Kategori: PENDIDIKAN

  • Gubernur Banten Ajak Mahasiswa UBJ Berperan Tangani Stunting

    Gubernur Banten Ajak Mahasiswa UBJ Berperan Tangani Stunting

    SERANG, BANPOS – Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meminta mahasiswa-mahasiswa Universitas Banten Jaya (UBJ) yang akan melakukan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) berperan serta dalam penanganan stunting dan gizi buruk.

    “Mahasiswa dapat menyerap informasi terkait permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, termasuk keberadaan  stunting dan gizi buruk dalam masyarakat,“ kata Al Muktabar dalam sambutannya pada saat melepas KKM UBJ di Halaman Kampus II Unbaja Kota Serang, Senin, (1/8/2022).

    “Kita minta kepada mahasiswa yang sedang KKM, karena mereka ini ada di Desa dan Kelurahan yang akan bersentuhan langsung dengan masyarakat,” ungkap Al Muktabar.

    “Kita berharap ada informasi yang luas yang dapat diterima, termasuk informasi tentang stunting dan gizi buruk,” ucap Al Muktabar.

    Menurut Al Muktabar, hal tersebut dapat dijadikan sebagai langkah untuk memperbaharui dan validasi suatu data kedepannya.

    Mahasiswa diharapkan dapat bersama-sama berperan dalam penanganan stunting dan gizi buruk di Provinsi Banten.

    “Dengan data yang baik, tentu kita akan tepat dalam melakukan penanganannya,” katanya.

    Dalam penanganan stunting dan gizi buruk, tutur Al Muktabar seluruh stakeholder bisa berperan dalam penanganan stunting dan gizi buruk.

    “Termasuk hari ini kepada mahasiswa, saya pesankan paling tidak dapat menyerap informasi dari masyarakat,” lanjutnya.

    Dalam kesempatan itu, Al Muktabar juga ungkapkan alasannya mengajak para mahasiswa untuk dapat berperan dalam penanganan stunting dan gizi buruk.

    Menurutnya, para mahasiswa memiliki pemikiran yang kuat, maka diharapkan dapat berkontribusi dalam memberikan solusi dalam suatu permasalahan.

    “Karena mahasiswa ini pembaharu, hampir semua perubahan itu banyak digerakan dan berfilosofikan dengan mahasiswa,” imbuhnya.

    Al Muktabar juga menuturkan pada dasarnya semua komponen Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Banten berkaitan dan bersentuhan dengan penanganan stunting dan gizi buruk. “Semua akan kita kerahkan,“  ungkapnya.

    Sementara itu, Rektor UBJ Prof Muhammad Syadeli Hanafi mengatakan pihaknya mendukung upaya yang dilakukan oleh Pemprov Banten.

    Khususnya dalam penanganan stunting dan gizi buruk, lantaran hal itu berkaitan dengan masa depan anak bangsa.

    Untuk menindaklanjuti arahan Pj Gubernur Al-Muktabar, pihaknya akan memberikan tugas kepada mahasiswa untuk mendata stunting dan gizi buruk di tempat KKM.

    “Data tersebut selanjutnya akan dijadikan bahan kompilasi data Provinsi dalam penanganan stunting dan gizi buruk,” kata Rektor.

    Rektor menjelaskan, dalam KKM Tematik UBJ Tahun 2022 ini diikuti oleh 367 mahasiswa. KKM tersebut dilaksanakan di 24 Desa yang tersebar di Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kabupaten Pandeglang.

    Sebelumnya, Rektor juga berpesan kepada peserta KKM supaya bisa memberikan ilmu pengetahuan dan solusi terhadap persoalan masyarakat.

    “Kemudian menjaga nama baik almamater, gali segala potensi-potensi yang ada di mahasiswa agar bisa diterapkan ke masyarakat,” ungkapnya.

    “Misalnya melalui pelatihan-pelatihan guna meningkatkan dan menumbukan ekonomi masyarakat,” ujar Hanafi saat pembekalan peserta KKM beberapa waktu lalu. (Red)

  • Ratusan Mahasiswa UBJ Jalani Pembekalan KKM 2022

    Ratusan Mahasiswa UBJ Jalani Pembekalan KKM 2022

    SERANG, BANPOS – Sebanyak 372 mahasiswa Universitas Banten Jaya (UBJ) menjalani pembekalan KKM Tematik 2022, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang aspek teoritis, aspek teknis dari KKM, serta manfaat bagi masyarakat.

    Untuk diketahui, tahun 2022 ini KKM Tematik UBJ mengambil tema ‘Optimalisasi Potensi Daerah Dalam Rangka Menumbuhkan Ekonomi Kreatif Pasca Pandemi’. Pembekalan digelar pada Selasa (26/7/2022) yang terdiri dari sesi pagi dan siang.

    Para peserta terbagi 24 kelompok yang akan disebar pada dua kabupaten dan 1 kota di Provinsi Banten, diantaranya Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kota Cilegon. Pemilihan wilayah KKM sendiri berdasarkan analisis kebutuhan daerah.

