Kategori: PERISTIWA

  • Cemindo Gemilang dan PKM Bayah Peringati HUT Lebak ke 191 dengan Sunat Massal

    Cemindo Gemilang dan PKM Bayah Peringati HUT Lebak ke 191 dengan Sunat Massal

    LEBAK, BANPOS – Memeriahkan Hari Ulang Tahun Kabupaten Lebak ke-191 yang di selenggarakan di Bayah Lebak selatan (Baksel), Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Bayah, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dan diprakarsai oleh PT Cemindo Gemilang (CG), menyelenggarakan berbagai kegitan dan sunatan massal.

    Kepada wartawan, Kepala PKM Bayah, M Syarief mengatakan, kegiatan sunatan massal yang diselengarakan itu adalah salah satu dari rangkaian kegiatan HUT Kabupaten Lebak yang ke-191.

    “Kegiatan sunatan massal ini, salah satu program tahunan kami dari PKM Bayah dan PT Cemindo Gemilang. Jumlah anak yang disunat kali ini berjumlah 57 anak, kadeudeuh buat peserta dunat itu semua bantuan dari PT Cemindo. Kami dari PKM dan Dinkes Lebak hanya tenaga medis saja,” ujar Syarief, Kamis (12/12).

    Kata dia, anak-anak peserta sunatan massal tersebut dari kalangan tidak mampu yang ada dari dua kecamatan.

    “Pesertanya anak-anak berasal dari Kecamatan Bayah dan Panggarangan, mereka kebanyakan dari keluarga tidak mampu. Setiap anak yang disunat kami berikan kain, koko, peci dan uang,” jelasnya. (WDO/PBN)

  • PWI Lebak dan Perank Santuni Korban Banjir di Bayah dan Cibeber

    PWI Lebak dan Perank Santuni Korban Banjir di Bayah dan Cibeber

    BAKSEL, BANPOS – Sebagai bentuk kepedulian sosial, PWI Lebak bekerjasama dengan Perkumpulan Anti Narkotika (Perank) Lebak memberikan bantuan kepada korban bencana banjir dan longsor yang terjadi di kecamatan Bayah dan Cibeber, Lebak selatan (Baksel), Kamis (12/12).

    Bantuan yang disalurkan tersebut terdiri berbagai jenis, mulai dari obat obatan, mie instan, makanan ringan, beras serta pakaian layak pakai.

    Ketua PWI Lebak, Fahdi Khalid mengatakan, bantuan yang diberikan kepada korban bencana banjir dan longsor merupakan bentuk keperdulian para kuli tinta khususnya yang tergabung dalam organisasi PWI.

    Menurutnya, inisiasi pemberian bantuan tersebut merupakan murni datang dari PWI Lebak dan Perank Lebak. Hal tersebut didasari oleh rasa memiliki antar sesama. sehingga, semangat kebersamaan antara PWI, Perank dan masyarakat dapat terjalin utuh.

    “Kita bersama Perank Kabupaten Lebak terdorong rasa keprihatinan terhadap warga yang terkena dampak bencana banjir dan longsor,” kata Fahdi, ketika diwawancara di lokasi kegiatan pemberian bantuan, Kamis(12/12).

    Di tempat yang sama, Ketua DPD Perank Kabupaten Lebak, Didi Suharyadi menyebut, pihaknya didukung PWI Lebak mengumpulkan bantuan obat obatan untuk diberikan kepada korban bencana longsor dan banjir di Baksel tempo hari. Dikatakan, elemen yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut adalah para DPD Perank dan pengurus Provinsi.

    “Kita bersama pengurus dan ketua umum DPP Perank mengumpulkan bantuan untuk didonasikan. Alhamdulillah saat ini telah terkumpul dan akan disalurkan sekarang,” ujar Didi.

    Ketua umum DPP Perank Indonesia, Tubagus Utsman, berterima kasih kepada PWI Lebak yang bersedia bekerjasama dengan Perank untuk menggelar kegiatan bakti sosial berupa pemberian bantuan obat obatan, makanan, pakaian layak pakai kepada korban bencana alam.

