Kategori: PERISTIWA

  • Persiapan Sambut Ratusan Petani Deli Serdang, Mahasiswa Banten Akan Ikut Longmarch ke Jakarta

    Persiapan Sambut Ratusan Petani Deli Serdang, Mahasiswa Banten Akan Ikut Longmarch ke Jakarta

    SERANG, BANPOS – Mahasiswa Banten akan menyambut 170 petani yang tergabung dalam Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Petani Mencirim Bersatu (SPMB) Desa Simalingkar dan Desa Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang yang melakukan aksi jalan kaki sejak 26 Juni lalu menuju Istana Negara di Jakarta, untuk menemui Presiden RI Joko Widodo.

    Aksi itu dilakukan sebagai upaya memperjuangkan keadilan atas sengketa tanah eks Hak Guna Usaha (HGU) dengan PTPN II. Saat ini petani asal Sumatera Utara tersebut sudah sampai di Kota Bandar Lampung dan akan melanjutkan perjalanan hari Senin besok.

    “Rencana kita akan sambut teman-teman petani di Pelabuhan Merak lalu bersinggah di Cilegon dan ikut jalan sampai Jakarta,” ujar Ketua SWOT Cabang Serang, M Halabi lewat rilisnya, Sabtu (1/8).

    Sementara itu, Ketua IPNU Kota Serang, Samsul Bahri, mengungkapkan setelah berjalan dari Cilegon keesokan harinya petani akan melanjutkan perjalanan ke Kota Serang. Rencananya mereka akan singgah di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten yang berlokasi di Jalan Raya Jakarta Kemang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.

    “InsyaAllah kami semua sedang membangun komunikasi untuk sowan dengan Ketua PWNU Banten agar kiranya diperkanankan untuk singgah. Soal waktu semuanya masih tentatif karena mereka jalan kaki,” tutur Samsul.

    Namun, lanjut Samsul, di Kota Serang mereka rencananya menggelar aksi dan diskusi bersama elemen mahasiswa. “Nantinya akan ada diskusi dan pernyataan sikap dukungan terhadap petani. Kita juga ingin mendengar langsung dari mereka soal sengketa tanah dengan PTPN II,” ucapnya.

    Ketua FAM Pandeglang, Ucu Fahmi, berharap negara hadir dalam penyelesaian konflik tersebut. Keikutsertaan organisasi yang dipimpinnya sebagai bentuk dukungan moril kepada pejalan kaki dan mahasiswa Banten yang nantinya akan mengawal sampai Jakarta.

    Menurut Ucu, aksi jalan kaki yang mereka lakukan hanya untuk menemui Presiden Jokowi agar pimpinan negara memberikan kepastian hukum atas hak mereka yang dirampas.

    “Ini bukan lagi darurat agraria, tetapi kejahatan agraria yang lebih mematikan dari virus Corona. Negara harus hadir,” ucapnya.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, ada sekitar 857 hektare tanah yang selama ini dikelola dan ditempati oleh masyarakat Simalingkar. Dalam hal ini masyarakat berpedoman pada SK Land Reform 1984. PTPN II lewat Sertifikat HGU Nomor 171/2009 sudah melakukan okupansi dan menguasai lahan yang juga diklaim milik masyarakat.

    Di Sei Mencirim, terdapat 80 hektare tanah yang diperjuangkan oleh petani. Dimana tanah tersebut atas Sertifikat Hak Milik (SHM) dari 36 petani.

    Selain itu, bentrokan juga sempat terjadi antara petani dengan pihak PTPN II. Dikabarkan mengakibatkan sejumlah petani mengalami luka dan ada yang sempat ditahan oleh polisi. (DZH)

  • Krakatau Steel Bagikan Hewan Kurban Senilai Rp855 Juta

    Krakatau Steel Bagikan Hewan Kurban Senilai Rp855 Juta

    CILEGON, BANPOS – Momen Hari Raya Idul Adha, dimanfaatkan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan Group untuk menebar kebaikan, dengan membagikan 12 ekor sapi, 15 ekor kerbau, dan 78 ekor kambing dengan nilai total Rp855 juta untuk disalurkan kepada masyarakat Kota Cilegon, Kamis (30/7).

