Kategori: PERISTIWA

  • Hari Ke-23 PSBB, Angka Kepatuhan Masyarakat Meningkat

    Hari Ke-23 PSBB, Angka Kepatuhan Masyarakat Meningkat

    TANGERANG, BANPOS – Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Tangerang Raya yang meliputi Kota Tangerang, Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang saat ini sudah memasuki hari ke-24. Senin (11/5/2020)

    Kapolda Banten Irjen Pol Fiandar melalui Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi kepada awak media menyampaikan untuk anev PSBB di hari ke-23 adanya penurunan angka kendaraan yang masuk ke wilayah Kabupaten Tangerang, tercatat sebanyak 14.426 unit dibandingkan di hari sebelumnya 14.720 unit

    Sedangkan data perbandingan Covid-19, kata Edy Sumardi, antara Minggu (10/5/2020) dan Sabtu (9/5/2020) di wilayah Kabupaten Tangerang, untuk jumlah ODP tetap 241 orang, PDP Naik 3 orang dari 160 menjadi 163 orang, Positif covid-19 tetap 37 orang dan meninggal dunia tetap 15 orang

    Lanjut Edy Sumardi, dalam rangkaian kegiatan penerapan PSBB, pihaknya telah membentuk Satgas Aman Nusa terkait upaya pencegahan covid-19, yang terdiri dari 6 posko di wilayah Kabupaten Tangerang

    “Petugas yang terlibat dalam satuan tugas tersebut tercatat sebanyak 741 telah melakukan kegiatan Preemtif dan preventif,” katanya

    Selain itu, Edy Sumardi menuturkan, dalam 6 lokasi check point tercatat sebanyak 174 pelanggar yang diberikan teguran simpatik karena melakukan pelanggaran terkait aturan atau ketentuan yang berlaku dalam penerapan pelaksanaan PSBB, angka tersebut berkurang dari sebelumnya yang mencapai 201 teguran simpatik

    “Pelanggaran yang ditemukan saat pelaksanaan PSBB yang dilakukan warga adalah, tidak memakai masker, konfigurasi jumlah dan posisi orang dalam kendaraan mobil, serta pengendara sepeda motor yang berboncengan berbeda domisili,” kata Edy Sumardi.

    Bagi masyarakat yang melanggar dan tidak mengindahkan aturan yang tercantum dalam pelaksanaan PSBB kata Edy Sumardi, pihaknya akan memberikan teguran atau sanksi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada, baik itu KUHP maupun peraturan perundang-undangan yang lain.

    Edy Sumardi pun menegaskan, bahwa pihak Kepolisian Polda Banten bersama TNI, Dishub, Satpol PP, Dinas Kesehatan dan stakeholder terkait yang melaksanakan penanganan atau pelaksanaan PSBB akan terus memberikan imbauan dan peringatan kepada masyarakat guna menumbuhkan kesadaran agar dapat mematuhi peraturan PSBB dalam upaya percepatan penanganan Covid-19.(ENK)

  • Positif Covid-19 di Cilegon Bertambah Lagi

    Positif Covid-19 di Cilegon Bertambah Lagi

    CILEGON, BANPOS – Kasus positif Corona atau Covid-19 di Kota Cilegon kembali bertambah. Terbaru, ada satu kasus positif corona yang terkonfirmasi di Kota Cilegon sehingga total ada 3 kasus. 

    Informasi yang berhasil dihimpun, pasien tersebut berinisial HM (27) berjenis kelamin perempuan. Sebelumnya, pada Senin tanggal 30 April 2020 korban HM dibawa ke RSKM oleh suaminya dan diagnosa dokter sakit DBD setelah satu hari di rumah sakit RSKM dan dokter memasukan HM ke ruang isolasi Covid-19 yang ada sampai dengan tanggal 6 Mei 2020.

    Kemudian pada Kamis 7 Mei 2020 suami korban IM yang bekerja di salah satu perusahaan di Bojonegara, Kabupaten Serang, mencabut paksa pulang dan disarankan dokter untuk isolasi mandiri di rumah. Selanjutnya Sabtu 9 Mei 2020 jam 21.30 WIB suami korban IM mengambil hasil Swab istrinya yang pertama dari RSKM dan hasilnya dinyatakan positif Covid-19 .

    Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Cilegon, Ahmad Aziz Setia Ade Putera membenarkan hal tersebut. Yang bersangkutan terindikasi positif Covid -19 pada tanggal 9 Mei 2020 jam 21.30 WIB setelah suami korban IM mengambil hasil Swab yang pertama dari RSKM dan dinyatakan positif Covid-19.

    “Iya betul positif. Informasi yang beredar di medsos, sudah dibenarkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes Cilegon). Rilis resminya nanti sore,” kata Aziz saat dikonfirmasi, Senin (11/5).

    Sebelumnya, dua warga Kota Cilegon dikonfirmasi mengidap Covid-19. Keduanya adalah warga perumahan Bumi PAnggungrawi Indah, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon.(LUK) 

  • Warga Link Tegal Tong Salurkan Bantuan Sembako Untuk Korban Banjir Bandang

    Warga Link Tegal Tong Salurkan Bantuan Sembako Untuk Korban Banjir Bandang

    CILEGON, BANPOS,- Rasa empati terhadap korban banjir bandang di Kota Cilegon terus digaungkan sejumlah pihak.

    Seperti yang dilakukan Warga Link Tegal Tong, RT 04/05, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon. Secara sukarela dan bersama sama, warga Link Tegal Tong yang terdiri 130 Kepala Keluarga ini mengumpulkan donasi dari warga lingkunganya untuk disalurkan kepada korban banjir bandang.

    Dipimpin Ketua RT, Suyadi dan Pimpinan Majelis Silaturahmi, Asep memberikan bantuan paket sembako dan peralatan pembersih, air miner dan baju layak pakai.

    Bantuan sebanyak 75 paket sembako ini diserahkan perwakilan warga Link Tegal Tong diberikan di Posko Bencana GP Ansor Cilegon di Majelis Daarul Muta’alimin RT 03/06, Link Gerem Kagungan, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Minggu (9/5).

    Bantuan diserahkan langsung Ketua RT 04/5 Link Tegal Tong dan diterima oleh Abah Nasrudin selaku Pimpinan Majelis Da’arul Muta’alimin.

    “Alhamdulillah warga kami se lingkungan RT secara ikhlas dan bersama sama sepakat mengumpulkan donasi sumbangan untuk korban banjir bandang di sebagian Kota Cilegon, khususnya di wilayah Kecamatan Grogol ini,” ujar Sayudi.

    Ia berharap, bantuan paket sembako ini semoga bermanfaat untuk warga Link Gerem Kagungan yang terdampak banjir bandang.

    Sementara itu, Abah Nasrudin mengucapkan rasa terimakasihnya atas kepedulian warga Link Tegal Tong dan empatinya kepada warga warga terdampak banjir bandang.
    “Semoga rasa empati dan kepeduliann warga Link Tegal Tong menjadikan tali silaturahmi dengan warga seiman,” ucap Abah Nasrudin.(BAR)

  • Ada Pegawai Positif Covid-19, Pelayanan RSUD Cilegon Tetap Normal

    Ada Pegawai Positif Covid-19, Pelayanan RSUD Cilegon Tetap Normal

    CILEGON, BANPOS – Pelayanan RSUD Cilegon pasca pengumuman salah seorang pegawainya terkonfirmasi positif mengidap Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), tetap berjalan. Namun, tetap bakal ada pembatasan, baik jumlah yang melaksanakan pelayanan, serta pasien yang melakukan pemeriksaan.

    Hal itu disampaikan Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Cilegon, Ahmad Azis Ade, Minggu (10/5). Menurutnya, pembatasan dilakukan untuk meminimalisir resiko penyebaran virus korona di tempat itu.

    “Nanti sudah diatur oleh Plt Dirut (Arriadna-red), pelayanan juga akan tetap dilakukan karena ini utama,” terang Aziz.

    Sementara itu, Plt Dirut RSUD Kota Cilegon yang juga Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dr. Arriadna menjelaskan, pihaknya sudah melakukan inventarisasi sejumlah tenaga medis dan karyawan yang kontak langsung dengan DK.
    Saat ini pihaknya juga sudah melakukan serangkaian rapid test. Namun, untuk yang kontak dengan OTG seperti Walikota, Muspida dan tidak dinyatakan OTG dan tidak memerlukan tes.

