Kategori: PERISTIWA

  • Dua Wisatawan Asal Jakarta Terseret Ombak Pantai Ciantir

    Dua Wisatawan Asal Jakarta Terseret Ombak Pantai Ciantir

    BAYAH, BANPOS – Dua wisatawan asal Cengkareng Jakarta Barat, Fikri Haikal (28) dan Dahlan Budiansah (28) mengalami nasib naas.

    Keduanya diaporkan terseret ombak saat berenang di Pantai Ciantir, Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Minggu sore (19/0).

    Satu orang yang beranama Fikri Haikal sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara Dahlan Budiansah masih dalam pencarian tim.

    Saksi menyebutkan, kejadian itu bermula saat korban beserta dua temannya yakni Widi Syaputra (18) dan Aip (28) berenang di pantai sembari menikmati keindahan destinasi wisata pantai itu.

    Saat mereka asik berenang, korban bernama Fikri dan Widi terseret ombak ke tengah lautan.

    Mengetahui dua temennya terseret ombak, korban bernama Dahlan pun mencoba menolong rekannya.

    Namun, malang, Dahlan yang berniat menolong malah hilang terseret ombak.

    Kapolsek Bayah, AKP Tatang Warsita kepada wartawan membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya empat orang sebelumnya berenang di pantai Ciantir, dua orang terseret ombak dan dua temannya yang lain selamat.

    “Sore kira-kira pukul 16.10 WIB empat wisatawan itu mulai bermain di pesisir pantai, setelah main mereka berenang ke pantai. Namun, yang satunya (Aip-red) menepi, sedangkan tiga orang lainnya melanjutkan berenang. Tiba-tiba Fikri dan Widi terseret ombak, pada waktu itu juga Budi langsung bergegas menolong tapi terseret ombak ketengah dan tidak terselamatkan. Sedangkan Widi berhasil selamat,” ujar AKP Tatang, Senin (20/1).

    Kata dia, pukul 17.45 Wib kemarin, satu korban ditemukan. Namun, korban lainnya hingga saat ini masih dalam pencarian.

    “Korban bernama Fikri Haikal telah ditemukan karena tersangkut mata pancing masyarakat yang sedang memancing. Namun, kondisi korban sudah meninggal,” terangnya. (WDO)

  • Unpam Hadir di Kota Serang

    Unpam Hadir di Kota Serang

     

    WALANTAKA,BANPOS- Walikota Serang, Syafrudin, ikut serta dalam peletakan batu pertama pembangunan gedung kampus 3 Universitas Pamulang, di kelurahan Kalodran, Kecamatan Walantaka, Senin (20/1/2020).

    Peletakan batu pertama ini turut disaksikan oleh Rektor Universitas Pamulang, Dayat Hidayat, Wakil Ketua Komisi 1 DPRD Kota Serang Khaeroni dan Ketua Yayasan Sasmita Jaya, Darsono.

    “Saya ucapkan selamat atas pembangunan gedung kampus 3 Universitas Pamulang. Ini menunjukan komitmen yang begitu besar dari Pamulang dalam konstribusi baik itu pendidikan maupun juga yang lainnya, termasuk pemutaran ekonomi di Kota Serang,” ujar Syafrudin.

    Menurutnya, pembangunan kampus 3 Universitas Pamulang dapat menjadi pijakan untuk membangun sumber daya manusia yang mumpuni demi majunya bangsa dan negara.

    “Pembangunan gedung kampus ini patut kita apresiasi, karena memang di pundak kitalah tersandang harapan untuk memajukan pendidikan untuk generasi masa mendatang,” kata Walikota Serang.

    Syafrudin pun berharap, Universitas Pamulang dapat semakin memajukan pendidikan di Kota Serang dengan tetap menerapkan tri dharma perguruan tinggi yang tediri dari pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.

    “Tri dharma ini merupakan tiga pola dasar dalam berfikir dan bertanggung jawab yang harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama dengan penuh kesadaran oleh setiap perguruan tinggi di Indonesia,” tuturnya.

    Di temlat yang sama, Ketua Yayasan Sasmita Jaya, Darsono, dalam laporanya mengatakan gedung kampus Universitas Pamulang ini akan menjadi kampus ke 3 Universitas Pamulang.

