Kategori: PENDIDIKAN

  • Juleha Latih Santri Sembelih Hewan Qurban

    Juleha Latih Santri Sembelih Hewan Qurban

    LEBAK, BANPOS – Juru Sembelih Halal (Juleha) Kabupaten Lebak bersama dengan Pondok Pesantren Al-Fath Cikotok, menggelar pelatihan menyembelih hewan Qurban yang sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Hal ini juga sebagai bentuk praktik ilmu Fiqih yang didapatkan selama pendidikan.

    Pelatihan menyembelih sesuai dengan syariat Islam tersebut dianggap penting, lantaran keahlian tersebut sudah jarang dimiliki oleh generasi muda. Apalagi saat ini menjelang hari raya Idul Adha.

    Pengasuh Ponpes Al-Fath, Ustadz Nenta, mengatakan bahwa pelatihan tersebut dilakukan untuk membina generasi muda santri, khususnya yang ada di Ponpes Al-Fath, agar dapat memahami tata cara penyembelihan hewan qurban yang sesuai syariat Islam.

    Pelatihan itu dilaksanakan bekerjasama dengan Juleha Kabupaten Lebak, dengan diisi beragam materi kaidah fiqih Islam soal tata cara sembelih hewan. “Mulai dari tata cara asah bilah, teknik merebahkan hewan dan praktik langsung penyembelihan yang halal,” ungkap Nenta.

    Menurutnya, jika santri sudah menguasai teknik yang diajarkan. Karenanya, kata Nenta, diharapkan yang bersangkutan bisa mengimplementasikan di kemudian hari, sehingga bisa menyembelih hewan sesuai dengan syariat ajaran agama.

    “Kita berusaha mencetak kader-kader penyembelih hewan qurban. Karena, saat ini keterampilan menyembelih hewan qurban sudah langka diminati anak muda. Dengan demikian harapan kami, santri yang hari ini ikut pelatihan, kelak dapat menerapkan keterampilannya di masyarakat,” paparnya.

    Sementara itu, Ketua DPW Juleha Banten, Deden Sunandar, mengatakan bahwa pihaknya tengah memfokuskan pelatihan menyembelih hewan qurban secara syariat Islam, di berbagai daerah yang ada di Provinsi Banten.

    Pihaknya menyebut, pemateri yang dihadirkan di Kabupaten Lebak ini, juga merupakan praktisi juru penyembelih hewan qurban yang dilakukan oleh ahli yang berpengalaman sesuai aturan Fiqih. “Untuk instruktur dan pematerinya yaitu Abah Syarif, salah seorang pengurus Juleha Banten yang sudah berpengalaman di bidang penyembelihan hewan,” ujarnya.

    Dikatakannya, tata cara penyembelihan ini sangat penting diajarkan sekaligus diterapkan oleh para santri generasi muda.

    “Kami sedang fokus melakukan pelatihan penyembelihan hewan qurban. Dan ini penting untuk pemahaman sekaligus praktik keahlian untuk para santri. Selain di Lebak, kami juga menggelar kegiatan seperti ini di Kabupaten kota lainnya yang ada di Banten,” tandasnya. (WDO/DZH)

  • Sekolah Inklusi Cuma ‘Ilusi’

    Sekolah Inklusi Cuma ‘Ilusi’

    TANGERANG, BANPOS — Penerapan sekolah inklusi di berbagai daerah, terutama di Provinsi Banten, dinilai hanya sekadar pelabelan saja. Bahkan, label sekolah inklusi sepertihalnya ilusi, yang seharusnya memperluas aksesibilitas penyandang disabilitas untuk mengenyam pendidikan justru menjadi hambatan baru.

    Hal itu disampaikan oleh Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND) RI, Dante Rigmalia, usai peresmian D’Genius Learning Center di Kecamatan Cipondoh, Sabtu (27/5). Ia menilai, kepedulian pemerintah terhadap pendidikan penyandang disabilitas, terutama disleksia, masih kurang saat ini.

    “Itu berdasarkan riset, bahwa pendidikan penyandang disabilitas itu 30 persen SD, 11 persen SMP, 14 persen lulusan SMA dan kurang dari 5 persen itu lulusan perguruan tinggi,” katanya.