    Selain adanya perawat Positif Covid-19, pada Minggu (10/4), Dinkes juga menemukan adanya warga yang hendak menjadi buruh pabrik yang dinyatakan positif usai menjalani pemeriksaan swab di Rumah Sakit Krakatau Medika.
    Buruh berinisial KN (42) asal Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat itu adalah buruh PT Benteng Api Tehnik (BAT) yang akan mengerjakan proyek dari PT Krakatau Engenering (KE) dan ngekos di Perum Arga Bajapura, Kecamatan Grogol.

    Sebelumnya KN memeriksakan medikal cekup di RSKM pada Selasa (5/5) dan berdasarkan hasil swab positif, yang kemudian di rujuk ke Wisma Atlit untuk dirawat. (BAR/LUK/RUL)

  • 130 KK Link Tegal Tong Bantu Korban Banjir

    130 KK Link Tegal Tong Bantu Korban Banjir

    CILEGON, BANPOS – Rasa empati terhadap korban banjir bandang di Kota Cilegon terus digaungkan sejumlah pihak. Seperti yang dilakukan Warga Link Tegal Tong, RT 04/05, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon.
    Secara sukarela dan bersama sama, warga Link Tegal Tong yang terdiri 130 Kepala Keluarga ini mengumpulkan donasi dari warga lingkunganya untuk disalurkan kepada korban banjir bandang.

    Dipimpin Ketua RT, Suyadi dan Pimpinan Majelis Silaturahmi, Asep memberikan bantuan paket sembako dan peralatan pembersih, air miner dan baju layak pakai.

    Bantuan paket sembako ini diserahkan perwakilan warga Link Tegal Tong diberikan di Posko Bencana GP Ansor Cilegon di Majelis Daarul Muta’alimin RT 03/06, Link Gerem Kagungan, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Minggu (9/5).
    Bantuan diserahkan langsung Ketua RT 04/5 Link Tegal Tong dan diterima oleh Abah Nasrudin selaku Pimpinan Majelis Da’arul Muta’alimin.

    “Alhamdulillah warga kami se lingkungan RT secara ikhlas dan bersama sama sepakat mengumpulkan donasi sumbangan untuk korban banjir bandang di sebagian Kota Cilegon, khususnya di wilayah Kecamatan Grogol ini,” ujar Sayudi.
    Ia mengungkapkan bantuan paket sembako ini semoga bermanfaat untuk warga Link Gerem Kagungan yang terdampak banjir bandang.

    Sementara itu, Abah Nasrudin mengucapkan rasa terimakasihnya atas kepedulian warga Link Tegal Tong dan empatinya kepada warga warga terdampak banjir bandang. “Semoga rasa empati dan kepeduliann warga Link Tegal Tong menjadikan tali silaturahmi dengan warga seiman,” ucap Abah Nasrudin. (BAR/RUL)

  • Kas Daerah Seret, Banten Bangkrut?

    Kas Daerah Seret, Banten Bangkrut?

    BELAKANGAN ini, sejumlah permasalahan ekonomi menimpa Pemprov Banten. Pemindahan rekening kas daerah dari Bank Banten ke Bak BJB, tak terbayarnya insentif tenega medis di RSUD Banten hingga keluhan sejumlah pengusaha soal sulitnya mengajukan pembayaran hasil pekerjaan menggambaarkan kesulitan finansial yang dialami Pemprov Banten. Mungkinkah Banten mengalami kebangkrutan di era Wahidin Halim-Andika Hazrumy?

    Kondisi keuangan Pemprov Banten saat ini benar-benar kosong. Untuk memenuhi kewajibanya saja, seperti membayar honor bulanan kepada 9 ribu lebih pegawai non ASN yang dibawah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) saja sampai saat ini belum dapat dicairkan. Pemindahan rekening kas umum daerah (RKUD) Pemprov Banten, dari Bank Banten ke Bank bjb, dituding ikut menyebabkan kekisruhan pengelolaan keuangan di Pemprov sendiri.

    Akhir pekan lalu, sejumlah tenaga medis RSU Banten mengadukan nasibnya ke Komisi V DPRD Banten. Mereka mempertanyakan uang insentif yang dijanjikan Pemprov Banten. Dalam kesepakatan awal akan dicairkan setiap tanggal 25 pada setiap bulannya, tetapi pada praktiknya, hingga berita ini dibuat insentif itu tak sepenuhnya diterima oleh para tenaga medis.

