Kategori: PERISTIWA

  • Hayu Lur Saling Menolong, Ada Warga Kota Serang Puasa 4 Hari

    Hayu Lur Saling Menolong, Ada Warga Kota Serang Puasa 4 Hari

    SERANG, BANPOS – Pandemi Covid-19 membuat satu keluarga yang berada di Penancangan Baru, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang terpaksa tidak makan selama empat hari. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki pemasukan sama sekali untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari.

    Oleh karena itu, tim relawan Banten Melawan Corona (BMC) menyambangi rumah keluarga tersebut dan memberikan bantuan kepada ibu rumah tangga, Yuyun Cahyaningsih. Bantuan tersebut berupa sembako untuk memenuhi kebutuhan selama beberapa hari kedepan.

    Yuyun yang kesehariannya bekerja sebagai kuli setrika baju dan pedagang kripik itu mengaku bahwa dirinya sudah empat hari tidak makan. Alasannya, pekerjaannya tersebut harus berhenti karena adanya pembatasan kegiatan di luar rumah.

    “Selain kuli setrika baju, saya juga bekerja menjual keripik yang dititipkan oleh tetangga. Saya memiliki dua anak, sudah puasa empat hari. Suami saya saat ini sedang sakit dan sudah lama tidak bekerja. Pekerjaan suami saya itu buruh lepas,” ujar Yuyun, Jumat (3/4).

    Menurutnya, kondisi tersebut diperparah dengan adanya sistem belajar secara daring. Sebab, ia tidak memiliki gawai untuk menunjang kegiatan tersebut. Beruntung wali kelas anaknya secara sukarela memberikan telepon genggam bekas untuk menunjang kegiatan itu.

    “Wali kelas anak saya Alhamdulillah memberikan telepon genggam kepada anak saya, beserta kuota agar bisa digunakan internet. Tapi saya tetap harus mengeluarkan sedikit biaya untuk memperbaiki telepon tersebut,” ucapnya.

    Ia mengaku, selama empat hari berpuasa tersebut, untuk berbuka puasa hanya menggunakan nasi tanpa lauk. Itu pun hanya seadanya saja yang bisa dimakan. Hingga ketika anak-anaknya tidak sanggup menahan lapar, ia pun memberanikan meminta kepada sanak saudaranya.

    “Saya mengirim pesan kepada saudara saya dan meminta beras. Karena memang sudah tidak ada beras lagi di rumah. Diarahkan untuk mengubungi Untirta Peduli. Alhamdulillah diberikan paket sembako sebanyak 5 buah. Isinya beras, mie, minyak dan lainnya,” ujar Yuyun.

    Ia pun berharap kondisi ini dapat segera usai. Karena menurutnya, dengan konidisi seperti ini dirinya tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Karena memang dirinya tidak dapat bekerja.

    “Semoga kondisi ini dapat segera selesai. Dengan kondisi seperti ini, saya tidak dapat berbuat banyak kecuali berharap ada pihak yang dapat membantu saya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” harapnya.

    Sementara itu, Koordinator BMC, Hendra Leo Munggaran, mengatakan bahwa pihaknya setelah mendapatkan pesan dari Yuyun langsung bergerak untuk memberikan bantuan. Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan di tengah pandemi Covid-19 ini.

    “Ibu Yuyun yang sudah hampir seminggu beliau dengan keluarga tidak bekerja, tidak berpenghasilan, dan ini menjadi bagian dari salah satu upaya kita untuk membantu keberlanjutan hidup dari salah satu warga masyarakat Banten,” ujarnya.

    Menurutnya, Covid-19 bukan hanya persoalan yang harus dituntaskan oleh pemerintah saja. Namun, masyarakat juga harus ikut andil dalam melakukan pencegahan, dengan mengikuti arahan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

    “Semua masyarakat harus bergerak. Seluruh elemen masyarakat semua harus bersatu, kita sama-sama harus saling bahu membahu menyelesaikan persoalan musibah yang menimpa bangsa kita ini,” jelas Leo.