    Pelaksanaan penyaluran dilakukan secara simbolis dari halaman Masjid konstruksi baja Al-Muthowwir, yang dilakukan oleh General Manager Security & General Affair Zainal Muttaqien, yang mewakili Direktur SDM Krakatau Steel kepada ketua Paguyuban Lurah Kota Cilegon Muhriji.

    Acara penyerahan hewan kurban ini disaksikan juga oleh Direksi dari anak perusahaan PT KS Grup.

    General Manager Security dan General Manageral Affair, Zainal Mutaqien mengatakan, penyerahan hewan kurban ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan kepada warga Cilegon. Selain bantuan hewan kurban ini, sebelumnya Krakatau Steel grup juga sudah membantu di bidang lainnya seperti bantuan beasiswa, bantuan sarana ibadah, bantuan social masyarakat, dan bantuan bencana alam.

    “Di momen Idul Adha ini, kami bersinergi dengan seluruh anak perusahaan bersama-sama untuk menyalurkan bantuan hewan kurban yang nantinya akan disalurkan melalui kelurahan-kelurahan maupun Dewan Kemakmuran Masjid di Kota Cilegon,” ujar Zainal Mutaqien sebagaimana rilis yang diterima Banten Pos, Kamis (31/7).

    Menurutnya, total hewan kurban yang diserahkan kepada warga Kota Cilegon yakni untuk 21 kelurahan yang terlibat dalam penyaluran hewan kurban. “Kami harap bantuan ini semoga dapat membawa keberkahan bagi kita semua”, tuturnya.

    Pada kesempatan yang sama Ketua Paguyuban Lurah Kota Cilegon Muhriji, menyatakan ucapaan terima kasihnya atas sumbangsih yang dilakukan oleh Krakatau Steel Group. “Kami doakan Krakatau Steel agar tetap maju dan mendapat rizki yang berlimpah dari Allah SWT.

    Semakin meningkat keuntungannya, yang akan berdampak pada akan semakin meningkatnya juga bantuan Krakatau Steel Group kepada masyakata Cilegon di sekitar Perusahaan”, ungkap Muhriji.

    Kegiatan penyaluran ini kemudian secara serentak diberangkatkan untuk kemudian disalurkan kepada daerah-daerah yang dituju untuk dibagikan hewan kurban. (BAR)

  • Saat Memotong Hewan Kurban, Seorang Ulama di Pontang Meninggal Dunia

    Saat Memotong Hewan Kurban, Seorang Ulama di Pontang Meninggal Dunia

    PONTANG,BANPOS- Masyarakat Pontang, Kabupaten Serang kehilangan Tokoh Ulama Kharismatik. Dia adalah Ustadz Asmala, yang meninggal dunia sesaat melakukan pemotongan hewan kurban usai melaksanakan salat Idul Adha 1441 H, Jumat (31/7).

    Peristiwa tersebut terjadi di halaman Mushola Al-Hidayah, Kampung Kesabilan, Desa Pontang RT 05/02, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang.

    Saat kejadian, tak ada tanda-tanda Ketua Yayasan Asabil yang sedang mengenakan baju dan kopiah putih ini sakit. Ulama ini terkulai lemas saat melakukan pemotongan hewan kurban berupa sapi. Sehingga keluarga korban terpukul atas peristiwa ini.

    “Kalau saat kejadian juga sebenarnya dalam kondisi sehat. Makanya keluarga juga kaget,” kata Sugali, kerabat korban saat dihubungi BANPOS.

    Sugali menambahkan, Ustadz Asmala yang juga mantan Kepala Desa Pontang itu sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) setempat.

    “Beliau sudah dimakamkan ba’da ashar tadi. Setelah sebelumnya menunggu keluarga dari Lampung,” singkat Sugali.

    Sementara itu, Kapolsek Pontang AKP Sudibyo Wardoyo membenarkan peristiwa disaat penyembelihan hewan kurban tersebut. Dari hasil keterangan yang didapat, kata Kapolsek, diduga korban meninggal dunia karena serangan jantung. Hal ini diperkuat dari keterangan bahwa korban memiliki riwayat penyakit tersebut.

    “Dari informasi yang kita dapat, korban memiliki riwayat penyakit jantung. Kemungkinan karena kondisi fisik sedang lelah, sehingga terjadi serangan jantung,” kata Kapolsek dikonfirmasi melalui telepon. (AZM).

