Kategori: PENDIDIKAN

  • Ruang Kelas SMPN 2 Gunungkencana Ambruk

    Ruang Kelas SMPN 2 Gunungkencana Ambruk

    LEBAK, BANPOS – Karena lapuk dan terus diguyur hujan, satu ruang kelas di SMPN 2 di Kecamatan Gunungkencana dilaporkan ambruk, Sabtu (20/11). Disebutkan, runtuhnya ruang yang sudah tidak layak digunakan ini terjadi saat para siswa sedang istirahat, sehingga insiden tidak menimbulkan korban.

    Keterangan yang didapat dari guru bidang kesiswaan di sekolah itu, Yaya Sunarya bahwa ruangan itu sudah lima bulan tidak digunakan kegiatan belajar mengajar (KBM) karena kondisinya yang mengkhawatirkan.

    “Saat itu anak-anak berlarian ke kantor ketika mendengar suara gemuruh yang berasal dari salah satu ruang kelas. Alhamdulillah tidak ada korban saat ruangan itu ambruk, kebetulan saat kejadian siswa sedang istirahat,” ujar Yaya Sunarya, kepada BANPOS, Senin (22/11).

    Menurutnya, ruang kelas yang ambruk ini berada satu sambungan dengan dua ruang kelas lainnya. Namun, yang ambruk hanya satu saja. Dirinya berharap pemerintah segera dapat memperbaikinya.

    “Kan ada 3 kelas, posisinya sejajar. Namun yang ambruk cuma yang tengah, kami berharap kerusakan tersebut dapat segera mendapatkan perbaikan lagi agar KBM tetap berjalan,” katanya.

    Keterangan lain dari Yaya, bahwa sebelum ambruk, kondisi ruangan itu memang dalam kondisi lapuk. Terangnya, meski bangunan kokoh, namun rangka bagian atap yang terbuat dari kayu sudah pada rusak.

    “Jadi sejak bulan Juli kemarin sudah tidak digunakan,” jelasnya.

    Terpisah, Kepala bidang (Kabid) Pendidikan SMP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Ibnu Wahidin kepada wartawan membenarkan jika satu ruang kelas di SMPN 2 Gunungkencana roboh akibat tidak kuat menahan air hujan.

    Dikatakan Ibnu, berdasarkan keterangan dan pantauan lapangan, ruang kelas yang ambruk tersebut sudah tidak digunakan untuk KBM sejak beberapa bulan ini. Hal itu dilakukan untuk antisipasi ancaman roboh.

    “Iya ambruk. Tapi, ruang kelas itu sudah tidak gunakan untuk KBM lagi sejak bulan Juli, karena pihak sekolah tidak mau gegabah. Lantaran kondisinya sudah mengalami kerusakan,” jelasnya.

    Ke depannya, pihak sekolah dipersilakan mengajukan perbaikan, dan itu nanti oleh pihaknya akan diteruskan ke bagian aset daerah.

    ”Kita minta pihak sekolah untuk menurunkan atapnya dulu. Silahkan ajukan perbaikan, nanti kita teruskan ke aset daerah,” paparnya.(WDO/PBN)

  • Perkuat Konsolidasi, Mapancas Komitmen Bermanfaat untuk Masyarakat

    Perkuat Konsolidasi, Mapancas Komitmen Bermanfaat untuk Masyarakat

    TANGERANG, BANPOS- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Mahasiswa Pancasila (Mapancas), Pilar Saga Ichsan berkomitmen untuk memperkuat konsolidasi organisasi dan menanamkan semangat ideologi Pancasila. Mapancas juga siap melaksanakan program-program yang bermanfaat bagi pemuda khususnya, umumnya bagi masyarakat.

    Hal tersebut dikatakan Pilar usai menggelar Dies Natalis Mapancas ke 63 di Kampus Universitas Pamulang (Unpam), Kota Tangerang Selatan, Jumat (5/11/2021). “Kami sedang perkuat konsolidasi, melantik pengurus-pengurus provinsi, hingga koordinator perguruan tinggi,” kata Pilar dalam keterangan tertulis, Minggu (7/11/2021).

