Kategori: PERISTIWA

  • Warga Pulau Tunda Digegerkan Jasad Pria Tanpa Identitas

    Warga Pulau Tunda Digegerkan Jasad Pria Tanpa Identitas

    SERANG, BANPOS – Warga Pulau Tunda di Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang dikejutkan dengan temuan laki-laki terbujur di pesisir pantai bagian utara, Kamis (1/10/2020). Saat ditemukan warga, jasad pria tanpa identitas sudah dalam kondisi membengkak dan menghitam.

    Saat ini tim identifikasi Polres Serang dan personil Polsek Tirtayasa dibantu personil Ditpolairud Polda Banten dan Basarnas masih berupaya mengevakuasi mayat untuk dibawa ke rumah sakit. Sebab-sebab kematian belum diketahui namun dari kondisi fisik bagian luar, terlihat tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

    “Dari kondisi fisik bagian luar tidak ada tanda-tanda kekerasan, tapi untuk lebih pastinya kita menunggu hasil pemeriksaan tim dokter forensik,” ungkap Kapolsek Tirtayasa AKP Hendri Dunan dikonfirmasi melalui telepon.

    Kapolsek menjelaskan mayat pria tanpa identitas ini pertama kali ditemukan Sahrudin (25) warga setempat yang kebetulan akan mengangkat jaring ikan. Dari atas perahu, Sahrudin melihat sesosok mayat dalam keadaan posisi telungkup di pinggir pantai.

    “Setelah mengangkat jaring, Sahrudin langsung pulang dan bersama warga melapor kepada personil Polairud dan Kepala Desa Pulau Tunda, dan selanjutnya anggota polairud dan kades mendatangi lokasi temu mayat,” terang Kapolsek.

    Kapolsek mengatakan mayat yang pria yang sudah membusuk (menghitam) itu dimungkinkan bukan warga setempat karena tak ada warganya yang melapor adanya anggota keluarganya yang hilang. Dari ciri-ciri korban, memiliki rambut hitam pendek, memakai kaos berwarna merah lengan hitam serta celana hitam dengan keadaan sobek.

    “Bagi masyarakat yang merasa ada salah seorang anggota keluarganya yang hilang bisa mendatangi langsung ke RSUD dr Drajat Prawiranegara,” kata Hendri Dunan. (MUF)

  • Perang Terhadap Narkoba, Sebulan Polres Serang Kota Ciduk 22 Tersangka

    Perang Terhadap Narkoba, Sebulan Polres Serang Kota Ciduk 22 Tersangka

    SERANG, BANPOS – Genderang perang terhadap narkoba ditabuh dengan kencang oleh Polres Serang Kota. Dalam kurun waktu September 2020, Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Serang Kota berhasil menciduk 22 orang budak narkoba. Dari 22 tersangka ini, 18 diantaranya merupakan pengedar dan sisanya adalah pengguna.

    “Dari 22 tersangka pengedar dan pengguna yang kita amankan, didapat barang bukti narkoba sebanyak 34,09 gram sabu serta 380 butir pil jenis tremadol dan eximer,” ungkap Kasatresnarkoba, Iptu Shilton saat jumpa pers di Mapolres Serang Kota, Rabu (30/9/2020).

    Shilton menjelaskan peredaran narkoba di wilayah Serang Kota masih tinggi. Mereka yang tertangkap merupakan anggota jaringan terpisah dari berbagai daerah di wilayah hukum Polres Serang Kota, bahkan ada yang dikendalikan dari dalam lapas. Hingga saat ini, kata Shilton, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan guna mengungkap bandar besar dari jaringan ini.

    “Peredaran narkoba di wilayah Serang Kota masih tinggi, penggunanya mulai dari kalangan pekerja hingga ibu rumah tangga. Oleh karenanya, kami menyatakan perang terhadap segala jenis peredaran narkoba,” tandas Kasat didampingi Kanit 1 Ipda Yuli Khaerani dan Kanit II Ipda M Nurul Anwar Huda.

