Kategori: PERISTIWA

  • Polisi Larang Dua Resepsi Pernikahan di Malingping

    Polisi Larang Dua Resepsi Pernikahan di Malingping

    MALINGPING, BANPOS – Berbarengan dengan suasana Social/ Physical Distancing karena Covid-19, dua kegiatan resepsi pernikahan yang berada di dua desa Kecamatan Malingping terpaksa diminta bubar oleh jajaran kepolisian setempat, Minggu (29/3).

    Informasi yang didapat, resepsi pernikahan itu berada di Desa Sukaraja dan Sukamanah.

    “Iya, sohibul hajat (pelaksana resepsi, red) bingung, masalahnya undangan udah disebar sejak dua minggu lalu, puncak hajatnya hari ini, mudah-mudahan tamu pun memaklumi. Dan tadi pihak kepolisian datang ke sini. Kita diminta polisi untuk tidak mengadakan acara resepsi meriah. Dan Alhamdulillah acara tetap berjalan walau sederhana, undangan pun sebagian datang, walau kita ngadainnya tidak meriah,” ujar salah seorang kerabat pelaksana hajat salah satu kampung di Desa Sukaraja, Eri Sariati, Minggu (29/03).

    Sementara di Desa Sukamanah, pernikahan di rumah pengantin Novi Rindiani berlangsung sederhana tanpa resepsi. Akad nikah pun hanya dihadiri oleh dua keluarga inti dari pasangan ke dua mempelai saja.

    “Ya, kita juga udah seminggu lalu nyebar undangan. Tapi karena ada larangan pemerintah sedang musim corona dan harus lock down, jadi keluarga kami sejak dua hari lalu udah menyebar WA dan mendatangi yang diundang untuk permohonan maaf tidak melakukan resepsi. Mungkin resepsi mah nanti aja, itu kalau ada rejeki dan situasi udah normal,” ujar Novi Rindiani, sang pengantin wanita kepada BANPOS.

    Kanit Intelkam Polsek Malingping Iptu Rhenaldi kepada BANPOS mengharapkan warga untuk tidak melakukan aktivitas keramaian masa, ini demi kenyamanan warga dalam menghadapi penyebaran pandemi Korona.

    “Ya, saat ini saya kebetulan sedang di Rangkas. Soal itu kita udah jauh hari mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas keramaian publik, termasuk ngadain acara resepsi hajatan. Tapi kita melakukannya secara preventif, tidak represif. Kalaupun ada yang ngadain, kita datangi untuk diimbau membatasi keramaiannya saja secara persuasif, ini demi keselamatan kita semua,” ujar Rhenaldi.(WDO/PBN)

  • Pemakaman Pekerja Asal Jakarta Menggunakan APD, Dinkes Lebak Sebut Negatif Corona

    Pemakaman Pekerja Asal Jakarta Menggunakan APD, Dinkes Lebak Sebut Negatif Corona

    LEBAK, BANPOS – Masyarakat Kabupaten Lebak dibuat bertanya-tanya dan was-was dengan adanya pemakaman seorang jenazah pria berinisial MP di TPU H. Mustaqin Keluarahan Muara Ciujung Timur Kecamatan Rangkasbitung.

    Rasa was-was masyarakat bukan tanpa alasan lantaran proses pemakaman jenazah tersebut berbeda dari biasanya yang dilakukan. Tim medis RSUD dr. Adjidarmo yang melaksanakan pemakaman menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat menurunkan jenazah dari dalam mobil ambulance.

    Informasi yang didapat BANPOS, Sabtu (28/3), MP merupakan warga DKI Jakarta yang mengeluh sakit batuk dan sesak napas. Sebelum masuk IGD rumah sakit Adjidarmo, Jum’at (27/3), MP sempat melakukan perawatan secara mandiri di salah satu rumah keluarga di Kecamatan Rangkasbitung. Ia dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (28/3) sekira pukul 11:30 WIB.

    Banyak masyarakat yang berasumsi saat proses pemakaman jenazah MP yang dilaksanakan Tim medis RSUD dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (ADP).

    Ketua Tim Gugus Covid-19 Kabupaten Lebak, Dede Jaelani kepada wartawan Sabtu (28/3) mengatakan, bahwa dari hasil pemeriksaan medis MP itu negatif Covid-19.

    “Kita dapat laporan dari Dinkes, hasil rapid test Covid-19 MP negatif atau non reaktive,” katanya.