    Rektor UBJ Prof. M. Syadeli Hanafi dalam sambutannya mengatakan agar para peserta KKM Tematik kali ini dapat menggali potensi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ia juga berpesan kepada mahasiswa supaya bisa memberikan ilmu pengetahuan dan solusi terhadap persoalan masyarakat.

    “Kemudian menjaga nama baik almamater, gali segala potensi-potensi yang ada di mahasiswa agar bisa diterapkan ke masyarakat. Misalnya melalui pelatihan-pelatihan guna meningkatkan dan menumbukan ekonomi masyarakat,” kata Rektor.

    Ketua Panitia Pelaksana KKM UBJ 2022,  Ade Sumiardi memberikan pesan kepada para peserta KKM agar selalu menjaga ahlak dan menjaga sikap agar diterima di masyarkaat. Serta penguatan program-program yang hendak di laksanakan oleh mahasiswa.

    “Saya harap para peserta dapat beradaptasi di lingkungan setempat dengan menjaga nilai-nilai luhur budi pekerti, agar kita dapat diterima oleh masyarakat,” katanya.

    Ditempat yang sama, Pemateri Pembekalan KKM, Anis Masyruroh mengatakan pelaksanaan KKM ini dilatar belakangi atas undang-undang nomor 23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Serta peraturan pemerintah nomor 30 tahun 2006 dan rancangan keputusan akademik tentang kebijakan kurikulum.

    “Kegiatan ini juga bermaksud untuk mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu bidang pengabdian masyarakat. Membantu mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dipelajari secara langsung. Melatih mahasiswa belajar bersama masyarakat untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam pembangunan serta membantu pemberdayaan masyarakat melalui penerapan ilmu pengetahuan teknologi dan seni,” ungkap Anis.

    Selain itu kata Anis, kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun kebersamaan mahasiswa menjelang akhir studi dengan melaksanakan program pembelajaran bersama di masyarakat. Meningkatkan sikap empati dan kepedulian mahasiswa terhadap masalah di masyarakat  serta menerapkan kemampuan diri dari mahasiswa itu sendiri.

    “Salah satu yang juga penting ialah menanamkan jiwa Pancasila dan nilai-nilai nasionalisme, keuletan, etos kerja, tanggung jawab, kemandirian, kepemimpinan dan kewirausahaan. Dan menanamkan jiwa ekploratif, analitis, learning community dan learning society,” papar Anis.

    Sementara itu, salah satu peserta pembekalan, Rifki Fatahilah mengaku siap mengemban tugas-tugas dalam melaksanakan KKM Tematik 2022 ini. Rifki mengaku dirinya mendapatkan tugas KKM di Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon.

    “Kebetulan saya berada di kelompok 7 KKM, insyallah siap melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Serta menggali potensi yang ada di masyarakat,” kata Rifki yang merupakan mahasiswa jurusan sistem informasi ini. (Red)

  • Ke Cilegon, Pemkot Manado Belajar Kelola Sampah Menjadi Bahan Bakar

    Ke Cilegon, Pemkot Manado Belajar Kelola Sampah Menjadi Bahan Bakar

    CILEGON, BANPOS – Kota Cilegon kembali menerima kunjungan kerja dari daerah lain di Indonesia. Cilegon menjadi rujukan daerah lain dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan sampah.

    Kunjungan kerja kali ini dari Pemkot Manado yang dipimpin di Asisten Perekonomian dan Pembangunan, didamping Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Dinas PUPR, Kepala Dinas Perkim, Staf Khusus Walikota Bidang komunikasi Politik dan Kepala Bagian SDA.

    Dalam kunjungan kerjanya, Pemkot Manado mengharapkan agar kegiatan pengolahan sampah di kotanya menjadi baik.

    Pemkot Manado merasa perlu melakukan studi pengolahan sampah dan produksi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) hasil olahan sampah di kota Cilegon. Adapun volume sampah di Kota Manado mencapai 240 ton per harinya.

    ” Tidak harus terus memperluas TPSA, maka Pemkot Manado akan belajar mengolah sampah menjadi bahan bakar,” terang Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah kota Manado Atto M. R. Bulo.

    “Di Manado, volume sampah mencapai kurang lebih 240 ton per hari. Sampai saat ini belum ada pengolahan sampah di TPSA Manado. Maka itu, Pemkot Manado belajar ke Pemerintah Kota Cilegon, bagaimana mengolah sampah itu menjadi BPJP,” tambahnya.

    Butuh Waktu 9 Jam, Warga Cilegon Olah Sampah Plastik Jadi BBM

    Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon, Ahmad Aziz Setia, memaparkan kondisi sampah di Kota Cilegon sebelum dan sesudah ada pengolahan sampah menjadi BBJP yang memungkinkan kedepannya tidak diperlukan lagi perluasan lahan TPSA.

    Aziz menjelaskan, di Cilegon, sampah yang dihasilkan per harinya mencapai 120 ton. Sebelum ada pengelolaan sampah di hilirnya, maka sampah akan terus menumpuk di TPSA Bagendung. Sehingga lahan yang tersedia menjadi sempit tidak akan menampung volume sampai dan berbiaya cukup tinggi.