    Ia pun berharap, masyarakat Indonesia, khususnya Banten dapat melewati permasalahan yang sudah menjadi pandemi tersebut. Sehingga, kehidupan dapat kembali normal.

    “Kita harus bisa hidup normal, hidup sehat dan mencari rezeki dengan nyaman, dengan baik, dan kondisi bangsa kita mudah mudahan segera bisa pulih kembali,” tandasnya. (DZH)

  • Nyinyir di Medsos, Mahasiswa Untirta Dijemput Polisi

    Nyinyir di Medsos, Mahasiswa Untirta Dijemput Polisi

    SERANG, BANPOS – Seorang mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta, BA, dijemput oleh pihak Polres Serang Kota di kampus Untirta Ciwaru. Ia dijemput lantaran menulis komentar pada media sosial Instagram yang bernada negatif kepada pihak Kepolisian.

    Hal ini setelah beredar video Polres Serang Kota yang menjemput BA di kampus Untirta Ciwaru. BA yang menggunakan jaket merah tersebut langsung digelandang ke Mapolres Serang Kota.

    Selain itu, beredar pula tangkapan layar komentar BA yang diunggah oleh akun instagram jokersupriadi. Dalam tangkapan layar tersebut, BA berkomentar pada unggahan akun insta.nyinyiir bahwa seharusnya kepolisian tidak perlu bekerja juga untuk memutus menyebaran Covid-19.

    “Kan kalau bapaknya sakit, siapa nanti yang jadi an**** pemerintah?” ujarnya pada unggahan video polisi.

    Saat dikonfirmasi, Wakil Dekan III FKIP Untirta, Damanhuri, membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, BA dijemput oleh pihak kepolisian pada pagi hari.

    “Iyah tadi pagi (dijemput). Sekarang lagi di Polres Serang Kota,” ujarnya saat dikonfirmasi BANPOS, Jumat (3/4).

    Meskipun kecewa dengan yang dilakukan oleh BA, namun ia mengaku bahwa pihak kampus akan melakukan pendampingan atas kasus tersebut hingga selesai.

    “Ini saya dan Kepala Jurusan sedang berada di Polres Serang Kota. InsyaAllah kami akan melakukan pendampingan hingga kasus ini selesai,” ucapnya.

    Ia pun meminta kepada mahasiswa Untirta, khususnya FKIP, agar dapat bijak dalam menggunakan media sosial. Jangan sampai hal seperti ini kembali terjadi.

    “Bijaklah dalam menggunakan media sosial. Gunakan untuk yang baik-baik. Kami harap yang seperti ini tidak terulang,” tandasnya. (DZH)

  • Jalankan Instruksi Desmond, Kiwan Galakkan Sosialisasi dan Penyemprotan

    Jalankan Instruksi Desmond, Kiwan Galakkan Sosialisasi dan Penyemprotan

    JAWILAN,BANPOS- Anggota DPRD Kabupaten Serang fraksi partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Kiwan Nuryadi, melakukan penyemprotan di Kecamatan yaitu Jawilan, Kopo dan Cikande. Hal itu berdasarkan instruksi dari ketua DPD Partai Gerindra, Desmond J Mahesa. 

    Diketahui, Desmond menginstruksikan kepada seluruh anggota atau kader Partai Gerindra di masing-masing daerah, untuk segera bergerak turun ke masyarakat. Guna membantu mensosialisasikan dalam rangka pencegahan penyebaran virus korona atau Covid-19. 

    “Kita harus waspada, karena memang di Kabupaten Serang sendiri belum ada yang positif, tetapi PDP dan ODP nya banyak tersebar di seluruh Kecamatan se Kabupaten Serang,” ujar Kiwan kepada BANPOS, Kamis (2/4).

    Selain melakukan penyemprotan, ia juga membagikan lembaran berupa pamflet yang berisikan edukasi terkait virus korona, gejala klinis serta tata cara pencegahannya. Kemudian, terdapat imbauan yang merujuk kepada Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

    “Yang paling ditekankan kepada masyarakat adalah terkait masalah kebersihan lingkungan, kemudian dari badan kita, protokol kesehatan harus kita ikuti,” jelasnya.

    Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sebelumnya telah dilakukan pembagian ribuan masker kepada masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran virus korona ketika di luar rumah. Kemudian, ia menuturkan bahwa pada hari tersebut dilakukan penyemprotan yang kemudian akan dilakukan secara bertahap. 

    “Rencana kita bertahap, jadi untuk sementara kita Kopo, Jawilan dan Cikande. Karena memang di Kragilan sendiri, kader Gerindra yang lainnya pun turut melakukan penyemprotan secara massif,” ujarnya.

    Kiwan berharap, setelah penyemprotan ini, Covid-19 tidak menyebar ke daerah khususnya di Kabupaten Serang. Karena kata dia, semua kader Gerindra bergerak di masing-masing Dapil di semua Kecamatan se Kabupaten Serang.

    “Melakukan penyemprotan sembari memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, agar mengikuti imbauan-imbauan dari Pemerintah. Disamping melakukan penyemprotan, kita juga menyampaikan berbagai imbauan dari pemerintah kepada masyarakat agar masyarakat tidak salah faham,” tuturnya.

    Berkaitan dengan imbauan Pemerintah untuk menjalankan social distancing, ia tak hentinya mengingatkan kepada masyarakat bahwa hal itu merupakan salah satu upaya memutus rantai penyebaran Covid-19. Bukan melarang segala kegiatan, tetapi membatasi dan melakukan perkerjaan dari rumah.

    “Kami ketika berbincang dengan warga, memberikan pemahaman bahwa social distancing ini bukan lah upaya membatasi atau memutus tali silaturahmi. Melainkan untuk menjaga dan bagian dari mencegah covid-19. Karena memang virus ini sangat berbahaya sekali,” pungkasnya. (MUF/AZM)

  • Masih Beroperasi Ditengah Wabah Covid-19, Kapolres Cek SOP Pabrik Nikomas dan PWI

    Masih Beroperasi Ditengah Wabah Covid-19, Kapolres Cek SOP Pabrik Nikomas dan PWI

    SERANG,BANPOS- Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus corona atau Covid – 19, Kapolres Serang, AKBP Mariyono melakukan pengecekan standar operasional prosedur (SOP) dan sosialisasi pencegahan virus korona di PT Nikomas Gemilang dan PT Parkland Word Indonesia (PWI), Kamis (2/4).

    Dua perusahaan PMA yang berlokasi di wilayah Kecamatan Kibin dan Cikande, Kabupaten Serang ini merupakan industri pembuatan sepatu merk terkenal dengan jumlah karyawan mencapai puluhan ribu.

    “Selain menjalin silaturahmi, tujuan dari kunjungan ini sekaligus sosialisasi untuk memutus mata rantai pandemi Covid-19. Karena ini merupakan bagian tanggung jawab Polri TNI dan pemerintah daerah melindungi seluruh karyawan pabrik yang berada di wilayah hukum Mapolres Serang,” ucap Kapolres.

    Menurut Kapolres, tingginya aktivitas pekerjaan dari para buruh atau pegawai pabrik sangat rentan terkena corona. Oleh karena itu, pihaknya bersama pemerintah daerah dan TNI, ingin memastikan bahwa seluruh karyawan yang bekerja di sektor industri ini telah melakukan pola hidup sehat sesuai imbauan Presiden,Kepala Daerah ataupun Kapolri.

    “Sering kita lihat, para buruh keluar pabrik secara bergerombol sama sekali tidak menerapkan anjuran social distancing, bahkan di dalam angkot berdesakan. Ini sangat membahayakan jiwa mereka. Oleh karena itu, untuk memutus mata rantai virus corona lakukan langkah social distancing, selalu cuci tangan menggunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah beraktivitas serta pola hidup bersih dan sehat dengan berolah raga dan mengkonsumsi makanan bergizi,” tandas Kapolres.

    Kapolres mengungkapkan, apabila para buruh tidak melaksanakan imbauan pemerintah ini, maka mata rantai penyebaran Covid-19 tidak akan dapat diputus, sehingga menyebabkan semakin banyak yang terdampak. Petugas kesehatan akan sangat kesulitan menelusuri jejak penyebaran Covid-19 saat pasien banyak melakukan kontak dengan orang lain.

