Kategori: PERISTIWA

  • Saat Razia, Satpol PP Amankan 8 PSK

    Saat Razia, Satpol PP Amankan 8 PSK

    TANGERANG, BANPOS – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), lakukan penertiban pada sejumlah tempat hiburan yang ada di Kampung Bunder, Kelurahan Bunder, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang. Dalam penertiban tersebut, beberapa dus Minuman Keras (Miras) dan beberapa Pekerja Sek Komersial (PSK) Senin (12/7) malam.

    Kepala Satpol PP Kabupaten Tangerang, Fachrul Rozi mengatakan, operasi penertiban tersebut dilakukan dalam rangka pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah No. 20 Tahun 2004 Tentang Ketentraman Dan Ketertiban Umum dan Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2009, Tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol.

    “Tim sudah menyisir dan melakukan tindakan di 3 lokasi tempat hiburan berupa penyegelan dan mengamankan beberapa dus minuman beralkohol yang ditemukan didalam lokasi tempat hiburan tersebut,” kata Fachrul Rozi.

    Dalam operasi penertiban yang menyisir 3 lokasi tersebut, lanjut Fachrul Rozi, pihaknya juga berhasil menjaring sejumlah PSK yang ada di tempat hiburan tersebut. “Sebanyak 8 PSK berhasil kami ringkus untuk nantinya dibawa ke tempat panti rehabilitasi Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tangerang,” terangnya.

    Dalam operasi gabungan ke sejumlah tempat hiburan tersebut, lanjut Fachrul Rozi, ada beberapa PSK yang bersembunyi ke semak-semak untuk menghindari petugas. “Namun sejumlah PSK yang bersembunyi tersebut berhasil diamankan untuk dilakukan pendataan dan diberi pengarahan di panti rehabilitas Dinsos Kabupaten Tangerang nantinya,” ungkapnya.

    Untuk diketahui, kegiatan operasi tersebut juga mengacu pada Instruksi Bupati Tangerang Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM Darurat) Corona Virus Disease 2018 di Kabupaten Tangerang. (DHE/RUL)

  • Disnaker Tinjau Vaksinasi Karyawan PT Adis

    Disnaker Tinjau Vaksinasi Karyawan PT Adis

    TANGERANG, BANPOS – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Tangerang dan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Balaraja meninjau lanjutan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di PT Adis Dimension Footwear Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Selasa (13/7).

    Kabid Hubungan Industrial dan Pengendalian Ketenagakerjaan Disnaker Kabupaten Tangerang, Indra Darmawan mengatakan, pihaknya mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh PT Adis Dimension Footwear dengan melakukan vaksinasi kepada seluruh karyawannya yang mencapai 9.600 orang. Hal tersebut harus dijadikan contoh bagi perusahaan lain yang ada diKabupaten Tangerang.

    “Kami mengharapkan perusahaan lain juga berperan aktif dalam upaya pencegahan penularan virus corona dilingkungan perusahaan dengan melaksanakan vaksinasi kepada karyawan, untuk mendukung program Bupati Tangerang menargetkan 2 juta penduduk divaksin di akhir tahun 2021 ini,” kata Indra saat memberikan sambutan di depan Satgas Covid-19 PT Adis Dimension Footwear.

    Sementara itu, Direktur Human Capital PT Adis Dimension Footwear Kabupaten Tangerang, Nunung Riyanto mengatakan, pihaknya sngat mendukung upaya Bupati Tangerang dalam menargetkan 2 juta vaksinasi bagi masyarakat Kabupaten Tangerang sampai akhir tahun 2021.

    “Penanganan dan pencegahan Covid-19 di PT Adis, sangat konsisten dari awal hingga saat ini menerapkan terus Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19, dan pemerintah mengapresiasi kerja keras smart Tim Satgas,” katanya.
    Nunung menambahkan, PT Adis Dimension Footwear sangat patuh dan kooperatif dengan pemerintah dalam menerapkan Prokes dalam upaya-upaya memutus rantai penularan Covid-19.

    “Sesuai arahan Bupati Tangerang saat berkunjungan pada hari Sabtu 10 Juli 2021 lalu, dengan program 6M-nya ternyata PT Adis sudah melaksanakan vaksin untuk para Karyawannya, saat ini lebih dari 3.000 karyawan telah divaksin dan direncanakan sampai dengan akhir bulan Juli diharapkan vaksin tahap 1, bisa selesai semua,” ujarnya.

    Untuk saat ini, lanjut Nunung, merupakan lanjutan pelaksanaan vaksinasi yang dilaksanakan PT Adis Dimension Footwear, pihaknya menargetkan 9.600 karyawan untuk divaksinasi hingga akhir bulan Juli 2021.

    Sementara Kepala Puskesmas Balaraja, dr Ai Siti Zakiyah mengatakan, sekitar 9.600 karyawan PT Adis akan mendapatkan vaksinasi hingga akhir bulan Juli.

