Kategori: PERISTIWA

  • Sosialisasi Tidak Menyeluruh, Warga Ditolak Ambil JPS Tunai Kemensos

    Sosialisasi Tidak Menyeluruh, Warga Ditolak Ambil JPS Tunai Kemensos

    SERANG, BANPOS – Beberapa warga Kota Serang yang telah terdaftar sebagai penerima jaring pengaman sosial (JPS) tunai Kemensos, mengaku ditolak saat ingin mengambil bantuan tersebut oleh Kantor Pos Serang. Penuturan dari warga, Kantor Pos mengatakan bahwa saat ini belum saatnya pembagian untuk warga Kota Serang dan anggaran yang dimiliki oleh Kantor Pos terbatas.

    Sayuti, warga komplek Depag, Kelurahan Cipocok Jaya, Kota Serang, mengatakan bahwa ia bersama tetangganya sekitar pukul 11.00 WIB mendatangi kantor Pos untuk mengambil bantuan tersebut. Namun ternyata, pihak kantor Pos mengaku warga Kota Serang masih belum bisa mengambil bantuan.

    “Katanya itu pembagian baru dari Kabupaten Serang. Jadi Kota Serang itu belum waktunya pembagian bantuan,” ujarnya kepada BANPOS, Rabu (13/5).

    Selain itu, Sayuti mengatakan bahwa kantor Pos mengaku bahwa pihaknya tidak bisa membagikan bantuan kepada Kota Serang. Karena saat ini, anggarannya terbatas.

    “Kata orang kantor Pos itu uangnya gak bisa diambil semua ke kantor Pos. Karena anggarannya terbatas,” katanya.

    Ia pun mengaku kecewa lantaran sosialisasi bantuan tersebut sangat terbatas, bahkan tidak ada. Sebab, ia juga baru mengetahui bahwa dirinya masuk dalam daftar penerima bantuan ketika kerabatnya mendatangi kantor Pos dan menemukan nama dirinya di papan pengumuman.

    “Kebetulan memang kerabat saya membaca di berita bahwa komplek Depag itu banyak yang dapat JPS tunai Kemensos. Ketika didatangi, ternyata benar saya dapat juga. Tapi taunya itu sendiri, tidak ada sosialisasi atau pemberitahuan,” terangnya.

    Sementara itu, Kepala kantor Pos Serang, Mohamad Sarip, mengatakan bahwa memang saat ini masih belum waktu warga Kota Serang mengambil bantuan. Sebab, saat ini kantor Pos masih melakukan distribusi bantuan ke Kabupaten Serang.

    “Sesuai jadwal mulai hari Sabtu (untuk Kota Serang). Ini berbarengan dengan Kabupaten Serang, namun data yang lebih dulu datang untuk Kabupaten Serang. Mohon bersabar, Sabtu-Minggu insyaAllah selesai, karena kami Minggu juga akan melayani pembayaran,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp.

    Ia menjelaskan, memang kantor Pos Serang juga melayani penyaluran bantuan untuk Kabupaten Serang. Namun pembagian tersebut dilakukan dengan mengirim bantuan tunai itu ke setiap instansi terkait di setiap wilayah.

    “Kami melalui komunitas (penyalurannya). Kami koordinasi dengan para camat, kades dan polsek. Untuk percepatan kami bayar lewat komunitas seperti sekolah, kantor Kecamatan, kantor Desa dan kantor Pos,” jelasnya.

    Terpisah, kepala Dinsos Kota Serang, Moch Poppy Nopriadi, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp mengenai sosialisasi yang masih belum menyeluruh terkait pembagian JPS tunai Kemensos, tidak menjawab. Sebelumnya ia mengatakan bahwa sosialisasi akan dilakukan oleh setiap RT dan RW.

    “Yah kan RT dan RW sambil ngedata juga sekaligus melakukan sosialisasi,” katanya.

    Namun saat ditanya lebih lanjut bahwa RT dan RW bahkan lurah pun tidak tahu mengenai bantuan JPS tunai Kemensos itu, ia tidak menjawab pesan yang dikirimkan oleh BANPOS.(DZH)

  • Distribusi BST di Bayah Dituding Tak Tepat Sasaran

    Distribusi BST di Bayah Dituding Tak Tepat Sasaran

    BAYAH, BANPOS – Penyalurkan Bantuan Sosial Tunai (BST) kepada ratusan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk warga di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak yang terdampak pandemi Covid-19 di Kantor Desa Bayah Barat, Rabu (13/05).