    “Kalau tidak melaksanakan imbauan, sulit untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Untuk itu kami berharap seluruh karyawan patuh mengikuti imbauan pemerintah agar wabah virus ini selesai. Bila mengalami batuk, pilek berkelanjutan serta sesak nafas, segera lakukan pemeriksaan ke klinik setempat,” tutur mantan Kapolres Majalengka ini.

    Sementara itu, Senior Manager PT. PWI 1, Absori mengatakan, perusahaan telah melaksanakan langkah-langkah pencegahan pandemi virus corona sesuai imbauan pemerintah, diantaranya penyemprotan disinfektan dan fogging 1 minggu sekali di areal perusahaan. Sedangkan pemeriksaan suhu tubuh, penyemprotan hand sanitizer dilakukan di pintu masuk.

    “Kami juga menyiapkan hand sanitizer di setiap unit kerja serta memberikan masker secara gratis kepada karyawan,” terangnya.

    Dalam kunjungannya ini, Kapolres didampingi Wakapolres Serang Kompol Agung Cahyono dan Kapolsek Cikande Kompol M. Ridzky Salatun. Turut mendampingi Danramil 0219/Cikande Kapten Inf. Sudarsono, Camat Cikande Mochamad Agus, Camat Kibin Imron Ruhyadi, Lurah Nambo Ilir Sahriyudin, Lurah Tambak, Ade, Lurah Cijeruk Cijeruk Ahmad Rosadi serta perwakilan SPN, Agus. (RED)

  • Ngeselin, Kepala Dinas hingga Wakil Walikota Gagap Jelaskan Status Kota Serang Hadapi Covid-19

    Ngeselin, Kepala Dinas hingga Wakil Walikota Gagap Jelaskan Status Kota Serang Hadapi Covid-19

    CIPOCOKJAYA, BANPOS – DPRD Kota Serang mempertanyakan kepada Pemkot Serang status Kota Serang di tengah pandemi Covid-19. Namun, Pemkot Serang hingga kini masih belum memutuskan status apapun.

    Ketua Fraksi PDIP, Bambang Janoko, mengatakan bahwa hingga saat ini dirinya belum mengetahui status Kota Serang itu sebagai apa, apakah tanggap bencana ataupun kejadian luar biasa (KLB).

    “Karena hingga saat ini kita tidak tau nih, Kota Serang itu statusnya apa? Kita telah menganggarkan untuk penanganan Covid-19, tapi sampai sekarang kita tak ada status apapun? Mohon dijawab,” ujarnya saat rapat koordinasi DPRD dengan Pemkot Serang, Kamis (2/4).

    Rapat yang dipimpin oleh Wakil Ketua II DPRD Kota Serang, Roni Alfanto, mempersilahkan kepada Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, untuk menjawab pertanyaan tersebut.

    Namun dalam penjelasannya, Kepala Dinkes ternyata kurang jelas dalam menjabarkan jawabannya. Sehingga, Bambang Janoko beberapa kali menyela penjelasan dari M. Ikbal.

    “Pak Kadis, biar lebih jelasnya aja deh. Kita ini statusnya apa? Apakah KLB atau apa, silahkan langsung dijawab saja. Tapi kalau memang pak Kadis gak punya wewenang untuk menjawab pertanyaan soal status itu, bilang saja gak usah melebar penjelasannya,” ucapnya tegas.

    Namun, lagi-lagi jawaban dari M. Ikbal ternyata masih belum memuaskan para anggota dewan. Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, langsung mengambil alih dan menjelaskan bahwa Dinkes Kota Serang hanya sebagai pengkaji cepat kondisi kesehatan.

    “Kalau penentuan status, bisa langsung kepada pimpinam gugus tugas. Jadi saya meminta kepada Bappeda sebagai perencana untuk menjawabnya,” kata Subadri.

    Namun ternyata, Kepala Bappeda Kota Serang, Nanang Saepudin, dalam menjelaskan pun tidak memberikan pernyataan pasti mengenai status Kota Serang dalam menghadapi Covid-19.