  • Buntut Pencabulan Santriwati di Padarincang, Ponpes Nyaris Dibakar Massa

    Buntut Pencabulan Santriwati di Padarincang, Ponpes Nyaris Dibakar Massa

    SERANG, BANPOS – Ratusan santri di Kecamatan Padarincang menggeruduk Pondok Pesantren (Ponpes) S untuk mencari JM, Ketua Yayasan yang diduga telah mencabuli 15 santriwati. Bahkan ratusan santri tersebut sempat hampir membakar dan menghancurkan ponpes itu, namun dicegah oleh pihak kepolisian.

    Kedatangan mereka itu untuk menangkap JM yang hingga kini belum tertangkap oleh pihak Kepolisian. Terlebih, JM dinilai telah menodai citra ulama di Padarincang dan nama baik pesantren.

    Ucon, salah satu santri di Padarincang mengaku merasa dirugikan dengan perlakuan JM yang tidak mencerminkan sebagai pimpinan ponpes. Menurutnya, para warga mendatangi pesantren karena tidak sabar ingin menangkap pelaku. 

    “Sebenarnya kami ingin kejelasan kapan pelaku ditangkap. Karena laporan dari keluarga korban sudah ke polisi. Tapi sampai saat ini pelaku belum juga ditangkap,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Selasa (28/7).

    Ia menerangkan, gerakan ini secara spontan dilakukan para santri dan tidak dikomandoi. Mereka merasa citra santri dan ulama di Padarincang telah tercoreng buruk dengan adanya aksi bejat yang dilakukan JM, sehingga secara spontan mendatangi Ponpes S.

    “Para santri hanya ingin membersihkan nama baik ulama di Padarincang dengan menangkap pelaku. Banyak, sampai ratusan para santri yang menggeruduk,” terangnya.

    Ia menjelaskan, santri dan warga hanya menuntut agar pelaku cepat dibui untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

    “Kami hanya ingin pelaku ditangkap, tidak ada yang lain. Tangkap segera pelaku oleh polisi. Pelaku ada yang bawa kabur,” jelasnya.

    Sementara itu, Kapolsek Padarincang, AKP Undang Juamra, mengatakan bahwa pihaknya masih terus berusaha menenangkan warga. Pihaknya tidak bisa mengabulkan tuntutan warga karena kasus itu saat ini sedang ditangani Polres Serang Kota.

    “Yang mendatangi Ponpes ini sekitar 200 massa. Saat ini kasus tersebut kan sedang ditangani unit PPA Polres Serang Kota. Kami disini hanya menenangkan massa,” ujarnya kepada BANPOS.

    Selain itu, ia mengatakan bahwa ponpes tersebut saat ini sudah disterilkan. Para santri yang sebelumnya berada di ponpes sudah dipulangkan karena mempertimbangkan faktor keamanan.

    “Pukul 12 siang tadi massa datang ke Ponpes S. Massa yang datang itu ada dari Padarincang, Ciomas, Cinangka dan lainnya. Ponpes sudah kami sterilkan, santri yang tadinya masih ada sudah dipulangkan,” ungkapnya.

    Berdasarkan pantauan di lokasi, kondisi Pondok Pesantren dijaga ketat oleh pihak kepolisian. Bangunan pondok pun telah dipasang garis polisi. Akibat kejadian tersebut, satu bangunan pondok yang terbuat dari bambu bilik rusak diamuk massa.

    Selain itu, hingga berita ini ditulis ratusan massa masih bertahan di sekitar Ponpes. Sesekali massa melantunkan dzikir dan salawat bersama. Beberapa kali juga terdengar teriakan untuk merobohkan Ponpes itu. (DZH)

  • Ngaku Akan Kasih ‘Ilmu’, Belasan Santriwati Diduga Dirogol Ketua Yayasan

    Ngaku Akan Kasih ‘Ilmu’, Belasan Santriwati Diduga Dirogol Ketua Yayasan

    SERANG, BANPOS – Belasan santriwati mengalami pencabulan oleh ketua Yayasan salafi di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang. Modus yang dilakukan oleh ketua yayasan  itu yakni akan diberikan ‘ilmu’ berupa wiridan, namun harus ditebus dengan hubungan badan.