    “Gedung kampus ini terdiri dari 10 lantai, yang dilengkapi dengan fasilitas seperti musholah, parkir, kantin, ruang kantor, ruang perkuliahan, aula dan gedung serba guna,” katanya.

    Ia pun berharap keberadaan Universitas Pamulang di Kota Serang dapat menjadi salah satu unsur yang dapat memajukan Indonesia, khususnya di Kota Serang.

    “Karena itu kami mohon doa restu untuk pembangunan gedung ini, semoga ini dapat dimanfaatkan oleh anak cucu kita kelak,” tandasnya. (MG-01/DZH)

  • Tinjau Lokasi Terdampak Banjir, Walikota Serang Ikut Bersih-bersih Sampah

    Tinjau Lokasi Terdampak Banjir, Walikota Serang Ikut Bersih-bersih Sampah

    KASEMEN, BANPOS – Walikota Serang, Syafrudin, meninjau langsung lokasi terdampak banjir di Kampung Pamarican dan Kampung Sukajaya, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen. Bahkan, Syafrudin bersama unsur Muspika melakukan bersih-bersih sampah agar banjir cepat surut.

    “Ada masyarakat lapor kalau disini banjir, yah saya langsung kesini. Nih sama BPBD dan unsur Muspika Kasemen. Alhamdulillah sudah ada TAGANA, RAPI dan relawan juga,” tuturnya saat ditemui di lokasi terdampak, Minggu (19/1).

    Orang nomor satu di Kota Serang ini juga mengaku telah melakukan koordinasi dengan OPD terkait agar dapat melakukan tindaklanjut atas dampak banjir tersebut.

    “Saya sudah koordinasikan dengan Dinas PUPR, DLH, Dindikbud dan pihak terkait untuk penyelesaiannya. Saya pastikan Pemkot Serang tidak akan tinggal diam,” katanya.

    Ia pun khawatir dengan kondisi SDN Pamarican 1 dan 2 yang terdampak banjir. Menurutnya hal tersebut dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar.

    “Kasian juga siswa ini sekolahnya gimana kalau kebanjiran. Tadi kita juga sempat kuras sedikit-sedikit ruang kelas. Alhamdulillah dibantu sama masyarakat setempat juga,” ungkapnya.

    Seusai meninjau lokasi terdampak, Syafrudin terlihat memberi arahan kepada BPBD dan unsur Kecamatan Kasemen dalam membuat langkah-langkah penanganan lokasi terdampak.

    “Tolong pastikan ini selesai, kalau ada kendala apapun bisa langsung hubungi saya,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • Geger Jasa Pembuatan Ijazah Dijajakan Secara Online di Facebook

    Geger Jasa Pembuatan Ijazah Dijajakan Secara Online di Facebook

    SERANG, BANPOS – Jasa pembuatan dan duplikasi ijazah serta surat tanda tamat belajar (STTB) dijajakan secara online di salah satu grup jual beli Facebook. Akun Facebook bernama Isa Raja membagikan foto beserta nomor telepon yang dapat dihubungi dengan beberapa keterangan.

    “Ada jasa pembuatan/duplikasi buat yang butuh. Info lanjut bisa via inbox atau langsung ke mamang yang buat bang Iful Arif. No tipu,” tulisnya dalam postingan di salah satu grup jual beli, Sabtu (18/1).

    Ia pun melampirkan salah satu bukti ijazah yang telah dibuat atau diduplikasi. Dalam ijazah tersebut, beberapa informasi telah disamarkan. Namun terlihat beberapa informasi seperti nama sekolah, yaitu SMA Negeri 3 Balikpapan.

    Tertera pula dalam ijazah tersebut nama kepala sekolah, Daliya, beserta nomor induk pegawai (NIP) miliknya dan lengkap dengan tanda tangan dan cap basah SMA Negeri 3 Balikpapan.

    Selain itu, terdapat pula sertifikat tanda lulus Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas). Disana tertuliskan beberapa informasi seperti nilai hasil belajar dan tanda tangan dari Ketua Sub Rayon SMA/MA atas nama Muhammad Anshar. Adapun tahun dikeluarkannya surat tersebut yaitu pada 1 Juni 1988 di Indramayu, Jawa Barat.

