Kategori: PERISTIWA

  • ‘Viral’ Karena Tak Makan Dua Hari, Harapan Dhuafa Bantu Zahra Amelia

    ‘Viral’ Karena Tak Makan Dua Hari, Harapan Dhuafa Bantu Zahra Amelia

    Laz Harfa Banten saat menyambangi kediaman Zahra Amelia Putri dan keluarga / ISTIMEWA

    SERANG, BANPOS – Zahra Amelia Putri, seorang siswi di Kresek, Tangerang yang sedang ‘viral’ karena tidak makan dua hari karena kesulitan ekonomi, membuat Harapan Dhuafa langsung menyambangi dan membantu kehidupan Zahra, Sabtu, (23/11).

    Diketahui, Zahra yang tinggal di Kp. Masigit Desa Cibetok Kecamatan Gunung Kaler, Tangerang tersebut, hidup bersama ayahnya Akhmad yang merupakan penyandang cacat.

    Saat ditemui, Akhmad dan Zahra sedang berada dirumah, rumah dengan kondisi yang begitu memprihatinkan. Sejak kecelakaan yang dialami Pak Akhmad 2012 silam, kondisi keluarga dan ekonominya semakin carut marut, Ia tak bisa lagi bekerja di pasar dan harus berpisah dengan istri serta anak-anaknya, hanya Zahra lah yang saat ini masih menemani Pak Akhmad hingga saat ini menemani sulitnya kehidupan keluarganya.

    “Keseharian saya sejak kecelakaan dan tak bisa jalan normal ya seperti ini, hanya bisa membuat kandang burung untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kalau sepi order, paling nunggu belas kasih dari para tetangga,” ujar Pak Akhmad.

    Kondisi perekonomian yang semakin memburuk pasca kecelakaan membuat Pak Akhamd tak bisa melakukan banyak hal. “Kalau dulu masih bisa jualan sayur di pasar, tapi sekarang keadaannya udah beda, saya sulit untuk bisa melakukan apa-apa, bahkan Buang Air Kecil pun harus ditampung dan dilakuin di kamar” tambahnya.

    Zahra, Siswi SMPN 1 Kresek Tangerang ini juga mengungkapkan bahwa memang sering sekali tidak makan dalam beberapa hari, bahkan jarang sekali sarapan jika berangkat ke sekolah, naik sepeda sambil nahan laper udah jadi hal biasa bagi Zahra, tekadnya untuk bisa tetap sekolah memang sangat tinggi.

    “Kadang biar bisa bantu ekonomi keluarga, Zahra harus bantu tetangga dulu agar dapat upah, apa aja dilakuin termasuk bantu jualan ketoprak. Hasilnya lumayan untuk makan Zahra sama Bapak hari itu, walaupun seringnya kami harus nahan lapar karena ngga ada apa-apa dirumah, masih ada nasi aja udah bersyukur banget walau adanya lauk. Zahra pengen bantu Bapak, Zahra pengen sekolah yang bener biar bisa jadi dokter.” Ungkap Zahra

    Mamak Jamaksari selaku Manager Program dan Kemitraan Harapan Dhuafa mengungkapkan bahwa “Setelah kami melihat, memang kondisi Pak Akhmad dan Zahra ini cukup memprihatinkan dan butuh bantuan kita semua. Kami sebagai lembaga kemanusiaan tentu saat ini berkomitmen untuk membantu keluarga Pak Akhmad ini bisa berdaya dan membantunya agar mencukupi kebutuhan keluarganya sendiri, juga berupa bantuan sarana air bersih dan bedah rumah.”

    “Kami sangat prihatin dengan kondisi rumahnya, pertama tidak layak, atap sudah pada bocor dan lapuk, ada dua kamar, dan hanya satu kamar yang digunakan untuk semua aktivitas, bahkan buang air kecil pun Bapaknya masih harus ditampung didalam botol dan ditumpuk di dalam ruangan tersebut. Kondisi ini tentu sangat memperihatinkan.” Jelas Mamak.

    Untuk anda yang juga ingin membantu Zahra dan Pak Akhmad agar bisa hidup lebih layak, anda bisa sampaikan kepeduliannya melalui http://channelkebaikan.org atau transfer melalui BNI Syariah 0264089319 dengan kode donasi 035 dibelakang donasi. Atau kunjungi langsung kantor layanan kami di Jalan Graha Raya Bintaro Ruko Anggrek Loka, Blok A8, No.11 A Kec. Serpong Utara Kota Tangerang Selatan Banten 15324. (RUL)

  • Bawa Nama Banten, Laz Harfa Bantu Ekonomi Palu

    Bawa Nama Banten, Laz Harfa Bantu Ekonomi Palu


    SERANG, BANPOS – Setahun lebih sudah berlalu musibah gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang menerjang kota Palu dan sekitarnya, dimana bedasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, sedikitnya ada 384 orang korban meninggal akibat peristiwa tersebut terjadi.