    Jika mengacu pada hasil riset tersebut, Dante menuturkan bahwa dapat disimpulkan hak pendidikan bagi penyandang disabilitas, belum benar-benar dirasakan sepenuhnya. Sehingga, ia menuturkan bahwa akses pendidikan terhadap penyandang disabilitas, harus benar-benar diberikan.

    “Harusnya disediakan akses hak pendidikan yang bermutu untuk semua anak di semua sekolah,” tuturnya.

    Ia menuturkan, sekolah inklusi seharusnya menjadi salah satu upaya untuk dapat memberikan aksesibilitas terhadap penyandang disabilitas. Namun menurutnya, sekolah inklusi justru menjadi label belaka, karena sekolah dengan label itu tidak menjadikan inklusivitas sebagai pegangan dalam penyelenggaraan pendidikan.

    “Apa pegangannya? bahwa semua anak harus dihormati. Mereka berbeda, mereka memiliki kemampuan, potensi dan kebutuhan yang berbeda. Kita harus hormati, hargai dan akui dan kita harus berikan layanan sesuai dengan kondisi mereka,” ujarnya.

    Bahkan menurutnya, label sekolah inklusi tersebut malah menjadi permasalahan tersendiri bagi penyandang disabilitas. Karena, banyak sekolah yang malah menolak penyandang disabilitas untuk bersekolah, dengan alasan mereka bukan sekolah inklusi.

    “Tidak boleh ada sekolah A menolak karena dia bilang sekolah kami bukan sekolah inklusi. Ini yang saya sebut label. Label sekolah inklusi harus dihilangkan karena itu tidak sejalan dengan pendidikan untuk semua. Anak itu berhak sekolah, di sekolah terdekat dengan tempat tinggalnya,” ungkapnya. 

    Disinggung apakah Komisi Nasional Disabiltas RI sudah mendorong kebijakan tersebut, Dante menyatakan bahwa dorongan tersebut sudah disampaikan baik kepada kementerian/lembaga, untuk bisa mengarusutamakan isu disabilitas, termasuk kepada pemda.

    “Kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kita selalu sampaikan bahwa seyogyanya memperhatikan hak pendidikan yang bermutu kepada semua warga negara, dengan membuka akses seluas-luasnya di seluruh sekolah bahwa penyandang disabilitas tidak boleh ada penolakan,” ucapnya.

    Namun di sisi lain, jika sekolah merasa belum mampu menangani, maka ada sebuah kewajiban bagi sekolah untuk mencari tahu bagaimana cara untuk mengembangkan diri, sehingga ke depan dapat menangani anak-anak disabilitas.

    “Termasuk yang disleksia. Kan disleksia ini tidak terlihat dan seringkali dijudgment (dihakimi), tidak mau nurut, pelupa, bandel. Padahal kita perlu asesmen. Bisa jadi punya hambatan dan kesulitan mengelola hal-hal yang seperti itu,” tegasnya.     

    Sementara Program Director Dyslexia Genius, Bulan Ayu, menyatakan pihaknya ingin agar penyandang disleksia bisa mendapatkan penanganan yang tepat, serta dapat memenuhi kesiapan anak dalam belajar.

    “Karena disleksia masih sangat awam bagi masyarakat khususnya orang tua. Sehingga mereka masih belum tahu penanganan tepatnya seperti apa, apalagi terkadang masih banyak yang menyandang disleksia dianggap sebagai pemalas, makanya kami ingin mendirikan learning center ini,” tandasnya. (DZH/BNN)

  • Pramuka Jadi Penyokong Sektor Pendidikan

    Pramuka Jadi Penyokong Sektor Pendidikan

    GERAKAN Pramuka digadang-gadang dapat membantu pemerintah di sektor pendidikan, dengan mempersiapkan generasi muda bangsa yang lebih baik kedepannya.

    Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi, dalam sambutannya pada pelantikan pengurus Majelis Pembimbing Ranting (Mabiran) Kecamatan Panggarangan bertempat di SMAN 1 Panggarangan Lebak, Senin (22/5).

    “Kalau generasi muda saat ini tidak lebih baik dari generasi muda sebelumnya maka kita diambang kegagalan dalam mendidik anak-anak kita, namun sebaliknya, ketika kita sukses melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas berkualitas, disitulah tujuan utama pramuka kita tercapai,” ujarnya.

