Kategori: PERISTIWA

  • Wartawan Detak Banten, Tb. Faizudin Tutup Usia

    Wartawan Detak Banten, Tb. Faizudin Tutup Usia

    SERANG, BANPOS – Pada gilirannya, semua orang nanti pasti akan merasakan yang namanya kematian. Seperti yang dirasakan oleh wartawan Detak Banten, Tb. Faizudin, yang juga merupakan anggota Pokja Wartawan Kota Serang (PWKS).

    Almarhum yang kerap disapa Mang Faiz merupakan pria yang humoris. Setiap menjalankan kerja liputan bersamanya, selalu diiringi oleh gelak tawa.

    Disisi lain, Almarhum merupakan pekerja keras. Meskipun tugas liputan berada di pelosok daerah, ia pasti mengejarnya demi memberikan informasi kepada masyarakat.

    Istri Almarhum, Iis, menerangkan bahwa Almarhum Faiz sudah sejak hari Rabu yang lalu merasakan sakit. Mulanya, Almarhum mengaku bahwa dirinya masuk angin. Namun rasa sakitnya berpindah-pindah.

    “Tapi Almarhum enggak mau diperiksa, cuma minum tolak angin sama diurut. Pas habis diurut itu agak mendingan,” ceritanya kepada awak media, Senin (23/11).

    Saat sedang sakit, Almarhum Faiz sempat meliput ekspos kasus madu palsu di Polda Banten. Namun setelahnya, Almarhum Faiz kembali drop. “Anginnya pindah ke pinggang dan ke kaki. Sampai ngga bisa jalan. Terus diurut lagi, agak mendingan,” terangnya.

    Pada Senin pagi, Iis melihat bahwa wajah dari Almarhum sudah dalam keadaan pucat, bibir kebiruan, tangan kirinya dalam keadaan keram dan kaki kebiruan. Selain itu, napas dari Almarhum pun sudah agak berat.

    “Sempet ngeluarin burung, napasnya kecapean. Dibawa ke Puskesmas pagi. Saking gak kuat jalan, motornya dibawa masuk ke rumah karena Almarhum gak bisa jalan. Posisinya di tengah diapit saat di motor,” tuturnya.

    Sampai di Puskesmas, keluarga sempat mendenger bahwa Almarhum dalam keadaan koma. Tak lama kemudian, Almarhum dinyatakan meninggal dunia. Saat itu langsung dibawa ke rumah duka.

    Ketua PWKS, M. Tohir, mengatakan bahwa Almarhum Faiz merupakan wartawan senior yang menjadi panutan wartawan-wartawan junior di Serang. Faiz mengajarkan kepada para jurnalis bagaimana membuat berita yang berbeda dari yang lain agar menarik.

    “Ia adalah tipe wartawan yang ingin membuat berita eksklusif agar pembaca mendapatkan informasi eksklusif juga dari media yang mereka ikuti,” ungkapnya.

    Dalam mewawancarai narasumbernya, ia selalu mendalam menggali informasinya. Pemberitaannya pun, kata Tohir, selalu memiliki sudut yang berbeda dengan pemberitaan lainnya.

    “Untuk bisa mendapatkan berita bagus itu, maka Faiz akan berusaha menggali angle yang menarik ketika melakukan kerja jurnalistik. Ia tidak mau berita yang biasa-biasa saja. Ia adalah wartawan yang menjiwai profesinya,” ucapnya.

    Ia mewakili keluarga besar PWKS mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. “Selamat tinggal, Mang Faiz. Semoga Allah melapangkan kuburmu. Amin,” tandasnya. (*)

  • Warga Margaluyu Ultimatum Pemkot, Ancam Demo dan Blokade Rusunawa

    Warga Margaluyu Ultimatum Pemkot, Ancam Demo dan Blokade Rusunawa

    KASEMEN, BANPOS – Kebijakan penetapan Rusunawa Margaluyu sebagai tempat isolasi OTG masih terus mendapatkan penolakan dari masyarakat. Ancaman demonstrasi pun kembali dilontarkan oleh masyarakat setempat.

    Seperti yang disampaikan oleh Ani, warga Lingkungan Kendal, Kelurahan Margaluyu. Menurutnya, tidak ada masyarakat yang setuju dengan penetapan Rusunawa Margaluyu sebagai tempat isolasi OTG.

