Kategori: PERISTIWA

  • DPW PKS Dorong Ketahanan Pangan Keluarga

    DPW PKS Dorong Ketahanan Pangan Keluarga

    LONTAR, BANPOS – DPW PKS Banten mendorong masyarakat di seluruh Banten untuk menggalakkan menanam di rumah. Selain untuk mendorong terwujudnya ketahanan pangan keluarga, hal ini juga dapat mengisi kegiatan disela-sela work from home (WFH).

    Masyarakat dengan situasi sulit saat ini, diikuti oleh peningkatan kemiskinan di Banten, ancaman PHK yang besar, sehingga menimbulkan kondisi masyarakat yang sangat rentan. Dengan gerakan ayo menanam bersama PKS Banten, mendorong terwujudnya ketahanan pangan tingkat keluarga.

    Demikian disampaikan Ketua DPW PKS Banten, Sanuji Pentamarta. Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan PKS Banten dalam kontribusi Penanganan Covid-19.

    “Banyak manfaat yang didapatkan dari menanam, selain keuntungan dunia, InsyaAllah bekal keuntungan di akhirat,” ujarnya, usai Launching Gerakan Ayo Menanam Bersama PKS Banten, di KWT kelompok Tani Alam Lestari, Lontar Baru, kecamatan Serang, Kota Serang Banten, Rabu (6/5) sore hari.

    Diketahui, kegiatan launching ini meluncurkan beberapa program, diantaranya yaitu lomba foto dan vlog. Kemudian program bantuan benih dengan total delapan juta benih yang akan disebar ke delapan Kabupaten Kota di Banten.

    “Program selanjutnya yaitu edukasi dan pendampingan menanam dirumah, baik melalui online maupun offline,” tuturnya.

    Sanuji menegaskan, kegiatan tersebut akan terus dilakukan hingga terbentuk budaya menanam di rumah masing-masing. Untuk saat ini, dilakukan masa percobaan selama tiga bulan, yang kemudian akan dilakukan evaluasi.

    “Kami akan menggalakkan program ini hingha terbentuk budaya menanam secara mandiri. Menanam apa saja, yang bermanfaat, baik buah-buahan, sayur-sayuran, obat-obatan dan masih banyak lagi yang bisa ditanam di lahan rumah kita,” tandasnya.

    Di tempat yang sama, ketua Fraksi PKS Banten DPRD Banten Juheni M. Rois menyampaikan bahwa gerakan ini dilakukan salah satunya karena masih banyaknya lahan di rumah yang belum terpakai. Maka dengan ini, melihat potensi lahan yang masih mungkin bisa digunakan untuk menanam, sekaligus mengisi kegiatan di masa Pandemi.

    “PKS menggerakkan internal, yang dalam kondisi seperti ini (Pandemi Covid-19), banyak kegiatan yang dilakukan dari rumah. Meski memerlukan waktu, tetapi kita mencoba untuk memulai terlebih dahulu,” ujarnya.

    Oleh karena itu, kata dia, dengan menumbuhkan budaya menanam, maka bisa menggerakkan ekonomi terkecil yang ada di masyarakat. Jika masyarakat sudah melihat potensi ekonomi terkecil, maka ia bisa melihat potensi ekonomi yang besar.

    “Harapannya, kegiatan ini menjadi gerakan masif di masyarakat dan diikuti oleh semua masyarakat. Sehingga masyarakat bisa melihat potensi ekonomi sekecil apapun yang ada di dalam dirinya, di rumah,” katanya.

    Kelompok wanita tani (KWT) Alam Lestari, Syarifah Hanum, menyambut gembira dengan adanya launching ‘gerakan ayo menanam’ yang dipelopori oleh DPW PKS Banten. Menurutnya, menanam itu merupakan sebuah kegiatan yang sangat baik dan bisa dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga dalam skala yang kecil.

    “Artinya jangan pernah berfikir bahwa menanam dan bertani itu sesuatu yang sulit, tidak bisa dilakukan kalau kita berada di perkotaan,” ujarnya.