    Menurutnya, ideologi Pancasila harus diperkuat di kalangan pemuda dan mahasiswa. Kemudian bersama Mapancas bisa membuat kegiatan-kegiatan yang nyata di tengah-tengah masyarakat. “Kolaborasi bersama pemerintah pusat hingga daerah. Terutama saat ini, bersama menekan pandemi Covid-19. Kita sinergikan program untuk masyarakat di berbagai sektor,” ujarnya.

    Perayaan hari puncak Dies Natalis Mapancas berlangsung meraih, tetapi penuh hidmat. Pada kesempatan itu, Mapancas memberikan penghargaan kepada pendirinya, yaitu Jenderal (Purn) AH Nasution yang diwakili oleh cucunya, Eka Trisni Edianti. Mengundang pula komika Vikri Rasta dan eks vokalis band Boomerang Roy Jeconiah.

    Cucu Jenderal (Purn) AH Nasution, Eka Trisni Edianti mengapresiasi program dan kegiatan yang dilaksanakan Mapancas. “Saya bangga, terharu, juga seneng melihat milenial kegiatan Mapancas. Opa (menyebut kakeknya) pasti bangga juga. Saya berharap Mapancas dapat terus menanamkan nilai-nilai Pancasila untuk anak muda Indonesia. Saya yakin, kader Mapancas merupakan pemuda berintelektual yang berkontribusi nyata untuk pembangunan,” ujarnya.

    Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy sekaligus Dewan Penasehat Mapancas berpesan, agar metode peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan kewarganegaraan untuk generasi muda harus berorientasi pada karakter utama generasi milenial. Apalagi menurut survei, anak muda aktif di media sosial rata-rata 6 jam.

    “Orientasi konsepnya yaitu creative, confidence, connected atau lebih dikenal dengan konsep 3C. Jadi harus memanfaatkan konten kreatif dan dipublikasikan di dunia digital,” ujarnya saat memberikan sambutan secara virtual.

    Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, yang juga memberikan sambutan secara virtual menilai, Mapancas telah hadir mengisi pembangunan dengan nyata. Menurutnya, Mapancas harus terus mampu bereksistensi dan bermanfaat untuk masyarakat.

    “Bung Pilar sebagai Ketua Umum Mapancas telah membuktikan bahwa anak muda mampu berkontribusi nyata untuk Bangsa dan Negara. Selanjutnya, Mapancas harus terus turun ke masyarakat, bersama pemerintah menyelesaikan masalah-masalah Bangsa,” ujarnya. (RED)

  • Mapancas Dies Natalis Ke-63, Wagub Andika Minta Nasionalisme Ditanamkan dengan Cara-cara Milenial

    Mapancas Dies Natalis Ke-63, Wagub Andika Minta Nasionalisme Ditanamkan dengan Cara-cara Milenial

    SERANG, BANPOS- Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika sebagai empat pilar konsensus nasional
    merupakan aset pemersatu bangsa dalam mempertahankan nasionalisme dan patriotisme. Masalahnya, lanjut Andika, penurunan kadar nilai-nilai nasionalisme, cinta tanah air, bela negara dan militansi kebangsaan pemuda di dalam berbagai kehidupan dan lapisan masyarakat telah dirasakan seluruh komponen bangsa.

    “Indikasi menurunnya nasionalisme itu patut kita renungkan bersama, untuk itu saya berharap Segenap Kader Mapancas terus senantiasa menggelorakan kembali rasa nasionalisme pemuda,” kata Andika dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual pada acara dies natalis Mapancas ke 63 di Kampus Unpam, Tangsel, Jumat (5/11).

    Menurut Andika, di era digital saat ini, survei Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) menemukan bahwa mayoritas generasi muda khususnya kelas menengah urban merupakan kelompok pengguna internet medium user dan heavy user.

    Artinya kata dia, mereka menggunakan internet mayoritas antara 1 hingga 6 jam perhari. Berdasarkan hal tersebut, Andika meminta metode peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan Kewarganegaraan untuk generasi muda harus berorientasi pada karakter utama generasi milenial. “Yaitu creative, confidence, connected atau lebih dikenal dengan konsep 3C,” imbuhnya.

    Materi pengajaran dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, lanjutnya, juga harus dirancang secara komprehensif dengan mengadaptasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, seperti pembelajaran konten-konten interaktif dan atraktif melalui infografis atau videografis yang dipublikasikan melalui media digital.

    Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Mahasiswa Pancasila (Mapancas) Pilar Saga Ichsan melakukan napak tilas dan roadshow ke sejumlah daerah. Selain dalam rangka Dies Natalis Mapancas ke 63, kegiatan juga untuk meningkatkan semangat para pemuda untuk meneladani para pahlawan dalam membangun Bangsa.

    Kegiatan awal pada Kamis (28/10/2021) dengan berziarah ke makam pendiri Mapancas, Purnawirawan Jenderan TNI AH Nasution di Taman Makam Pahlawan (KMP) Kalibata, Jakarta. Kemudian pengurus DPP Mapancas tiba di Semarang pada Sabtu (30/10/2021), setelah sebelumnya mengunjungi Bali. (RED)

  • Siswa SMA 1 Pamarayan Dilantik Jadi Pramuka Garuda

    Siswa SMA 1 Pamarayan Dilantik Jadi Pramuka Garuda

    SERANG, BANPOS – Prestasi membanggakan diraih salah satu siswa SMA Negeri 1 Pamarayan, Kabupaten Serang. Anggota Pramuka Penegak Pamarayan ini, disematkan dan dilantik menjadi Pramuka Garuda oleh Ketua Kwarcab yang diwakili oleh Kepala Dindikbud Kabupaten Serang, Asep Nugrahajaya, Sabtu (23/10) di Lembah Hijau Bandulu, Anyer.

    Anggota Pramuka Pamarayan yang dilantik yaitu Patmawati. Ia dilantik bertepatan dengan penyelenggaraan kegiatan Raimuna Cabang Serang, yang digelar oleh Kwartir Cabang.

    “Saya sangat senang dan bangga bisa mencapai tingkat Pramuka Garuda,” ungkapnya.

    Patmawati menuturkan, prestasi yang ia raih tak lepas dari dukungan orang tua, sekolah dan para aktivis Kwarran Pamarayan, khususnya Pembina Pramuka, Syarif Sri Hidayat.

    “Berkat usulan Kakak Pembina, kami bisa mengikuti seleksi Penegak Garuda di tingkat Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Serang,” ujarnya.

    Diketahui, Pramuka Garuda sendiri adalah tingkatan tertinggi dalam setiap golongan Pramuka. Sementara, tingkatan dalam Pramuka ada 4 yaitu Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega.

    “Saya mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran dari keikutsertaan di ekstrakurikuler Pramuka. Jadi lebih disiplin, mandiri, dan nggak bergantung sama orang lain,” terangnya.

    Ketua Dewan Kerja Ranting Pamarayan yang merupakan Andalan ranting urusan Penegak, Rifqi Fatahilah, mengaku bangga atas prestasi yang diraih anggota Pramuka penegak yang dinaunginya. Selain karena kerja keras anggota Pramuka Penegak, hal tersebut tak lepas dari peran pembina Pramuka.

    “Kak Syarif Sri Hidayat sangat aktif dan memang konsen di kegiatan Pramuka,” ucapnya.

    Senada disampaikan Ketua Kwartir Ranting Pamarayan, Akhmad Gojali. Ia berharap kedepan Pamarayan bisa lebih banyak mencetak Pramuka Garuda.

    “Turut berbangga hati dan besar harapan kedepan Pamarayan bisa menjadikan lebih banyak lagi Pramuka-pramuka Garuda, bahkan di semua tingkatan,” tandasnya.(MUF/PBN)

  • PWI Kota Serang Gandeng Mahasiswa dan Pelajar Gelar Baksos

    PWI Kota Serang Gandeng Mahasiswa dan Pelajar Gelar Baksos

    SERANG, BANPOS – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Serang bersama Gerakan Mahasiswa UNBAJA dan PMR SMK Negeri 5 Kota Serang menggelar Bakti Sosial dan Lapak Baca di Taman Seni dan Budaya PWI yang berada di lingkungan Stadion Maulana Yusuf. Sabtu, (16/10/2021).

    Ketua PWI Kota Serang Teguh Akbar Idham mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat di masa pandemi covid-19.

    “Hari ini kami PWI Kota Serang menggandeng Gerakan Mahasiswa Unbaja dan PMR SMK Negeri 5 Kota Serang untuk melaksanakan kegiatan bakti sosial kepada masyarakat yang terdampak pandemi covid-19 di Kota Serang,” ucapnya.

