Kategori: PERISTIWA

  • BPBD Kota Serang Terjunkan Bantuan ke Sajira dan Kopo

    BPBD Kota Serang Terjunkan Bantuan ke Sajira dan Kopo

    SERANG, BANPOS – BPBD Kota Serang mengirimkan bantuan alat dan personel untuk banjir bandang yang terjadi di Sajira, Kabupaten Lebak dan Kopo, Kabupaten Serang. Mereka bersinergi dengan Grup 1 Kopassus, Kodim dan anggota Pramuka dalam penanganan banjir tersebut.

    “Kami mengirimkan bantuan alat berupa perahu karet untuk evakuasi, dan alat-alat lain seperti tenda. Selain itu juga kami mengirimkan personel, seperti semalam kami kirim 4 orang personel ke Kopo, Kabupaten Serang,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang, Diat Hermawan, Kamis (2/1).

    Menurutnya, keterlibatan BPBD Kota Serang dalam beberapa peristiwa bencana di daerah lain, karena secara filosofis bencana merupakan milik bersama.

    “Untuk itu, kami juga mengirimkan bantuan. Meskipun bukan wilayah Kota Serang. Karena bencana adalah milik bersama. Semua harus membantu,” tandasnya. (DZH)

  • Awal 2020, 500 Rumah Terendam Banjir

    Awal 2020, 500 Rumah Terendam Banjir

    KOPO, BANPOS – Sebanyak kurang lebih 500 rumah terendam dengan tinggi rata-rata 30 sampai 70 cm di Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang yang disebabkan oleh hujan dengan intensitas lebat serta luapan air Cidurian.

    “Sebanyak 590 jiwa dievakuasi. Tim reaksi cepat (TRC) Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) kabupaten Serang langsung dikerahkan untuk melakukan penanganan,” ujar Ketua harian Crisis Centre BPBD Kabupaten Serang, Jhonny E, Senin (1/1).

    Diketahui, banjir melanda tiga Desa di Kecamatan Kopo yaitu Kampung Penanggulang RT 11,12, dan13 kondisi masih terendam banjir, dan sebanyak 590 jiwa dievakuasi.

    “Sementara di dua Desa lainnya yaitu kampung Kamarang Desa Cidahu, sebanyak 150 rumah dengan 400 jiwa. Kemudian Desa Rancasumur masih dalam pendataan,” ungkapnya.

    TRC BPBD Kabupaten Serang juga memberangkatkan tim di beberapa titik untuk pemantauan daerah sepanjang aliran sungai Cidurian, Ciujung dan Cidanau. Jhonny E juga mengatakan bahwa TRC pada tim lainnya diberangkatkan untuk melakukan penanganan lanjutan.

    “Upaya yang dilakukan, sebanyak satu pleton TRC BPBD dari berbagai Klaster diberangkatkan untuk melakukan penanganan (Klaster Rescue, Medical, Sarpras/Logistik) dan satu tim ditugaskan melakukan pemantauan menyisir wilayah sepanjang aliran sungai Cidurian dan Ciujung,” jelasnya.

    Saat ini, tim TRC tengah melakukan penanganan banjir dan pemasangan tenda beserta dapur umum di wilayah tersebut.

    “Kondisi terkini, TRC dan relawan masih melakukan penanganan, tidak ada korban jiwa dan kondisi cuaca masih hujan ringan,” pungkasnya.

    Operator pusat pengendalian operasi (Pusdalops) penanggulangan bencana masih terus melakukan koordinasi dan pemantauan dari semua sumber daya, terkait kondisi situasi di wilayah Kabupaten Serang.

    “Rencana aksi lanjutan Pusdalops Penanggulangan Bencana BPBD, membuat pemetaan daerah-daerah potensi banjir terutama yang dilalui Daerah aliran sungai (DAS) Cidurian dan Ciujung. Pengendalian dan Pemusatan Pengungsian serta pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi,” terangnya.

    Diketahui, sumber daya yang terlibat di lokasi yaitu TRC BPBD Kabupaten Serang, Pemadam kebakaran (Damkar) BPBD Kabupaten Serang, Koramil Kopo, Polsek Kopo, Babinsa dan TRC Pramuka Kwarcab Serang, Aparatur Kecamatan Kopo, Tagana Dinsos Kabupaten Serang, serta Aparatur Desa. (MUF)

  • Ambrol, Jalan Provinsi Tergerus Banjir

    Ambrol, Jalan Provinsi Tergerus Banjir

    LEBAK, BANPOS – Akibat hujan deras dan banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Lebak, tidak hanya menghanyutkan sejumlah infrastruktur milik Kabupaten Lebak, ruas jalan Provinsi di Stationing 900 juga amblas.