    Lebih lanjut ia mengatakan, dengan lahan pekarangan yang terbatas atau dengan kegiatan kita yang padat,
    Sebetulnya menanam adalah kegiatan sederhana yang menghasilkan.

    “Kita bisa melakukan itu di sekitar halaman rumah kita.
    Kalau di sekitar rumah kita cukup, ada ruang, maka kita bisa menanamnya langsung di sana, bisa menanam buah-buahan atau sayur-sayuran,” jelasnya.

    Apabila lahan pekarangan sempit, lanjut dia, maka tetap tidak ada alasan untuk tidak menanam. Karena menanam bisa dilakukan dengan menggunakan polybag, pot kecil atau ruang bertingkat untuk menanam.

    “Kalau kita tidak punya pupuk, maka kita bisa produksi sendiri pupuk untuk tanaman kita, misalnya dari pupuk rumah tangga seperti menggunakan tangkai sayuran disatukan dengan tanah dan bisa menghasilkan pupuk,” ucapnya.

    Begitupun dengan menyiramnya, bisa menggunakan air bekas cucian beras dan air bekas mencuci ikan dan hal itu dinilai sederhana, bisa dilakukan oleh semua masyarakat.(MUF)

  • Satkorwil Banser Banten Kerahkan Anggota Bantu Warga

    Satkorwil Banser Banten Kerahkan Anggota Bantu Warga

    CILEGON, BANPOS,- Kepedulian masyarakat kepada korban banjir bandang di Kota Culegon mulai berdatangan. Salah satunya dari Satkorwil Banser Provinsi Banten.

    Dibawah Komandan Satkorwil, Sukiman memberikan bantuan berupa alat penerangan, pop mie dan sepatu boot, dan air mineral kepada warga Link Gerem Kagungan RT 03/06 Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Selasa (5/5).

    Bantuan tersebut sebut diterima ustad Muachir yang juga pengurus Majelis Taklim Daaurl Mutaalimin.

    Sukiman mengatakan, selain menyerahkan bantuan, pihaknya juga sudah mengerahkan anggota Banser dari wilayah dan cabang untuk bersama membantu warga korban banjir bandang.

    “Banser akan terus bersama warga di NKRI. Wujud kecintaan kami dengan warga yakni Banser selalu hadir untuk masyarakat, terlebih saat musibah bencana alam di Cilegon ini,” ujar Sukiman didampingi pengurus Korwil lainnya Didik Ariwibowi dan Sekretaris PC GP Ansor Kabupaten Serang, Andi Afandi.

    Anggota Banser se Banten akan terus bergerak membantu warga korban banjir sampai tahap pemulihan.

    Sementara ustad Muachir mengucapkan terimakasih atas kepedulian Satkorwil Banser dan jajarannya yang telah memberikan bantuan dan mengerahkan anggotanya meringankan beban warga.

    “Kami warga di sini sangat berterimakasih kepada Satkorwil Banser dan jajarannya yang telah peduli dan memberikan bantuan,” ucap ustad Muachir.

    Sementara itu pantauan di lapangan, warga sekitar Link Gerem Kagungan salah satu wilayah terdampak banjir bandang yang terjadi Minggu (3/5) lalu.

    Curah hujan yang tinggi yang terjadi Minggu lalu selama lima jam mengakibatkan perbukitan yang ada disekeliling rumah warga longsor terbawa derasnya arus air.

    Akibat derasnya air hujan, lumpur bercampur bebatuan di perbukitan dan pepohonan tergerus dan menggenangi rumah warga.

    Saking derasnya gerusan air bercampur lumpur bebatuan, sejumlah drainase dan kali kecil tersumbat. Sehingga air dan lumpur tak tertampung di saluran drainase dan meluap ke rumah warga dan di jalanan.

