan tahap awal kami lihat cukup baik, namun kami minta mewakili masyarakat pengguna jalan agar jalan tersebut segera di selesaikan,” ujar Erwin, baru-baru ini (23/01).

    Senada, pengelola wisata Pantai Pulomanuk, Eko Priyono kepada BANPOS mengatakan pihaknya juga kerap mendapatkan aduan dari masyarakat pengguna jalan yang mengeluh jalan wisata rusak dan berdebu,

    “Iya, terus terang kami juga sering mendapat pengaduan dari masyarakat pengguna jalan baik yang mau berwisata atau yang melewati jalan ini. Mereka mengeluhkan debu jika musim kemarau dan di saat hujan jalan dikeluhkan cukup becek licin.”ungkap Eko, Senjn (24/01)

    Ditambahkan Eko, terutama pengunjung dari luar yang sudah berkali-kali datang, mereka mengaku heran jalan yang jelek itu berada di lingkungan perusahan besar.

    “Itu kan Cemindo perusahaan besar, emang ga peduli sama jalan lingkungannya sampai jalan rusak begini? para pengunjung kerap ngomong ke saya gitu. Harusnya jalan itu bagus, tidak seperti itu,” kata Eko menirukan keluhan pengunjung.

    Terpisah, warga pegiat pariwisata, Lili Suheli mengharapkan pihak PT CG tidak lagi mengulur waktu untuk meneruskan pembangunan jalan Cibayawak-Sawarna. Kata dia, jangan sampai pembangunan digantung lama, jalan tersebut jalan utama bagi wisatawan yang mau berkunjung ke pantai Sawarna dan Pulomanuk,

    “Kemaren saja saat dibangun di akhir tahun, pada saat tahun baru jalan itu di tutup sementara. Itu sangat berpengaruh, pengunjung banyak yang ngga hapal jalan, banyak pengunjung yang balik lagi. Sehingga penurunan wisatawan sangat drastis. Pokonya saya minta perusahaan konsisten untuk segera selesaikan jalan tersebut,” tegasnya.

    (WDO)

  • Bertemu Sandiaga Uno, APDESI Harap Pariwisata Desa Makin Maju

    Bertemu Sandiaga Uno, APDESI Harap Pariwisata Desa Makin Maju

    SERANG, BANPOS – Kades Kabupaten Serang diboyong DPP Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) untuk bertemu dengan Menteri Pariwisata, Sandiaga Uno, Rabu (29/12). Pertemuan tersebut dilakukan dengan buah harapan pariwisata di Provinsi Banten 2022 kedepan agar lebih baik dan berkembang.

    Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum DPP Apdesi, Surta Wijaya, berharap dari pertemuan tersebut membuahkan hasil yaitu program satu desa satu wisata. Hal itu tentu diperlukan adanya sinergitas antara Apdesi dengan Mentri Pariwisata.

    “Kami berharap, dengan adanya sinergitas antara Apdesi dengan Mentri pariwisata, maka terbentuk satu desa satu wisata,” ujar mantan ketua Apdesi Banten ini.

    Paling tidak, kata dia, ada kenang-kenangan untuk masyarakat desa dari Kementerian Pariwisata dengan memberikan sebuah harapan untuk menjadikan satu desa satu wisata.

    “Sehingga ekonomi bangkit dari desa dengan adanya wisata bangkit,” ucapnya.

    Selain itu, pihaknya juga meminta agar dalam pelaksanaan satu desa satu wisata nantinya, dapat didukung melalui anggaran dana desa. Tak hanya itu, apabila masih belum memadai untuk anggaran dana desa, DPP Apdesi juga meminta agar Kementrian Pariwisata dapat membuka peluang dan memberikan bantuan anggaran dalam program tersebut.

    “Kami berharap, adanya dukungan dari dana desa dari pusat ataupun lain dari menteri untuk kemajuan pembangunan di desa tersebut,” tandasnya. (MUF/AZM)

  • Pemkab Serang Pastikan Pelayanan Hotel Laksanakan Prokes

    Pemkab Serang Pastikan Pelayanan Hotel Laksanakan Prokes

    SERANG, BANPOS – Pemkab Serang melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) melakukan monitoring pelayanan hotel di sekitar Kecamatan Anyer dan Cinangka. Hal tersebut untuk memastikan manajemen hotel melaksanakan protokol kesehatan (prokes) untuk pencegahan penyebaran Covid-19.