    Staf pelaksana Pemeliharaan jalan dan jembatan pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) wilayah Lebak, Tedi Saepudin menyatakan, amblasnya jalan di Stationing 900 ruas jalan Cipanas – Citorek akibat terkikis air banjir Sungai Ciberang.

    “Akibat terkikis air banjir dari Sungai Ciberang ruas jalan Cipanas – Citorek di STA 900 amblas,” kata Tedi Saepudin, Rabu (1/1/2020) di lokasi kepada BANPOS.

    Ia mengaku, pihaknya akan melakukan penanganan sementara agar pengguna jalan yang melintas di ruas jalan tersebut tetap bisa beraktivitas seperti biasa.

    “Tentu, ini tugas dan tanggungjawab kami. Penanganan sementara akan kami lakukan agar pengguna jalan bisa tetap beraktivitas,” ucapnya.

    Senada dikatakan seorang warga setempat Jaenal, ia berharap Dinas PUPR Banten melakukan penanganan walau sementara agar warga pengguna jalan tersebut tetap bisa beraktivitas.

    Ia juga mengapresiasi pihak Dinas PUPR Banten wilayah Lebak yang standby dilokasi melakukan pemantauan.

    “Bencana ini tidak terduga termasuk amblasnya jalan Provinsi ini. Ya kami berharap ada penanganan sementara agar pengguna jalan tetap bisa beraktivitas,” harapnya.(MG-01/PBN)

  • Tidak Hanya Cipanas, 4 Kecamatan di Lebak Diterjang Banjir

    Tidak Hanya Cipanas, 4 Kecamatan di Lebak Diterjang Banjir

    LEBAK, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak menyatakan, selain Kecamatan Cipanas, banjir bandang juga terjadi di kecamatan lainnya.

    Banjir bandang yang terjadi, diduga akibat hujan deras dan luapan air dari Sungai Ciberang, Sungai Cimangeunteung dan Sungai Cimarun.

    “Kita sudah menginformasikan dua wilayah tersebut untuk diwaspadai, dan sekira pukul 07.00 sampai 08.00 WIB, banjir menerjang dua wilayah itu,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, Kaprawi kepada wartawan, Rabu (1/1/2020).

    Dari data sementara yang didapat BANPOS dari BPBD Lebak, banjir terjadi di Lima Kecamatan di Kabupaten Lebak, yakni Kecamatan Cipanas, Kecamatan Lebakgedong, Kecamatan Cimarga, Kecamatan Curugbitung dan Kecamatan Sajira.

    Untuk kerusakan di Kecamatan Cimarga, Desa Tambak, satu jembatan gantung hanyut, satu jembatan gantung di Kampung Nganceng penghubung Kampung Aner – Kecamatan Sajira, satu jembatan gantung Kampung Nunggul dan satu jembatan gantung di Kampung Belahayang dan jembatan gantung Desa Bungur Mekar – Sajira terputus, jembatan gantung penghubung Sajira Timur dan Sajira Barat hanyut.

    Untuk kerusakan rumah di Kampung Cimenteng 31 rumah, Kampung Nanggela 20 rumah, Kampung Lebak Kopo 11 rumah, Kampung Panunggangan 9 rumah.

    Di Kecamatan Lebakgedong, satu jembatan penghubung antara Desa Banjaririgasi dan Desa Lebak Sangka terputus. Dua orang di Kampung Bungawari, Desa Banjarsari, dua orang belum ditemukan atas nama Arsan (50) dan Rizki (8) diduga terbawa arus air banjir bandang.(MG-01/PBN)

  • 3 Sungai Meluap, Tujuh Desa di Cipanas Diterjang Banjir

    3 Sungai Meluap, Tujuh Desa di Cipanas Diterjang Banjir

    LEBAK, BANPOS – Tiga sungai di Kabupaten Lebak meluap akibat hujan deras, Tujuh desa di Kecamatan Cipanas diterjang banjir bandang.