    Selain itu, jumlah orang yang mengalami luka berat sebanyak 540 orang dan tercatat 29 orang hilang yang berasal dari Kelurahan Pantoloan Induk Kota Palu. Kerugian dan kerusakan akibat bencana ini pun sebesar Rp 18,48 triliun per 27 Oktober 2018.

    Hingga kini, pasca musibah tersebut masyarakat Palu masih berusaha untuk terus bangkit dari keterpurukan. Harapan Dhuafa pun sampai saat ini masih bersama mereka membantu dengan menyalurkan bantuan untuk memulihkan kembali perekonomian yang sempat carut marut akibat bencana.

    Apalagi saat ini, bencana kekeringan juga sedang terjadi di sana. Mengakibatkan terhambatnya aktivitas sehari-hari masyarakat dan panen mereka juga terganggu karena tidak adanya ketersediaan air.

    Harapan Dhuafa masih terus berempati menyampaikan amanah dari masyarakat Banten untuk membantu membangkitkan kembali ekonomi masyarakat Palu.

    “Walaupun Harapan Dhuafa adalah Lembaga Amil Zakat (LAZ) skala provinsi di Banten, namun hingga hari ini kami masih berkomitmen untuk berkontribusi di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk di Palu. Tidak hanya ketika penyelesaian pada kondisi tanggap darurat, tapi juga masih berlanjut dengan pendampingan pemberdayaan ekonomi bagi penyintas. Pola ini dilakukan Harapan Dhuafa di semua wilayah bencana yang diintervensi,” ungkap Indah Prihanande, Direktur Harapan Dhuafa.

    Pada Kamis, (21/11), Harapan Dhuafa menyalurkan bantuan ke beberapa tempat di Palu untuk membantu kekeringan yang terjadi. Bantuan dalam bentuk pompa air yang diperuntukkan bagi para petani yang berada di Desa Kotarindau, Kec. Dolo, Palu. Dimana bantuan sarana air ini akan digunakan untuk mengaliri sebanyak 2 hektare lahan pertanian.

    Tidak hanya untuk petani, Harapan Dhuafa juga menyalurkan sarana pompa air untuk para pengrajin batu bata di Desa Kabobona, Kec. Dolo, Palu. Bantuan sarana pompa air ini sangat membantu masyarakat karena dapat memangkas biaya sewa pompa air yang sering mereka sewa dengan harga yang tidak sedikit.

    Sebagai upaya untuk membantu memulihkan perekonomian masyarakat pasca bencana. Harapan Dhuafa juga menyalurkan bantuan bibit tomat dan jagung untuk para petani.

    Bibit tomat dan jagung ini sengaja dipilih karena atas dasar permintaan para petani karena diyakini kualitasnya baik sehingga harga jualnya pun dinilai akan tinggi. Dengan begitu, ekonomi masyarakat dapat meningkat ke arah yang lebih baik.

    Sebelumnya, Harapan Dhuafa juga telah memberikan bantuan Hunian Sementara Tiada Tara (Huntaran) dan kincir air untuk mengaliri tanaman soup (seledri) masyarakat seluas setengah hektare yang dipanen setiap 8 bulan sekali.

    Amak Dahisah, 73 tahun menceritakan bahwa selama 6 bulan lamanya sebelum adanya Huntara tersebut. Beliau dan anak-anaknya enggan untuk pulang ke rumah serta lebih memilih tinggal ditenda karena kekhawatiran dan rasa takut yang masih terus menghantui.

    “Dengan adanya Huntara ini Amak merasa tenang bisa beristirahat dengan nyaman tidak memikirkan tempat tinggal lagi,” ujarnya. (RUL)

  • Datangi Kantor BPJS Kesehatan Banten, KWS Ajukan 4 Tuntutan

    Datangi Kantor BPJS Kesehatan Banten, KWS Ajukan 4 Tuntutan

    Ketua koordinator Komunitas Warga Siaga (KWS) Puri Tambak Gemilang, Rizal, saat menggelar aksi penolakan iuran BPJS Kesehatan, di depan kantor BPJS Kesehatan wilayah Banten, Kamis (21/11) / RULIE SATRIA

    SERANG, BANPOS – Pasca informasi yang berkembang terkait akan naiknya iuran BPJS Kesehatan, puluhan masyarakat Banten yang mengatasnamakan Komunitas Warga Siaga (KWS) Puri Tambak Gemilang, mendatangi kantor BPJS Kesehatan Wilayah Banten, di jalan Raya Serang – Pandeglang, Kamis (21/11).