    Salah seorang perwakilan korban, Anton Daeng Harahap, mengatakan untuk saat ini hanya ada empat korban yang mau melaporkan perbuatan pelaku yang berinisial JMJ. Keempat korban tersebut yakni DA, MA, YH, ES. Semua korban itu merupakan warga Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang.

    Anton mengatakan, para korban pencabulan tersebut berusia antara 14 tahun hingga 20 tahun yang sudah menjadi santriwati di pesantren tersebut baik kurang dari satu tahun maupun lebih dari satu tahun.

    “Ada yang sudah dicabuli satu kali dan ada juga yang sudah dua kali,” katanya kepada awak media saat ditemui di Polres Serang Kota, Senin (27/7).

    Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa untuk santriwati yang dicabuli oleh JMJ diluar dari empat korban yang sudah melapor, rata-rata berasal dari Kecamatan Anyer, Mancak, Padarincang serta ada yang berasal dari Kabupaten Pandeglang.

    Akan tetapi, Anton enggan memaparkan nama maupun inisial korban, karena sudah berjanji kepada korban dan keluarga korban untuk tidak memberitahukan nama korban.

    Berdasarkan penuturan dari para korban, pelaku sudah lama melakukan aksinya. Namun para korban tidak mau melaporkan perbuatan pelaku, dikarenakan mendapatkan ancaman.

    Jika korban melaporkan hal tersebut kepada orang lain, maka pelaku akan melakukan teluh atau guna-guna. “Dipeluk dan disuruh buka pakaian, disuruh memeluk pelaku,” kata menggambarkan aksi tersebut kepada awak media.

    Selain itu, pelaku tidak pernah mengajar di pesanteren tersebut, akan tetapi pelaku mencari anak didik dengan cara menyuruh orang lain sejak tahun 2012. “Yang mengajar santri-santri disana,” ucapnya.

    Selain itu, Anton menerangkan bahwa pelaku sudah mempunyai tiga orang istri yang juga merupakan korban dari aksi pencabulan yang dilakukan oleh pelaku.

    Salah satu orang tua korban berinisial SY mengatakan bahwa anaknya sudah menjadi santri di pesantren pelaku kurang lebih satu tahun lamanya. Akan tetapi, anaknya tidak pernah mau menceritakan kejadian pencabulan tersebut. Ia mengatahui hal tersebut karena adanya laporan dari PPTP2A.

    “Ada yang melaporkan dari PPTP2A, disitulah saya tau,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Proyek Tol Serang-Panimbang Makan Korban

    Proyek Tol Serang-Panimbang Makan Korban

    KRAGILAN, BANPOS – Kerumunan masyarakat umum di Proyek Strategis Nasional (PSN) di Banten memakan korban. Dua remaja terlibat kecelakaan di  kawasan obyek vital pada Proyek Jalan Tol Serang Panimbang, tepatnya di Kampung Tegal Duhur Desa Silebu Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang, Jumat (24/7).

     

    Kecelakaan yang melibatkan dua kendaraan sepeda motor Vario dengan nomor polisi A 2758 HH dan Yamaha Soul dengan nomor polisi A 2294 FO ini langsung ditindaklanjuti oleh Polres Serang Kabupaten dengan melakukan Cek TKP. Sementara itu, korban dilarikan ke RSUD Serang.

     

    “Kronologis kejadiannya, ketika kendaraan sepeda motor Honda Vario nomor polisi A 2758 HH yang dikendarai MR X sebelum kejadian berjalan dri arah DS Pabuaran  menuju Ds Cilebu tiba di tempat kejadian melewati jalan proyek tol secara bersamaan dari arah berlawanan, datang jen Yamaha Mio nomor polisi A 2294 FO dikendarai MR X, terjadi tabrakan,” ujar Kapolres Serang, AKBP Maryono.

     

    Diketahui, kejadian Laka Lantas tersebut terjadi sekira jam 17.15 WIB. Akibat kejadian tersebut, pengendara Honda vario meninggal di TKP serta kedua kendaraan mendapat kerusakan.