    Alhasil, beberapa fraksi menyampaikan keberatan atas status Kota Serang yang tidak jelas ini. Salah satunya yang disampaikan oleh ketua Fraksi PKS, M. Ridwan. Ia mengaku kecewa dengan kesimpang siuran status Kota Serang.

    “Kita ini sudah menganggarkan dan mencairkan anggaran untuk membeli peralatan untuk mencegah Covid-19, tapi ternyata statusnya gak jelas. Saya sangat kecewa dengan hal ini. Bagaimana belanja tak terduga (BTT) bisa dicairkan kalau status kita saja gak jelas,” tegasnya.

    Hingga berita ini terbit, DPRD dan Pemkot Serang masih mendiskusikan terkait status Kota Serang tersebut. (DZH)

  • Viral Polisi Gelar Resepsi

    Viral Polisi Gelar Resepsi

    JAKARTA,BANPOS- Viral kabar yang menyebutkan seorang anggota Polri menggelar resepsi pernikahan di tengah pandemi Covid-19. Dari informasi yang beredar di media sosial, pernikahan tersebut digelar pada 21 Maret 2020, atau 2 hari pasca Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mengeluarkan maklumat.

    Dalam informasi yang beredar, mempelai pria adalah Kapolsek Kembangan Kompol Fahrul Sudiana. Pernikahan diduga digelar disebuah hotel di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Hal ini pun mendapat banyak kritik dari warganet.

    Terkait kabar tersebut, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyesalkan peristiwa itu. Terlebih anggota Polri tak mengindahkan maklumat Kapolri selaku atasan tertingginya.

    “Seolah maklumat Kapolri itu tidak punya wibawa di mata polisi muda,” kata Neta saat dihubungi JawaPos.com, Rabu (1/4/2020).

    Kendati demikian, Neta sedikit memaklumi peristiwa itu. Karena dia menyakini persiapan pernikahan tersebut sudah dilaksanakan jauh sebelum ada maklumat dikeluarkan. Sehingga pelaku nekad menabrak maklumat Kapolri.

    “Tapi semua itu tidak menjadi masalah, Kapolri yang mengeluarkan maklumat tersebut santai-santai saja. Kenapa orang lain yang ribut,” jelas Neta.

    Untuk diketahuit, saat ini Propam Polda Metro Jaya sudah turun tangan untuk menelusurinya.

    “Propam PMJ (Polda Metro Jaya) sudah jalan. Pak Kapolda PMJ yang tangani,” kata Kabarhakam Polri Komjen Pol Agus Andrianto saat dikonfirmasi wartawan.

    Agus menyampaikan, saat ini semua pihak harus fokus pada pencegahan dan penanggulangan Covid-19, termasuk anggota Polri. Segala jenis perkumpulan berskala besar harus dihindari sementara waktu guna mencegah penularan virus.

    “Semua fokus dengan Covid. Pasti sudah ditangani,” tambahnya.

    Sebelumnya, viral sebuah kabar yang menyebutkan seorang anggota polisi menggelar resepsi pernikahan di tengah Pandemi Covid-19. Dari informasi yang beredar di media sosial, pernikahan ini dilakukan pada 21 Maret 2020, atau 2 hari pasca Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mengeluarkan maklumat.

    Dalam informasi yang beredar, mempelai pria adalah Kapolsek Kembangan Kompol Fahrul Sudiana. Pernikahan diduga digelar disebuah hotel di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Hal ini pun mendapat banyak kritik dari warganet.

    JawaPos.com telah menghubungi langsung Kapolsek Kembangan Kompol Fahrul Sudiana guna mengklarifikasi informasi ini, namun sampai berita ini diterbitkan yang bersangkutan belum merespons. (SAB/KUS/AZM/JPG)

  • Gerak Cepat Jalankan Instruksi Polri, Polres Serang Semprot Disinfektan di Kabupaten Serang

    Gerak Cepat Jalankan Instruksi Polri, Polres Serang Semprot Disinfektan di Kabupaten Serang

    SERANG, BANPOS – Sebagai tindak lanjut perintah Kapolri yang disampaikan melalui Kapolda Banten, Irjen Pol Agung Sabar Santoso, untuk melakukan penyemprotan disinfektan secara massif, Polres Serang dengan sigap mengerahkan kendaraan Armour Water Cannon (AWC) untuk menyemprot disinfektan di seluruh wilayah hukumnya.