    Senada disampaikan Pelaksana tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Triatno Supiyono, dan Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), dr. Firman Rahmatullah. Bahwa hasil rapid test Covid-19 MP negatif.

    “Hasil rapid test non reaktif,” ungkap keduanya, Sabtu (28/3) kepada BANPOS.(MG-01/PBN)

  • Potong Gaji Anggota, F-PKS Kota Serang Bagi-bagi Masker dan Hand Sanitizer

    Potong Gaji Anggota, F-PKS Kota Serang Bagi-bagi Masker dan Hand Sanitizer

    SERANG, BANPOS – DPRD Kota Serang Fraksi PKS melakukan bagi-bagi 6.000 masker dan 3.000 hand sanitizer secara gratis untuk masyarakat. Kegiatan itu dilakukan di depan perumahan Kota Serang Baru (KSB).

    Selain itu, Fraksi PKS juga memberikan bantuan alat pelindung diri (APD) kepada RSUD Kota Serang berupa masker N95 sebanyak 100 buah. Bantuan itu diterima langsung oleh Direktur RSUD Kota Serang, Tedja Ratri.

    Seluruh bantuan tersebut diketahui merupakan hasil pemotongan gaji para anggota Fraksi PKS yang berjumlah lima orang. Pemotongan tersebut rencananya akan dilakukan selama dua bulan.

    Ketua Fraksi PKS, Tb. Ridwan Akhmad, mengatakan bahwa kegiatan yang pihaknya lakukan merupakan salah satu upaya dalam mencegah penyebaran Covid-19. Meskipun menurutnya, dengan jumlah tersebut dirasa masih kurang.

    “Pada prinsipnya kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat di tengah pandemi Covid -19. Mungkin ini upaya kecil yang akan kami lakukan, sebagai bagian dari masyarakat Kota Serang,” ujarnya, Sabtu (28/3).

    Menurut Ridwan, dalam dua bulan kedepan pihaknya telah bersepakat untuk melakukan pemotongan gaji para anggota Fraksi PKS, untuk dapat digunakan membeli APD serta kebutuhan lainnya dalam pencegahan Covid-19.

    “Gaji kami pada bulan Maret ini sudah dipotong, minimal 50 persen. Semuanya dikumpulkan untuk menjadi bantuan yang kami salurkan ini. InsyaAllah dua bulan kami akan lakukan pemotongan gaji,” jelasnya.

    Sementara itu, langkah yang akan diambil oleh Fraksi PKS dalam pemerintahan yakni membantu melalui badan anggaran, dalam melakukan pergeseran anggaran dan pencairan biaya tak terduga (BTT).

    “Saya kira pak Walikota sudah melakukan hal itu dan kami akan dukung. Kami juga akan mendorong agar Pemkot Serang membuat skenario dampak Covid-19 ini bagi para pelaku UMKM di Kota Serang,” jelasnya.

    Direktur RSUD Kota Serang, Tedja Ratri, mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi bantuan yang diberikan oleh Fraksi PKS kepada RSUD Kota Serang. Menurutnya bantuan tersebut sangat berarti di tengah kelangkaan APD saat ini.

    “Saya ucapkan banyak terimakasih kepada Fraksi PKS karena telah membantu kami dengan memberikan APD. Ini sangat berarti karena saat ini APD baik masker maupun lainnya, sangat langka,” ucapnya.

    Senada disampaikan oleh salah satu masyarakat, Aisyah. Ia yang kesehariannya berjualan nasi padang di depan perumahan KSB mengaku sangat berterimakasih dengan bantuan yang diberikan Fraksi PKS.

    “Karena kan saat ini langka yah. Selain itu juga emang mahal harganya. Kami kalau keluar rumah pun jadi takut. Ini baru pertama kali ada yang membagikan masker dan hand sanitizer. Sebelumnya hanya ke ojek saja tidak ke masyarakat,” tandasnya. (DZH)

  • Mengaku Dibajak, Mahasiswa UIN Bantah Positif Korona

    Mengaku Dibajak, Mahasiswa UIN Bantah Positif Korona

    SERANG, BANPOS – Sivitas akademika UIN ‘SMH’ Banten sempat dihebohkan dengan adanya status dari salah satu mahasiswanya yang menyatakan diri terpapar Covid-19. Status tersebut diperkuat dengan foto dirinya yang sedang berada di salah satu ruangan dengan petugas yang menggunakan APD.