    Dalam kesempatan itu, mantan Kapolsek Curug ini menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan dan kerjasama Kepala Lapas Serang yang telah membantu dalam mengungkap kasus peredaran narkoba yang dikendalikan warga binaan.

    “Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kalapas Serang yang telah bekerjasama membantu mengungkap kasus peredaran sabu yang dikendalikan warga binaan,” ucap Shilton yang juga mantan Kanit Tipikor Polres Serang.

    Iptu Shilton kembali mengingatkan bahwa pihaknya berkomitmen mempertahankan Kota Serang sebagai daerah yang dikenal agamis. Oleh karena itu, pihaknya akan memberantas peredaran narkoba di Kota Serang. (RED)

  • Jasad Wisatawan Hilang Asal Jakarta Ditemukan

    Jasad Wisatawan Hilang Asal Jakarta Ditemukan

    BAYAH, BANPOS – Pengunjung wisata Sawarna bernama Hafidz Alwy Jamalulail (20) asal Mampang Prapatan, Jakarta Selatan yang dilaporkan hilang di pantai Ciantir pada hari Minggu pagi (27/09), jenazahnya sudah ditemukan di pantai Sawarna 1 KM tak jauh dari TKP sewaktu hilang terseret.

    Disebutkan, jasad korban ditemukan Selasa pagi (29/09) sekitar Pukul 09.30 Wib dalam keadaan terapung di karang malang sekitar area sebelum Tanjunglayar.

    “Ya jenazahnya tadi pagi sekitar Pukul 09.30 Wib sudah ditemukan 500 meter dari TKP waktu terseret ombak, atau sekitar 300 meter dari pinggiran Ciantir itu,” ujar Kapten (Arm) Rosyad, Danramil 0315/Bayah kepada BANPOS, Selasa siang (29/9).

    Pokdarwis Sawarna, Lili Suheli, kepada wartawan menyebut jasad Faqih Jamalulail ditemukan oleh salah seorang nelayan setempat lalu dilaporkan, jasad itu mengapung di Karang Malang sebelum Tanjunglayar.

    “Awal ketemunya oleh sudara Mamat seorang nelayan, lalu temuan itu dilaporkan ke Uce Ketua RW, lalu Uce bersama Mamat langsung melakukan evakuasi,” jelasnya.

    Menurutnya evakuasi jasad tersebut dengan menggunakan peralatan seadanya.

    “Dengan menggunakan ban pelampung, lalu mengambil jasad itu dan mengikatnya untuk ditarik ke darat. Tim Balawisata Sawarna dipimpin Rendi juga turun membatu Uce dan Mamat mendorong jenajah korban itu kepinggir pantai,” tutur Lili.

    Selanjutnya tim gabungan dari Balawista Sawarna, TNI/Polri, Tagana, BPBD, Basarbas Banten, Pemerintah Desa dan warga berdatangan ke lokasi TKP.

    “Alhamdulillah upaya pencarian yang dilakukan selama dua hari membuahkan hasil. Jenazah sudah diserahkan ke pihak keluarganya di Kelurahan Tegal Parang, Kecamatan Mampang Prapatan,” papar Erwin KS, Tokoh pegiat wisata Baksel.(WDO)

  • Di Pinggir Pantai Anyer, KAMI Banten Dideklarasikan

    Di Pinggir Pantai Anyer, KAMI Banten Dideklarasikan

    SERANG, BANPOS – Beredar video deklarasi yang mengatasnamakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Banten. Dari latar belakang video tersebut dan banner yang dibentangkan, deklarasi itu dilakukan di pantai Anyer, Kabupaten Serang pada Minggu, (27/9).

    Berdasarkan video tersebut pula, diperkirakan jumlah massa yang hadir sebanyak 150 orang. Mereka bersama-sama membacakan deklarasi KAMI dengan dipimpin oleh satu orang pria yang belum diketahui siapa namanya.

    Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun BANPOS, pelaksanaan deklarasi tersebut diketuai oleh Abuya Shiddiq. Lalu, usai pelaksanaan deklarasi KAMI, sebagian peserta deklarasi melakukan ramah tamah di Ponpes Al-Islam yang berada di Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.