    Diketahui, Kecamatan Bayah terdiri dari 11 desa, secara keseluruhan warga yang menerima BST berjumlah 1.726 KPM.

    Sebagaimana dikatakan Minda (35) warga Bayah yang mengaku punya suami kerja serabutan justru tidak mendapat bantuan BST, dan tidak pernah diminta KK dan KTP untuk didaftarkan.

    “Masa orang mampu dapat, sedangkan suami saya yang tidak punya pekerjaan tetap tidak mendapat BST,” kata Minda kepada BANPOS, Rabu (13/5).

    Senada, Juha (62) janda tua yang harus menafkahi satu orang anak dan dua cucu, juga mengaku tidak mendapatkan bantuan BLT, atau bantuan pemerintah lainnya.

    “Kemarin sudah didata, diminta photo copy KK dan KTP sama ketua RT, tapi kenyataannya kalau orang yang mampu dapat, tapi saya yang tidak mampu enggak dapat bantuan,” ungkap Juha.

    Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Bayah, Dodo, menyampaikan bahwa untuk masyarakat yang merasa sesuai kriteria yang ditentukan pemerintah tapi belum mendapat bantuan, silahkan untuk didaftarkan pada pengajuan susulan,

    “Untuk yang sesuai kriteria tapi belum masuk data, silahkan ajukan data susulan ke desa masing-masing dengan membawa potokopi KK dan KTP,” katanya kepada wartawan.

    Terpisah, Camat Bayah A Suyanto, menyayangkan bahwa masih ada masyarakat kurang mampu terdampak pandemi Covid-19 justru luput dari data penerima bantuan. Pihaknya juga mengimbau kepada pelaksana penyalur BST agar tidak mengabaikan protokol kesehatan Covid-19.

    “Saya banyak mendengar aduan dari masyarakat, bahwa banyak masyarakat tidak mampu yang tidak mendapat bantuan. Padahal sejak awal saya sudah peringatkan ke setiap kepala desa dan sekdes, bahwa pada waktu pendataan harus betul-betul selektif dan transfaran, dan jangan sampai ada masyarakat kurang mampu yang tidak terdata,” tegas Suyanto.

    Kata dia, dalam pelaksanaan penyaluran BST hendaknya tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19. ” Pelaksanaan ini jelas mengumpulkan orang banyak, harusnya tetap menggunakan aturan kesehatan, yaitu dengan menggunakan masker dan jarak berjauhan. Bila perlu nanti dievaluasi yang lebih streril dengan cara dilakukan dor to doo misalnya,” paparnya.

    Pantauan, di lapangan, ternyata masih banyak warga miskin yang terdampak pandemi covid-19 yang mengeluhkan karena tidak mendapatkan BST. Penyaluran BST sejumlah Rp 243.600.000,- dilakukan petugas Kantor Pos Bayah yang dihadiri perangkat kepolisian Polsek Bayah, Satpol PP dan perangkat kecamatan setempat.(WDO/PBN)

  • Ikbal Pejabat Teladan

    Ikbal Pejabat Teladan

    DI tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, Dinkes merupakan salah satu instansi yang paling sibuk untuk bekerja. Sebab, memang mereka bekerja untuk kesehatan masyarakat. Apalagi jika menempati posisi sebagai kepala Dinkes.

    Begitulah yang dirasakan oleh Kepala Dinkes Kota Serang, Ikbal. Ia yang dulunya merupakan mantri di salah satu kampung di Kota Serang, tidak menyangka bahwa saat dirinya sedang menjabat sebagai Kepala Dinkes, harus berhadapan dengan virus yang sedang menyebar bukan hanya di Kota Serang, bahkan dunia.

    Ikbal bahkan mengaku, waktu yang biasanya dapat diisi bersama dengan keluarga, harus direlakan untuk bekerja hingga larut malam. Sebab, berbagai pertemuan maupun komunikasi via telepon selalu saja ada di setiap waktu.

    “Yah, sudah pasti waktu saya bersama keluarga itu berkurang. Waktu beristirahat pun berkurang. Tapi ini memang sudah menjadi kewajiban saya dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini,” ujarnya kepada BANPOS, Rabu (13/5/2020).