    “Pada hari ini kita menargetkan 500 orang karyawan. Diharapkan sampai akhir bulan Juli, karyawan yang dapat tervaksinasi sebanyak 9.600 karyawan yang berdomisili di Kabupaten Tangerang,” katanya.

    Menurutnya, sebelum pelaksanaan vaksinasi para tenaga kesehatan yang merupakan tenaga kesehatan di perusahaan tersebut sudah melakukan pelatihan terlebih dahulu yang dilakukan bersama Puskesmas Balajara, baik petugas administrasi, petugas pencatatan, dokter-dokter yang bertugas screening serta petugas-petugas yang merupakan vaksinator.

    “Pelaksanaan vaksin tetap dalam pengawalan dan pengawasan dari pihak Puskesmas. Jadi Puskesmas yang meminta dan mengambilkan dari IFK Dinas Kesehatan sesuai dengan target sasaran yang ada di PT. Adis,” ungkapnya. (DHE/RUL)

  • Seorang Pekerja Proyek Tewas di Kamar Kos

    Seorang Pekerja Proyek Tewas di Kamar Kos

    Penghuni kontrakan berinisial MI (42) di Perumahan Arga Baja Pura, Kelurahan Kotasari, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, ditemukan meninggal dunia oleh rekan kerjanya, Selasa (13/7).

    MI yang diketahui karyawan PT Taiyo Sinar yang sedang melakukan pekerjaan proyek di PT Hitachi Metals Indonesia di Cilegon, merupakan warga Kramat Jati, Jakarta Timur tersebut, pertama kali diketahui meninggal dunia pada sekitar pukul 09.00 WIB.

    Atas kejadian tersebut, rekan kerja melaporkan ke pihak kepolisian. Kemudian sekitar pukul 13.00 WIB, Tim Inafis Polres Cilegon datang dengan berpakain hazmat melakukan evakuasi jasad MI. Kemudian, jenazah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilegon.

    “Kami tidak bisa memastikan korban Covid-19 atau tidak, tetapi karena sedang sakit penanganan oleh petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap,” kata Kanit Reskrim Polsek Pulomerak Iptu Asep Iwan, kepada awak media saat ditemui dilokasi, Selasa (13/7).

    Ditempat yang sama, salah satu penghuni kontrakan, Hendra Eko Putra mengatakan, MI diketahui sakit sejak beberapa hari lalu. Di kamar kontrakannya, MI sakit batuk dan sesak nafas. “Saya beberapa kali dengar batuk-batuknya,” kata tetangga kontrakan MI ini.

    Dirinya pun mengaku, pada Selasa (13/7) masih melihat MI sholat subuh sekitar pukul 05.00 WIB. Namun, sekitar pukul 09.00 WIB, saat rekan kerjanya hendak masuk ke kamar tidak ada jawaban dari MI. (LUK/RUL)

  • Pasar Grogol Cilegon Mubazir

    Pasar Grogol Cilegon Mubazir

    CILEGON, BANPOS – Habiskan anggaran miliaran rupiah sejak dibangun pada kisaran tahun 2018, bangunan pasar rakyat di Kelurahan Kotasari, Kecamatan Grogol tak kunjung di operasikan.

    Bahkan, tidak saja terdapat rumput liar yang tumbuh dan menutupi bangunan seperti tugu nama pasar, juga terdapat kerusakan pada bangunan ruko pasar rakyat tersebut diduga akibat tidak terurus.

    Sejumlah warga setempat menyayangkan keberadaan pasar rakyat yang telah dibangun tetapi tidak juga difungsikan sesuai peruntukannya. Karena itu, agar tidak dipandang sebagai bangunan yang mubajir, warga meminta Pemerintah Kota Cilegon agar segera meninjau keberadaan pasar rakyat tersebut.

    “Bangunan pasar ini pasti menggunakan dan menghabiskan anggaran yang nilainya tidak sedikit, ya sayang sekali kalau sampai tidak berfungsi apa lagi sampai mubajir. Kami berharap bangunan pasar ini segera difungsikan,” kata Amin, Selasa (13/7) kepada wartawan.

    Selain itu, tidak saja soal akses jalan menuju pasar rakyat yang dinilai kurang memadai. Area bangunan pasar juga sudah mulai terlihat banyak dipenuhi rerumputan, bahkan tugu nama pasar sudah mulai tertutupi. Lantaran tidak terawat terdapat sejumlah kerusakan pada ruko.

    Melihat kondisi bangunan pasar rakyat yang tak kunjung difungsikan sejak selesai dibangun, warga berharap Pemerintah Kota Cilegon segera mengambil langkah kongkrit agar bangunan pasar itu bermanfaat bagi masyarakat sekitar terutama para pedagang.

    “Agar bisa bermanfaat dan menunjang perekonomian masyarakat terlebih pada masa pandemi sekarang ini, sebaiknya Pemkot Cilegon segera meresmikan pasar tersebut dari pada mubajir,” harapnya.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Cilegon, Syafruddin kepada wartawan mengatakan, belum dapat memastikan kapan bangunan pasar rakyat tersebut bisa dioperasikan. Menurutnya, pihaknya akan melakukan pembangunan akses jalan menuju lokasi pasar terlebih dahulu.