     

    “Tindakan selanjutnya, menginput laporan sementara di Tab, kemudian catat saksi dan mengamankan barang bukti, lalu membuat LP dan melengkapi mindik awal,” tandasnya. (MUF)

  • Saat Menyedot Air, Dua Penambang Batubara Tewas Hisap Gas Racun

    Saat Menyedot Air, Dua Penambang Batubara Tewas Hisap Gas Racun

    CILOGRANG, BANPOS – Nasib nahas menimpa dua orang gurandil di Lebak Selatan, keduanya dilaporkan tewas ketika tengah menyedot air di dalam galian lobang batubara yang berlokasi di blok Cibetot Desa Lebaktipar, Kecamatan Cilograng.

    Disebutkan, korban ditemukan tidak bernyawa setelah diduga menghirup racun karbon monoksida di dalam lobang galian batubara tersebut. Rabu (22/7)

    Informasi yang didapat BANPOS, kedua korban meninggal itu bernama Indra (25) warga Kampung tipari RT 03 RW 01 Desa Lebaktipar Kecamatan Cilograng dan Asep (23) warga Kampung Cisuren Desa Cisuren Kecamatan Bayah.

    Menurut keterangan, kronologis kejadian bermula ketika kedua korban tengah bekerja menyedot air untuk dikeluarkan di dalam galian batubara. Namun secara tidak sadar, korban menghirup racun karbon monoksida yang mengakibatkan dua korban tersebut keracunan hingga tewas.

    Seorang saksi mata menyebut, korban saat masuk lobang lama tidak keluar. Karena curiga dan khawatir, saksi mata bersama warga lain mendatangi lobang dan memasang blower agar udara masuk.

    “Sekian lama kedua korban tidak keluar dari lobang tersebut, kami mulai curiga terjadi sesuatu di dalam lobang, kemudian kami dibantu warga dengan menggunakan blower berusaha mengeluarkan kedua jasad korban dari lobang,” tutur Dina saksi kejadian, Kamis (23/7).

    Terpisah, Komandan Rayon Militer (Danramil) 0315 Bayah, Kapten (Arm) Rosyid, membenarkan kejadian tersebut, Kata dia, saat ini kasusnya sudah ditangani pihak Polsek Cilograng.

    “Betul pak, dua orang meninggal di lobang batubara karena menghirup racun oksigen. Kasus ini sekarang sedang ditangani pihak Polsek Cilograng,” terangnya.(WDO/PBN)

  • Kemenag Gelar Bimtek Pelaporan Keuangan dan LPJ

    Kemenag Gelar Bimtek Pelaporan Keuangan dan LPJ

    LEBAK,BANPOS- Agar sekolah madrasah baik Madrasah Tsanawiyah (MTs) maupun Madrasah Aliyah (MA) yang ada didua kecamatan yaitu Kecamatan Kalanganyar dan Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak lebih baik dalam membuat laporan dan pertanggung jawaban dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ditengah pandemi Covid-19.

    Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lebak menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) pelaporan keuangan dan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ).

    Kepala Kantor Kemenag Lebak, Akhmad Tohawi mengtakan, tujuan dari Bimtek pelaporan keuangan LPJ ini adalah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) madrasah.

    “Kegiatan Bimtek ini merupakan bukti bahwa kita siap untuk peningkatan kualitas madrasah, kita samakan persepsi untuk membiasakan yang benar dan jangan membiasakan yang tidak benar,” kata Tohawi kepada wartawan, Selasa (21/7).

    Menurutnya, kegiatan Bimtek pelaporan LPJ tersebut juga sesuai dengan visi misi Kementerian Agama agar kedepan pelaporan pertanggung jawaban baik dan benar sesuai dengan aturan dan peraturan.

    “Oleh karena itu, Bimtek ini harus terus dilakukan agar menghasilkan cara pelaporan yang baik dan benar,” ungkapnya.

    Sementara Kasi Penmad Kemenag Lebak, Akhmad Firdaus mengatakan, selain untuk meningkatkan kualitas SDM madrasah, kegiatan Bimtek tersebut juga sebagai ajang silaturahmi.

    “Jadi madrasah ini diarapkan dapat melakukan desain program dalam rangka tata tertib administrative, presentasi dan proses tentang pengelolaan keuangan dalam situasi Covid-19. Selain itu, Bimtek ini merupakan media silaturahmi antara stake holder yang ada,” katanya.

