Kategori: PENDIDIKAN

  • Sebaran Covid-19 Meningkat, Siswa di Pandeglang Kembali Belajar di Rumah

    Sebaran Covid-19 Meningkat, Siswa di Pandeglang Kembali Belajar di Rumah

    PANDEGLANG, BANPOS – Belajar tatap muka di sekolah tingkat SD dan SMP yang sudah diizinkan Pemda Pandeglang sejak 10 Agustus 2020 lalu, kembali dihentikan mulai hari ini, Jumat (4/9/2020).

    Artinya, siswa yang sudah merasakan belajar secara tatap muka sekitar 3 minggu, kembali harus belajar secara Daring atau Belajar Dari Rumah (BDR).

    Hal ini dikatakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang, Taufik Hidayat, ia mengatakan, bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang telah mengeluarkan surat edaran bernomor 420/1819-Dikbud/2020, tertanggal 3 September 2020. Perihal himbauan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan Home Visit itu, ditujukan kepada seluruh Kepala Satuan Pendidikan se-Kabupaten Pandeglang.

    “Dalam surat edaran itu, munculnya peningkatan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Pandeglang, yang menjadi dasar pertimbangannya itu adalah zona oranye. Maka dengan zona seperti itu, mau tidak mau Kepala Dinas Pendidikan ingin selamat gurunya, ingin selamat muridnya, dan juga ingin selamat masyarakatnya. Untuk itu, dengan sangat terpaksa, kami harus mengembalikan pembelajaran di rumah kembali,” katanya kepada BANPOS.

    Taufik juga menambahkan bahwa pihaknya telah memberikan imbauan kepada seluruh sekolah negeri dan swasta, baik Sekolah Dasar, maupun Sekolah Menengah Pertama.

    “Imbauan pelaksanaan belajar jarak jauh (Daring) untuk sekolah negeri dan swasta baik formal dan non formal, berlaku mulai hari Senin besok, sampai batas waktu yang belum ditentukan. Itu untuk sekolah yang dibawah kewenangan Dinas Pendidikan,” terangnya.

    Ia menuturkan, untuk sekolah urusan keagamaan, harus langsung menghubungi Kanwil Depag.

    “Kalau sekolahnya tentang keagamaan, bisa langsung tanya ke Kanwil Depag. Karena itu bukan ranah Dinas Pendidikan, itu ranahny Departemen Agama,”

    Dalam surat edaran yang ditandatangani Kadisdikbud Taufik Hidayat, juga meminta kepala sekolah agar membagi peran dan tugas masing-masing guru untuk melaksanakan home visit.

    Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Pandeglang, Anas Subarnas mengatakan, meskipun terbitnya surat edaran kembali BDR itu dinilai mendadak, namun pihak sekolah mengaku tetap dapat melaksanakannya.

    “Kami terima surat edaran itu Kamis siang. Meski terkesan mendadak, kami bisa melaksanakannya karena di sekolah memiliki grup orang tua siswa yang bisa dihubungi. Hari ini, di sekolah kami sudah tidak ada kegiatan belajar mengajar,” tandasnya.

    Untuk diketahui, bahwa mulai hari Senin, Sekolah Paud, Tk, SD, dan SMP, harus belajar di rumah (Daring).(CR-02/PBN)

  • Bangun Solidaritas Pemuda Tetap Produktif Ditengah Pandemi

    Bangun Solidaritas Pemuda Tetap Produktif Ditengah Pandemi

    SERANG, BANPOS – Gerakan Pramuka Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) mengadakan kegiatan Dialog Pemuda Nasional secara daring dalam rangka Refleksi HUT Pramuka dan Dirgahayu Republik Indonesia tahun 2020.

    Dalam kegiatan tersebut, diangkat tema ‘Solidaritas Pemuda Untuk Tetap Produktif di Era Pembiasaan Baru.’ Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada aplikasi google meet dan live streaming melalui kanal YouTube BANPOS TV.

    Kegiatan tersebut menghadirkan pembicara, tokoh pemuda milenial, Ketua Bidang Pemberdayaan Minat dan Bakat Pemuda Rumah Milennials, yang juga merupakan Purna Ketua Dewan Kerja Nasional, Yudha Adyaksa.