    Namun ia tetap bersyukur, karena meskipun waktu bersama keluarganya berkurang, baik istri maupun anaknya tidak ada yang mengeluh. Karena mereka memahami bahwa itu merupakan amanah dari jabatan yang ia emban.

    “Selain itu, istri saya juga merupakan orang yang bekerja di kesehatan juga, yaitu bidan. Anak saya pun juga berkecimpung di dunia kesehatan. Jadi mereka memahami, saat inilah saya akan sangat sibuk, karena ini berkaitan dengan kesehatan,” terangnya.

    Menurut Ikbal, apabila dirinya menampakkan rasa lelah ataupun rasa takut akan pandemi ini, maka sudah pasti masyarakat juga akan semakin takut. Karena, ia yang merupakan pimpinan instansi terdepan dalam melawan Covid-19 justru menunjukkan rasa takut.

    “Makanya, saya akan tetap terdepan dalam melawan Covid-19. Saya selalu sediakan waktu apabila ada masyarakat ataupun rekan-rekan media yang ingin menanyakan perihal Covid-19. Tapi kalau tidak terjawab, mohon maaf. Karena terkadang saya juga harus melepas diri dari telepon, seperti ketika sedang rapat,” ucapnya.

    Ia pun bercerita, akibat dari pandemi Covid-19 ini kegiatannya dalam mengajar salah satu instansi pendidikan pun harus rela untuk ditinggalkan.

    “Saya memang juga menjadi pengajar di salah satu instansi pendidikan. Tapi tidak apa-apa, ini merupakan kewajiban saya juga untuk melawan Covid-19 di Kota Serang,” tandasnya. (DZH)

  • Awali Tugas Baru, Kapolda Banten Sambangi Petinggi Banten

    Awali Tugas Baru, Kapolda Banten Sambangi Petinggi Banten

    SERANG, BANPOS – Setelah melaksanakan serah terima sebagai Kapolda Banten, lalu, Irjen Pol Fiandar bergerak cepat membangun komunikasi dengan para petinggi Provinsi Banten. DAlam dua hari terakhir, mantan Gubernur Akademi Kepolisian itu menyambangi para pimpinan instansi di Provinsi Banten.

    Diawali pada Hari selasa (12/05/2020), Kapolda Banten didampingi PJU Polda Banten bersilaturahmi dengan Gubernur Banten, Wahidin Halim, di Rumah dinas Gubernur Banten. Kedatangan Kapolda disambut hangat oleh Gubernur yang didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Banten.

    Selanjutnya pada hari Hari Rabu, Kapolda didampingi PJU Banten berkunjung kantor Kejaksaan tinggi Banten untuk menemui Kepala Kejaksaan tinggi Banten Rudi Prabowo Aji. Kedatangan Kapolda Banten disambut hangat oleh kepala Kejaksaan tinggi Banten dan asisten bidang Kejaksaan tinggi Banten.

    Setelah dari kantor Kejaksaan tinggi Banten Kapolda Banten didampingi Pejabat Utama Polda Banten Pukul 12.00 wib bersilaturahmi ke ketua DPRD Provinsi Banten Andra Soni ke Kantor DPRD provinsi Banten.

    Kabid humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi menyampaikan bahwa kunjungan Kapolda Banten ke forkopimda Provinsi Banten dalam rangka Penguatan sinergi polisional silaturahmi ke instansi lain guna meningkatkan sinergitas antara kepolisian dengan Forkopimda lainnya.

    ”Dengan adanya jalinan silahturahmi antara Polri dan Forkopimda Provinsi Banten diharapkan adanya hubungan emosional untuk bekerjasama, saling mendukung dalam pelaksanakan tugas guna menciptakan situasi kamtibmas yang aman dan kondusif,” ujar Edy.

    Lebih lanjut Edy Sumardi mengatakan Maksud kunjungannya kapolda banten sebagai pejabat daerah yang baru, kapolda Banten meminta dukungan untuk melanjutkan kerjasama yang telah dilakukan oleh pejabat kapolda sebelumnya.

    “Untuk mewujudkan sinergi polisional dalam harkamtibmas kapolda banten ingin menjalin silaturahmi dan mengucapkan terima kasih telah membantu Polda Banten selama ini dalam menjaga kamtibmas yang kondusif,” ujarnya.(ENK)

  • Program RTLH Mangkrak, Sekeluarga Tinggal di Gubuk Reyot

    Program RTLH Mangkrak, Sekeluarga Tinggal di Gubuk Reyot

    PANDEGLANG, BANPOS – Akibat program pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) mangkrak. Satu keluarga yang terdiri dari Sapiah (53) dan Jari (75) serta 2 orang anaknya yang masih duduk di bangku sekolah ini tinggal di gubuk rumah berukuran 3 kali 5 meter di Kampung Ciparumpang, Kelurahan Pagerbatu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Banten.

