Kategori: PENDIDIKAN

  • Embay Terpilih sebagai Ketum Mathla’ul Anwar

    Embay Terpilih sebagai Ketum Mathla’ul Anwar

    EMBAY Mulya Syarief terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PB MA) periode 2021-2026. Kyai Embay dipilih secara aklamasi oleh para Muktamirin dari 33 Pengurusan Wilayah Provinsi di Indonesia.

    Dalam agenda pemilihan Ketua Umum yang baru, terdapat kandidat yang diusung oleh para Pengurus Wilayah (PW), di antaranya Dr. H. Jihadudin, Dr. H Yayan Hasuna dan KH. Embay Mulya Syarief. Dari dokumen Rekomendasi PW yang ada, Kyai Embay mengantongi 13 PW. Namun atas komunikasi yang dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, kemudian Muktamar MA mendaulat Kyai Embay menahkodai organisasi Islam yang lahir di Menes, Pandeglang Banten tahun 1916 ini.

    Di ajang Muktamar XX PB MA kali ini mengusung tema “Menata Umat, Merekat Bangsa” yang digelar di Megamendung Bogor, 1 s/d 3 April 2021.

    Usai pemilihan, Kyai Embay menyampaikan terima kasih kepada para Muktamirin yang telah memberikan amanah kepadanya. “Saya ingin bergandengan tangan dengan para Muktamirin dan seluruh kader untuk membesarkan Mathla’ul Anwar”, ungkap Kyai Embay.

    “Saya punya tanggung jawab untuk mengembalikan MA ke khittah nya sebagai ormas Islam yang bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan sosial. Menjadi mitra Pemerintah dalam menyiapkan SDM yang berkualitas dan berintegritas, memperkuat tali persaudaraan dalam keberagaman” kata salah satu tokoh pendiri Provinsi Banten ini.

    Embay menegaskan bahwa selain membenahi persoalan pendidikan, MA juga harus memikirkan masalah sosial.

    “Dengan potensi yang dimiliki, InsyaAllah kita akan mampu berkontribusi lebih besar dalam membangun bangsa ini”, tutup Kyai Embay.(PBN)

  • Embay Dianggap Cocok Pimpin Mathla’ul Anwar

    Embay Dianggap Cocok Pimpin Mathla’ul Anwar

    PANDEGLANG, BANPOS – Mantan akademisi UNMA Banten Uday Suhada menilai, Embay Mulya Syarief merupakan calon terkuat dan paling cocok menakhodai Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) 5 tahun mendatang. Hal tersebut disampaikan kepada wartawan, Rabu (31/3).

    Menurut aktivis antikorupsi yang pernah mengabdi di STIH MA tahun 1999 dan turut membidani lahirnya UNMA pada tahun 2000 ini, Kyai Embay memiliki semua persyaratan yang dibutuhkan untuk memimpin organisasi sebesar MA.

    “Beliau berpengalaman, cerdas, mapan secara ekonomi, dan punya jaringan sangat luas. Terlebih Kyai Embay ini lahir dari keluarga besar MA, jadi komplit. Saya percaya beliau bisa memajukan MA seperti cita-cita para pendiri,” ujar Uday.

    Cita-cita pendiri MA yang dimaksud Uday adalah menciptakan insan yang berpendidikan, berbudi pekerti, berakhlak mulia, serta menjadi teladan dalam keberagaman. “Spirit keteladanan akan terus dibawa oleh Kyai Embay,” katanya.

    Dari sisi figur, Embay menurutnya terkenal sebagai sosok yang inklusif dan toleran. “Kyai Embay akan membawa MA di jalur dakwah, pendidikan dan sosial dengan sangat terbuka dan non partisan. Membangun nilai-nilai toleransi keberagamaan. MA akan tambah maju dan bermanfaat bagi Indonesia,” kata mantan peneliti Saiful Mujani Reseach and Consulting (SMRC) ini.(PBN)

  • APTISI Provinsi Banten Minta Maaf Soal Unpam

    APTISI Provinsi Banten Minta Maaf Soal Unpam

    SERANG, BANPOS – Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Provinsi Banten, Abbas Sunarya, membantah bahwa dirinya menolak kehadiran Universitas Pamulang (Unpam) di Kota Serang. Ia juga membantah pernah mempertanyakan kualitas Unpam karena mematok biaya pendidikan murah.

    Hal tersebut disampaikan oleh Abbas Sunarya melalui video klarifikasi yang diterima BANPOS. Pada awal video, Abbas menyampaikan permohonan maaf kepada para alumni Unpam atas pemberitaan yang beredar.

    Permohonan maaf disampaikan Abbas karena alumni Fakultas Hukum Unpam berencana melaporkan Rektor Universitas Raharja tersebut ke Kepolisian, dengan tudingan merendahkan martabat Unpam.

    “Namun perlu saya jelaskan di sini, saya demi Allah tidak pernah mengatakan apa yang memang sekarang sedang berkembang dan didengar dan juga menjadi masalah di alumni,” ujarnya dalam video yang BANPOS terima pada Selasa (23/3).