    Belajar Kelola Sampah, Pemkot Bandar Lampung Kunjungi Cilegon

    Sementara Asisten II Sekda Kota Cilegon, Tb Dikrie Maulawardhana menambahkan, pengelolaan sampah menjadi BPJP di awali dengan adanya kesepakatan bersama antara Pemkot Cilegon dengan PT Indonesia Power Suralaya.

    Selanjutnya untuk meningkatkan PLANT BPJP, pihak PT PLN memberikan bantuan kepada Pemkit Cikegon senesar Rp10 milyar dalam bentuk bangunan dan peralatan mesin.

    Disela berlangsungnya kunjungan kerja tersebut, Walikota Cilegon, Helldy Agustian yang sedang berada dalam perjalanan pulang dari Kota Salatiga, menyempatkan waktu untuk menyapa rombongan dari Pemkot Manado melalui telepon selular dengan sambungan Video Call.

    “Selamat datang di Cilegon, semoga hasil studinys dapat bermanfaat untuk Pemerintah dan masyarakat Kota Manado,” ucap Helldy yang juga Politisi Partai Berkarya.

    Untuk diketahui, rombongan Pemkot Manado berkunjung ke TPSA Bagendung untuk melihat langsung proses pengolahan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat. (BAR)

  • KKM 35 Universitas Bina Bangsa Mengabdi di Tanah Kesultanan Tirtayasa

    KKM 35 Universitas Bina Bangsa Mengabdi di Tanah Kesultanan Tirtayasa

    SERANG, BANPOS – Usai dilepas Rektor Universitas Bina Bangsa dan Bupati Kabupaten Serang, Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 35 siap mengabdi di tanah Kesultanan Tirtayasa, tepatnya di desa Sujung.

    Diketuai oleh Reza Yansah dari Program Studi Hukum, mahasiswa diamanati oleh Rektor untuk tetap menjaga nama baik Kampus dan belajar berkegiatan sosial di masyarakat, dalam rangka merevitalisasi dampak pandemi Covid-19.

    Kelompok dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang merupakan ketua program studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Bina Bangsa, Hilman, diberi amanat oleh Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, untuk mengisi salah satu kegiatannya di bidang kesehatan untuk mengurangi stunting.

    “Kami juga diamanati untuk bagaimana mengurangi angka kematian ibu dan bayi akibat pernikahan belum cukup umur,” ungkap Reza.

    Ia bersama dengan 16 mahasiswa lainnya mengaku siap mengabdi dan beajar berkegiatan bermasyarakat. Karena bermasyarakat tidak akan pernah lepas dari manusia sebagai mahluk sosial.

    “Kelompok KKM 35 Desa Sujung memiliki beberapa program yang semoga program-program pengabdian ini didukung oleh seluruh warga desa Sujung. Diharapkan program-program pengabdian ini terlaksana dan secara berkelanjutan dilaksanakan oleh warga masyarakat,” tandasnya. (MUF)

  • Perluas Daya Tampung PPDB, Ketua DPRD Kota Serang Usul Pembangunan RKB Lewat CSR

    Perluas Daya Tampung PPDB, Ketua DPRD Kota Serang Usul Pembangunan RKB Lewat CSR

    KETUA DPRD Kota Serang, Budi Rustandi, mendukung solusi yang dilakukan oleh SMKN 5 Kota Serang, dengan melakukan pembangunan ruang kelas baru (RKB) melalui swakelola anggaran. Namun sebisa mungkin, anggaran itu jangan sampai berasal dari orang tua murid, namun dimaksimalkan dari anggaran CSR.

    Cara tersebut sudah dilakukan oleh SMKN 5 Kota Serang. Namun, anggaran pembangunan RKB itu ditarik dari orang tua murid. Hal itu terungkap dalam diskusi publik yang dilakukan oleh Forum Komunikasi Mahasiswa Taktakan dan Gerakan Masyarakat Taktakan, Kamis (14/7).

    Kepala Sekolah SMKN 5 Kota Serang, Amin Jasuta, menuturkan bahwa cara tersebut sebenarnya sudah pernah dilakukan oleh pihaknya, beberapa tahun yang lalu.

    Pada saat itu, masyarakat tidak ada yang menolak. Satu kelas pun berhasil dibangun. Namun di tahun ini, cara tersebut tidak berhasil. Ia menuturkan bahwa hal tersebut lantaran terdapat masyarakat yang melaporkan pengumpulan dana swadaya masyarakat untuk membangun RKB itu ke Inspektorat Provinsi Banten.

    “Dua atau tiga tahun yang lalu, masyarakat adem-adem saja. Kalau sekarang kayaknya ya oknum itu ada aja. Dia (oknum) sudah terbacanya seperti mau agar dia yang minta ke masyarakat (uang swadayanya) tapi oleh saya tidak difasilitasi dan maunya gratis. Tapi kan kalau gratis nanti kelasnya tidak selesai,” ujarnya.

    Ia menegaskan bahwa uang yang dikumpulkan tersebut bukan merupakan uang yang diminta oleh pihak sekolah, apalagi untuk memperkaya diri. Sebab, uang tersebut dikumpulkan karena masyarakat memiliki inisiatif untuk membangun RKB, agar kuota siswa bisa bertambah.

