Kategori: PEMERINTAHAN

  • Komisi Informasi Banten Tanpa Komisioner, Internal Pemprov Disebut Gak Suka Komposisi Calon

    Komisi Informasi Banten Tanpa Komisioner, Internal Pemprov Disebut Gak Suka Komposisi Calon

    SERANG, BANPOS – Komisi Informasi (KI) Provinsi Banten mulai Sabtu (30/12) akan kehilangan para komisionernya. Hal itu lantaran masa jabatan komisioner periode 2019-2023 telah habis, mengikuti tanggal pelantikannya pada 30 Desember 2019 lalu.

    Diketahui, sebetulnya Pemprov Banten telah mengantongi 15 besar nama calon komisioner periode selanjutnya, setelah sebelumnya telah melaksanakan berbagai rangkaian seleksi.

    Akan tetapi, nama-nama tersebut sampai saat ini masih belum dilantik. Padahal, kewenangan tersebut ada pada Gubernur, dalam kasus di Banten yaitu Penjabat Gubernur.

    Berdasarkan informasi yang didapat BANPOS dari berbagai sumber di Pemprov Banten, dikosongkannya jabatan komisioner pada KI Banten, merupakan skema yang sengaja dilakukan oleh banyak pihak.

    Menurutnya, hal itu merupakan protes terhadap komposisi calon komisioner, hasil dari seleksi yang dilakukan oleh Panitia Seleksi (Pansel) KI Provinsi Banten.

    “Memang sengaja diulur-ulur sampai ada kekosongan komisioner,” ujar sumber BANPOS tersebut.

    Ia mengatakan, saat ini internal Pemprov Banten, terutama di kalangan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), tidak suka dengan komposisi calon komisioner karena dianggap ‘berbahaya’ bagi mereka.

    “Ada kekhawatiran, salah satu calon komisioner yang ada, jika nanti terpilih malah membuat kami di OPD sengsara. Karena dia memiliki catatan suka meminta-minta informasi dengan berbagai alasan, dan membuat kami tertekan,” tuturnya.

    Selain itu, banyak pihak di internal Pemprov mengaku aneh dengan komposisi calon komisioner tersebut, lantaran ada beberapa orang dari internal Pemprov yang diajukan sebagai perwakilan pemerintah, malah sama sekali tidak dimasukkan ke dalam calon perwakilan pemerintah.

    “Yang pasti setau kami, perwakilan pemerintah yang diajukan itu lebih dari satu,” tandasnya.

    Sementara itu, BANPOS mencoba mengonfirmasi hal tersebut kepada Plt Kepala Diskominfo Provinsi Banten, Nana Suryana, belum memberikan respon. (DZH)

  • BPBD Provinsi Banten Terjunkan Ratusan Personel Selama Nataru 2023

    BPBD Provinsi Banten Terjunkan Ratusan Personel Selama Nataru 2023

    SERANG, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten turut serta dalam proses pengamanan musim libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini.

    Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi Banten, Nana Suryana mengatakan dalam pengamanan Nataru tahun ini, pihaknya akan menerjunkan kurang lebih 100 personil di setiap titik lokasi di Provinsi Banten.

    Selain mengamankan lokasi yang berpotensi bencana, BPBD juga akan menempatkan personelnya di titik lokasi yang menjadi objek destinasi wisata di Banten.

    “Kemudian juga ada yang di tempat-tempat wisata,” katanya pada Sabtu (23/12).

    Di titik lokasi wisata, Nana mengatakan, BPBD telah berkoordinasi dengan pihak pengelola wisata untuk dapat menyediakan jalur evakuasi guna mengantisipasi munculnya korban akibat terjadinya bencana.

    Tidak hanya itu, ia juga mengajak pihak pengelola wisata untuk dapat memberikan edukasi kepada seluruh wisatawan terkait upaya-upaya mitigasi.

    Hal itu dilakukan guna meminimalisir munculnya korban pada saat bencana berlangsung.

