Kategori: PENDIDIKAN

  • Pecinta Buku Merapat, BBW di Queen City Mall Semarang Penuh Kejutan Akhir Pekan Ini

    Pecinta Buku Merapat, BBW di Queen City Mall Semarang Penuh Kejutan Akhir Pekan Ini

    SEMARANG, BANPOS – Bazar Buku Internasional ‘Big Bad Wolf Books’ (BBW) yang digelar di Queen City Mall Semarang akhir pekan ini bertabur berbagai kejutan.

    Kegiatan ini bisa pilihan bagi Ce’es BANPOS yang merupakan pecinta buku, untuk bersantai di akhir pekan sembari berburu buku baru dan mencari kejutan tak terduga.

    Kenyamanan berwisata literasi sembari menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan modern menciptakan kebersamaan dan menambah wawasan. Bazar BBW Semarang dibuka pukul 10.00-22.00 WIB hingga tanggal 26 November.

    Ce’es BANPOS bisa menjumpai jutaan koleksi baru dengan ragam judul buku baru, BBW mengusung tema #BACAITUKEREN yang menjadikan membaca sebagai bagian gaya hidup kekinian keren.

    Presiden Direktur Big Bad Wolf Indonesia, Uli Silalahi, mengatakan bahwa BBW Semarang menjadi BBW pertama di Indonesia yang memadukan membaca dan bergaya hidup keren dalam satu ruang yang sama.

    “Mengajak warga Semarang untuk terus giat membaca buku fisik dengan koleksi serba baru untuk gaya hidup kekinian yang makin keren,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (23/11).

    Bazar buku internasional BBW yang sudah dimulai sejak tanggal 11 November itu telah dikunjungi oleh beragam kalangan, terlebih keluarga.

    Berakhir pekan di BBW Semarang akan menjadi ruang literasi yang akan mempererat hubungan keluarga. Pada akhir pekan ini pun akan hadir penawaran pilihan buku-buku ‘Dibuang Sayang’ mulai 24 – 26 November 2023.

    Selain itu, pada akhir pekan ini yang merupakan pekan terakhir BBW Semarang, Ce’es BANPOS berkesempatan untuk memenangkan kejutan hadiah utama 1 buah troli penuh buku.

    Tersedia penjualan voucer belanja buku di Customer Service tersedia denominasi Rp50.000 dan Rp100.000. Untuk mendapatkan keuntungan keren bertubi-tubi, kesempatan semua promo dan menang kontes seru, cukup scan barcode yang tersedia.

    Tahun ini, BBW Indonesia melakukan tour ke enam kota, di antaranya Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Balikpapan, dan Semarang.

    Dan hadir kejutan terakhir di akhir tahun BBW Bookish Wonderland sebagai pemberhentian tambahan di Jakarta berlokasi di Mall @ Alam Sutera.

    Ragam kejutan berhadiah dan promosi makin keren tentu semakin meriah menanti yang akan berlangsung pada tanggal 1 Desember 2023 – 7 Januari 2024. (DZH)

  • Siswa SDN Ambon yang Belajarnya Lesehan, Dindik Kota Serang Salahkan Sistem

    Siswa SDN Ambon yang Belajarnya Lesehan, Dindik Kota Serang Salahkan Sistem

    SERANG, BANPOS – Tidak adanya fasilitas belajar berupa kursi dan meja pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ambon Kota Serang, diklaim oleh Dindikbud lantaran kesalahan sistem pengadaan.

    Diketahui, pengadaan barang dan jasa di sekolah saat ini menggunakan sistem bernama SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan Sekolah).

    Kepala Dindikbud Kota Serang, Tb. Suherman, mengungkapkan bahwa pengadaan barang di sekolah saat ini harus melalui aplikasi SIPLah.

    Menurutnya, hal tersebut membuat pemesanan sarana dan prasarana sekolah menjadi terhambat.

    “Karena bukan hanya SD Ambon saja tapi SD lain juga. Tidak bisa membeli seperti zaman dahulu di panglong (toko kayu yang membuat meja kursi, red) dan langsung dikirim hari itu juga. Tapi dengan aplikasi SIPLah, ini sesuai juklak juknis BOS,” ujarnya, Senin (20/11).