    “Terus terang saja, masyarakat itu sangat tidak setuju dan keberatan sejak awal rencana pemerintah menjadikan rusunawa sebagai rumah singgah. Saya sudah ke Cengkok ke Padek, dan masyarakat sana juga minta untuk demo saja,” ujarnya.

    Ia menegaskan, seluruh elemen masyarakat dari Ketua Pemuda hingga masyarakat sekitar, sudah siap untuk melakukan aksi demonstrasi sebagai upaya penolakan.

    “Turunin sekalian batu dua dump truk biar tidak seenak jidatnya mobil ambulance dan lain-lain keluar masuk. Tapi ketua RT sudah setuju adanya rumah singgah itu, masyarakat juga bingung,” tuturnya.

    Ani menuturkan, masyarakat sekitar juga merasa kecewa kepada ketua RT dan RW setempat karena memberikan persetujuan tanpa melibatkan dan melakukan konfirmasi ke masyarakat.

    “Salahnya juga RT dan RW itu tidak ada sama sekali konfirmasi kepada masyarakat, dia (ketua RT) langsung tanda tangan saja setuju (rusunawa jadi rumah isolasi),” tegasnya.

    Padahal sebelumnya, RT setempat mengaku akan mendukung warga dengan membuat pernyataan masyarakat yang menolak rusunawa sebagai rumah singgah pasien OTG. Bahkan, ketua RT berjanji akan membuatkan surat dan melampirkan penolakan warga perihal tersebut. Namun sampai rusunawa ditempati surat penolakan tersebut tidak pernah ada.

    “Giliran ditanya (ketua RT) malah saya yang disuruh bikin suratnya, atuh kerja dia (RT) apa kalau saya yang bikin. Lurah, camat, walikota itu tidak akan semena-mena membuat keputusan kalau tidak ada persetujuan dari warga. Tapi karena RT-nya ini sudah tanda tangan setuju akhirnya rusun jadi rumah isolasi,” ucapnya.

    Ani juga mengatakan, masyarakat sempat beberapa kali mendatangi kelurahan dan meminta Lurah Margaluyu untuk menyampaikan penolakan mereka. Namun sayangnya, Lurah Margaluyu kurang menerima aspirasi dari masyarakat.

    “Lurahnya itu ditanya berbelit-belit, kenapa penolakan kami tidak disampaikan. Kami diminta buat menjaga protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak, tapi orang sakitnya malah ditaro di sini, kami kan tidak mau mati konyol,” tuturnya.

    Senada juga disampaikan warga lainnya, Ulip yang mengaku merasa riskan bila rumah isolasi mandiri ditempatkan di rusunawa. “Namanya kami orang kampung, dengar berita soal corona juga takut. Karena kami ini percaya adanya corona, jadi kami minta ke pemerintah supaya dibatalkan saja,” ucapnya.

    Sementara itu, Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan bahwa apabila masyarakat masih terus menolak dan tidak berkenan dengan keputusan dari Satgas Covid-19, dipersilahkan untuk membuat surat penolakannya. “Silahkan saja, buat surat penolakannya, alasannya kenapa menolak di sana (rusunawa),” katanya.

    Dia juga mengatakan, bila saat ini rusunawa sudah beroperasi bahkan tenaga medis, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), kepolisian serta TNI sudah berjaga di sana. “Sudah, semua fasilitas sudah lengkap, air juga bagus. Bahkan sudah ada tenaga medis, petugas Satpol PP, polisi dan TNI,” jelasnya.

    Penempatan rumah isolasi di Rusunawa Margaluyu, dia menjelaskan, menjadi tanggung jawab bersama. “Jadi tidak hanya Pemkot Serang saja, termasuk TNI dan Polri juga menjadi bagian dari Satgas Covid-19. Itu menjadi tanggung jawab bersama yang, semua pun bertanggungjawab (rumah isolasi),” tandasnya. (DZH)

  • Cegah Klaster Tempat Hiburan Malam, Polres Serang Gelar Razia

    Cegah Klaster Tempat Hiburan Malam, Polres Serang Gelar Razia

    SERANG, BANPOS – Dalam upaya mengantisipasi terjadinya tindak kejahatan serta penegakan protokol kesehatan, personil gabungan satuan fungsi Polres Serang Kabupaten menggelar operasi rutin cipta kondisi ke sejumlah lokasi rawan kejahatan dan tempat hiburan malam (THM) di wilayah hukum Polres Serang, Sabtu (21/11/2020) malam hingga Minggu dini hari.

