CILEGON, BANPOS – Sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kena semprot Walikota Cilegon Helldy Agustian, saat rapat pengendalian banjir di Kota Cilegon, di ruang rapat Walikota Cilegon, Senin (27/9).
Helldy mempertanyakan terkait penanganan banjir yang dilakukan OPD. Kejengkelan Helldy memuncak saat Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cilegon Ridwan mempresentasikan secara global titik banjir di Kecamatan Cibeber.
“Jadi kalau presentasi hanya titik banjirnya saja, itu sama saja kaya kemarin (rapat dadakan penanganan banjir di BPBD),” tegas Helldy.
“Saya pengen pak Ridwan sudah mulai jelas disini, kacamatannya mandangnya dimana gitu masalahnya. Kalau gitu bikin tim saja pak Sekda,” sambungnya.
Dikatakan Helldy, jika sudah dibentuk tim, nanti pada saat meeting berikutnya tidak membahas titik banjir lagi. “Pak ini yang sudah mulai kita kerjakan,” ujar Helldy menginginkan laporan dari dinas penanganan banjir.
“Hari Jumat kita kumpul lagi, tapi saya minta ini sudah mulai dikerjakan, ini dikerjakan, itu dikerjakan, jangan hanya presentasi titik banjirnya saja, kalau hanya gambaran percuma,” tegas Helldy.
Helldy meminta kepada Sekda untuk secepatnya membentuk tim kecamatan, dan kelurahan untuk eksekusi apa-apa penyebab banjir di wilayah yang rawan banjir. “Pak sekda bentuk tim secepatnya, bila perlu wawancara dulu di bawah. Berapa rumah yang menjadi korban banjir. Setelah kita action, bertambah apa berkurang banjirnya, maksud saya gitu pak,” ujar Helldy.
“Supaya ada goals nya, dan ada entri poinnya,” tegas Helldy lagi.
Helldy juga menyoroti titik banjir yang ada di Kecamatan Jombang. Operator kembali menayangkan titik banjir pada slide. Ridwan kembali menjelaskan kepada Wali Kota Cilegon, titik banjir yang ada di Kecamatan Jombang. “Kalau global itu saya engga demen, jadi harus detail penjelasannya. Ada berapa kelurahan di Kecamatan Jombang,” tegas Helldy.
“Dari 4 kelurahan ini dibagi 4 tim, Masigit, Jombang Wetan, Sukmajaya, Panggungrawi,” tambahnya.
Helldy juga menyimpulkan penanganan banjir di Kecamatan Jombang. Setelah itu, Helldy lanjut membahas penanganan banjir ke kecamatan lainnya. “Jadi kesimpulannya gini, tolong PU langsung ambil tindakan tegas, robohkan bangunan liar, yang deket-deket kali sikatin saja dulu,” tegas Helldy.
Sementara itu, Kepala DPUTR Kota Cilegon Ridwan mengatakan, jika penanganan banjir di Kota Cilegon itu bukan hanya dilakukan oleh Pemerintah Kota Cilegon, ada perlu sinergitas berbagai pihak.
“Misalnya dari pemerintah pusat, kemudian provinsi, pemerintah kota sendiri, kemudian industri, masyarakat. Nah kalau pemerintah pusat sudah menangani yang arah Ciwandan. Kemudian yang dikeluhkan dari kelurahan jalan kereta api seperti di Merak ada di Ciwandan juga perlu ada penyelesaian,” tuturnya.
Selain itu, kata dia karena ada alih fungsi ruang dan lahan masing-masing karena ada pendirian industri, perumahan ada beberapa yang berubah aliran sungai sehingga menyebabkan banjir.
“Ya rata-rata kalau di daerah aliran sungai yang pertama ada pendangkalan kemudian penyempitan kemudian juga sekarang ini kalau di Ciwandan ada penanganan masalah gorong-gorong. Mudah mudahan dari beberapa penanganan itu titik banjir ya akan berkurang kalau hilang belum tentu. Minimal durasi lamanya ngga sampai dua jam udah hilang,” pungkasnya.
Diketahui Kota Cilegon masih memiliki 113 titik banjir yang tersebar di berbagai kecamatan di Kota Cilegon di antaranya Kecamatan Cibeber 8 titik banjir, Jombang 23 titik banjir, Cilegon 2 titik banjir, Citangkil 4 titik banjir, Purwakarta 14 titik banjir, Ciwandan 6 titik banjir, Grogol 18 titik banjir dan Pulomerak 20 titik banjir. (LUK/RUL)