    BANPOS pun mendapatkan informasi bahwa kehadiran peserta deklarasi KAMI Banten di Ponpes Al-Islam, sempat mendapatkan penolakan dari sejumlah massa dari peguron Kesti TTKKDH Kota Serang. Bahkan dikabarkan bahwa sempat terjadi ketegangan antara massa peguron dengan peserta deklarasi.

    Pelaksana deklarasi, Abuya Shiddiq, menuturkan bahwa sebenarnya deklarasi mulanya akan dilangsungkan di monumen titik nol Anyer. Namun karena tidak diizinkan oleh petugas keamanan di sana, maka massa deklarasi bergeser tiga kilometer ke arah Kecamatan Cinangka.

    “Jadi memang kami saat itu tidak diizinkan oleh pihak keamanan monumen titik nol, maka kami bergeser sekitar tiga kilometer ke arah Cinangka,” ujarnya saat dikonfirmasi BANPOS melalui sambungan telepon, Senin (28/9).

    Menurutnya, pelaksanaan deklarasi KAMI Banten itu dilaksanakan usai salat Subuh berjamaah. Pelaksanaan tersebut dilakukan pada pukul 06.00 hingga 06.30 WIB.

    “Pelaksanaan deklarasinya itu setelah subuh. Sekitar pukul 06.00 sampai 06.30 WIB. Nah setelah itu bubar deklarasinya, berjalan dengan lancar,” ungkapnya.

    Untuk tujuannya sendiri, ia menuturkan bahwa dideklarasikannya KAMI Banten itu sebagai bagian dari upaya menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dari pihak-pihak yang ingin merusaknya.

    “Sebagai gerakan moral rakyat Indonesia, KAMI Banten selaku jejaring dari KAMI pusat akan terus memperjuangkan tegaknya kedaulatan negara, terciptanya kesejahteraan rakyat dan terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelasnya.

    Sementara itu, Pimpinan Ponpes Al-Islam, Enting Abdul Karim, membenarkan bahwa sebagian peserta deklarasi usai menghadiri kegiatan di pantai Anyer, datang ke Ponpesnya untuk melakukan ramah tamah dan beristirahat.

    “Iyah benar, jadi itu ada peserta dari jauh yang mampir dulu ke Ponpes. Yah sekadar untuk beristirahat saja sebelum pulang ke rumahnya masing-masing,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

    Mengenai kedatangan massa Kesti TTKKDH ke Ponpes pun dibenarkan oleh Enting. Namun ia menuturkan bahwa kejadian yang sebenarnya tidak seperti kabar yang beredar, yakni terjadi ketegangan dan penolakan.

    “Memang benar didatangi oleh TTKKDH, tapi malah sebagian temen temen TTKKDH ikut ngobrol bareng dengan kami. Jadi tidak seperti kabar yang beredar gitu,” katanya.

    Menurutnya, kedatangan dari Kesti TTKKDH ke Ponpes mulanya memang untuk membubarkan deklarasi KAMI Banten. Namun tidak terjadi, karena deklarasi KAMI Banten telah dilaksanakan di pantai Anyer.

    “Tapi saya yakin teman-teman TTKKDH hanya berkaitan dengan PSBB saja. Dan akhirnya tidak ada pembubaran, wong deklarasinya di Anyer. Kalau di pesantren cuman ramah tamah saja sampai selesai dan enggak ada pembubaran,” tandasnya. (DZH)

  • LGBT Masif di Dunia Maya

    LGBT Masif di Dunia Maya

    SERANG, BANPOS – Aktivitas grup Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT) di dunia maya semakin mengkhawatirkan masyarakat. Selain memiliki ribuan anggota, mereka jugaberkomunikasi secara intensif dan dikhawatirkan membawa dampak buruk dalam perkembangan mental generasi muda.