    Abbas mengklaim bahwa apa yang dilakukan oleh dirinya merupakan salah satu upaya untuk membantu Unpam mendirikan kampus di Kota Serang. Dengan dihantamnya ia oleh berbagai isu yang berkembang, Abbas mengaku saat ini mulai kendor untuk memperjuangkan Unpam.

    Menurutnya, antara dirinya dengan Unpam memiliki satu ikatan emosional yang telah lama terjalin, baik dengan Ketua Yayasan, maupun dengan rektor Unpam terdahulu dan rektor Unpam yang baru. Saat ini, pihaknya sedang merajut kerja sama untuk kegiatan yang positif di Provinsi Banten.

    “Saya sangat mendukung seluruh juga yang saya dengar pada saat pertemuan dengan Walikota Serang, mendukung kehadiran Unpam juga institusi lainnya yang ingin membangun Banten, ingin berkontribusi pada dunia pendidikan. Tidak ada yang menolak,” tuturnya.

    Bahkan menurutnya, penggunaan nama Universitas Sutomo untuk kampus Unpam yang ada di Kota Serang, merupakan salah satu usulan dirinya agar dalam pendirian Unpam di Kota Serang tidak terganjal oleh masalah.

    “Karena sesuai dengan aturan, melewati provinsi nanti akan mengalami kesulitan dalam legalitas. Akhirnya dorongan untuk menjadi nama Sutomo pun sebagian besar dari saya. Mungkin kalau almarhum (rektor terdahulu) masih hidup, beliau yang akan membeberkan masalah ini. Tidak berkepanjangan seperti ini, bagaimana kontribusi saya terhadap Unpam,” terangnya.

    Abbas menegaskan bahwa dirinya sangat mendukung siapa pun yang ingin berkontribusi untuk Provinsi Banten, khususnya di bidang pendidikan. Bahkan, ia mengatakan bahwa jangankan Rp150 ribu, jika ada yang bisa memberikan pendidikan tinggi gratis pun akan ia dukung. “Gratis pun saya senang sekali, bersyukur ada orang yang mau berbagi seperti pak Darsono,” ucapnya.

    Terkait dengan audiensi antara pihak APTISI dengan Walikota Serang, Abbas menuturkan bahwa bukan pihaknya yang mengajukan. Namun dirinya hanya diundang untuk melakukan audiensi dengan Walikota Serang melalui sambungan telepon.

    “Saat mendapatkan undangan hearing dengan Walikota, ingat loh ya, yang dijadwalkan oleh Walikota. Surat undangan pun saya tidak pernah menetapkan. Saya langsung di-Calling (telepon) untuk datang ke sana. Nah yang diundang itu ternyata bukan hanya pengurus APTISI saja, namun seluruh rektor dan pimpinan sekolah tinggi yang ada di Kota Serang,” katanya.

    Dalam audiensi tersebut, banyak dari rektor dan pimpinan yang menyampaikan keluhan dan rasa takut pada 5 tahun ke depan, jika Unpam hadir di Kota Serang dan menetapkan biaya yang cukup murah dibandingkan yang perguruan tinggi swasta (PTS) lainnya.

    “Ini justru saya sangat bertolak belakang yah. Saya juga minta izin ke pak Darsono, pak saya ini ikut gak? Kalau saya ikut, pasti saya ada resiko nih. Ramai seperti sekarang. Kalau saya tidak ikut, saya tidak dapat informasi apa yang menjadi keluhan mereka,” ungkapnya.

    Dari berbagai keluhan yang disampaikan oleh PTS yang hadir dalam audiensi, Abbas menuturkan bahwa Walikota Serang, Syafrudin, menjadwalkan agar dilakukan pertemuan antara Unpam dengan PTS yang hadir. Ia pun mengaku telah membocorkan informasi tersebut kepada Unpam, agar dapat bersiap menghadapi berbagai hal yang akan dilontarkan pada pertemuan itu.

    “Ini sudah saya bocorkan oleh saya, agar nanti kalau ada pertanyaan-pertanyaan serupa, pihak Unpam tidak kaget. Maka hari Sabtu tepatnya tanggal 20, kita mengadakan pertemuan terbatas. Saya, kepala lembaga LLDIKTI yaitu Profesor Umam, dan ketua APTISI pusat yaitu bapak Doktor Budi Jatmiko. Kami sudah klir tidak ada masalah, bahkan saya diminta mengawal,” jelasnya.

    Namun ia mengaku aneh, mengapa dirinya malah menjadi korban atas isu yang beredar di masyarakat. Seharusnya menurut Abbas, baik alumni maupun lainnya tetap mendukung apa yang dirinya lakukan demi membentengi pendirian Unpam di Kota Serang.

    Untuk diketahui, audiensi yang dilakukan oleh APTISI Provinsi Banten dinilai oleh banyak pihak sebagai manuver untuk menjegal kehadiran Unpam di Kota Serang. Banyak pihak yang mengecam audiensi yang dilakukan oleh APTISI tersebut.

