CILEGON, BANPOS – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menerima kunjungan Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dan Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto di sela-sela kunjungannya ke Cilegon pada Kamis, (6/6).
Bersama dengan jajaran Kementerian Perdagangan RI dan Pj. Gubernur Banten Al Muktabar, kunjungan ini diterima langsung oleh Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo beserta jajaran manajemen Krakatau Steel Group.
“Krakatau Steel adalah industri strategis pertama yang dibangun oleh pemerintah Indonesia sehingga harus dikelola secara profesional dan harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan teknologi,” jelas Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan.
Krakatau Steel sebagai BUMN industri strategis telah berperan dalam memasok kebutuhan baja nasional ke berbagai sektor antara lain sektor konstruksi, energi, pertahanan, infrastruktur perhubungan (konektivitas), dan berbagai sektor lainnya.
Hal ini didukung oleh berbagai fasilitas yang dimiliki Perseroan, di antaranya Pabrik Hot Strip Mill#1 untuk bahan baku pressure vessel dan boiler, alat berat, industri galangan kapal, industri pertahanan serta industri hilir lainnya.
Sejumlah industry hilir lainnya yakni Pabrik Cold Rolling Mill untuk konstruksi baja ringan dan otomotif; Pabrik pipa baja untuk tiang pancang, serta jaringan pipa minyak/gas bumi dan air; serta fabrikator konstruksi untuk menghasilkan tower, jembatan, rumah modular baja.
“Krakatau Steel memiliki sejarah panjang dalam membangun industri nasioal dan sebagai industri strategis harus mampu meningkatkan kemampuannya untuk tetap bertahan dan kompetitif,” tandas Zulkifli.
Zulkifli juga mendukung Krakatau Steel untuk terus berkiprah dalam industri baja nasional dan menyelesaikan upaya restrukturisasi. Keberpihakan Zul juga dalam melindungi industri dalam negeri, termasuk didalamnya penertiban baja non SNI sebagai upaya peningkatan utilisasi produk baja domestik yang berkualitas.
Sementara itu Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto menjelaskan, pihaknya juga terus mendorong Krakatau Steel untuk terus menjadi yang terdepan dalam industri baja nasional, terus lakukan inovasi dan modernisasi.
Yandri berhrap Krakatau Steel sebagai industri strategis harus dapat menjadi perusahaan yang kompetitif dan siap akan segala perubahan sehingga mampu memberikan esensinya untuk pemenuhan kebutuhan baja domestik maupun melakukan ekspor ke berbagai negara.
“Krakatau Steel adalah industri strategis kebanggaan Indonesia, Krakatau Steel harus dipertahankan sebagai bagian dari industri baja nasional dan kami akan terus mendorong pemerintah untuk memberikan perhatiannya kepada Krakatau Steel,” ucap Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto.
Sementara itu Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo menyampaikan apresiasi kepada Menteri Perdagangan RI beserta jajarannya dan Wakil Ketua MPR RI yang selama ini terus memberikan dukungan kepada Krakatau Steel.
“Terima kasih atas dukungan Bapak Zulkifli Hasan dan Bapak Yandri Susanto kepada Krakatau Steel. Hingga saat ini kami terus berupaya untuk dapat terus berkontribusi dalam pembangunan nasional dan berperan dalam membangun kemandirian industri baja nasional sebagai perwujudan Visi Indonesia Emas 2045,” terang Purwono.
Di sisi lain, kata Purwono Krakatau Steel juga terus melakukan upaya peningkatan performa kinerjanya termasuk mengusulkan program Rencana Penyehatan Keuangan untuk mendapatkan persetujuan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di akhir Juni 2024.
Dalam kesempatan kunjungan ini, Purwono juga melaporkan progres perbaikan pabrik Hot Strip Mill #1 yang sebelumnya mengalami keadaan kahar dan mengupayakan percepatan perbaikan untuk pengoperasian kembali pabrik HSM #1 di akhir tahun 2024.
“Manajemen berkeyakinan bahwa program operasional dan strategis Perseroan, termasuk program dalam usulan Rencana Penyehatan Keuangan tersebut dapat dilaksanakan, sehingga Krakatau Steel Grup dapat terus menjaga keberlangsungan kegiatan usahanya,” tandas Purwono.
Pada kesempatan tersebut, Purwono juga menyatakan bahwa dukungan dari Kementerian Perdagangan serta Wakil Ketua MPR RI sangat berarti untuk KS dan industri baja nasional dalam pembangunan nasional serta peningkatan kinerja yang akan berdampak pada pertumbuhan perekonomian Indonesia. (BAR)