    “Kalau tidak salah di tahun 2022 itu ada anggaran untuk pembangunan akses jalan. Jadi memang perlu adanya akses jalan yang memadai menuju pasar itu,” katanya

    Syafruddin mengaku, pihaknya telah melakukan pengajuan di Rencana Strategi (Renstra) tahun 2022. Saat ditanya soal anggaran biaya pekerjaan pembangunan pasar rakyat tersebut, ia mengaku belum mengetahui secara pasti betapa nilainya.

    “Sudah kita usulkan pada Renstra 2022 untuk akses jalan menuju pasar agar pasar itu bisa segera berfungsi,” ujarnya.

    Berdasarkan data Ipse.cilegon.go.id disebutkan pekerjaan bangunan pasar rakyat Kecamatan dengan pagu anggaran sebesar Rp2 miliar. (CR-01/RUL)

  • Dindik Perpanjang PPDB SMPN 15

    Dindik Perpanjang PPDB SMPN 15

    CILEGON, BANPOS – Baru terdapat belasan siswa yang mendaftar di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 15 Cilegon, Dinas Pendidikan Cilegon memutuskan untuk memperpanjang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

    Perpanjangan PPDB dilakukan sebagai upaya Dinas Pendidikan Cilegon untuk menambah jumlah siswa di SMPN 15. Hingga sekarang jumlah siswa yang mendaftar di SMPN yang baru dibentuk Pemerintah Kota Cilegon diketahui baru sebanyak 14 orang siswa.

    Kepala Dinas Pendidikan Cilegon Ismatullah mengatakan, untuk masa PPDB di SMPN 15 yang berlokasi di Kecamatan Cilegon diperpanjang sampai waktu yang tidak ditentukan.

    “PPDB untuk SMPN 15 itu masih dibuka, karena siswa yang mendaftar itu masih sedikit. Dalam rangka wajib belajar SMPN 15 masih bisa menerima siswa baru,” katanya.

    Menurutnya, kurang minatnya masyarakat sekitar mendaftarkan anaknya ke sekolah baru tersebut lantaran orang tua di sekitar SMPN 15 lebih berminat mendaftarkan anaknya di Pondok Pesantren dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).

    “Masyarakat di Grogol ini banyak yang berminat ke Pesantren dan MTs. Sehingga wajar bila mereka memilih ke sekolah-sekolah agama karena memang basisnya religius,” ujarnya.

    Namun, sebagai alternatif untuk menambah jumlah peserta didik di SMPN 15 ungkap Ismatullah, pihaknya juga akan menerima siswa yang terlambat masa pendidikannya selama satu tahun kebelakang. Untuk terus melakukan sosialisasi keberadaan SMPN 15, ia mengaku telah mengajak seluruh Kepala Sekolah Dasar (SD) untuk mensosialisasikan.

    Dengan terus dilakukannya sosialisasi, Ismatullah meyakini kedepan sekolah tersebut banyak diminati anak yang lulus dari SD dan mendaftar di SMPN 15.

    “Ada informasi bolehkah anak yang sudah gak sekolah satu tahun masuk SMP?… itu boleh. Ternyata ada beberapa murid yang belum sekolah di umur SMP. Kita yakin untuk tahun depan SMPN 15 ini bakal banyak diminati,” pungkasnya (CR-01/ RUL)

  • Lahan Makam Covid-19 Krisis

    Lahan Makam Covid-19 Krisis

    SERANG, BANPOS – Kasus meninggal dunia akibat Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Provinsi Banten terus meningkat. Akibatnya, lahan yang khusus dipersiapkan untuk memakamkan pasien covid-19 yang meninggal dunia terus berkurang. Bahkan, di wilayah Tangerang Raya jumlah lahan mendekatai krisis. Belum lagi penolakan warga terhadap keberadaan makam khusus, seperti yang terjadi di Selapajang, Kabupaten Tangerang.

    Wakil Ketua DPRD Banten, Budi Prajogo mengungkapkan terjadinya krisis lahan untuk pemakaman korban Covid-19 di wilayah Tangerang Raya. Karenanya, dia mengusulkan Pemprov Banten memanfaatkan tanah sedimentasi situ-situ yang menjadi aset provinsi untuk dimanfaatkan menjadi makam baru bagi pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

    “Melihat kurangnya lahan untuk pemakaman korban Covid-19 di Tangerang Raya, Pemprov Banten bisa memanfaatkan sedimentasi situ-situ, seperti Situ Gintung atau Situ Tujuh Muara untuk dikaji dengan melakukan koordinasi dengan Pemkot Tangel,” ungkap Budi pada Selasa, (14/7)

    Ia mengatakan, pemanfaan sedimentasi situ-situ bisa menjadi solusi untuk mengatasi menipisnya lahan untuk pemakaman di Tangerang Raya.