    Camat Kecamatan Cipanas, Oleh Najamudin menyatakan, peristiwa bencana banjir bandang yang menerjang Tujuh desa di Kecamatan Cipanas diketahui pukul 06.00 WIB. Dari ketujuh desa itu kata Oleh, Desa Sipayung, Desa Cipanas, Desa Talagahiang, Desa Bintang Resmi, Desa Bintang Sari, Desa Sukasari dan Desa Luhur Jaya.

    “Diketahui pukul 06.00 WIB, arus airnya sangat deras. Kita sedang di TKP di Kampung Lurah, Desa Sipayung,” kata Camat Kecamatan Cipanas, Oleh Najamudin kepada wartawan, Rabu (1/1/2020).

    Dikatakan Oleh, pihaknya belum mengetahui berapa jumlah rumah milik warga di Tujuh desa di Kecamatan Cipanas yang mengalami kerusakan baik rusak ringan maupun rusak berat akibat terjangan banjir bandang karena arus air masih deras.

    “Warga terdampak banjir bandang sudah di evakuasi ke rumah keluarganya masing-masing. Belum diketahui berapa jumlah rumah yang terendam, yang pasti rumah yang rusak parah dipastikan itu ada,” jelasnya.

    Ditempat terpisah, Taufik Sudriajat warga Desa Sipayung menyatakan, akibat banjir bandang sebuah jembatan penghubung dua desa yakni Desa Sipayung dan Desa Talagahiang terputus, satu unit mobil cary minibus milik Bai, hilang terbawa derasnya air.

    Kondisi air Jelas Taufik, sekarang ini sudah mulai surut dan warga yang rumahnya terendam mulai membersihkan rumahnya masing-masing dari lumpur dan lainnya yang terbawa air.

    “Satu jembatan terputus, satu unit mobil cary milik Bai hilang. Kalau rumah milik warga belum diketahui berapa yang rusak baik ringan maupun rusak berat,” katanya.(MG-01/PBN)

  • Dua Periode Dipimpin Airin-Benyamin, Tangsel Masih Langganan Banjir

    Dua Periode Dipimpin Airin-Benyamin, Tangsel Masih Langganan Banjir

    PONDOKAREN, BANPOS – Sejumlah wilayah di Tangerang Selatan terendam banjir. Salah satunya yaitu di perumahan Pondok Maharta, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, banjir tersebut setinggi dada orang dewasa. Sementara ketinggian banjir mencapai sekitar dua meter untuk daerah yang berada di dekat sungai.

    Salah satu warga, Panca Aghniaa, mengatakan bahwa banjir ini merupakan yang terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

    “Ini yang paling parah. Tahun lalu itu hanya sampai lutut saja. Sekarang mencapai dada,” ujarnya Rabu, (1/1).

    Menurutnya, memang tempatnya tinggal merupakan langganan banjir. Selain itu, terdapat siklus banjir lima tahunan.

    “Yah memang faktanya tiap tahun menjadi langganan banjir. Ada juga siklus banjir lima tahunan. Jadi bisa dikatakan ini sering terjadi setiap lima tahun sekali,” ucapnya.

    Namun ia mengatakan, seharusnya pemerintah dapat mencari solusi terhadap persoalan banjir tersebut. Karena, baik siklus lima tahun maupun langganan banjir setiap musim penghujan, terdapat jangka waktu yang panjang untuk terus melakukan perbaikan.

    “Kalau memang Pemda Kota Tangsel itu konsen untuk menangani permasalahan banjir ini, seharusnya sebelum masuk musim penghujan maupun sebelum masuk siklus lima tahun, pemerintah sudah mengambil langkah antisipasi,” katanya.

    Senada disampaikan oleh warga lainnya, Faroeq. Ia mengatakan, jika tahun lalu mereka masih bisa menyelamatkan barang-barang yang ada di rumah, saat ini tidak.

    “Memang cepat air datangnya. Banyak barang-barang kami yang akhirnya terendam banjir,” ujarnya.

    Sementara, ia menilai Pemkot Tangsel yang dipimpin oleh Airin-Bang Ben tidak serius dalam menangani permasalahan banjir.

