Kategori: PERISTIWA

  • Prostitusi Online Marak di Cilegon

    Prostitusi Online Marak di Cilegon

    CILEGON, BANPOS – Semakin berkembangnya tekhnologi dan kehadiran internet semakin memudahkan masyarakat untuk melakukan berbagai transaksi secara online tanpa harus datang ke lokasi. Cukup dengan memiliki smartphone, semua akses sudah berada dalam genggaman.

    Namun, dengan perkembangan internet dan lahirnya berbagai media sosial (medsos), sering kali dimanfaatkan untuk berbagai hal yang kurang layak.

    Diantaranya dimanfaatkan untuk praktek prostitusi secara online. Kini dengan aplikasi yang dapat diunduh melalui smartphone, jasa prostitusi bisa didapatkan.

    Untuk memastikan hal itu, Banpos mencoba menulusuri dengan mengakses salah satu medsos, yakni aplikasi Michat. Rupanya dalam aplikasi tersebut terdapat sejumlah pemilik akun dengan status Open BO (Booking Order), namun ada pula yang tidak menyantumkan statusnya.

    Untuk mengetahui lebih lanjut, dengan maraknya prostitusi online, Banpos mencoba untuk melakukan chatting dengan sebuah pemilik akun yang diduga penjaja seks. Sebut saja namanya Bunga, kemudian langsung terjalin komunikasi panjang yang mengarah pada praktek prostitusi online.

    Ketika mencoba untuk berkenalan, Bunga tak malu menyatakan dirinya sebagai PSK online, ia langsung menawarkan tarif untuk kencan short time dan long time, dengan rate harga Rp. 700 ribu untuk short time dan Rp1,3 juta untuk long time.

    “Open Bo !!!. St 700, Lt 1,3 jt, Tamu baru wajib deposit 200 rb utk mami dan reservasi hotel, full serviss, harga udh termasuk room,” katanya.

    Untuk kamar tempat kencan, sang PSK online menentukan lokasi hotel yang berada di Kota Cilegon. Namun sebelum itu, dia meminta down payment (DP) atau deposit, yang kemudian sisa pembayaran dapat dilakukan setelah melakukan kencan.

    Namun ternyata tidak semua praktek prostitusi tersebut harus menggunakan DP, salah seorang lelaki berinisial RA mengatakan dirinya pernah berkencan melalui aplikasi tersebut dan langsung bertemu di salah satu hotel di Kota Cilegon.

    “Ada yang engga perlu pake DP, deal harga lewat chat, terus kita bisa bayar cash,” ungkapnya. (LUK)

  • Milad Pertama, ID42NER Eksplor Wisata Banten dan Salurkan Air Bersih

    Milad Pertama, ID42NER Eksplor Wisata Banten dan Salurkan Air Bersih

    KASEMEN, BANPOS – Toyota Fortuner Club of Indonesia (ID42NER) atau klub Otomotif Toyota Fortuner Chapter Banten bersama puluhan anggotanya dari daerah lain, mengeksplorasi wisata Kawasan Banten Lama di Kota Serang saat merayakan ulang tahun yang pertama ID42NEr Chapter Banten.

    Mereka berkeliling ke situs-situs peninggalan masa lalu Kesultanan Banten, seperti benteng Surosowan, Masjid Agung Banten, menara Banten, benteng Spelwijk, dan Vihara Avalokitesvara. Hal tersebut pun mendapatkan apresiasi dari Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, yang ikut dalam kegiatan tersebut.

    “Tentu kami dari pemerintah Kota Serang menyambut baik, kepada temen-temen klub Fortuner yang sudah mengeksplor wisata di Kota Serang,” kata Subadri, Minggu (1/12).

    Ia pun mengapresiasi para anggota klub Fortuner yang juga memberikan bantuan air bersih kepada warga di Kecamatan Kasemen, yang membutuhkan bantuan air bersih.

    “Dari kami juga memberikan bantuan air, tentu dengan adanya bantuan dari komunitas ini adalah hal yang baik,” tegasnya.

    Di tempat yang sama, ketua panitia acara, Aswin S Hasibuan, mengatakan bahwa ada sekitar 80 kendaraan yang ikut dalam kegiatan ini. Ia mengaku, mereka berasal dari daerah Banten, Jabodetabek, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Sumatera.