    Salah satu grup LGBT yang dinilai intens berkomunikasi adalah sebuah grup di platform media sosial Facebook. Salah seorang pembaca berinisial J mengungkapkannya kepada BANPOS.

    Kepada BANPOS, ia mengatakan bahwa dirinya menemukan grup tersebut saat sedang bermain Facebook. Ia mengatakan, tiba-tiba muncul pada beranda Facebooknya, grup yang menyematkan kata Gay Serang.

    “Saya kaget, ternyata grup itu sangat aktif. Jadi aktivitas grup itu sangat intensif. Bahkan untuk anggotanya mencapai ribuan orang. Dan kalau dilihat dari postingannya, banyak yang di Kota Serang. Tidak sedikit juga yang di Kabupaten Serang,” ujarnya melalui pesan WhatsApp, Kamis (24/9).

    Menurutnya, meskipun grup tersebut bersifat terbuka, namun akan sulit dicari melalui pencarian Facebook. Ia tidak mengetahui kenapa hal tersebut terjadi, namun ia hanya dapat menemukan grup itu melalui postingan-postingan seseorang.

    “Yah agak sulit mencarinya. Biasanya kan di bilang grup kalau kita cari nama, itu akan muncul nama grup yang sesuai. Tapi yang ini enggak, cuma bisa ditemukan dari postingan seseorang saja,” ucapnya.

    Hal senada disampaikan oleh panglima Laskar Umat Islam Banten (LUIB), Riki Yakub. Ia mengatakan bahwa pihaknya kaget dengan adanya aktivitas grup LGBT tersebut.

    “Jadi keberadaan grup itu mendapatkan respon yang luar biasa dari kiyai-kiyai. Mereka sangat kaget, karena ada grup yang hampir 4 ribu orang yang ikut. Berarti kan anggotanya LGBT semua,” katanya melalui sambungan telepon.

    Ia mengatakan, hal tersebut merupakan tren baru dalam penyebaran LGBT di Indonesia, khususnya di Kota dan Kabupaten Serang. Sebab, penyebaran LGBT melalui media sosial memang bisa sangat massif bisa dilakukan.

    “Karena kan LGBT ini sudah ada dari zaman nabi Luth. Mereka menyebarkannya dengan manual. Sedangkan saat ini lebih berbahaya, karena di media sosial ini sekali kita sebarkan sesuatu, satu Indonesia bisa tahu. Makanya untuk mengajak ke arah sana jadi lebih mudah,” ucapnya.

    Ia menerangkan, dulu sempat terjadi pada kisaran 2017, sebuah grup yang juga mengakomodir para pelaku LGBT di Kota Serang. Pada saat itu, grup tersebut diketuai oleh seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Serang.

    “Namun setelah diketahui oleh orang banyak, grup tersebut bubar. Pergerakan mereka kami jadi tidak tahu lagi seperti apa. Apakah mereka masih berkegiatan atau tidak,” ungkapnya.

    Riki menceritakan, dulu pihaknya sempat mewawancarai salah satu anggota LGBT di Kota Serang. Berdasarkan pengakuannya, ia menjadi LGBT lantaran pernah ‘ditoel’ oleh LGBT lain. Lalu, ia menjadi bagian dari perilaku seks menyimpang tersebut.

    “Jadi memang kalau ditoel-toel gitu, akhirnya mereka ketagihan. Jadinya hal itu menular kepada mereka yang dulunya tidak LGBT,” jelasnya.

    Maka dari itu, ia meminta kepada pemerintah agar dapat segera merespon cepat keberadaan grup LGBT tersebut. Dengan demikian, tidak terjadi pergolakan di kalangan masyarakat Banten, yang kuat dalam hal keagamaan.

    “Pemerintah kalau tidak menindaklanjuti, menyuruh jajarannya untuk turun tangan. Nanti bisa terjadi kondisi yang tidak kondusif di masyarakat. Apalagi masyarakat kita kan kuat agamanya,” jelasnya.

    Sementara itu, LUIB sendiri akan melakukan investigasi mendalam terkait dengan keberadaan grup LGBT itu. Nantinya, apabila informasi sudah lengkap didapatkan, ia berharap pemerintah dapat segera menindaklanjuti.