    Sekretaris Umum HMI MPO Cabang Serang, Muhammad Izqi Kahfi, mengatakan bahwa berdasarkan hasil olah data yang dilakukan oleh pihaknya, diketahui bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT) Provinsi Banten mengalami penurunan dalam 3 tahun ke belakang.

    Kahfi menuturkan, pihaknya memaklumi ketakutan dari para pemilik PTS di Provinsi Banten dengan kehadiran Unpam yang menawarkan biaya pendidikan murah. Namun ia menegaskan, jangan sampai hal tersebut malah membuat masyarakat kehilangan kesempatan mengakses pendidikan tinggi.(DZH/PBN)

  • Mendobrak Keterbatasan, Pemulung Berprestasi yang Ingin Masuk Untirta

    Mendobrak Keterbatasan, Pemulung Berprestasi yang Ingin Masuk Untirta

    MESKI hidup dalam kondisi sangat sederhana, pelajar di Kota Serang asal Cimuncang ini ingin mengangkat derajat orangtua serta membangun rumah impian. Berbekal prestasi yang ia miliki, Muhamad Jaelani berharap dapat diterima di perguruan tinggi negeri.

    Mempunyai nilai Raport minimal rangking 3 dan beberapa piagam penghargaan lainnya, ia menjalani kegiatan sehari-hari sambil mencari barang bekas di sekitaran Rau dan Polres Serang Kota. Meskipun, saat ini masih berstatus pelajar kelas XII disalah satu sekolah negeri di Kota Serang.

    “Alhamdulillah untuk sekolah, saya digratiskan. Bahkan diberi uang saku, saya sangat bersyukur tentunya,” ujarnya kepada BANPOS, mengawali perbincangan.

    Rumah seluas 4×5 meter persegi menjadi tempatnya bernaung bersama kedua orangtuanya. Meskipun tak berubin, rumah sederhana itu menjadi hangat dengan adanya sosok ibu setengah baya, yang tak lain adalah Ida Roidah (50), ibu kandung Jaelani.

    “Tinggal sama orangtua, kalau kaka (perempuan) sudah menikah dan tinggal bareng suaminya,” katanya

    Sejak dirinya mengenyam pendidikan di sekolah dasar (SD), ia berupaya untuk belajar dalam keterbatasan. Sehingga hal dengan usahanya, ia selalu berada dalam posisi peringkat 10 besar.

    “Sewaktu SD saya masuk 10 besar, mulai dari kelas satu sampai kelas 6. Saya mulai belajar membagi waktu,” katanya.

    Jay menceritakan, sejak SD ia sudah mencari barang bekas, karena saat itu di depan rumahnya ada pengepul barang bekas. Beralamatkan di Cimuncang Cilik, ia melakukan hal tersebut agar mendapat jajan ditengah kekurangan orangtuanya.

    “Mencari barang-barang bekas di sekitaran Rau dan Polres karena saya tinggal di Cimuncang dekat jalan kereta, dan dekat juga dengan wilayah Secang,” ungkapnya

    Menghilangkan rasa gengsi, Jay kerap kali menjajakan dagangan para guru di sekolah. Awalnya, ia menjual gorengan yang dibuat oleh ibunya.

    “Tapi karena keterbatasan ekonomi, ibu ngga sanggup buat bikin gorengan lagi. Kadang saya menjual dagangan dari guru,” katanya.

    Ia mengaku sangat bersyukur sewaktu SD sama sekali tidak mengeluarkan biaya untuk bayaran sekolah. Sehingga ia terus memantapkan diri agar tidak malas belajar.

    “Sejak dari SD tidak ada bayaran,” ucapnya.

    Walau harus membagi waktunya antara belajar, bekerja dalam hal ini membantu orangtua, memasuki pendidikan tingkat menengah, ia kemudian diterima di SMP Negeri 4 Kota Serang. Saat itu, Jay terus meningkatkan waktu belajarnya dan menghasilkan ia berada dalam lingkaran prestasi tiga besar.

    “Kelas satu sampai kelas tiga, alhamdulillah masuk tiga besar. Untuk mempertahankan itu lumayan, karena saingannya lumayan berat,” terangnya.

    Memulai pagi dengan ibadah sholat subuh, ia kemudian bergegas membantu kedua orangtuanya bersih-bersih sampai mencari barang bekas. Dilanjutkan berangkat ke sekolah, ia sama sekali tidak mengeluh dengan keadaan.

    “Saya harus semangat agar cita-cita saya tercapai,” ujarnya, optimis.

    Walau digratiskan sekolah, ia tak ingin mengecewakan kedua orangtuanya. Jay menceritakan bahwa kedua orangtuanya mendukung dirinya dalam hal pendidikan, meski tak dapat membiayai secara utuh.

    “Kalau orangtua, bapak kerja di Pasar Lama. Memperbaiki barang-barang rusak, service gitu,” katanya.

    Memasuki sekolah menengah atas, ia diterima di salah satu sekolah favorit di Kota Serang. Sekolah yang banyak diminati para remaja hingga kini, yaitu SMKN 2 Kota Serang dengan kompetensi keahlian Desain Permodelan dan Informasi Bangungan.