    Kepala Satpol PP Kabupaten Serang Ajat Sudrajat mengatakan, monitoring dilakukan sebagai bagian dari pelaksanaan Intruksi Bupati (Inbup) Serang Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 pada Natal dan Tahun Baru. “Termasuk kami monitoring, pengecekan penerapan aplikasi Peduli Lindungi di hotel-hotel sepanjang Anyer-Cinangka,” kata Ajat melalui keterangan tertulis, Senin (27/12).

    Dalam proses monitoring, Satpol PP didampingi oleh aparatur TNI dari Kodim 0623/Cilegon dan kepolisian dari Polres Cilegon sebagai yang berwenang secara kewilayahan. Kemudian bersama pula Camat Cinangka dan Camat Anyer. “Kami sebagai bagian dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19, mengoptimalisasi kerja sama untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 selama libur Natal dan Tahun Baru,” ujar Ajat.

    Ajat menegaskan, seluruh hotel di wilayah Anyer dan Cinangka, wajib menyediakan barcode Peduli Lindungi bagi setiap tamu yang datang. “Tentu wajib juga menyediakan sarana protokol kesehatan. Kami cek seluruh hotel, dan wajib menjalankan Intruksi Bupati,” ujarnya.

    Menurutnya, seluruh hotel sudah mengetahui adanya Inbup Serang Nomor 17 Tahun 2021 melalui sosialisasi yang dilakukan oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang. “Jadi tidak alasan untuk tidak melaksanakan. Semua wajib menjaga ketentraman, kenyaman, dan pencegahan penyebaran Covid-19,” ujar Ajat.

    Berdasarkan monitoring yang dilakukan, Ajat mengungkapkan, mayoritas hotel sudah menjalankan prokes dan menyediakan barcode aplikasi Peduli Lindungi. “Aplikasi ini sudah digunakan oleh sekira 75 persen hotel wilayah Anyer dan Cinangka,” ujar Ajat.

    Bagi yang belum menggunakan aplikasi Peduli Lindungi, Pemkab Serang memberikan panduan serta mendaftarkan akunnya. Siap mendampingi Diskominfosatik dan Disporapar Kabupaten Serang. “Bagi yang belum, kami akan cek kembali dan tindaklanjuti sampai semua hotel menggunakan aplikasi Peduli Lindungi. Ini sudah menjadi perintah Bupati Serang yang harus dijalankan,” ujarnya. (AZM)

  • Libur Nataru Area Wisata di Baksel Pengunjung Dibatasi, Pengelola Terapkan Scan QR Code

    Libur Nataru Area Wisata di Baksel Pengunjung Dibatasi, Pengelola Terapkan Scan QR Code

    BAKSEL, BANPOS – Untuk libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 area destinasi wisata pantai di Lebak selatan (Baksel) masih terlihat normal bahkan diprediksi mengalami penurunan drastis. Tim Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Lebak menyebut banyak faktor yang membuat pengunjung belum terlihat banyak.

    Ketua Pokdarwis Kabupaten Lebak, Yeni Mulyani kepada BANPOS mengatakan, bahwa penyebab normalnya pengunjung pantai di libur Nataru Tahun ini selain situasi masih Pandemi Covid-19 juga adanya prediksi dari BMKG terkait potensi tsunami dengan ketinggian 20 meter di kawasan Baksel.

    “Banyak faktor memang, di antaranya karena adanya isu prediksi BMKG tentang potensi tsunami di laut selatan Banten. Selain itu juga kan saat ini sedang pandemi, jadi para wisatawan dibatasi 50 persen,” ungkap Yeni, Senin (27/12).

    Menurutnya, penurunan juga terjadi pada wisatawan lokal disebabkan banyaknya area wisata non pantai, sehingga pengunjung pun terbagi. “Penurunan wisatawan juga terjadi pada pengunjung lokal, karena banyak destinasi wisata selain pantai, sehingga pengunjung terbagi ke beberapa area wisata selain pantai.

    Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Lebak, Imam Rismahayadin membenarkan meskipun objek wisata di Lebak pada libur Nataru kali ini dibuka, namun pengunjungnya dibatasi 50 Persen. Selain itu, jelas Kadispar, ada syarat wajib bagi pengunjung yang akan diterapkan oleh para pengelola, yakni Scan QR Code di setiap pintu masuk.

    “Kapasitas pengunjung juga di atur melalui aplikasi Peduli Lindungi, sesuai aturan jadi chek in dan chek out pengunjung harus Scan barcode (QR Code) yang di tempatkan di setiap pintu masuk objek wisata. Tujuannya yaitu pembatasan kapasitas agar tidak menumpuk. Terutama untuk pengunjung di Pantai Bagedur dan Sawarna,” terang Imam kepada BANPOS, Minggu (26/12).

    Oleh karenanya, kata dia, semua destinasi di Kabupaten Lebak juga harus menerapkan Scan QR Code dan itu pelaksanaannya akan monitoring.

    “Semua destinasi harus meregistrasi aplikasi Peduli Lindungi tersebut. Akan kita monitoring penerapannya selama libur nataru, tim monev Disparbud sudah mulai terjun untuk monev kunjungan wisatawan dan berkordinasi dengan Pos Pam,” paparnya. (WDO)

    Caption : Suasana Pantai Bagedur di Kecamatan Malingping. Poto Minggu (26/12)

  • Libur Nataru, Penginapan dan Hotel di Baksel Diawasi dari Praktik Maksiat

    Libur Nataru, Penginapan dan Hotel di Baksel Diawasi dari Praktik Maksiat

    BAKSEL, BANPOS – Jelang libur natal dan Tahun baru, Satpol PP Kecamatan Malingping mengimbau pengelola hotel agar selektif dan membuat aturan ketat bagi tamu pengunjung yang menginap. Imbauan itu dilakukan setelah adanya keresahan yang warga yang meminta pengelola penginapan untuk tidak sembarangan menerima tamu, terutama yang bukan pasangan suami istri dan menginap tanpa menunjukkan identitasnya.

    “Kami sudah memberikan imbauan kepada semua pengelola hotel di Malingping agar setiap tamu berpasangan yang datang bertamu untuk diminta bukti pernikahan yang sah,” ujar Kanit Pol PP Kecamatan Malingping, Riska, kepada BANPOS, Kamis (23/12).

    Menurut Riska, imbauan tersebut sudah disampaikan secara lisan ke semua penginapan yang ada di wilayah Malingping. “Kami sudah mendatangi hotel yang di Bagedur, Bahari, Milenial, GBS dan yang lainnya agar menolak tamu bukan suami istri yang datang untuk menginap,” jelasnya.

    Adapun untuk tindaklanjutnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan Polsek dan Koramil Malingping.

    “Untuk sementara kalau Pol PP sudah menerima perintah dari Camat Malingping, dan kami sudah memberikan imbauan, namun untuk langkah selanjutnya tinggal nunggu sprint dari pak camat berdasarkan nanti hasil musyawarah pimpinan kecamatan, yaitu polsek dan koramil,” kata Riska.

    Sementara, warga aktivis santri Lebak Selatan (Baksel), Badriyudin mendesak pihak berwenang dalam hal ini unsur Muspika Kecamatan Malingping segera turun tangan merutinkan giat inspeksi mendadak (Sidak) ke semua hotel dan penginapan. “Saya meminta semua hotel di Malingping dapat diberikan ketegasan untuk menerapkan aturan bagi tamu yang datang. Ini biar tidak terjadi hal-hal kemaksiatan,” ungkapnya kepada BANPOS.

    Dikatakannya, apalagi saat libur natal dan tahun baru sekarang pasti banyak pengunjung datang dari luar yang berlibur ke kawasan Baksel. “Saat ini juga sudah banyak yang memboking penginapan. Tolong awasi, dan kita juga dari santri akan terjun untuk mengawasi hal yang memicu maksiat dan perzinahan, di libur tahun baru ini,” terang Badriyudin.

    Senada, aktivis lainnya, Agus Rusmana menyayangkan terkait adanya beberapa penginapan di Malingping yang dinilai serampangan menerima tamu laki-laki dan perempuan tidak diminta bukti pernikahan.