    “Kami akan coba menerjunkan anggota untuk investigasi dan masuk grup tersebut. Akan melihat dimana kumpulnya, dimana markasnya. Kami akan adakan penggerebekan, supaya pemerintah dan aparat penegak hukum melihat bahwa di Kota Serang ini memang ada LGBT,” tandasnya.(DZH/ENK)

  • Satu Wisatawan Terseret Ombak Pantai Ciantir Sawarna

    Satu Wisatawan Terseret Ombak Pantai Ciantir Sawarna

    BAYAH, BANPOS – Berniat cuci tangan untuk sarapan pagi, empat orang wisatawan asal Kelurahan Tegal Parang Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, dilaporkan mengalami kecelakaan laut (Laka laut) terseret ombak Pantai Ciantir, Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Minggu (27/9/2020).

    Satu wisatawan korban laka laut itu masih belum ditemukan.

    Keempat wisatawan asal Jakarta itu bernama : Fiqih Rahadian (18), Tegar Ramadan (17, Afrizal Kurnia Putra (17) dan korban hilang Hafidz Alwy Jamalulail (20).

    Dilaporkan, untuk pencarian akan dilanjut pada Senin (28/9/2020) besok.

    Disebutkan, satu dari ke empat orang wisatawan asal Jakarta yang bernama Hafidz Alwy Jamalulail (20) terseret ombak dan menghilang. Hingga Minggu petang tadi korban masih dalam pencarian tim setempat.

    Kepada BANPOS, Danramil 0315/Bayah, Kapten (Arm) Rosyad membenarkan bahwa dari empat orang wisatawan asal Jakarta tersebut satu terseret ombak dan masih dalam pencarian, sedang yang tiga orang lagi selamat.

    “Ya benar, kejadian tadi pagi pukul 06.30 Wib, ada satu wisatawan asal Jakarta bernama Hafidz Alwy Jamalulail usia 20 Tahun hingga kini masih dalam pencarian kami. Korban datang ke pantai Ciantir bersama tiga rekannya,” ujar Kapten Rosyad, Minggu (27/09).

    Menurutnya, peristiwa ini sudah dilaporkan ke semua jajaran yang berkepentingan,

    “Kita pun sudah melaporkan giat penyisiran korban laka laut dipesisir Ciantir Sawarna ini bersama Babhinkantibmas, Polairud, Basarnas Provinsi Banten, Trantib Desa dan Lifeguard Sawarna,” katanya

    Pegiat Balawista Sawarna, Erwin KS menjelaskan, kejadian bermula saat empat wisatawan tersebut mandi di pantai, mereka tidak menyadari telah berenang di area arus deras, kemudian tanpa mereka sadari tiba-tiba datang arus besar.

    “Mereka awalnya berniat mau sarapan, lalu pergi cuci tangan dulu ke pantai sambil berenang, saat itu tiba-tiba datang arus besar, satu yang terbawa arus ke tengah sekitar jarak 50 meter dari bibir pantai. Saat kejadian seorang Lifeguard saudara Fajar sudah sigap dan berusaha menolong, namun terhambat arus besar susulan, korban pun hilang. Saat ini masih dalam pencarian menyisiran di pinggiran. Pencarian akan dilanjut besok sambil menunggu tim Basarnas dari Serang,” papar Erwin.(WDO/PBN)

  • Sambangi Indah Kiat, Kapolres Serang Pastikan Protokol Kesehatan Diterapkan

    Sambangi Indah Kiat, Kapolres Serang Pastikan Protokol Kesehatan Diterapkan

    SERANG, BANPOS – Kapolres Serang AKBP Mariyono bersama sejumlah pejabat utama dan Kapolsek Kragilan AKP Dadi Permana Putra melakukan kunjungan ke pabrik pengolahan kertas PT Indah Kiat Pulp & Paper di Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Rabu (16/09/2020).