    “Kita juga kerjasama dengan pihak industri wisata untuk memaksimalkan, kemudian juga melakukan sosialisasi. Istilahnya itu safety briefing kepada pengunjung,” terangnya.

    Kemudian terkait adanya informasi erupsi gunung anak Krakatau, Nana menghimbau kepada wisatawan yang berkunjung ke pantai di Banten untuk selalu waspada.

    Ia juga menghimbau kepada seluruh wisatawan untuk tidak mendekati anak gunung Krakatau dengan radius lima kilometer.

    “Dan untuk wisatawan tidak boleh mendekat pada radius lima kilometer dari pusat anak gunung Krakatau,” tegasnya.

    Walaupun begitu, menurut Nana, objek wisata pantai di Banten, khususnya di sepanjang garis Selat Sunda tergolong aman untuk dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah.

    “Kalau untuk pantai seperti nya masih aman,” tandasnya. (CR-02)

  • Pj Bupati Tangerang Raih Penghargaan PWI

    Pj Bupati Tangerang Raih Penghargaan PWI

    BOGOR, BANPOS — Penjabat (Pj) Bupati Tangerang, Andi Ony Prihartono, mendapat penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tangerang. Andi Ony dinilai telah menjalankan tugas dengan baik dalam 100 hari pertama menjabat sebagai Pj Bupati Tangerang.

    Penghargaan tersebut disampaikan pada kegiatan Family Gathering Keluarga Besar PWI Kabupaten Tangerang di kawasan Agrowisata Gunung Mas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/12).

    Ketua PWI Kabupaten Tangerang Sri Mulyo menyebut, pemberian penghargaan sebagai Sahabat PWI karena Andi Ony dinilai sosok yang memiliki visi dan kinerja yang baik sebagai Penjabat Bupati Tangerang.

    Salah satunya bersinergi dalam memberikan informasi serta evaluasi program-program yang dijalankan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.

    “PWI Kabupaten Tangerang sudah bersinergi dengan baik dengan Pemkab Tangerang, kami harap semakin meningkat,” imbuhnya.

    Selain itu, Sri Mulyo juga mengapresiasi kinerja Direktur Utama Perumdam Tirta Kerta Raharja (TKR) Sofyan Sapar, yang juga hadir dalam kegiatan tersebut.

    Apresiasi disampaikan karena Perumdam TKR telah mencapai target RPJMD dalam penyediaan layanan air bersih di Kabupaten Tangerang.

    “Kami menjadi mitra yang terus mendukung Perumdam TKR dalam mencapai cakupan layanan air bersih bagi masyarakat Kabupaten Tangerang,” katanya.

    Sementara Pj Bupati Tangerang Andi Ony menyampaikan apresiasi atas penghargaan yang diberikan PWI Kabupaten Tangerang. Baginya, organisasi para pewarta tersebut sudah menjadi keluarga baginya.

    “Sebagai keluarga kita sama-sama bekerja sesuai tugas dan fungsi masing-masing untuk membangun Kabupaten Tangerang semakin gemilang,” katanya.

    Harapan sama disampaikan Direktur Utama Perumdam TKR Sofyan Sapar yang mengaku terbantu dalam merealisasikan program pengadaan air bersih berkat sinergi dengan PWI Kabupaten Tangerang.

    “Kami bersinergi dengan PWI untuk memberikan pelayanan air bersih yang lebih baik lagi bagi masyarakat Kabupaten Tangerang,” tandasnya. (ODI)

  • Pj Walikota Serang Temui Direktur Air Minum Kementerian PUPR Kordinasikan Usulan Inpres

    Pj Walikota Serang Temui Direktur Air Minum Kementerian PUPR Kordinasikan Usulan Inpres

    JAKARTA, BANPOS – Usai dilantik pada Selasa (5/12), penjabat (Pj) Walikota Serang, Yedi Rahmat, langsung menemui pihak kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membahas pembangunan yang akan dilakukan di Kota Serang.