    Acara dimeriahkan dengan bakti sosial, pertunjukan debus, kunjungan ke beberapa tempat wisata, dan seremonial ulang tahun pertama ID42ner Chapter Banten.

    “Dengan mengajak anggota ID42ner dari chapter lain diharapkan dapat membantu promosi wisata di Banten, khususnya yang ada di Kota Serang,” kata Aswin.

    Tidak hanya wisata, anggota ID42ner ini juga memberikan air bersih di daerah yang krisis air bersih yaitu Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen.

    Kemarau yang cukup panjang membuat masyarakat Kasemen kesulitan mendapatkan air bersih.

    “Ini salah satu bukti keberadaan ID42ner Chapter Banten dan diharapkan berguna bagi masyarakat,” tuturnya.

    Sementara itu, Ketua RT 07, Kampung Ciranjang, Abdullah mengucapkan, terimakasih kepada Chapter Banten dan juga Pemkot Serang yang telah memberikan bantuan air bersih pada hari ini.

    “Kita ketahui bersama, air bersih masuk dalam 9 bahan pokok. Makanya kami sangat berterimakasih, semoga kedepan dapat lebih di tingkatkan dalam hal penyaluran air bersih,” tandasnya. (DZH)

  • Massa 212 Banten Diklaim Capai Ribuan

    Massa 212 Banten Diklaim Capai Ribuan

    SERANG, BANPOS – Ribuan massa dari Banten akan menghadiri reuni 212 yang akan digelar di Monas pada esok hari. Salah satu organisasi yang memobilisasi massa yaitu Laskar Umat Islam Banten (LUIB). Diperkirakan, LUIB memberangkatkan lebih dari seribu jamaah.

    “InsyaAllah, kami (LUIB) akan berangkat dan membawa seribu jamaah untuk berangkat ke Jakarta menghadiri reuni 212,” ujar ketua pembina LUIB, Enting Abdul Karim, saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan, Minggu (1/12).

    Menurutnya, massa aksi tersebut berasal dari beberapa Kota dan Kabupaten di Provinsi Banten. Mayoritas berasal dari Kota Serang, Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon.

    “Jamaah itu dari Kota Serang dan Kabupaten Serang, serta Kota Cilegon. Kalau Tangerang saya kirim dari Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang,” katanya.

    Untuk pemberangkatan massa sendiri, Enting mengaku telah menetapkan beberapa titik kumpul. Adapun transportasi yang disediakan yaitu 18 unit bus.

    “Pemberangkatan massa dari Banten dengan menggunakan sebanyaj 18 bus. Untuk titik kumpul massa dan bus juga sudah ditentukan lokasinya,” terangnya.

    Enting mengatakan, dalam reuni yang digelar pada tahun ini, pihaknya tidak mendapatkan hambatan dari pihak pemerintah baik melalui Kepolisian maupun lainnya. Namun, tetap ada oknum yang berupaya melakukan penggembosan terhadap kegiatan itu.

    “Yah kalau dibilang ada gak upaya penggembosan, ya ada. Kayak kemarin adanya spanduk-spanduk bernuansa penggembosan kemarin, dipasang di lampu merah Ciceri. Tapi kalau dari aparat Kepolisian tidak ada,” jelasnya.

    Bahkan menurut Enting, komunikasi dan koordinasi antara pihaknya dengan Kepolisian, berjalan cukup lancar. “Alhamdulillah komunikasi dan koordinasi berjalan lancar,” katanya.

    Enting menegaskan, tak perlu ada yang ditakutkan dari gelaran reuni 212 yang hingga saat ini memasuki kali ketiga. Karena, kegiatan ini hanya untuk ajang silaturahmi antar umat saja.

    “Reuni saja, menjadi kebanggaan bagi Umat Islam ketika jutaan manusia bisa berkumpul dalam satu tempat untuk saling bersilaturahmi,” tegasnya. (DZH)

  • Pelayanan RSUD Banten Disebut Bobrok, Pasien Banyak Ditelantarkan

    Pelayanan RSUD Banten Disebut Bobrok, Pasien Banyak Ditelantarkan

    SERANG, BANPOS – Pelayanan kegawatdaruratan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten, yang sudah ditetapkan sebagai RS rujukan, dinilai mempersulit pasien yang membutuhkan pertolongan kegawatdaruratan.

    Pasalnya, beberapa pasien yang datang ke RSUD Banten, tidak mendapatkan pelayanan yang cepat, tepat dan ramah, seperti yang tertera dalam komitmen pelayanan RSUD Banten.

