Kategori: PENDIDIKAN

  • Riset Imadiklus Untirta, Pelajar Taat Tapi Tidak Betah

    Riset Imadiklus Untirta, Pelajar Taat Tapi Tidak Betah

    SERANG, BANPOS – Badan pengurus harian ikatan mahasiswa pendidikan luar sekolah indonesia  Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (BPH Imadiklus Untirta) menggelar riset berkaitan dengan efektivitas libur sekolah dalam penerapan social distancing oleh Pemerintah. Mengambil sebanyak 458 responden dari kalangan pelajar se Provinsi Banten, Imadiklus menyebut bahwa hampir sebagaian besar responden mengetahui arti dari social distancing.

    Hal itu diungkapkan oleh Ketua BPH Imadiklus Untirta, Angga. Riset tersebut memuat bagaimana sikap masyarakat Provinsi Banten khususnya pelajar dan mahasiswa dalam memandang salah satu ketetapan pemerintah dengan memberlakukan social distancing, dalam rangka memutus rantai penyebaran virus korona(Covid-19) dan pemahaman masyaarakat terkait bahayanya virus tersebut.

    Dalam risetnya yang dilakukan secara daring ini, memuat bahwa mahasiswa dan pelajar percaya bahwa virus covid-19 dapat menular dengan mudah serta berbahaya. Pada tingkatan kuliah dan kelas apapun, lebih banyak yang menyatakan percaya bahwa virus covid-19 ini dapat menular dengan mudah. 

    “Angka statistik yang diperoleh beragam, namun cenderung tinggi dengan nilai lebih dari 80 persen.” Ungkap Angga.

    Disebutkan, sebagian besar dari responden tidak pernah menyebarkan informasi tentang pencegahan, penularan dan dampak dari virus covid-19. Terbukti secara jenis kelamin, antara laki-laki dan perempuan hampir sebagaian besar tidak pernah membagikan informasi terkait pencegahan, penularan, dan dampak dari virus covid-19 dengan hasil di atas 50 persen.

    “Sebagian besar dari mereka belum pernah memeriksa kesehatan. Secara Domisili, hampir sebagian belum memeriksa kesehatan, dibuktikan dengan hasil yang beragam di setiap daerah di provinsi Banten. Semua hasilnya diatas 50 persen,” tuturnya.

    Selain itu, diungkapkan juga berkaitan dengan pemahaman responden persoalan social distancing. Secara rinci disebutkan, SMA/Sederajat 60 persen, Universitas Keagamaan 90 persen, Universitas Kesehatan 84, dan Universitas Umum 94 persen.

    “Informasi yang mereka dapatkan sebagian besar berasal dari Media Sosial/Internet. Riset membuktikan, sumber informasi para pelajar/mahasiswa mengenai kebijakan socal distancing yang mulai diterapkan, sebagian besar menyatakan diperoleh dari media sosial,” ujarnya, Jumat (3/4).

    Kemudian, diungkapkan bahwa kebijakan penerapan social distancing dinilai sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan berdasarkan jenis kelamin, antara laki-laki dan perempuan, hampir sebagian besar berpendapat baik terhadap penerapan social distancing, dengan hasil di atas 50 persen.

    “Untuk laki-laki dihasilkan 84 persen, dan perempuan sejumlah 86 persen,” tuturnya.
    Angga menyatakan, dalam risetnya terdapat poin terganggu atau tidaknya para responden terhadap penerapan kebijakan social distancing. Berdasarkan hasil risetnya, mereka merasa tidak terganggu dengan adanya kebijakan social distancing yang di terapkan oleh pemerintah.

    “Hampir sebagaian besar tidak terganggu dengan penerapan social distancing ini, dengan hasil di atas 50 persen, untuk laki-laki 67 persen dan perempuan 68 persen,” jelasnya.

    Selanjutnya, selain pemahaman terhadap bahaya virus korona dan social distancing, terdapat bpoin lainnya yaitu ketaatan terhadap social distancing. Pada saat penerapan social distancing, kata Angga, mereka berada di dalam rumah dan menaati kebijakan tersebut.

    “Terbukti hampir sebagaian besar, mereka benar-benar di rumah pada saat kebijakan sosial distancing ini diterapkan,” tuturnya.