    Selain menyumbat saluran drainase warga, derasnya banjir bandang juga merusak fasilitas air bersih milik warga Gerem Kagungan. selama ini warga setiap harinya mengandalkan air bersih dari mata air perbukitan.(BAR)

  • Pasca-banjir, Warga Gerem Kagungan Kesulitan Air Bersih

    Pasca-banjir, Warga Gerem Kagungan Kesulitan Air Bersih

    CILEGON, BANPOS,- Warga korban banjir bandang di sejumlah kampung di Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon mulai kesulitan air bersih.

    Seperti di Link Gerem Kagungan RT 03/06 warga setempat yang selama ini mengandalkan sumber mata air dari perbukitan, kini kesulitan karena sumber mata air rusak tergerus longsoran tanah.

    “Sejak hari Minggu lalu yang banjir dan longsor di perbukitan itu, sumber mata air rusak dan tertimbun lumpur serta bebatuan. Juga paralon milik warga yang tersambung ke sumber mata air rusak dimana mana. Air yang ada hanya cukup satu hari kmarin,” ujar ustad Muachir kepada Banten Pos, Selasa (6/5).

    Menurutnya untuk keperluan minum dan memasak, warga membeli air galon. Sedangkan untuk mandi dan cuci baju terpaksa menggunakan aliran air perbukitan yang warnanya sedikit keruh.

    Ia berharap kepada pemerintah untuk memberikan bantuan air bersih kepada warga di lingkungan nya dan umumnya warga di sekitar perbukitan yang menjadi korban banjir bandang, Minggu lalu.

    “Semoga lekas ada bantuan dari pemerintah dan para pihak untuk penyediaan air bersih bagi warga kami,” ucap ustad Muachir.

    Sementara itu, wilayah Gerem Kagungan dan sekitarnya jalanan masih banyak dipenuhi lumpur dan sampah bekas longsoran.

    Warga setempat dan dibantu sejumlah relawan, termasuk Satuan Banser Banten, Banser Serang dan Banser Cilegon terus membantu melakukan pembersihan lumpur dipemukiman dan jalan lingkungan.

    Meski banyak relawan yang terjun di lokasi banjir, akan tetapi blom bisa menjamah tumpukan material lumpur yang ada.

    Warga masih mengharapkan bantuan tenaga dari relawan untuk memulihkan kondisi lingkungan warga sekitar terdampak banjir bandang.(BAR).

  • Disnak Akui Sudah Miliki Sampel Hatching Egg

    Disnak Akui Sudah Miliki Sampel Hatching Egg

    LEBAK, BANPOS – Beredar informasi Hatcing Egg dipasaran dan program bantuan pangan sembako (BPS), Pemerintah Kabupaten Lebak melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Pasar Tradisional Rangkasbitung.

    Sidak dilakukan tim yang terdiri dari Dinas Peternakan (Disnak), Dinas Perindustrian Perdagangan, Dinas Satpol PP dan Polres Lebak, Rabu (6/5).

    Sidak dilakukan lantaran banyak beredar telur jenis Hatching Egg (HE) yang diduga tidak layak konsumsi dan bukan telur komersil di pasaran, dan beredar pada program bantuan sembako yang sebelumnya bernama program bantuan pangan non tunai (BPNT).

    “Hari ini sebetulnya bukan Sidak, tapi Edukasi saja kepada pedagang. Kalau tidak menjual (HE) itu bagus maksudnya jangan. Dan memang tadi berdasarkan pemantauan di lapangan, mereka (pedang telur jenis HE) tidak ada. Hanya awal – awal Ramadhan saja menurut mereka,” kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak, Rahmat.

    Disinggung soal banyak beredar telur Hatching Egg (HE) pada program bantuan sembako atau sebelumnya BPNT di wilayah Kecamatan Cijaku dan beberapa Kecamatan di Lebak selatan. Kadis Tanak itu mengakui sudah memiliki sample temuan.

    “Memang betul, kita sudah dapat samplenya sudah ada petugas yang monitor duluan ke lapangan,” ucapnya

    Terkait peredaran telur tak layak konsumi di program bantuan sembako itu, jelas Rahmat, Distanak akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Lebak.