    “Selama ini ada pungutan, ya betul, Rp7 juta. Karena pungutan itu jadi dilakukan, sebab oleh saya disampaikan begini (kepada masyarakat), sudah tidak ada tambahan ruang kelas kecuali masyarakat mau swadaya,” ucapnya.

    Padahal menurutnya, cara tersebut sudah pernah ia lakukan dan berjalan dengan aman. Bahkan, kelas itu saat ini menjadi penyumbang kuota bagi pelajar di Kecamatan Taktakan yang ingin bersekolah di SMK 5 Kota Serang.

    “Kan kita pengalaman dari tiga tahun yang lalu, masyarakat itu semua berkumpul semua di Kecamatan Taktakan, nanya solusinya bagaimana pak Amin. Jadi saya sampaikan kalau misal masyarakat mau membangun dengan biaya sendiri, kita ada tanah di belakang. Ternyata mereka mau dan hasilnya masih ada sampai saat ini,” terangnya.

    Namun saat ini, dirinya telah membatalkan rencana pembangunan RKB dari dana swadaya masyarakat tersebut. Uang yang telah dikumpulkan pun akan dikembalikan kepada masyarakat. Sementara dirinya saat ini, akan diperiksa oleh Inspektorat berkaitan dengan laporan tersebut.

    “Saya sudah dipanggil inspektorat. Saya sudah berkomitmen untuk mengembalikan uang itu dan mudah-mudahan pak camat bisa membangun yang berdasarkan dari CSR, bukan dari orang tua. Karena saya tidak tahu, apakah masih akan di SMK 5 lagi. Saya ikhlas kalau digeser karena ini,” tegasnya.

    Ia mengaku, penambahan RKB merupakan sesuatu yang bisa saja terjadi meski tanpa dilakukan perencanaan. Hal itu jika sudah ada rekomendasi dari pihak Kecamatan untuk permohonan pembangunan RKB. Adapun dana bisa dari swadaya masyarakat maupun CSR.

    Amin pun merinci biaya yang harus dikeluarkan, untuk bisa membangun RKB. Amin membeberkan dua metode, yakni jika pembangunan RKB dilakukan dengan cara swakelola maupun dilakukan dengan cara kontraktuil.

    “Kalau swakelola itu harganya Rp200 juta satu RKB. Kalau kontrak itu Rp300 juta. Mungkin karena ada pajak, jasa konsultan. Tapi karena sudah tidak jadi, sekarang saya sampaikan bahwa pak camat yang bertanggung jawab membangunkan satu kelas baru. Mudah-mudahan bukan dari masyarakat uangnya,” kata dia.

    Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi, yang turut hadir pada dialog publik itu mengatakan bahwa cara yang dilakukan oleh SMK Negeri 5 Kota Serang merupakan solusi yang baik, ketika pemerintah belum bisa membangun RKB untuk menampung para pelajar yang banyak.

    “Sesungguhnya itu adalah bagian dari solusi untuk membangunnya. Karena kebetulan ada DPRD Provinsi, maka kami mendorong agar pada tahun 2023 itu untuk menganggarkan pembangunan RKB. Karena ini sudah tidak bisa menampung,” ujarnya.

    Ia mengaku bahwa meskipun swakelola pembangunan RKB merupakan solusi, akan tetapi lebih baik lagi jika pemerintah yang melakukan pembangunan tersebut. Sebab, masyarakat yang sempat dihantam Covid-19, tentunya akan kesulitan untuk melakukan swadaya anggaran pembangunan.

    “Tidak semua masyarakat itu ekonominya sama, pasti berbeda-beda. Karena ini juga menjadi tanggung jawab moral saya sebagai Ketua DPRD Kota Serang dan termasuk juga bagian daripada masukkan agar anak-anak kita lanjut sekolah. Pemerintah slogannya ‘jangan sampai anak putus sekolah’ tapi justru kesiapan pemerintahnya belum siap,” katanya.

    Budi menegaskan bahwa saat ini solusi pembangunan menggunakan swadaya dari masyarakat sudah dibatalkan. Untuk itu, dirinya telah mengusulkan untuk melakukan pembangunan RKB menggunakan dana kompensasi kerja sama impor sampah antara Tangerang Selatan dengan Kota Serang.

    “Masih ada waktu sampai Senin untuk daftar di dapodiknya. Kalau lewat hari Senin itu sudah tidak bisa. Nanti kita upayakan pembangunan dari CSR kerjasama Tangsel dengan Kota Serang,” ungkapnya. (ADV)

  • Kunjungi Faletehan, Rano Karno Bertemu Anak Binaannya di Gita Surosowan Telah Menjadi Dosen

    Kunjungi Faletehan, Rano Karno Bertemu Anak Binaannya di Gita Surosowan Telah Menjadi Dosen

    SERANG, BANPOS- Rano Karno anggota Komisi X DPR RI mendatangi Universitas Faletehan Serang untuk memberikan Kartu indonesia Pintar bagi 150 Mahasiswa dan bantun untuk pembangunan Laboratorium.