    “Alhamdulillah dapat sekolah di sekolah bagus dan saya kembali berusaha keras belajar. Walaupun memang semakin sibuk, tapi saya harus tetap mempertahankan prestasi sebelumnya,” ungkap Jay.

    Ditengah kesibukannya mempersiapkan ujian akhir pada tanggal 5 April 202, ia didaftarkan oleh gurunya ke sebuah universitas melalui jalur SNMPTN. Jay mengatakan bahwa pengumuman tanggal 22 Maret 2021 ini membuatnya sedikit tidak sabar dan berdoa dengan segala harapnya m

    “Semoga dapat kesempatan untuk kuliah, walaupun tidak si luar Banten. Minta doanya ya ka,” katanya.

    Ditengah pandemi Covid-19, sekolah daring menjadi pilihan setiap sekolah. Sehingga, mau tidak mau, Jay pun harus mengikuti aturan sekolah dengan belajar melalui handphone yang ia beli dengan kondisi yang sudah tidak mulus lagi.

    “Selama pandemi belajar pakai zoom. Kalau pagi sekolah, ngerjain tugas dan lanjut mencari barang bekas,” tuturnya.

    Jay mengaku bahwa dirinya selalu semangat dalam mengikuti pembelajaran. Terkadang, ia terpaksa izin kepada guru saat proses kegiatan belajar melalui zoom meeting itu berlangsung.

    “Kalau ngga ada internet, saya harus berusaha mencari tambahan uang untuk beli kuota. Alhamdulillah waktu itu saya dapat pulsa Rp150.000 dari instansi karena ikut semacam seminar,” ungkapnya dengan ekspresi bahagia.

    Walaupun tidak mendapatkan subsidi kuota dari pemerintah karena kartu yang sebelumnya ia pakai hilang, ia tetap mengikuti pembelajaran seperti biasa, walau harus menghemat kuota internet agar terpakai lebih lama. Jay menggunakan selembar banner putih ukuran 2×2 meter yang dipaku di dinding sebagai latar saat ia mengikuti kegiatan belajar.

    “Alhamdulillah lancar terus kalau belajar. Ngga pakai laptop karena ngga punya, saya mengandalkan buku-buku saja untuk mengerjakan tugas-tugas,” katanya.

    Berbeda dengan remaja kebanyakan, setiap harinya, mulai pagi hingga menjelang tidur, remaja dengan senyum ramah yang selalu menghiasi bibirnya ini tak ingin menghabiskan waktunya untuk hal yang sia-sia. Ketika selesai waktu belajar, ia pun membantu kedua orangtuanya mulai dari mencari barang rongsokan, menjadi pesuruh untuk menyapu di Rumah Tetangga, serta terkadang membantu Ustad mengajar mengaji sudah jadi rutinitasnya.

    “Cita-cita saya ngga neko-neko, saya ingin menaikkan derajat orangtua dan bisa membangun rumah,” ungkapnya.

    Jay menceritakan pengalamannya yang membuatnya terkesan hingga hari ini. Sewaktu ia mencari barang bekas, ia menemukan sebuah cincin emas yang ternyata laku dijual seharga Rp500.000.

    Ia pun kemudian dengan girangnya membelanjakan hasil jual cincin itu untuk memenuhi stok dapur rumah yang belum diplester itu. Sebab, ada masa di mana ia pernah kehabisan stok makanan, namun ia masih tetap bersyukur karena selalu diberikan kesehatan.

    “Seneng banget, rejeki yang ngga diduga-duga. Seperti biasa saya mencari barang bekas di belakang Polres, saya sempat kaget kok ada cincin, tapi setelah diteliti dan katanya ini asli,” katanya.

    Namun dibalik keceriaannya, ia pernah mengalami masa dimana keluarga benar-benar merasa tak mampu bertahan. Ia mengaku sedih, karena selama satu tahun ayahnya, Andono (51) terserang stroke.

    “Bapak sempat stroke satu tahun. Saat itu saya sangat bingung dan sibuk mengurus bapak, sekolah sambil terus kerja. Mamah sudah tidak lagi jualan, dan saya rasa itu masa paling sulit bagi saya,” ujarnya sendu.

    Ia dikenal sebagai siswa yang aktif di SMK Negeri 2 Kota Serang. Hampir semua jenis ekstrakurikuler, diikuti mulai dari Paskibra yang membawanya lomba di berbagai kota. Selain itu, Jay juga aktif di organisasi pusat informasi konseling remaja (PIK-R) serta lomba di bidangnya.

    “Kalau saya nggak bisa diam saja, kalau saya bisa ikuti semua organisasi, saya ingin ikut semuanya. Tapi alhamdulillah dengan ikut organisasi, saya bisa ikut lomba ke berbagai kota dan menyumbang prestasi untuk sekolah,” tuturnya.

    Untuk saat ini, Jay berharap dengan segala kekurangan yang ada, semangat belajar tidak terputus dan dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri serta menjadi orang yang berhasil. Hal dimungkinkan bisa menjadi contoh untuk para generasi lainnya, bahwa Kekurangan itu bukan alasan atau halangan untuk mewujudkan cita-cita dan impian.