    Banyaknya korban Covid-19 dan terbatasnya lahan pemakaman, menurutnya, bekalangan ini menjadi masalah, sehingga harus dicari lahan alternatif untuk pemakaman baru.

    Ia mengatakan, Situ Gintung di Kelurahan Cireundeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan memiliki luas sekitar 28 hektare. Demikian juga Situ Tujuh Muara berada di Tangerang Selatan.

    Situ itu terletak di Kelurahan Pamulang Barat dan Pondok Benda. Luas situ, menurut data Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang Selatan, saat ini sekitar 19,3 hektare.

    Pengelola TPU Jombang, Tangerang Selatan, Shohibin Na’im saat ditemui mengatakan, lahan pemakaman tersebut tersisa hanya untuk 100 jenazah lagi. Menurutnya, dalam satu hari TPU itu mampu menampung 30 hingga 50 jenazah Covid-19.

    Di beberapa tempat, umumnya jenazah pasien Covid-19 yang Isoman harus menunggu berjam-jam untuk proses penguburan.

    Permasalahan utama antrean pemakaman jenazah Covid-19 di lokasi tersebut, karena adanya penolakan dari pemilik pemakaman wakaf untuk memakamkan jenazah yang terindikasi positif Covid-19. Seperti yang terjadi di TPU Selapajang, KEcamatan Neglasari, Kabupaten TAngerang.

    Warga menggugat penggunaan lahan wakaf di TPU Selapajang, Kecamatan Neglasari yang digunakan untuk pemakaman jenazah Covid-19. Pasalnya, warga menilai penggunaan lahan wakaf seluas 1,5 hektare belum ada pemberitahuan.

    Salah seorang tokoh masyarakat Selapajang, Ahmad Taufik Hidayat mengatakan, persoalan ini bermula ketika lahan wakaf digunakan. Warga baru sadar pada Senin, (12/07) lalu. “Kita kan jadi kaget, kok dimakamkan di tanah wakaf kita semua kaget warga, RT , tokoh semua kaget,” ujarnya, Selasa, (13/07).

    Akhirnya, mereka pun melakukan protes di kantor UPT TPU Selapajang. Lantaran, mereka merasa tidak ada sosialiasi atau pemberitahuan terkait pengguna lahan tersebut. “Ya kita protes karena kita tidak pernah merasa memberikan mandat apalagi memberikan kuasa apapun terkait wakaf itu, jadi kita protes,” katanya.

    Total saat ini lahan tersebut sudah terdapat 32 makan jenazah pasien Covid-19. Sebagian liang yang sebelumnya sudah digali kini ditimbun dengan tanah lagi. “Kita warga dan tokoh nggak ada sama sekali pemberitahuan dan itu kerjasamanya sepihak,” kata Taufik.

    Taufik menduga adanya sesuatu antara Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kota Tangerang dengan individu lain dalam penggunaan lahan tersebut. Pasalnya, terdapat surat persetujuan serah terima pergantian tanah pemakaman wakaf Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari.

    Surat tersebut telah ditandatangani oleh Kepala Dinas Perkim Kota Tangerang, Tatang Sutisna sebagai pihak kesatu. Kemudian, pihak kedua, Mardoli. Dalam surat itu Mardoli bertindak sebagai pengurus tempat pemakaman wakaf Selapajang.

    Dalam surat itu menyatakan pihak kesatu menyerahkan lahan tahan pemakaman wakaf Selapajang seluas kurang lebih 1296 meter persegi. Pihak kedua menerima pergantian lahan tersebut. Menurut Taufik, surat tersebut tidak sah lantaran tak terdapat aturan hukum yang berlaku. Seharusnya kata dia, rislah itu terdapat legal formal.

    “Harusnya ada notaris kalau secara hukum. Diketahui banyak orang baru setelah resmi silakan secara hukum. Harus ada musyawarah. Bermusyawarah lah kamu dengan segala urusan. Urusan apapun bisa selesai kalau ada musyawarah,” jelasnya.

    Taufik mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya musyawarah dengan pihak terkait. Apalagi lahan tersebut kini sudah terdapat 32 makam dari pasien Covid-19. “Permintaan warga, kita minta uruk lagi untuk lubang yang sudah jadi. Permasalahan makam yang sudah jadi Insya Allah kita rapatkan besok (Rabu/12/7). Apakah digali atau pindah atau tetap disana besok keputusannya,” ungkapnya.

    Sementara, Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kota Tangerang, Tatang Sutisna menyampaikan, hal itu dilakukan atas permintaan warga setempat yang ingin menukar lahan pemakaman. Kata Tatang lahan pemakaman milik Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang untuk jenazah pasien Covid-19 berdekatan dengan pemukiman. Sementara tahan wakaf warga berlokasi di tengah TPU Selapajang. Maka, warga berkeinginan untuk menukar lahannya tersebut.