    Dirinya menyampaikan bahwa semua data terkait adanya kerusakan-kerusakan yang ada pada sekolah di Kota Serang, baik rusak ringan maupun berat, sudah terdata lewat dapodik.

    Namun nahas, walaupun demikian, masih saja terdapat sekolah yang terlambat penangananya.

    “Semua data rusak ringan, sedang, berat sudah ada di dapodik. Bisa dibuka dapodik Kemendikbud Ristek,” tandasnya.

    Asda II Kota Serang, Yudi Suryadi, menegaskan agar Dindikbud Kota Serang bisa lebih memperhatikan kondisi di lapangan dan tidak hanya terpaku pada data yang ada.

    “Cek kembali sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Bukan di sini saja (SDN Ambon, red) tapi di sekolah-sekolah yang ada di Kota Serang. Khawatir masih ada sekolah yang kondisinya masih kekurangan,” tegasnya.

    “Jangan terpaku pada data saja, tapi cek fisiknya juga di lapangan,” tandasnya. (CR-01/DZH)

  • Cara Kerja Pemkot Serang ‘Kuno’, Nunggu Viral Baru Direspon

    Cara Kerja Pemkot Serang ‘Kuno’, Nunggu Viral Baru Direspon

    SERANG BANPOS – Cara kerja dari Pemerintah Kota (Pemkot) Serang yang kerap kali menunggu viral untuk menyelesaikan masalah, dianggap merupakan hal yang mencoreng wajah Banten.

    Pasalnya, Kota Serang merupakan ibukota Provinsi Banten, yang seharusnya memiliki sistem komunikasi dan koordinasi yang lebih baik, dan tidak kuno.

    Seperti pada permasalahan SDN Ambon Kota Serang, yang sudah enam bulan lamanya para siswa-siswi di sana belajar lesehan. Tidak ada fasilitas bangku dan kursi, selama mereka belajar tersebut.

    Usai viral, Pemkot Serang melalui Dindikbud pun akhirnya merespon dengan memberikan meja dan kursi, agar para siswa-siswi tersebut dapat belajar dengan nyaman.

    Respon cepat karena viral tersebut, tetap mendapat kritik dari sejumlah pihak. Salah satunya Akademisi Universitas Serang Raya (Unsera), Ahmad Sururi.

    Menurutnya, Dindikbud Kota Serang seharusnya bekerja bukan hanya melihat data, namun bisa lebih memperhatikan kondisi di lapangan serta menjalin hubungan antara dinas dengan pihak sekolah.

    “Setelah viral baru baru direspon. Lagi-lagi kita dihadapkan dengan situasi komunikasi antar OPD yang lemah di Kota Serang. Kejadian ini kan pasti sudah diketahui lebih jauh,” ujarnya, Senin (20/11).

    Menurutnya, sejak berdirinya Kota Serang, pembangunan tersebut masih seperti jalan di tempat. Tidak ada perubahan signifikan, bahkan sampai adanya sekolah yang tidak memiliki fasilitas kursi dan meja belajar.

    “Sampai sekolah tidak ada kursi kan miris, saya prihatin juga. Jadi, kemana Dindik,” tegasnya.

    Ia menuturkan, kunonya pola komunikasi Pemkot Serang, menjadi momok tersendiri bagi ibukota Provinsi Banten itu. Seharusnya, Pemkot Serang melakukan inovasi, sehingga tidak ada koordinasi dan komunikasi yang terhambat.

    “Itu mencoreng wajah Banten. Perlu terobosan, inovasi luar biasa. Karena, melihat Banten ya melihat Kota Serang. Jadi sangat mencoreng wajah dan citra Provinsi Banten. Jadi catatan buruk Kota Serang,” tandasnya. (CR-01/DZH)

  • Tampilan Baru Gedung DPRD Banten Bikin Kagum, Jadi Tempat Pemotretan BTS SMAN 1 Waringinkurung

    Tampilan Baru Gedung DPRD Banten Bikin Kagum, Jadi Tempat Pemotretan BTS SMAN 1 Waringinkurung

    SERANG, BANPOS – Penampilan baru gedung DPRD Provinsi Banten yang kini bernuansa Kesultanan, menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang.