    Saat BANPOS mencoba untuk menelusuri jasa tersebut, pesan singkat yang dikirim BANPOS melalui aplikasi perpesanan Whatsapp ternyata hanya ceklis satu atau tidak terkirim. Hal sama terjadi ketika BANPOS mencoba menghubungi penyedia jasa yaitu Iful Arif dengan telepon seluler, ternyata nomor tersebut tidak aktif.

    Namun, pada aplikasi perpesanan milik Iful Arif, terdapat katalog pembuatan ijazah. Dalam katalog tersebut, penyedia jasa memberikan beberapa deskripsi mengenai jasa yang diberikannya.
    Diantaranya yaitu biaya. Iful mematok harga sebesar Rp1.8 juta.

    Selain itu, Iful juga mendeskripsikan langkah yang harus ditempuh oleh calon pelanggan jasanya. Dalam deskripsi tersebut, Iful mengatakan bahwa pelanggan harus mengirimkan data dan mentransfer uang muka sebesar Rp800 ribu. Ia menuliskan pengerjaan jasa paling cepat selama seminggu.

    Setelah dokumen selesai dibuat, Iful akan memperlihatkan hasil dari dokumen yang ia buat atau duplikasi. Apabila sudah cocok, maka pelanggan harus mengirimkan sisa pembayaran dan dokumen akan dikirimkan melalui jasa ekspedisi swasta.

    Belum diketahui apakah jasa tersebut juga dapat dilakukan untuk mereka yang tidak lulus sekolah atau memalsukan data. (DZH)

  • Miris! Usai Direnovasi Rp200 Juta, Puskesmas Ini Dibiarkan Terbengkalai

    Miris! Usai Direnovasi Rp200 Juta, Puskesmas Ini Dibiarkan Terbengkalai

    SERANG, BANPOS – Meski sudah enam bulan lalu selesai direnovasi dengan menghabiskan anggaran sekitar Rp200 juta, Puskesmas pembantu di lingkungan perumahan RSS Pemda, Kelurahan Banjar Agung, dibiarkan terbengkalai. Padahal, warga sekitar sering menjadikan Puskesmas tersebut sebagai tempat untuk berobat.

    Ketua RT 02 RW 08 Kelurahan Banjar Agung, Jaya Endang Suparman, menerangkan bahwa Puskesmas tersebut telah di renovasi pada pertengahan 2019 dan selesai enam bulan yang lalu. Namun menurutnya Puskesmas tersebut dibiarkan terbengkalai hingga listrik tersebut dicabut PLN.

    “Kira-kira enam bulan yang lalu, sudah selesai tapi tidak di pergunakan lagi dan terbengkalai tidak terurus. Bahkan listrik pun di cabut. Saya dan warga merasa prihatin melihat keadaan seperti itu, dan tidak nyaman dilihatnya, mengganggu keindahan lingkungan,” ujarnya, Jumat (17/1).

    Endang mengatakan Puskesmas Pembantu telah beroperasi sejak beberapa tahun lalu. Bahkan banyak warga yang melakukan pengobatan ke sana. Ia juga mengatakan, saat renovasi berlangsung pelayanan berpindah ke Puskesmas Banten Girang.

    “Sempat buka, kemudian nginduk ke Puskesmas Banten Girang, dan sekarang ke Puskesmas Banjar Agung. Tapi setelah renovasi selesai tidak jelas penggunaannya sekarang,” ucapnya.

    Menurutnya, warga sekitar merasa terganggu dengan bangunan kosong tersebut. Karena dikhawatirkan bangunan kosong itu digunakan untuk kegiatan yang tidak benar seperti mesum dan mabuk-mabukan.

    “Ya warga jelas terganggu dan tidak menutup kemungkinan di malam hari kami tidak tahu seperti apa pintu-pintu yang tidak terkunci,” katanya.

    Sementara warga lainnya mengatakan, banyak warga yang sengaja datang untuk berobat, namun Puskesmas tak kunjung buka.

    “Tentu warga merasa kecewa, karena kami juga kan membutuhkan pelayanan kesehatan. Adanya puskesmas ini kan salah satu mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” ujar Riski.