    “Kan itu gini, itu kan permohonan para sesepuh. Lahan kami ada, tapi berdekatan dengan warga 1.500 meter. Kata warga, ya sudah mau nggak ditukar. Maksudnya biar dekat dengan warga ya monggo saya bilang. Tapi ada warga yang ngga setuju ya kembalikan lagi ke forum,” jelasnya.

    Kata Tatang, terkait dengan hal ini pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan warga, tokoh masyarakat serta pemangku jabatan di Selapajang Jaya. Mereka pun menyetujui upaya tersebut. “Kan Perwakilan kami ajak musyawarah. Tokoh masyarakat, RT, RW, lurah. Masa kami harus panggil semua warga,” ungkapnya.

    Menurut Tatang terkait penggunaan lahan wakaf warga memang belum ada rislah secara hukum. Namun, akan dipastikan lahan wakaf warga akan diganti sesuai dengan ukurannya. “Nanti dokumen resminya kan dengan aset kan gitu. Nggak mungkin secepat itu. Kan ini mendesak belum selesai lah rislah-nya,” katanya.

    Surat yang sudah ditandatangani kedua belah pihak antara dirinya dan Mardoli kata Tatang itu merupakan berita acara. Atau bukti terkait kesepakatan kedua belah pihak. “Pemerintah apakah akan mempecundangi warga ? Ya nggak mungkin lah. Kalau itu hak warga ya silakan gitu loh. Kalau sekarang proses dulu mau kapan selesainya,” tegas Tatang.

    Tatang pun meminta warga tidak terprovokasi dengan oknum yang tak bertanggungjawab. Proses tukar lahan tetap akan berjalan. Saat ini pihaknya masih fokus dalam penanganan pasien Covid-19 yang meninggal. Mengingat saat ini angka kematian di tengah pandemi Covid-19 sangat tinggi.

    “Kita manfaatkan lahan yang ada dulu. Yang kita punya, bukan punya warga loh karena sifatnya mau tuker lokasi. Bukan punya warga di sana keluar di sana, masih satu TPU,” jelasnya. Namun, apabila tidak ada titik temu Tatang pun tak mau ambil pusing. Menurut dia bila terus berpolemik lebih baik dibatalkan persetujuan itu.

    “Ya sudah angkat saja (jenazah yang sudah dikubur di lahan wakaf). Kita kan bekerja untuk rakyat. Tanah ini dipakai bukan untuk pribadi tapi buat warga,” pungkasnya.(IRFAN/MADE/RUS/ENK/BNN)

  • Empat Apotek Diduga Langgar HET Obat

    Empat Apotek Diduga Langgar HET Obat

    CILEGON, BANPOS – Melambungnya harga obat di sejumlah apotek di Kota Cilegon pada masa pandemi Covid-19 menjadi atensi Polres Cilegon dan Kejari Cilegon.

    Kasatreskrim Polres Cilegon, AKP Arief Nazarudin Yusuf mengatakan, jajarannya saat ini tengah menyelidiki 4 apotek yang diduga menjual 11 obat dalam masa pandemi Covid-19 diatas Harga Eceran Tertinggi (HET). “Dari data kami kurang lebih ada 4 apotek,” kata Kasatreskrim saat dikonfirmasi, Selasa (13/7).

    Lebih lanjut, AKP Arief mengatakan dalam penelusuran yang dilakukan, obat-obatan dari apotek yang dijual ke masyarakat dengan HET lama. Temuan-temuan itu, kata dia, masih diselidiki. Keempat apotek masih perlu diminta klarifikasi.

    “Kemarin kita sudah melakukan penyelidikan di beberapa apotek di daerah Cilegon. Selama ini masih ada beberapa yang menjual diatas HET Namun kita perlu klarifikasi kemudian kita melakukan penyelidikan lagi. Karena di dalam kemasan tercantum HET. Namun HET itu yang lama, sebelum ada surat untuk 11 obat dari Kemenkes,” terangnya.

    Dikatakan Arief, meski masih dalam penyelidikan, pihaknya mewanti-wanti agar apotek menjual obat terapi Covid-19 sesuai aturan. Karena jika melanggar pelaku kefarmasian dapat dijerat Undang-undang Perdagangan dan Undang-undang Perlindungan Konsumen. “Yang pertama kita merujuk pada aturan Kemenkes, itu pedoman kita. Pelaku usaha kefarmasian, agar segera menyesuaikan harga yang ada. Sehingga jangan sampai menjadi persoalan hukum dan meresahkan masyarakat,” ungkapnya.

    AKP Arief juga mengingatkan agar jangan sampai apotek menimbun obat yang banyak dicari oleh masyarakat. “Jangan sampai apotek juga melakukan penimbunan,” tutupnya.

    Sementara itu sebelumnya, Kajari Ely Kusumastuti mengatakan, pihaknya menemukan sejumlah apotek di Kota Cilegon menjual obat di masa Covid-19 di atas HET.

    “Kita telusuri, tapi kita tegur-tegur dulu, kalau misalkan teguran lisan tidak diindahkan, maka tidak menutup kemungkinan (dipidana), kan sanksinya ada,” kata Ely.