    Saat berpidato di depan ratusan mahasiswa Universitas Faletehan Serang. Rano yang pernah menjabat sebagai Gubernur Banten, selain menceritakan merancang pembangunan tol Labuan.

    Rano juga menceritakan adanya sekelompok pemuda Banten yang gigih membawa nama Provinsi Banten di ajang kejuaraan Marching Band. Sekelompok pemuda tersebut tergabung dalam Gita Surosowan Banten.

    Rano menceritakan dirinya diangkat menjadi pembina Gita Surosowan hingga kekagumannya kepada ratusan anak-anak Banten yang gigih berjuang membawa nama harum Banten hingga kancah Internasional.

    Ditengah pidatonya Rano dikejutkan, adanya seorang dosen Universitas Faletehan yang hadir di acara tersebut, merupakan anak binaannya di Gita Surosowan.

    Dosen tersebut bernama Djaka Adiwinata, dirinya menjadi salah satu anggota Gita Surosowan yang ikut bertanding di piala presiden, kejuaraan di Belanda dan bermain di istana negara dalam peringatan hari kemerdekaan RI.

    “Dulu saya di Gita Surosowan pada tahun 2012, bapak menjadi wakil Gubenur saya sempet foto bareng dengan bapak,” ujar Djaka kepada Rano, disambut sorak Sorai oleh ratusan mahasiswa.

    Rano mengatakan Gita Surosowan tidak hanya sekedar mendidik anak-anak dalam bermain musik marching band, namun didalamnya ratusan anak-anak tersebut terlatih disiplin, bertanggungjawab, bergotong royong dan berjuang demi nama Banten. Namun Rano menyayangkan yang kini tidak lagi terdengar nama Gita Surosowan.

    “Menurut kamu Gita Surosowan ada gunanya tida, Kenapa tidak dilanjutkan?,” ujar Rano kepada Djaka.

    Untuk diketahui, Dalam acara tersebut Rano menyalurkan aspirasi program dari Kemendikbud Ristek RI, Kartu indonesia Pintar bagi 150 Mahasiswa dan bantun untuk pembangunan Laboratorium sebesar Rp498 juta bagi Universitas Faletahan, dari Rabu (13/7/2022). (Red)

  • Sekolah ‘Metaverse’ Dituding Kedok Akali Angka Partisipasi Sekolah

    Sekolah ‘Metaverse’ Dituding Kedok Akali Angka Partisipasi Sekolah

    SERANG, BANPOS – Pemprov Banten dan DPRD terlihat serius dalam merealisasikan sekolah metaverse yang digagas oleh Pj Gubernur Banten, Al Muktabar. Namun, gagasan tersebut dianggap terlalu terburu-buru, apalagi dengan mematok tinggi konsep metaverse yang dipastikan butuh infrastruktur digital yang besaten dalam meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Provinsi Banten.

    Ketua Komisi V pada DPRD Provinsi Banten, Yeremia Mendrofa, mengatakan bahwa saat ini teknologi sudah mulai maju. Maka menurutnya, gagasan Al Muktabar terkait dengan sekolah metaverse dapat dilaksanakan, meskipun secara bertahap. Namun untuk rombongan belajar (rombel) online, akan dieksekusi pada tahun ajaran sekarang.

    “Mulai dari berapa rombel dulu yang dibuka oleh sekolah induk, lalu bagaimana untuk menampung anak-anak Banten yang memiliki prestasi atau kurang mampu, namun mereka tidak lolos melalui jalur konvensional. Nah ini salah satu solusi dengan membuka rombel online,” ujarnya di gedung DPRD Provinsi Banten, Rabu (13/7).

    Ia menuturkan bahwa Dindikbud Provinsi Banten tengah mematangkan petunjuk teknis (Juknis) mengenai rombel online tersebut. Adapun pelaksanaan penerimaan peserta didiknya, hanya berbasiskan mereka yang tidak diterima pada PPDB kemarin.

    “Supaya tidak merugikan pihak swasta, maka nanti tidak membuka pendaftaran secara formal, akan tetapi mereka yang sebelumnya sudah terdaftar, yang masih ingin sekolah negeri tapi lewat online. Itu namanya rombel online, rombel digital, rombel metaverse. Arah ke sananya nanti akan menjadi sekolah terbuka,” terangnya.

    Menurut politisi PDIP itu, sekolah metaverse merupakan solusi bagi terbatasnya kuota pelajar pada suatu sekolah, maupun bagi wilayah padat penduduk yang hanya memiliki sedikit sekolah negeri. Meski pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) maupun Ruang Kelas Baru (RKB) tetap akan dilaksanakan, namun untuk sementara para siswa yang tidak tertampung di sekolah fisik, akan ditampung secara online.

    “Nah cara yang paling jangka pendek, buka kelas online, rombel online atau sekolah terbuka, itu menjawab dalam hal kita kekurangan sarana dan prasarana. Itu jawaban untuk jangka pendek. Untuk jangka panjang, kita bisa buatkan sekolah atau RKB,” tuturnya.

    Ia menuturkan, agar para pelajar tetap bisa merasakan dunia sekolah, metode yang diterapkan harus dicampur. Artinya, ada kalanya para pelajar yang bersekolah di metaverse tersebut tetap hadir di sekolah di waktu-waktu tertentu.