    Ia mengharapkan, PWI terus kerjasama dalam setiap event bakti sosial. “Kita berharap ke depan antara PWI dan Perank terjalin terus kerjasama yang lebih baik lagi,” katanya. (WDO/PBN)

  • Nenek dari Kasemen Nyaris Tertimpa Rumahnya yang Ambruk

    Nenek dari Kasemen Nyaris Tertimpa Rumahnya yang Ambruk

    KASEMEN, BANPOS – Rumah salah seorang warga Kota Serang, Rastinah, ambruk sehingga terpaksa harus menumpang hidup di rumah tetangganya. Kejadian tersebut, terjadi pada Selasa (10/12) dini hari di Kampung Ciputri, RT 03 RW 09, Kelurahan Banten, Kelurahan Kasemen, Kota Serang, ambruk.

    Bahkan nenek usia 79 tahun ini nyaris menjadi korban tertimpa atap rumahnya saat kejadian. Hal itu dibenarkan oleh Ketua RT setempat, Khoirul Hikmah, rumah Rastinah ambruk diduga akibat pengaruh cuaca buruk dan struktur bangunan yang telah rapuh.

    “Dugaan sementara, penyebab ambruknya rumah faktor cuaca dan pondasi bangunan yang sudah rapuh,” terangnya.

    Menurut penuturannya, Rastinah tinggal bersama anak angkat dari suaminya yang meninggal 18 tahun yang lalu. Selama itu, rumahnya sudah rapuh, karena tidak lagi diperbaiki.

    “Rumah tidak diperbaiki karena sudah pada tua, kesehariannya juga hanya jualan sayuran seperti bayam dan kangkung ke pasar-pasar. Untuk sementara ini, mereka tinggal di rumah tetangga,” ujarnya seraya menjelaskan kondisi nenek Rastinah.

    Saat itu, Rastinah yang hidup bersama Jumariah (65) tengah tertidur pulas. Tak lama sekitar pukul 03.00 WIB, ia mendengar suara teriakan tetangga yang memintanya keluar rumah. Seketika saat itu, rumah yang ditempatinya ambruk.

    “Waktu itu saya di rumah lagi tidur. Berhubung ada bunyi, pretek, pretek, pretek, langsung keluar saya. Kalau nggak keluar, saya sama anak saya mati,” ujar tak kuasa menahan tangis.

    Nenek yang hidupnya mengandalkan anaknya berjualan sayur ini mengungsi ke rumah tetangganya. Kini, Rastinah hanya bisa memandang puing-puing rumahnya karena sudah ambruk termakan usia.

    “Sudah dua hari saya ngungsi ke tetangga. Makan dan minum dikasih semua sama tetangga,” ujarnya.

    Rastinah berharap, musibah yang menimpanya dapat dibantu oleh pemerintah setempat. Ia ingin bisa dibantu, supaya bisa tinggal kembali di rumah yang sudah ditinggalinya berpuluh-puluh tahun itu.

    “Penginnya dibantu. Mau dari mana (bangun rumah)? makan aja susah. Mau gimana lagi?” ujarnya lirih.(MUF/ENK)

  • Tak Kuat Menanjak, Truk Muatan Bata Terguling di Tikungan Maut JLS

    Tak Kuat Menanjak, Truk Muatan Bata Terguling di Tikungan Maut JLS

    CILEGON,BANPOS – Peristiwa kecelakaan kembali memakan korban, sebuah truk pengangkut bata merah bernopol A 8017 AC terguling karena tak kuat menanjak.

    Kejadian tersebut terjadi di tanjakan maut Lebak Kelapa yang berada di jalan Aat – Rusli atau bisa disebut Jalan Lingkar Selatan (JLS), Kelurahan Lebak Denok, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Rabu (11/12).

    Kendati tidak menelan korban jiwa, namun akibat peristiwa tersebut, isi dari truk tersebut acak – acakan yang membuat jalan menjadi macet dan kerugian bagi pemilik kendaraan.