    Pemateri lainnya adalah Anggota Bidang Penelitian dan Evaluasi Dewan Kerja Nasional Gerakan Pramuka, Ahmad Syaifullah, dan Bendahara Dewan Kerja Daerah Gerakan Pramuka Banten, Saefullah.

    Ketua Gugus Depan Gerakan Pramuka Untirta, Suwaib Amiruddin menyatakan, maksud tema kegiatan adalah sebagai bentuk kepedulian pramuka terhadap kondisi bangsa hari ini sehingga menjadi solusi dari permasalahannya.
    “Kita sama-sama membangun solidaritas dengan rasa kekeluargaan, kebersamaan dan gotong royong guna memberikan solusi dari permasalahan dengan aktifitas produktif,” jelas akademisi Untirta ini.

    Sementara itu, Ketua Dewan Racana Sultan Ageng Tirtayasa Gerakan Pramuka Untirta, Yoga Rhomana menambahkan, tujuan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan semangat pemuda untuk tetap produktif di masa pandemi.

    “Menumbuhkan rasa solidaritas pemuda dalam mencintai negeri dengan berbagai kegiatan produktif, serta berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang produktifitas pemuda saat ini, agar tetap bermanfaat untuk orang lain.” Kata Yoga .

    Kegiatan dialog interaktif yang terbagi dalam 3 sesi dengan topik pembicaraan berbeda ini berjalan dengan lancar dengan penuh antusias peserta yang terdiri dari berbagai wilayah di Indonesia.
    Salah seorang peserta asal Denpasar, Bali, Rosmayana berharap kegiatan tersebut tidak hanya dilaksanakan sekali saja, namun dapat terus berkelanjutan dan dapat diterapkan dalam kehidupan yang saat ini sedang dalam masa pandemi.

    “Semoga dengan kegiatan ini bisa memotivasi semua kalangan pemuda terutama kaum Milenial untuk tetap produktif, walaupun banyak kegiatan yang terbatas, tetapi tidak mengurangi pemberian manfaat yang luas,” tandasnya.(RLS)

  • Belajar Tatap Muka Kota Serang Dibatalkan

    Belajar Tatap Muka Kota Serang Dibatalkan

    SERANG, BANPOS – Setelah dua hari menjalankan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka, Pemkot Serang pun membatalkan kebijakan tersebut. Hal ini menyusul meningkatnya status Kota Serang dari zona kuning, menjadi zona oranye.

    Demikian disampaikan oleh Kepala Dindikbud Kota Serang, Wasis Dewanto. Melalui pesan WhatsApp, Wasis menuturkan bahwa pembatalan tersebut akibat dari perubahan status Kota Serang per 19 Agustus kemarin.

    “Karena update zona Kota Serang per 19 Augstus 2020 (menjadi) zona oranye, maka kami menunda sementara pembelajaran tatap muka, sampai zona kembali menjadi hijau atau kuning,” ujarnya kepada BANPOS, Kamis (20/8).

    Menurutnya dengan adanya perubahan status tersebut, maka pihaknya harus mengambil langkah untuk membatalkan KBM tatap muka, dan kembali menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR).

    Wasis mengaku bahwa pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan Gugus Tugas penangan Covid-19 Kota Serang, untuk membahas terkait dengan kelanjutan KBM tatap muka.

    “Pak Wali selaku Ketua Gugus melihat update zona Kota Serang menjadi oranye menyampaikan kepada kami untuk menunda pembelajaran tatap muka dan Surat Edaran Kadindik sebagai dasar menunda Pembelajaran Tatap Muka dimasa pandemi Covid-19, sudah disampaikan kepada semua sekolah,” tandasnya.(DZH)

  • IKAPTK Gebrak Masker, Walikota dan Wakil Walikota Serang : Ini Contoh yang Baik

    IKAPTK Gebrak Masker, Walikota dan Wakil Walikota Serang : Ini Contoh yang Baik

    SERANG,BANPOS- Tidak seperti kebiasaan yang dilakukan oleh banyak orang dalam menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK) Provinsi Banten dan Kota Serang punya cara sendiri dalam menyambut hari besar tersebut.