    Dari hasil sidak dibeberapa apotek, kata Ely masih ditemukan harga obat dijual jauh diatas HET.

    “Iya masih ada yang menjual di atas harga eceran tertinggi. Kita mengimbau juga agar tidak menjual di atas harga eceran, kasian lah konsumen, kasian lah masyarakat, jangan mencari keuntungan disaat seperti ini, ke depan kan lah nurani. Boleh mencari keuntungan tetapi, jangan gitu caranya, menjual di atas harga eceran, harga HET aja sudah,” tegasnya.

    Ely mengingatkan agar para pedagang segera menjual sesuai aturan dari pemerintah, bilamana masih tidak diindahkan, pihaknya akan menindak secara hukum.

    “Diundang-undang pidana pun sudah ada , berarti kan melawan penyelenggara negara pada saat kondisi PPKM Darurat. Mau ancaman lebih tinggi pun bisa, seperti undang-undang perlindungan konsumen, ancaman banyak, tetapi saya juga tidak langsung begitu saja. Kita tegur-tegur dulu,” pungkasnya.

    Ely pun menghimbau agar apotek di Kota Cilegon menjual obat sesuai apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

    “Tolong patuhi himbauan dari pemerintah pusat, bagi mereka yang menjual obat Covid, hanya menjual dengan harga HET saja dan tolong di patuhi,” tandasnya. (LUK)

  • Nakes Makin Minim

    Nakes Makin Minim

    SERANG, BANPOS – Bertumbangannya tenaga kesehatan (Nakes) karena Covid-19, terus terjadi. Kondisi ini makin mengkhawatirkan karena nakes merupakan garda terdepan dalam penanganan virus yang penyebarannya kian massif itu.

    Di Kota Serang, ratusan Nakes diketahui telah terpapar Covid-19. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Satgas, dari jumlah total 860 nakes di Kota Serang, sebanyak 16 persen atau 137 orang yang telah terkonfirmasi positif Covid-19.

    Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan bahwa 137 nakes yang terpapar berasal dari 16 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), RSUD Kota Serang, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), dan pegawai di Kantor Dinkes Kota Serang.

    “Jumlah nakes yang ada di Kota Serang ada 860, 16 persennya positif Covid-19,” ujarnya kepada awak media usai menghadiri rapat evaluasi bersama Gubernur Banten secara virtual di kantor Diskominfo Kota Serang, Selasa (13/7).

    Padahal menurutnya, keberadaan nakes sangat dibutuhkan dalam menangani pasien Covid-19 di Kota Serang. “Nakes ini sangat dibutuhkan, mudah-mudahan yang terpapar bisa kembali sembuh,” tuturnya.

    Syafrudin pun mengucapkan terima kasih kepada para nakes yang selama ini terus berjuang untuk melawan Covid-19. Ia berharap agar nakes yang terkonfirmasi positif, bisa kembali sembuh dan membantu masyarakat hingga pandemi Covid-19 selesai.

    “Kami atas nama Pemkot Serang mengucapkan terima kasih kepada nakes yang sudah berperang melawan Covid-19. Mudah-mudahan yang terpapar cepat sembuh,” harapnya.

    Syafrudin juga meminta kepada masyarakat Kota Serang, untuk patuh dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Sebab, salah satu tujuan diterapkannya PPKM darurat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

    “Kami bersama forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) terus lakukan sosialisasi kepada masyarakat kaitan dengan PPKM Darurat,” tuturnya.

    Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, Ahmad Hasanuddin, mengatakan bahwa 16 persen nakes yang terpapar berasal dari berbagai fasilitas kesehatan di Kota Serang. Baik dari Puskesmas maupun rumah sakit.

    “Menyebar semuanya, di laboratorium kami saja ada 4 dari total 6 nakes yang terpapar. Kita berdoa saja mudah-mudahan nakes kami terus diberikan kesehatan,” ujarnya.

    Ia mengatakan, keberadaan nakes sangat dibutuhkan. Sehingga meskipun banyak nakes maupun pegawai Dinkes yang terpapar Covid-19, Dinkes akan tetap buka.

    “Tapi kalau yang lain (OPD-red) ada yang kena maka isolasi dan (kantornya) ditutup. Sebab kalau nakes mundur siapa yang akan melayani masyarakat jadi harus maju,” tandasnya. (DZH)

    Terpisah, RSUD Cilegon membuka lowongan relawan nakes penanganan Covid-19 karena banyaknya nakes di wilayah itu yang terpapar covid-19. Tenaga nakes juga makin berkurang karena ada juga yang tidak bisa bekerja karena faktor lain.

    Diketahui total nakes yang ada di RSUD Cilegon sebanyak 200 nakes yang terdiri dari perawat, bidan dan dokter. Namun, jumlah nakes yang saat ini masih aktif bekerja RSUD Cilegon ada sebanyak 57 nakes diantaranya 52 orang perawat dan 5 dokter.