    Informasi yang berhasil dihimpun, truk bermuatan bata merah tersebut hendak mengangkut bata merah dari lapak Sambi Rangon Cilegon ke daerah Labuan Pendeglang.

    Setibanya ditanjakan Lebak Kelapa, Lebak Denok, truk tak kuat menanjak sang kenek sempat turun untuk mengganjal ban tersebut namun naas setelah diganjal truk malah terguling dan menyebabkan jalan menjadi macet sepanjang 1 Kilometer akibat muatan bata merah acak-acakan ke tengah jalan.

    Pengemudi truk saat ditemui di lokasi kejadian, Yanto mengaku, kejadiannya begitu singkat ketika kenek turun untuk mengganjal tiba-tiba mobil yang dikendarainya oleng dan terguling.

    “Waktu kejadian kenek saya sedang mengganjal ban, tiba-tiba mobil yang saya kendarai oleng dan langsung terguling. Tapi Alhamdulillah, saya dan kenek saya selamat, cuma mobil kabinnya rusak sedikit,” tandasnya. (LUK/RUL)

  • Subadri ‘Ceramahi’ Pramusaji Berkerudung di Hiburan Malam, Mengaku Sulit Mendapat Pekerjaan

    Subadri ‘Ceramahi’ Pramusaji Berkerudung di Hiburan Malam, Mengaku Sulit Mendapat Pekerjaan

    SERANG, BANPOS – Wakil Walikota, Subadri Ushuludin, melakukan sidak di dua lokasi hiburan malam di Legok, Kota Serang.

    Dalam sidak tersebut, Subadri mempertanyakan legalitas pengelola dalam menjalankan bisnis ini kepada salah satu pegawai yang menggunakan kerudung. Diketahui, dua pegawai hiburan malam yang berkerudung itu bekerja sebagai pramusaji.

    “Ini siapa yang memberikan izin? Mbak gak malu dengan jilbab duduk-duduk bekerja di tempat seperti ini?” kata Subadri dengan nada keras, Selasa (10/12).

    Pegawai berkerudung itupun menjawab bahwa dirinya terpaksa bekerja di tempat hiburan malam, karena sulit mencari pekerjaan.

    “Sebenarnya saya malu pak, tapi karena sulit mencari pekerjaan jadi terpaksa seperti ini,” jawab dia.

    Subadri pun berkeliling dalam lokasi tersebut untuk mencari pemilik tempat hiburan malam itu. Namun, ia hanya menemukan orang yang mengaku bertanggung jawab disana.

    “Mana karyawan yang lain? Telpon bos kamu sekarang,” ujarnya.

    Sang penanggung jawab pun secara spontan menjawab tidak ada. Mendengar jawaban tersebut, Subadri pun marah.

    “Mana ada karyawan gak punya nomor bosnya? Panggil sekarang,” kata Subadri dengan nana berteriak.

    Setelah mengumpulkan seluruh pegawai tempat hiburan tersebut, Subadri pun memerintahkan kepada Satpol PP untuk membawa semua pegawai ke kantor Satpol PP Kota Serang.

    Setelahnya, Subadri melakukan penyegelan tempat hiburan itu.

    “Ingat, kalau sampai segel ini dibuka, kalian berurusan dengan Pemkot Serang, dan akan kami pidanakan,” tandasnya. (DZH)

  • GMNI Menilai Pemkab Zalim, Soal Kasus Saedah

    GMNI Menilai Pemkab Zalim, Soal Kasus Saedah

    CIBITUNG, BANPOS – Tidak tersentuh program pemerintah, nenek Saedah (75) warga Kampung Cimalingping, Desa Cikadu, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang, yang tinggal digubuk yang sudah lapuk dan jauh dari permukiman penduduk. Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) DPK Teknologi Pertanian melakukan penggalangan dana untuk membantu nenek Saedah.

    Ketua DPK Teknologi Pertanian GMNI Pandeglang, Sahroni mengatakan, mendengar informasi bahwa nenek Saedah yang tinggal di tengah hutan jauh dari permukiman penduduk dengan kondisi rumah yang nyaris ambruk karena sudah lama tidak diperbaiki. Pihaknya melakukan penggalangan dana untuk membantu meringankan beban.