    “Operasi cipkon ini adalah tindak lanjut dari perintah Kapolres Serang yang rutin dilaksananakan. Tujuannya, untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat serta menjaga situasi kamtibmas yang aman dan kondusif serta bentuk keseriusan Polri dalam mencegah klaster baru pandemi Covid-19,” ungkap Kasatlantas Iptu Robby Rachman yang memimpin operasi disela-sela kegiatan, Minggu (22/11/2020).

    Kasatlantas menjelaskan dalam kegiatan patroli cipta kondisi tersebut ditemukan satu tempat hiburan malam yang masih beroperasi, yaitu Lapo Alenta Simamora di Jl. Raya Serang – Jakarta, Desa Kaserangan, Kecamatan Ciruas. Petugas langsung meminta pengelola untuk menutup tempat usahanya serta memberikan peringatan kepada para pengunujung untuk membubarkan diri.

    “Hanya ada satu tempat hiburan yang masih beroperasi, kita catat dan diingatkan agar tidak beroperasi. Begitupun dengan para pengunjung agar segera pulang ke rumah masing-masing. Jika nanti masih buka, sesuai perintah pimpinan, kami akan berkordinasi dengan pihak Pemkab Serang untuk mencabut izin usahanya,” tandas Robby Rachman.

    Selain penegakan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 di tempat hiburan malam, lanjut Kapolres, operasi cipta kondisi juga dilakukan dengan melakukan pemantauan di sejumlah titik rawan kejahatan, lokasi yang biasa dijadikan tempat nongkrong para pemuda serta tempat pengambilan uang/atm.

    “Di lokasi tempat berkumpulnya massa, kami lakukan imbauan agar masyarakat melaksanakan protokol kesehatan serta ikut menjaga sitkamtibmas. Beberapa lokasi ATM juga dilakukan pemantauan. Seluruh giat dilakukan dengan cara persuasif dan humanis. Alhamdulillah operasi berjalan aman dan lancar,” kata Kasatlantas. (MUF)

  • Ahli Gigi di Ciruas Diduga Lakukan Pencabulan, Ibu dan Anak Jadi Korban

    Ahli Gigi di Ciruas Diduga Lakukan Pencabulan, Ibu dan Anak Jadi Korban

    CIRUAS, BANPOS – Dugaan pencabulan oleh oknum ahli gigi yang berpraktik di sekitar lampu merah Ciruas dilaporkan ke Polres Serang. Dugaan pencabulan tersebut menimpa wanita berinisial IL, warga Walantaka dan anak tirinya saat sedang memasang behel dan membersihkan karang gigi.

    Kepada BANPOS, IL menuturkan bahwa kejadian tersebut terjadi pada Selasa (10/11/2020) lalu. Mulanya, ia akan mengantar anaknya untuk memasang behel ke dokter gigi. Namun karena mencari yang lebih murah, akhirnya ia mengajak anaknya ke salah satu ahli gigi di sekitar lampu merah Ciruas.

    “Kata tetangga disitu bagus terus murah. Jadi ketika deal harganya untuk memasang Rp700 ribu, akhirnya dikerjakan itu sama dia (ahli gigi),” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (19/11/2020).

    Saat anaknya sedang dipasangi behel, IL pun izin untuk pergi ke pasar Ciruas yang berada di sebrang tempat praktik. Ia menitipkan anaknya kepada pelaku yang saat itu sedang memasang behel. Pelaku yang tak lain merupakan ahli gizi pun mengiyakan permintaan IL.

    Usai kembali dari pasar Ciruas, IL bertanya kepada pelaku berapa harga untuk membersihkan kerang gigi. Pelaku menjawab bahwa untuk membersihkan kerang gigi seharga Rp300 ribu.

    “Saya minta bisa gak kurang, dia menawarkan Rp250 ribu. Tapi akhirnya deal harga Rp200 ribu. Nah saat sedang dibersihkan itu terjadi pencabulan oleh pelaku,” tuturnya.

    Menurut IL, pencabulan tersebut terjadi saat ia diminta posisi tidur untuk membersihkan kerang gigi. Ternyata, tangan pelaku berada di atas payudara IL dan sesekali menyenggol payudaranya.

    “Awalnya tidak protes karena saya kira itu memang banci pelakunya. Namun saat ia meminta supaya posisi saya duduk dan kaki agak dilebarkan, ternyata dia malah duduk di atas paha dan gesek itunya dia ke paha aku,” ucapnya.