    “Ibu saya datang ke sini, karena sudah seminggu enggak mau makan, udah lemes. Karena sudah dini hari, dan kebetulan dekat dengan RS ini, makanya kami langsung bawa ke sini. Tapi kita ditolak, disuruh ke puskemas dulu, alasan nggak ada bed pasien IGD karena terpakai semua,” ungkap Amir, anak salah seorang pasien bernama Kamsiah (50), asal Kelurahan Curug, Kota Serang.

    Diketahui, Kamsiah diboyong ke RSUD Banten, sebab tidak mau makan pada Jumat (29/11), pukul 04.05 dini hari. Oleh karena jarak tempuh dari rumah ke RSUD Banten lebih dekat daripada puskesmas, dan melihat kondisi sang ibu sudah tidak berdaya, keluarga berinisiatif membawa pasien dengan menggunakan mobil bertuliskan ‘Biro Umum’ ke RSUD Banten.

    “Kita sudah bicara ke dokter yang bertugas, katanya enggak bisa ditangani di sini. Makanya diminta ke puskemas. Terlebih pakai SKTM, bukan pakai BPJS,” terangnya.

    Menurut penuturan Amir, pihaknya tidak mendapatkan pelayanan yang ramah, apalagi cepat. Dokter yang bertugas saat itu, kata dia, menerangkan jika pasien semestinya diberikan penanganan kegawatdaruratan di ruang instalasi gawat darurat (IGD).

    “Tapi kok malah dibiarin. Kasian ibu saya kalau tidak diberikan penanganan. Memang diperiksa, kondisi ibu saya masih di dalam mobil. Tapi tetap enggak bisa ditangani, katanya bed pasien habis,” geramnya seraya mengaku bahwa pihaknya diminta tidak boleh mengakui, jika sudah membawa sang ibu ke IGD RSUD Banten, oleh dokter jaga dr. Lis Lubis.

    Berdasarkan pantauan wartawan BANPOS di lokasi, terdapat 3 kasur pasien tidak terpakai dan satu kursi roda yang berada di lantai satu RSUD Banten, tepatnya di antara mesin ATM dan lift. Namun, Dr Lis Lubis tetap menegaskan bahwa tidak ada kasur pasien yang kosong sehingga pasien tidak bisa ditangani.

    Sebelumnya, sang dokter menyinggung soal pasien dengan menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM) dan Badan Pelaksana Jaminan sosial (BPJS). Dari sini, pihak keluarga merasa terdiskriminasi dengan pelayanan saat itu.

    “Dokternya sempat bilang, kalau pasien BPJS masih bisa ditangani. Ini kan pakai SKTM. SKTM itu kan dibiayai oleh pemerintah,” tutur Amir, seraya menirukan gaya sang dokter jaga.

    Amir menegaskan, jika memang tidak ada sama sekali kasur pasien, jangan membandingkan pasien dengan pelayanan SKTM dan BPJS. Kalau memang tidak ada kasur pasien, sudah pasti meskipun datang pasien pengguna BPJS, tetap tidak bisa dilayani juga sebab tidak ada kasur pasiennya.

    “Kalau memang gak ada kasur buat ibu saya, gimana kalau ada pasien darurat atau maaf saya katakan, ada pasien sekarat. Apakah mau didiamkan saja sampai hilang nyawanya?” ujarnya dengan nada tinggi.

    Ia menyesalkan dengan pelayanan RSUD Banten yang dinilai pilih-pilih pasien. Amir juga mengaku, dirinya sempat diminta untuk ke puskemas terdekat untuk meminjam kasur pasien.

    “Iyah, saya dan keluarga diminta ke puskemas. Suruh pinjam kasur pasien,” katanya.

    Setelah berdebat selama satu jam lebih, Kamsiah akhirnya diterima oleh pihak RSUD Banten untuk ditangani lebih lanjut.

    Untuk diketahui, berdasarkan penuturan beberapa pasien lainnya, sudah terjadi penolakan terhadap pasien sebanyak tiga kali. Pihak RSUD menolak dengan alasan yang sama, yaitu kehabisan tempat tidur pasien. (MUF)

  • Acara Maulid Molor 2 Jam, Walikota Serang Damprat OPD

    Acara Maulid Molor 2 Jam, Walikota Serang Damprat OPD

    SERANG , BANPOS – Walikota Serang Syafrudin mengeluhkan molornya acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tingkat Kota Serang 2019 yang di gelar di halaman Puspemkot Serang, Rabu (27/11/2019).