    “Dengan kondisi nenek Saedah yang kesehariannya sebagai buruh tani untuk bertahan hidup, kita merasa prihatin. Sehingga untuk meringankan beban hidup yang dihadapinya, kita melakukan penggalangan dana yang hasilnya kita berikan kepada nenek Saedah,” kata Sahroni kepada BANPOS, Selasa (10/12).

    Dari hasil penggalangan dana yang telah dilakukan, lanjut Sahroni, pihaknya memberikan bantuan sembako untuk memenuhi kebutuhan hidup nenek Saedah.

    “Hasil pengumpulan dana yang kita lakukan hanya bisa untuk membantu sembako saja, sedangkan untuk memperbaiki rumahnya saya kira itu seharusnya tugas pemerintah,” ujarnya.

    Sahroni menambahkan, program pemerintah melalui dinas terkait untuk menangani masyarakat kurang mampu sangat banyak. Namun pada kenyataannya, masih banyak masyarakat kurang mampu yang belum tertangani.

    “Salah satu masyarakat yang belum tersentuh program pemerintah nenek Saedah. Untuk kriteria sebagai penerima program, saya kira nenek Saedah layak untuk mendapatkannya. Namun hingga saat ini, nenek Saedah belum pernah mendapatkan bantuan dari program pemerintah,” terangnya.

    Menurutnya, dengan terabaikannya hak nenek Saedah untuk mendapatkan bantuan program pemerintah. Pihaknya menilai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang, telah berbuat zalim terhadap masyarakatnya.

    “Jika setelah kita sampaikan kepada media, masih ada warga Pandeglang yang kurang mampu masih belum juga ditangani oleh pemerintah. Maka saya kira pemerintah telah telah zalim terhadap warganya,” tegasnya.

    Sementara itu usai menerima bantuan dari mahasiswa kader GMNI, nenek Saedah mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan.

    “Saya ucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan. Selama ini saya belum pernah mendapat bantuan, namun dengan adanya mahasiswa Alhamdulillah saya mendapat bantuan,” ungkapnya. (dhe/pbn)

  • Polres Lebak Tutup Paksa Tambang Pasir Tak Berizin di Pulomanuk

    Polres Lebak Tutup Paksa Tambang Pasir Tak Berizin di Pulomanuk

    LEBAK, BANPOS – Karena membandel setelah dilakukan penutupan sebelumnya oleh Dinas ESDM Provinsi Banten, akhirnya Polres Lebak memasang garis polisi sekaligus menutup praktik tambang pasir kuarsa di Pulomanuk Desa Darmasari Kecamatan Bayah, Senin sore (9/12).

    Salah seorang pekerja yang berhasil dimintai keterangan, Entis, mengatakan bahwa pada hari Jumat sore (6/12) sekitar pukul 15.00 lokasi tersebut didatangi oleh beberapa anggota kepolisian dan langsung memasang garis polisi atau police line pada salah satu alat berat.

    “Saya kurang tahu kepolisian dari mana. Semenjak dipasang police line kami tidak beroperasi lagi,” ujarnya,Selasa (10/12).

    Terpisah, Kapolsek Bayah AKP Tatang Warsita membenarkan ada pemasangan garis polisi di TKP tambang pasir blok Pulomanuk Desa Darmasari Kecamatan Bayah, sementara yang memasangnya adalah tim anggota dari Polres Lebak.

    “Betul, kemarin sudah di police line. Itu kewenangannya ada di Polres Lebak,” katanya kepada wartawan.

    Pantauan, di lokasi tidak terlihat aktivitas. Tampak sebuah alat berat di lokasi tambang dilingkari oleh garis polusi.