    Kata dia, kebanyakan dari mereka pada saat berada dirumah aktivitasnya yaitu mengerjakan tugas dan refreshing di rumah dengan membaca buku serta menonton televisi.

    Berdasarkan tingkat pembagian  kelas dan tingkat kuliah, kegiatan yang sering dilakukan pada saat berada di dalam rumah yaitu sebagian refreshing di rumah dengan membaca buku, menonton dan bermain media social.

    “Meskipun kebijakan social distancing ini dinilai cukup baik, namun mereka tidak senang jika harus terus belajar dan beraktivitas di dalam rumah. Terbukti, berdasarkan tingkat pembagian  kelas dan tingkat kuliah, hampir sebagaian besar mereka merasa tidak senang,” jelasnya.

    Tak lupa, diakhir dirinya memberikan beberapa rekomendasi kepada Pemerintah dan masyarakat. Pertama, Pemerintah membanjiri informasi terkait social distancing di media social dan internet. Kemudian, Pemerintah perlu membuat gugus hingga tingkat RT agar kebijakan social distancing dapat berjalan hingga akar rumput.

    “Masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi dengan cara melaksanakan, mengingatkan, menegur, dan menjalankan tentang pentingnya social distancing,” katanya.

    Walau pelajar dan mahasiswa tidak terganggu dalam tahap awal social distancing. Namun, diharapkan Pemerintah dapat membuat kebijakan lanjut dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar bagi setiap keluarga.

    “Perlu ada rapid tes/cek kesehatan gratis bagi pelajar/mahasiswa, walaupun secara potensi masih rendah fatal terkena virus COVID-19,” katanya.

    Mereka tidak masalah akan kebijakanya, tapi secara psikologi mereka tidak merasa nyaman berada beraktivitas dan belajar di rumah. Untuk itu, Pemerintah diharapkan memberi akses internet gratis bagi mahasiswa dan pelajar untuk mengerjakan tugas, agar tidak terhambat dalam pembelajaran sistem daring.

    “Selain itu, mereka dapat mencari informasi terkait virus COVID-19 yang nantinya akan disampaikan kepada masyarakat sekitar. Guru/Dosen diharapkan memberi tugas yang sekiranya tidak memberatkan peserta didik, karena di Banten tidak semua wilayahnya bisa mengakses internet dengan baik, maka harus diperhatikan pula untuk mahasiswa/pelajar yang rumahnya tidak memiliki akses internet dengan baik,” pungkasnya. (MUF/AZM)

  • Nyinyir di Medsos, Mahasiswa Untirta Dijemput Polisi

    Nyinyir di Medsos, Mahasiswa Untirta Dijemput Polisi

    SERANG, BANPOS – Seorang mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta, BA, dijemput oleh pihak Polres Serang Kota di kampus Untirta Ciwaru. Ia dijemput lantaran menulis komentar pada media sosial Instagram yang bernada negatif kepada pihak Kepolisian.

    Hal ini setelah beredar video Polres Serang Kota yang menjemput BA di kampus Untirta Ciwaru. BA yang menggunakan jaket merah tersebut langsung digelandang ke Mapolres Serang Kota.

    Selain itu, beredar pula tangkapan layar komentar BA yang diunggah oleh akun instagram jokersupriadi. Dalam tangkapan layar tersebut, BA berkomentar pada unggahan akun insta.nyinyiir bahwa seharusnya kepolisian tidak perlu bekerja juga untuk memutus menyebaran Covid-19.

    “Kan kalau bapaknya sakit, siapa nanti yang jadi an**** pemerintah?” ujarnya pada unggahan video polisi.

    Saat dikonfirmasi, Wakil Dekan III FKIP Untirta, Damanhuri, membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, BA dijemput oleh pihak kepolisian pada pagi hari.

    “Iyah tadi pagi (dijemput). Sekarang lagi di Polres Serang Kota,” ujarnya saat dikonfirmasi BANPOS, Jumat (3/4).

    Meskipun kecewa dengan yang dilakukan oleh BA, namun ia mengaku bahwa pihak kampus akan melakukan pendampingan atas kasus tersebut hingga selesai.