    Kapolres ingin melihat secara langsung keberadaan pabrik kertas terbesar di Provinsi Banten ini telah menerapkan protokol kesehatan dalam upaya membantu pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19. Rombongan Kapolres disambut hangat Kepala Divisi Humas Arif Madali serta pejabat PT IKPP lainnya.

    “Kunjungan ini untuk memastikan jika perusahaan telah melakukan 3 M sesuai standar protokol kesehatan bagi pekerjanya. Imbauan pemerintah ini wajib dipatuhi siapapun, sebagai upaya menekan penyebaran virus corona di kalangan karyawan perusahaan,” ujar AKBP Mariyono, alumni Akpol 2001 ini.

    Dalam kunjungannya itu, Kapolres bersama rombongan sempat melihat hasil produksi PT IKPP. Sebelum meninggalkan areal perusahaan, Kapolres kembali berpesan agar seluruh karyawan yang bertugas selalu senantiasa menerapkan 3M (Masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak) agar terhindar dari penularan Covid-19.

    “Semoga pandemi Covid-19 bisa segera selesai dan kita dan keluarga juga semuanya sehat. Tetap semangat dalam bekerja mencari nafkah untuk keluarga,” pesan Kapolres.

    Kepada Kapolres, Arif Madali menjelaskan pabrik pengolahan kertas yang mempekerjakan ribuan karyawan ini telah menerapkan protokol kesehatan sesuai imbauan pemerintah sejak adanya pandemi Covid-19. Dikatakan Arif, dalam melaksanakan protokol kesehatan, pihaknya telah memberlakukan denda uang sebesar Rp 300 ribu, bagi siapapun yang kedapatan tidak mengenakan masker.

    “Sejak ada imbauan pemerintah, menejemen dan karyawan sudah melaksanakan standar protokol kesehatan. Disepakati, siapapun yang kedapatan tidak menggunakan masker saat bertugas akan dikenakan denda sebesar Rp 300 ribu,” kata Arif Madali. (RED)

  • Jatuh Miskin, Oknum Warga Blokir Jalan dan Minta Negara Ganti Rugi

    Jatuh Miskin, Oknum Warga Blokir Jalan dan Minta Negara Ganti Rugi

    WALANTAKA, BANPOS – Seorang warga di Kampung Cibogo Timur, Kelurahan Nyapah, Kecamatan Walantaka menutup akses jalan di beberapa titik di kampung tersebut. Ia mengklaim bahwa jalan yang sudah 20 tahun lebih digunakan sebagai akses jalan warga setempat, merupakan tanah miliknya.

    “Ini bukan jalan umum, tapi jalan pribadi. Semenjak 94 itu saya bikin pribadi. Surat-suratnya ada saya beli dari 5 orang, Narisa, Sawi, Siti, Manab, Jasudin,” ujar pria yang mengklaim tanah tersebut, Madsari, saat ditemui di kediamannya, Selasa (15/9).

    Madsari mengakui bahwa memang dirinya mempersilahkan tanah miliknya digunakan sebagai jalan warga. Namun saat itu, ia sedang dalam kondisi ekonomi yang berkecukupan. Berbeda dengan sekarang yang sedang jatuh.

    “Karena dulu tahun 1996 saya lagi ada, katakanlah banyak duit banyak mobil, cuma sekarang lagi jatuh tidak ada lagi yang bisa dijual. Satu-satunya ini (jalan yang ditutup),” terangnya

    Karena kondisinya sekarang sedang membutuhkan uang, terpaksa Madsari menutup jalan dengan harapan agar pemerintah dapat membayar uang ganti rugi jika jalan tersebut ingin kembali dibuka.

    “700 meter panjangnya lebarnya 4 meter berarti kan 2.800 meter persegi. Saya tidak muluk-muluk minta ganti rugi, sekadar buat bayar utang dan dagang sekitar mobil 1 unit yang seharga Rp100 juta dan uang tunai Rp200 juta,” ucapnya.