    Sedianya, acara dimulai pada pukul 08.00 WIB, namun baru bisa dimulai sekira puku 10.00 WIB. Molornya acara lantaran kursi di peserta masih dalam kondisi yang kosong.

    “Saya berharap peringatan Maulid Nabi kedepan dan peringatan hari besar kedepan ini bagi kepala OPD jangan mengadakan kegiatan lain. Ini mah di Kota Serang ada peringatan, kepala OPD mengadakan rapat. Apalagi rapatnya di sekretariat daerah. Ini kurang etis,” kata Walikota disela-sela sambutannya.

    Ia meminta agar pegawai Pemkot tidak menganggap sepele kegiatan peringatan maulid nabi serta peringatan hari besar islam lainnya. Terkecuali pada pegawai yang bertugas langsung pada pelayanan ke masyarakat. Jika semua pegawai dapat hadir, ia berharap acara akan menjadi meriah. Bukan seperti kegiatan hari ini.

    “Semua OPD wajib hadir di tempat ini, jangan anggap sepele. Kecuali, Pelayanan jangan ditinggalkan, karena pelayanan itu inti terdepan. Selain itu kepada OPD dan pegawai untuk tidak membenturkan kegiatan PHBI dengan acara-acara rapat OPD. Seolah-olah peringatan ini tidak didukung oleh OPD dan jajarannya. Jangan sampai seperti hari ini, sudah jam 10 tapi masih sepi,” kata Syafrudin.

    Dalam sambutannya, Syafrudin mengajak agar seluruh pegawai Kota Serang selalu mengintropeksi diri. Sejauh mana mengaplikasikan akhlak yang dicontohkan oleh rasul.

    Pada peringatan maulid nabi kali ini pihaknya menghadirkan penceramah agama Haji Muhammad Ustman Ansori, SQ, MA Al Hafizh atau Koko Liem. Dalam kegiatan ini pula, Walikota Serang Syafrudin didampingi Wakil Walikota Subadri Ushuludin memberikan santunan kepada anak-anak yatim yang berada di sekitar Puspemkot Serang. (AZM)

  • Tanah Liat dan Becek Jadi Wahana Rintangan Di Tengah Wisuda Untirta

    Tanah Liat dan Becek Jadi Wahana Rintangan Di Tengah Wisuda Untirta

    PABUARAN, BANPOS – Wisudawan dan wisudawati Untirta mengeluhkan kondisi tempat mereka diwisuda. Pasalnya, lokasi yang seharusnya menjadi tempat mereka berbahagia justru menjadi becek dan penuh lumpur.

    Hal ini dikarenakan kampus Sindang Sari sebagai lokasi wisuda tahun ini, masih dengan kondisi tanah liat tanpa ada lapisan lainnya.

    Pantauan di lokasi, kondisi tanah yang cukup liat membuat orang tua maupun wisudawan/wati cukup sulit dalam berjalan. Terlebih, bagi mereka yang menggunakan sepatu high heels.

    Terlihat sesekali orang yang hampir terjatuh, akibat tersangkut pada tanah tersebut.

    “Kalau belum siap tempatnya, jangan memaksakan kehendak lah. Kasian wisudawan yang membawa orang tua yang umurnya sudah tua,” ujar salah satu wisudawati Untirta dari jurusan BK, Annida Karimah, saat ditemui di lokasi, Rabu (27/11).

    Menurutnya, hujan yang melanda lokasi wisuda itu memang tidak dapat diprediksi. Sehingga, seharusnya pihak Untirta dapat lebih memikirkan secara matang, ketika akan mengambil keputusan.

    “Kayak sekarang sedang hujan, ini jalannya menjadi becek. Kan kami jadi merasanya seperti wisuda di kampung orang,” tandasnya. (RED)

  • Untirta Wisuda Di Kampus Baru, Macet Mengular Hingga Palima

    Untirta Wisuda Di Kampus Baru, Macet Mengular Hingga Palima

    PABUARAN, BANPOS – Imbas dari digunakannya gedung baru Untirta di Sindang Sari sebagai tempat wisuda, kemacetan mengular hingga ke lampu merah Palima. Tak ayal, hal ini pun dikeluhkan masyarakat.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, tidak ada pihak kepolisian maupun Dishub yang bertugas sebagai pengurai kemacetan tersebut. Hanya ada satpam dan Resimen Mahasiswa (Menwa) Untirta yang bertugas mengurai kemacetan di depan gerbang kampus.