    Selain itu, sudah puluhan keluarga terbiasa hidup secara prihatin. Untuk makan sehari-hari saja pria berusia 75 tahun ini hanya mengandalkan dari kerja serabutan, itu pun jika ada tetangga yang meminta untuknya bekerja, seperti berkebun atau bekerja di sawah.

    “Untuk sehari-hari tidak menentu, karena kebun tidak punya. Ya paling saya kerja di kebun orang atau pun memijit orang,” kata Jari, saat ditemui di kediamannya, Rabu (13/5).

    Saat hujan turun, atap dan dinding bilik pun tidak luput dari kebocoran. Sebetulnya, Jari dan Sufi’ah sudah dibuatkan rumah oleh Pemerintah melalui program RTLH yang sifatnya Stimulan, akan tetapi pembangunan rumah tersebut sudah hampir satu tahun terbengkalai atau mangkrak.

    Ia pun terpaksa harus tinggal di gubuk reyot tersebut, keterbatasan biaya membuatnya tidak mampu untuk memperbaiki rumah yang sedianya dibangun oleh pemerintah tersebut. “Bantuan pembuatan rumah dari pihak kecamatan terbengkkalai, sudah hampir satu tahun. Saya mau melanjutkan bagaimana, tidak ada biaya,” keluhnya.

    Kini Jari dan sang istri hanya berharap banyak kepada pihak pemerintah agar dapat membantu memperbaiki rumahnya, terlebih saat ini sedang ramai wabah COVID-19 yang membuatnya semakin kebingungan. “Saya hanya berharap pemerintah bisa membantu pembangunan rumah saya, ini juga bingung lagi ada virus corona tidak ada kerjaan, dan bantuan dari pemerintah juga belum dapat,” ucapnya.

    Sementara itu, Camat Majasari Caswa menuturkan, bahwa Pemerintah Kecamatan sudah memasukan nama Jari ke beberapa program pemerintah seperti Program Keluarga Harapan (PKH), dan program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

    Terkait rumah Jari yang terbengkalai, dirinya mengatakan bahwa program tersebut bersifat pendorong atau stimulant, jadi pemerintah tidak dapat sepenuhnya membangun rumah pak Jari. “Semua program yang berkaitan akan kita usulkan, kepada pihak terkait. Dan harusnya masyrakat membantu untuk pembangun itu, karena pemerintah juga tidak bisa membangun sepenuhnya,” kilahnya.

    Selain itu, Ia juga mengatakan dalam waktu dekat bantuan yang dicanangkan, baik dari Pemerintah Pusat, Kabupaten, maupun Kecamatan, akan segera disalurkan kepada masyarakat, termasuk kepada Jari, yang saat ini terdampak pandemi Virus Korona.

    “Insyaallah bantuan dari pemerintah akan segera di salurkan dan bertahap, dan minggu ini juga ada 500 paket sembako yang akan di salurkan,” katanya.(MG-02/PBN)

  • Hendak Mencuri HP, Pemuda Asal Kasemen Babak Belur Diamuk Massa

    Hendak Mencuri HP, Pemuda Asal Kasemen Babak Belur Diamuk Massa

    SERANG,BANPOS- Nasib apes dialami MP (32) warga Angsoka Permai, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, gara-gara ketahuan mencuri handphpone, babak belur diamuk massa. Selain jadi bulan-bulanan warga, motor pelaku juga hangus dibakar massa.

    Peristiwa ini terjadi di Kampung Pasir Juhut, Desa Kamaruton, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Serang, Selasa (12/5/2020) sore.

    Kapolsek Pontang AKP Sudibyo Wardoyo membenarkan adanya peristiwa percobaan pencurian handphone yang berujung pada pembakaran motor tersebut. Pelaku berhasil ditangkap warga saat berusaha melarikan diri.

    “Betul, sudah kita amankan di Mapolsek. Kejadian kemarin sekitat jam 5 sore,” katanya kepada wartawan, Rabu (13/5/2020).