    Ia pun menuturkan, sempat mendengar kabar kalau pembangunan puskesmas tersebut belum selesai, karena terbentur oleh kurangnya anggaran.

    “Yang saya dengar begitu, makanya belum dibuka pelayanannya. Tapi saya tahu betul pembangunan ini, anggarannya itu hampir Rp200 juta. Kalau tidak salah, ada plang informasi itu tertulis Rp197 juta lebih, mendekati Rp 200 juta,” tuturnya.

    Ia menegaskan, banyak warga di lingkungannya yang ingin berobat ke sana, dan Puskesmas itu merupakan satu-satunya fasilitas kesehatan yang terdekat.

    “Sejak di renovasi enggak pernah buka, warga sini kan juga banyak yang berobat. Jadi ada warga yang engga tahu dateng, ternyata kosong, kan kasihan berobatnya jauh ke Puskesmas Banjar Agung,” katanya.

    Riski mengatakan, Puskesmas tersebut sangat dibutuhkan oleh warga sekitar. Bahkan jika perlu, dirinya siap untuk membantu membersihkan bangunan tersebut, asalkan dioperasikan kembali sebagai Puskesmas.

    “Padahal kalau memang enggak dipakai, ya ngapain di renovasi mahal-mahal. Saya juga mau kalau memang diminta untuk membersihkan. Tapi ya itu, harus segera diisi, digunakan lagi buat puskesmas,” ucapnya.

    Saat BANPOS mencoba untuk melakukan konfirmasi kepada Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, melalui sambungan telepon tidak kunjung mendapatkan respon. (DZH/AZM)

  • Awas, Ada Ranjau Besi ‘Hantui’ Pengendara Kota Serang

    Awas, Ada Ranjau Besi ‘Hantui’ Pengendara Kota Serang

    SERANG, BANPOS – Teror ranjau besi diduga terjadi di Kota Serang. Pasalnya, sudah lebih dari 10 pengendara sepeda motor yang mengalami ban bocor akibat serpihan besi kecil di lokasi yang sama, yaitu sekitar Ramaya Kota Serang.

    Salah satu korban, Hairul Azizi, menuturkan bahwa dirinya merasa ada yang salah dengan ban motornya, ketika baru melewati mal Ramaya Kota Serang.

    “Jadi saya sedang mengantarkan pelanggan saya. Tiba-tiba baru saja lewat Ramayana, pas di pos Polisi alun-alun, ban saya seperti bocor rasanya,” ujarnya yang merupakan pengemudi ojek online, Sabtu (18/1) malam.

    Ia menuturkan bahwa dirinya tidak langsung menambal ban. Karena, penumpang yang sedang dibawanya menginginkan agar dapat segera sampai tujuan.

    “Nah waktu saya mau tambal di dekat alun-alun, disitu sudah ada 6 motor yang sedang menunggu giliran untun ditambal,” katanya.

    Selang beberapa lama, ia pun mengaku motor yang datang untuk ditambal semakin banyak. Menurutnya, selama ia menunggu kurang lebih ada 4 motor yang datang untuk ditambal.

    “Bahkan ada beberapa motor yang ditolak karena sudah terlalu banyak yang mengantre,” ucapnya.

    Hairul mengatakan, hasil perbincangan antara dirinya dengan pengendara motor yang juga bocor, rata-rata ban mereka bocor seusai melewati jalan di sekitar Ramayana.

    “Ban belakang semua yang bocor. Setelah diperiksa, semuanya terkena besi kecil begitu yang menancap. Bahkan sampai ada yang harus ganti ban karena tidak bisa dicabut,” ungkapnya.

    Senada disampaikan oleh salah satu korban ban bocor yang tidak mau disebutkan namanya. Ia mengatakan, pada saat itu dirinya baru saja keluar dari Ramayana.

    “Baru keluar dari Ramayana, tiba-tiba ban berasa bocor. Dan setelah ditanbah nih, ternyata besi kecil yang menancap,” ujarnya.

    Ia pun meminta kepada aparat berwajib agar dapat mencari tahu apakah ini merupakan modus yang dilakukan oleh oknum tak bertanggungjawab untuk melakukan tindakan yang merugikan.