    Diketahui, praktik tambang pasir tersebut sebenarnya sempat ditutup paksa oleh Dinas ESDM Provinsi Banten pada 04 Juli 2019 lalu karena tidak memiliki Ijin Usaha Pertambangan (IUP), namun beberapa bulan kemudian praktik eksploitasi tambang pasir tersebut kembali beroperasi. (WDO/PBN)

  • Akibat Hujan, Tiga Rumah di Carucub Tertimbun Longsor

    Akibat Hujan, Tiga Rumah di Carucub Tertimbun Longsor

    BAKSEL, BANPOS – Awal musim penghujan di bulan Desember, ditandai dengan beberapa bencana banjir dan longsor di Lebak selatan (Baksel).

    Senin petang (9/12) sekitar Pukul 17.00 WIB, dilaporkan tiga unit rumah di Kampung Carucub Girang Desa Neglasari Kecamatan Cibeber, Baksel tertimbun longsor beriringan dengan hujan deras yang melanda kawasan itu.

    Sebagaimana keterangan dari Koramil Bayah sebagai sub teritorial pertahanan setempat menyebut, Satu rumah milik Suwangsih (57) mengalami rusak berat, sementara dua lainnya, yakni rumah milik Darja (57) dan Hena (50) mengalami rusak ringan, dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa, tapi kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp50 juta.

    “Rumah warga yang mengalami rusak ringan sementara ditutup terpal. Dan semua warga yang terkena musibah sudah diungungsikan ke rumah saudaranya,” ujar Danramil Bayah Kapten (Arm) A Rosyid, Selasa (10/12).

    Dalam hal ini pihaknya meminta warga agar selalu waspada, karena saat ini di wilayah kerjanya sedang mulai musim hujan yang disertai angin kencang.

    “Masyarakat yang huniannya di ketinggian agar berhati-hati dan waspada, karena kontur tanah yang labil, sangat rentan terjadinya longsor,” imbuhnya.

    Sementara Tating, Kepala Desa Neglasari Kecamatan Cibeber, mengatakan bahwa hingga malam kemarin, ketiga warga terdampak bencana itu belum mendapatkan bantuan maksimal dari pemerintah daerah.

    “Saya berharap pemerintah daerah memberikan bantuan untuk pembangunan dinding penahan longsor, supaya kejadian seperti ini tidak terulang kembali, dan agar secepatnya memberikan bantuan kepada warga yang terkena musibah,” jelasnya.

    Pantauan, Selasa (10/12) dilaporkan, bantuan dari pemerintah daerah dan BPBD mulai datang ke lokasi terdampak. (WDO/PBN)

  • Waduh, Transmigran Asal Banten Terlantar di Sulawesi Tenggara

    Waduh, Transmigran Asal Banten Terlantar di Sulawesi Tenggara

    SERANG, BANPOS – Meski sudah dua tahun menetap di lokasi tujuan transmigran asal Banten di Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara (Sultra) belum pernah mendapat pembinaan dari Pemerintah Provinsi Banten. Tak hanya itu saja, transmigran asal Banten ini juga heran dengan warga lainnya yang menetap di daerah tersebut kebanyakan warga Sultra atau pendatang, sedangkan dari Banten sedikit.

    “Sejak saya dan lainnya yang dari Banten diberangkatkan tanggal 11 Desember 2017, belum pernah didatangi oleh orang dari Provinsi Banten. Padahal yang saya tahu, sesuai aturan kita mendapatkan pembinaan dari orang pemerintahan Banten,” kata salah satu transmigran yang meminta namanaya dirahasiakan kepada BANPOS, Senin (9/12).

    Tak hanya itu saja, jatah kebutuhan pokok atau sembako yang dijanjikan dari pemerintah akan diberikan selama satu tahun atau 12 bulan setelah berada di Kolaka Timur juga tidak pernah ada.

    “Jadi kami yang dari Banten ini, pas ada di Kolaka Timur dibiarkan begitu saja,” imbuhnya.

    Belum lagi ditambah dengan akses kesehatan yang sulit didapat. “Kami benar-benar terisolir,” terangnya.

    Kepala Seksi Transmigrasi pada Disnakertrans Banten, Syafrizon mengaku akan melakukan pendalaman dan penelusuran terhadap transmigran asal Banten yang terlantar maupun pendatang gelap yang memanfaatkan program pemerintah pusat, dengan menggunakan KTP Banten, akan tetapi faktanya penduduk setempat, Kolaka Timur.