    Bangunan baru ini dinilai sebagai identitas daerah, yang mengingatkan masyarakat kepada masa kejayaan Kesultanan Banten di masa lampau.

    Mengagumi konsep baru gedung DPRD Provinsi Banten, puluhan siswa-siswi dari SMAN 1 Waringinkurung berkunjung ke gedung tersebut, dan menjadikannya sebagai latar pada foto Buku Tahunan Sekolah (BTS) mereka.

    Salah satu panitia pemotretan, Yenraul Ramadan, menyampaikan apresiasi kepada Sekretariat DPRD Provinsi Banten yang telah mengizinkannya mengambil foto di kawasan gedung DPRD Banten.

    Ia mengaku kagum dan bangga dengan bentuk bangunan DPRD Provinsi Banten yang baru, sehingga bisa mengingatkan kembali kaum muda kepada masa kejayaan Kesultanan Banten.

    “Tujuan kami ke sini itu untuk take foto buku tahunan angkatan kita. Kita ada 28 orang, terdiri dari 26 panitia dan 2 orang fotografer,” tuturnya.

    Menurutnya, bisa berfoto di dalam gedung DPRD Provinsi Banten sangatlah berkesan. Selain dipandu oleh para pegawai yang ramah, mereka juga bisa mendapatkan banyak pengetahuan tentang dunia parlemen.

    “Kesannya Happy, Fun, senang, orang-orang ramah, welcome, kami ingin mengucapkan terimakasih karena sudah mengizinkan foto disini,” ucapnya.

    Sementara itu, salah satu siswi SMAN 1 Waringinkurung, Muti Tasya Aulia, mengaku kagum dengan tampilan baru gedung DPRD Provinsi Banten.

    Karena menurutnya, selain gedungnya yang berkonsep sejarah, juga terdapat benda sebongkah batu besar yang merupakan batu fosil asli dari Banten.

    “Kagum dengan temboknya seperti kerajaan, mengingatkan kita sejarah di Banten dan ada batu besar asli dari Banten. Jadi bangga, terimakasih kepada sekretariat DPRD Banten karena telah mengizinkan kami,” ungkapnya.

    Sekretaris DPRD Banten, Deden Apriandhi, mengungkapkan bahwa bentuk gedung DPRD Banten yang baru ini sebagai upaya mengajak generasi saat ini mengingat kembali kekayaan budaya dan sejarah Banten pada masa lalu.

    Deden mengaku, pihaknya sengaja merenovasi gedung DPRD Banten dengan konsep tersebut dengan tujuan ingin menampilkan identitas daerah.

    “Sekaligus supaya bisa menjadi semacam pengingat kebesaran daerah kita,” kata Deden.

    Lebih jauh, dengan dilakukannya renovasi tersebut, diharapkan terjadi upaya pelestarian kebudayaan dan sejarah Banten.

    Adapun terkait konsep renovasi gedungnya, sengaja diambil dari konsep bangunan Kesultanan Kenari dan sebagian bangunan Keraton Kaibon di Kasemen, Kota Serang.

    “Hasil konsultasi kami dengan para budayawan, sejarawan dan tokoh Banten sepakat konsep bangunan Kesultanan Kenari dan Keraton Kaibon yang kita terapkan,” kata Deden.

    Deden menegaskan bahwa upaya renovasi gedung DPRD yang dilakukan pihaknya itu dengan tujuan pelestarian budaya dan sejarah yang menjadi tugas pemerintah.

    “Kedepan Gedung DPRD Banten bisa menjadi destinasi edukasi budaya untuk masyarakat umum,” tandasnya. (DZH)

  • Puluhan Ribu Anak Kabupaten Tangerang Putus Sekolah

    Puluhan Ribu Anak Kabupaten Tangerang Putus Sekolah

    TANGERANG, BANPOS – Angka putus sekolah di Kabupaten Tangerang hingga akhir tahun ini, mencapai 21 ribuan. Puluhan ribu anak putus sekolah itu, terdiri dari tingkatan SD hingga SMP, dengan berbagai latar belakang dan alasan putus sekolah.