    “Selain gelar bakti sosial, kita juga menggelar Lapak Baca. Dimana tujuannya untuk menumbuhkan minat baca kepada masyarakat di Kota Serang. Karena dengan banyak membaca dapat menambah pengetahuan kita,” lanjut Akbar.

    Akbar mengungkapkan bahwa kegiatan ini akan rutin dilakukan.

    “Kita berharap kegiatan seperti ini akan terus kita lakukan. Dan kedepannya kita akan menggandeng dari berbagai organisasi mahasiswa yang ada di Kota Serang,” harapnya.

    Selain itu, dirinya juga juga mengucapkan terima kasih kepada para donatur yang turut membantu dalam mensukseskan acara ini.

    Sementara itu, Dinan salah satu Mahasiswa UNBAJA menyambut baik kegiatan yang dilakukan PWI Kota Serang bersama Gerakan Mahasiswa UNBAJA dan PMR SMK Negeri 5 Kota Serang. Ia mengaku kegiatan seperti ini sangat positif.

    “Terimakasih saya ucapkan kepada PWI Kota Serang yang telah membantu kami mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan ini, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami mahasiswa dan masyarakat Kota Serang,” ujarnya.

    “Saya berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan, agar dapat menumbuhkan minat baca kepada seluruh masyarakat Kota Serang,” tutupnya. (AZM)

  • Kemendikbudristek Dukung Vaksinasi Masyarakat Adat Baduy

    Kemendikbudristek Dukung Vaksinasi Masyarakat Adat Baduy

    LEBAK, BANPOS- Pandemi Covid-19 telahmemberikan dampakyang luas terhadap masyarakat, tidak terkecuali bagi masyarakat adat. Masyarakat adat merupakan kelompok yang dianggap rentan terhadap penularan Covid-19 karena interaksi mereka dengan orang-orang yang kerap keluar-masuk ke lingkungan mereka.

    Vaksinasi merupakan salah satu upayauntuk memastikan agar masyarakat atau komunitasadat sertagenerasi penerusnya, mampu bertahan dari pandemiuntuk beraktivitas dalam kesehariannya khususnya dalam menjaga wilayah adat.

    Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esadan Masyarakat Adat,Direktorat Jenderal Kebudayaan, bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutananyang tergabung dalam Tim Koordinasi layanan advokasi bagi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dan masyarakat adat telah melakukan vaksinasi bagi sejumlah 1000 masyarakat adat di Kabupaten Lebak, Banten.

    Menurut Sjamsul Hadi, selaku Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Kemendikbudristek, mengatakan inisiatif pemberian vaksin untuk masyarakat adat dipersiapkan melalui rapat koordinasi yang melibatkan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerahterkait, dan LSM. Pun dalam pelaksaaan vaksinasi masyarakat adat, semua pihak saling bekerja sama seperti Pemerintah Kabupaten Lebak, Mandalawangi, PersatuanUrang Baduy(PUB), Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia danBadan Nasional Penanggulangan Bencana.Pemberian vaksin bagi masyarakat adat mendapat respon yang positif dari berbagai pihak terkait.

    Kegiatan vaksinasi kepada masyarakat adat diharapkan dapat memutus rantai dan mencegah penyebaran Covid-19, merupakansalah satu upayapemenuhan hak-hak masyarakat adatsebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan dapat membukaakses kesehatanbagi seluruh masyarakat adat di Indonesia.

    Selain pemberian vaksin,juga dilakukan sejumlah aksi seperti penanaman bibit pohon dan juga penyerahan sarana penunjang kesehatanseperti masker, sabun cuci tangan hingga vitamin, sertapenunjangpendidikanbagi masyarakat adat. (RED)

  • Ratusan Juta untuk Beasiswa Mahasiswa

    Ratusan Juta untuk Beasiswa Mahasiswa

    PANDEGLANG, BANPOS – BADAN Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Pandeglang, memiliki program yang sangat berpihak kepada peningkatan mutu pendidikan. Tak tanggung-tanggung, pihaknya menghabiskan ratusan juta rupiah untuk membantu mahasiswa, khusus yang sedang belajar di tingkat akhir.

    Wakil Ketua Baznas Pandeglang H.M. Acang menyatakan, setiap tahun pihaknya memprogramkan Rp 100 juta untuk mahasiswa Pandeglang, yang sedang menyelesaikan studinya di tingkat akhir.