    Oleh karena itu, lanjut Firdaus, setelah diadakannya Bimtek ini pihaknya berharap regulasi atau aturannya disosialisasikan kepada para guru dan tetap fokus untuk meningkatkan kualitas Pendidikan.

    “Setelah kegiatan ini diharapkan madrasah memiliki rasa tanggung jawab terhadap pengelolaan pelaporan keuangan negara dengan baik dan benar serta antisipasi pengaruh pandemic Covid-19. Guru harus fokus terhadap pendidikan, agar kualitas pendidikan bisa meningkat,” ungkapnya.

    Ketua panitia Bimtek pelaporan keuangan dan LPJ, Aang Pahrul mengatakan, peserta yang mengikuti kegiatan tersebut sekitar 60 orang yang terdiri sekolah MTs dan MA yang ada di Kecamatan Cimarga dan Kecamatan Kalang Anyar.

    “Saya ucapkan terima kasih kepada jajaran Kemenag Lebak yang telah menyelenggarakan kegiatan ini, mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini madrasah menjadi lebih baik dalam memberikan pelaporan dan pertanggung jawaban dana BOS,” ungkapnya.(DHE)

    Caption Foto : Para peserta saat mengikuti Bimtek pelaporan keuangan dan LPJ yang diselenggarakan Kemenag Lebak.

  • Sambangi Negeri di Atas Awan, Laz Harfa Adakan Misi Kemanusiaan

    Sambangi Negeri di Atas Awan, Laz Harfa Adakan Misi Kemanusiaan

    LEBAK, BANPOS – Setelah berbulan-bulan terbatasi oleh PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang berdampak pada banyak aktifitas seperti pekerjaan, kehidupan sosial dan silaturahmi menjadi sedikit terhambat, hal itu membuat sebagian orang merasa jenuh, adanya kebijakan kebiasaan baru seolah menjadi angin segar bagi mereka yang senang bersosialisasi.

    LAZ Harapan Dhuafa dan Komunitas Supermoto Pandeglang Chapter mengadakan kegiatan “Motoran sambil Sedekah” dengan tema Bersama Saling Membahagiakan pada Minggu (19/07) di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten. Kegiatan ini tetap mengikuti protokol kesehatan dengan ketat. Para peserta di cek suhu tubuh, memakai masker, membawa hand sanitizer, menjaga jarak dan disediakan armada Ambulance.

    Event ini diikuti kurang lebih 101 peserta dan berada di zona hijau, dan setelahnya dilakukan santunan kepada sebanyak 15 Yatim Dhuafa dan 10 Lansia di tempat yang dituju, yaitu di kawasan Negeri di Atas Awan, Lebak-Banten. Kepala desa dan Babinmas ikut hadir di acara santunan ini.

    Indah Prihanande Direktur Utama LAZ Harapan mengatakan bahwa selain untuk menjalin silaturahmi, event ini juga untuk merupakan salah satu misi kemanusiaan, termasuk menumbuhkan kepekaan dan kepedulian sosial untuk bisa saling membantu sesama, terkhusus membantu mereka yang membutuhkan di sekitar kawasan negeri di atas awan. Event ini juga tetap memathui protokol Kesehatan yang berlaku dan dilakukan di Kawasan Zona Hijau sehingga aman jika dilakukan.

    “Ini bukan pertama kalinya kami mengadakan ekspedisi yang tak biasa demi misi kemanusiaan, termasuk misi kemanusiaan di Kawasan Negeri di Atas Awan Citorek. Kedepannya kita akan mengadakan event serupa dengan target peserta 1000 partisipan. Dan mudah-mudahan edukasi sedekah ini sampai kepada semua elemen termasuk komunitas motoran maupun komunitas sepeda.” Ujarnya.

    Eki, Ketua Supermoto Indonesia Pandeglang Chapter mengatakan bahwa ia dan komunitas yang dipimpinnya sangat senang dan begitu berkesan dengan event ini.