    Dalam status tersebut, mahasiswa Fakultas Syariah itu menuliskan bahwa dirinya sedang menjalani karantina di RS rujukan di Tangerang.

    “Teruntuk teman-teman, mohon doanya ya untuk kesembuhan saya. Terhitung hari ini saya menjalankan karantina di RS rujukan di Tangerang,” tulisnya.

    Berdasarkan hasil penelusuran, akhirnya BANPOS dapat berkomunikasi langsung dengan mahasiswa tersebut. Hasilnya, ia mengaku bahwa ternyata WhatsApp miliknya terkena bajak oleh seseorang.

    “Iyah benar, WhatsApp saya ada yang membajak,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Jumat (27/3) malam.

    Ia mengatakan bahwa status WhatsApp yang tersebar itu merupakan hasil bajakan orang yang tidak bertanggungjawab. Bahkan, percakapan antara dirinya dengan Kepala Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) bukan dirinya yang melakukan.

    “Saya tidak chattan sama sekali dengan kepala jurusan. Saya sangat meminta maaf apabila ada yang dirugikan oleh postingan tersebut,” jelasnya.

    Padahal menurutnya, ia belum dinyatakan positif Covid-19. Berdasarkan keterangan dokter, ia hanya terkena infeksi saluran pernapasan ringan saja.

    “Iyah, saya tidak positif Korona. Hanya paringitis (infeksi saluran pernapasan). Cuma dari dokternya jika tidak kunjung membaik baru ada rujukan,” tandas dia. (DZH)

  • BPTD Akan Siapkan Alat Pengukur Suhu Tubuh di Terminal Tipe A

    BPTD Akan Siapkan Alat Pengukur Suhu Tubuh di Terminal Tipe A

    PANDEGLANG, BANPOS – Belum tersedianya alat pengukur suhu tubuh di Terminal Tipe A Labuan, ditanggapi oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VIII Provinsi Banten, dengan akan menyediakan alat pengukur suhu tubuh.

    Namun BPTD mengakui, dalam penyediaannya kesulitan untuk mendapatkan alat tersebut. Sedangkan alat itu dapat digunakan untuk memeriksa suhu tubuh para penumpang yang datang dari luar wilayah Kabupaten Pandeglang, dalam upaya pencegahan penyebaran virus korona.

    Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VIII Provinsi Banten, Nurhadi Unggul Wibowo mengatakan, untuk mencari alat pengukur suhu tubuh yang akan disediakan di Terminal Type A Labuan dan Terminal tipe A Mandala Rangkasbitung, merasa kesulitan karena kehabisan stok alat tersebut.

    “Untuk terminal tipe A Labuan dan terminal tipe A Mandala Rangkasbitung belum ada. Kami sudah mencari kemana-mana stok sudah pada habis. Sedang inden (pemesanan, red) di ACE hardware dan sudah bayar, infonya diperkirakan tanggal 15 April barang akan dikirim,” kata Nurhadi kepada BANPOS melalui selulernya, Kamis (26/3).

    Menurutnya, untuk pemenuhan kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para petugas terminal, pihaknya sudah membagikan kepada seluruh terminal Tipe A yang pengelolaannya dibawah BPTD Wilayah VIII Provinsi Banten.

    “Kami sudah bagkan ke semua terminal, pelindung untuk petugas berupa masker, kaos tangan dan hand sanitizer serta penyemprotan disinfektan baik di terminal maupun di dalam sarana angkutannya. Kita bagikan ke seluruh terminal Tipe A yang pengelolaannya dibawah BPTD Wilayah VIII Banten,” terangnya.

    Nurhadi mengaku, terkait terbatasnya kiriman APD yang dikirim ke terminal, pihaknya mendapatkan barang yang dipesan sangat terbatas, sehingga barang yang dikirim ke terminal menjadi terbatas.

    “Karena kita dapatnya juga terbatas. Sedang pesan lagi hand sanitizer dan disinfektan, semua barang langka. Besok ada disinfektan lagi disana,” ungkapnya.

    Sebelumnya diberitakan, Terminal Tipe A Labuan, Kabupaten Pandeglang, belum menyediakan fasilitas kesehatan pengukur suhu tubuh untuk penumpang yang datang maupun keluar wilayah Kabupaten Pandeglang, dalam upaya untuk melakukan pencegahan penyebaran virus Korona.

    Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Type A Labuan, Lina Darlina mengatakan, fasilitas untuk memeriksa kesehatan para penumpang baik yang datang dari luar wilayah Kabupaten Pandeglang, maupun yang akan berangkat ke luar belum tersedia.

    “Pada hari Selasa (24/3) lalu, kita baru dikirim berupa sarung tangan, hand sanitizer dan masker oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) wilayah VIII Provinsi Banten. Kalau untuk memeriksa suhu tubuh para penumpang kita belum ada, Puskesmas juga bingung tidak punya alatnya,” kata Lina kepada BANPOS melalui selulernya, Rabu (25/3).

    Menurutnya, untuk Alat Pelindung Diri (APD) yang dikirm oleh pihak Balai, hanya untuk petugas terminal saja. Untuk penumpang, pihaknya menggunakan APD yang ada.

    “APD yang dikirim langsung kita bagikan kepada petugas terminal saja mengingat jumlah sangat minim. Untuk penumpang serta awak bus, kita arahkan masuk kedalam terminal untuk cuci tangan menggunakan hand sanitizer yang kita siapkan,” terangnya.

    Untuk alat pengontrol suhu tubuh, lanjut Lina, pihaknya ingin menyiapkan alat tersebut untuk melakukan pemeriksaan suhu tubuh penumpang. Akan tetapi karena tidak memiliki anggaran, pihaknya tidak bisa menyediakan alat tersebut.

    “Untuk mencegah penyebaran virus Korona, kita tidak punya alat pengontrol suhu tubuh. Kalau kita kan anggarannya dari balai, yang dikirim oleh balai itu hanya sarung tangan, masker sama hand sanitizer dan itupun hanya untuk petugas terminal saja itupun masih kurang,” ujarnya.

    “Yang dikirim itu hanya sepasang, kalau kita pakai setiap hari kan pasti kotor. Kan seharusnya untuk sekali pakai atau dua kali pakai saja. Kalau untuk kiriman selanjutnya, saya juga belum tahu kapan mau dikirim,” ungkapnya.(DHE/PBN)

  • Cegah Covid-19, Pelayanan SIM di Polres Serang Berlakukan Prodedur Ketat

    Cegah Covid-19, Pelayanan SIM di Polres Serang Berlakukan Prodedur Ketat

    SERANG,BANPOS- rangka mencegah penyebaran virus korona, Satlantas Polres Serang memberlakukan prosedur ketat bagi para pemohon.

    Para pengunjung yang akan masuk gedung Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) SIM harus melalui dua kali penyemprotan cairan disinfektan yaitu di gerbang utama Mapolres Serang serta di depan gedung Satpas SIM.

    Selain disemprot disinfektan, pengunjung kantor Satlantas juga akan menjalani pemeriksaan suhu tubuh mencuci yang menggunakaan cairan sanitizer sebelum diizinkan masuk. Di dalam ruangan Satpas, para pemohon SIM juga juga diharuskan mejaga jarak dengan yang lainnya sesuai tanda yang terpasang.

    “Kegiatan penyemprotan disinfektan dan social distance ini merupakan bentuk pelayanan Polres Serang kepada masyarakat dalam pencegahan penyebaran Virus Corona (Covid – 19),” ungkap Kapolres Serang AKBP Mariyono didampingi Kasatlantas AKP NP Winoto kepada wartawan, Kamis (26/3/2020).

    Salah satu pemohon SIM, Hendra berterima kasih atas tersedianya fasilitas bilik desinfektan serta pemeriksaan suhu tubuh. Hal ini membuatnya tidak was-was lagi bertemu banyak orang mengurus SIM.
    Warga Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang ini, merasa aman sebab pencegahan virus corona tidak hanya di bilik saja.

    “Bagus sih, biar semua steril dari virus yang mematikan ini. Pelayanan bagus, disuruh ke bilik terus cuci tangan, cek suhu dikasih antiseptik dan menjaga jarak,” ujarnya. (AZM)

  • Merasa Dibekingi, Penambangan Batu Bara Ilegal Baksel Tetap Beroperasi

    Merasa Dibekingi, Penambangan Batu Bara Ilegal Baksel Tetap Beroperasi

    CIHARA, BANPOS – Diduga ada yang menjadi beking, sehingga masih marak praktik tambang batubara ilegal di kawasan Lebak selatan (Baksel), tepatnya di Blok Pamatang Timur Batu Karut Desa Panyaungan, Kecamatan Cihara.