    “Mereka sudah dua periode menjabat. Namun kayak tidak pernah belajar dari pengalaman, banjir ini seolah-olah dibiarkan menjadi kolam renang terbesar tiap lima tahun sekali,” tandasnya. (DZH)

  • 150 Rumah di Bojonegara-Pulo Ampel Terendam Banjir

    150 Rumah di Bojonegara-Pulo Ampel Terendam Banjir

    BOJONEGARA, BANPOS – Pasca hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Serang di malam pergantian tahun, terjadi luapan banjir di kawasan penduduk di wilayah Kecamatan Bojonegara dan Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang.

    Akibatnya, berdasarkan data sementara diketahui sebanyak 150 rumah di dua desa hingga saat ini masih tergenang dengan tinggi muka air variatif antara 30 hingga 50 sentimeter.

    “Kedua desa tersebut adalah desa Bojonegara dan desa Margagiri,” ungkap ketua harian Crisis Center Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Serang, Jhonny E, Selasa (31/12).

    Ia menuturkan, banjir tersebut diduga disebabkan karena adanya aktifitas tambang dan buruknya saluran air atau pembuangan air ke laut. Selain itu, juga karena adanya perataan bukit.

    “Intinya disebabkan perataan bukit atau gunung sudah rata. Kalau untuk penyebab banjir mungkin semua sudah mengetahui,” terangnya.

    Ia mengungkapkan bahwa saat ini kondisi di kedua desa tersebut dalam situasi aman. Sementara, Jhonny menuturkan bahwa untuk Kecamatan Pulo Ampel dinilai sudah kondusif.

    “(Petugas BPBD) yang dari Pulo Ampel sudah ditarik (ke mako), kalau Bojonegara masih dipantau untuk memastikan benar-benar kondusif,” ujarnya, seraya menerangkan personil yang bertugas.

    Pihaknya menilai masyarakat sudah mengantisipasi akan terjadi banjir, sebab wilayah tersebut merupakan wilayah yang menjadi langganan banjir.

    “Siap tidak siap nyatanya mereka memang sudah siap, meski belum ada persiapan. Buktinya masih ada yang bisa santai sambil menonton televisi,” tuturnya.

    Ia mengaku, pihaknya telah menurunkan personil di wilayah yang terjadi banjir untuk melakukan pemantauan dan pendataan. Selanjutnya, akan dilakukan evakuasi jika diperlukan.

    “BPBD melakukan penanganan, pemantauan, pendataan dan evakuasi bagi yang ingin dievakuasi,” tandasnya. (MUF)

  • Tetap Mengabdi pada Pergantian Tahun, Pramuka Diapresiasi Walikota Serang

    Tetap Mengabdi pada Pergantian Tahun, Pramuka Diapresiasi Walikota Serang

    SERANG, BANPOS – Ketika banyak muda-mudi pada saat malam tahun baru melakukan aktivitas bersama kerabat, teman dan keluarganya. Saka Bhayangkara Pramuka Kwarcab Kota Serang justru menghabiskan waktu dengan melakukan pengabdian.

    Mereka turun ke jalanan untuk ikut mengamankan dan menjaga kondusifitas malam tahun baru bersama TNI, Polri dan lintas elemen masyarakat. Salah satunya dengan turut mengatur lalu lintas jalan.

    Tindakan mereka pun mendapatkan apresiasi dari Walikota Serang, Syafrudin. Menurut Syafrudin, apa yang dilakukan oleh para anggota Pramuka merupakan tindakan yang mulia.

    “Pramuka memang diajarkan seperti itu, untuk mengabdi kepada masyarakat. Pramuka itu selalu siaga untuk membantu masyarakat, terutama di hari besar,” ujar Syafrudin seusai mengunjungi para anggota Pramuka Saka Bhayangkara yang bertugas di alun-alun Kota Serang, Selasa (31/12).

    Walikota Serang mengaku sangat bangga dan mengapresiasi pengabdian yang dilakukan oleh Saka Bhayangkara ini. Ia mengatakan, kepribadian yang lebih mengutamakan kepentingan bersama ini merupakan bentuk keberhasilan pendidikan Pramuka.

    “Saya sangat bangga dan apresiasi semangat pengabdian yang ditunjukkan oleh adik-adik Pramuka. Dimana pun, kapan pun, baik pada saat ada bencana maupun tidak, Pramuka selalu menjadi yang siaga,” tegasnya.