    “Kita kordinasikan usulan-usulan untuk pembangunan sesuai dengan inpres di Kota Serang ke kementrian. Harapannya pihak kementerian bisa secepatnya menindaklanjuti usulan kita,” ujarnya, Kamis (21/12).

    Direktur air minum Kementerian PUPR, Anang Muchlis, menjelaskan bahwa kedatangan Pj Walikota Serang menyampaikan beberapa hal terkait Intruksi presiden (inpres).

    Dimana, dalam Inpres itu disebutkan kalau pemerintah pusat akan membantu pemerintah daerah dalam pembangunan daerah.

    “Yang pertama memang kebetulan tahun depan kita ada inpres air minum, yang mana inpres ini dalam rangka kita dari pemerintah pusat untuk bisa membantu pemda membangunkan sambungan rumah,” ujarnya.

    Dalam kesempatan tersebut, dirinya mengatakan bahwa Pemkot Serang menjelaskan usulan dan besaran biaya yang dianggarkan.

    Terkait usulan itu, Anang mengaku akan menindaklanjuti dan akan persiapkan data-data yang diperlukan.

    “Usulan dari Kota Serang sebesar Rp11,1 miliar untuk inpres. Sekarang ini sedang persiapan data-datanya. Nanti mungkin akan segera kita proses untuk pelaksanaan tahun 2024,” jelasnya.

    Kemudian juga ada usulan Pamsimas sebanyak 8 lokasi yang Pemkot Serang usulkan.

    Pamsimas sendiri merupakan penyediaan air di pedesaan yang direnacanakan dilaksanakan dan dikelola nantinya oleh masyarakat.

    “Kita lihat kelengkapan dari data-datanya bila dimungkinkan bisa masuk di 2024,” tandasnya. (CR-01)

  • Bahas Pembangunan Kota Serang, Pj Walikota Sambangi Kementrian PUPR

    Bahas Pembangunan Kota Serang, Pj Walikota Sambangi Kementrian PUPR

    SERANG, BANPOS – Penjabat (Pj) Walikota Serang, Yedi Rahmat, menyambangi kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kamis (21/12) pagi. Kedatangannya ini dilakukan dalam rangka membahas pembangunan masa depan Kota Serang.

    Tak sendiri, Yedi ditemani oleh sejumlah pejabat Pemkot Serang dan Legislatif, yakni Kepala Bapedda Kota Serang, Kepala DLH Kota Serang, Kabag Umum dan Ketua Komisi IV Kota Serang, Khoeri Mubarak.

    Yedi Rahmat mengatakan, kunjungannya ke Kementerian PUPR ini selain membahas pembangunan Kota Madani, juga menjadi ajang silaturahmi dan memperkenalkan para OPD terkait agar bisa saling mengenal dan bisa bekerjasama kedepannya.

    “Agar bisa bekerjasama lebih erat untuk Kota Serang ke depannya,” ujarnya.

    Yedi mengaku, Ibukota Provinsi Banten ini banyak membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat dalam pembangunan Kota Serang. Hal itu mengingat pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Serang belum memenuhi kebutuhan pembangunan dan terbilang kecil.

    “Kota Serang ini PAD-nya kecil, oleh karenanya kita membutuhkan bantuan pusat agar pembangunan di Kota Serang bisa lebih terfasilitasi,” tuturnya.

    Diakhir ia mengatakan, kedepannya Pemkot Serang akan terus bersinergi dengan DPRD Kota Serang melalui Komisi IV untuk bersama-sama membangun Kota Serang agar lebih baik lagi.