    “Itu kan aib, jangan sampai wilayah Malingping dikotori oleh kegiatan yang mendekati zinah, karena itu akan berdampak negatif untuk masyarakat luas, enaknya cuma dua orang tapi resikonya harus ditanggung oleh banyak orang,” tuturnya.

    Sementara, pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Huda Cilangkahan, Ustadz Subandi meminta pihak aparat keamanan segera melakukan penertiban terhadap kemaksiatan.

    “Saya mengetuk hati para aparat keamanan agar penyakit masyarakat yang ada di Malingping dan Lebak selatan segera dibasmi, ini demi tegaknya ‘Amar ma’ruf nahyi munkar’. Jika aparat tidak mampu, kami sebagai masyarakat siap membantu aparat dalam melaksanakan tugasnya,” tegasnya.(WDO)

  • Binuangeun Resmi Miliki Wahana Wisata Waterpark

    Binuangeun Resmi Miliki Wahana Wisata Waterpark

    BINUANGEUN, BANPOS – Kepala dinas Pariwisata Kabupaten Lebak, Imam Rismahayadin meresmikan wahana wisata Water Park yang terletak di Binuangeun Desa Muara Kecamatan Wanasalam, Selasa (21/12).

    Peresmian itu dihadiri Muspika Wanasalam dan jajaran pejabat Dispar Lebak.

    Dalam sambutannya, Kadispar kabupaten Lebak, Imam Rismahayadin, mengapresiasi atas support dan dorongannya terhadap kemajuan industri wisata di kabupaten Lebak. Menurutnya ini sejalan dengan visi misi pemerintah kabupaten Lebak dalam memajukan industri pariwisata yang ada dan salahsatunya adalah water park binuangeun.

    “Saya sangat berterima kasih atas peran serta pemilik yang juga pengelola, atas terobosan dalam mengembangkan industri pariwisata di era pandemi ini. Yang juga konsisten membangun kemajuan industri pariwisata, bukan hanya memberikan kontribusi terhadap kemajuan pemerintah kabupaten Lebak melalui pajak, namun bagi masyarakat sekitar juga dapat lebih maju lagi,” ujar Imam usai peresmian.

    Ia menjelaskan, dalam kondisi pandemi covid-19 ini, di mana kabupaten Lebak masuk dalam kategori level dua, tetap harus menjaga protokol kesehatan. Kata dia, selain juga memberikan rasa keamanan dan kenyamanan kepada para pengunjung, pihak pengelola juga mesti memiliki aplikasi peduli lindungi yang bisa di download di google play store dan web site Kemenkes registrasi peduli lindungi.

    “Tujuannya adalah untuk mengetahui jumlah kapasitas kunjungan di tempat wisata, yakni cukup dengan menunjukan barkode sesuai dengan jumlah kunjungan wisatawan, itu mesti 50 Persen dari jumlah kapasitas yang tersedia. Jika hal tersebut tidak dilakukan, khawatir ini bisa jadi klaster liar tidak terkontrol,” jelas Imam.

    Sementara, sang pemilik yang sekaligus pengelola wisata Waterpark Binuangeun, Dedi Fauji, menyebut, berdirinya wahana pariwisata tersebut sebagai salah satu pengembangan sekaligus penggabungan wisata air dan pantai. Terangnya, sebagai terobosan baru untuk kemajuan industri pariwisata terutama di kecamatan Wanasalam dan umunya di kabupaten Lebak.

    “Di sini kita menawarkan beberapa fasilitas yang berbeda dengan wisata air lainya yang telah ada, selain menyediakan kolam renang dewasa dan anak-anak, di tempat ini juga berhadapan langsung dengan wisata pantai, para pengunjung dapat leluasa menikmati suasana pantai dan wisata air, secara enjoy,” paparnya.(WDO/PBN)

  • Isu Tsunami Pukul Bisnis Perhotelan di Selat Sunda

    Isu Tsunami Pukul Bisnis Perhotelan di Selat Sunda

    SERANG, BANPOS – Isu akan adanya tsunami di Cilegon yang ramai akhir-akhir ini mempengaruhi okupansi atau tingkat pesanan hotel di wilayah Pantai Anyer dan sekitarnya di Kabupaten Serang dan Pandeglang untuk perayaan libur natal dan tahun baru (Nataru).