    Kedatangan mereka terkait menolak kenaikan premi iuran BPJS Kesehatan, yang dirasa memberatkan masyarakat, dan kenaikan iuran tersebut dianggap bukan menjadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di BPJS Kesehatan.

    “Kami beranggapan banyak permasalahan yang terjadi di intenal BPJS Kesehatan. Untuk itu kami berkumpul di Kantor BPJS Kesehatan, guna menyampaikan empat aspirasi kami sebagai penolakan. Yang pertama kami menolak keras kenaikan iuran BPJS Kesehatan yang tertuang dalam Perpres 75 tahun 2019. Kedua, kami juga menuntut Pak Jokowi sebagai Presiden Indonesia untuk mencopot Fahmi Idris sebagai Direktur Utama BPJS Kesehatan karena tidak becus memimpin BPJS Kesehatan. Ketiga, kami meminta BPJS Kesehatan untuk lebih hadir lagi ditengah-tengah masyarakat terutama di rumah-rumah sakit. Dan keempat, kami meminta BPJS Kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi peserta. Sebab, kami masih banyak mendengar peserta BPJS Kesehatan merasa dirugikan terkait pelayanan saat akan berobat dirumah sakit” ujar ketua koordinator aksi, Rizal, Kamis (21/11).


    Rizal menambahkan, BPJS Kesehatan diharapkan bisa lebih transparan dalam mengelolah keuangan dari iuran peserta. Jangan juga masyarakat hanya mendengar teriakan BPJS Kesehatan saja yang mengalami defisit.

    “Kita mau BPJS Kesehatan harus transparan, pendapatannya berapa, pengeluarannya berapa, sehingga kami mengetahui laporan-laporan tersebut. Jangan hanya teriak teriak defisit, lalu kemudian masyarakat yang menjadi korban,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Serang Sofyeni, yang menerima kedatangan puluhan masyarakat yang menggelar aksi penolakan mengatakan, jika dirinya akan menampung aspirasi penolakan tersebut dan menyampaikannya ke pusat.

    “Ya, kita tentu akan menampung apa yang menjadi tuntutan penolakan tersebut. Adapun salahsatu poin tuntutan yang disampaikan terkait peningkatan pelayanan, sudah barang tentu kita akan tingkatkan pelayanan itu, dan kita sebenarnya sudah terus berusaha,” kata Sofyeni.

    Dirinya menambahkan, permasalahan tidak hanya terjadi pada BPJS Kesehatan saja, melainkan terjadi pada peserta BPJS Kesehatan.

    “Masih banyak peserta BPJS Kesehatan diseluruh wilayah (khususnya peserta yang mandiri) yang menunggak membayar iuran perbulan. Mereka hanya ingat BPJS jika sedang sakit, disaat sehat mereka lupa akan kewajibannya tersebut,” pungkas Sofyeni. (RUL)

  • Hari Ini, Puspemkot Serang Akan Ada Gempa Dan Kebakaran (Simulasi Bencana BPBD Kota Serang)

    Hari Ini, Puspemkot Serang Akan Ada Gempa Dan Kebakaran (Simulasi Bencana BPBD Kota Serang)

    Anggota BPBD Kota Serang saat menyiapkan gladi simulasi bencana di Puspemkot Serang. (BantenPos)
    Anggota BPBD Kota Serang saat menyiapkan gladi simulasi bencana di Puspemkot Serang. (BantenPos)

    SERANG, BANPOS – BPBD Kota Serang hari ini akan menggelar simulasi bencana dalam rangka menghadapi kejadian-kejadian tak terduga. Hal ini dikarenakan Kota Serang dalam kesiap siagaan bencana, masih sangat kurang. Selain itu berdasarkan data dari BMKG, dalam kurun waktu 4 bulan kedepan akan terjadi cuaca ekstrem.

    “Kemarin sudah dibuktikan pada 13 November, Kota Serang kalau dikatakan belum siaga, ya memang tidak siaga. Karena memang sebelumnya kemarau panjang, dan tiba-tiba hujan. Itu juga menjadi evaluasi bagi kami, agar dapat lebih siap lagi,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kota Serang, Eva Hasanah, saat ditemui di Puspemkot Serang, Rabu (20/11).

    Ia mengatakan, dalam kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 15 elemen. Baik dari TNI, Polri, OPD pengarah, Dishub, PMI, Basarnas, hingga komunitas relawan kebencanaan. Menurutnya, peserta yang terlibat akan mencapai 150 orang.

    “Dengan adanya gladi simulasi ini, mudah-mudahan seluruh unsur relawan maupun siapapun yang berkecimpung dalam bidang penanganan kebencanaan, dapat terintegrasi dalam kegiatan ini,” jelasnya.