    Polres Serang pun berkolaborasi dengan personil Kodim 0602 dan BPBD Kabupaten Serang dengan mengerahkan 6 unit kendaraan pemadam kebakaran yang difungsikan untuk penyemprotan disinfektan.

    Kapolres Serang, AKBP Mariyono, menjelaskan bahwa operasi yang diinisiasi oleh Kapolri Jendral Idham Aziz ini juga melibatkan perusahaan dengan mengerahkan seluruh kendaraan pemadam kebakaran.

    “Dalam melaksanakan perintah Kapolri, gerakan serentak dan masif penyemprotan disinfektan, kami juga melibatkan Kodim dan Pemkab Serang. Jumlah personil gabungan yang dilibatkan sebanyak 250 personil,” ungkap Kapolres Serang disela-sela kegiatan di kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Selasa (31/3).

    Mariyoni mengatakan, gerakan penyemprotan disinfektan secara masif akan dilakukan setiap hari. Sasaran penyemprotan sepanjang jalur protokol dimulai dari Kecamatan Ciruas hingga simpang Asem Cikande, stasiun kereta api yang ada di wilayah hukum Polres Serang beserta pasar tradisional.

    “Sasaran kami seluruh target sasaran harus tersemprot, oleh karena itu gerakan ini akan dilakukan setiap hari. Untuk kawasan industri, penyemprotan disinfektan dilakukan oleh pihak perusahaan itu sendiri yang telah mengerahkan armada kendaraan pemadam kebakaran,” terang Kapolres.

    Dalam kesempatan itu, Kapolres juga mengimbau masyarakat melakukan gerakan disinfektan mandiri di lingkungan masing-masing, paling tidak tempat tinggal sendiri. Kapolres juga menyampaikan pesan, agar masyarakat juga tidak panik menyikapi penularan wabah Covid-19.

    Ia juga menghimbau untuk tetap di rumah dan biasakan pola hidup sehat dengan mengonsumi makanan bergizi dan banyak minum air putih hangat dan tidak keluar rumah. Wabah virus ini akan cepat terselesaikan jika masyarakat tidak keluar rumah.

    “Sebisa mungkin diam di rumah kecuali ada urusan penting yang memang harus keluar rumah. Hindari kerumunan masa dan menunda aktifitas yang mengundang banyak orang, setidaknya hal ini dapat mencegah dan mengantisipasi penyebaran dan penularan virus Corona. Wabah ini bisa cepat terselesaikan jika masyarakat mengikuti arahan pemerintah dengan tidak keluar rumah,” tandasnya. (DZH)

  • Cegah Penyebaran Korona, Desa Cidahu Penyemprotan Mandiri Disinfektan

    Cegah Penyebaran Korona, Desa Cidahu Penyemprotan Mandiri Disinfektan

    BANJARSARI, BANPOS – Warga Desa Cidahu Kecamatan Banjarsari yang dimotori Kepala Desa (Kades) setempat melakukan penyemprotan disinfektan untuk pencegahan penyebaran pandemi wabah korona di lingkungan setempat, Senin (30/3).

    Selain penyemprotan, di desa itu juga tidak mengijinkan keberadaan bank keliling dan sejenisnya untuk beroperasi di wilayahnya.

    Kepala Desa Cidahu, Cecep Indra, kepada BANPOS mengatakan, dengan kekhawatiran yang melanda warga, pihaknya pun melakukan upaya preventif dengan menginisiasi penyemprotan disinfektan di setiap rumah warga lingkungan Desa Cidahu.

    “Sesuai anjuran pemerintah, ini untuk upaya pencegahan agar virus korona tidak menyebar. Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah hasil olahan sendiri bersama warga yang tentunya sesuai intruksi yang bisa membunuh virus korona,” ujar Cecep Indra, Senin (30/3).