    “Kita juga bersama Ketua Komisi IV DPRD Kota Serang bersinergi antara legislatif dan eksekutif dalam membangun Kota Serang. Kita berharap kementerian juga bisa ikut serta membangun Kota Serang,” tandasnya. (CR-01)

  • Duh, Pemkot Serang Pesimistis Bisa Tuntaskan Masalah Kemiskinan Ekstrem

    Duh, Pemkot Serang Pesimistis Bisa Tuntaskan Masalah Kemiskinan Ekstrem

    SERANG, BANPOS – Pemerintah Kota (Pemkot) Serang mengaku pesimistis dapat menuntaskan masalah kemiskinan ekstrem di ibukota Provinsi Banten tersebut.

    Pasalnya, program yang dicanangkan oleh pemerintah hanyalah untuk meringankan saja, bukan memberikan solusi untuk masyarakat untuk keluar dari kategori miskin ekstrem.

    Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinsos Kota Serang, Toyalis. Ia mengatakan bahwa di Kota Serang, terdapat sebanyak 8.799 keluarga kategori miskin ekstrem.

    Dari jumlah yang hampir mencapai 9 ribu keluarga tersebut, sebanyak 3.784 keluarga miskin ekstrem ternyata tidak masuk ke dalam daftar penerima bantuan.

    “Data dari Kemenko PMK 8.799 KK, setelah divalidasi oleh kami memang sisanya 3.784 KK yang belum tersentuh, sisanya sudah tersentuh bantuan,” katanya, Selasa (19/12).

    Dengan jumlah penduduk miskin ekstrem yang hingga akhir 2023 masih sedemikian banyak di Kota Serang, Toyalis mengaku jika target pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem menjadi nol persen pada 2024 sangat sulit untuk dicapai.

    Ia mengemukakan bahwa bantuan sosial dari pemerintah, baru bisa meringankan beban hidup keluarga-keluarga dengan kemiskinan ekstrem.

    “Mustahil bisa nol persen, kita hanya meringankan saja. Menyelesaikan tidak mungkin, kecuali keluarga itu kita berikan jalan keluar supaya setelah bantuannya habis bisa melanjutkan,” ucapnya.

    Ia menegaskan bahwa bantuan yang diberikan oleh pihaknya, bukan untuk mengeluarkan ribuan keluarga tersebut untuk keluar dari kategori miskin ekstrem.

    “Pada prinsipnya Dinsos itu meringankan beban keluarga miskin ekstrem melalui bantuan yang kita berikan,” ungkapnya. (ANT)

  • Pastikan Ketersediaan Bahan Produksi Beras Jelang Nataru, Kawasan Industri Terpadu Wilmar Disidak

    Pastikan Ketersediaan Bahan Produksi Beras Jelang Nataru, Kawasan Industri Terpadu Wilmar Disidak

    SERANG, BANPOS – Pj Gubernur Banten, Al Muktabar, meninjau Kawasan Industri Terpadu Wilmar (KITW), khususnya PT Wilmar Padi Indonesia – Serang untuk memastikan ketersediaan produksi beras menjelang natal 2023 dan tahun baru 2024 (Nataru).

    “Kunjungan ini punya keterkaitan kuat mengenai hal tersebut, karena menjelang natal dan tahun baru ini akan naik tingkat konsumsinya. Seperti beras dan lainnya,” ungkap Al Muktabar usai meninjau Kawasan Industri Terpadu Wilmar (KITW) di Kabupaten Serang, Jumat (15/12).

    “Dan tadi disampaikan oleh Wilmar ketersediaan beras untuk produksi cukup hingga akhir tahun ini,” sambungnya.

    Selain itu, Al Muktabar juga mengatakan kunjungan tersebut untuk memastikan kemampuan produksi beras di Provinsi Banten. Salah satunya yang diproduksi oleh PT Wilmar Padi Indonesia – Serang.

    “Ini bagian upaya kita Pemprov Banten untuk mengecek kemampuan pangan kita, jika produk hulu kita terjamin dengan baik. Maka ketahanan pangan kita dapat kuat, bahkan ditingkatan tentu bisa mencapai kedaulatan pangan khususnya pada beras,” katanya.

    Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga melihat secara langsung proses produksi beras yang dilakukan PT Wilmar Padi Indonesia – Serang dengan menggunakan teknologi berkualitas tinggi.