    “Saya mengucapkan terimakasih kepada LAZ Harfa karena sudah mengajak kami untuk melakukan kegiatan motoran sambil sedekah. Event ini sangat berkesan karena bukan hanya menyalurkan hobi kami, akan tetapi juga mengajak untuk bisa lebih peka terhadap lingkungan sekitar.” (RUL)

  • Setahun Dibiarkan Mangkrak, Proyek Gorong-gorong Kepandean Telan Banyak Korban

    Setahun Dibiarkan Mangkrak, Proyek Gorong-gorong Kepandean Telan Banyak Korban

    SERANG, BANPOS – Proyek gorong-gorong yang dikerjakan Kementerian PUPR di Jakarta di Jalan Letnan Jidun Kepandean Kota Serang tahun 2019 lalu, hingga saat ini masih meninggalkan pekerjaan yang tak tuntas.

    Proyek miliaran yang dikerjakan rekanan atau pihak ketiga ini juga sempat ramai diberitakan, lantaran adanya dugaan pungutan liar (Pungli) oknum pegawai berseragam PNS, dengan meminta sejumlah uang jutaan rupiah kepada pemilik toko yang ada di sepanjang jalan dengan dalih untuk menutup lubang gorong-gorong tersebut.

    Bahkan Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) pada bulan Mei tahun 2019, telah memerintahkan jajarannya untuk mengusut tuntas siapa oknum yang diduga melakukan pungli tersebut.

    Pantauan, Senin (20/7), proyek gorong-gorong yang dikerjakan setahun lalu, tampak dibiarkan lubangnya tidak tertutup rapih, bahkan menganga lebar dengan ukuran panjang dan lebar berdiameter 60 cm.

    Menurut salah seorang warga setempat, Triana (35), banyak pengendara roda dua dan empat yang terperosok masuk gorong-gorong. Bahkan ada seorang wanita mengendarai sepeda roda dua jatuh dan masuk got.

    “Saya pikir kalau proyek pemerintah itu dikerjakan dengan tuntas, dengan kualitas baik. Tapi kenapa gorong-gorong ini dikerjakan asal-asalan. Sudah banyak masyarakat jadi korban, dan terakhir ada ibu-ibu jatuh sampai luka-luka karena motornya terperosok masuk got. Mobil juga banyak masuk ke got itu. Tapi orangnya enggak luka. Hanya mobilnya rusak,” katanya.

    Warga maupun pengguna jalan mengaku kebingungan, karena harus mengadu kesiapa atas proyek pengerjaan asal jadi dan memakan korban ini.

    “Para korban hanya menggerutu. Karena bingung harus lapor dan mengadu ke siapa. Mudah-mudahan sih kami berharap gorong-gorong yang masih belum ditutup segera dibenahi oleh pemerintah,” harapnya.

    Sementara itu, menurut warga lainnya, Mukti, abainya pemerintat pusat terhadap program kerja yang dilakukannya karena rendahnya sumber daya manusia (SDM) baik di kementerian atau pemborong.

    Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada Pemprov Banten dan Pemkot Serang melakukan intervensi ke Kementerian PUPR agar dapat menuntaskan proyeknya dengan baik dan benar.

    “Yang saya tahu, pemerintah hanya membuat gorong-gorong setengah saja. Karena sepanjang jalan di Kepandean ini yang nutup atas gorong-gorongnya adalah warga. Ini kan aneh. Apakah programnya ada penyelewengan atau memang kurang diperencanaan program pembangunan. Karena pada tahun 2019 lalu, saat gorong-gorong masih dikerjakan oleh pemborong, para pemilik toko yang didepan itu ditawari dan diminta uang oleh oknum berseragam PNS dengan dalih untuk menutup atas gorong-gorong. Tapi banyak karena mintanya besar. Saya rasa pak gubernur dan pak walikota bisa turun tangan atasi ini,” paparnya.

    Seolah tak peduli, Kepala Dinas PUPR Banten, M Tranggono tidak dapat dimintai tanggapanya. Teleponnya aktif namun tak merespon. Bahkan pesan WhatsApp Messenger yang dikirim redaksi hanya dibaca saja.

    Anggota Komisi IV DPRD Banten, Muhlis menyesalkan sikap PUPR yang tidak melakukan pengontrolan di lapangan atas proyek pemerintah pusat yang ada di Banten. Sehingga banyak pembangunan infrastruktur malah menyusahkan masyarakat.

    “Nanti kita akan cek ke lapangannya. Kalau emang benar, besok (hari ini,red) kita akan sampaikan langsung ke Dinas PUPR. Kebetulan besok ada rakor (rapat kerja) dengan PUPR,” terang Muhlis.(RUS)