    Ketua Harian Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang General Manager Cluster Doddy Faturahman, Rabu (15/12) kepada wartawan mengatakan, adanya isu tsunami tersebut cukup berdampak besar bagi pengelola hotel di Anyer karena tingkat okupansi dan pesanan hotel turun drastis. Padahal, bulan Desember biasanya bagi pengelola hotel merupakan bulan ‘panen’ tamu hotel karena libur natal dan tahun baru.

    “Dampaknya cukup luar biasa dengan adanya isu Cilegon akan diguncang gempa. Seperti di tempat kami yang biasanya Senin sampai Minggu penuh tapi sekarang ada beberapa hari yang kosong,” kata Doddy yang juga General Manager Aston Anyer Hotel.

    Ia mengatakan, karena adanya isu tsunami tersebut banyak tamu yang sudah memesan kamar untuk libur tahun, kemudian membatalkannya.

    “Biasanya tanggal-tanggal segini pemesanan kamar hotel sudah ‘full’. Tapi karena adanya isu tersebut, banyak yang membatalkan,” kata Doddy.

    Meski begitu, pihaknya terus berusaha meyakinkan agar wisatawan yang akan berlibur ke pantai Anyer dan sekitarnya tidak khawatir berlebihan. Dengan demikian hal itu tidak berimbas terhadap pemulihan kondisi pariwisata di Provinsi Banten.

    “Kami berharap informasi ini tidak menjadi kepanikan warga untuk datang ke Anyer dan sekitarnya,” terangnya.

    Ia juga berharap informasi yang disampaikan oleh lembaga terkait termasuk media, lebih akurat dan tidak membuat masyarakat khawatir yang berlebihan.

    “Kami juga melihat objek wisata pantai di sini kembali sepi, setelah ada isu tersebut. Akhirnya masyarakat sekitar yang ekonominya bergantung pada kunjungan wisatawan sangat terdampak,” tandasnya.(RUS/ENK)

  • Wisata Alam Ranggawulung Cokel Diresmikan

    Wisata Alam Ranggawulung Cokel Diresmikan

    LEBAK, BANPOS – Selain memiliki wisata pantai di wilayah Lebak Selatan, Kabupaten Lebak ternyata memiliki banyak potensi yang bisa digali dan menghasilkan pundi-pundi pendapatan.

    Namun, untuk menggali potensi tersebut membutuhkan perencanaan matang dan skil para pemilik sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif. Sekitar 36 kilometer dari pusat Pemerintah Kabupaten Lebak, terdapat destinasi “Wisata Alam Ranggawulung” di Kampung Cokel, Desa Curugbitung, Kecamatan Curugbitung.

    Informasi yang dihimpun BANPOS, Kampung Cokel tempat wisata alam Ranggawulung itu ternyata memiliki sejarah. Kampung Cokel dibentuk dan diberinama oleh seorang ulama besar Raden Kuncung Amrullah sebelum meninggal. Ia adalah pendakwah pertama pada abad ke-20 di Curugbitung.

    Setiap memasuki bulan Muharam, warga Kampung Cokel melakukan ziarah akbar “Ngembang” yang digelar selama tiga hari. Setiap bulan Muharam tiba, warga Kampung Cokel yang berada diluar kota akan pulang ke kampung untuk melaksanakan tradisi ziarah akbar yang telah dilaksanakan secara turun-temurun. Tradisi tersebut masih terjaga kelestariannya hingga sekarang.

    Wisata alam Ranggawulung hasi dari inovasi Pemerintah Desa Curugbitung, diresmikan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Sabtu (11/12) bersama Kepala Kejari Lebak Sulvia Triana Hapsari, dan Dandim Lebak.

    Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan, terbentuknya wisata alam Ranggawulung membuktikan bahwa sektor pariwisata masih terus menggeliat walau dalam kondisi pandemi Covid-19. Menurut Iti, tidak mudah membentuk sebuah usaha tanpa pemikiran yang kreatif dan inovatif.

    “Keberadaan wisata alam Ranggawulung ini membuktikan bahwa sektor pariwisata di Kabupaten Lebak ini masih menggeliat. Saya sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan Pemdes Curugbitung yang mampu menggali potensi yang ada,” kata Iti pada peresmian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan pengelolaan wisata alam Ranggawulung.