    “Biar satu langkah, kita (Distanak) akan koordinasi dengan Dinsos,” jelasnya.

    Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Lebak, Agus Reza menyebut, di pasar Rangkasbitung tim Sidaķ tidak menemukan adanya pedagang yang menjual telur jenis Hatcing Egg.

    Namun kata Agus, pihaknya tidak mengetahui adanya penjualan HE di luar pasar tradisional Rangkasbitung.

    “Hasil sidak di pasar Rangkasbiung tadi nihil, tidak ada yang menjual telur tersebut. Adapun untuk pedagang di luar pasar atau di jalan – jalan dilanjutkan oleh Dinas Peternakan,” katanya. (CR-01/PBN)

  • Bermain di Bekas Galian Pasir, Seorang Anak Di Cilegon Tenggelam

    Bermain di Bekas Galian Pasir, Seorang Anak Di Cilegon Tenggelam

    CIWANDAN, BANPOS – Kecelakaan tenggelam terjadi di bekas galian pasir tepatnya di lingkungan Temugiring Kelurahan Banjarnegara Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon, Rabu (6/5/2020).

    Informasi yang berhasil dihimpun BANPOS, kejadian sekitar pukul 14.00 WIB, bermula saat korban (Fathir 8 tahun) bersama 5 temannya bermain perahu- perahuan menggunakan spons yang berada digalian.

    Kemudian korban terjatuh di kubangan air bekas galian pasir dengan kedalaman kurang lebih tujuh meter. Korban diketahui tidak bisa berenang.

    Kasubsi Ops Basarnas Banten Heru Amir membenarkan kejadian tenggelamnya anak di bekas galian pasir tersebut.

    “Iya anak-anak katanya di lagi main kepeleset jatuh. Iya galian pasir itu,” ujarnya.

    Hingga berita ini diturunkan pencarian masih dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD Cilegon, Basarnas Banten dan instansi terkait lainnya. (LUK)

  • Warga Metro Yang Hanyut di Sungai Ditemukan Tak Bernyawa di Laut Bojonegara

    Warga Metro Yang Hanyut di Sungai Ditemukan Tak Bernyawa di Laut Bojonegara

    CILEGON, BANPOS – Warga Metro Cilegon yang hanyut di sungai Panggungrawi Selasa (5/5/2020) kemarin akhirnya ditemukan.

    Kasubsi Ops Basarnas Banten Hairoe Amir mengatakan bahwa korban yang hanyut kemarin sudah ditemukan.

    “Udah tadi jam 10.30 WIB. Itu dilaut, kurang lebih kalau dari lokasi kejadian itu kurang lebih 11 kilometer,” katanya saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (6/5/2020).

    Ia menerangkan bahwa pertama kali yang melihat salah satu nelayan. Kemudian melaporkan kepada petugas satu jam kemudian.

    “Ada informasi nelayan menemukan jenasah mengambang. Langsung kita kejar di laut Bojonegara,” katanya

    Diketahui sebelumnya, Sukma Wijaya (38) seorang warga perumahan Al Cluster Mediterania Metro Cilegon, Kelurahan Jombang Wetan Kecamatan Jombang Kota Cilegon jatuh dari sepeda motornya kemudian hilang terseret arus air sungai yang letaknya tak jauh dari pemukiman warga, Selasa (5/5/2020).

    Informasi yang berhasil dihimpun, sebelum dikabarkan hilang diketahui bahwa korban tengah membawa kedua anaknya yakni Raffa (5) dan Arkha (3) jalan-jalan dengan menggunakan kendaraan sepeda motor saat melintasi jembatan disungai tersebut. (LUK)

  • Hatch Egg Tak Layak Konsumsi Diduga Beredar Diprogram BPS

    Hatch Egg Tak Layak Konsumsi Diduga Beredar Diprogram BPS

    LEBAK, BANPOS – Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak, Rahmat melarang telur tertunas atau lazim disebut Hatching Egg (HE) diperjualbelikan kepada masyarakat. Sebagaimana diketahui, telur HE ini dinyatakan tidak layak konsumsi karena merupakan telur yang berasal dari ternak pedaging, yang sengaja tidak ditetaskan, atau memang tidak menetas.

    Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak, Selasa (5/4) kepada wartawan menyikapi beredarnya telur Hatching Egg yang diterima keluarga penerima manfaat (KPM) pada program bantuan pangan sembako (BPS).

    Menurut Rahmat, larangan tersebut diatur dalam Permentan Nomor 32/Permentan/PK.230/2017 diatur tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.

    Dalam Bab III pasal 13 disebutkan ungkap Rahmat, pelaku usaha integrasi, pembibit GPS, pembibit PS, pelaku usaha mandiri dan koperasi dilarang memperjual belikan telur tertunas dan infertil sebagai telur konsumsi.

    “Telur Hatching Egg ada usia pakai. Telur itu selama 7 hari oke masih bagus, sedangkan setelah lewat 7 hari itu tidak layak konsumsi,” ungkapnya

    Dijelaskan Rahmat, pada usia 7 hari juga dihitung sejak telur Hatching Egg (HE) diambil atau dikirim dari peternakan. Oleh karenanya, dalam waktu dekat pihaknya akan turun ke lapangan untuk mengedukasi warga terkait telur HE itu.

    Ia mengaku banyak menerima laporan bahwa telur HE tersebut di perjualbelikan diprogram bantuan pangan sembako (BPS) atau sebelumnya bernama bantuan pangan non tunai (BPNT) oleh supplier.

    “Kita tidak pernah tahu berapa lama telur HE keluar dari Farm. Kita akan sidak ke lapangan dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai telur HE,” katanya.

    “Telur HE adalah telur tetas yang digunakan perusahaan pembibitan (Breeding Farm) untuk menghasilkan Day Old Chick (DOC) alias anak ayam dan bukan untuk konsumsi komersil,” tandasnya.

    Sementara itu, Wakil Ketua Fraksi-PPP DPRD Kabupaten Lebak, Musa Weliansyah, mengatakan pihaknya telah menerima pengaduan dari KPM yang mengungkap soal sembako yang diterumanya itu tidak layak konsumsi,

    “Iya betul saya mendapatkan pengaduan dari KPM yang ada di beberapa desa bahwa telur dan sayuran yang mereka terima dari agen yang diantar sore hari banyak yang busuk,” ujar Musa.

    Atas dasar informasi itu pihaknya sudah mencoba melakukan pengecekan langsung pada komoditi yang diterima KPM, “Bahkan tadi sore saya bersama salah satu petugas dari Peternakan UPT Wilayah Selatan mendatangi agen untuk memastikan kondisi telurnya dan mengambil sampel telur untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan,” jelasnya.

    Menurutnya, secara fisik telor tersebut patut dicurigai Telur Tertunas (HE) dan infertil atau bisa disebut telur HE, artinya telur untuk pembibitan, karena ada salah satu KPM yang mengaku pas mau memasak telur tersebut sudah membentuk anak ayam hidup, jelas telur seperti ini tidak layak dikonsumsi, harusnya dimusnahkan,

    “Jika ini benar berasal dari perusahaan pembibitan ayam ras, maka ini tidak bisa diperjualbelikan, tetapi harus dimusnahkan. Jika tebukti telur berasal dari pengusaha pembibitan maka sanksi tegas harus diberikan baik kepada perusahaan pembibitan maupun kepada supplier Agen/e-warong di Kecamatan Cijaku yaitu PT AAM PRIMA ARTA,” kata mantan pegiat sosial di Baksel tersebut.

    Ketua Fraksi Partai Golkar, Saleh juga membenarkan ada persoalan komoditi tidak berkualitas tersebut. Menurutnya, TKSK setempat juga sudah pasti tahu itu namun mengapa dibiarkan, bahkan komoditi pun di jual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) pasar.