    “Saya selalu optimis, dan saat ini saya sudah didaftarkan oleh guru saya di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) di dua jurusan yaitu teknis sipil dan ilmu administrasi Publik,” ungkapnya.

    Diakhir ia mengatakan, ingin dipermudah urusannya dalam mengenyam pendidikan lebih baik lagi. Anak bungsu dari pasangan asli warga Kota Serang ini berharap mendapatkan beasiswa dan ada peran Pemerintah untuk menyemangati dan menjembatani generasi muda agar bisa duduk di bangku kuliah.

    “Semoga saya diterima di Untirta, dan dimudahkan segala urusannya,” tandas putra bungsu Andono ini mengakhiri percakapan.

    Sang ibu, Ida, selalu mendukung kegiatan positif yang dilakukan putranya. Selagi itu tidak melenceng, kata Ida, ia mendoakan agar Jay diberi kesehatan dan diberi kesabaran.

    “Anaknya (Jay) ini baik, dia nurut. Kerjaan apa saja dilakukan, bahkan nyapu rumah tetangga walaupun ngga besar bayarannya,” ungkapnya.

    Ida mengaku, ia dan suami berusaha keras supaya Jay masuk perguruan tinggi negeri. Sehingga Jay tidak lagi merasakan hal yang sama ketika dirinya dan suami hidup di rumah bilik yang kini sudah bertembok batu bata.

    “Ibu mah selalu berdoa agat Jaelani hidup lebih baik. Jangan sampai merasakan susah seperti dulu, alhamdulillah tetehnya (kaka Jay) juga lulus SMA. Ibu berusaha semaksimal mungkin agat Jay terus lanjut kuliah, bagaimanapun caranya,” tandas Ida. (MUF)

  • KITA Kompeten Komitmen Tingkatkan Kualitas SDM Banten

    KITA Kompeten Komitmen Tingkatkan Kualitas SDM Banten

    PERIODE Februari 2019 angka pengangguran di Banten sebanyak 8,01 persen dan menjadi tertinggi di Indonesia.

    Pada Agustus 2019 TPT (pengangguran terbuka) Banten juga menjadi yang tertinggi dengan angka 8.11 persen. Pada Agustus 2020, ada penambahan 171 ribu warga menganggur terkena dampak pandemi, sehingga total pengangguran di Banten sebanyak 661 ribu orang atau 10,64 persen.

    Dari sisi prosentase dan peringkat, pengangguran di Banten pada tahun 2020 turun ke urutan kedua setelah DKI Jakarta, tapi secara jumlah meningkat dari 489,8 ribu pada Agustus 2019, menjadi 661 ribu pada agustus 2020.

    Selain menggambarkan ada penambahan 171 ribu pengangguran akibat pandemi, dampak Covid-19 juga mempengaruhi dan mengancam 5,5 juta orang yang bekerja, termasuk 29 ribu yang bukan angkatan kerja seperti ibu rumah tangga.

    Dalam menyelesaikan permasalahan terkait pengangguran dan juga untuk peningkatan kemampuan para pencari kerja agar sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri, Pemerintah Pusat menggulirkan program Kartu Prakerja.

    Pada survei Badan Pusat Statistik pada bulan Agustus 2020 menyatakan sebanyak 88,92 persen penerima manfaat Kartu Prakerja dapat meningkatkan keterampilan mereka seusai menyelesaikan pelatihannya.

    Selain itu, sebanyak 81,24 persen penerima Kartu Prakerja mengatakan uang insentif yang diberikan pemerintah setelah mereka menyelesaikan pelatihan dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, memulai usaha baru, dan dijadikan tabungan selama masa pandemi Covid-19.

    Sementara itu, hasil survei evaluasi yang dilakukan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja menemukan 35 persen penerima manfaat yang pada bulan Februari 2020 kemarin masih menganggur telah berhasil mendapatkan pekerjaan atau berwirausaha.

    Salah satu lembaga pelatihan yang fokus terhadap peningkatan kemampuan (skill) bagi Sumber Daya Manusia (SDM), KITA Kompeten menyatakan bahwa pihaknya akan turut serta bergotong royong untuk menyelesaikan permasalahan SDM tersebut.

    Untuk di Banten sendiri, KITA Kompeten juga telah hadir dan berusaha berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada tersebut.

    Kepada BANPOS, Founder KITA Kompeten, Ilham Rahmanto menyatakan, program Kartu Prakerja ini sebenarnya membuktikan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM para pencari kerja.

    “Pemerintah punya program prakerja untuk mempersiapkan tenaga kerja angkatan baru dan juga sebagai sarana untuk masyarakat meningkatkan kemampuannya. Jadi orang yang di PHK jika ikut program prakerja dapat meningkatkan skill, kemudian harapannya, dengan skill tersebut dapat siap bekerja kembali,” jelas pria yang juga merupakan warga Tangerang tersebut.

    Dalam mengikuti program Kartu Prakerja ini, ia memberikan beberapa tips kepada para peserta agar dapat lebih merasakan dampak programnya.

    “Agar skill tersebut benar-benar terasah, maka para peserta harus ikut pelatihan di lembaga yang memiliki kompetensi,” tegasnya.