    Iti berharap, para pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Lebak bisa mengikuti jejak Pemdes Curugbitung yang telah mampu menggali potensi sumber daya alam dengan dijadikannya destinasi wisata. Ia juga berharap, keberadaan destinasi wisata Ranggawulung tersebut dapat menjadi sentra pertumbuhan ekonomi di Curugbitung serta dapat memberikan kontribusi untuk pendapatan asli desa (PADes) dan PAD Kabupaten Lebak.

    “Untuk kemajuan wisata ini saya minta pengelola untuk transparan tidak boleh ada yang ditutupi, kebersihan dilingkungan wisata harus dijaga, dan pengelolaan sampah itu bisa bekerjasama dengan Bank Sampah,” tandasnya.

    Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak, Imam Rismahayadin mengungkapkan, keberadaan destinasi wisata alam Ranggawulung di Kampung Cokel, Desa Curugbitung yang memiliki karakter tersendiri adalah bukti bahwa masyarakat Kabupaten Lebak semakin kreatif dan inovatif melihat potensi yang bisa dijadikan sumber pendapatan yang berdampak kepada pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar.

    Dikatakan Imam, ada banyak cara mengembang dan memajukan sektor pariwisata, diantaranya melalui peningkatan promosi melalui penyelenggaraan berbagai event, penguatan kelembagaan pariwisata, penataan sarana prasarana wisata dan pengembanagan TIC.

    “Untuk memajukan sektor pariwisata baik itu wisata pantai, maupun wisata buatan yang paling utama adalah kemauan dari masyarakat itu sendiri. Tidak hanya skil dan kemauan saja, pengelola pariwisata juga harus mampu memberikan yang terbaik kepada pengunjung wisata dan itu bisa dimulai dari pelayanan yang ramah,” ungkapnya. (CR-01/PBN)

  • Izin Operasional Lokasi Wisata Tebing Koja Dipertanyakan

    Izin Operasional Lokasi Wisata Tebing Koja Dipertanyakan

    TANGERANG, BANPOS – Pastikan mengantongi izin operasional, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Tangerang, Ahmad Surya Wijaya kunjungi lokasi wisata Tebing Koja di Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Rabu (22/9).

    Dalam kunjungannya tersebut, Kepala Disporabudpar ingin melihat secara langsung tempat wisata yang dikunjungi wisatawan lokal pada setiap akhir pekan dan hari libur nasional. “Kedatangan kami diwisata alam Tebing Koja ini untuk mengcek lokasi, terutama terkait perizinan operasional, minimal izin di tingkat desa,” kata Surya disela kunjungannya.

    Sebelumnya, lanjut Surya, pihak pengelola setempat pernah diminta untuk mengurus izin, namun dari pihak pengelola belum mengurus perizinannya dan membuka operasionalnya. Sedangkan semua tempat wisata masih ditutup selama pengawasan PPKM. “Semua tempat wisata yang berizin masih ditutup selama PPKM,” ujarnya.

    Destinasi wisata Tebing Koja merupakan tempat wisata yang menawarkan berbagai keindahan alam. Tempat wisata Tebing Koja mulanya berasal dari area bekas tambang pasir yang sudah lama tidak aktif, menyisakan berupa tebing-tebing kapur menjulang tinggi dan kokoh secara acak namun terlihat cantik.

    Bagian dasar tebing, terisi oleh air berwarna hijau dimana sumber airnya berasal dari air hujan yang makin menambah keeksotisan panorama Tebing Koja. Belum lagi disana terdapat perkebunan dan persawahan yang berada di sekeliling kawasan wisata tebing di Tangerang ini.

    Keunikan serta keindahan di Tebing Koja Solear mampu menarik banyak wisatawan datang dan berfoto-foto, tidak sedikit wisatawan melangsungkan foto pre wedding di Tebing Koja.

    Terkadang kerap kali menyebut wisata alam ini dengan sebutan Tebing Koja Godzilla. Nama tersebut memiliki arti, karena merujuk pada batu yang memiliki ukuran sangat besar menyerupai kadal Godzilla.

    Sebelumnya, viral sebuah unggahan foto-foto dua orang wanita dan satu pria sedang melakukan sesi pemotretan berkonten pornografi yang mendadak viral didunia maya. (DHE/RUL)