    “Jangan sampai rombel online itu kesulitan bagaimana sosialisasi dengan anak-anak yang lainnya. Ini perlu di-blended. Misalkan mereka untuk pembelajaran pengetahuannya secara online, ketika ekstrakulikuler, pelajaran olahraga, atau praktik kimia, itu bisa di sekolah. Itu yang nanti akan diramu,” ucapnya.

    Yeremia mengklaim, sejumlah sekolah yang akan ditunjuk untuk menjadi percontohan sekolah metaverse ialah sekolah-sekolah unggulan, yang memiliki infrastruktur yang baik dan pengalaman yang baik dalam melaksanakan sekolah daring.

    Menurutnya, selain solusi untuk persoalan kekurangan infrastruktur pendidikan, sekolah metaverse pun akan menjadi solusi peningkatan APS Provinsi Banten, yang saat ini masih berada di bawah rata-rata APS nasional.

    “Prinsipnya sebetulnya, angka partisipasi sekolah Banten jauh di bawah nasional. Nah untuk meningkatkan APS ini, ya harus ada terobosan-terobosan. Sekali lagi jika kita harus membangun sekolah, harus ada proses yang panjang. Sedangkan ini sudah tahun ajaran baru. Minggu ini sudah harus siap,” katanya.

    Sekretaris Umum HMI MPO Cabang Serang, Ega Mahendra, mengatakan bahwa gagasan sekolah metaverse sebenarnya sangat visioner. Gagasan tersebut menurutnya sangat mengikuti jaman, dan merupakan masa depan dunia pendidikan, bahkan dunia keseluruhan.

    “Namun apakah gagasan tersebut bisa terealisasi dalam jangka waktu yang sedikit ini? Jelas ini sangat tergesa-gesa dan terlalu mematok tinggi. Sekelas bos Facebook yang menggembar-gemborkan metaverse saja masih belum bisa benar-benar merealisasikannya,” ujar Ega.

    Ia meyakini, sekolah metaverse tersebut pada akhirnya hanya sebatas sekolah daring sebagaimana yang telah dilaksanakan semasa Covid-19 ini. Jika pun sekolah metaverse benar-benar terealisasi, perangkat untuk mengaksesnya pun akan sulit dimiliki oleh masyarakat lantaran mahal.

    “Kalau hanya belajar di zoom atau Google Meet saja, tentu itu bukan metaverse. Ya sekolah daring saja, atau bahasa dalam aturan perundang-undangan sebagai Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Apalagi kalau kami berbicara perangkat pembelajaran, bahan ajar, media pembelajaran untuk sekolah metaverse, apakah sudah siap? Isi konten dalam pembelajaran harus dipikirkan juga,” ucapnya.

    Pernyataan terkait dengan sekolah metaverse yang akan bertugas menampung mereka yang ditolak pada pelaksanaan PPDB pun menurutnya, hanya menjadikan sekolah metaverse sebagai sekolah ‘buangan’ saja.

    “Seolah-olah sekolah metaverse ini ya Cuma sekadar menampung mereka yang gagal di PPDB saja. Padahal kita tahu pelaksanaan sekolahd daring selama pandemi saja kurang efektif. Lebih baik Pemprov Banten fokus melakukan intervensi infrastruktur dan kualitas sekolah swasta, ketimbang membuat sekolah metaverse yang akhirnya hanya melanjutkan sekolah daring yang tidak efektif itu,” tuturnya.

    Selain itu, ia juga menduga bahwa sekolah metaverse hanya upaya dari Pemprov Banten dalam mengakali angka partisipasi sekolah saja. Padahal yang terpenting bagi para pelajar ialah belajar secara efektif.

    “Jangan jadikan mereka yang bersekolah atau dipaksa atau terpaksa sekolah di ala-ala metaverse tersebut sebagai angka untuk mendongkrak APS Provinsi Banten. Mereka juga layak mendapat pendidikan yang baik,” tegasnya.

    Terpisah, Pj Sekda Provinsi Banten, Tranggono, mengatakan bahwa sekolah metaverse gagal dilaksanakan. Hal itu lantaran Pemerintah Pusat menolak konsep sekolah metaverse itu. Sebagai gantinya, Pemprov Banten cukup menerapkan sekolah terbuka, sebagaimana konsep Universitas Terbuka (UT).

    “Tapi tidak apa-apa. Kami terapkan sekolah terbuka. Sekolah jarak jauh. Konsepnya sama dengan metaverse. SMA Terbuka ini mengacu pada Permendikbud Nomor 119 Tahun 2014,” ujarnya saat diwawancara di ruang kerjanya.

    Menurutnya, SMA terbuka akan diterapkan pada tahun ajaran saat ini. Ia mengaku, Al Muktabar telah menekan regulasi mengenai SMA terbuka itu, dan telah disampaikan kepada Pemerintah Pusat. Tinggal Dindikbud Provinsi Banten mematangkan juknis pelaksanaan SMA terbuka.