    Salah satu ciri dari lembaga yang memiliki kompetensi adalah dengan telah tersertifikasi.
    KITA Kompeten sendiri, adalah lembaga pelatihan yang tersertifikasi ISO.⁣ ⁣

    “Pelatihannya pun berbasis Kompetensi SKKNI, materinya berkualitas dan mudah dipahami, belajar dengan tutor yang professional, serta dapat bergabung di grup internal dan berkesempatan ikut penyaluran kesempatan kerja di klien-klien KITA Kompeten,” paparnya.

    Untuk di Kartu Prakerja, KITA Kompeten memiliki dua pelatihan yang dapat diikuti. Yang pertama adalah, pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Yang kedua adalah pelatihan Bahasa Inggris.

    “Kedepannya, akan ada beberapa program tambahan yang disiapkan, seperti pelatihan bahasa Jepang, kelas pengembangan diri, kelas kreatifitas, kelas house keeping untuk perhotelan, kelas untuk human resources dan lainnya,” jelas alumni SMA 3 Kota Tangerang ini.

    Sebagai warga Banten, ia berharap, hadirnya KITA Kompeten dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas masyarakat Banten. Untuk dapat mengetahui lebih lanjut, masyarakat dapat mengakses situs kitakompeten.id (PBN)

  • Ini Kata Unpam Soal Biaya Kuliah Murah

    Ini Kata Unpam Soal Biaya Kuliah Murah

    SERANG, BANPOS – Pihak Universitas Pamulang (Unpam) menegaskan bahwa pembangunan kampus jauh di Kota Serang benar-benar hanya untuk membantu masyarakat ekonomi lemah, untuk mengakses pendidikan tinggi. Bahkan jika perlu, Unpam tidak akan menerima calon mahasiswa dari masyarakat ekonomi kuat.

    Rektor Unpam, Nurzaman, mengatakan bahwa kehadiran Unpam sejak awal mula didirikan memang bertujuan untuk membantu masyarakat dengan ekonomi rendah, untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi. Sebab, banyak dari pelajar yang tidak melanjutkan pendidikan, lantaran faktor ekonomi.

    “Sasaran kami adalah, orang-orang yang kurang mampu secara ekonomi dan akademik. Karena berdasarkan hasil observasi kami, ternyata banyak lulusan SMA yang tidak melanjutkan kuliah. Karena faktor tidak cukup uang untuk kuliah,” ujarnya saat diwawancara usai menggelar sosialisasi pembukaan Unpam Serang dengan nama Universitas Sutomo, Rabu (17/3).

    Terkait dengan adanya keberatan yang disampaikan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Provinsi Banten mengenai biaya dan meminta Unpam untuk menyesuaikan besarannya, ditolak oleh pihak Unpam. Sebab, jika besaran biaya dinaikkan, maka tujuan awal pendirian Unpam tidak dapat terealisasi.

    “Saya paham pihak APTISI tidak setuju kalau terlalu murah. Tapi gini, apabila SPP dinaikkan, maka masyarakat marjinal tidak dapat kuliah lagi. Kan sama saja niat kami tidak kesampaian,” tuturnya.

    Ia mengatakan, dengan lanjutnya pendidikan masyarakat ekonomi lemah hingga ke jenjang pendidikan tinggi, maka diharapkan mampu membangkitkan kondisi ekonomi. Sebab menurutnya, dengan gelar sarjana yang dimiliki, minimal masyarakat dapat lebih mandiri ke depannya.

    “Kalau dinaikkan, yang miskin akan terus mewariskan kemiskinan. Dengan pendidikan, keterampilan, dengan ilmu pengetahuan, masyarakat dapat bangkit ekonominya. Kalau sudah lulus sarjana, sejelek-jeleknya itu mereka tetap bisa mandiri dan berguna bagi masyarakat,” terangnya.

    Ketua Yayasan Sasmita Jaya, Darsono, mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah mengharapkan keuntungan dari penyelenggaraan pendidikan tinggi. Sebab, niat awal dari pihaknya hanya ingin membuka akses bagi masyarakat ekonomi lemah untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi.

    “Jadi semuanya ada akses pendidikan. Semua bisa berkuliah. Kalau kami buat biayanya mahal, yang bisa berkuliah hanya orang kaya. Orang kaya itu tidak perlu dibantu. Mereka bisa mencari sendiri. Tapi kalau yang lemah ini tidak dibantu, maka selamanya akan lemah,” ujarnya.

    Bahkan ia menegaskan, jika memang APTISI keberatan dengan biaya Unpam yang murah, maka pihaknya tidak akan segan untuk membuat pengumuman bahwa orang berekonomi kuat dilarang berkuliah di Unpam.