    Bahkan, Madsari menegaskan bahwa jika pemerintah tidak membayar uang ganti rugi, sampai kapanpun dirinya tidak akan memperbolehkan tanah tersebut dijadikan jalan umum. Bahkan apabila dirinya sudah meninggal dunia.

    “Saya tutup sampai seterusnya. Mohon maaf, kalau pun saya gak ada umur, saya pesan amanah kalau tidak diganti rugi jangan dibuka. Seterusnya di tutup, mau ditanemin singkong juga itu hak saya,” tegasnya.

    Sementara itu, Lurah Nyapah, Oewin, mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Madsari selaku warga yang mengklaim jalan tersebut merupakan tanah dirinya. Namun ternyata, belum menemukan titik terang dalam penyelesaiannya.

    “Pihak Madsari dan kuasa hukumnya mengatakan bahwa jika memang Pemkot Serang memiliki bukti bahwa tanah tersebut memang milik pemerintah, mereka akan menerimanya dan membuka akses jalan tersebut,” ujarnya melalui sambungan telepon.

    Padahal menurutnya, tanah yang sudah dibangun jalan oleh pemerintah, secara otomatis akan menjadi kepemilikan pemerintah setempat. Karena dalam pembangunan tersebut, sudah pasti membutuhkan persetujuan dari pemilik.

    “Kalau dari kacamata kelurahan, apabila memang tanah itu sudah dibangun, itu sudah menjadi milik pemerintah. Apalagi itu sudah dilakukan pengerasan tanah sejak 1998 lalu,” tuturnya.

    Selain itu, berdasarkan denah tanah yang dimiliki oleh Kelurahan Nyapah, tanah yang diklaim oleh Madsari merupakan jalan poros desa. Sehingga sudah jelas menurutnya, tanah itu merupakan aset negara.

    “Kebetulan saya kan baru 9 bulan yah menjabat di kelurahan ini. Tapi kalau di denah tanah, itu memang merupakan jalan poros desa. Jadi bukan milik Madsari seperti yang dia klaim,” ucapnya.

    Oewin mengatakan bahwa klaim yang disampaikan oleh Madsari berkaitan dengan tanah tersebut dibuktikan dengan surat pernyataan, dari pihak-pihak yang sebelumnya menjual tanah kepada dirinya.

    “Tapi itu juga surat pernyataannya dibuat tahun 2016. Padahal itu kan sudah digunakan sejak 1998. Pak Madsari itu menarik kronologis sejak dulu lagi. Kalau memang mau membuktikan kepemilikan, harusnya buktinya dengan Akta Jual Beli (AJB),” jelasnya.

    Mengenai ultimatum ganti rugi penggunaan tanah untuk jalan tersebut pun dinilai olehnya mengada-ngada. Sebab menurutnya, tidak jelas ditujukan untuk siapa keinginan ganti rugi tersebut.

    “Saya tanya, mintanya ke siapa gitu. Karena kan ini merupakan akses masyarakat. Dasarnya apa itu dia minta seperti itu. Kalau mau seperti itu, harusnya jelas AJBnya,” tegas Oewin.

    Untuk langkah selanjutnya, Oewin mengaku masih melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. Sementara itu, masyarakat diminta untuk bersabar dan menggunakan jalan alternatif yang memang tersedia lingkungan tersebut.

    “Karena memang masih ada jalan lain, yah kami harap bersabar untuk menggunakan jalan alternatif itu. Kami juga masih koordinasi dengan Danramil, Polsek, Kecamatan dan RT serta tokoh masyarakat setempat,” tandasnya. (DZH)

  • Pesta Sabu di Kamar, Dua Remaja di Taktakan Digrebek Polisi

    Pesta Sabu di Kamar, Dua Remaja di Taktakan Digrebek Polisi

    SERANG, BANPOS – Dua orang remaja berinisial TIM (17) dan AH (35) ditangkap anggota Satres Narkoba Polres Serang Kota saat tengah pesta narkoba jenis sabu. Dari pengakuan pelaku, keduanya mendapatkan sabu tersebut dari seorang bandar yang tengah berada di dalam Lapas di wilayah Banten.