    “Anggarannya sudah ada. Kami nanti adakan beauty contest kepada pihak ketiga yang akan mengelola itu,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Salurkan Aspirasi Pendidikan, Si Doel Datang ke Banten

    Salurkan Aspirasi Pendidikan, Si Doel Datang ke Banten

    SERANG, BANPOS – Rano Karno atau yang akrab di panggil si Doel kembali ke Banten. Kedatangan Rano Karno ke Banten ialah sebagai anggota Komisi X DPR RI.

    Rano Karno dalam kesempatan ini mendatangi Universitas Faletehan Serang untuk memberikan Kartu indonesia Pintar bagi 150 Mahasiswa dan bantun untuk pembangunan Laboratorium sebesar Rp498 juta bagi Universitas Faletahan, Rabu (13/7/2022).

    Selain penyerahan Kartu indonesia pintar dan bantuan dalam acara tersebut mantan orang nomor 1 di Banten tersebut juga memberikan motifasi bagi para mahasiswa untuk memanfaatkan waktu semaksimal mungkin selama belajar di perguruan tinggi serta berpesan agar berguna dan berperan untuk kemajuan Banten kedepanya.

    “Menyalurkan aspirasi KIP dan juga selain 8 semester gratis juga tiap bulan mendapatkan bantuan. Pesan saya kepada anak-anak, selesaikan kuliah tepat waktu. Jangan sampai menjadi gagal, supaya jerih payah saya sebagai DPR yang menjaring aspirasi bermanfaat,” ungkap Rano Karno yang juga Politisi PDI Perjuangan ini.

    Mantan Gubernur Banten yang saat ini menjadi anggota komisi X tersebut juga berharap semoga banten bangkit setelah pandemi covid 19, serta dengan di tunjang tol serang panimbang yang telah dapat di gunakan juga berharap perekonomian serta pembangunan di banten segera merata.

    “Setelah masa pandemi ini selesai, pembangunan di Banten akan lebih cepat. Terlebih lagi sudah dibangunnya Tol Serang-Panimbang,”  ujarnya.

    Selain di Universitas Faletehan, ia juga sudah mendorong KIP di Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Muhamadiyah Tangerang (UMT), Ahmad Dahlan, UNCA.

    “Ada sekitar 7 universitas yang kita dorong untuk menerima KIP melalui aspirasi,” ungkap Rano.

    Sementara itu Muhamad Zidan Nugraha, Presma Universitas Faletehan menyampaikan apresiasinya terhadap peran pemerintah berkontribusi bagi mahasiswa,bl bahwa dengan kehadiran Rano Karno adalah angin segar bagi para mahasiswa setelah pandemi covid -19 serta sebagai recoveri ekonomi bagi mahasiswa.

    “Tentunya ini juga menjadi inspirasi terhadap sosok Rano Karno atas perjuangannya untuk Banten. Serta figurnya terkait perjalanan hidupnya mulai dari nol hingga menjadi gubernur,” ungkapnya. (red)

  • Dugaan Siswa ‘Siluman’ Tembus Pusat

    Dugaan Siswa ‘Siluman’ Tembus Pusat

    SERANG, BANPOS – Praktek dugaan kecurangan serta masih adanya hambatan dalam pelaksanaan penerimaan siswa didik baru (PPDB) Online SMA dan SMK Negeri se Banten, dilaporkan kepada pemerintah pusat.

    Kepala Keasistenan Pemeriksaan Laporan pada Ombudsman Banten, Zainal Muttaqin dihubungi melalui pesan tertulisnya, Senin (11/7) mengungkapkan, pihaknya telah menyampaikan temuan PPDB  tahun 2022 ke Ombudsman pusat di Jakarta.

    “Besok (hari ini, red) Ombudsman pusat akan sampaikan juga  konpers (konferensi pers). Beberapa bahan juga diminta dari Banten,” kata Zainal singkat.

    Sebelumnya, selama pelaksanaan PPDB Online SMA dan SMK Negeri se Banten, Ombudsman menemukan banyaknya permasalahan dan dugaan jual beli kursi atau permainan uang di SMA Kabupaten Tangerang dan Kota Tangsel. Banyak keluhan dari calon siswa  maupun orang tua, lantaran kesulitan mengakses pendaftaran melalui internet yang diselenggarakan oleh sekolah.

    Tak hanya itu saja, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten tidak menyampaikan ke publik mengenai data atau jumlah kuota peserta didik di masing-masing sekolah di delapan kabupaten/kota, sehingga menimbulkan dugaan siswa siluman.

    Dugaan siswa siluman ini ditemukan oleh Ombudsman Banten, setelah adanya data yang mengejutkan pada PPDB Online tahun 2021 lalu.

    Muncul dugaan 4.187 siswa siluman SMA dan SMK Negeri. Mereka terdaftar dan diterima disekolah-sekolah setelah proses PPDB Online tahun 2021 untuk semua jalur resmi, seperti zonasi, afirmasi, perpindahan tugas orang tua dan prestasi selesai berlangsung, dan sudah diumumkan kepada publik.