    “Kali ini, merupakan tahun ketiga,” kata Acang, Selasa (12/10).

    Katanya, hampir seluruh kampus yang ada di Kabupaten Pandeglang mendapatkan program yang dicanangkan Baznas Kabupaten Pandeglang itu. “Kami menerima data mahasiswa dari kampus, yang mengajukan diantaranya, UNMA, STISIP, STAIBANA, STAISMAN, dan MUTIARA BANTEN,” tambahnya.

    “Setiap kampus, kurang lebih mendapatkan kuota 16 mahasiswa. Setiap mahasiswa, akan mendapat bantuan sebesar Rp 1 juta,” tandasnya lagi.

    Dengan adanya bantuan program studi ini ia berharap, dapat mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang pendidikan di Kabupaten Pandeglang.

    “Diera globalisasi, generasi muslim harus meningkatkan ilmu pengetahuan untuk bersaing. Makin tinggi SDM kita, tentu tidak akan tersisihkan,” ujarnya.

    “Mahasiswa adalah satu komponen dari zakat, yang sedang berjuang di jalan Allah SWT. Hak inilah yang kita berikan kepada mereka,” timpalnya.

    Selain dari program pendidikan, Acang menyatakan, Baznas juga memiliki program mulia diera pandemi, dengan memberikan dukungan untuk peningkat imun bagi para Kyai.

    “Program kami dalam waktu dekat ini, memberikan penguatan imun untuk para Kyai, seperti bantuan susu, madu, vitamin, dan paket lainnya. Sehingga, dapat meningkatkan imun bagi Kyai. Kita berikan 100 paket, baik untuk Kyai yang masuk ke dalam kepengurusan MUI, maupun di luarnya,” tandasnya.

    Seorang mahasiswa Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten, Ma’mun mengatakan, ia sangat terbantu dengan adanya program studi dari Baznas, khususnya mahasiswa tingkat akhir.

    “Ini bermanfaat sekali bagi kami, yang sedang menyelesaikan tugas akhir. Semoga program Baznas dapat berlanjut, semoga mahasiswa yang mendapatkan bantuan lebih banyak, dan orang yang menyalurkan zakatnya ke Baznas diberikan kemudahan rezeki,” harapnya.(PBN/BNN)

  • Jaga Kesehatan Mental Anak saat Pembelajaran Jarak Jauh

    Jaga Kesehatan Mental Anak saat Pembelajaran Jarak Jauh

    JAKARTA, BANPOS- Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa, namun juga bagi anak. Tak mudah bagi para siswa untuk menghadapi perubahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Kurangnya interaksi dengan teman-teman sekelas secara langsung, beban tugas yang menumpuk, dan ruang gerak saat bermain yang terbatas, turut berdampak pada kesehatan mental dan emosional anak.

    Menurut keterangan dari World Health Organization (WHO), setengah dari kasus gangguan mental yang dialami orang dewasa bahkan dimulai sebelum usianya 14 tahun. Artinya, masa kanak-kanak merupakan masa yang rentan untuk kemungkinan terjadi gangguan kesehatan mental. Senada dengan temuan tersebut, UNICEF menyebutkan lebih dari 80 juta anak di Indonesia terkena dampak sekunder dari pandemi yang telah berjalan lebih dari satu tahun.

    Dalam hal kesehatan mental, hampir separuh rumah tangga memberi laporan bahwa terdapat perubahan perilaku pada anak, seperti sulit berkonsentrasi (45 persen), mudah marah (13 persen), dan sulit tidur (6,5 persen). Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian ekstra terhadap kesehatan mental anak terutama di masa pandemi.
    Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak

    Banyak cara sederhana yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental pada anak. Dalam peringatan World Mental Health Day atau Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 10 Oktober setiap tahunnya, mari mulai untuk memberi perhatian lebih pada kesehatan mental anak.