    “Ini saya dan Kepala Jurusan sedang berada di Polres Serang Kota. InsyaAllah kami akan melakukan pendampingan hingga kasus ini selesai,” ucapnya.

    Ia pun meminta kepada mahasiswa Untirta, khususnya FKIP, agar dapat bijak dalam menggunakan media sosial. Jangan sampai hal seperti ini kembali terjadi.

    “Bijaklah dalam menggunakan media sosial. Gunakan untuk yang baik-baik. Kami harap yang seperti ini tidak terulang,” tandasnya. (DZH)

  • Belajar Daring Diperpanjang, Pelajar Ngaku Mumet

    Belajar Daring Diperpanjang, Pelajar Ngaku Mumet

    SERANG, BANPOS – Setelah dua minggu menjalankan aktivitas belajar di rumah, para pelajar di Kota Serang mengaku ‘mumet’. Hal ini karena banyak tugas yang diberikan oleh para guru dalam metode pembelajaran secara dalam jaringan (daring) tersebut.

    Terlebih saat ini masa belajar di rumah resmi diperpanjang hingga 20 Mei mendatang. Hal ini tentu menambah panjang masa belajar di rumah yang akan dijalankan oleh para pelajar.

    Seperti yang diungkapkan oleh siswi salah satu SMP Negeri di Kota Serang, Indri Sri Lestari. Menurutnya, kegiatan belajar di rumah secara daring memang lebih santai. Salah satu alasannya karena bisa lebih leluasa dalam memilih posisi belajar.

    “Menurut pendapat saya enak-enak aja belajar di rumah. Karena bisa mencari posisi yang paling nyaman dalam belajar,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan singkat, Jumat (27/3).

    Namun menurutnya, tugas-tugas yang dibebankan oleh para guru menjadi salah satu hal yang tidak mengenakkan dalam proses belajar di rumah. Ia mengaku tugas tersebut membuat dirinya mumet.

    “Tugas sekolah terlalu banyak, ada yang dimengerti dan ada yang tidak. Jadi kalau kondisinya seperti ini sih menurut saya lebih menyenangkan belajar di sekolah daripada di rumah,” ucapnya.

    Kendati demikian, ia memaklumi dengan adanya perpanjangan waktu belajar di rumah. Karena ia juga yakin bahwa pemerintah mengeluarkan kebijakan itu untuk kebaikan para peserta didik.

    “Tapi harapannya sih bisa diringankan berkaitan dengan tugasnya. Supaya kami para murid juga bisa merasakan istirahat dan refreshing, meskipun hanya dengan nonton film atau main game,” terangnya.

    Senada disampaikan oleh siswi lainnya, Aisyah. Menurutnya, banyak guru dalam menggelar belajar secara daring hanya memberikan soal saja tanpa memberikan penjelasan kepada peserta didiknya.

    “Saat mengadakan kelas online, guru seharusnya ngasih materi dulu sesuai jam pelajaran, setelah itu baru ngasih soal. Tapi pelaksanaannya hampir semua guru cuma ngasih tugas. Itu pun hampir semuanya soal, tanpa memberikan penjelasan,” katanya. (DZH)

  • Mengaku Dibajak, Mahasiswa UIN Bantah Positif Korona

    Mengaku Dibajak, Mahasiswa UIN Bantah Positif Korona

    SERANG, BANPOS – Sivitas akademika UIN ‘SMH’ Banten sempat dihebohkan dengan adanya status dari salah satu mahasiswanya yang menyatakan diri terpapar Covid-19. Status tersebut diperkuat dengan foto dirinya yang sedang berada di salah satu ruangan dengan petugas yang menggunakan APD.

    Dalam status tersebut, mahasiswa Fakultas Syariah itu menuliskan bahwa dirinya sedang menjalani karantina di RS rujukan di Tangerang.

    “Teruntuk teman-teman, mohon doanya ya untuk kesembuhan saya. Terhitung hari ini saya menjalankan karantina di RS rujukan di Tangerang,” tulisnya.

    Berdasarkan hasil penelusuran, akhirnya BANPOS dapat berkomunikasi langsung dengan mahasiswa tersebut. Hasilnya, ia mengaku bahwa ternyata WhatsApp miliknya terkena bajak oleh seseorang.