    “Jadi siklusnya luar biasa dan itu juga untuk memastikan mutu yang dihasilkan dapat terukur,” imbuhnya.

    Sementara, Head Industial Estate of Wilmar Indonesia & BD. Wilmar Group Indonesia Byron Oswald Salim merasa bangga atas kunjungan yang dilakukan Pj Gubernur Banten ke Kawasan Industri Terpadu Wilmar (KITW).

    “Ini menjadi momen yang berharga bagi kami atas kunjungan Pj Gubernur Banten, tadi kami juga menyampaikan proses produksi dari awal sampai akhir, terutama di PT Wilmar Padi Indonesia-Serang,” ujarnya.

    Ia juga menyampaikan, hingga akhir tahun ini ketersediaan bahan produksi khususnya untuk komoditas beras cukup.

    “Kami rasa ketersediaan cukup dan kami berharap ketahanan pangan di Provinsi Banten dapat lebih baik lagi kedepannya,” pungkasnya. (RUS)

  • Wujudkan Indonesia Emas, RKPD 2025 Provinsi Banten Harus Mampu Menjawab Tantangan

    Wujudkan Indonesia Emas, RKPD 2025 Provinsi Banten Harus Mampu Menjawab Tantangan

    SERANG, BANPOS – Pj Gubernur Banten, Al Muktabar, memberikan arahan pada Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal (Ranwal) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Banten tahun 2025 di salah satu hotel berbintang lima, Jumat (15/12).

    Dalam arahannya, Al Muktabar mengungkapkan RKPD tahun 2025 harus bisa menjawab berbagai isu yang saat ini berkembang guna mewujudkan masyarakat Banten sejahtera.

    “Prioritas pembangunan dalam RKPD 2025 antara lain: Dari mulai penyiapan SDM unggul, hilirisasi serta pengentasan pengangguran,” kata Al Muktabar.

    Penyiapan SDM unggul itu, lanjutnya, bisa diterjemahkan dalam program peningkatan sekolah yang berbagai vokasi serta adanya hubungan kerja antara dunia pendidikan dengan ketersediaan lapangan kerja pada industri dan seterusnya.

    “Yang harus kita perkuat, hubungan formal antara industri dengan penyiapan lapangan kerja ini. Tidak hanya sebatas pada job fair, tapi kedepan ini harus benar-benar tertata. Misalnya kita sudah mulai membuka SMKN dengan jurusan kimia dasar di Cilegon yang banyak dibutuhkan industri di sana. Lalu SMKN Pariwisata, perhotelan dan tata boga di Kabupaten Pandeglang. Itu sudah kita mulai,” ujarnya.

    Dengan penyiapan SDM yang unggul ini, tambah Al Muktabar, maka banyak tenaga lokal yang terserap di dunia industri. Belum lagi dengan hilirisasi dari ribuan industri hulu yang ada di Banten. Misalnya industri kimia di Kota Cilegon, dimana jika dioptimalkan hilirisasinya.

    “Ini juga akan kita dorong dan peran UMKM menjadi kata kuncinya yang harus bisa berperan aktif di situ,” ucapnya.

    Menurut Al Muktabar, Provinsi Banten dengan bonus kewilayahannya menjadi tujuan favorit para investor untuk berinvestasi. Fasilitas yang memadai serta infrastruktur yang terus membaik menjadikan Banten tujuan utama berinvestasi.

    Diakui Al Muktabar, penyediaan lapangan kerja ini merupakan problem dasar yang dihadapi dari berbagai indikator makro yang kita Analisa, dan ruang itu harus kita dekati dengan komprehensif dan pentahelix.

    “Dan disitulah pemerintah harus hadir,” imbuhnya.

    Di tempat yang sama Wakil Ketua DPRD Banten Fahmi Hakim mengungkapkan, upaya pemprov melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam perencanaan pembangunan, melalui RKPD.