    Seorang dokter yang ikut membantu di RSU Banten, mengaku diminta oleh Kepala Dinkes Banten untuk membantu penanganan Covid-19 sejak RS tersebut ditunjuk menjadi RS rujukan. Dalam awal kesepakatan, tenaga medis berikut pegawai lain yang bertugas di RSUD Banten bakal mendapatkan insentif.
    Standar satuan harga (SSH) insentif yang diterima akan beragam tergantung posisinya. Antara lain dokter akan mendapatkan insentif senilai Rp50 juta, perawat Rp20 juta, dan dokter spesialis Rp75 juta. Tetapi hingga satu bulan setengah dirinya menjalankan tugas, insentif yang dijanjikan belum juga diterima.
    “Yang saya ingin tanyakan di sini kami sudah berjalan satu bulan setengah. Kami sudah memberikan pelayanan terbaik untuk pasien,” ujarnya.
    Insentif sangat berarti untuk tenaga medis, utamanya untuk memenuhi kebutuhan anak dan istri yang ditinggalkan bertugas. Sebab, selama bertugas dirinya menjalani karantina dan tak pernah bertemu dengan anak istri.
    “Kami meninggalkan tempat praktik kami. Di sini sudah satu bulan setengah tidak ketemu anak istri kami dan tidak ada pemasukan,” katanya.

    Di tempat lain, seorang pengusaha mengaku kesal karena pekerjaannya tak kunjung dibayar oleh Pemprov Banten. Padahal kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya sudah selesai dan sudah mendapatkan Surat Perintah Membayar (SPM) dari OPD pelaksana kegiatan.

    Si pengusaha mengaku sudah mengajukan SPM itu di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), tetapi SPM itu tak digubris oleh pegawai BPKAD. Usut-punya usut, dia mendapat informasi kalau ternyata SPM tak dilayani karena kas daerah memang sedang kosong.

    “Kalau begini kami juga bingung. Kami ini pengusaha kecil yang sudah mengeluarkan modal untuk melaksanakan kegiatan di OPD, kalau tidak segera dibayarkan oleh Pemprov Banten, kami mau makan dari mana?” kata pengusaha yang aktif berorganisasi itu.

    Ketua Komisi III DPRD Banten, Gembong R Sumedhi dihubungi melalui telpon genggamnya, Minggu (10/5) membenarkan bahwa kasda Pemprov Banten dalam kondisi kosong. Penyebabnya adalah menurunya pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak kendaraan bermotor (PKB) yang menurun drastis.

    “Pendapatan dari PKB menurun tajam. Yang biasanya per har itu bisa mencapai Rp22,5 miliar, sekarang rata-rata hanya Rp4 miliar saja. Makanya kasda kosong dan dialihkan dari Bank Banten ke BJB. Dan uang yang ada hanya untuk bayar gaji-gaji saja. Sejak ada pandemik korona ini,” katanya.

    Sementara itu Kepala BPKAD Banten Rina Dewiyanti dalam WhatsApp Messenger mengakui belum dibayarkannya honor Non ASN pemprov. Dan akan dibayarkan jika sudah ada surat masuk.

    “Senin usulan yang sudah masuk ke BPKAD kita salurkan,” katanya.

    Adapun mengenai insentif kesehatan diakui Rina yang merupakan pejabat eselon II Pemprov Banten hasil lelang jabatan atau open bidding sudah dibayarkan namun secata bertahap.

    “Insentif tenaga medis sudah disalurkan dan honor secara bertahap sudah direalisasikan juga,” jelas dia.

    Namun sayangnya Rina tidak menjawab dengan tegas mengenai penolakan tagihan pembayaran penyelesaian pihak pekerjaan oleh kontraktor.

    “Kita prioritaskan dalam rangka penanganan Covid-19 dan belanja wajib terlebih dahulu. Ya kita prioritas yang betul-betul prioritas disesuaikan dengan ketersedian dana,” paparnya.

    Kabid Pendapatan pada Bapenda Banten, Abadi Nurwanto membenarkan adanya penurunan pendapatan dari PKB yang cukup tajam.