    “Beras yang seharusnya dijual Rp10.000/kg semua E-Warong menjual dengan harga Rp11.500/Kg, Telur 15 butir Rp25.000/Kg dengan kondisi tidak layak konsumsi, Satu ekor ayam hidup dijual diatas Rp35.000, begitu pula tahu dan sayuran, ini jelas sangat merugikan KPM,” tutur Saleh.

    Kata dia, harusnya agen/e-Warong berani menolak apabila pengiriman komoditi oleh supplier tidak berkualitas, jangan diterima dan dipaksakan untuk disalurkan karena itu bentuk kecurangan.

    “KPM harus bebas memilih komoditi yang baik dan berkualitas sesuai keinginanya yang penting memenuhi karbohidrat, protein nabati, perotein hewani serta vitamin dan mineral ini wajib terpenuhi. Karena komoditi itu dibeli dan tidak gratis,” paparnya.

    Salah seorang warga Lebak Euis Mulyati mengaku, terpaksa membuang telur HE yang dibelinya di warung. Kata Euis, saat akan dikonsumsi kondisi telur berwarna putih tersebut tidak menimbulkan bau seperti telur konsumsi biasanya. “Saya beli 1 Kilogram harganya itu Rp18ribu, saya buang semua. Kuningnya juga pecah dan selaputnya nempel ke telur,” ucapnya.

    Praktisi peternakan, Iqin Zaeny Mansur mengatakan, telur Hatching Egg atau telur tetas baik yang fertil atau infertil (dibuahi/tidak) seharusnya tidak boleh dijual belikan dipasaran.

    Mengingat kata dia, karakter telurnya yang tipis cangkangnya sehingga mudah pecah, bisa jadi terdapat tunas embrio anak ayam di dalamnya yang tentu embrio ini akan mati jika kondisi lingkungan tidak memenuhi syarat. Jika mati akan mudah busuk.

    Ia menegaskan, bila ada perusahaan penetasan atau pembibitan (Hatchery) yang menjual telur HE ke pasaran itu, jelas melanggar izin prinsip usahanya.

    “Kepada pihak yang berwenang, jika betul terbukti, sebaiknya ditertibkan pengusahanya, bila perlu izinnya dicabut,” tegas Praktisi Peternakan Iqin Zaeny Mansur. (CR-01/WDO/PBN)

  • Astaghfirullah, PSK di Alun-alun Tidak Takut Covid-19

    Astaghfirullah, PSK di Alun-alun Tidak Takut Covid-19

    SERANG, BANPOS – Imbauan pemerintah untuk melakukan physical atau social distancing (jaga jarak) berdampak terhadap tidak berjalannya beberapa usaha yang digeluti oleh masyarakat.

    Namun ternyata, hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa “usaha” jasa lain-lainnya.

    Pantauan BANPOS, walaupun sedang dalam masa bulan suci Ramadan dan ditengah Pandemi Covid-19, di beberapa titik seperti di Alun-alun Kota Serang dan Taman Sari masih terlihat para Pekerja Seks Komersil (PSK) mangkal dan menjajakan dagangannya.

    Jurnalis BANPOS sempat dihampiri oleh salah seorang germo (mami, red) PSK, yang menawarkan untuk melakukan transaksi dengan tarif Rp250 ribu sekali berhubungan plus dengan kamarnya.

    Mami ini menyatakan, dirinya dan para PSK lainnya tidak takut dengan ancaman penularan virus korona. “Kan ada pemeriksaan (virus korona, red) di sini mah, jadi aman,” ujarnya meyakinkan.

    Saat ditanya, apa tidak khawatir jika nanti ada penggrebekan dari pihak Satpol PP. Ia menjawab bahwa kondisi di alun-alun tersebut aman, karena jika ada penggrebekan, maka lokasi tersebut akan ditutup sementara.

    “Tadi saja ada satpol pp datang. Cuma ngusir gitu doang, biar gak kumpul,” ungkapnya.