    Ade berharap, pengurus Mabiran dan Kwaran yang baru agar mampu meningkatkan kekompakan guna lebih memajukan Pramuka Lebak.

    “Siapapun ketuanya, harus mampu berkordinasi dengan para mabigus di SD, SMP, SMA, hilangkan setiap ego sektoral kita maju bersama, satu kesatuan untuk tujuan memajukan Pramuka Lebak,” ucapnya.

    Pada acara yang dihadiri oleh Unsur Forkopimcam, para Kepala Desa Kecamatan Panggarangan, para Kepala Sekolah SD SMP SMA sederajat tersebut, Camat Kecamatan Panggarangan, Ahmad Faidlullah terpilih menjadi Ketua Mabiran Pramuka sekaligus melantik pengurus Kwaran Panggarangan dengan Ketua Kwaran terpilih Agus Sunarman.

    Ketua Kwaran terpilih, Agus Sunarman, menyampaikan rasa terima kasihnya dan bangga atas kesediaan Wakil Bupati Lebak selaku Ketua Kwarcab Pramuka Lebak, yang hadir dalam acara pelantikan.

    “Dengan kepengurusan yang baru ini, tentu harus dibarengi dengan semangat baru. Mohon dukungannya kepada seluruh pengurus sehingga ke depan Pramuka panggarangan bisa lebih maju,” kata Agus. (MY/DZH)

  • Kota Tangerang Impikan SMA/SMK Inklusi

    TANGERANG, BANPOS — Pemkot Tangerang sejak tiga tahun yang lalu telah menerapkan sekolah inklusi di seluruh tingkat pendidikan yang berada di bawah kewenangan mereka. Meski sudah bertahun-tahun menerapkan sekolah inklusi, semangat pendidikan tanpa diskriminasi itu terhambat lantaran jenjang pendidikan di tingkat SMA/SMK yang menjadi kewenangan Pemprov Banten, tidak kunjung menerapkan sekolah inklusi di Kota Tangerang.

    Oleh karena itu, Wakil Ketua 1 DPRD Kota Tangerang, Turidi Susanto, mendorong Pemprov Banten melalui Dinas Pendidikan, untuk memfasilitasi sekolah inklusi tingkat SMA/SMK. Hal itu agar anak berkebutuhan khusus (AKB) dapat tetap mengenyam pendidikan di sekolah umum.

    “Kalau enggak salah ada 79 sekolah inklusi di Kota Tangerang. Terdiri dari 53 SD, 13 SMP, dan 13 TK. Dari 13 SMP sekolah inklusi, tahun ini ada siswa difabel yang lulus tahun ini,” ujar Turidi, Kamis, (11/5).

    Ia mengungkapkan, sekolah inklusi merupakan salah satu upaya untuk menerapkan pemerataan dan perwujudan pendidikan tanpa diskriminasi. Politisi Partai Gerindra ini pun mendorong Pemprov Banten memfasilitasi siswa berkebutuhan khusus, agar mereka dapat melanjutkan sekolah ke tingkat SMA ataupun SMK.

    “Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun termasuk bagi siswa berkebutuhan khusus sekalipun. Karena setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan,” katanya.

    Turidi memaparkan, wajib belajar sembilan tahun ini merupakan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 yang tertuang pada Pasal 31 yaitu, setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya, begitu bunyi pasalnya,” tegas Turidi.

    Ia mengatakan, pemerintah harus menyelenggarakan sistem pendidikan nasional secara menyeluruh tanpa terkecuali. Siswa berkebutuhan khusus pun berhak mendapatkan fasilitas pendidikan.

    “Tahun ini di Kota Tangerang, ada ratusan siswa yang lulus sekolah inklusi tingkat SMP. Saya mendorong melalui PJ Gubernur Provinsi Banten untuk memfasilitasi siswa berkebutuhan khusus yang lulus SMP untuk dapat melanjutkan ke jenjang tingkat SMA, kan SMA ranahnya di provinsi,” jelasnya.

    Ia pun mengaku jika pihaknya juga akan melakukan koordinasi antar konstituennya di DPRD Provinsi Banten, untuk membentuk tim yang bertujuan untuk membuat perda tentang sekolah inklusi pada tingkat lanjutan SMA. “Kita mendorong agar dibuatkan Perdanya supaya di Provinsi Banten untuk jenjang SMA diterapkan sekolah inklusi,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah, mengatakan bahwa Pemkot Tangerang telah menjalin komunikasi dengan Pemprov Banten terkait pendirian sekolah inklusi tingkat SMA.