    Ia pun marah dan mendorong pelaku. IL pun pergi dari tempat praktik tersebut dan sempat membayar sesuai dengan tarif yang disepakati, meskipun pembersihan gigi sama sekali belum dilakukan.

    Namun saat melaporkan ke pihak Kepolisian, ia pun kaget saat tahu bahwa ternyata anaknya pun dicabuli oleh ahli gigi tersebut. Pasalnya, saat anaknya itu sedang diperiksa sebagai saksi, ia pun juga menceritakan kronologis dirinya saat dicabuli.

    “Kejadian itu kan terjadi di depan anak saya. Saya diperiksa sebagai pelapor, anak saya sebagai saksi. Tapi ternyata anak saya menceritakan kalau dia dicabuli juga,” ungkapnya.

    Mengikuti saran polisi, anaknya pun dilakukan visum dan menjadi pihak pelapor atas kejadian yang menimpa mereka berdua. “Sampai saat ini saya belum tahu hasil visumnya seperti apa,” ucapnya.

    Menurutnya, sempat ada upaya menempuh jalur damai antara dirinya dengan pelaku. Namun ternyata, pelaku malah menantang IL untuk melaporkan dirinya kepada pihak kepolisian.

    “Iyah jadi dia malah nantang, kalau mau laporin mah laporin aja. Padahal sebelumnya dia meminta maaf karena mengaku salah. Makanya saya laporkan,” ungkapnya.

    Terpisah, Kasatreskrim Polres Serang, AKP Arief Nazaruddin Yusuf, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari IL terkait dugaan pencabulan oleh ahli gigi itu. Ia mengaku akan segera memproses laporan tersebut.

    “Kami telah menerima laporannya. Tentu kami akan segera memproses laporan tersebut serta berkoordinasi dengan pihak P2TP2A karena ini berkaitan dengan anak,” tandasnya. (DZH)

  • Aparat Hukum Disebut Dalang di Balik Banner HRS Bukan Keturunan Nabi

    Aparat Hukum Disebut Dalang di Balik Banner HRS Bukan Keturunan Nabi

    SERANG, BANPOS – Beredar video klarifikasi dari Ketua Umum DPP LAPBAS, Tubagus Endang, yang menyatakan bahwa banner bertuliskan Habib Rizieq Shihab (HRS) bukanlah keturunan nabi dan pemecah belah persatuan umat, diberikan oleh aparat hukum.

    Dalam video yang diterima BANPOS, ia membenarkan bahwa anggotanya lah yang memegang banner itu. Akan tetapi, bukan pihaknya yang membuat banner tersebut.

    “Dan itu pun tulisan, bukan LAPBAS yah. Jadi yang megangin LAPBAS betul, tapi aparat hukum yang ngasih yah. Jangan salah paham,” ujarnya yang didampingi oleh beberapa anggota LAPBAS, Jumat (20/11).

    Menurutnya, keberadaan LAPBAS bukan untuk mencegah dan melarang kehadiran HRS ke Banten. Akan tetapi pihaknya hanya menjaga ketertiban dan keamanan Indonesia, khususnya Banten.

    “Mau kunjung kemana, silahkan yah. LAPBAS mengamankan kemanan dan stabilitas, khususnya di Banten umumnya di Indonesia yah,” ucapnya.

    Klarifikasi tersebut pun ditutup dengan deklarasi yang dipimpin oleh salah satu anggota LAPBAS. Deklarasi tersebut menegaskan bahwa mereka tidak menolak kehadiran HRS.

    “Kami tidak menolak kedatangan bapak Habib Rizieq Shihab, Ketua FPI seluruh Indonesia. LAPBAS sekali lagi, tidak menolak. Hanya mengamankan kondusifitas di daerah Banten,” jelas orang itu.

    Sementara itu, BANPOS berupaya melakukan konfirmasi kepada Kapolres Serang Kota, AKBP Yunus Hadith Pranoto. Namun sebanyak tiga kali BANPOS melakukan panggilan telepon, tidak kunjung direspon. (DZH)

  • Anggotanya Bawa Banner HRS Bukan Keturunan Nabi, Sekjen LAPBAS Angkat Bicara

    Anggotanya Bawa Banner HRS Bukan Keturunan Nabi, Sekjen LAPBAS Angkat Bicara

    SERANG, BANPOS – Sekjen DPP Laskar Pendekar Banten Sejati (LAPBAS), Sunjana, angkat bicara terkait anggotanya yang membawa banner bertuliskan Habib Rizieq Shihab (HRS) bukan keturunan nabi dan pemecah belah bangsa.