    Salah satunya dengan menggelar kegiatan bakti sosial berupa pembagian masker kepada masyarakat se-Kota Serang dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75.

    Pembagian masker tersebut merupakan gerakan nasional yang dilakukan oleh alumni lulusan APDN-STPDN-IPDN di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    “Kegiatan ini dilakukan dari sabang sampai marauke oleh kami (lulusan APDN-STPDN-IPDN,red) namanya Gebrak Masker, Gerakan Bersama Pakai Masker. Jadi engga cuma di kota serang atau banten aja ya. Kebetulan untuk kota serang terpusat di wilayah kasemen bareng rekan-rekan ikaptk provinsi banten dan PKK juga,” kata salah satu pengurus IKAPTK Kota Serang, Rizki Ikhwani, saat ditemui di Kawasan Banten Lama, Senin (17/8/2020).

    Rizki mengatakan, kegiatan Gebrak Masker merupakan bentuk pengabdian IKAPTK dalam menghadapi virus corona dan juga menjalankan amanah Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang menggagas Gerakan Sejuta Masker.

    “Yang melatarbelakangi kegiatan ini bukan hanya keprihatinan kami terhadap wabah corona saja, selain itu amanah bapak presiden terhadap gerakan sejuta masker juga yang menginisiasi kami untuk melaksanakan kegiatan ini,”ungkapnya.

    “Lagi krisis begini kalau bukan kita siapa lagi, engga usah saling tunjuk hidung lah ini tanggung jawab bersama. Cukup berbuat walau kecil engga perlu menghujat, selagi itu baik untuk kepentingan bersama kenapa engga mending kita berbuat sajalah untuk masyarakat,”lanjut pria yang juga bekerja di Diskominfo Kota Serang ini.

    Menurut rizki, sudut pandang terhadap kesadaran masyarakat akan penggunaan masker harus dirubah menjadi kebutuhan bukan lagi sekedar kewajiban. Sehingga penggunaan masker bisa menjadi kebiasaan yang harus selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

    “Gini yah, kita ubah dulu mindsetnya kata wajib masker itu harus beralih menjadi butuh masker. Jadi, ketika masyarakat menganggap masker itu suatu kebutuhan sudah barang tentu masker itu sendiri menjadi hal yang penting untuk digunakan. Kayak gini deh contoh simpelnya, kita pergi ke luar rumah nih udah pasti pakai baju dan celana dong begitupun dengan masker jadi bukan karena terpaksa pakai,” ucapnya.

    “Apalagi kota serang statusnya masih zona kuning, kurun waktu seminggu kebelakang aja masih ada kasus baru yang dilaporkan, jadi kebutuhan masker pun masih harus kita edukasikan secara masif,”tuturnya.

    Sementara hal senada dikatakan Koordinator Lapangan Gerakan Bersama Pakai Masker (GEBRAK MASKER) Kota Serang, Tb. A Teguh menjelaskan tujuan dari gebrak masker adalah untuk memasifkan penggunaan masker bagi masyarakat.

    “Tujuannya agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Tadi liat sendirikan masih banyak masyarakat yang belum pakai masker terutama para nelayan dan warga sekitar,”Katanya.

    Teguh berharap kegiatan ini dapat memberi dampak yang baik dalam menghadapi pandemi virus corona yang memwabah di seluruh dinia.

    “Kami harap melalui kegiatan ini masyarakat tetap terjaga kesehatannya di tengah transisi era new normal. Semoga masyarakat tetap konsisten dalam mengikuti anjuran pemerintah,” ucap pria yang juga menjabat sebagai Kabag Umum Sekretariat DPRD Kota Serang.

    Menanggapi kegiatan tersebut, Walikota Serang Syafrudin turut mengapresiasi gerakan yang di gagas oleh para lulusan APDN-STPDN-IPDN ini. Walikota serang berharap agar masyarakat tetap patuh terhadap protokol kesehatan.

    “Atas nama pribadi dan Pemerintah Kota Serang saya apresiasi kegiatan Gebrak Masker. Ini menandakan adanya bukti sinergi yang baik semoga masyarakat tetap konsisten dalam mematuhi protokol kesehatan,” ucapnya.