    “Iyah benar, WhatsApp saya ada yang membajak,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jumat (27/3) malam.

    Ia mengatakan bahwa status WhatsApp yang tersebar itu merupakan hasil bajakan orang yang tidak bertanggungjawab. Bahkan, percakapan antara dirinya dengan Kepala Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) bukan dirinya yang melakukan.

    “Saya tidak chattan sama sekali dengan kepala jurusan. Saya sangat meminta maaf apabila ada yang dirugikan oleh postingan tersebut,” jelasnya.

    Padahal menurutnya, ia belum dinyatakan positif Covid-19. Berdasarkan keterangan dokter, ia hanya terkena infeksi saluran pernapasan ringan saja.

    “Iyah, saya tidak positif Korona. Hanya paringitis (infeksi saluran pernapasan). Cuma dari dokternya jika tidak kunjung membaik baru ada rujukan,” tandas dia. (DZH)

  • Siswa Kota Serang Kembali Belajar di Rumah, Pemkot Resmi Perpanjang

    Siswa Kota Serang Kembali Belajar di Rumah, Pemkot Resmi Perpanjang

    SERANG, BANPOS – Pemkot Serang melalui Dindikbud secara resmi memperpanjang masa belajar di rumah dengan mengeluarkan Surat Edaran nomor: 421/930-Dispendbudkot/2020. Hal ini sebagai tindak lanjut hasil rapat virtual dengan pihak Pemprov Banten.

    Dalam edaran itu, disebutkan bahwa masa belajar di rumah diperpanjang hingga 20 Mei 2020, yang seharusnya pada Senin 30 Maret mendatang sudah mulai berkegiatan seperti semula.

    Selain itu, dalam surat edaran ditegaskan pula mengenai pembelajaran di rumah menggunakan metode dalam jaringan (daring) tidak boleh sampai membebani peserta didik untuk memenuhi tuntutan kurikulum.

    Kepala Dindikbud Kota Serang, Wasis Dewanto, membenarkan bahwa surat edaran tersebut sudah resmi dikeluarkan oleh Pemkot Serang. Menurutnya, surat edaran itu secara otomatis menggantikan edaran sebelumnya.

    “Iyah (sudah resmi). Sebetulnya surat edaran yang kemarin baru berakhir Senin besok, masuk efektif hari Selasa. Namun dengan edaran ini, maka diperpanjang hingga 20 Mei,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan singkat.

    Mengenai upaya agar guru tidak memberikan tugas yang membebani peserta didik, ia mengaku Koordinator Pengawas (Korwas) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) sedang merancang Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk para guru.

    “Untuk teknis pembelajaran daring dan pola pengawasannya, saat ini sedang dirancang oleh Korwas dan K3S. Itu yang akan jadi SOPnya,” tandas dia. (DZH)

  • Soal Mahasiswa Positif Corona, Ini Kata Pihak Untirta

    Soal Mahasiswa Positif Corona, Ini Kata Pihak Untirta

    SERANG, BANPOS – Informasi mengenai adanya mahasiswa Untirta yang terjangkit Covid-19 dibenarkan oleh Humas Untirta, Veronica Dian. Namun menurutnya, mahasiswa tersebut masih belum positif Covid-19. Sebab saat ini diketahui statusnya masih Orang Dalam Pemantauan (ODP).

    “Berdasarkan informasi, statusnya masih ODP belum menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Berbeda dengan bapaknya, jadi masuk isolasinya ruang biasa,” ujarnya saat dihubungi BANPOS melalui sambungan telepon, Rabu (25/3).

    Ia mengatakan, mahasiswa berinisial YB itu tidak mengikuti UTS yang digelar beberapa waktu yang lalu, dengan alasan karena bapaknya sedang jatuh sakit. Sehingga, ia memastikan tidak ada mahasiswa lainnya yang terpapar Covid-19.

    “Anak itu tidak ikut UTS. Bukan karena sakit tapi justru bapaknya yang sakit. Jadi yang terpapar parah itu bapaknya. Dia tidak datang ke kampus setelah itu, jadi tidak ada mahasiswa lain yang berinteraksi dengan YB,” kata Dian.