    Pemerintah daerah, secara prinsip menyusun rencana program pembangunan melibatkan semua lapisan masyarakat hadir pd FKP RKPD 2025.

    “Beliau memberikan ruang kepada masyarakat, Juga DRPD dengan pokok pikirannya untuk memberikan masukan agar bagaimana proses pembangunan ini bukan hanya dari atas tapi juga ide gagasan dari bawah, Pak Pj Gubernur mengakomodir semua itu,” katanya.

    Selanjutnya, langkah yang harus diapresiasi oleh DPRD Banten bahwa pemimpin yang mengakomodir dari bawah keterkaitan dengan proses pembangunan ini.

    Apa yang disampaikan tadi tentang hilirisasi itu sangat penting karena itu bukan hanya penguatan pemberdayaan SDA yang tetapi juga penguatan terhadap pemberdayaan masyarakat yang pada akhirnya bisa menurunkan tingkat pengangguran. Apalagi sumber daya alam maupun manusia kita luar biasa.

    “Dari mulai laut, pariwisata, industri serta bahan baku, Itu sangat luar biasa yang sedang ditata dalam rangka menuju masyarakat Banten sejahtera,” ucapnya. (RUS)

  • Wujudkan Kemandirian Fiskal Provinsi Banten Melalui Optimalisasi Pendapatan

    Wujudkan Kemandirian Fiskal Provinsi Banten Melalui Optimalisasi Pendapatan

    SERANG, BANPOS – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Banten menggelar Rapat Koordinasi Peningkatan Pelayanan dan Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Upaya menggandeng semua pihak untuk mewujudkan kemandirian fiskal melalui optimalisasi pendapatan asli daerah.

    Plt Kepala Bapenda Banten, Deni Hermawan, kemarin, menyampaikan bahwa pengoptimalan pelayanan dan penerimaan pajak di Provinsi Banten ini mampu dimaksimalkan dari segala komponen. Aksi tersebut dinilai mampu meningkatkan pendapatan daerah secara masif.

    “Optimalisasi pendapatan intinya bukan hanya Bapenda yang bergerak. Namun didukung dengan kapasitas dan fungsi dari OPD lain yang bisa sama-sama beriringan saling mendukung dan melengkapi,” ungkap Deni.

    Ia menyebutkan bahwa target pendapatan daerah Provinsi Banten pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp12,062 triliun, dengan Rp8.877 triliun berasal dari Pajak Asli Daerah (PAD), yang mana sisanya merupakan retribusi daerah, pendapatan transfer dan pendapatan lain-lain yang sah.

    “Banyak hal yang dapat dilakukan dalam optimalisasi pendapatan kita ini, kolaborasi antar OPD sesuai tugas dan fungsi. Misalnya BKD menyiapkan data pegawai yang memiliki wajib pajak, Diskominfo wewenang dalam melayani masyarakat melalui pelayanan digitalnya seperti penggunaan aplikasi pajak, serta OPD lain yang saling bahu membahu melakukan manajemen supaya pendapatan kita naik,” jelas Deni.

    Deni juga menekankan pentingnya untuk selalu bersinergi dengan optimalisasi teknologi. Menurutnya hal tersebut memberikan kemudahan untuk terus berusaha serta berinovasi demi kemudahan layanan masyarakat.

    “Dan saat ini kita juga telah berinovasi dalam upaya peningkatan pendapatan daerah dengan beberapa layanan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi,” ungkapnya.

    Ia menyebutkan, salah satu penggunaan TIK dalam pengoptimalan pendapatan daerah diantaranya melalui https://infopkb.bantenprov.go.id/p_infopkb.php. Melalui link ini, masyarakat mampu mengetahui pajak yang wajib dibayarkan.

    Deni menambahkan, upaya kolaborasi ini juga diharapkan mampu menciptakan sekaligus menjaga stabilitas pendapatan daerah. Yang mana, hal tersebut dilaksanakan dengan cara menekankan dan mencermati isu lokal, global, maupun nasional.