    Sudibyo menjelaskan kasus pencurian itu bermula saat pelaku berpura-pura mencuci motor di tempat pencucian kendaraan milik Nursalam. Pelaku selanjutnya masuk ke dalam ruang pencucian, dengan alasan hendak merokok.

    “Di dalam ruangan, kemudian tersangka melihat 1 buah hanphone OPPO milik korban tergeletak di meja dan pelaku langsung mengambilnya, memasukan ke dalam saku celana,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Sudibyo mengungkapkan setelah berhasil mengambil Hp korban, pelaku berusaha membawa kabur barang curian tersebut dengan berpura-pura hendak membeli rokok.

    “Korban merasa curiga karena Hp miliknya sudah tidak ada. Kemudian korban menggeledah sakunya dan di temukan hp tersebut,” ungkapnya.

    Sudibyo menjelaskan, merasa aksi kejahatannya diketahui MP kemudian melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor. Namun korban langsung meneriaki pelaku dan akhirnya tertangkap. Selain dihujani pukulan, motor pelaku juga jadi sasaran dan dibakar warga.

    “Warga yang kesal sempat melampiaskan dengan memukuli bahkan motor pelaku juga ikut jadi sasaran hangus dibakar,” jelasnya. (RED)

  • Jelang Lebaran, Waspada Peredaran Uang Palsu di Serang

    Jelang Lebaran, Waspada Peredaran Uang Palsu di Serang

    SERANG,BANPOS- Menjelang hari raya idul fitri, masyarakat diminta waspada akan peredaran uang palsu di wilayah Kota dan Kabupaten Serang. Pasalnya, tim Reserse Mobile (Resmob) Polres Serang berhasil membongkar jaringan pembuatan uang palsu (Upal) yang kerap beroperasi di wilayah Kabupaten dan Kota Serang. Dalam pengungkapan ini, Tim Resmob mengamankan 6 tersangka di dua lokasi berbeda di wilayah Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang dan Walantaka, Kota Serang.

    Keenam tersangka ini memiliki peran berbeda, diantaranya SA (38) warga Kecamatan Baros, Kabupaten Serang berperan menyediakan tempat untuk mencetak uang palsu dan menyiapkan laptop dan printer sebagai sarana.

    Tersangka SU (30) warga Kecamatan Walantaka, dan K alias Sobled (35) warga Kecamatan Curug, Kota Serang berperan sebagai pembuat dan pengedar. Kemudian tersangka EH (52) dan De alias Doyok (35) warga Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang serta HA (23) warga Kecamatan Curug, Kota Serang berperan sebagai pengedar.

    Dari keenam tersangka ini diamankan barang bukti 15 lembar bahan setengah jadi upal pecahan Rp50 ribu yang sudah di print, 9 lembar bahan upal yang belum dipotong sudah cetak pecahan 50.000, 180 lembar upal pecahan Rp100 ribu yang sudah cetak, 31 lembar upal yang sudah dicetak belum potong.

    Selain lembaran uang palsu, petugas juga mengamankan barang bukti lainnya seperti 1 botol lem, 1 bendel kertas kosong, 1 unit laptop, 1 unit printer, 1 gulung benang hitam, 2 plastik jarum, 1 buah handphone serta 3 unit sepeda motor

    Kapolres Serang AKBP Mariyono mengatakan pengungkapan sindikat uang palsu itu bermula dari laporan dua warga di Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang yang menjadi korban upal tersebut. Berbekal dua laporan itu, Tim Resmob langsung bergerak untuk melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap tersangka De alias Doyok di Desa Sentul, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang.

    “Tim Resmob yang dipimpin Ipda Neo Aditya Kuntar berhasil mengamankan tersangka De di wilayah Sentul pada Senin (11/5/2020). Di dalam Tas uang pelaku kita temukan upal pecahan Rp100 ribu,” terang Kapolres didampingi Wakapolres Kompol Agung Cahyono dan Kasatreskrim Polres Serang AKP Arif Nazarudin Yusuf, Rabu (13/5/2020).

    Kapolres menjelaskan dari keterangan De diketahui jika uang palsu tersebut didapat dari pelaku SU dan BK (daftar pencarian orang) sebanyak Rp3.7 juta. Oleh tersangka De, uang itu sudaj habis dibelanjakan di wilayah Kecamatan Walantaka, Petir, Cikeusal, dan kawasan Modern Cikande.