    Warga Ciomas, Fauzan, mengatakan bahwa kemacetan separah ini baru pertama kalin terjadi di jalur Palka. Hal ini membuat dirinya yang juga seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Kota Serang, menjadi terganggu.

    “Ini parah macetnya. Bukan hanya dari arah Palima, tapi dari arah Ciomas pun kena imbas macet. Saya yang mau kuliah jadi terlambat. Kacau lah,” ujarnya, Rabu (27/11).

    Ia menyayangkan pihak Untirta yang terlalu memaksakan untuk ‘unjuk gigi’ dengan melakukan wisuda di gedung yang belum sempurna. Sehingga, masyarakat umum yang terkena dampaknya.

    “Mungkin kalau memang mau di sana, ya kerja sama gitu dengan kepolisian atau Dishub. Supaya ada yang mengatur lalu lintasnya. Kalau seperti ini, berapa kerugian yang ditanggung masyarakat?,” tandasnya. (RED)

  • #PakeHelmProyek Menggema Jelang Wisuda Untirta

    #PakeHelmProyek Menggema Jelang Wisuda Untirta

    SERANG, BANPOS – Jelang Wisuda Untirta, tanda pagar (tagar) #PakeHelmProyek #BukanToga menggema di kalangan mahasiswa Untirta.

    Pasalnya, Wisuda yang biasanya dilakukan di salah satu hotel di Kota Cilegon, saat ini dipaksakan untuk digelar di Kampus Untirta Sindang Sari, yang masih dalam tahap pembangunan.

    Dalam pamflet yang diterima BANPOS pada pukul 02.00 WIB dini hari, adalah BEM FKIP Untirta yang mempertanyakan keamanan dari gedung yang digunakan untuk wisuda itu. Menurut mereka, Kampus Sindang Sari masih belum layak digunakan.

    “Mengingat pelaksanaan wisuda Untirta di Kampus Sindangsari yang sejauh ini belum layak, terlalu dipaksakan, dan belum aman untuk para peserta wisuda. Maka dari itu, hal ini patut diperhatikan untuk rektorat memastikan keamanan wilayah gedung pelaksanaan wisuda,” tulis BEM FKIP dalam pamfletnya.

    Belum ada konfirmasi dari pihak Untirta berkaitan dengan pelaksanaan wisuda yang diduga terlalu memaksakan di kampus Sindang Sari. (RED)

  • Peringati Hari Penghapusan Kekerasan Perempuan, FPR Sebut Pembangunan Tidak Berbasis Gender

    Peringati Hari Penghapusan Kekerasan Perempuan, FPR Sebut Pembangunan Tidak Berbasis Gender

    Teatrikal yang dilakukan FPR Banten, Senin (25/11). Terlihat salah satu massa aksi memperagakan tindak kekerasan terhadap perempuan. (Diebaj/BantenPos)
    Teatrikal yang dilakukan FPR Banten, Senin (25/11). Terlihat salah satu massa aksi memperagakan tindak kekerasan terhadap perempuan. (Diebaj/BantenPos)

    SERANG, BANPOS – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) Banten menggelar aksi simpatik dalam memperingati hari Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan di depan Kampus A Untirta.

    Dalam aksi ini, mereka menuntut agar perempuan, terutama di Provinsi Banten, dapat lebih berdaya, menghentikan segala kekerasan terhadap perempuan, dan penuhi hak-hak para perempuan. Selain itu, mereka juga menuntut agar pembangunan di Provinsi Banten dapat lebih berbasis gender.

    Humas Aksi, Ega Khairunisa, mengatakan bahwa hari Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan diperingati untuk mengenang perjuangan tiga orang perempuan yang telah mati dalam memperjuangkan hak demokratisnya di Republik Dominika.

    “Sejarah mengatakan, ada perjuangan tiga bersaudari di Republik Dominika melawan diktator fasis, yaitu Rafael Trujilo. Mereka dibunuh karena menyuarakan hak-hak demokratisnya pada tanggal 25 November 1960,” ujarnya, Senin (25/11).