    “Mencapai 50 persen (pendapatan turun akibat Covid-19).Seluruh penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) per hari semula Rp 12 miliar per hari menjadi Rp 5 miliar per hari dan penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Per hari semula Rp10 miliar per menjadi Rp2 miliar per hari,” pungkasnya.(RUS/ENK)

  • Sempat Kontak dengan OTG di RSUD, Walikota Cilegon Tak Dikarantina

    Sempat Kontak dengan OTG di RSUD, Walikota Cilegon Tak Dikarantina

    CILEGON, BANPOS – Sebanyak 123 Tenaga Medis dan Karyawan RSUD Kota Cilegon dinyatakan dalam Orang Tanpa Gejala (OTG) usai salah satu perawatnya DK (38) positif korona berdasarkan hasil swab.

    Sebelum dinyatakan berstatus OTG, sejumlah karyawan dan tenaga medis tersebut sempat kontak dengan Walikota Cilegon Edi Ariadi dan pimpinan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) yaitu Kapolres Cilegon AKBP Yudhis Wibisana dan Dandim 0623/Cilegon Rico Ricardo Sirait saat meninjau banjir pada Senin (4/5) lalu.

    Sejak diumumkan pada Sabtu (9/5) lalu terkait 123 perawat berstatus OTG, sampai sekarang walikota dan muspida tak melakukan isolasi mandiri. Bahkan, ketiganya bersama-sama ikut dalam rapat evaluasi di Ruang Rapat Walikota Cilegon, Minggu (10/5).

    Diketahui Edi Ariadi bersama, Yudhis dan Rico mengunjungi RSUD pukul 19.00 WIB saat kondisi banjir. Ketiganya berkeliling sejumlah ruangan yang ada di RSUD Kota Cilegon, Bahkan Edi juga secara tidak langsung berbincang dengan sejumlah perawat serta sekuriti yang statusnya sekarang OTG.

    Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Ahmad Aziz Setia Ade menjelaskan, meski sempat mengunjungi RSUD Cilegon dan kontak dengan perawat dan pegawai yang berstatus OTG, dipastikan jika Edi tidak menyandang status OTG seperti lainnya. Hal itu karena Edi tidak kontak langsung dengan DK perawat positif korona.

    “Engga (ODP), Engga di tes (rapid tes). Sebab, OTG itu kalau sudah ada kontak dengan yang positif hasil PCR (Polymerase Chain Reaction),” tandas Aziz.(LUK/RUL/ENK)

  • Update Covid-19 Banten Hari Ini, Rekor Penambahan Kasus Positif

    Update Covid-19 Banten Hari Ini, Rekor Penambahan Kasus Positif

    SERANG, BANPOS – Berdasar data yang diunggah infocorona.bantenprov.go.id, saat ini kasus positif Covid-19 di Provinsi Banten hari ini bertambah sebanyak 471 kasus. Selama akhir pekan kemarin, terjadi penambahan sebanyak 33 kasus positif, termasuk penambahan 21 kasus yang terjadi pada Minggu (10/5).

    Berdasar data itu, penambahan 21 kasus positif dalam sehari adalah jumlah tertinggi sejak kasus positif pertama diumumkan Gubernur Banten, Wahidin Halim pada 12 Maret 2020 lalu. Sebelumnya, rekor penambahan tertinggi adalah 18 kasus per hari yang terjadi 12 April dan 8 Mei 2020 lalu.

    Rincian penyebaran kasus positif Covid-19 hari ini, Kota Tangerang menjadi 209 kasus, Kota Tangsel menjadi 141 kasus, dan Kabupaten Tangerang menjadi 103 kasus. Sementara, Kota Serang 7 kasus, Kabupaten Serang 6 kasus, Kabupaten Pandeglang 3 kasus dan Kota Cilegon 2 kasus.

    Sedangkan untuk kasus meninggal dunia dari kelompok positif Covid-19, kemarin terjadi penambahan 2 kasus. Sehingga, jumlah korban jiwa akibat virus asal negeri tirai bambu itu menjadi 54 kasus.