    Dilaporkan setiap hari puluhan ton defosit batubara terangkat dari lobang ke stok file setempat.

    Pegiat Lingkungan di Baksel, Wijaya D Sutisna kepada BANPOS melaporkan, mereka sepertinya dengan sengaja melakukan penambangan batubara ilegal. “Mereka berani terang-terangan, karena saya duga ini mereka merasa ada yang membekingi,” kata Wijaya, Rabu (25/3).

    Ia menganggap bahwa keberadaan koperasi yang mewadahi para penambang batubara ilegal itu kegiatannya ilegal.

    “Walaupun diwadahi dalam koperasi, kegiatan mereka itu tetap ilegal, karena tidak mengantongi ijin penambangan, tapi paktanya mereka merasa berani karena dibalut wadah koperasi, mereka menganggap bahwa mereka tidak terjerat oleh UU Minerba. Kani minta praktek ilegal ini harus segera ditertibkan,” tegasnya.

    Wijaya mengherankan, karena para pemilik lobang dan pengepul itu sudah seperti kebal hukum, padahal jelas telah melakukan praktik ilegal tapi dilakukan terang-terangan.

    “Ya, saya tau oknum pemilik lobangnya itu seperti Senco, Herman, komar dan pengepul besarnya yaitu Haji Dulhari dan Beben, mereka semua dengan terang terangan melakukan penambangan dan menampung batubara dari hasil penambanga ilegal, dan diduga yang membekinginya ada dari oknum aparat dan juga dari pihak pengurus koperasi,” beber Wijaya.

    Adapun soal keberadaan koperasi, juga dibenarkan oleh seorang pengepul batubara yang namanya minta di rahasiahkan, ia mengaku persoalan masuk atau tidak ke wadah koperasi tersebut memang tidak membetulkan praktik ilegalnya,

    “Menurut saya tidak ada artinya sih, toh keberadaan kita memang masih ilegal kok, menurut saya walaupun dikordinir oleh koperasi dengan kordinasi kepada aparat seperti yang sudah-sudah, ya sama saja, toh keberadaan kita nyata tidak dibenarkan oleh hukum,” ungkapnya.

    Kapolsek Panggarangan/Cihara, Dwiyanto ketika dihubungi wartawan menyatakan, pihaknya bersama Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimka) sudah melakukan upaya sosialisasi penertiban.

    “Udah dilakukan sosialisasi untuk penertiban bersama Forkopimka, tapi mereka selalu membangkang. Dan minggu lalu tim dari Polda sudah turun menertibkannya. Jelasnya silahkan hubungi KRPH,” ujarnya dalam jawaban rilis.

    Begitupun, meski sudah dipasang papan informasi tentang sanksi hukum bagi mereka yang melakukan eksploitasi lahan perhutani, oknum penambang tidak pernah mengindahkan dan terkesan menyepelekannya.

    Diketahui, lahan perhutani yang berada di wilayah KRPH Panyaungan Timur yang memiliki luas 1.860,30 Hektar, kini telah mengalami kerusakan di banyak titik.

    Saat dikonfirmasi, KRPH Panyaungan Timur, Endang Sujana kepada wartawan membenarkan bahwa praktik penambang liar ilegal itu melakukan praktik tanpa menghiraukan dampak lingkungan,

    “Mereka liar, tidak memiliki SOP, main gali dan bekasnya tidak pernah direklamasi. Lobang-lobang itu menganga begitu saja, rawan longsor dan berbahaya bagi orang dan juga ternak,” ujar Endang.

    Kata dia, bahwa beberapa hari lalu pihak perhutani pun sudah melakukan patroli dan operasi, juga telah melakukan penutupan kegiatan penambangan. Dan pihaknya mengaku tidak mengetahui praktik ilegal itu marak lagi.

    “Terimakasih pak atas informasinya, dan kami akan menindak lanjutinya,” paparnya.(WDO/PBN)

  • Kadin Cilegon Melawan, Sahruji Laporkan Balik Ahmad Kholid ke Polda Banten

    Kadin Cilegon Melawan, Sahruji Laporkan Balik Ahmad Kholid ke Polda Banten

    CILEGON, BANPOS,- Gugatan Perdata seorang warga Cilegon bernama Ahmad Kholid terkait sejumlah lembaga penerima dana Hibah dan Bansos dari Pemkot Cilegon, ke Pengadilan Negeri (PN) Serang, berbuah tuntutan balik.
    Ahmad Kholid oleh Sahruji yang merupakan Ketua Kadin Kota Cilegon dilaporkan ke Polda Banten, Senin (23/3) lalu.