    Menurut Kades, selain penyemprotan, pihak desa juga memberikan imbauan agar setiap warga yang baru datang dari kota untuk melaporkan kedatangannya kepada setiap RT untuk didata.

    “Warga yang pulang kampung dari kota atau yang habis bepergian jauh juga harus melapor ke RT dan puskesmas, ini untuk upaya mengantisipasi penyebaran virus, sehingga wabah tidak menyebar bebas. Dan ini kami lakukan agar Desa Cidahu ini bebas dari virus korona. Saya juga sudah tegaskan perangkat desa, RT dan RW agar turun semua untuk membantu warga cegah korona. Mudah-mudahan desa kami ini selamat dari bencana penyebaran virus,” katanya.

    Selain itu, dalam upaya meminimalisasi keberadaan rentenir, pihaknya juga tidak mengizinkan beroperasinya bank keliling dan sejenisnya di wilayah desa.

    “Kita pun tidak memberi izin keberadaan bank keliling, bank emok, bank komsah dan juga debt collector. Itu sangat merugikan masyarakat. Dan jika ada penagihan apapun bentuknya itu harus ada izin dari desa,” tandas Indra.

    Senada, Sekretaris Desa (Sekdes) Cidahu, Uu Awaludin menyebut, bahwa upaya penyemprotan itu adalah inisiasi dari Kades dan bersifat sukarela, tidak mengambil dari anggaran desa. “Ya, walaupun ada anjuran dari Dinas PMD untuk menggunakan anggaran, tapi itu belum ada perubahan aturannya, biasanya perubahab pada bulan Agustus. Untuk giat sekarang ini murni inisiatif dari pa kepala desa, tidak mengambil dari anggaran desa,” jelas Uu.(WDO/PBN)

  • Tunda Resepsi Biar Cepet Halal

    Tunda Resepsi Biar Cepet Halal

    SERANG, BANPOS – Covid-19 nyatanya tidak hanya membuat para pelajar mumet maupun pedagang kesusahan karena sepi pembeli. Sebab, mereka yang ingin melangsungkan salah satu prosesi agama yang sakral, yakni akad nikah, juga hampir dibuat batal.

    Seperti yang hampir terjadi pada calon mempelai pria asal Kelurahan Cipocok Jaya, sebut saja Mahmud. Ia yang akan menggelar akad nikah beserta resepsi pada 5 April mendatang sempat terancam gagal.

    “Jadi memang hampir batal, karena tidak mendapatkan izin dan tidak disarankan untuk dilanjutkan. Mau dilanjutkan juga khawatir, jadi cari jalan alternatif paling aman,” ujarnya kepada BANPOS, Minggu (29/3).

    Setelah berkonsultasi baik dengan keluarga mempelai wanita maupun KUA, akhirnya diputuskan bahwa akad nikah tetap dilangsungkan sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan, namun tanpa menggelar resepsi dan akad berlansung secepat mungkin.

    “Untuk akad tetap berlangsung, ada prosedur dari KUA. Jadi hanya keluarga saja yang datang dan dibatasi maksimum 10 orang. Tidak boleh ada makan-makan. Cukup akad dan waktunya pun dipercepat,” katanya.

    Ia juga mengaku, karena akad akan digelar pada hari Minggu maka naib atau penghulu dari KUA yang akan mendatangi tempat akad. Namun terdapat beberapa syarat yang harus diikuti.

    “Karena memang hari Minggu daftarnya, jadi penghulu yang datang ke tempat akad. Dengan syarat dan ketentuan, harus disediakan sarung tangan, masker dan hand sanitizer,” jelasnya.

    Senada disampaikan oleh Bunga, masyarakat lainnya yang juga hampir gagal akad nikahnya. Ia yang merupakan warga Tembong itu mengaku bahwa rencana akad nikah yang telah jauh direncanakan, hampir saja gagal.

    “Tapi setelah komunikasi, akhirnya ada ketentuan dari KUA. Akad boleh berlangsung, tapi hanya diperbolehkan pihak dari keluarga saja yang dapat menghadiri,” ucapnya.