    Tak ketinggalan, Wakil Walikota Serang Subadri Ushuludin juga ikut memberi komentar terhadap jalannya kegiatan tersebut. Baginya gerakan yang dilakukan IKAPTK sangat menginspirasi.

    “Apa yang dilakukan IKAPTK merupakan bentuk implementasi yang sangat baik dalam menyambut hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia di tengah pandemi corona, serentak lagi di seluruh indonesia, ini contoh yang baik. Semoga apa yang dilakukan oleh IKAPTK dapat menginspirasi kita semua untuk terus berbuat yang lebih baik lagi bagi masyarakat di tengah pendemi corona,” tuturnya. (DZH)

  • Hari Kemerdekaan RI ke-75, Warga Taman Lopang Indah Gelar Upacara Bendera

    Hari Kemerdekaan RI ke-75, Warga Taman Lopang Indah Gelar Upacara Bendera

    SERANG,BANPOS- Tumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan serta mengenang para pahlawan, warga Komplek Taman Lopang Indah, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Kota Serang, Senin (17/8/2020), menggelar upacara Hari Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia.

    Upacara bendera yang digelar di lapangan Balai Warga dipimpin langsung Ketua RW 007 Irwan Sambilani ini diikuti sekitar 100 orang dari perwakilan 6 Rukun Tetangga (RT), baik para pemuda, PNS, karyawan swasta, pensiunan, purnawirawan Polri TNI, salah satu diantara Brigjen TNI (Purn) Muhammad Gultan, sebagai salah satu tokoh masyarakat. Bahkan para pemuda kompak berpakaian adat dari berbagai suku di Indonesia.

    Upacara Hari Kemerdekaan RI ke-75 dilaksanakan tepat pukul 08.00 WIB. Rangkaian acara di mulai dengan pengibaran bendera sang saka merah putih, pembacaan teks proklamasi, UUD 45 serta Pancasila, dilanjutkan amanat pemimpin upacara serta menyanyikan lagu-lagu perjuangan.

    Dalam amanatnya, Ketua RW Irwan Sambilani mengatakan upacara kemerdekaan ini adalah bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dan penghormatan kepada para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya. Perjuangan mereka akan selalu kita kenang dan pengorbanan nyawa mereka tidak akan pernah pudar dari ingatan bangsa ini.

    “Untuk itu, momentum hari kemerdekaan ini kita jadikan sebagai ruang refleksi dan evaluasi kita dalam mengisi kemerdekaan sebagai penerus bangsa,” ujar Irwan.

    Ketua RW juga menyampaikan rasa bangga kepada pemuda-pemudi dari karang taruna Taman Lopang Indah hingga kegiatan dapat berjalan dengan baik. Irwan juga mengungkapkan mengapresiasi antusiasme tokoh masyarakat, tokoh agama, para Ketua RT di lingkungan RW 007 serta warga yang telah sama-sama mengikuti acara.

    “Semoga kegiatan ini dapat memberikan kesan yang baik bagi seluruh elemen masyarakat yang terlibat serta memperkokoh kesatuan dan persatuan masyarakat Taman Lopang Indah. Oleh karena itu, dia berharap kegiatan ini akan terus bisa berlanjut di tahun-tahun mendatang,” harapnya.

    Sementara itu, tokoh masyarakat Brigjen TNI (Purn) H Muhammad Gultan mengaku senang dan bangga, sebab selama baru pertama kali bisa turut serta mengikuti upacara Hari Kemerdekaan RI bersama masyarakat di lingkungan tempat tinggal setelah 34 tahun bertugas sebagai prajurit TNI. Purnawiran jenderal bintang satu ini berharap kegiatan ini akan terus bisa berlanjut di tahun-tahun mendatang.

    “Saya bangga dan berharap kegiatan ini akan terus bisa berlanjut di tahun-tahun mendatang. Hanya saja ke depan acara Hari Kemerdekaan RI harus diikuti seluruh elemen masyarakat. Kita semua tau jika Komplek Taman Lopang Indah dihuni berbagai suku, etnis dan agama. Kita tunjukan bahwa persatuan dan kesatuan warga Lopang Indah patut menjadik contoh bagi daerah lain,” tandasnya.