    Menurutnya, YB pada mulanya merasakan sesak nafas. Sehingga ia merasa khawatir bahwa dirinya terjangkit Covid-19. Namun setelah dirawat, rasa sesaknya sudah berangsur membaik.

    “Jadi masih ringan, anak ini tiba-tiba merasa sesak. Anak ini khawatir. Kalau yang diisolasi itu bapaknya dengan kondisi agak parah. Sekarang dikabarkan sudah agak ringan,” jelasnya.

    Berdasarkan komunikasi pihak Dekanat FEB Untirta dengan YB, diketahui bahwa saat ini hanya YB dan bapaknya saja yang dirawat di RSUD Banten.

    “Ibunya alhamdulillah tidak kenapa-kenapa, hanya dia dan bapaknya. Bapaknya yang tadinya agak parah, kemudian dirujuk ke RSUD Banten bersama dirinya,” terangnya.

    Dia pun berharap kondisi YB dapat segera pulih. Selain itu ia juga berharap hasil tes swab yang dijalani oleh YB mengeluarkan hasil negatif.

    “Mudah-mudahan semua berangsur membaik, bapaknya bisa kembali sehat. Si anaknya juga hasil labnya mudah-mudahan negatif,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan, Sivitas Akademika Untirta dihebohkan dengan adanya pesan berantai yang mengatakan bahwa terdapat salah satu mahasiswa Untirta yang terjangkit Covid-19.

    Dalam pesan tersebut, dituliskan bahwa mahasiswa asal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) itu dinyatakan positif Covid-19.

    “Assalamu’alaikum, selamat siang pak mohon izin untuk melaporkan bahwa rekan KKM saya (YB – FEB Untirta) saat ini dinyatakan positif terkena virus Corona/Covid-19,” tulis pesan berantai yang diterima BANPOS. (DZH)

  • Mahasiswa Untirta Dikabarkan Positif Corona, Opsi Perpanjangan Kuliah Daring Muncul

    Mahasiswa Untirta Dikabarkan Positif Corona, Opsi Perpanjangan Kuliah Daring Muncul

    SERANG, BANPOS – Sivitas Akademika Untirta dihebohkan dengan adanya pesan berantai yang mengatakan bahwa terdapat salah satu mahasiswa Untirta yang terjangkit Covid-19.

    Dalam pesan tersebut, dituliskan bahwa mahasiswa asal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) itu dinyatakan positif Covid-19.

    “Assalamu’alaikum, selamat siang pak mohon izin untuk melaporkan bahwa rekan KKM saya (YB – FEB Untirta) saat ini dinyatakan positif terkena virus Corona/Covid-19,” tulis pesan berantai yang diterima BANPOS, Rabu (25/3).

    BANPOS pun mencoba mencari tahu nomor mahasiswa terkait. Setelah mendapatkan nomornya, BANPOS berupaya menghubungi nomor tersebut. Namun, nomor itu sudah tidak dapat dihubungi.

    Sementara itu, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan Untirta, Suherna, mengaku masih belum tau terkait dengan informasi tersebut.

    “Yah saya belum tahu yah informasinya. Dia tinggal di Tangerang yah? Siapa namanya?” ujar Suherna saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

    Saat diberitahu nama serta fakultas pasien, ia mengatakan akan segera menghubungi pihak Dekanat FEB untuk melakukan konfirmasi berkaitan dengan informasi tersebut.

    “Saya mau konfirmasi ke fakultas yang bersangkutan. Kalau dari FEB berarti saya akan segera telpon dekannya untuk konfirmasi,” tuturnya.

    Suherna juga mengaku jika memang informasi tersebut benar, maka terdapat kemungkinan kuliah secara dalam jaringan (Daring) akan diperpanjang.

    “Nah ini, menurut saya mah pasti akan ada usulan agar kuliah Daring diperpanjang pada satu semester ini,” tandasnya. (DZH)

  • Soal Peniadaan UN, Dindikbud Kota Serang Menunggu Petunjuk Pusat

    Soal Peniadaan UN, Dindikbud Kota Serang Menunggu Petunjuk Pusat

    SERANG, BANPOS – Dindikbud Kota Serang mengaku siap untuk mengikuti kebijakan peniadaan Ujian Nasional (UN) yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Kebijakan itu disebut sebagai langkah terbaik dalam memutus penyebaran virus Corona.