    Menurut Sunjana, adanya banner tersebut dalam aksi unjuk rasa di Alun-alun Barat Kota Serang merupakan tindakan dari oknum, dan tidak diketahui oleh para pimpinan DPP LAPBAS.

    “Perlu saya klarifikasi nih. Saya selaku Sekjen DPP LAPBAS, dan jajaran dari DPD tidak tahu sama sekali atas kejadian tadi. Kami tidak tahu siapa itu yang buat. Kalau bicara oknum, ya itu oknum,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat (20/11).

    Ia mengatakan, LAPBAS secara kelembagaan mendukung dan mencintai ulama, apalagi keturunan Nabi Muhammad SAW. Termasuk, LAPBAS juga mendukung kedatangan HRS ke Provinsi Banten.

    “Dengan catatan, sesuai protokol kesehatan dan kondusif. Jaga kondusifitas Banten, jaga keamanan Banten ini,” ungkapnya.

    Ia mengaku telah berkoordinasi dengan Ketua Umum DPP LAPBAS, agar segera membuat klarifikasi dan meminta maaf atas kejadian tersebut.

    “Saya sudah ngomong dengan pak Ketum juga, agar segera meminta maaf kalau kita memang salah. Maka kami melakukan klarifikasi kali ini,” tandasnya. (DZH)

  • LUIB Tantang Mubahalah Orang Yang Sebut HRS Bukan Keturunan Nabi

    LUIB Tantang Mubahalah Orang Yang Sebut HRS Bukan Keturunan Nabi

    SERANG, BANPOS – Sejumlah elemen organisasi Islam merespon pernyataan dari massa aksi diduga ormas LAPBAS yang menyatakan Habib Rizieq Shihab (HRS) bukan keturunan nabi dan pemecah bangsa. Bahkan mereka siap untuk bermubahalah, untuk membuktikan bahwa HRS adalah keturunan nabi.

    Menurut Panglima Laskar Umat Islam Banten (LUIB), Riki Yakub, terkait tudingan bahwa HRS bukan keturunan Nabi Muhammad SAW telah dibantah langsung oleh Rabithah Alawiyah, lembaga yang menaungi WNI keturunan Arab dan keturunan Nabi Muhammad SAW.

    “Bersumpah Demi Allah, berdasarkan keterangan resmi Robithoh Alawiyin bahwa IB HRS itu keturunan Nabi Muhammad SAW, & kami siap sumpah mubahalah dengan orang-orang yang mengingkarinya,” tulisnya dalam pernyataan sikap yang diterima BANPOS, Jumat (20/11).

    Ia mengatakan, umat Islam di Provinsi Banten sangat senang dengan wacana kedatangan HRS ke Provinsi Banten. Bahkan, mereka siap menjemput, mengawal dan menghadiri kegiatan yang dilangsungkan oleh HRS.

    “Kami menolak dan mengecam pernyataan ormas-ormas tersebut yang menyatakan IB HRS pemecah belah persatuan umat. Karena faktanya, IB HRS pemersatu umat dan sangat mencintai agama, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya.

    Ia menegaskan, Banten merupakan daerah yang dipenuhi oleh jawara yang cinta ulama. Oleh karena itu, ia mengecam segala tindakan yang merendahkan keturunan nabi dan ulama.

    “Oleh karena itu, kepada siapapun jangan coba-coba meremehkan, merendahkan ulama apalagi ulama sekaligus keturunan Rosulullah SAW yang kita semua menghrapkan syafaatnya kelak di hari kiamat,” tegasnya.

    Sebelumnya, ratusan anggota organisasi masyarakat dan pendekar menggelar unjuk rasa, menolak rencana kehadiran pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS), ke Provinsi Banten. Organisasi tersebut terdiri dari Banser, LAPBAS dan Jalak Banten.