    Salah satu anggota Saka Bhayangkara, Muhammad Ferdiansyah, mengatakan bahwa anggota Saka Bhayangkara yang turun pada malam tahun ini berjumlah 34 orang, terdiri atas 15 anggota laki-laki, dan 19 anggota perempuan.

    “Kami disini ikut berjaga, membatu tugas Kepolisian. Karena kami adalah anak didiknya, maka Saka Bhayangkara itu siap untuk membantu kepolisian,” ujar Ferdiansyah yang merupakan siswa kelas 12 pada SMAN 5 Kota Serang.

    Ferdiansyah mengaku, keterlibatan Saka Bhayangkara merupakan hal yang rutin dilakukan setiap momen besar seperti pergantian tahun. Ia merasa senang dengan pengandian yang dilakukannya.

    Ia juga mengatakan bahwa dirinya bangga meskipun tidak bisa menikmati malam pergantian tahun dengan berkumpul untuk membakar jagung, yang biasa dilakukan oleh teman-teman sebayanya.

    “Kami bangga karena di sini juga banyak ilmu yang kami dapat, gimana rasanya jadi Polisi, meskipun kami bukan anggota Kepolisian, tapi bisa merasakan bagian kerja polisi yaitu membantu masyarakat,” ucapnya.

    Di akhir, ia mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dalam berkendara. Sebab, keselamatan dalam berkendara merupakan hal yang utama.

    “Jangan ugal-ugalan. Demi keselamatan saat perjalanan, patuhi rambu-rambu lalulintas serta patuhi aturan-aturan yang dibuat oleh Kepolisian,” tandasnya. (DZH)

  • Hampir Sebulan Derita Penyakit Kulit, Patoni Butuh Bantuan Pemerintah

    Hampir Sebulan Derita Penyakit Kulit, Patoni Butuh Bantuan Pemerintah

    SERANG, BANPOS – Seorang warga Lingkungan Lopang Gede, RT 06 RW 01, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, bernama Patoni menderita penyakit kulit di sekujur tubuh. Kondisi tersebut ia derita sudah hampir sebulan lamanya.

    Karena keterbatasan dana, Patoni terpaksa dirawat oleh adik kandungnya, Bahrul Alam, di rumahnya dengan perawatan ala kadar.

    Patoni sempat dibawa ke klinik, namun berdasarkan keterangan dokter, Patoni harus dirujuk kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

    Bahrul menerangkan bahwa sebelum penyakit tersebut menjalar ke seluruh tubuh, Patoni sudah mengeluh dengan munculnya bintik-bintik merah disertai dengan nanah ditubuhnya.

    “Dari tiga minggu kemarin tidak ngomong apa-apa. Tadinya belum menjalar di badan, baru sedikit sedikit. Saya penasaran, pas saya buka jadi banyak begitu,” ujarnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (31/12).

    Menurut Bahrul, ketika Patoni akan dirujuk ke rumah sakit, pihak keluarga harus berfikir dua kali. Sebab, Patoni tidak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.

    “Ke klinik setempat sudah, dan disuruh rujuk kerumah sakit. Tapi gak punya BPJS. Belum diketahui penyakitnya apa, harus dirujuk kerumah sakit, keluhannya dari kulit,” katanya.

    Pihak keluarga berharap kepada pemerintah, khususnya Pemkot Serang, agar dapat membantu meringankan musibah yang diderita oleh Patoni, baik dengan penanganan medis maupun biaya pengobatan.

    “Harapan kepada pemerintah Kota Serang mudah-mudahan bisa dibantu untuk masalah penanganan biaya pengobatan,” ucapnya.

    Sementara, Ketua RT 01 Lingkungan Lopang Gede, Warto, mengatakan dirinya baru mengetahui kondisi Patoni saat ini, karena pihak keluarga tidak ada yang memberitahu.

    “Jujur saya baru ngeliat warga saya yang sakit ini. Awalnya keluarga tidak ada yang ngasih tau, pas saya lihat kondisinya mengkhawatirkan begitu. Nanti saya koordinasi sama kelurahan agar segera dibawa ke rumah sakit untuk perawatan,” katanya.

    Terpisah, Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, saat mendengar kabar tersebut mengatakan bahwa dirinya telah memerintahkan OPD terkait agar segera meninjau kondisi Patoni.

