CILEGON, BANPOS – Di luar wilayah Tangerang Raya, penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) kebanyakan terdeteksi melalui keluarga atau melalui Orang Tanpa Gejala (OTG). Namun, di Kota Cilegon telah terjadi penularan antar tetangga yang menyebabkan penderita Covid-19 di kota baja bertambah.
Kemarin, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon mengumumkan penambahan kasus positif covid-19 di wilayahnya. Pasien positif Covid-19 kedua itu warga Kelurahan Panggungrawi, Kecamatan Jombang, berjenis kelamin laki-laki dan berinisial Y (50).
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Cilegon, Ahmad Aziz Setia Ade Putra mengungkapkan, Y tidak lain adalah tetangga satu perumahan dengan ND (31), pasien terkonfirmasi positif Covid-19 pertama di Cilegon. Y melakukan swab dan PCR secara mandiri di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) pada Jumat (30/4) lalu. Saat itu, Y mengaku pernah melakukan kontak dengan ND.
“Mendapati ada riwayat pernah bersentuhan dengan pasien positif pertama, Dinkes Kota Cilegon menetapkan dia dengan status OTG (Orang Tanpa Gejala). Dia langsung diminta untuk isolasi mandiri di rumahnya. Keluarga Y sekarang statusnya OTG dan akan dilakukan swab juga, istri dan tiga anaknya,” kata Aziz.
Hasil swab dan PCR korban keluar pada Senin (4/5) kemarin, dimana hasilnya terkonfirmasi positif Covid-19. Setelah terkonfirmasi, pihak Dinkes langsung menyiapkan Y untuk dirujuk ke Wisma Atlet Jakarta, selaku rumah sakit yang ditunjuk untuk pasien OTG.
“Saat ini masih di rumahnya karena akan dirujuk ke Rumah Sakit Wisma Atlet Jakarta khusus yang OTG (Orang Tanpa Gejala),” katanya.
Kepala Dinkes Kota Cilegon, dr Arriadna mengatakan, pihaknya kini tengah melakukan tracking terhadap lingkungan tempat tinggal dan lingkungan bekerja pasien kedua. Sebab diketahui Y masih aktif bekerja.
“Sebelum melakukan tes swab secara mandiri, Y diketahui masih bekerja. Maka itu, kami melakukan penelusuran di tempat dia bekerja,” tuturnya.
Arriadna juga menyoroti lingkungan perumahan tempat Y dan ND tinggal. Dimana warga setempat dinilai tidak mengikuti anjuran pemerintah.
“Seharusnya ketika ND diketahui terkonfirmasi positif, para tetangga lebih waspada. Tapi nyatanya tidak, mereka tetap berkumpul. Termasuk tarawih di masjid, padahal pemerintah mengimbau untuk tarawih di rumah,” ucapnya.
Ketika ditanya apakah perumahan tersebut akan dilockdown, dr Arriadna menegaskan bahwa hal tersebut bukan kapasitas dirinya. “Kalau itu bukan keputusan Dinkes, tapi pimpinan daerah,” pungkasnya.
Selain warga di lingkungan tempat tinggal kedua pasien positif Covid-19, ND juga diketahui pernah melakukan kontak dengan setidaknya 28 tenaga medis di RSKM. Setelah ND dinyatakan positif, hingga saat ini ke-28 tenaga medis itu menjalani isolasi di RSKM.
Untuk diketahui dengan adanya kasus baru positif Covid-19 di Kota Cilegon bertambah menjadi dua orang, sedangkan OTG 15, ODP (Orang Dalam Pemantauan) 501, PDP (Pasien Dalam Pemantauan) 21.(LUK/ENK)