    Dari yang terlihat, mami tersebut membawahi sebanyak 8 PSK yang tersebar di lingkungan alun-alun. Kepada BANPOS, dia menawarkan salah satunya yang terlihat masih berusia belasan tahun.

    “Buat aa mah yang itu disamain aja. 250 ribu. Sudah sama kamar, tinggal buka celana aja,” katanya setengah becanda.(DZH/PBN)

  • Proyek JLU Cilegon Dituding Picu Banjir

    Proyek JLU Cilegon Dituding Picu Banjir

    CILEGON, BANPOS – Korban banjir di beberapa wilayah di Kota Cilegon belum menerima bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon, hingga Selasa (5/5). Diketahui banjir yang terjadi di beberapa wilayah Kota Cilegon pada Senin (4/5), mengakibatkan 1.848 Kepala Keluarga (KK) terdampak.

    Pantauan BANPOS di lapangan, Selasa (5/5), beberapa daerah masih terlihat digenangi air. Seperti halnya di Lingkungan Masigit, Kelurahan Kotasari, dan Lingkungan Ciora Kawista, Kelurahan Grogol, Kecamatan Grogol. Di Perumahan Metro Cilegon yang berada di Kelurahan Gedong Dalem dan Masigit juga masih terdapat genangan air.

    Warga Lingkungan Masigit, Kelurahan Kotasari, Fendi Setiawan mengatakan, banjir yang terjadi sejak Senin (4/5) pagi, hingga kemarin sore belum surut. Meski intensitasnya sudah menurun.

    “Air masih menggenang selutut, kemarin mah sekepala orang dewasa,” kata Fendi ditemui di Kotasari.

    Fendi mengatakan, banjir tersebut baru terjadi dua kali di lingkungan tersebut. Pertama, pada awal 2020 lalu dan terjadi lagi awal pekan ini. “Ini banjir terparah, pagar rumah bagian depan ambruk, dapur juga ambruk,” katanya.

    Akibat banjir tersebut, semua alat elektronik, pakaian, serta furniture di dalam rumah tidak ada yang bisa diselamatkan. Hingga kemarin sore, bantuan tak kunjung datang. “Belum ada bantuan apapun dari pemerintah. Kita bingung alat masak di dapur juga rusak semua, makan ya beli sama dari tetangga,” katanya.

    Fendi menyebut, banjir tersebut diduga akibat proyek Jalan Lingkar Utara (JLU) yang sedang digarap oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) sejak tahun lalu. Proyek tersebut, dinilai membuat lahan hijau di sekitar Kelurahan Grogol berkurang. “Di atas ada proyek JLU. Kemungkinan akibat itu,” tuturnya.

    Meski menjadi korban banjir, Fendi bersyukur, anggota keluarganya selamat. Sebab, banjir yang terjadi sangat cepat. “Hitungan detik saja, sekitar jam 10.00 pagi (Senin 4/5), air langsung saja menyambar rumah kami yang dekat dengan terowongan tol,” ungkapnya.

    Sama dengan Arif yang rumahnya juga berdekatan dengan Fendi, semua barang berada di rumah tidak ada yang bisa diselamatkan. Semua alat elektronik terendam air dan semua sudut rumah juga terendam air. “Belum ada bantuan sama sekali,” ujarnya.

    Ketua RW 05, Kelurahan Kotasari, Ghorib menuturkan, banjir baru pertama kali terjadi di lingkungan Perumahan Puri Cilegon Hijau. Sebelumnya, tidak pernah terjadi banjir. Banjir tersebut merupakan banjir bandang, sebab air yang datang sangat deras dan cepat. “Ini banjir bandang, airnya mengerikan, kalau dulu banjir Cuma genangan,” akunya.

    Ghorib menuturkan, banjir tersebut diduga akibat kerusakan alam di pegunungan utara Kota Cilegon. Ia tidak mengetahui, kerusakan alam di pegunungan tersebut diakibatkan oleh apa. “Jalan komplek rusak semua. Paving blok keangkat semua, ini karena airnya sangat deras,” ujarnya.