    Ia yang akan menikah dengan pria asal Bogeg itu mengaku cukup kecewa karena tidak dapat membagi kebagiaan pada momen pernikahannya itu. Namun ia juga memaklumi, karena itu semua demi kebaikan bersama.

    “Kecewa sih ada, karena kan pihak keluarga sudah menyiapkan semuanya. Tapi mau gimana lagi, karena bukan hanya saya yang merasakan. Mungkin ini sudah jadi kehendak Allah, saya ambil hikmahnya aja,” tandasnya. (DZH)

  • Warga Permata Hijau Kota Serang Karantina Lokal

    Warga Permata Hijau Kota Serang Karantina Lokal

    SERANG, BANPOS – RW 08 pada kawasan Permata Hijau – Kota Serang Baru, membuat kebijakan karantina lokal atau local lockdown. Hal ini dilakukan sebagai tindakan preventif di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, pada perumahan itu juga terdapat satu orang warga yang baru pulang dari Malaysia, sehingga warga sekitar menjadi was-was.

    Ketua RW 08, M. Maklufi, mengatakan bahwa karantina lokal yang pihaknya lakukan merupakan hasil kesepakatan antara pengurus RW, RT beserta kesepuhan setempat. Inisiatif ini dilakukan melihat perkembangan pandemi Covid-19 masih belum membaik.

    “Mengingat penyebaran Covid-19 yang sudah mewabah, jadi kami inisiatif melakukan karantina. Warga dari luar tidak boleh masuk ke Permata hijau. Khusus untuk warga setempat saja yang boleh keluar masuk,” ujarnya saat ditemui BANPOS di kediamannya, Minggu (29/3) malam.

    Makhlufi mengatakan bahwa karantina tersebut akan mulai diberlakukan pada Senin (30/3) pagi. Sehingga, siapapun masyarakat di luar kawasan Permata Hijau dilarang untuk masuk ke dalam kawasan itu.

    “Siapapun, itu harus menunggu di pos keamanan. Sama halnya seperti tamu pun harus mengobrol dengan tuan rumahnya di pos keamanan. Kemudian anak-anak tidak boleh keluar dari lingkungan Permata Hijau, kecuali didampingi oleh orangtua,” jelasnya.

    Berdasarkan pengakuannya, terdapat salah satu warga yang anaknya ingin berkunjung dari Tangerang. Dengan tegas ia mengatakan bahwa jika memang ingin bertemu, dapat dilakukan di pos keamanan.

    “Tapi kalau mau masuk ke sini, dengan catatan mau keluar masuk, yah mohon maaf, saya menolak. Boleh masuk namun dengan catatan harus diisolasi selama 14 hari di rumah,” katanya.

    Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa diterapkannya karantina lokal ini dikarenakan terdapat salah satu warga yang baru pulang dari Malaysia. Kendati telah diminta untuk isolasi diri selama 14 hari, namun warga sekitar merasa was-was.

    “Saya pribadi sebagai pengurus RW, setidaknya ada rasa gelisah juga. Datang sekitar tiga hari yang lalu. Itu untuk menjaga dari terjangkitnya virus itu sendiri. Jadi dari pihak kami, sedini mungkin untuk menjaga ke arah situ. Daripada nanti malah kejadian kan,” ucapnya.

    Mengenai koordinasi, Makhlufi mengaku belum melakukan koordinasi dengan lurah maupun camat setempat. Namun kebetulan, pada kawasan dirinya terdapat ketua Forum Kesehatan se-Banten, unsur Polda dan anggota DPRD Kota Serang, Ari Winanto.

    “Koordinasi dengan camat atau lurah, sementara belum sejauh itu. Karena ini sifatnya hanya RW kami. Disini kebetulan ada yang bekerja di Polda. Lalu ada kasepuhan pak Maman yang juga ketua Forum Kesehatan se-Banten dan Ari Winanto dari Komisi II dewan kota. Ternyata Alhamdulillah mendukung sekali dengan adanya sistem ini,” tandasnya.