    “Nah nanti kami buat spanduk saja, orang kaya dilarang masuk ke Universitas Sutomo (Unpam). Universitas Sutomo hanya untuk orang-orang yang memiliki keterbatasan,” tandasnya sembari tertawa. (DZH)

  • Ditolak APTISI, Unpam Serang Tetap Buka Penerimaan Mahasiswa

    Ditolak APTISI, Unpam Serang Tetap Buka Penerimaan Mahasiswa

    SERANG, BANPOS – Meskipun mendapatkan penolakan dari Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Banten, pihak Unpam terlihat tak bergeming. Sebab, Unpam tetap menggelar pembukaan penerimaan mahasiswa baru (PMB), dengan mengundang 40 pesantren yang ada di Kota Serang dan sekitarnya.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, Unpam Serang tidak menggunakan nama kampus induknya yakni Unpam. Namun, mereka menggunakan nama Universitas Sutomo.

    Sayangnya, pelaksanaan pembukaan PMB itu berlangsung tertutup dengan alasan protokol kesehatan. Saat ini, undangan dari pesantren-pesantren sedang menjalani rapid test antigen.

    Salah satu penjaga gerbang mengatakan, pelaksanaan pembukaan mahasiswa baru tersebut mengundang sebanyak 40 pesantren. Untuk saat ini, hanya pengasuh pesantrennya saja yang diundang.

    “Iyah ada 40 pesantren yang saat ini diundang untuk sosialisasi pembukaan PMB. Yang hadir hanya kepala pesantrennya saja,” ujarnya kepada BANPOS, Rabu (17/3).

    Ia menuturkan, informasi mengenai penolakan atas kehadiran Unpam di Kota Serang memang telah santer terdengar. Namun menurutnya, Unpam tidak bergeming lantaran kehadiran Unpam untuk membantu masyarakat yang ingin mengecap pendidikan tinggi.

    “Iyah kapan lagi ada kampus yang biayanya terjangkau kan. Ini juga untuk membantu masyarakat yang ingin berkuliah,” katanya.

    Dalam banner yang tertera, diketahui bahwa biaya kuliah di Universitas Sutomo per bulannya sebesar Rp150 ribu atau per semesternya sebesar Rp900 ribu.

    Untuk diketahui, rencana pembangunan kampus jauh Unpam di Kota Serang kembali mendapat rintangan. Setelah sebelumnya dirintangi oleh isu penabrakan atas aturan bangunan gedung, kali ini Unpam dirintangi oleh penolakan APTISI Provinsi Banten.

    Perwakilan dari APTISI melakukan audiensi dengan Walikota Serang, Syafrudin, untuk meminta orang nomor satu di Kota Serang itu menjadi mediator antara APTISI dengan pihak Unpam. Mediasi dilakukan agar tidak ada ketimpangan biaya kuliah antara Unpam dengan perguruan tinggi swasta (PTS) lainnya yang ada di Kota Serang.

    Ketua APTISI Provinsi Banten, Abbas Sunarya, mengatakan bahwa audiensi yang pihaknya lakukan untuk menyampaikan aspirasi PTS yang ada di Provinsi Banten, mengenai rencana pembangunan kampus Unpam di Kota Serang.

    Namun ia membantah bahwa kehadiran pihaknya untuk ‘menjegal’ Unpam agar tidak bisa beroperasi di Kota Serang. Sebab, saat ini tidak ada aturan yang membatasi dan melarang pendirian PTS di Indonesia.

    Ia juga membantah bahwa upaya yang dilakukan oleh pihaknya berkaitan dengan persaingan bisnis. Menurutnya, hal itu murni merupakan upaya menjaga kualitas pendidikan.

    “Saya kira tidak ada yah. Kita bebas yah, kita mendukung siapa pun dapat berinvestasi di Kota Serang atau daerah lain. Namun jangan sampai ketika sudah ada perguruan tinggi lain, dengan kehadiran yang baru yang lain jadi hancur,” tandasnya. (DZH)

  • Babay Ajak Guru dan Wali Murid Bersinergi Cegah Kenakalan Pelajar

    Babay Ajak Guru dan Wali Murid Bersinergi Cegah Kenakalan Pelajar

    PERISTIWA sekelompok pemuda yang melakukan pemblokiran jalan dan memamerkan senjata tajam menjadi sorotan berbagai pihak. Peristiwa yang melibatkan pemuda usia pelajar itu dinilai mampu dicegah dengan adanya sinergi antara guru dengan wali murid.

    Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi II pada DPRD Kota Serang, Babay Sukardi. Politisi asal Partai Gerindra itu mengatakan, salah satu faktor terjadinya peristiwa tersebut kemungkinan besar akibat kurangnya aktifitas para pelajar, selama pembelajaran daring.

    Menurutnya, peran wali murid saat ini menjadi semakin penting. Sebab, para pelajar di masa pandemi lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, karena pembelajaran tatap muka masih belum kembali dilaksanakan.

    “Jangankan di masa Covid-19, pada saat normal juga sebenarnya peran wali murid sangat penting untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan kenakalan seperti yang kemarin terjadi,” ujarnya kepada BANPOS.

    Dengan demikian, sinergi antara guru dengan wali murid perlu terus ditingkatkan. Guru sebagai tenaga pendidik dapat memberikan tugas yang relevan dengan kondisi saat ini, seperti membantu orang tua di rumah dan lain sebagainya.