    Menanggapi hal itu, Walikota Cilegon Edi Ariadi memilih untuk tidak memberikan komentar atas peristiwa banjir yang menggenangi delapan kecamatan di Cilegon. Saat ditemui beberapa awak media di Kantor Walikota Cilegon, Edi meninggalkan awak media yang hendak mewawancarainya.

    “No comment. Ke Pak Erwin sama Pak Aziz, lagi dihitung (Bantuan –red),” katanya Edi meninggalkan awak media begitu saja.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon Ahmad Mafruh mengatakan, jumlah korban yang terkena banjir yaitu 1.848 KK. Banjir di beberapa wilayah Kota Cilegon terjadi sejak Senin (4/5) pagi sekitar pukul 11.00 WIB dan mulai surut pada Selasa (5/5) dinihari sekitar pukul 03.00 WIB.

    “Kita telah melakukan assessment di titik yang wterdampak bencana banjir dan longsor, melakukan evakuasi korban terdampak, dan mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan korban terdampak bencana banjir dan longsor,” ujarnya, kemarin.

    Kata Mafruh, banjir terparah di Kecamatan Grogol. Selain dilanda banjir, di Kecamatan Grogol juga ada longsor di Batu Lawang, Kelurahan Gerem.(LUK/ENK)

  • Seorang PDP Asal Cijaku Meninggal Dunia di RSU Banten

    Seorang PDP Asal Cijaku Meninggal Dunia di RSU Banten

    LEBAK, BANPOS – Seorang pasien PDP Korona asal Cipalabuh Kecamatan Cijaku dilaporkan meninggal dunia di RSUD Banten. Diketahui, PDP berinisial SP berusia 66 Tahun itu dimakamkan di Kecamatan Cijaku dengan protokol Covid-19, Selasa (05/5).

    Terkait kejadian itu, Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Edy Sumardi mengimbau kepada masyarakat agar tetap mematuhi aturan pemerintah tentang protokol kesehatan.

    Pihaknya menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterima, pada Minggu 12 April lalu sebelum berstatus PDP, SP sempat melakukan perjalanan dari Banten ke Tanjungpriuk Jakarta.

    “Tanggal 21 April mengalami keluhan tidak BAB, tidak Kencing, dan perut kembung. Pada 23 april memanggil petugas kesehatan minta ditest, akan tetapi hasilnya negatif dan di anjurkan ke RSUD Malingping. Setelah Tanggal 24 April dirawat di RS Malingping, almarhum kemudian dirujuk RSU Banten karena mengalami keluhan panas dan sesak,” ujar Kombes Edy kepada wartawan.

    Dalam hal ini, Edy pun mengajak masyarakat untuk mentaati aturan pemerintah terkait penerapan PSBB dan larangan mudik. Kata dia, agar masyarakat semakin sadar untuk mentaati aturan pemerintah.

    “Agar hal seperti ini tidak terjadi lagi, mari kita sama-sama untuk mengikuti arahan dari pemerintah. Saat ini pemerintah menerapkan PSBB, larangan mudik dan ajakan untuk di rumah saja, itu tujuannya untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini,” paparnya.

    Sementara keterangan rilis Polres Lebak, bahwa almarhum pernah dua kali dioperasi dalam kasus Hernia. Selanjutnya, pemakaman almarhum dilakukan dengan cara standarisasi Protokol Covid-19 di Desa Cipalabuh Cijaku. Pihak keluarga dan warga hanya melakukan salat ghaib dengan menggunakan APD. Diketahui, almarhum selaku PDP sejak dirujuk ke RS Bsnten sudah dilakukan uji tes dari RS tersebut, namun hingga kini hasilnya belum diketahui karena harus menunggu beberapa lama.

    “Karena hasil swab penentuan diagnosa korona lama dari kemenkesnya 2 Minggu. Dan pemakamannya pun dengan standari covid di daerah Cipalabuh Kecamatan Cijaku,” jelas rilis tersebut.(WDO)