    Dalam aksi tersebut,terdapat barisan massa aksi yang diduga merupakan barisan dari LAPBAS, membentangkan spanduk bertuliskan ‘Tolak Rizieq Shihab ke Banten. Bukan Habib Bukan Keturunan Rasul’. Namun tak lama kemudian, spanduk tersebut dilipat oleh mereka. (DZH)

  • Sekelompok Pemuda ‘Sakti’ Tembus Keamanan Polisi, Bikin Aksi Tolak HRS Jadi Ricuh

    Sekelompok Pemuda ‘Sakti’ Tembus Keamanan Polisi, Bikin Aksi Tolak HRS Jadi Ricuh

    SERANG, BANPOS – Aksi tolak kedatangan Habib Rizieq Shihab (HRS) ke Provinsi Banten berujung ricuh. Hal tersebut dikarenakan terdapat sekelompok pemuda, yang membakar dua ban bekas serta beberapa spanduk penyambutan HRS di belakang barisan massa aksi.

    Pantauan BANPOS, sekitar 5 pemuda tersebut mulanya dengan santai membakar ban bekas dan banner di belakang massa aksi, saat perwakilan dari ormas LAPBAS sedang berorasi.

    Terlihat ada beberapa polisi dari satuan Intel yang menghalangi para pemuda dalam membakar banner. Setelah ditanya siapa yang menyuruh membakar ban dan banner, para pemuda itu pun pergi ke gerbang barat Alun-alun Barat dengan berjalan santai.

    Saat BANPOS berupaya mewawancarai para pemuda tersebut, pihak kepolisian langsung menahan satu orang pemuda. Pemuda tersebut digiring oleh polisi ke mobil yang berada di gerbang selatan Alun-alun Barat.

    Selang beberapa menit kemudian, terdapat satu orang pemuda yang kembali ditangkap. Bedanya, pemuda tersebut dalam kondisi babak belur. Terlihat darah keluar dari hidungnya.

    Ia terus menerus mempertanyakan alasan dirinya ditangkap. “Saya kenapa? Jangan pakai kekerasan dong,” teriaknya.

    Namun pihak kepolisian tetap menggelandangnya ke mobil untuk dibawa ke Mapolres Serang Kota.

    Kabag Ops Polres Serang Kota, AKP Yudha Hermawan, mengatakan bahwa dua orang yang ditahan pihaknya, merupakan orang yang berasal dari luar massa aksi. Mereka ditahan lantaran membakar ban dan spanduk.

    “Sekarang sedang didalami, apa motivasinya. Apa tujuannya. Karena kalau dari massa aksi, tidak ada yang membawa ban dan ada aksi bakar-bakarannya. Polisi akan melakukan penyelidikan supaya jelas,,” ujarnya, Jumat (20/11).

    Ia menuturkan, para pemuda tersebut datang dari luar Alun-alun. Mulanya mereka mengira para pemuda tersebut merupakan warga yang ingin menonton jalannya aksi. Namun ternyata, para pemuda itu malah membakar ban dan banner.

    “Kami masih dalami apakah itu spontanitas dari mereka atau ada rencana lainnya,” ucapnya.

    Saat ditanya bagaimana bisa para pemuda tersebut lolos membawa ban ke dalam area aksi, Yudha mengaku bingung. Sebab menurut dia, pihaknya telah menyisir sekitar Alun-alun untuk memastikan keamanan.

    “Yah kemungkinan demikian (dibawa dari luar). Tadi tiba-tiba sudah ada. Saya sudah keliling cek semuanya. Sudah kasih arahan kepada anggota, sudah kasih imbauan kepada massa. Tiba-tiba ada yang masuk,” tandasnya. (DZH)

  • Sebut Bukan Keturunan Nabi, Ratusan Anggota Ormas Tolak HRS ke Banten

    Sebut Bukan Keturunan Nabi, Ratusan Anggota Ormas Tolak HRS ke Banten

    SERANG, BANPOS – Ratusan anggota organisasi masyarakat dan pendekar menggelar unjuk rasa, menolak rencana kehadiran pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS), ke Provinsi Banten. Organisasi tersebut terdiri dari Banser, LAPBAS dan Jalak Banten.

    Dalam aksi tersebut,terdapat barisan massa aksi yang diduga merupakan barisan dari LAPBAS, membentangkan spanduk bertuliskan ‘Tolak Rizieq Shihab ke Banten. Bukan Habib Bukan Keturunan Rasul’. Namun tak lama kemudian, spanduk tersebut dilipat oleh mereka.

    Ketua Banser Provinsi Banten yang juga juru bicara aliansi, Rois Malik, saat diwawancara di sela aksi terkait dengan spanduk tersebut mengaku tidak mau berkomentar. Sebab menurutnya, spanduk tersebut bukan kesepakatan dari aliansi pihaknya.