    “Yah kan kita sering mendengar banyak modus dari penebaran ranjau seperti ini. Mau itu supaya penjualan ban laris atau untuk begal. Kan kita tidak mau rasa aman ini hilang,” tandasnya. (DZH)

  • Pemuda Pancasila Hampir Bentrok dengan Perpam, Ini Kronologis Awalnya

    Pemuda Pancasila Hampir Bentrok dengan Perpam, Ini Kronologis Awalnya

    SERANG, BANPOS – Bersitegangnya ormas Pemuda Pancasila dengan LSM Perpam sempat membuat gaduh Kota Serang, khususnya di depan markas MPW Pemuda Pancasila Banten dan di depan Waterboom Tembong Jaya yang diduga tempat LSM Perpam berkumpul.

    Beruntung peristiwa yang melibatkan ratusan massa di kedua kubu tersebut tidak sampai terjadi bentrokan fisik. Pimpinan Pemuda Pancasila berhasil meredam amarah dari para anggotanya dan memerintahkan untuk membubarkan diri.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun BANPOS, awal mula peristiwa tersebut berawal dari adanya pengeroyokan oleh oknum ormas Perpam terhadap dua anggota Pemuda Pancasila yang bekerja sebagai debt collector atau mata elang (Matel) PT Bayu Gatra Perkasa.

    Pengeroyokan tersebut terjadi pada hari Jumat (17/1) sekitar pukul 16.30 WIB di Kepandean, Kecamatan Serang, Kota Serang.

    Pengeroyokan bermula pada saat dua anggota Pemuda Pancasila yang bekerja sebagai Matel dengan inisial TO (38) dan YA (27) ingin menarik motor Fino berwarna putih biru yang dikendarai oleh Jamroni yang ia pinjam dari Romli selaku pemilik sebenarnya motor itu.

    Jamroni pada saat itu sedang berhenti di dekat warteg Kepandean dan Dealer Suzuki Kepandean. Lalu TO dan YA datang menanyakan terkait kendaraan sepeda motor tersebut milik siapa.

    Tidak lama kemudian tiba empat mobil mini bus berisi sekitar 30 orang ke lokasi dan terjadi pengeroyokan.

    Matel korban pengeroyokan merupakan salah satu saudara masyarakat dari Kampung Pekarungan. Saudaranya pun tidak menerima dengan adanya kejadian tersebut sehingga berduyun-duyun mendatangi Polsek Serang.

    Masyarakat Kampung Pekarungan bertahan hingga pukul 19.20 WIB di Polsek Serang. Massa Pemuda Pancasila mulai ramai di depan markas MPW Pemuda Pancasila Banten. (DZH)

  • Tidak Bertemu LSM Perpam, Ratusan Anggota Pemuda Pancasila Bubar

    Tidak Bertemu LSM Perpam, Ratusan Anggota Pemuda Pancasila Bubar

    SERANG, BANPOS – Ratusan anggota Pemuda Pancasila yang sebelumnya mendatangi lokasi yang diduga merupakan sekretariat LSM Perpam di Tembong, kembali ke markas mereka di jalan Jendral Ahmad Yani, Kota Serang.

    Menurut perbincangan anggota yang baru kembali, mereka tidak berhasil menemukan LSM Perpam yang mengaku berada di Tembong.

    “Tadi bilangnya di Kebon Jahe, trus bilangnya di Tembong. Setelah kami datangi, mana tidak ada,” ujar salah satu anggota PP.

    Berdasarkan pantauan, para anggota Pemuda Pancasila terlihat masih terbawa emosi. Mereka masih terdengar berteriak-teriak.

    Namun situasi semakin kondusif ketika Sekretaris Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Provinsi Banten, Wahyudin Djahidi, menenangkan para anggotanya.

    Dengan menggunakan pengeras suara milik pihak kepolisian, Wahyudi meminta kepada anggotanya agar menjaga emosi dan menghormati proses hukum.

    “Kita akan meyerahkan persoalan ini kepada pihak kepolisian. Biarkan polisi yang akan mrnindak secara hukum,” ujarnya, Sabtu (18/1) dini hari.