    Dimana nantinya, sekolah SMA yang berlokasi di Kota Tangerang dapat dijadikan sekolah inklusi. “Kami sudah mengimbau kepada Provinsi Banten untuk bisa menjadikan sekolah SMA yang ada di Kota Tangerang menjadi sekolah inklusi,” ujarnya.

    Arief mengatakan, pihaknya juga mendorong Pemrov Banten membuat Sekolah Khusus (SKh) di Kota Tangerang. “Kemarin juga sudah saya bicarakan dengan Pak Gubernur, dan Pak Gubernur sudah mempertimbangkan. Mudah mudahan terealisasi paling lambat tahun depan,” tandasnya. (DZH/BNN)

  • Dua Mahasiswa FTK UIN SMH Banten Raih Juara I dan III pada AICOIES 2023

    Dua Mahasiswa FTK UIN SMH Banten Raih Juara I dan III pada AICOIES 2023

    MEDAN, BANPOS – Kegiatan Konferensi internasional, 2nd Annual International Conference on Islamic Education for Student (AICOIES) 2023 mengusung tema ‘Enriching Future Generations through Islamic Character Education in Building Millenial Religious Moderation’.

    Kegiatan tersebut dilaksanakan selama empat hari yaitu 9-12 Mei 2023 di Hotel Niagara Parapat Danau Toba Sumatra Utara.

    Dalam kegiatan tersebut, dua orang mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SMH Banten yang diutus untuk menyampaikan materi presentasi mendapatkan dua penghargaan.

    Kedua delegasi tersebut adalah Muhammad Ikhwan, mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris mendapatkan penghargaan sebagai juara pertama kategori orisinalitas kaya terbaik dan Nurul Mawa, mendapat penghargaan sebagai juara ketiga kategori presenter favorit.

    Dalam ajang konferensi internasional yang diikuti oleh utusan dari Forum Dekanat Fakultas Tarbiyah (Fordetak) PTKIN se-Indonesia, Muhammad Ikhwan dan Nurul Mawa merupakan delegasi yang direkomendasikan.

    Keduanya dinilai memiliki kompetensi yang baik untuk mengikuti ajang konferensi internasional mewakili FTK UIN SMH Banten.

    Menurut Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama FTK UIN SMH Banten, Dr. Ali Muhtarom, mahasiswa yang direkomendasikan harus memiliki kemampuan akademik yang bagus, selain kemampuan menulis karya ilmiah menggunakan Bahasa asing secara baik, juga harus memiliki kemampuan presentasi menggunakan bahasa asing yang bagus pula.

    Seperti program AICOIES ini menggunakan standar Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, maka dalam merekomendasikan mahasiswa juga dipilih yang memiliki kompetensi menulis karya ilmiah dengan Bahasa Arab atau Inggris, dan mampu mempresentasikan dihadapan para panelis.

    Dalam kegiatan AICOIES tersebut, Muhammad Ikhwan mempresentasikan hasil risetnya dengan judul ‘Challenges and Opportunities in Integrating Islamic Education in The Digital Era’.

    Sedangkan Nurul Mawa, mempresentasikan hasil risetnya dengan judul ‘Upin and Ipin Animation Serial a Media Da’wa in Developing Youth Generations with Qur’ani Mind in the Society 5.0 Era’.

    Perlu diketahui, panitia kegiatan Annual Conference on Islamic Education for Students tahun 2023 adalah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Medan, Sumatra Utara.

    Kegiatan AICOIES tersebut merupakan program tahunan Wakil Dekan III PTKIN se-Indonesia, yang diagendakan bersamaan dengan agenda Forum Dekan Tarbiyah.

    Selain agenda AICOIES, agenda Forum Dekan Fakultas Tarbiyah se-Indonesia juga dihadiri oleh para perwakilan Fordetak, yang terdiri dari para Dekan dan para Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah.

    Agenda AICOIES yang merupakan agenda tahunan konferensi internasional bagi para mahasiswa Fakultas Tarbiyah PTKIN se-Indonesia, menjadi karakter kompetisi ilmiah bidang riset bagi para mahasiswa Fakultas Tarbiyah PTKIN.