    Demikian disampaikan oleh Sekretaris Dindikbud Kota Serang, Nursalim, saat ditemui di ruangannya, Selasa (24/3). Menurutnya, Dindikbud Kota Serang akan mematuhi seluruh kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat.

    “Kalau kita bicara aturan main pemerintahan, maka berbicara dasar hukum. Ketika dasar hukum baik itu Permen, Perpres, Pergub ataupun Perwal sudah dikeluarkan, maka kami akan siap untuk mengikutinya,” ujarnya.

    Ia mengaku, pihaknya sempat memprediksi adanya kebijakan peniadaan UN oleh pemerintah pusat. Oleh karena itu, ia mengaku sudah ada beberapa opsi penilaian untuk menggantikan nilai UN bagi para siswa.

    “Untuk format penilaian memang saat ini ada berbagai macam. Nanti kami masih menunggu petunjuk dari pemerintah pusat, akan seperti apa. InsyaAllah lusa kami juga akan menggelar rapat berkaitan dengan hal ini,” terangnya.

    Menurutnya, peniadaan UN bukan berarti para pelajar dapat lulus begitu saja. Sebab, masih ada kriteria kelulusan yang harus dipenuhi oleh para pelajar, agar dapat mendapatkan predikat lulus.

    “Yah saya perlu memperjelas, walaupun UNBK telah ditiadakan karena Covid-19 ini, namun yang namanya kriteria kelulusan itu masih ada. Nanti apakah kumulatif nilai atau seperti apa, akan kami rapatkan terlebih dahulu,” tandasnya. (DZH)

  • Cegah Penyebaran COVID-19, Murid SWA Tetap Asik Bersekolah Online

    Cegah Penyebaran COVID-19, Murid SWA Tetap Asik Bersekolah Online

    TANGSEL, BANPOS – Untuk mendukung kebijakan pemerintah provinsi Banten yang meningkatkan status virus corona atau COVID-19 menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 15 Maret 2020 lalu, serta menghimbau masyarakat agar menghindari tempat keramaian, Sekolah Internasional Sinarmas World Academy (SWA) telah menerapkan pembelajaran online untuk seluruh siswa siswinya sejak Senin 16 Maret 2020, hal ini juga sebagai tanggung jawab pendidikan bagi siswa siswi.

    “Kita harus serius dalam menyikapi penyebaran COVID-19, serta dalam melindungi anak-anak kita. Sekolah sudah mempersiapkan platform online-learning dari jauh-jauh hari dan seluruh program belajar online ini sudah difinalisasi secara matang oleh setiap guru. Hal ini sudah disosialisasikan kepada murid dan orangtua murid, bahkan mereka sudah menjalani periode trial sebelum akhirnya sekolah menerapkan sistem online learning ini,” jelas Deddy Djajaria, General Manager Sekolah Internasional SWA melalui rilis yang diterima oleh BANPOS, Jumat (20/3)

    “Terjadinya wabah virus COVID-19 ini bukan berarti anak berhenti belajar dan kebahagiaan mereka untuk beraktivitas menjadi terbatas. Merupakan tanggung jawab kami sebagai instansi pendidikan untuk membantu orang tua memastikan anak tetap mendapatkan ilmu secara maksimal serta tetap bisa menikmati kegiatan positif dengan teman-temannya” tambah Deddy.

    Pembatasan sosial atau lebih dikenal sebagai Social Distancing menjadi tujuan dari online-learning. Dengan dirumahkannya anak, tidak sedikit orangtua yang cemas dalam menyiapkan aktivitas dan pada akhirnya malah mencari hiburan di luar rumah. Menyingkapi hal ini, SWA telah menyiapkan jadwal kegiatan anak yang dapat dimonitor oleh guru dan orangtua.

    “Keseruan, interaksi antara murid dan guru yang biasanya terjadi di kelas, dirasakan juga secara online. Bahkan dengan online learning ini, kami (para guru) dapat berinteraksi lebih fokus lagi kepada masing-masing murid,” jelas Hayden, selaku guru pembina di SWA. Program pembelajaran yang diterapkan online, selaras dengan kurikulum studi mereka, memastikan tidak ada anak yang tertinggal secara akademis.