    “Saya telah perintahkan pak Camat Serang, Dinsos, Dinkes, agar segera melakukan peninjauan ke lokasi. Mudah-mudahan kami Pemkot Serang dapat segera membantu pak Patoni,” tandasnya. (DZH)

  • Syafrudin Blusukan Tinjau Rumah Roboh

    Syafrudin Blusukan Tinjau Rumah Roboh

    SERANG, BANPOS – Walikota Serang, Syfrudin, meninjau langsung dan memberikan bantuan kepada warga yang rumahnya hancur akibat tertimpa tembok sekolah SMPN 4 yang roboh.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, Syafrudin didampingi oleh Camat Serang, Tb. Yassin, serta tim Tagana dari Dinsos Kota Serang dalam peninjuan dan pemberian bantuan tersebut.

    Sesekali Syafrudin terlihat bercanda dengan masyarakat dan warga yang rumahnya menjadi korban, sambil memberikan semangat agar tetap tabah menghadapi ujian yang dialami mereka.

    Diwawancara seusai kegiatan, Syafrudin mengatakan bahwa kejadian yang dialami oleh Tatu, Anggraeni dan Sahani menjadi tanggungjawab Pemkot Serang.

    “Kami akan bertanggungjawab. Tadi sudah bermusyawarah dengan pemilik rumah, untuk kami berikan kompensasi berupa uang. Dan mereka nanti yang akan membangun,” ujar Syafrudin, Senin (30/12).

    Untuk bantuan yang ia berikan pada saat meninjau langsung, menurut Syafrudin hanya bantuan sementara saja. Karena, bantuan tersebut hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

    “Ada bantuan sembako, kemudian terpal, ada juga selimut, alat mandi, dan yang lain-lain. Ada juga sedikit dana untuk mereka,” tuturnya.

    Syafrudin mengatakan, robohnya tembok SMPN 4 tersebut dikarenakan pondasinya sudah tidak layak. Sehingga, tembok tersebut menjadi mudah roboh.

    “Kami sudah lihat sendiri memang keberadaan pagar tembok itu sudah tua. Jadi memang harus kami ganti dan buat pondasi yang baru,” katanya.

    Untuk itu, sebagai langkah antisipasi robohnya kembalinya tembok tersebut, Walikota Serang Syafrudin telah memerintahkan agar dirobohkan terlebih dahulu untuk dibangun ulang.

    “Jadi nanti kami akan bangun kembali pondasi. Untuk anggaran di 2020 mungkin akan kami geser dari anggaran pemagaran sekolah lain. Jadi ini kami utamakan,” tandasnya.

    Sementara itu, salah satu korban, Sahani, mengucapkan terimakasih kepada Walikota Serang karena telah memberikan bantuan kepada mereka.

    “Terimakasih pak Walikota. Saya berharap Pemkot Serang dapat membantu kami dalam membangun ulang rumah yang roboh ini,” harapnya.

    Sebelumnya, pada Minggu (29/12), pagar tembok SMPN 4 roboh. Akibatnya, tiga unit rumah yang berada di sebelah pagar tembok hancur. Diduga pagar tembok tersebut roboh karena pondasi yang rapuh akibat terkena hujan semalaman.

    Kasie Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kota Serang, Eva Hasanah, mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 08.00 WIB. Adapun dampak dari robohnya pagar tembok tersebut yaitu tiga rumah milik Anggraeni, Sahani, dan Tatu hancur tertimpa puing.

    “Kerusakan tiga rumah tersebut ada tiga kategori, yakni rusak ringan milik ibu Anggraeni, rusak sedang milik ibu Tatu, dan rusak berat ibu Sahani, rumahnya ambruk semua. Dugaan saat ini, karena memang tembok pagarnya sudah rapuh karena sudah tua. Kemudian, karena banyak timbunan puing bekas bangunan sekolah diatasnya,” ujar Eva.

    Hancurnya tiga rumah tersebut, lanjutnya, mengakibatkan kerugian yang ditaksir mencapai Rp50 juta. Sedangkan kerusakan pagar tembok sekolah ditaksir kerugiannya sekitar Rp30 juta.

    “Tapi memang rumahnya pun masuk dalam Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Kalau yang dipertanggungjawabkan oleh pihak sekolah, mungkin hanya pagarnya saja. Untuk rumah, kami belum tahu, karena kalau untuk perbaikan rumah dari kami tidak ada. Kami hanya sebatas bantuan logistik saja,” tuturnya. (DZH)