    Ditempat yang sama usai upacara bendera, Hari Kemerdekaan RI ke-75, juga dimeriahkan dengan berbagai perlombaan yang diikuti peserta upacara maupun warga yang hadir. (MUF)

  • Pembekalan Perdana PMMB Batch 2 Untirta

    Pembekalan Perdana PMMB Batch 2 Untirta

    SERANG, BANPOS – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) memberikan pembekalan perdana bagi para mahasiswa yang lolos seleksi Program Mahasiswa Magang Bersertifikat (PMMB) Batch 2 tahun 2020, Jumat (7/8).

    Pembekalan perdana ini, bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan juga berbagi pengalaman perihal dunia kerja, khususnya bekerja di BUMN.

    Kegiatan ini disambut antusias oleh para mahasiswai dan juga para pimpinan Universitas. Hadir dalam kesempatan tersebut, Rektor Untirta, Fatah Sulaiman sekaligus memmbuka acara dan memberikan selamat serta.

    “Kami mengapresiasi kinerja CDC Universitas, dan kepada para mahasiswa yang lolos seleksi kali ini dapat mengikuti kegiatan magang dengan penuh semangat dan jangan lupa untuk menjaga nama baik kampus,” ujarnya.

    Berdasarkan data, mahasiswa yang lolos seleksi PPMB Batch 2 tahun 2020 ini naik secara signifikan dari PMMB Batch 1 tahun 2020. Kegiatan pembekalan magang disampaikan secara langsung oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengembangan Karir, dan Hubungan Alumni terkait pembahasan kesempatan magang yang luar biasa, yang dapat membuka jalan menuju karir yang baik setelah lulus kuliah.

    Selanjutnya, pembakalan magang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Agus Sjafari. Ia menyampaikan materi berkaitan dengan belajar merdeka – kampus merdeka serta Pengembangan Inovasi, Pengabdian, dan Hilirisasi Riset.

    Sebagai penutup, pembekalan disampaikan oleh Asih Machfuzhoh dengan materi etika bekerja, yaitu etika-etika yang perlu diterapkan oleh mahasiswa pada saat bekerja. Materi pembekalan selanjutnya diberikan melalui daring dengan menggunakan aplikasi zoom pada pekan depan.(MUF)

  • Anak-anak Daring, Orangtua Darting

    Anak-anak Daring, Orangtua Darting

    JAKARTA,BANPOS- Sistem pembelajaran jarak jauh di zaman corona tak semudah dibayangkan di awal-awal. Masalah muncul di sana-sini. Mulai dari anak kurang konsentrasi, orangtua kesulitan membeli kuota internet, sampai repotnya orangtua membagi waktu mendampingi anak saat sekolah. Akhirnya, saat anak-anak belajar daring, para orangtua darting alias darah tinggi.

    Sudah hampir enam bulan anak-anak belajar dari rumah. Belum ada kejelasan kapan sekolah akan dibuka kembali. Jangankan untuk zona merah atau kuning, untuk zona hijau saja belum jelas. Kondisi ini membuat sebagian masyarakat dongkol. Sebab, sekolah daring yang berjalan selama ini ternyata merepotkan.

    Meski banyak keluhan, Mendikbud Nadiem Makarim masih belum memberikan solusi konkret. Dia hanya bilang, belajar mengajar sejatinya dapat dilakukan kapan dan di mana saja, termasuk dalam kondisi apapun.

    “Situasi yang sulit bukannya mematahkan semangat belajar tetapi justru semakin menguatkan,” kata Nadiem, melalui rekaman video pada diskusi daring dalam rangkaian Hari Anak 2020, di Jakarta, kemarin.

    Dia pun meminta peran serta orangtua agar lebih optimal dalam mendidik anak, terutama saat pembelajaran jarak jauh masih diterapkan. Menurutnya, pendidikan yang baik dan menggembirakan hanya dapat terwujud apabila semua pihak, mulai dari siswa, orangtua, dan guru saling bergotong royong dalam mengerjakannya.