    “Sudah saya katakan bahwa selaku Ketua Kadin Cilegon, saya akan menuntut balik. Sudah saya laporkan balik saudara Ahmad Kholid ke Polda Banten. Dengan laporan pencemaran nama baik dan fitnah,” ujar Sahruji yang menghubungi Banten Pos, Senin lalu.

    Sahruji mengaku tidak terima atas tuduhan dan laporan yang tidak benar bahwa lembaga profesi para pengusaha yakni Kadin Kota Cilegon dituduh menerima anggaran bantuan Hibah dan Bansos dari Pemkot Cilegon.

    “Soal hukum itu jangan main- main. Melaporkan seseorang dan lembaga resmi yang jelas- jelas tidak berdasar itu sudah menuduh dan cenderung ke fitnah. Ternyata kan Kadin memang tidak ada kaitan dengan Hibah dan Bansos yang dikelola pemerintah. Itu artinya gugatan ke pengadilan sudah ngawu,” tandas Sahruji.

    Gugatan Ahmad Kholid yang tidak berdasar itu dengan munduh Kadin Cilegon menerima hibah bansos, lanjut Sahruji telah mencemarkan nama baik lembaga Kadin dan pribadi.

    Setelah melaporkan Ahmad Kholid ke Polda Banten, pihaknya tinggal menunggu proses hukum yang dipercayakan kepada aparat kepolisian.
    Laporan tersebut kata Sahruji tertuang dengan Nomor: TBL/106/III/RES .1.14/2020/SPKT III/BANTEN.

    Reaksi Sahruji dengan melaporkan balik Ahmad Kholid ke Polda Banten setelah pada sidang gugatan di PN Serang pada 18 Maret lalu dinyatakan gugur oleh majelis hakim.

    Gugatan perdata dinyatakan gugur oleh majelis hakim karena Ahmad Kholid selaku penggugat tidak menghadiri persidangan.

    Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorabg warga Cilegon Ahmad Kholid mendaftarkan gugatan program dana hibah bansos di lingkungan Pemkot Kota Cilegon ke Pengadilan Negeri Serang.

    Alasan warga menggugat adalah diduga ada kepentingan politik jelang Pilkada Serentak 2020 di balik dana hibah dan bansos tersebut.
    Gugatan Ahmad Holid ke PN Serang pada Selasa (3/3) lalu. Pengelolaan dana hibah yang digugat adalah tahun anggaran 2018, 2019, dan 2020.

    Hibah bansos yang digugat tersebut meliputi Hibah Bansos yang sudah dan akan disetujui, atau akan dicairkan kepada beberapa organisasi yang diduga sangat rawan terdapat unsur conflict of interest dan dugaan nepotisme.

    Sebagian besar dana hibah dan bansos Kota Cilegon terutama dari APBD 2019-2020, ada yang baru akan atau sudah digelontorkan diduga untuk kepentingan pemenangan bakal calon petahana pada Pemilukada Kota Cilegon 2020.

    Dalam gugatannya, Ahmad Kholid mencantumkan Kadin Kota Cilegon dengan ketuanya Sahruji sebagai salah satu penerima dana hibah bansos. Sehingga Nana Kadin Sahruji sebagai tergugat IV.(BAR).

  • Soal Mahasiswa Positif Corona, Ini Kata Pihak Untirta

    Soal Mahasiswa Positif Corona, Ini Kata Pihak Untirta

    SERANG, BANPOS – Informasi mengenai adanya mahasiswa Untirta yang terjangkit Covid-19 dibenarkan oleh Humas Untirta, Veronica Dian. Namun menurutnya, mahasiswa tersebut masih belum positif Covid-19. Sebab saat ini diketahui statusnya masih Orang Dalam Pemantauan (ODP).

    “Berdasarkan informasi, statusnya masih ODP belum menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Berbeda dengan bapaknya, jadi masuk isolasinya ruang biasa,” ujarnya saat dihubungi BANPOS melalui sambungan telepon, Rabu (25/3).