    Dugaan adanya ribuan siswa siluman di sekolah favorit di SMA dan SMK Negeri tersebut, terungkap pada PPDB tahun ajaran 2021/2022 lalu. Dimana, daya tampung yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan  (Dindikbud) Banten untuk PPDB dengan data riil siswa di tiap sekolah di seluruh Provinsi Banten pada saat awal tahun ajaran baru tidak sama, alias melebihi kuota.

    Berdasarkan data dihimpun dari dugaan 4.187 siswa siluman terdiri dari, siswa di SMA sebanyak 3. 346 siswa, dan SMK 841 siswa.

    Dari angka tersebut, siswa siluman di SMA Negeri terbanyak di Kabupaten Tangerang yakni 1.241 orang, selanjutnya Kota Tangerang Selatan (Tangsel) 957, Kota Serang 508 orang, disusul Kota Tangerang sebanyak 391 orang, Kabupaten Serang 249 orang, dan Kota Cilegon 33 orang.

    Untuk Kabupaten Pandeglang dan Lebak, tidak tercatat adanya dugaan siswa siluman, bahkan di kedua daerah tersebut, daya tampung dan peserta didik eksistingnya  minus alias masih banyak bangku di SMA Negeri yang kosong.

    Sementara untuk rincian dugaan siswa siluman di SMK Negeri se Provinsi Banten  sebanyak 841 orang, paling banyak di Kabupaten Tangerang 584 orang, Kota Serang 136, Lebak 93, dan Kota Tangsel 28 orang.

    Dan untuk dugaan siswa siluman SMK Negeri di Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Pandeglang dan Kota Tangerang tidak ada, alias daya tampung dan peserta didik eksistingnya minus atau masih banyak bangku di SMK Negeri yang kosong.

    Dikatakan Zainal, salah satu poin penting yang disoroti Ombudsman Banten pada pelaksanaan PPDB 2022 ini adalah terkait transparansi proses dan komitmen pihak-pihak yg berkepentingan bersama-sama mengawal PPDB yang bersih dan adil.

    “Kita mengetahui bersama permasalahan kesenjangan daya tampung, khususnya utk tingkat SMA/SMK, dan kebijakan pemerintah provinsi serta DPRD yang belum sepenuhnya memiliki solusi komprehensif dan jangka panjang. Untuk itu, memastikan PPDB yang akuntabel adalah salah satu ikhtiar agar masyarakat sama-sama mendapat kesempatan dan peluang yang terbuka jika belum dikatakan bisa mengakomodir semua,” katanya.

    Terkait pengaduan PPDB yg disampaikan masyarakat kepada Pj Gubernur  Banten Al Muktabar melalui Inspektorat dapat dimanfaatkan oleh Pemprov Banten dalam hal ini Dindikbud, untuk memberikan tanggapan, melakukan pemeriksaan, dan menyampaikan klarifikasi kepada pengadu dan juga publik.

    “Para pengadu memerlukan kepastian mengingat tahun ajaran baru sudah dimulai. Publik juga berhak atas penjelasan menyeluruh untuk meminimalisir dugaan adanya praktik-praktik culas oknum atau kelompok yang berusaha mengambil keuntungan pribadi,” terangnya.

    Dan jika peluang untuk menjaga integritas PPDB tersebut tidak dilakukan, ada masa depan pendidikan di Provinsi Banten yang dipertaruhkan.(RUS/PBN)

  • Tingkatkan Kompetensi Lulusan SMK, Universitas Sutomo Gelar Pengabdian Masyarakat

    Tingkatkan Kompetensi Lulusan SMK, Universitas Sutomo Gelar Pengabdian Masyarakat

    SERANG, BANPOS- Pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi sumber daya manusia, bisa dikatakan pendidikan yang bermutu akan meningkatkan manusia yang bermutu.

    Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat luas cakupan dan penggunaanya tanpa kita sadari, semua bidang kegiatan yang dilakukan setiap hari selalu melibatkan akuntansi

    Kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa-siswi jurusan akuntansi dan kesiapannya dalam menghadapi dunia kerja era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yaitu kompetensi etika, pengetahuan, kemampuan, hubungan, serta analisis.

    Dari permasalahan tersebut, Dosen Prodi Akuntansi Universitas Sutomo Iroh Rahmawati dan Irna Maya Sari tertarik untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa sosialisasi atau penyuluhan kepada siswa/I SMKN 4 Kota Serang.

    “Ini semua dilakukan dalam rangka menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang profesional agar mampu mengisi lapangan kerja yang berkualitas,” katanya.

    Kegiatan yang berlangsung selama 1 hari tersebut diikuti oleh 73 siswa/i program studi akuntansi kelas XII, serta dihadiri oleh kepala program studi akuntansi dan tim pengajar dari SMKN 4 Kota Serang.

    Sementara itu, Wakil Kepala Program Studi Akuntansi SMKN 4 Kota Serang Meiyan Dwi Rahmawati, kegiatan semacam ini sangat dibutuhkan apalagi materi yang disampaikan akan sangat  bermanfaat bagi para siswa-siswi yang akan menghadapi kelulusan dan akan memasuki dunia kerja.

    “Ini penting  dan bermanfaat, terlebih lagi bagi siswa dan siswi yang akan menghadapi dunia kerja,” katanya. (Red)