    Kasatnarkoba Polres Serang Kota Iptu Shilton membenarkan jika pihaknya berhasil mengamankan dua orang remaja, yang tengah asik berpesta narkoba di sebuah rumah yang berlokasi di Kelurahan Drangong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang.

    “Iya kemarin (Senin, red) , dua orang. Satu orang masih berstatus pelajar, satunya wiraswasta,” katanya kepada wartawan, Selasa (15/9/2020).

    Menurut Shilton, dari penangkapan keduanya polisi mengamankan barang bukti dua bunkus sabu seberat 0.28 gram, pipa kaca yang masih berisi sabu, alat hisap sabu atau bong dan satu unit Handphone.

    “Kita tangkap saat keduanya tengah pesta sabu di dalam kamar,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Shilton menambahkan dari pengakuan keduanya, sabu yang dikonsumsi pelaku dipesan dari seorang pengedar yang saat ini berada di dalam lapas di wilayah Banten.

    “Indikasinya kesana (Lapas), tapi memang untuk pembuktiannya agak susah. Barang memang bukan dari sana (lapas) hanya mengendalikan saja,” tambahnya.

    Atas perbuatannya tersebut keduanya akan di jerat pasal 112 ayat 1 dan atau pasal 127 ayat 1 huruf a undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika, dengan ancaman penjara minimal 4 tahun. (RED)

  • HUT Lalu Lintas Bhayangkara ke-65, Polres Serang Gelar Donor Darah

    HUT Lalu Lintas Bhayangkara ke-65, Polres Serang Gelar Donor Darah

    SERANG, BANPOS – Dalam rangkaian kegiatan HUT Lalu Lintas Bhayangkara ke-65, Satuan Lalu lintas (Satlantas) Polres Serang menggelar kegiatan bakti sosial donor darah di Aula Sarja Arya Racana Polres Serang, Selasa (15/9/2020). Dalam kegiatan sosial ini Satlantas Polres Serang bekerjasama dengan Biddokes dan Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Serang.

    Selain diikuti seluruh personel Satlantas, kegiatan donor darah ini diikuti beberapa pejabat utama Polres Serang, termasuk Kapolres AKBP Mariyono.

    Kapolres mengatakan kegiatan ini merupakan wujud kepedulian Polres Serang kepada masyarakat yang membutuhkan darah. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan sosial dan kemanusian.

    “Kami berharap darah yang sudah didonorkan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan,” kata Mariyono.

    Mantan Kapolres Majalengka ini juga berharap seluruh personel Polres Serang bisa mendonorkan darahnya secara rutin selagi kondisi fisik memenuhi syarat. Selain bernilai ibadah, menurut Mariyono, mendonorkan darah juga dapat menjadikan fisik pendonor menjadi lebih sehat.

    “Saya sangat mengapresiasi serta mendukung jika ada anggota yang mau mendonorkan darah secara rutin. Selain bernilai ibadah, Insya Allah akan lebih menyehatkan tubuh,” ungkap Kapolres yang didampingi Kasatlantas Iptu Robby Rachman.

    Dalam melaksanakan donor darah, Kapolres mengatakan pihaknya tetap mematuhi protokoler kesehatan dalam mencegah penularan Covid-19. Para petugas dan pendonor tetap menggunakan masker serta sarung tangan untuk menjaga kesterilan personel yang melaksanakan donor darah.

    “Usai melaksanakan donor darah, para pendonor juga diberikan makanan yang bergizi untuk mengembalikan stamina mereka setelah darah mereka diambil,” terangnya.

    Selain donor darah, Kasatlantas Iptu Robby Rachman menambahkan dalam rangkaian HUT Lalu Lintas ini, pihaknya juga akan mengadakan bakti sosial berupa pembagian bingkisan sembako yang rencananya akan dilaksanakan pada Kamis (17/9/2020) mendatang. Pembagian sembako tersebut merupakan wujud kepedulian Satlantas dalam membantu masyarakat dimasa pandemi Covid-19. (RED)