    Ketua Komisi X DPR Saiful Huda merasakan betul kesusahan para orangtua mengenai sekolah daring ini. Termasuk beratnya membeli kuota internet. Karena itu, dia mendesak Kemendikbud mengajukan dana darurat. Dana ini salah satunya digunakan untuk menyediakan kuota internet gratis.

    Pengajuan dana ini, kata dia, juga bisa membantu meningkatkan serapan anggaran di Kemendikbud yang masih rendah. “Sekaligus juga menjadi jawaban atas keluhan Presiden terkait rendahnya penyerapan dana Covid-19,” ujar Saiful, kemarin.

    Huda menjelaskan, belajar daring memunculkan banyak masalah. Antara lain banyak siswa yang belum punya ponsel pintar, keterbatasan dana untuk membeli kuota data, hingga tidak meratanya akses internet di sejumlah daerah. Kondisi ini memaksa para siswa melakukan berbagai upaya agar bisa tetap belajar.

    “Sebagian siswa nongkrong di warung kopi untuk dapat wifi gratis, ada yang patungan dan berkumpul bersama untuk beli modem data, hingga naik ke ketinggian untuk dapat sinyal. Bahkan ada siswa yang nekat berangkat sekolah sendirian karena tidak punya smart phone,” ujarnya.

    Komisioner KPAI Retno Listyarti ikut bicara. Kata dia, sekolah daring maupun luring selama pandemi Covid-19 sarat kendala. Sayangnya, tiidak terlihat langkah-langkah konkret Nadiem mengatasi berbagai ini.

    Dia memaparkan, jutaan anak Indonesia saat ini terkurung di rumah. Para orangtua cemas terhadap efek jangka panjang pada anak-anak akibat terisolasi di rumah. “Mereka kehilangan hak bermain, kesempatan bersosialisasi, dan terlalu lama beristirahat dari kegiatan akademik dan ekstrakurikuler di sekolah,” tegasnya.

    Para guru juga sudah capek dengan kondisi sekarang. Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriawan Salim menyatakan, yang darting bukan hanya orangtua, tapi juga guru-guru. Dia membeberkan keluhan yang dialami murid dan orangtua sama dengan keluhan para guru.

    Dia mencontohkan, seperti terbatasnya provider, uang untuk membeli paket data, hingga para siswa yang belum mempunyai smartphone. Apalagi, di sejumlah daerah, relokasi dana BOS untuk membeli paket internet belum diterima para guru. “Iya betul ini membuat kami mengeluh. Baru dua hari lalu kami bertemu para Serikat Guru dan keluhannya hampir sama di daerah,” jelasnya. (UMM/AZM/RMCO)

  • Dua Tahun Berjalan, Siswa SIT ICMA YICH Membeludak

    Dua Tahun Berjalan, Siswa SIT ICMA YICH Membeludak

    PANDEGLANG,BANPOS-Baru dua tahun berjalan, jumlah siswa Sekolah Islam Terpadu (SIT) Insan Cendekia Mathla’ul Anwar (ICMA) milik Yayasan Islamic Center Herwansyah (YICH) yang ada di jalan raya Pandeglang KM 30, Kampung Kadusuluh, Desa Karyasari, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang, disambut antusias masyarakat, khususnya para orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya, agar dapat mengenyam pendidikan di sekolah tersebut.

    Ketua Yayasan ICH, Serli Andriani mengatakan, meskipun baru dua tahun berjalan, jumlah siswa yang masuk sangat banyak. Bahkan saat pembukaan banyak siswa harus masuk daftar tunggu atau waiting list, karena kuotanya terbatas.

    “Kita baru berjalan dua tahun, tapi jumlah siswanya cukup banyak. Bahkan ada beberapa siswa harus masuk daftar tunggu, karena disini juga ada Taman Kanak-kanak Isalam Terpadu (TKIT), sambil menunggu satu tahun orang tua siswa menyekolahkan anaknya di TKIT,” kata Serli Andriani saat melakukan konferensi pers di ruang meeting gedung YICH, Selasa (28/7).

    Menurutnya, sesuai dengan motto ICMA yaitu Islami, cerdas, memimpin dan mandiri, dengan pemenuhan fasilitas sekolah dan tenaga pengajar yang memadai. Diharapkan dapat menghasilkan siswa yang berprestasi dibidang pengetahuan umum maupun agama.