    Berikut ini adalah beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental anak saat masa PJJ yang telah dirangkum oleh aplikasi pembelajaran online, Zenius:

    Pertama, bangun hubungan dengan anak. Ketika pandemi, anak menghabiskan sebagian besar atau bahkan seluruh waktunya di rumah. Untuk itu, orang tua perlu membangun kedekatan dengan anak dengan menunjukkan perhatian secara maksimal, menjadi pendengar yang baik, dan menjadi sosok sahabat yang selalu siap sedia bagi anak. Dengan cara ini, anak akan mendapatkan kasih sayang serta terbiasa untuk berkomunikasi dan terbuka dalam menceritakan kesulitan yang dialaminya.

    Kedua, konsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Makanan yang sehat dapat menjaga kesehatan, membantu kinerja otak, juga membuat anak berpikir lebih jernih. Berikan variasi makanan yang beragam serta gizi seimbang. Sesekali, tak ada salahnya untuk mengajak anak mengonsumsi makanan favoritnya agar mood-nya menjadi lebih baik. Jangan lupa pastikan anak untuk selalu memenuhi konsumsi air putih sesuai kebutuhan.

    Ketiga, tidur dan istirahat yang cukup. Durasi tidur yang ideal bagi anak usia 6-13 tahun adalah 9 sampai 11 jam per hari, sedangkan bagi anak usia 14-17 tahun adalah 8 hingga 10 jam per hari. Orang tua perlu memperhatikan jam tidur anak, jangan sampai anak tidur terlalu larut malam. Selain itu, batasi screen time anak supaya tidak terlalu lama bermain gadget.

    Keempat, dampingi anak saat belajar. Di masa pandemi ini, orang tua juga berperan sebagai guru bagi anak-anak di rumah. Kehadiran orang tua dalam proses belajar bisa menambah dukungan sehingga anak lebih termotivasi dan menikmati waktu belajarnya. Bantu anak saat ia menghadapi kesulitan, memberi arahan dalam mengerjakan tugas, serta memberikan cara-cara kreatif dalam belajar agar kegiatan PJJ lebih optimal. Orang tua juga bisa memanfaatkan cuti sesekali untuk menemani anak sekolah online.

    Kelima, beri kegiatan bermanfaat. Salah satu masalah bagi anak saat pandemi adalah kurangnya kegiatan sehingga mudah merasa bosan. Tak jarang, handphone dan TV menjadi pilihan yang sering diberikan oleh orang tua. Padahal, banyak kegiatan seru dan bermanfaat walau hanya di rumah. Misalnya mendaftarkan anak pada kelas-kelas online, seperti coding, sains, musik, atau melukis. Selain itu, orang tua juga bisa mengajak anak terlibat dalam pekerjaan rumah, seperti memasak atau berkebun.

    Keenam, tetap terhubung lewat virtual meeting. Interaksi sosial dengan teman sebaya adalah hal penting bagi perkembangan sosial maupun moral anak. Di masa pandemi ini, teknologi bisa dimanfaatkan misalnya dengan membuat agenda bersama orang tua lainnya untuk melakukan pertemuan virtual. Di situ, anak-anak bisa mengobrol sebebas-bebasnya tanpa membahas pelajaran dengan teman-temannya.

    Ketujuh, bangun rasa optimisme. Orang tua perlu membangun rasa optimisme di depan anak bahwa pandemi ini akan berakhir dan kegiatan anak akan kembali seperti semula. Berikan informasi positif mengenai pandemi agar anak tidak putus asa walaupun saat ini belum bisa bermain, bertemu teman-teman, atau sekolah tatap muka secara penuh. Beri anak harapan bahwa mereka bisa segera bersekolah dengan normal, apalagi saat ini sudah dilakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

    Kesehatan mental harus menjadi prioritas utama bagi setiap orang tua, karena hal tersebut sangat berpengaruh untuk perkembangan anak kedepannya. Kesehatan mental yang baik pada anak akan memotivasi mereka untuk belajar. Ketika anak memiliki motivasi untuk belajar, mereka akan menumbuhkan kecintaan pada kegiatan belajar. (AZM)

  • Rektorat Dituntut Tegas

    PERAN rektorat dalam pencegahan kekerasan seksual, dinilai penting. Karenanya, regulasi soal itu wajib didengungkan terus. Agar seluruh civitas akademika bisa ikut mewujudkan kampus Untirta yang aman dan ramah perempuan.