    “Informasi ini akan kami telusuri,” katanya.

    Dijelaskan Syafrizon, transmigrasi merupakan program dari pemerintah pusat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejaheraan. “Jadi ini program kementerian. Yang menentukan kuota atau jumlah dari Provinsi Banten juga dari pusat, yang melakukan perekrutan adalah pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah Provinsi Banten hanya memfasiiltasi saja,” ungkapnya.

    Khusus untuk transmigrasi ke Kolaka Timur, Sultra lanjut dia, masyarakat dari Provinsi Banten berasal dari Kabupaten Serang dan Pandeglang. “Jumlah persisnya saya lupa. Nggak banyak, kurang lebih ada 10 orang. Dan memang diberangkatkan di bulan Desember 2017,” ungkapnya.

    Adapun transmigran setelah berada di Kolaka Timur mendapatkan lahan seluas 1,5 hektar, dan rumah serta jatah hidup selama 12 bulan atau satu tahun. “Itu yang menentukan pusat, pemerintah daerah yang dituju dan asal. Kalau jatah hidup itu sumbernya dari APBN yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur,” ujarnya.

    Namun disinggung mengenai pembinaan kepada transmigran asal Banten oleh Pemprov Banten diakui oleh Syafrizon belum pernah dilakukan, meskipun sesuai UU 29 tahun 2009 tentang Transmigrasi, pemprov berkewjiban memonitoring dan melakukan pembinaan selama lima tahun kepada warganya yang bertransmigrasi.

    “Betul, di UU 29 tahun 2009 tentang Transmigrasi kita harus melalukan pembinaan kepada mereka yang transmigrasi selama 5 tahun sejak diberangkatkan. Dan sudah dua tahun ini kami belum pernah ke Kolaka Timur, karena kekurangan SDM (sumber daya manusia). Nanti saya akan coba langsung cek dan telusuri, termasuk berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Serang dan Pandeglang,” janjinya.

    Dihubungi melalui telepon genggamnya, Anggota Komisi V DPRD Banten, Umar Bin Sabrawi mengaku terkejut ada transmigran terlantar. “Nanti akan saya tanyakan kepada Disnakertrans, kebetulan Selasa (hari ini) ada Rakor komisi dengan Pak Al Hamidi (Kepala Disnakertrans Banten),” kata Umar singkat.(RUS/ENK)

  • Yuk Nobar Timnas Bareng Walikota dan Wakil Walikota Serang

    Yuk Nobar Timnas Bareng Walikota dan Wakil Walikota Serang

    SERANG , BANPOS – Walikota Serang Syafrudin dan Wakil Walikota Serang Subadri Ushuludin gelar nonton bareng final sepak bola putra SEA GAMES di Halaman Kantor Diskominfo Kota Serang, Selasa (10/12).
    Acara yang diinisiasi oleh Diskominfo Kota Serang ini bertujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme dalam memberikan semangat Aje Kendor bagi Tim Nasional Indonesia U-23 dalam meraih medali emas pesta olahraga Asia Tenggara tersebut.
    “Tujuan diadakannya nobar ini untuk membangkitkan rasa nasionalisme kita dan memberi semangat bagi timnas indonesia untuk Aje Kendor meraih hasil maksimal dalam pertandingan tersebut,” ujar Kepala Diskominfo Kota Serang, W. Hari Pamungkas.
    Ia pun berharap dengan diadakannya acara seperti ini dapat juga meningkatkan silaturahmi antar OPD, Insan Pers dan juga masyarakat.
    “Olahraga ini kan khususnya sepak bola salah satu instrumen perekat bangsa, maka dari itu kami berharap melalui nobar ini dapat juga meningkatkan tali silaturahmi antara pemkot serang dengan insan pers pun demikian dengan masyarakat kota serang ” katanya.
    “Rencana Pak Wali dan Pak Wakil hadir di acara nobar itu, alhamdulillah beliau semangat untuk nonton. Yuk kita ramein dan dukung timnas,” tambahnya. (AZM)