    Kepala Disdik Kabupaten Tangerang, Dadan Gandana, mengatakan bahwa puluhan ribu pelajar yang gagal sekolah itu merupakan data hingga Oktober 2023.

    “Berdasarkan data Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) sampai dengan Oktober 2023, jumlah peserta didik yang dinyatakan DO atau lulus tidak melanjutkan di Kabupaten Tangerang mencapai 21.829 peserta didik,” katanya, Selasa (14/11).

    Ia menerangkan, tingginya angka putus sekolah tersebut terjadi lantaran tidak tercatatnya proses kepindahan peserta didik ke Sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik), seperti perpindahan pelajar dari sekolah formal ke nonformal, hingga mereka yang melanjutkan pendidikan di luar negeri.

    “Masalah kesalahan menginput ataupun meneruskan ke jenjang berikutnya yang tidak terkoneksi di Sistem Dapodik ini masih sering terjadi, padahal mereka masih melanjutkan sekolah,” tuturnya.

    Ia mengungkapkan, untuk menyikapi tingginya angka peserta didik yang putus sekolah itu, Disdik bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Tangerang akan menyelenggarakan kegiatan penuntasan angka putus sekolah.

    Hal itu dilakukan dengan memberikan program beasiswa pendidikan kesetaraan mulai dari Paket A, Paket B, sampai Paket C.

    “Program beasiswa pendidikan kesetaraan Paket A hingga Paket C ini diprioritaskan untuk anak usia 7 sampai dengan 21 tahun serta masyarakat usia di atasnya,” ujar Dadan Gandana.

    Nantinya, pelaksanaan program tersebut akan menggandeng Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Diskominfo, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, dan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tangerang.

    “Selain kolaborasi dengan sesama OPD, kami memerlukan dukungan dari unsur organisasi dan instansi yang akan berkaitan, di antaranya forum Camat, APDESI (Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia), FK-PKBM (Forum Komunikasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Ikatan Penilik Indonesia (IPI) Kabupaten Tangerang, unsur perguruan tinggi, Kepala Satuan Pendidikan Negeri seperti MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (K3S), dan UPT SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) Kabupaten Tangerang,” tandasnya. (DZH/ANT)

  • Mahasiswa UNPAM Kenalkan Pengelolaan Keuangan dan Investasi ke Pelajar SMKN 7 Kota Serang

    Mahasiswa UNPAM Kenalkan Pengelolaan Keuangan dan Investasi ke Pelajar SMKN 7 Kota Serang

    SERANG, BANPOS – Mahasiswa UNPAM Serang memperkenalkan pengelolaan keuangan dan investasi kepada pelajar di SMKN 7 Kota Serang. Kegiatan itu merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

    Mengangkat tema ‘Edukasi Pengenalan Literasi Keuangan Sebagai Langkah Awal Investasi Sejak Dini’, kegiatan tersebut diikuti oleh siswa-siswi kelas 10 jurusan akuntansi, yang sangat berantusias dalam mengikuti kegiatan tersebut.

    Selama kegiatan, terlihat bahwa para siswa aktif dalam memberikan pertanyaan kepada narasumber, dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh narasumber.

    Ketua PKM Kelompok 9, Dwi Febriyanti, mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mengajak siswa-siswi yang merupakan kalangan Gen-Z, untuk bisa membedakan akan kebutuhan dan keinginan agar dapat mengelola keuangan dengan baik.

    “Melalui kegiatan ini, kami mengajarkan akan pentingnya membedakan antara kebutuhan dan keinginan supaya mereka dapat mengelola keuangan degan baik,” kata Dwi Febriyanti, Selasa (14/11).

    Selain itu, kegiatan tersebut juga merupakan aksi nyata mahasiswa sebagai Agent of Change, dengan memberikan arahan yang tepat kepada Gen-Z, untuk meningkatkan kesadaran akan membedakan keinginan serta kebutuhan.

    Melakui kegiatan itu, pihaknya berharap dapat memberikan manfaat pada siswa/siswi akuntansi di SMK Negeri 7 Kota Serang.