    “Uang Rp3.7 juta itu didapat dari hasil menukar uang asli sebesar Rp2 juta. kemudian tersangka dan barang bukti dibawa untuk melakukan pengembangan,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Kapolres mengungkapkan dari penangkapan itu, polisi langsung melakukan pengejaran terhadap sindikat upal di wilayah Kelurahan Nyapah, Kecamatam Walantaka, Kota Serang.

    “Disana kita berhasil menangamankan SU, K alias Sobled,  EH, serta HA (23) yang merupakan pembuat dan pengedar upaI. Setelah dimintai keterangan bahwa ke 4 orang tersangka mengakui mencetak uang palsu tersebut dirumah tersangka SA dengan menggunakan laptop dan printer milik nya,” ungkapnya.

    Kapolres menambahkan upal buatan sindikat asal Kecamatan Walantaka tersebut merupakan modus baru. Sebab sebagian upal tersebut menggunakan uang asli, sehingga sulit untuk dideteksi. Jaringan pembuat upal sudah beroperasi selama 3 bulan di wilayah Kabupaten dan Kota Serang.

    “Jadi modusnya membelah uang asli. Belahan uang asli disatukan dengan uang buatan mereka, begitupun dengan belahan sisi lainnya. Jadi satu lembar uang asli dijadikan dua uang setengah asli. Bahkan uang palsu bisa ditabungkan melalui mesin ATM. Masih melalui mesin ATM, tersangka menarik kembali uang tabungan dan mendapatkan uang asli,” tambahnya. (RED)

  • Kesal Tagihan Listrik Janggal, Kantor PLN Cilegon Disegel Massa

    Kesal Tagihan Listrik Janggal, Kantor PLN Cilegon Disegel Massa

    CILEGON, BANPOS – Aliansi Masyarakat Sipil dan Mahasiswa Kota Cilegon yang terdiri dari Ikatan Mahasiswa Cilegon, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Cilegon dan Jaringan Muda Indonesia (JMI) Kota Cilegon, menggelar aksi tuntutan kejanggalan tagihan listrik yang dialami sebagian besar warga. Dalam aksinya, mahasiswa melakukan penyegelan terhadap gedung kantor PLN Kota Cilegon, Rabu (13/5).

    Koordinator Aksi Hadi Rusmanto menjelaskan, aksi yang dilakukan sebagai bentuk protes kepada PLN karena mahalnya tagihan listrik. Sebab, tagihan listik menjadi 3 sampai 6 kali lipat dari biasanya.

    “Lah sekarang ini lagi pandemi, malah tagihan listrik dinaikan seenaknya. Tanpa ada dasar hukum yang menjadi pijakan pengambilan rata-rata dan selisih bayar,” katanya kepada awak media disela aksi, di depan kantor PLN Cilegon, Rabu (13/5).

    Hadi menjelaskan, ada juga pengaduan yang sudah dilakukan oleh warga. Namun PLN merealisasikannya lambat. Termasuk juga warga dipaksa untuk membayar dulu taginan bulan sekarang yang mahal, dan jika ada sisa tagihan dikonpensasi bulan selanjutnya. Logikanya, sekarang orang sedang butuh uang untuk ketahanan ekonomi, biasa beli beras malah buat bayar listrik jadinya. Hal itu tidak memberikan keadilan untuk warga.

    “Uang beli beras kalau tagihan listrik besar yang kepake buat listrik, jadi selain orang lawan korona juga lawan kebijakan PLN,” paparnya.

    Massa aksi lainnya, Rizki menyatakan, pihaknya sengaja melakukan penyegelan kantor PLN sebagai bentuk kemarahan kepada perusahaan milik Negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PLN yang tidak berpihak kepada rakyat yang susah karena korona.

    “Sebagai perusahaan milik nagara seharusnya mengambil kebijakan yang benar-banar memebantu warga, sekarang kami minta kepastian uang rakyat dikembalikan karena sedang butuh,” imbuhnya.

    Rizki mengatakan, pihaknya juga meminta Ombudsman Banten untuk turun dan memanggil manajemen PLN Kota Cilegon untuk mempertanggungjawabkan buruknya pelayanan yang dilakukan. Sebab, sudah banyak laporan namun minim tindakan. Termasuk mahasiswa juga akan membuka posko pengaduan atau commad center bagi warga yang memiliki kejanggalan pembayaran listrik.