    Pada sisi lain, angka kesembuhan untuk pasien positif covid-19 terus meningkat. Kemarin terdapat penambahan 5 kasus pasien positif yang dinyatakan sembuh, sehingga jumlah keseluruhan kasus sembuh dari Covid-19 menjadi 139 kasus. Sementara jumlah pasien terkonfirmasi positif yang masih menjalani perawatan adalah 278 orang.

    Pada bagian lain, masih derdasar data yang diunggah di infocorona.bantenprov.go.id, korban jiwa dari kelompok Pasien Dalam Perawatan (PDP) yang dipublish kemarin bertambah sebanyak 12 kasus. Sehingga total PDP yang meninggal dunia menjadi 182 orang.

    Rincian PDP meninggal adalah Kota Tangerang 52 kasus, Kota Tangsel 73 kasus, Kabupaten Tangerang 23 kasus, Kota Cilegon 12 kasus, Kabupaten Serang 11 kasus, Kabupaten Pandeglang 7 kasus dan Kabupaten Lebak 4 kasus. Hanya Kota Serang yang tidak memiliki kasus PDP meninggal dunia.

    Adapun jumlah PDP yang terdata hingga kemarin adalah 1817 kasus, dengan 868 masih menjalani perawatan dan 767 lainnya dinyatakan sembuh.

    Adapun rincian penyebaran PDP di Banten adalah Kota Tangerang 755 kasus, Kota Tangsel 558 kasus, Kabupaten Tangerang 358 kasus, Kabupaten Serang 53 kasus, , Kota Cilegon 26 kasus, Kabupaten Pandeglang 25 kasus, Kota Serang 24 kasus, serta Kabupaten Lebak 18 kasus.

    Sementara, rincian jumlah PDP yang masih menjalani perawatan adalah di Kota Tangerang 276 kasus, Kota Tangsel 275 kasus, Kabupaten Tangerang 270 kasus, Kabupaten Serang 19 kasus, Kota Serang 9 kasus, Kabupaten Lebak 8 kasus, Kabupaten Pandeglang 5 kasus dan Kota Cilegon 6 kasus.

    Sementara, untuk jumlah Orang Dalam Pantauan (ODP) yang dirilis dalam situs tersebut hingga kemarin telah mencapai 7.688 orang. Namun, dari jumlah itu hanya 1.484 orang yang masih dilakukan pemantauan, karena 6.024 lainnya sudah dinyatakan sembuh.

    Adapun rincian ODP yang masih dipantau, terbanyak ada di Kota Tangsel dengan 672 ODP. Setelah itu Kota Tangerang (424 ODP), Kabupaten Tangerang (164 ODP) Kabupaten Serang (119 ODP), Kota Cilegon (31 ODP), Kabupaten Pandeglang (30 ODP), Kabupaten Lebak (23 ODP) dan Kota Serang dengan 21 ODP.(LUK/DHE/PBN/ENK)

  • Mahasiswa: Penyaluran JPS Tak Transparan dan Timbulkan Polemik

    Mahasiswa: Penyaluran JPS Tak Transparan dan Timbulkan Polemik

    SERANG, BANPOS – Berbagai elemen mahasiswa menyoroti penyaluran jaring pengaman sosial (JPS) yang dilakukan oleh pemerintah kota dan kabupaten Serang. Pasalnya, penyaluran bantuan tersebut dirasa tidak transparan dan menimbulkan polemik di masyarakat.

    Ketua PC SAPMA PP Kota Serang, Tedy Supriyadi, mengatakan bahwa disaat kondisi seperti yang terjadi di Kota Serang, seharusnya aparat penegak hukum turun tangan agar penyaluran bantuan JPS terbuka untuk publik.

    “Seharusnya penegak hukum harus turun untuk menyelesaikan polemik ini yang menimbulkan adanya kecurigaan tidak sesuainya nominal harga sembako, dengan anggaran yang dialokasikan untuk setiap KK,” ujarnya, Sabtu (9/5)

    Selain itu, Tedy juga mendesak agar Pemda Kota Serang untuk transparan terkait data anggaran JPS dan penyaluran bantuan harus sesuai dengan data masyarakat terdampak Covid-19 maupun masyarakat tidak mampu.

    “Pemerintah Kota Serang harus transparan data angggaran terkait JPS ini dan di salurkan bantuan sesuai data masyarakat miskin Kota Serang. DPRD juga harus tetap menjalankan fungsinya untuk mengontrol agar semuanya bisa terdistribusi dengan baik dan tepat,” katanya.

    Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Serang, Martin Ronaldo, mengatakan bahwa pihaknya memandang tidak ada keseriusan Pemkot Serang dalam memenuhi hak-hak dari masyarakat yang terdampak akibat Covid-19.

    “Kami memandang bahwa apa yang terjadi saat ini mengenai kisruh alokasi bantuan JPS kepada masyarakat Kota Serang adalah bukti ketidakseriusan dari Pemkot Serang, untuk menjamin pemenuhan hak-hak dari masyarakat yang terdampak akibat Covid-19 ini,” tegasnya.

    Menurutnya, Pemkot Serang harus terbuka mengenai nilai bantuan JPS tersebut. Dengan demikian, masyarakat menjadi tahu kemana selisih anggarah yang disebutkan mencapai Rp50 ribu tersebut.

    Bahkan pihaknya mendesak kepada aparat penegak hukum untuk menindak tegas apabila ada penyelewengan anggaran JPS di Kota Serang tersebut.

    “Dan kami juga berharap penegak hukum dalam hal ini Kejaksaan dan Polisi harus menindak tegas kasus penyelewengan anggaran tersebut jika memang terbukti bermasalah,” tuturnya.

    Sementara itu, Formateur Ketua Umum HMI MPO Cabang Serang, Diebaj Ghuroofie, mengatakan bahwa ketimbang Pemkot Serang menggunakan metode penunjukkan langsung (PL) dalam pengadaan bantuan JPS, tiga usulan yang disampaikannya merupakan skema yang dirasa dapat meminimalisir polemik.

    Untuk lelang cepat, Diebaj menuturkan bahwa ketika melalui mekanisme lelang, maka pemerintah dapat menyeleksi penyedia yang memberikan penawaran dan memilih harga terendah dari nilai harga perkiraan sendiri (HPS) yang ditentukan. Proses pengaadan pun terbuka untuk publik melalui situs LPSE.

    “Untuk mekanisme swakelola, nilai bantuan dapat benar-benar dimaksimalkan karena tidak perlu memikirkan nilai profit untuk penyedia. Karena ketika melalui mekanisme swakelola, Dinsos secara mandiri melakukan pengadaan tanpa pihak ketiga,” jelasnya.

    Usulan terakhir yakni pemberian bantuan dengan metode tunai. Menurutnya, dengan memberikan bantuan secara tunai, maka masyarakat dapat menentukan sendiri apa yang akan mereka makan dalam satu bulan ke depan.

    “Tidak semua orang bisa makan mi instan. Tidak semua orang juga bisa makan sarden kalengan. Masyarakat memiliki selera sendiri dalam hal konsumsi. Jangan sampai ketika pemkot menyamaratakan bantuan sembako itu, justru ada yang sia-sia karena tidak bisa dimakan,” ungkapnya.

    Dari ketiga metode itu, Diebaj menuturkan bahwa pihaknya merekomendasikan penyaluran bantuan berbentuk tunai. Alasannya, dengan pemberian bantuan tunai masyarakat bisa lebih irit dan variatif dalam penggunaannya.

    Selain itu, dengan bantuan berbentuk tunai, roda ekonomi masyarakat dapat kembali berputar. Sebab, warung-warung kecil dan pasar dapat kembali beroperasi ketika ada transaksi yang nilainya mencapai Rp10 miliar perbulan.

    “Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi di Kota Serang tidak terlalu anjlok pasca-pandemi nanti. Karna transaksi dan peredaran uang di masyarakat kembali berputar. Jadi bantuan ini bukan hanya menolong kehidupan sehari-hari dari masyarakat, tapi juga ekonomi mikro,” jelasnya.

    Terpisah, Ketua Umum PP Gerakan Mahasiswa Serang Utara (Gamsut), Imron Nawawi, mengatakan bahwa pihaknya menyayangkan Pemkab Serang yang gagap dan tidak transparan dalam melakukan penyaluran bantuan dampak Covid-19.

    “Karena berdasarkan informasi yang kami terima, banyak sekali bantuan yang diperoleh tim Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kabupaten Serang baik dari Pemerintah Pusat, Pemprov, CSR perusahaan negri dan swasta. Tapi informasinya tidak terbuka baik penerimaan maupun penyalurannya,” ujarnya.