    Ia mengatakan, mahasiswa berinisial YB itu tidak mengikuti UTS yang digelar beberapa waktu yang lalu, dengan alasan karena bapaknya sedang jatuh sakit. Sehingga, ia memastikan tidak ada mahasiswa lainnya yang terpapar Covid-19.

    “Anak itu tidak ikut UTS. Bukan karena sakit tapi justru bapaknya yang sakit. Jadi yang terpapar parah itu bapaknya. Dia tidak datang ke kampus setelah itu, jadi tidak ada mahasiswa lain yang berinteraksi dengan YB,” kata Dian.

    Menurutnya, YB pada mulanya merasakan sesak nafas. Sehingga ia merasa khawatir bahwa dirinya terjangkit Covid-19. Namun setelah dirawat, rasa sesaknya sudah berangsur membaik.

    “Jadi masih ringan, anak ini tiba-tiba merasa sesak. Anak ini khawatir. Kalau yang diisolasi itu bapaknya dengan kondisi agak parah. Sekarang dikabarkan sudah agak ringan,” jelasnya.

    Berdasarkan komunikasi pihak Dekanat FEB Untirta dengan YB, diketahui bahwa saat ini hanya YB dan bapaknya saja yang dirawat di RSUD Banten.

    “Ibunya alhamdulillah tidak kenapa-kenapa, hanya dia dan bapaknya. Bapaknya yang tadinya agak parah, kemudian dirujuk ke RSUD Banten bersama dirinya,” terangnya.

    Dia pun berharap kondisi YB dapat segera pulih. Selain itu ia juga berharap hasil tes swab yang dijalani oleh YB mengeluarkan hasil negatif.

    “Mudah-mudahan semua berangsur membaik, bapaknya bisa kembali sehat. Si anaknya juga hasil labnya mudah-mudahan negatif,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan, Sivitas Akademika Untirta dihebohkan dengan adanya pesan berantai yang mengatakan bahwa terdapat salah satu mahasiswa Untirta yang terjangkit Covid-19.

    Dalam pesan tersebut, dituliskan bahwa mahasiswa asal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) itu dinyatakan positif Covid-19.

    “Assalamu’alaikum, selamat siang pak mohon izin untuk melaporkan bahwa rekan KKM saya (YB – FEB Untirta) saat ini dinyatakan positif terkena virus Corona/Covid-19,” tulis pesan berantai yang diterima BANPOS. (DZH)

  • Kadinkes Kota Serang Sebut Video di TPU Kedalingan Hoaks

    Kadinkes Kota Serang Sebut Video di TPU Kedalingan Hoaks

    SERANG, BANPOS – Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, membantah jenazah yang dimakamkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) karena terpapar Covid-19. Hal ini menjawab berbagai pertanyaan masyarakat atas beredarnya video pemakaman jenazah menggunakan APD.

    “Memang ini banyak yang menanyakan. Jadi dari 16 wilayah kerja Puskesmas dan berdasarkan verifikasi data yang kami input bahwa tidak ada data orang meninggal karena Covid-19. Jadi itu hoaks, ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (25/3).

    Menurut hematnya, para petugas yang mengurus jenazah tersebut menggunakan APD sebagai bentuk kehati-hatian mereka di tengah pandemi Covid-19. Kendati jenazah tersebut belum tentu terpapar virus.

    “Saya membacanya itu merupakan bentuk kehati-hatian para petugas. Karena kan sekarang sedang maraknya Covid-19. Meskipun belum tentu jenazah itu terpapar virus Corona, namun pemahaman bahwa kita semua bisa saja menjadi sumber infeksi,” terangnya.

    Ikbal mengatakan, langkah yang diambil oleh para petugas pemakaman tersebut merupakan langkah yang tepat. Meskipun menurutnya, APD yang digunakan masih belum memenuhi standar.

    “APD yang digunakan memang masih di bawah standar. Jadi itu hanya untuk meminimalisir kontak dan paparan dengan jenazah. Tapi yah itu upaya yang dilakukan sudah tepat,” katanya.

    Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya video yang beredar. Sebab, apabila memang jenazah tersebut meninggal karena Covid-19, maka pihak rumah sakit sudah pasti akan konfirmasi kepada Dinkes Kota Serang.

    “Karena kalau meninggalnya karena Covid-19, sudah pasti datanya akan masuk ke kami. Karena itu merupakan data yang harus diketahui oleh kami,” tandasnya. (DZH)