    Ia menegaskan, dirinya tidak mau Pemuda Pancasila dicitrakan negatif ketika bertindak diluar aturan hukum.

    “Karena kita Pemuda Pancasila lebih mengedepankan etika. Jangan bertindak anarkis,” katanya lagi dan disambut seruan dari anggotanya.

    Ia pun meminta kepada anggotanya untuk segera membubarkan diri dengan tenang dan kondusif.

    “Silahkan teman-teman semua membubarkan diri masing-masing. Jaga ketentraman,” tandasnya.

    Lambat laun, anggota Pemuda Pancasila pun mulai membubarkan diri. Sementara anggota Pemuda Pancasila yang berasal dari Tangerang masih berada di markas MPW Banten.

    Berdasarkan informasi yang didapat, mereka akan kembali ke Tangerang dengan dikawal oleh pihak keamanan. (DZH)

  • Anggota Pemuda Pancasila Kumpul di Markas, Menunggu Kedatangan Ormas Perpam

    Anggota Pemuda Pancasila Kumpul di Markas, Menunggu Kedatangan Ormas Perpam

    SERANG, BANPOS – Ratusan anggota Pemuda Pancasila Majelis Pimpinan Wilayah Banten terkonsentrasi di depan markas mereka di jalan Jendral Ahmad Yani, Kota Serang.

    Diduga, mereka akan melakukan penyerangan terhadap salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menganiaya dua anggotanya sore tadi.

    Menurut keterangan salah satu anggota yang tidak mau disebutkan namanya, dua anggota mereka bekerja sebagai debt collector di salah satu perusahaan.

    “Jadi anggota kami tidak salah. Memang bekerja di eksternal sebagai debt collector. Tadi sore digebukin di Kepandean,” ujarnya kepada BANPOS, Jumat (17/1) malam.

    Ia menuturkan ke-15 pelaku pengeroyokan sudah diamankan oleh pihak kepolisian. Namun, pihaknya juga mempertanyakan maksud dari pihak LSM yang mengaku akan melakukan penyerangan ke markas PP.

    “Iyah kami menghormati proses hukum. Namun ada pernyataan bahwa Perpam mau nyerang PP. Makanya kami kumpulkan massa,” ucapnya.

    “Terakhir kami lihat massa mereka berkumpul di stadion Maulana Yusuf. Setelah itu mereka pergi ke Tembong,” lanjutnya.

    Ia mengaku Pemuda Pancasila tidak terima dengan adanya penganiayaan yang terjadi pada anggota mereka. Bahkan menurutnya, anggota mereka terluka cukup parah.

    “Ada nih videonya. Muka anggota kami luka parah. Berdarah semua dikeroyok mereka,” tandasnya.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, sebagian massa Pemuda Pancasila sudah bergerak ke Tembong untuk mendatangi anggota LSM tersebut. (DZH)

  • Waduh, Ratusan Kalender 2020 Bergambar Bupati Serang ‘Dirongsokkan’

    Waduh, Ratusan Kalender 2020 Bergambar Bupati Serang ‘Dirongsokkan’

    SERANG, BANPOS – Sebanyak 292 kalender 2020 bergambar Bupati Serang dijual sebagai barang rongsok oleh seorang pria.

    Menurut keterangan pegawai usaha barang rongsok, pria tersebut datang pada Kamis (16/1) sekitar pukul 11.00 WIB menggunakan sepeda motor.

    “Iyah tadi waktu lagi di tempat, dateng itu laki-laki pakai motor. Trus dateng buat ngiloin ini kalender,” ujar Fuad Hasan, Jumat (17/1).

    Menurutnya, kalender tersebut masih dalam kondisi yang bagus. Bahkan, mayoritas kalender masih terbungkus oleh plastik.

    “Beberapa ada yang sudah terbuka. Tapi mayoritas masih diplastikin sih. Masih belum diapa-apain, masih baru,” jelasnya.

    Meskipun demikian, ia mengaku tidak menolak kalender tersebut. Karena menurutnya ia hanya menjalankan bisnis barang rongsok saja.

    “Ini ada sekitar 292 kalender. Kalau dikilo dapet 31 kilogram. Saya bayar seharga Rp17.000. Karena sekilonya itu 300 perak,” tandasnya. (DZH)