    “Kegiatan ini juga sebagai aksi nyata kami selaku mahasiswa untuk terjun langsung mengabdikan diri ke masyarakat, supaya ilmu yang kami dapat bermanfaat terutama terkait membedakan keinginan dan kebutuhan,” tandasnya. (DZH)

  • Cegah Kekerasan Seksual pada Anak, Mahasiswa BKI UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten Gelar Penyuluhan Sosial

    Cegah Kekerasan Seksual pada Anak, Mahasiswa BKI UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten Gelar Penyuluhan Sosial

    SERANG, BANPOS – Sejumlah siswa di SDN Banjarsari 1 Kota Serang diberikan sosialisasi edukasi dan pencegahan pentingnya menjaga diri agar terhindar dari pelecehan seksual, Senin (13/11). Kegiatan penyuluhan sosial tersebut dilaksanakan oleh Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam (BKI) UIN Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten yang dihadiri oleh oleh kepala sekolah dan staf guru.

    Perwakilan mahasiswa BKI UIN SMH Banten, Grasi Cantika, mengungkapkan bahwa pihaknya mendapat sambutan hangat dan apresiasi oleh pihak sekolah, mengingat kegiatan ini merupakan pertamakalinya digelar. Mengambil tema ‘Aku Mandiri Aku Mampu Jaga Diri’, sosialisasi diikuti oleh 45 siswa yang berasal dari kelas 3 dan 4.

    “Kami berkesempatan melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada adik-adik siswa SDN Banjarsari 1 Kota Serang dengan tujuan untuk memberikan pemahaman dan pencegahan kepada siswa terkait pentingnya menjaga diri agar terhindar dari pelecehan seksual terhadap anak,” ujarnya.

    Dalam kesempatan itu, Grasi mebawakan materi dengan penyampaian melalui penayangan video dan mengajak siswa menonton animasi. Untuk menambah pemahaman dan materi lebih diingat oleh siswa, materi juga disampaikan dengan menggunakan metode bernyanyi, kuis, dan jargon.

    “Diharapkan dengan metode ini, materi dapat dengan mudah dipahami oleh anak-anak. Kami juga menjelaskan tentang bagian tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh oleh orang lain dan bagaimana cara menjaganya,” jelas Grasi.

    Menurutnya, seks edukasi bukan satu hal yang tabu untuk di ketahui oleh anak-anak. Sebab, anak perlu diberikan pemahaman tentang seks edukasi supaya anak memahami bagian-bagian tubuhnya yang boleh dan yang tidak boleh disentuh oleh orang lain.

    Guru SDN Banjarsari 1 Kota Serang, Euis Hunainah, mengatakan dengan diadakannya kegiatan penyuluhan ini, diharapkan anak-anak mampu untuk menjaga dirinya, apalagi di zaman sekarang. Di mana pergaulan bebas semakin merajalela.

    “Oleh karena itu, pentingnya memberikan seks edukasi kepada anak-anak ini perlu ditingkatkan,” ucapnya.

    Euis juga mengakui, pihaknya merasa kesulitan untuk memberikan seks edukasi kepada anak. Ia merasa khawatir anak-anak akan bersikap kurang baik dan salah paham terkait materi yang disampaikan.

    “Namun dengan adanya penyuluhan ini, diharapakan mampu mengubah kekhawatiran dan kesalahpahaman tersebut, guna menciptakan generasi muda yang unggul dan intelektual,” tandasnya. (MUF)

  • Bikin Bangga! Pelajar SMAN 1 Ciruas Borong Medali di Ajang Penelitian Nasional

    Bikin Bangga! Pelajar SMAN 1 Ciruas Borong Medali di Ajang Penelitian Nasional

    SERANG, BANPOS – SMAN 1 Ciruas berhasil memborong medali emas dan perunggu dalam ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tingkat Nasional Tahun 2023.

    Ajang tersebut diselenggarkan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi beberapa waktu lalu di Hotel Menara Peninsula, Jakarta.