    Sedangkan untuk agenda ke depan AICOIES, akan dilaksanakan tidak hanya bidang akademik. Namun juga dalam bidang non-akademik sebagai ajang kompetisi internasional bagi mahasiswa Fakultas Tarbiyah PTKIN se-Indonesia.

    Pada sesi yang lain, agenda Fordetak lain adalah pemilihan ketua Forum Dekan Fakultas Tarbiyah yang baru yaitu Prof. Sumarni, M.Pd., yang terpilih menjadi ketua Fordetak untuk periode 2023, Dekan FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, menggatikan ketua sebelumnya yaitu Dr. Sururin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (MUF)

  • Prodi Pendidikan Matematika UPG Raih Akreditasi ‘Baik Sekali’ dari LAMDIK

    Prodi Pendidikan Matematika UPG Raih Akreditasi ‘Baik Sekali’ dari LAMDIK

    SERANG, BANPOS – Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika Universitas Primagraha, sukses meraih Akreditasi ‘Baik Sekali’ berdasarkan surat keputusan LAMDIK (Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan) Nomor : 475/SK/LAMDIK/Ak/S/IV/2023 yang diterbitkan pada 18 April 2023.

    Akreditasi tersebut diraih oleh Prodi Pendidikan Matematika setelah melaksanakan asesmen lapangan pada tanggal 20-21 Maret 2023.

    Asesmen lapangan ini dihadiri langsung oleh tim asesor LAMDIK yaitu Prof Ahmad Fauzan dan Doktor Muhamad Sabirin, yang juga dihadiri oleh Rektor Universitas Primagraha, Doktor Romli Ardie, Dekan FKIP, Kaprodi Pendidikan Matematika serta sejumlah pimpinan dan dosen prodi pendidikan matematika.

    Kepala Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Matematika, Teti Trisnawati, mengaku merasa sangat bersyukur atas pencapaian tersebut.

    “Alhamdulillah, Kami dari Prodi Pendidikan Matematika merasa bersyukur atas pencapaian yang didapat yaitu Akreditasi Baik Sekali dari LAMDIK untuk Prodi Pendidikan Matematika,” ujarnya, Kamis (20/4).

    Teti mengatakan bahwa Prodi Pendidikan Matematika akan mempertahankan serta meningkatkan kualitas layanan pendidikan.

    “Ini merupakan hasil kerja keras seluruh civitas akademika Prodi Pendidikan Matematika dan kami akan terus mempertahankan serta meningkatkan kualitas layanan pendidikan di Prodi Pendidikan Matematika yang lebih baik lagi,” tuturnya.

    Senada disampaikan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Ari Gunardi. Ia mengatakan bahwa akreditasi yang dicapai ini merupakan energi dan semangat untuk prodi tersebut agar lebih baik lagi.

    “Akreditasi Baik Sekali yang diraih oleh Prodi Pendidikan Matematika menjadi suatu energi dan semangat yang besar bagi Prodi Pendidikan Matematika untuk lebih baik lagi dan terus meningkatkan kualitas pendidikan agar menjadi prodi yang unggul” ungkapnya. (MUF)

  • Ngabuburit UPG Feat DCDC Sukses Hibur Masyarakat Kota Serang

    Ngabuburit UPG Feat DCDC Sukses Hibur Masyarakat Kota Serang

    SERANG, BANPOS – Universitas Primagraha (UPG) sukses menggelar kegiatan ngabuburit (menunggu waktu berbuka dengan kegiatan) bersama DCDC.

    Kegiatan ngabuburit yang dikemas pentas musik dengan dihadiri band ibu kota seperti Iksan Skuter, Pidi Baiq, The Panas Dalam Bank, Momonon dan Ari Solois tersebut sukses menghibur masyarakat.

    Selain pentas musik, ngabuburit ala UPG ini juga turut membagikan 250 takjil dan sosial invesmen yang diberikan ke Masjid yang berada di Kompleks Gemilang Sakti, Kota Serang.

    “Kami Universitas Primagraha merupakan kampus yang serba bisa. Serba bisa di sini meliputi berbagai aktifitas, artinya selain bisa dalam pendidikan dan pengabdian, kegiatan seperti ngabuburit yang dibungkus pentas musik pun bisa kami lakukan,” ujar Kabag Humas dan Marketing UPG, Surya Alam kepada awak media, Kamis (13/4).