    Ketua Umum Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Untirta Ciwaru, Layla Putri Nur Rahmah, menegaskan bahwa Rektor Untirta harus segera melakukan sosialisasi Peraturan Rektor terkait pencegahan kekerasan seksual kepada segenap civitas akademika Untirta. Ia pun menantang pihak rektorat Untirta untuk dapat melakukan penindakan secara tegas terhadap pelaku kekerasan seksual dan juga tindakan perundungan yang terjadi di lingkungan kampus Untirta.

    “Harus ada keseriusan dari pemangku kebijakan yang tentunya Rektor Untirta, terhadap kasus pelecehan seksual dan perundungan dalam rangka mewujudkan kampus Untirta yang aman dan ramah terhadap perempuan,” ungkapnya.

    Secara kelembagaan, pihaknya mengecam tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Presiden Mahasiswa Untirta yang seharusnya bisa memberikan teladan yang baik bagi segenap mahasiswa Untirta.

    “Kami mengecam tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Presma Untirta. Sebuah tindakan yang tidak patut dilakukan sebagai seorang pemimpin yang harusnya memberikan teladan yang baik bagi segenap mahasiswanya di Untirta,” ujar Layla.

    Layla juga menuturkan bahwa kasus pelecehan seksual yang terjadi di Untirta sungguh meresahkan, dan kasus tersebut menjadi kesekian kali terjadi terhadap mahasiswi Untirta.

    “Sungguh meresahkan dan mengerikan kasus pelecehan seksual yang terjadi terhadap mahasiswi Untirta. Dan ini kesekian kalinya sebelum terjadi kasus pelecehan seksual oleh seorang presma Untirta,” tuturnya.

    Sementara Formateur Kohati Serang Raya, Tia Meilita, mengatakan bahwa pihaknya menekankan agar pihak rektorat dapat memberikan sanksi tegas pada pelaku pelecehan seksual, tanpa harus menunggu proses hukum.

    “Apa yang terjadi jika menunggu hukum inkrah? Potensi berdamai besar, sedangkan kasus ini kan kasus yang sangat disorot, terlebih pelaku merupakan Presma yang bisa dibilang wajah Untirta,” ujarnya.

    Tia juga mengatakan, korban berpotensi akan mendapat banyak tekanan, apabila harus melapor sendiri sebagaimana hukum yang berlaku. Mengingat pernyataan yang disampaikan oleh Wakil Rektor III Untirta, Suherna, yang berharap persoalan dapat selesai secara damai.

    “Karena jika berbicara inkrah, maka harus menempuh jalur hukum. Kasus demikian merupakan delik aduan, artinya harus korban yang melapor. Posisi seperti ini sangat berat untuk korban, karena akan ada tekanan dari berbagai pihak agar tidak melapor,” tuturnya.

    Tia juga menegaskan bahwa perempuan harus mendapat rasa aman dalam ruang publik, terutama aman dari kasus-kasus pelecehan.

    “Melihat pemberitaan yang sudah beredar, miris sekali rasanya ketika perempuan kembali menjadi objek pelecehan seksual. Seharusnya perempuan juga bisa mendapatkan rasa aman di ruang publik. Terbebas dari rasa takut akan pelecehan dan kekerasan seksual,” ujarnya.

    Ia menegaskan bahwa kasus pelecehan dan kekerasan seksual seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu, tidak boleh dibiarkan. Karena jika dibiarkan akan terus terulang di masa yang akan datang.

    “Pelaku pelecehan dan kekerasan seksual seperti ini harus di tindak tegas, karena perilaku seperti ini sangat tidak bermoral sekali. Kami berharap pelaku dihukum seberat-beratnya karena melihat korban sampai trauma atas kejadian ini,” tandasnya. (DZH/ENK)

  • Kampus Harus Benar-benar Inklusif

    Kampus Harus Benar-benar Inklusif

    INSTITUSI pendidikan, khususnya pendidikan tinggi harus benar-benar menunjukkan komitmen atas terwujudnya kampus yang inklusi, ramah terhadap perempuan maupun penyandang disabilitas. Sebab, institusi pendidikan merupakan institusi yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral.

    Pengamat pendidikan Banten, Eny Suhaeni, mengatakan bahwa kasus pelecehan seksual yang terjadi di dunia pendidikan, merupakan kejadian yang sangat memprihatinkan. Menurutnya, hal itu sangat mencoreng wajah institusi pendidikan yang menjunjung tinggi moral.