    “Intinya pemahaman yang sama bahwa kita punya tanggung jawab menyebarluaskan kepada masyarakat. Dan ini tugas bersama terus berupaya melakukan kegiatan yang berdampak pada ekonomi dan keuangan daerah,” pungkasnya. (RUS)

  • Keren! Sampah Kabupaten Serang Bakal Langsung Disulap Jadi Barang Bernilai Ekonomis

    Keren! Sampah Kabupaten Serang Bakal Langsung Disulap Jadi Barang Bernilai Ekonomis

    SERANG, BANPOS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang mulai menggunakan alat pengolah sampah terpadu berbasis Refuse Derived Fuel (RDF) dan incenerator.

    Peresmian penggunaan alat ini dilakukan langsung Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah di Tempat Pengelolahan Sampah Terpadu (TPST) Kibin, Jumat (15/12).

    “Alhamdulillah, kami sudah melakukan uji coba mesin pengolah sampah jenis incinerator dan RDF. Sampah diolah sehingga punya nilai ekonomi atau bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat dan industri,” kata Tatu kepada wartawan.

    Uji coba dimulai dari Kecamatan Kibin untuk pengolahan sampah Kabupaten Serang bagian timur. Terdapat 2 mesin incinerator dan 2 RDF. Setiap satu incinerator mampu mengolah sampah hingga 20 ton per hari. Sementara satu RDF bisa mengolah sampah 10-15 ton per hari.

    Menurut Tatu, keberadaan sejumlah mesin pengolah sampah terpadu tersebut, belum menyelesaikan masalah sampah di 29 kecamatan. Sebab menurut data Dinas Lingkungan Hidup, produksi sampah masyarakat dari 29 kecamatan mencapai 1.200 ton per hari.

    “Dimulai di Serang timur karena punya sampah yang lebih besar. Sistem ini akan kami lanjutkan di kecamatan-kecamatan lain supaya persoalan sampah bisa terselesaikan,” ujar politisi Partai Golkar ini.

    Secara sederhana, melalui TPST Kibin, sampah akan diolah oleh mesin incinerator dan RDF dengan pemilahan melalui bak penampungan sampah.

    Dengan incinerator, sampah akan dibakar dengan suhu tertentu sehingga menjadi abu, selanjutnya bisa dibuat menjadi batako. Dengan sistem teknologi, tidak ada polusi ke udara dari sistem pembakaran ini.

    Kemudian untuk mesin RDF, sampah diolah dan diberi campuran pengering untuk menghasilkan bahan baku campuran batu bara.

    Sampah hasil pengolahan mesin RDF, bisa dijual ke industri yang dalam proses produksinya menggunakan batu bara.

    “Catatan saya sebagai kepala daerah, saya meminta pemerintah desa untuk mempunyai bank sampah. Sebab untuk logam dan kaca, tidak bisa masuk ke TPST Kibin ini. Intinya, pengolahan dan penyelesaian sampah harus dilakukan seluruh masyarakat, mulai dari desa, camat, dan pemda,” tegasnya.

    Pembangunan dan pengadaan alat pengolah sampah terpadu ini tidak murah. Untuk TPST Kibin, Pemkab Serang mengeluarkan anggaran hingga Rp 4,5 miliar. Hasilnya hanya mampu mengolah sampah rata-rata 40 ton perhari.

    Tatu menilai, perlu keterlibatan perusahaan swasta untuk mengolah sampah menjadi bernilai ekonomi. Sebab dengan produksi sampah 1.200 ton per hari dari masyarakat, dibutuhkan sekira 60 mesin.

    “Anggarannya bisa di atas satu triliun rupiah. Cukup berat jika mengandalkan APBD, karena banyak kebutuhan dasar masyarakat yang juga harus diselesaikan. Semoga ke depan, ada pihak swasta yang bergabung, dan membangun TPST berkapasitas besar,” tandasnya. (DZH)