    “Kami minta ombdusman juga untuk mengecek adanya maladminitrasi yang dilakukan oleh pihak PLN,” pungkasnya. (LUK)

  • Terima Bantuan 1 Ton Beras, Andika Ajak Seluruh Elemen Saling Menguatkan

    Terima Bantuan 1 Ton Beras, Andika Ajak Seluruh Elemen Saling Menguatkan

    SERANG, BANPOS – Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengajak seluruh elemen masyarakat di Provinsi Banten untuk bersama-sama bangkit dan saling membantu selama pandemi Covid-19 berlangsung.

    Demikian disampaikan Andika usai menerima bantuan bahan makanan dan Alat Perlindungan Diri (APD) untuk tenaga medis dari INTI Banten di kediamannya di jalan Bahayangkara, Cipocok Jaya, Rabu (13/5).

    Andika mengungkapkan pada kondisi pandemi seperti saat ini sudah saatnya seluruh elemen untuk bisa saling menguatkan, lantaran pandemi covid-19 telah mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat, bukan hanya di Banten tetapi di seluruh dunia.

    Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga turut mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi INTI Banten yang terus berkomitmen membantu Pemprov Banten khususnya dalam penanggulangan covid-19.

    “Tentunya ini bisa menjadi motivasi kita semua, untuk saling membantu saling menguatkan dalam kondisi seperti saat ini,” ujarnya.

    Selanjutnya, Andika berjanji akan segera mendistribusikan bantuan bahan makanan tersebut kepada masyarakat, sementara itu untuk APD akan segera disebarkan kesejumlah rumah sakit di Provinsi Banten.

    “Saya mewakili Pemerintah Provinsi Banten dan FKUB Banten menerima untuk dapat didistribusikan dan diberikan kepada masyarakat terdampak pandemi,” pungkasnya

    Sementara itu, Ketua INTI Banten Rudi menjelaskan, komunitasnya memiliki komitmen untuk terus membantu masyarakat dan bersinergi dengan pemerintah. “Sejak awal kita sudah memutuskan untuk terjun langsung, kita sudah menyemprotkan disinfektan kesejumlah fasilitas publik, saat ini kita berikan bantuan bahan pangan dan APD untuk nanti di distribusikan oleh Pemprov Banten,” ungkap Rudi.

    Diketahui pada kesempatan tersebut, secara simbolis Andika Hazrumy menerima bantuan 1 Ton beras, 100 dus mie instan dan 100 APD berupa baju hazmat dan masker dari INTI Banten dengan didampingi Ketua FKUB Banten, KH AM Romly.(RUS)

  • Sungai Cimengenteung Meluap, 96 KK Warga Cipanas Sahur Ditengah Banjir

    Sungai Cimengenteung Meluap, 96 KK Warga Cipanas Sahur Ditengah Banjir

    LEBAK, BANPOS – Diguyur hujan deras sejak Selasa (12/5) pukul 16.30 WIB hingga Rabu (13/5) dinihari, membuat Sungai Cimangenteung meluap. Akibatnya, menjelang sahur 96 rumah milik warga di Kecamatan Cipanas terendam banjir hingga ketinggian sekira 70 centimeter.

    Camat Kecamatan Cipanas, Oleh Najamudin menyebutkan, banjir merendam rumah warga terjadi di tiga desa yakni Desa Sipayung, Desa Talaga Hiang dan Desa Bintangresmi.

    “Di Kampung Lurah desa Sipayung sebanyak 45 rumah, 33 rumah di Kampung Sukamaju desa Talagahiang, 12 rumah di Kampung Sampaleun dan di Kampung Ruki (Gajrug) desa Bintangresmi 6 rumah terendam limpasan air dari selokan jalan nasional,” katanya

    Dikatakannya, kondisi sekarang air sudah surut, tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir yang terjadi, namun Jembatan darurat hanyut terbawa derasnya air sungai yang meluap.

    “Korban jiwa tidak ada, Alhamdulillah. Namun jembatan darurat desa Talagahiang hanyut,” jelasnya

    Terpisah, Dandim 0603/Lebak Letkol Kav Yudha Setiawan kepada wartawan mengungkapkan, kondisi banjir saat ini sudah surut dan masyarakat sedang membersihkan rumah masing masing.

    “Tadi pagi subuh saya kesana, Alhamdulillah airnya sudah surut dan normal,” ungkapnya (CR-01/PBN)