    “Ini kan institusi pendidikan, apalagi institusi pendidikan tinggi. Seharusnya institusi pendidikan itu bisa bisa menjadi institusi yang menjadi teladan bagi masyarakat dan mencetak sarjana-sarjana yang penuh etika, moral dan akhlak,” ujarnya.

    Menurutnya, kejadian pelecehan seksual yang dilakukan oleh Presiden Mahasiswa Untirta pun sangat memprihatinkan. Karena seharusnya, dia memiliki sifat kepemimpinan yang salah satunya menghormati hak-hak perempuan.

    “Dia kan harusnya bisa memimpin kawan-kawannya, memimpin para mahasiswa di kampusnya. Seharusnya dia bisa menunjukkan etika dan moral yang tinggi. Leader kan seharusnya menjadi teladan,” ungkapnya.

    Bukan hanya untuk KZ saja yang merupakan Presiden Mahasiswa Untirta, Eny menegaskan bahwa seluruh pimpinan organisasi mahasiswa (Ormawa) di perguruan tinggi manapun jika kedapatan melakukan pelecehan seksual, pihak kampus harus segera melakukan tindakan. Mulai dari pemecatan jabatan pimpinannya maupun sanksi akademik lainnya.

    “Itu sudah cacat moral namanya. Sanksinya pecat dan turunkan sebagai jabatan pemimpinnya. Karena tidak layak dia menjadi pimpinan, karena seharusnya menjunjung tinggi moral malah menjatuhkan moral diri dan orang lainnya,” tegas Eny.

    Menurutnya, pihak kampus pun harus memberikan sanksi yang tegas untuk setiap tindakan pelecehan seksual yang terjadi di dunia pendidikan. Sebab jika dibiarkan, maka akan memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi para pelaku, untuk melakukan hal yang sama kepada korban-korban lainnya.

    “Nanti para pelaku menganggap, di sini mah enggak kena sanksi. Jadilah mereka mencari korban yang lebih banyak. Jangan sampai perguruan tinggi berdiam diri atas kasus itu. Karena kalau berdiam diri, berarti perguruan tinggi telah melanggengkan tindakan amoral,” katanya.

    Direktur Eksekutif Pattiro Banten, Angga Andrias, mengatakan bahwa penerapan kampus yang ramah perempuan dan penyandang disabilitas merupakan suatu hal yang sangat penting. Mengingat perguruan tinggi merupakan institusi yang bertugas mencetak kaum intelektual, yang siap untuk mengabdi di masyarakat.

    “Penting banget. Apalagi untuk perlindungan perempuan. Karena kan banyak sekali kasus pelecehan seksual di lingkungan kampus. Misalkan bagaimana kejadian pelecehan seksual yang terjadi antara dosen dengan mahasiswanya,” ujar Angga.

    Menurutnya, banyak momentum yang bisa menjadi pintu masuk terjadinya pelecehan seksual di dunia pendidikan tinggi. Hal tersebut yang menurutnya harus menjadi konsen untuk dapat dicegah agar tidak terjadi.

    “Yah ini kan juga bakal bisa terjadi pada senior ke junior. Namun kayaknya memang banyak dari korban-korban tersebut yang tidak tahu kemana harus mengadu, akhirnya tidak terungkap,” tuturnya.

    Di sisi lain, hingga saat ini dirinya menilai bahwa berbagai perguruan tinggi yang ada di Banten, belum memiliki skema yang jelas dalam menghadapi persoalan pelecehan seksual. Sehingga, banyaknya perguruan tinggi yang gagap dalam menghadapi permasalahan itu.

    “Kampus juga tidak memiliki skema, tidak punya tempat perlindungan perempuan. Tidak ada tempat atau lembaga di dalam kampus yang bisa didatangi terkait dengan permasalahan pelecehan seksual,” katanya.

    Begitu pula dengan penyandang disabilitas. Menurutnya, perguruan tinggi harus bisa mewujudkan kampus yang inklusif. Bukan hanya untuk perempuan saja, namun juga bagi para penyandang disabilitas.

    “Disabilitas juga wajib untuk diperhatikan. Karena memang sudah ada aturannya. Beberapa kampus memang sudah memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengenyam pendidikan, namun sarana penunjangnya yang masih belum ramah,” jelasnya.(DZH/ENK)