    Guru Pembimbing kegiatan, Widayati Norwulan, mengungkapkan bahwa pelajar tersebut di antaranya Lia Febriyanti (17) dan Siti Alwiyah (18) yang meraih medali Emas (Juara 1) Bidang Ilmu Sosial Humaniora Sub-Bidang Seni, Budaya dan Sejarah dengan penelitian bertajuk pengembangan game edukasi sejarah Banten.

    “Keduanya berhasil membuat inovasi kekinian berupa Game edukasi Ethni – City dalam upaya merangkai kebhinekaan dengan pembimbing Nuhiyah,” ungkap Bu Wid, sapaan dari Widayati Norwulan, Jumat (10/11).

    Sedangkan untuk Muhammad Saddam Prayogo (17) dan Rozzul Ababil (17) kata Wid, mereka meraih medali perunggu/Juara 3 bidang Fisika Terapan dan Rekayasa dengan tajuk penelitian pengembangan Ornitopher atau sebuah drone canggih yang dibuat seperti burung.

    “Drone atau pesawat terbang hasil karya pelajar SMAN 1 Ciruas ini terinspirasi dari burung yakni mengenakan sayapnya untuk terbang. Pesawat ini memiliki potensi untuk digunakan dalam berbagai tugas seperti pemantauan dan pengawasan. Kebetulan untuk pembimbing FTR saya sendiri,” ujarnya.

    Untuk diketahui, kedua tim ini menjadi peraih medali dari 4.424 tim penelitian seluruh Indonesia. Kegiatan penelitian berlangsung selama 6 bulan sejak April 2023 hingga September 2023.

    Adapun perhelatan final dilaksanakan pada 6 – 11 November 2023 yang dihadiri oleh 100 Finalis dari 28 Provinsi yang mencakup tiga kategori bidang yaitu Matematika Sains dan Teknologi (MST), Fisika Terapan dan Rekayasa (FTR) dan Ilmu Sosial Humaniora (ISH). (DZH)

  • KKG PAI Gelar Pentas Seni

    KKG PAI Gelar Pentas Seni

    LEBAK, BANPOS – KELOMPOK Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) SD Kecamatan Rangkasbitung menggelar Pentas Seni Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah Dasar dalam rangka memperingati Maulid Nabi
    Muhammad SAW 1445 H, di SD Negeri 3 Kelurahan Muara Ciujung Timur, Kecamatan Rangkasbitung,
    Sabtu (28/10).

    Diketahui, kegiatan Pentas Seni PAI Jenjang SD Se-Kecamatan Rangkasbitung ini diikuti oleh 57 Satuan
    Pendidikan, dengan 64 Guru PAI serta 34 peserta didik. Dalam kegiatan tersebut pula, turut hadir Ketua
    K3S, Salam; pengawas SD, Owi Madrowi dan Pengawas PAI, KH. Amirudin.

    Ketua KKG PAI Kecamatan Rangkasbitung, Edi Cahya Purnama, dalam sambutanya mengatakan, kegiatan
    Pentas Seni PAI Jenjang SD ini merupakan wadah pembinaan dan aktualisasi bagi peserta didik untuk
    menerima, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam dalam
    kehidupan sehari-hari.

    “Dalam konteks keberhasilan pendidikan, maka perlu melibatkan semua komponen yang terkait agar
    terwujudnya masyarakat Indonesia yang berkualitas, terampil, cerdas, maju, mandiri dan modern,” kata
    Edi dalam keterangan yang diterima BANPOS.

    Edi menjelaskan, dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat melahirkan insan-insan terpelajar yang
    terkontruksi menjadi masyarakat sosial baru, yang memiliki kemampuan menyatukan dan mempererat
    struktur sosial yang ada dari pengaruh faham transnasional yang intoleran, dan mengancam disintegrasi
    bangsa.

    Ia menerangkan, dalam rangkaian kegiatan tersebut meliputi Musabaqoh Tilawatil Qur’an, Lomba
    Pildacil dan Lomba Kaligrafi.