    “Nantinya lulusan TKIT dapat membentuk siswa siswi yang islami, cerdas, memimpin dan mandiri. Tujuan ini diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, intelektual dengan mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam setiap pembelajaran. Tahfidz Al-Qur’an dengan dihiasi akhlak islami dalam perilaku sehari-hari dengan sistem menjamin mutu yang berkesinambungan dan melatih kemandirian siswa,” terangnya.

    Untuk menghasilkan siswa yang berprestasi, lanjut Serli, ICMA YICH menyediakan fasilitas pendidikan dan tenaga pengajar yang memadai.

    “Dari jumlah siswa SDIT sebanyak 132 orang, kita sediakan 15 orang guru beserta Tata Usaha (TU). Sedangkan dari jumlah siswa TKIT sebanyak 55 orang, kita sediakan sebanyak 8 orang guru beserta TU. Sedangkan untuk fasilitas sekolah dengan gedung 4 lantai, lapangan futsal (outdoor), klinik kesehatan, aula, bus sekolah, Masjid, ruang makan, ruang kelas menggunakan AC, kantin sehat dan CCTV,” ungkapnya.

    Sementara Kepala SDIT ICMA, Yadi Haryadi mengatakan, dalam sistem pembelajaran yang diterapkan di SDIT ICMA, dalam pelaksanaannya mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan umum dan agama islam.

    “Dalam sistem pembelajarannya, kita menerapkan sistem pembelajaran perpaduan antara ilmu pengetahuan umum dan islam. Jadi selama ini kan disekolah daam menerapkan sistem pembelajaran yang diberikan kepada siswa secara masing-masing misalkan ilmu pengetahuan umum saja dan ilmu islam saja,” katanya.

    “Kalau dikita menggunakan sistem pembelajaran perpaduan, misalkan ketika sedang belajara ilmu pengetahuan alam, maka kita integrasikan dengan ilmu islam seperti ketika belajar tentang hujan, maka kita sambungkan dengan kekuasaan Allah,” ungkapnya.(dhe)

  • Tidak Ada Kenaikan UKT, Lonjakan Biaya Akibat Tunggakan BPIN

    Tidak Ada Kenaikan UKT, Lonjakan Biaya Akibat Tunggakan BPIN

    SERANG, BANPOS – Untirta memastikan bahwa tidak ada kenaikan UKT pada semester ini. Hasil penelusuran dari pihak Untirta, diketahui bahwa lonjakan biaya yang terjadi pada beberapa mahasiswa akibat adanya tagihan lain, yakni tagihan BPIN yang belum terbayarkan.

    Demikian disampaikan oleh Humas Untirta, Veronica Dian Faradisa. Kepada BANPOS, ia menjelaskan bahwa hasil dari penelusuran, sejumlah mahasiswa itu masih ada tagihan BPIN sebesar Rp5 juta.

    “Gak ada kenaikan, kebanyakan (yang naik UKTnya) ditambah sama sisa tagihan kekurangan BPIN 50 persen. Ini mahasiswa masuk Untirta jalur mandiri yah,” ujarnya melalui pesan WhatsApp, Minggu (19/7).

    Dian pun menjabarkan perhitungan untuk setiap mahasiswa tersebut. Untuk mahasiswa yang memiliki UKT Rp2.4 juta, ditambah tunggakan BPIN sebesar Rp5 juta maka yang harus dibayarkan sebesar Rp7.4 juta.

    “Karena ada subsidi kuota internet sebesar Rp300 ribu, maka tagihannya menjadi Rp7.1 juta. Untuk yang UKT Rp6 juta, ditambah Rp5 juta menjadi Rp11 juta. Lalu dikurangi subsidi kuota menjadi Rp10.7 juta,” terangnya.

    Menurutnya, ada kemungkinan mahasiswa tersebut lupa untuk membayar BPIN pada saat itu. Namun ada juga kemungkinan sudah membayar, namun tidak tercatat oleh sistem.

    “Jadi boleh untuk datang ke PNBP, atau bisa hubungi saya untuk mencari tahu letak kesalahannya ada dimana kalau memang sudah bayar. Untuk yang sudah merasa bayar, nanti nominalnya akan disesuaikan oleh kami, jangan bayar UKTnya dulu,” tandasnya.