    Ia mengatakan, berdasarkan data yang pihaknya miliki, di Indonesia saat ini terdapat 237 kasus kekerasan terhadap perempuan. Sedangkan di Banten sendiri, kata Ega, terdapat 36 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

    “Laporan tahunan Komnas Perempuan di Banten, mengatakan bahwa di Indonesia terdapat 237 kasus kekerasan terhadap perempuan. Dan khusus di Banten, sebanyak 36 kasus sedang ditangani oleh LPA Banten, dan 82 persennya merupakan kasus kekerasan perempuan,” ucapnya.

    Mahasiswi yang juga merupakan ketua Seruni Ranting Untirta ini mengaku bahwa pembangunan di Provinsi Banten, masih belum berbasis gender. Akibatnya, banyak hak-hak dari perempuan yang masih belum dipenuhi oleh Pemerintah Daerah di Provinsi Banten.

    “Bahkan di Untirta pun dalam pembangunannya tidak memenuhi hak-hak daripada perempuan. Seperti disediakannya ruangan khusus untuk menyusui bagi dosen yang baru saja melahirkan. Sama dengan beberapa kantor pelayanan publik di Banten,” katanya.

    Ia juga mengaku, perampasan lahan yang kerap terjadi di pedesaan, memaksa para perempuan untuk pergi ke kota maupun ke luar negeri untuk mencari pekerjaan. Akibatnya, banyak dari para perempuan, khususnya yang bekerja sebagai TKW, menjadi korban kekerasan dari majikannya seperti Ruyati yang meregang nyawa akibat disiksa.

    “Selain itu juga, para buruh harian lepas di perkebunan sawit di Siak, Riau pun mendapatkan kekerasan yang serupa. Misalkan, para buruh ingin cuti karena haid, para mandor akan melakukan pelecehan dengan cara selangkangan buruh itu disenter dan diraba-raba,” jelasnya.

    Di akhir, ia menuntut agar segala bentuk kekerasan dan persekusi terhadap perempuan, harus dihapuskan dari Dunia, khususnya di Indonesia. Selain itu, ia menuntut agar pemerintah memenuhi seluruh hak perempuan, dengan melakukan pembangunan berbasis gender.

    “Hentikan seluruh bentuk persekusi dan penangkapan terhadap perempuan pejuang HAM, serta hentikan segala bentuk kekerasan dan kriminalisasi terhadap perempuan. Lakukan pembangunan daerah yang berbasis gender,” tandasnya. (DZH)

  • Ribuan Guru Saresehan bareng Walikota Serang

    Ribuan Guru Saresehan bareng Walikota Serang

    Walikota Serang Syafrudin disambut oleh ribuan guru dalam rangka HUT ke 74 PGRI dan HGN 2019 tingkat Kota Serang, di Gelanggang Remaja Ciceri, Senin (25/11/2019)
    SERANG , BANPOS – Ribuan guru memadati Gelanggang Remaja Ciceri, Kota Serang. Kehadiran para pahlawan tanpa tanda jasa ini untuk melakukan saresehan bareng Walikota Serang Syafrudin dalam rangka peringatan HUT PGRI ke 74 dan Hari Guru Nasional 2019 tingkat Kota Serang, Senin (25/11/2019).
    Untuk diketahui, saresehan PGRI kali ini bertemakan ‘Peran strategis guru dalam mewujudkan SDM Indonesia unggul, guru penggerak indonesia manu’. Walikota Serang Syafrudin tiba di GGR Ciceri mengenakan jas kebesaran dengan motif batik PGRI disambut oleh peserta saresehan.
    Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Achmad Saefullah dalam sambutannya mengatakan saresahan dalam rangka HUT PGRI ini merupakan kegiatan yang pertama digelar di Kota Serang. Pasalnya, pihaknya biasanya hanya menggelar jalan sehat ataupun senam sehat.
    “Biasanya menggelar senam sehat dan jalan sehat. Sekarang kita saresehan sebagai rasa cinta guru-guru kepada Bapak Walikota dan dalam rangka silaturahmi dengan Walikota,” kata Saefullah
    Ia menuturkan jika pada peringatan HUT PGRI dan HGN 2019, semua sekolah di Kota Serang menggelar upacara hari guru nasional. Dengan mengenalan baju kebesarannya, yakni batik PGRI.
    “Tahun ini merupakan tahun yang meriah dalam peringatan hari guru. Ada yang memberikan kado sebagai bentuk perhatian anak-anak serta cinta terhadap guru,” kata Saefullah. (RED)