    “Dan wali murid melakukan pendampingan juga di rumah. Itu saya rasa sangat efektif untuk mencegah kenakalan pelajar. Jadi memang partisipasi yang tinggi dari wali murid sangat kami harapkan saat ini,” tandasnya. (DZH)

  • Wida Ampiany Dorong GJ’45 Tingkatkan Potensi Wisata di Kota Serang

    Wida Ampiany Dorong GJ’45 Tingkatkan Potensi Wisata di Kota Serang

    KOTA Serang memiliki potensi yang besar dalam hal wisata, khususnya edukasi sejarah. Sehingga revitalisasi Gedung Juang 45 merupakan langkah yang tepat dari Pemkot Serang, untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi tersebut.

    Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi II pada DPRD Kota Serang, Wida Ampiany. Ia mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi revitalisasi Gedung Juang 45 sebagai destinasi wisata edukasi sejarah.

    “Kami sangat mengapresiasi dan menyambut baik revitalisasi Gedung Juang 45 ini yang dilakukan Pemkot Serang. Selain menjaga nilai-nilai orisinalitas gedung bersejarah di Banten, ini juga memberikan nilai tambah sehingga Gedung Juang berfungsi sebagai perpustakaan dan museum sejarah,” ujarnya.

    Politisi asal Partai Golkar itu mengatakan, dengan diresmikan Gudang Juang 45 beberapa waktu yang lalu, visi-misi Walikota maupun Wakil Walikota Serang dapat terwujud dengan menjadikan Kota Serang berdaya dan berbudaya.

    Menurutnya, keberadaan Gedung Juang 45 inipun diharapkan bisa menjadi sarana edukasi dan heritage tourism di Kota Serang, lantaran gedung tersebut berdiri di lokasi strategis, yakni di tengah-tengah Kota Serang.

    “Semoga bisa menarik turis lebih banyak lagi. Tinggal penataan di halaman parkir yang perlu dirampungkan. Dan Gedung Juang 45 juga bisa dijadikan destinasi wisata bersejarah di Banten ini,” tandasnya. (DZH)

  • Alumni Gelar Investigasi Kasus Mapalaut, Berikut Ini Hasilnya

    Alumni Gelar Investigasi Kasus Mapalaut, Berikut Ini Hasilnya

    SERANG, BANPOS – Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Untirta mengklaim telah melakukan investigasi mandiri atas kasus meninggalnya Fadli Abdi Sudrajat, yang meninggal usai mengikuti Diklat UKM Mapalaut. Hasilnya, disebutkan bahwa Rektor Untirta tidak salah dalam peristiwa tersebut.

    Ketua Umum IKA Untirta, Asep Abdullah Busro, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan serangkaian investigasi atas peristiwa meninggalnya Fadli. Pihaknya juga melakukan klarifikasi kepada pihak rektorat, untuk meminta keterangan dari pihak Untirta.

    Hadir dalam forum klarifikasi tersebut Wakil Rektor 2 Untirta, Kurnia Nugraha; Wakil Rektor 3 Untirta, Suherna dan Wakil Rektpr 4 Aceng Hasani. Rektor Untirta, Fatah Sulaeman, tidak hadir dalam forum klarifikasi lantaran sedang berada di Jakarta, namun turut memberikan klarifikasi melalui sambungan telepon.

    “Klarifikasi pada pokoknya menyatakan bahwa pihak rektorat pada masa pandemi Covid-19 telah melarang kegiatan mahasiswa tatap muka (offline) dan pihak rektorat tidak pernah menerima surat pemberitahuan mengenai kegiatan Diklatsar Mapalaut tersebut,” ujar Asep dalam rilis yang diterima BANPOS, Kamis (11/3).

    Berdasarkan kajian dari hasil investigasi dan klarifikasi yang pihaknya lakukan, Asep mengklaim bahwa pihak rektorat tidak bersalah dalam kasus yang merenggut nyawa mahasiswa FKIP Untirta tersebut.

    “Pihak Rektorat Untirta tidak terbukti melakukan kelalaian dan pelanggaran peraturan hukum apapun serta terbukti telah menerapkan pembinaan kegiatan kemahasiswaan dengan baik sebagaimana mestinya,” katanya.

    Asep pun menyatakan bahwa IKA Untirta mendukung langkah yang diambil oleh pihak rektorat dengan membekukan sementara UKM Mapalaut. Selain itu ia juga meminta agar pengawasan terhadap kegiatan kemahasiswaan dapat ditingkatkan.

    “IKA Untirta mendukung kebijakan Rektor Untirta yang menginstruksikan langkah pembekuan sementara kegiatan Mapalaut serta mengimbau Rektorat melakukan peningkatan pengawasan seluruh kegiatan mahasiswa Untirta, agar memastikan tidak terulang terjadinya peristiwa serupa,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan, puluhan mahasiswa Untirta menggelar doa bersama atas meninggalnya almarhum Fadli Abdi Sudrajat, usai pulang mengikuti diklat UKM Mapalaut di Pandeglang. Doa bersama tersebut sekaligus merupakan ritual 7 harian pasca-meninggalnya almarhum. (DZH)