    Kegiatan yang bisa dilakukan secara online tidak terbatas sekedar pelajaran akademis, namun juga kegiatan musik, seni bahkan olahraga. Guru ditantang untuk inovatif dalam merencanakan kegiatan pembelajaran agar bisa tetap menarik dan dinamis, salah satunya kegiatan olahraga secara online. Dominic, guru olahraga SWA mengangkat topik “Healthy at Home”, dimana murid diajarkan gerakan gerakan olahraga yang dapat dilakukan di rumah. Murid akan melakukan gerakan lalu direkam video, dan Dominic mengoreksi postur dan gerakan melalui chat di video tersebut.

    “Saya melihat sendiri bagaimana anak saya serius belajar secara online. Pihak sekolah telah menyiapkan kegiatan positif untuk mereka dari pagi hingga sore. Saya berterima kasih dengan semua persiapan yang dilakukan oleh pihak sekolah, terutama para guru yang sudah membuat kegiatan online-learning ini seru untuk anak anak,” ungkap Kurnia Dewi salah satu orangtua siswa SWA.

  • STISIP Banten Raya Adakan MUBESLUB LPM

    STISIP Banten Raya Adakan MUBESLUB LPM

    PANDEGLANG, BANPOS – STISIP Banten Raya mengadakan acara Musyawarah Besar Luar Biasa (MUBESLUB) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ke-IV dan Diskusi Untuk Kita yang diadakan di Kampus STISIP Banten Raya dengan pembicara ketua STISIP Banten Raya, Sugeng.

    Dalam pemaparannya, Sugeng menginformasikan rencana-rencana kampus tersebut.
    “Berkaitan dengan literasi, kami pengurus STISIP Banten Raya akan mengembangkan literasi tingkat sekolah tinggi melalui beberapa hal. Yang pertama yaitu kaitan dengan budaya membaca,” ucap Sugeng, Sabtu (14/3).

    Sugeng juga menambahkan bahwa budaya membaca ini nanti ditujukan untuk pertamakalinya kepada seluruh mahasiswa, kemudian yang kedua adalah para dosen mata kuliah, dan seluruh warga yang ada di STISIP Banten Raya.

    Selain itu, ia juga menyatakan bahwa kampus telah bekerja sama dengan Perpustakaan Provinsi Banten.
    “Kerjasama yang sudah kami lakukan yang pertama itu adalah dengan Perpustakaan Provinsi Banten, dalam rangka satu adalah penataan perpustakaan yang ada di lembaga kita (STISIP Banten Raya), kemudian yang kedua adalah berkaitan dengan bimbingan yang diberikan kepada petugas perpustakaan, kemudian yang ke tiga itu adalah kita akan mengembangkan perpustakaan di STISIP ini perpustakaan yang digital,” tambahnya.

    Dia juga berharap bahwa LPM ini bisa memberikan dorongan kepada seluruh Mahasiswa maupun Mahasiswi beserta Dosennya, karena dengan adanya media yang di kembangkan melalui lembaga LPM guna memberikan informasi yang positif berkaitan dengan lembaga ini untuk mencapai 8 standar nasional pendidikan.

    “Bahkan harapan kami kepada LPM ini membantu dan memberikan motivasi kepada mahasiswa dan dosen untuk meningkatkan kualitas perkuliahannya “harapnya.

    Ketua BEM STISIP Banten Raya, Novi Noviyanti juga memberikan informasi kepada semua peserta Diskusi tentang pengertian, fungsi dan tugas dari LPM pada kampus tersebut.

    Novi juga menginginkan kampus dan Mahasiswa STISIP ini bisa memberikan nilai yang positif di mata masyarakat luar kampus secara Offline maupun secara Online agar bisa mempengaruhi kemajuan LPM tersebut.

    “Dan pasti orang-orang melihat eksistensi mahasiswa STISIP Banten Raya ini sangat luar biasa, tidak hanya di offline tetapi di online pun sangat mempengaruhi kemajuan LPM itu sendiri,” ungkapnya.(MG-01/PBN)