    Kepala Bidang keperawatan RSUD Cilegon Ana Mukdiar tidak menafikkan bahwa di RSUD Cilegon saat ini banyak kekurangan nakes untuk melayani pasien di RSUD Cilegon. Dia mengatakan, penyebab kekurangan nakes bukan hanya karena terpapar Covid-19 saja. Melainkan banyak ada juga nakes yang sedang hamil, menyusui, isoman, hingga cuti sakit.

    “Kami kekurangan nakes, bukan berarti nakes kena Covid-19 semua melainkan ada yang hamil, menyusui, isoman dan cuti sakit, jadi yang begituan tidak kita pakai dulu,” katanya, Selasa (13/7).

    Lebih lanjut dia menjelaskan total nakes di RSUD Cilegon jika normal itu sebanyak 200 nakes yang terdiri dari dokter, perawat dan bidan.

    “Total seluruhnya nakes yang ada di RSUD Cilegon sebanyak 200 nakes. Saat ini kita kekurangan sebanyak 65-an terdiri dari 60 perawat dan 5 dokter umum,” ujarnya.

    Jumlah nakes saat ini di RSUD Cilegon kata dia ada sebanyak 57 nakes diantaranya 52 orang perawat dan 5 dokter. “Kalau perawat sekarang ini 52 orang dan dokter ada 5 orang,” ungkapnya.

    Kedati demikian, pihaknya sudah melakukan konsultasi dengan Kepala Dinas Kesehatan dan Wali Kota Cilegon untuk mencari solusi yakni meminta bantuan ke IDI dan PMI atau relawan.

    “Solusinya yaitu, kita buka rekrut juga, dan kita juga bekerja sama dengan organisasi eksternal seperti IDI dan PMI atau relawan,” tandasnya.

    Di sisi lain, RSUD Kota Cilegon kembali menambah tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19 menyusul tren kasus yang terjadi di Kota Cilegon terus mengalami peningkatan.

    Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Cilegon Ujang Iing menyatakan, rencananya RSUD akan menyediakan 31 tempat tidur tambahan untuk menangani pasien Covid-19.

    Sebelumnya, RSUD menyediakan sebanyak 46 tempat tidur khusus Covid-19 yang tersebar di beberapa ruangan. Diantaranya, 7 unit tempat tidur di ruang IGD, 9 unit di ruang Isolasi Covid, 16 unit di Alamanda, 3 unit ruang ICU, 10 unit ruang Melati dan 1 unit di ruang lainnya.

    “Mengingat keterisian kamar di rumah sakit full/penuh, rencananya kami akan menambah 31 bed lagi. Jadi total keseluruhan bed yang akan disediakan oleh RSUD untuk menampung pasien Covid-19 ada sebanyak 77 bed,” katanya.

    Ujang Iing memaparkan, saat ini pasien yang hendak dirawat di RSUD harus mengantri karena tempat tidur penuh. Dengan penambahan tempat tidur diharapkan dapat meningkatkan daya tampung pasien Covid-19.

    “Penambahan bed yang dilakukan oleh RSUD ini sebagai langkah pemerintah untuk meningkatkan daya tampung, sehingga mampu menghindari antrean di ruang instalasi gawat darurat (IGD),” katanya.

    Selain akan menambah tempat tidur pasien Covid-19, ia juga menyinggung masih dibutuhkannya penyediaan penyaring udara (hela filter). Alat tersebut dibutuhkan untuk mengurangi resiko penularan Covid-19. Untuk menyediakan itu, RSUD akan meminta bantuan CSR dari industri-industri yang ada di Cilegon.

    “Karena dalam kondisi ini membutuhkan banyak biaya untuk kebutuhan hela filter dan kebutuhan pasien lain di ruangan, kami akan meminta bantuan CSR dari industri/perusahaan di Kota Cilegon untuk membantu ketersediaan kebutuhan di ruangan tersebut,” tandasnya.(LUK/DZH)

    LUKMAN HAPIDIN/BANTEN POS

  • HMI Desak Penundaan Pilkades

    HMI Desak Penundaan Pilkades

    PANDEGLANG, BANPOS – Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pandeglang, melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Pandeglang, Selasa (13/7).

    Dalam aksinya, massa menuntut agar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Pandeglang ditunda.

    Koordinator Aksi, Handoko Syarief mengatakan, bahwa Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari sekian banyaknya daerah yang akan melangsungkan Pesta Demokrasi ditingkat Desa. Namun, ada beberpa hal yang mereka soroti prihal kejanggalan dalam tahapan Pilkades serentak tersebut.

    “Pelaksanan Pilkades kali ini kami menilai banyak kejanggalan yang terjadi akibat dari regulasi yang tidak jelas. Salah satunya tidak ada Lembaga Pengawas Independen, inilah yang sangat berdampak terhadap banyaknya pelanggaran atau sengketa yang terjadi di setiap tahapan yang telah dilaksanakan,” kata Handoko.