    “Wallahualam. Saya menghargai yang membawa spanduk, tapi saya tidak mau komen terhadap hal itu. Saya tidak berurusan dengan spanduk itu,” ujarnya saat dikonfirmasi awak media, Jumat (20/11).

    Bahkan, ia membantah bahwa aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh aliansi tersebut merupakan upaya untuk menolak kehadiran HRS ke Banten. Ia mengklaim bahwa aksi tersebut untuk menegaskan bahwa Islam adalah agama yang damai.

    “Saya tidah tahu. Saya tidak komen dengan Habib Rizieq. Yang penting mari mssyarakat Banten kita beragama dengan damai, dengan santun, itu saja,” tandasnya. (DZH)

  • LAZ Harfa Dampingi Masyarakat Bangun 10.964 Toilet

    LAZ Harfa Dampingi Masyarakat Bangun 10.964 Toilet

    SERANG, BANPOS – Hingga saat ini, masalah sanitasi masih menjadi permasalahan pelik di dunia terlebih bagi mereka yang tidak berkecukupan secara ekonomi dan masyarakat yang tinggal di pedesaan karena kurangnya kesadaran. Berdasarkan data dari UNICEF, Sanitasi yang buruk menyumbang angka 88% pada kematian anak akibat diare di seluruh dunia.

    Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2012 menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara kedua terbesar di dunia yang penduduknya masih buang air besar sembarangan (BABS). Sedangkan data terkini dari laman Kementerian Kesehatan RI, masih ada sekitar 8,6 juta rumah tangga yang anggota keluarganya masih mempraktekkan BABS per januari 2020.

    Indeks perilaku kesehatan di Banten yang rendah menjadi PR yang harus diselesaikan bersama oleh semua pihak. Keadaan inilah yang mendorong LAZ Harapan Dhuafa Banten berkomitmen untuk membantu menyelesaikan permasalahan Sanitasi di Provinsi Banten terutama di Kawasan pedalaman yang banyak tersebar di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.

    Semenjak tahun 2006, LAZ Harfa sebagai lembaga kemanusiaan fokus memberikan dampingan kepada masyarakat untuk membangun kesadaran akan pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat melalui program Community Lead Total Sanitation (CLTS). Program ini menerapkan pola Down-Top yang artinya bantuan yang diberikan tidak langsung berupa uang atau pembangunan jamban, melainkan melalui pendekatan kelompok dan membangun kesadaran masyarakat. Menyadari bentuk pendampingan yang harus dilakukan intensif, LAZ Harfa menempatkan seorang field facilitator di desa yang memiliki visi pendampingan tersebut.

    Namun, masalah jamban di pedesaan tidak hanya masalah kesadaran tetapi juga masalah ekonomi. Oleh karena itu LAZ Harfa memberikan solusi berupa Arisan Jamban, yaitu suatu kelompok masyarakat yang berkomitmen membangun jamban dengan cara mengumpulkan uang selama satu periode tertentu tergantung kesepakatan. Uang yang sudah terkumpul akan diberikan kepada anggota kelompok untuk membuat jamban secara bergantian.

    Indah Prihanande selaku Direktur Utama LAZ Harfa mengatakan dalam kurun waktu 14 tahun, LAZ Harfa telah mendampingi masyarakat membangun 10.964 jamban di Provinsi Banten. Diantaranya terdapat 30 desa dampingan LAZ Harfa di 8 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang Banten, dan 1 Kecamatan di Kabupaten Lebak dan ada sekitar 27.124 rumah yang terdapat di wilayah dampingan.

    Indah juga menambahkan bahwa pembangunan ini murni dilakukan oleh masyarakat secara mandiri, inilah perubahan yang menjadi misi LAZ Harfa, bukan memberikan bantuan secara cuma-cuma melainkan menumbuhkan kesadaran dari hati dan ini langkah dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) pada point ke – 6 yaitu memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua kalangan masyarakat.

    “Sebagai refleksi dalam peringatan Hari Toilet Sedunia, LAZ Harfa sampai saat ini masih dan akan terus melakukan pendampingan, sampai tidak ada lagi permasalahan jamban yang harus diselesaikan. Bergerak dari desa, wujudkan misi perubahan baik untuk dunia. Riak air yang bersama akan menjadi gelombang yang besar, mari kita terus menjadi riak-riak kebaikan hingga menjadi gelombang kebermanfaatan.” Lanjutnya. (RUL)