    Untuk diketahui, BPIN merupakan biaya tambahan bagi mahasiswa Untirta yang masuk melalui jalur Seleksi Mandiri. Untuk jurusan eksak, dikenakan biaya sebesar Rp15 juta. Sedangkan untuk jurusan non eksak akan dikenakan sebesar Rp10 juta.

    Berdasarkan kebijakan rektorat Untirta, pembayaran BPIN dapat dilakukan dua kali. Masing-masing pembayaran sebesar 50 persen dari nominal BPIN. (DZH)

    Berita sebelumnya dapat dibaca pada tautan berikut https://banpos.co/2020/07/18/bukan-penurunan-sejumlah-mahasiswa-untirta-justru-alami-kenaikan-ukt/

  • Bukan Penurunan, Sejumlah Mahasiswa Untirta Justru Alami Kenaikan UKT

    Bukan Penurunan, Sejumlah Mahasiswa Untirta Justru Alami Kenaikan UKT

    SERANG, BANPOS – Beberapa waktu yang lalu, mahasiswa Untirta melangsungkan aksi unjuk rasa untuk menuntut penurunan UKT akibat adanya Pandemi Covid-19. Namun anehnya, beberapa mahasiswa Untirta bukannya mendapatkan penurunan UKT, namun yang didapat justru lonjakan nilai UKT.

    Seperti yang dialami oleh salah satu mahasiswi Untirta yang tidak mau menyebutkan namanya. Kepada BANPOS, ia mengaku bahwa UKT dirinya mengalami lonjakan hingga 10 juta. Padahal UKT dia sebelumnya hanya Rp6 juta saja. Selain itu, imbas dari Covid-19 juga membuat ayahnya terkena PHK sehingga hanya ibunya saja yang saat ini bekerja.

    Baca juga: Kenaikan UKT Untirta Akibat Tunggakan BPIN

    “Ayah saya juga kena PHK karena Korona kemarin. Jadi sisa ibu yang kerja. Atuh saya berharap banget turun, kasian liat orang tua gak kayak dulu. Lagian saya gak minta turun banyak kok, dari Rp6 juta turun jadi Rp4 juga juga gak apa-apa,” ucapnya, Sabtu (18/7).

    Senasib juga dialami oleh mahasiswa lainnya yang minta disamarkan namanya, Leonel. Ia mengatakan bahwa awal mula dirinya mengetahui lonjakan nilai UKT tersebut, karena adanya pemberitahuan pemotongan UKT sebesar Rp300 ribu secara otomatis sebagai bentuk subsidi kuota dari kampus.

    “Karena ada berita itu saya lansung nyoba ngecek pada saat UKT sudah diinformasikan bisa dibayarkan. Saya coba melalui m-Banking BNI, saya melihat tagihan UKT saya berapa. Ternyata jadi Rp7.1 juta,” ujarnya saat dihubungi BANPOS melalui pesan WhatsApp.

    Padahal menurutnya, UKT dirinya pada semester genap lalu hanya sebesar Rp2.4 juta. Itu pun setelah mengajukan penyesuaian besaran UKT pada semester ganjil yang lalu. Karena sebelum pengajuan penyesuaian UKT, besarannya yakni sebesar Rp4.2 juta.

    “Semester 1 itu UKT saya Rp4.2 juta. Setelah mengajukan penyesuaian, turun pada semester 2 menjadi Rp2.4 juta. Nah untuk sekarang semester 3 ini naik jadi Rp7.1 juta,” ungkapnya.

    Ia mengaku meskipun besaran UKT dirinya melonjak signifikan, namun ia tetap berusaha agar dapat melanjutkan kuliah dirinya. Leonel menuturkan, dirinya berupaya agar mendapatkan keringanan UKT kembali.

    “Saya pun juga mempersiapkan planning rancangan untuk mencari uang sesuai dengan nominal tadi. Semoga dalam pengajuan penyesuaian, UKT saya bisa berubah. Apabila tidak berubah, semoga bisa terbayarkan segitu dan tidak cuti,” tandasnya. (DZH)