    “Sebagai contoh tahapan pelaksanaan Pilkades di Kecamatan Picung dan Kecamatan Sindangresmi, yang diduga banyak pelanggaran atau sengketa. Sehingga memicu adanya unjuk rasa yang dilakukan oleh masyarakat, tidak menutup kemungkin hal serupa dapat terjadi di desa-desa lainnya. Serta belum ada tindakan secara hukum dalam penyelesaiannya,” tambahnya.

    Menyikapi persoalan tersebut, pihaknya juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten Pandeglang, agar merevisi Perbup tentang Pilkades dan dibentuknya Lembaga Pengawas, guna meminimalisir pelanggaran atau sengketa.

    “Dalam hal penyelenggaraan pesta Demokrasi, harus berasaskan keadilan bagi seluruh masyarakat yang akan berpartisipasi dalam Pilkades. Untuk itu, HMI meminta kepada Pemerintah Daerah, agar segera merevisi Perbup tentang Pilkades, dan dibentuknya Lembaga Pengawas,” tandasnya. (CR-02/PBN)

  • Gandeng Kejaksaan, Stok Oksigen Mulai Stabil

    Gandeng Kejaksaan, Stok Oksigen Mulai Stabil

    SERANG, BANPOS – Kelangkaan oksigen cair yang terjadi sejak pelaksanaan PPKM Darurat mulai diantisipasi oleh pemerintah daerah. Bekerja sama dengan pihak Kejaksaan, pemerintah daerah akan mendatangi pabrik-pabrik oksigen cair untuk memastikan ketersediaan barang tersebut.

    Hal itu disampaikan oleh Walikota Serang, Syafrudin, usai melakukan rapat koordinasi secara daring bersama dengan Pemprov Banten. Ia membenarkan bahwa saat ini oksigen masih langka, namun tetap tersedia di rumah sakit. Masyarakat yang ingin membeli pun harus melalui mekanisme ‘pre-order’ terlebih dahulu.

    “Oksigen sampai hari ini langka. Akan tetapi ada informasi dari rumah sakit itu sekarang sudah ada. Cuma memang masih antre. Tidak bisa datang sekarang langsung diisi. Jadi kalau datang sekarang, dapatnya besok,” ujarnya di kantor Diskominfo Kota Serang, Selasa (13/7).

    Menurut Syafrudin, untuk mengantisipasi kelangkaan di kemudian hari, Pemprov Banten akan melakukan upaya upaya jemput bola ke pabrik-pabrik oksigen cair, bersama dengan Kejati Banten. Hal ini sekaligus memastikan tidak ada penimbunan yang dilakukan.

    “Untuk kelangkaan oksigen memang sudah ada upaya untuk menyiapkan oksigen dengan mendatangi pabrik-pabrik oksigen oleh Kejati. Jadi insyaAllah sudah ada solusinya untuk kelangkaan oksigen ini,” terangnya.

    Sedangkan untuk kelangkaan obat virus, Syafrudin hanya bisa berharap kepada Pemprov Banten untuk bisa mendapatkan solusi. Sebab, saat ini masyarakat pun membutuhkan obat yang juga sempat meningkat ratusan persen itu.

    “Kalau obat virus ini memang sedang diupayakan oleh Pemprov. Jadi mudah-mudahan provinsi bisa menyelesaikan persoalan kelangkaan obat virus juga,” ucapnya.

    Salah satu pemilik depot isi ulang oksigen cair di Kota Serang, Zainal, menuturkan bahwa untuk saat ini stok oksigen cair terbilang sedikit stabil dibandingkan hari-hari sebelumnya. Kenaikan harga pun terbilang kecil.

    “Untuk saat ini ada stoknya, mencukupinya yah. Untuk besok juga insyaAllah masih ada. Yang refill ke sini kurang lebih 10 sampai 20 orang sehari. Harganya memang ada kenaikan sedikit, naik Rp10 ribu. Dari yang biasanya Rp45 ribu jadi Rp55 ribu,” ujarnya.

    Permintaan masyarakat untuk oksigen pun saat ini terbilang landai, tidak ada peningkatan maupun penurunan. Saat permintaan meningkat, pihaknya pernah kesulitan untuk memenuhi permintaan masyarakat.

    “Masih sama kayak kemarin-kemarin itu. Belum ada peningkatan atau penurunan gitu. Pernah waktu ada permintaan yang tinggi stok malah terhambat, itu memang sulit untuk mendapatkan oksigennya,” terang Zainal.

    Zainal mengakui bahwa untuk saat ini, pihaknya memfokuskan diri untuk bisa menyediakan secepat mungkin oksigen cair, untuk masyarakat yang terkonfirmasi positif namun melakukan isolasi mandiri.

    “Memang yang utama itu buat rumah sakit yah saat ini. Jadi kasihan untuk masyarakat yang disuruhnya rawat jalan atau isolasi mandiri di rumah. Kan mereka butuh oksigen. Makanya saya lebih fokus ke mereka,” tandasnya. (DZH/AZM)