    Masih kata Surya, esensi dari kegiatan ngabuburit yang dilaksanakan UPG ini dalam rangka memaknai bulan ramadhan.

    “Bukan pentas musiknya yang kami tonjolkan, tapi nilai-nilai positif seperti berbagi Takjil dan bantuan ke masjid yang menjadi nilai tambah di bulan Ramadhan ini,” paparnya.

    “UPG juga konsisten selama ramadhan melakukan kegiatan sosial berbagi Takjil setiap hari di lingkungan masyarakat dan jalan umum dengan tajuk yang diambil yaitu ‘Nubager’ (Nunggu Buka Bareng Primagraha),” jelas Surya.

    Sementara itu, Bagian Kemahasiswaan UPG Irwan Yusdiansyah menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak DCDC dan kepada pihak yang turut menyukseskan kegiatan ngabuburit.

    “Terima kasih untuk DCDC dan warga Gemilang Sakti yang ikut serta menyukseskan kegiatan ini. Semoga ke depan bisa terus bersinergi untuk hal-hal positif lainnya,” tukasnya.

    Sebagai informasi tambahan, Universitas Primagraha dalam rangka mencerdaskan bangsa menyediakan program beasiswa pendidikan bagi masyarakat, seperti beasiswa Atlet, Tahfidz, dan beasiswa bagi yang kurang mampu.

    Tunggu apalagi, yuk gabung bersama keluarga besar Universitas Primagraha. (MUF)

  • Prodi Hukum UPG Diganjar Akreditasi ‘Baik’

    Prodi Hukum UPG Diganjar Akreditasi ‘Baik’

    SERANG, BANPOS – PROGRAM Studi Hukum Universitas Primagraha (UPG) berhasil meraih Akreditas Baik dari Ban PT pada 7 Maret 2023. Penerimaan akreditas ‘Baik’ tersebut didapat melalui proses Asesmen Lapangan yang dilakukan oleh Asesor dari Ban PT.

    Dekan Fakultas Hukum UPG, Fathullah, mengatakan akreditas ‘Baik’ yang didapat oleh Prodi Hukum menjadi langkah yang luas bagi Fakultas Hukum.

    “Dengan keluarnya akreditasi Baik dari Ban PT ini, Fakultas Hukum siap melaksanakan tugas pembelajaran sesuai dengan norma standar dari Kementerian Pendidikan,” ujarnya.

    Selain itu juga, Fathullah mengaku siap mencetak mahasiswa yang berkualitas dalam bidang hukum. Tak hanya itu, pihaknya juga siap menerima mahasiswa baik di Provinsi Banten serta nasional.

    “Fakultas Hukum juga siap bekerja sama dengan stakeholder yang berkaitan dengan bidang hukum, sebagai sarana memperkuat kapasitas kelembagaan hukum dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Banten di bidang hukum,” ujarnya.

    Sementara itu, Kabag Humas dan Marketing, Universitas Primagraha, Surya Alam mengatakan dengan hasil ini, menjadi salah satu bukti nyata UPG konsisten dan komitmen untuk terus berkembang menjadi perguruan tinggi yang kompeten.

    “Dan ini juga menjadi bukti keseriusan kami untuk tetap mengemban amanah menjadi jembatan menuju masa depan gemilang bagi tunas tunas penerus bangsa,” tandasnya. (MUF)

  • Personel Satbrimob Diberikan Pelatihan Jungle Warfare

    PANDEGLANG, BANPOS – Kapolda Banten, Irjen Pol Rudy Heriyanto didampingi Wakapolda Banten, Brigjen Pol M Sabilul beserta seluruh Pejabat Utama Polda Banten mengikuti pelatihan jungle warfare di Taman Hutan Raya Banten-Perhutani Carita, Kamis (09/03).

    Kegiatan yang diselenggarakan oleh Satbrimob Polda Banten, tersebut merupakan bagian dari rangkaian penutupan latihan kemampuan Brimob bagi Bintara Remaja Satbrimob Polda Banten tahun 2023.

    Kapolda Banten, Irjen Pol Rudy Heriyanto mengatakan, Latihan jungle warfare tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan personel Satbrimob Polda Banten.