    Imron mengatakan, dengan tidak terbukanya informasi mengenai bantuan tersebut, maka yang terjadi adalah kebingungan dan tumpang tindih bantuan yang ingin diberikan oleh pihak lain. Maka dari itu, ia meminta agar Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, untuk membuat solusi konkret atas hal tersebut.

    “Minimal bupati serang punya gagasan antara sebelum dan sesudah terjadi. Seperti yang kami khawatirkan yaitu tidak tepatnya bantuan yang di salurkan karna merujuk pada data yang kurang akurat,” tandasnya. (MUF)

  • Warga Metro Cilegon dan PT MMS Sepakati Penanganan Banjir

    Warga Metro Cilegon dan PT MMS Sepakati Penanganan Banjir

    CILEGON, BANPOS – Persoalan banjir di wilayah perumahan Metro Kota Cilegon dan sekitarnya, akhirnya menemui titik temu setelah disepakati penangulangannya melalui jalan mediasi, yang dilaksanakan di aula Intel Polres Cilegon, Jumat (8/5) lalu.

    Mediasi tersebut dihadiri 10 orang perwakilan dari LSM BMPP dan Warga Metro yang tergabung dalam Forum Komunikasi Warga Metro Cilegon (FKWMC), pihak PT Marga Mandala Sakti (MMS), dan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon yang diwakili oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cilegon, menghasilkan lima poin kesepakatan yang ditandatangani dan disaksikan oleh Kasatintelkam Polres Cilegon dan perwakilan dari Polda Banten.

    Dalam mediasi yang dilakukan selama tiga jam sejak pukul 17.30 WIB sampai dengan Pukul 20.00 WIB, Ketua Umum LSM – BMPP, Deni Juweni mengatakan, pihaknya menuntut apa yang telah dijanjikan pada tahun 2018 oleh PT. MMS.

    “Tuntutan kita masih sama yaitu pelebaran gorong – gorong sungai, yang diduga merupakan salah satu penyebab banjir, dan juga menagih janji PT MMS yang pernah disepakati ditahun 2018, yang akan menyelesaikan persoalan gorong-gorong tersebut,” kata kang Jen sapaan akrabnya, saat dikonfirmasi, Minggu (10/5).

    Hal yang sama disampaikan Ketua Forum Komunikasi Warga Metro Cilegon (FKWMC), Abdul Muhid, mengaku persoalan banjir ini bukan lagi persoalan kerugian materil namun beban moral masyarakat juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan.

    “Persoalan banjir ini harus segera dicarikan solusinya oleh PT MMS, sebab warga sudah banyak dirugikan, untuk itu PT MMS harus dapat mengambil langkah secepatnya,” tuturnya.

    Sementara itu, Kepala divisi Operasi dan Pemiliharaan PT. MMS, Samsul Chair, mengaku, pihaknya telah memiliki program dalam penanggulangan banjir di beberapa ruas jalan tol, akan tetapi persoalan di wilayah Kota Cilegon akan menjadi prioritas PT MMS.

    “Kami (PT. MMS) juga memiliki program dalam penanganan banjir, sebab bukan hanya masyarakat, namun kami juga di sejumlah ruas jalan tol terkena dampak banjir, akan tetapi program itu akan kami fokuskan kepada Kota Cilegon, dan kita akan melakukan langkah secepatnya (yang tertuang dalam perjanjian), semoga langkah kami ini dapat menyelesaikan banjir di area perumahan metro,” terangnya.

    Kepala Seksi (Kasi) Pemeliharaan pada DPUTR Kota Cilegon Iksan mengaku akan mendukung program dari PT. MMS.

    “Jika PT MMS meminta bantuan kami, Pemerintah Kota Cilegon siap dan akan membantu, agar program tersebut dapat bersinergi,” ungkapnya.

    Untuk diketahui, kesepakatan tersebut, ditandatangani oleh Kadiv Pemeliharaaan PT MMS Samsul Chair, Ketua FKWMC Abdul Muhid, Ketua LSM-BMPP Deni Juweni, dan diketahui oleh Kasat Intelkam Polres Cilegon Bai Ma’mun, Ditpam Obvit Polda Banten Idrus Madaris. (LUK)