    “Besar harapan seusai kegiatan ini dapat menghasilkan bibit-bibit generasi yang mampu menjadi siswa
    yang berprestasi dah berakhlakul karimah,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Senioritas Ponpes Wajib Dihapuskan

    Senioritas Ponpes Wajib Dihapuskan

    LEBAK, BANPOS – Maraknya praktik kekerasan di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) berkedok
    senioritas tak jarang menimbulkan korban. Hal itu pun diminta untuk dapat menjadi perhatian bersama,
    guna menjaga kualtias dari lembaga pendidikan berbasis keagamaan itu.

    Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Pelajar Islam Indonesia (PII) Banten, Ihsanudin. Ia menuntut
    kepada pemerintah, untuk dapat memperhatikan kualitas dari setiap Ponpes yang ada, sehingga dapat
    benar-benar mencetak santri yang baik.

    Menurut Ihsan, Ponpes merupakan tempat yang baik untuk pembentukan karakter anak dengan segala
    aktivitas yang dilakukan di ponpes. Mulai dari pembelajaran agama, ibadah rutin hingga berbagai
    kegiatan positif lainnya. Namun, terdapat pula aktivitas yang mencoreng kebaikan dari Ponpes, salah
    satunya perilaku senioritas yang masih melekat di sana.

    “Terlebih Kabupaten Lebak salah satu kabupaten yang terkenal di Provinsi Banten banyak pondok
    pesantrennya. Sangat disayangkan kalau belum ramah anak,” kata Ihsan kepada BANPOS, Minggu
    (29/10).

    Ihsan menjelaskan, Ponpes bukanlah lumbung kekerasan bagi anak yang berkedok senioritas. Namun, di
    beberapa Ponpes terkenal senioritas sehingga yang tua bisa semena-mena dengan yang muda.

    “Tapi perlu diakui juga, masih banyak sih kalau itu mendengar Ponpes itu ada bully. Mem-bully satu
    sama lain dan itu katanya hal biasa untuk melatih mental,” jelasnya.

    Ia menerangkan, senioritas yang sering ia temukan di ponpes dikarenakan mereka merasa sudah lama,
    sehingga merasa tau segalanya dan semaunya melalukan apa pun dengan bebas.

    “Seharusnya ponpes itu mengarah kepada lembaga yang bisa menjadi wadah yang baik dan ramah anak.
    Apalagi banyak orang tua percaya menyekolahkan anaknya ke pesantren karena ingin anaknya
    berakhlak mulia,” terang Ihsan.

    Ia menyayangkan, saat ini semakin banyak orang tua yang trauma karena marak berita pimpinan pondok
    memperkosa santrinya, sehingga itu juga yang menjadi pengaruh orang tua harus berpikir dua kali. “Tapi
    kalau udah ramah anak mah ya Insyaallah dipercaya. Maka senioritas di Ponpes harus dihapuskan,”
    tandasnya.

    Diberitakan sebelumnya, hampir seluruh pondok pesantren yang ada di Kabupaten Lebak belum ramah
    anak. Dari berbagai pondok tradisional maupun modern yang ada di Lebak, hanya ada satu saja yang
    berstatus ramah anak.

    Hal tersebut disampaikan oleh JFT Bidang Perlindungan Anak DP3AP2KB Kabupaten Lebak, Nina
    Septiana. Ia mengatakan, sejak 2020 lalu hingga saat ini, baru ada satu ponpes yang mendeklarasikan
    dan dikukuhkan menjadi Pondok Pesantren Ramah Anak, yakni Ponpes Latansa 2.

    “Dulu bidang PA pernah melakukan sosialisasi dan mengundang lebih dari 30 ponpes. Namun yang hadir
    hanya Latansa 2 ini,” kata Nina saat ditemui BANPOS di ruang kerjanya, Kamis (26/10).

    Ia menjelaskan, pihaknya senantiasa berupaya mengajak Ponpes untuk memenuhi kriteria ramah anak
    yang berarti lingkungan tersebut haruslah membuat anak aman, nyaman, adil hingga fasilitas yang
    memenuhi hak anak.

    “Bukan hanya di Ponpes ya, tapi juga di sekolah, perkantoran, hingga ruang publik sebisa mungkin kami
    mengupayakan agar mengutamakan kepentingan anak juga,” jelasnya. (MYU/DZH)