    “Tujuan diadakannya latihan ini guna meningkatkan dan memelihara kemampuan personel Satbrimob Polda Banten, secara profesional dalam menghadapi tantangan tugas berintensitas tinggi terutama di daerah rawan konflik,” kata Rudy kepada wartawan.

    Rudy menjelaskan, kegiatan latihan jungle warfare tersebut diawali dengan memasuki hutan untuk bertahan hidup dan beberapa Latihan lain yang diberikan kepada personel.

    “Dalam latihan ini personel diajarkan cara bertahan hidup di dalam hutan, latihan lempar sangkur, kemudian menembak senjata laras panjang, dilanjutkan dengan menembak senjata laras pendek dan terakhir berpatroli memutari hutan,” terangnya.

    Menurutnya, dalam mengatasi gangguan separatisme atau kelompok yang akan mengganggu kedaulatan Negara Kedaulatan Republik Indonesia (NKRI), kemampuan jungle warfare harus terus diasah.

    “Kemampuan jungle warfare perlu terus diasah, khususnya dalam menghadapi gangguan separatisme atau kelompok bersenjata yang mengganggu kedaulatan NKRI,” ungkapnya.(dhe/pbn)

  •  Kunjungi SMPN 9 Kota Tangsel, Kejari Beri Pemahaman Hukum Ke Siswa

    PAMULANG, BANPOS – Melalui program bertajuk Jaksa Masuk Sekolah, Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memberi wawasan perihal hukum kepada para siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 9 Kota Tangerang Selatan, Senin (6/3).

    Kasi Intel Kejari Tangsel, Hasbullah mengatakan, melalui program ini para siswa diajak untuk memahami wawasan perihal hukum. Sehingga dengan demikian para siswa tak buta hukum, meski masih berusia remaja.

    “Iya jadi tahun ini pertama kalinya. Mungkin untuk tahun sebelumnya 2022 program ini, antara kami dan Dinas Pendidikan khususnya di Kota Tangerang Selatan sudah berjalan dengan sangat baik sekali, dikarenakan pada waktu itu angka kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak di Kota Tangerang Selatan sangat tinggi sekali. Terutama dalam perkara tawuran,” ujar Hasbullah dalam kegiatan tersebut.

    Namun dengan kegiatan Jaksa Masuk Sekolah ini, angka kriminalitas khususnya bagi para remaja terbukti dapat ditekan dan semakin turun. “Insya Allah nanti ke depannya nanti bukan lagi menjadi makin turun. Namun tidak ada di kita Tangerang Selatan terutama perkara mengenai tawuran tersebut,” tuturnya.

    Hasbullah menerangkan, melalui program tersebut Kejari Tangsel mengedukasi para pelajar terkait keberadaan dan kewenangan institusi Kejaksaan. Terutama dalam upaya penegakkan hukum di suatu wilayah.

    “Agar anak-anak di sini mengetahui bahwa ada Lembaga Kejaksaan dalam penegakkan hukum itu. Jadi kami juga disini menghimpun anak-anak yang mempunyai cita-cita baik khususnya menjadi seorang jaksa yang berintegritas itu seperti apa,” ungkap Hasbullah.

    Selain itu, lanjut Hasbullah, Kejari Tangsel turut mengajak para pelajar untuk peka dan tidak takut untuk melapor jika melihat tindakan kriminal di sekitarnya.

    Ia berkomitmen untuk terus mengawal jika terdapat kasus tindak kriminal, khususnya yang mengincar para pelajar. “Nanti ketika kami himpun data tersebut nanti kami beritakan juga kepada korban mungkin di situ, kami sampaikan untuk melaporkannya ke Kepolisian dan kami akan mengawasinya. Makna mengawasi ini adalah mengikuti perkembangan perkara tersebut. Jadi kami membantu menanyakan sejauh mana perkara dalam perkara tersebut berjalan. Untuk pelaporan ke Kepolisian,” terang Hasbullah.

    Ia menambahkan, program ini pun akan terus berlanjut di sekolah-sekolah lain, supaya para remaja dan kaum milenial di Tangsel dapat melek dan mengerti hukum. “Penentuan di mana dan letak akan kami sampaikan. Nanti selang-seling, setelah SMP nanti akan ke SMA. Nanti kami juga punya cita-cita di tahun ini untuk bekerjasama dengan Universitas mengenai Jaksa Masuk Kampus,” tandasnya. (IRM/BNN)