    Untuk simulasinya sendiri, Eva mengatakan akan melakukan simulasi gempa bumi, kebakaran, dan beberapa bencana lainnya.

    “Kan dampak dari gempa itu biasanya ada konsleting listrik dan dapat terjadi kebakaran. Jadi nanti apa yang harus dilakukan, itu akan kita simulasikan. Kebetulan di Puspemkot ini juga tiga lantai, jadi nanti ada simulasi penyelamatan vertikal dari teman-teman Vertical Rescue Indonesia,” katanya.

    Dalam kesempatan itu, Eva mengaku bencana puting beliung yang terjadi beberapa hari yang lalu, di luar Kajian Resiko Bencana (KRB) yang telah disusun. Karena dalam KRB yang telah disusun, hanya Kecamatan Kasemen dan sebagian Walantaka yang berpotensi terjadi puting beliung.

    “Puting beliung biasanya berasal dari cuaca ekstrem daerah laut. Maka yang biasa terkena itu adalah daerah Kasemen sampai ke Walantaka sana,” terangnya.

    Sehingga, terjadinya puting beliung di Kecamatan Cipocok Jaya di luar dugaan dari BPBD Kota Serang.

    “Puting beliung kemarin yang melanda Kecamatan Cipocok itu benar-benar suatu hal yang sangat tidak diduga berdasarkan kajian kami. Karena dalam KRB pun Kecamatan Cipocok Jaya tidak masuk dalam potensi puting beliung,” jelasnya.

    Sementara itu, Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, mengapresiasi kegiatan yang akan dilakukan oleh BPBD Kota Serang.

    “Itu program bagus untuk memperkenalkan penanganan dini untuk menghadapi musibah yang ada. Adanya simulasi itu sesuai dengan UU dan PP. Maka saya selaku Wakil Walikota Serang sangat menyambut baik program dari BPBD,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya.

    Ia pun berharap dengan adanya simulasi ini, mampu menjadikan masyarakat jadi lebih siaga dalam menghadapi bencana.

    “Harapannya dengan adanya simulasi penanganan dini itu, tentu semua masyarakat Kota Serang tahu dan paham kalau ada musibah itu harus seperti apa, langkahnya bagaimana. Jangan panik,” tandasnya. (DZH)

  • Kasus Disdukcapil Kota Serang Dituntut Transparan, Mahasiswa : Jangan Ada Kata Damai

    Kasus Disdukcapil Kota Serang Dituntut Transparan, Mahasiswa : Jangan Ada Kata Damai

    Ketua BEM FKIP Untirta, Ahmad Fauzan. (BantenPos)
    Ketua BEM FKIP Untirta, Ahmad Fauzan. (BantenPos)

    SERANG, BANPOS – Mahasiswa meminta kasus OTT yang terjadi di Disdukcapil Kota Serang, diproses secara transaparan. Selain itu, mahasiswa juga meminta agar kasus tersebut tidak berakhir dengan ‘damai’.

    Hal ini diungkapkan oleh Ketua BEM FKIP Untirta, Ahmad Fauzan. Menurutnya, Pemkot Serang harus kooperatif dalam penegakkan hukum, dan tidak boleh menyembunyikan tersangka dan siapapun di balik kasus pungli e-KTP itu.

    “Pemkot harus kooperatif, sehingga ditemukan akar permasalahannya. Kami juga menduga bahwa bisa saja ada pejabat di belakangnya untuk memberikan perintah atau melakukan back up kepada seorang yang disuruhnya untuk melakukan pungli,” katanya kepada awak media, Minggu (17/11).

    Dugaan itu, jelasnya, dikarenakan tidak mungkin calo yang terkena OTT itu bekerja sendiri tanpa adanya orang dalam. Karena menurut keterangan dari Kepolisian pun, calo tersebut bukan merupakan pegawai Disdukcapil.

    “Klaim dari Kepolisian yang ditangkap itu bukan pegawai, hanya calo saja. Tapi kan tidak mungkin calo punya kekuasaan sampai bisa mempercepat pembuatan e-KTP. Karena hal ini, kami mendorong agar baik Pemkot maupun penegak hukum untuk mengungkap kasus tersebut dan mengeluarkan dugaan nama pejabat yang terlibat,” ucapnya.

    Ia juga meminta kepada Satgas Saber Pungli, agar dapat menuntaskan kasus ini hingga ke akarnya. Ia menegaskan, tidak boleh ada kata damai dalam penyelesaian kasus ini.

    “Kasus ini harus terus dilakukan investigasi secara mendalam. Itu merupakan upaya dapam menemukan titik masalah paling dalam dan mengakar. Dalam hal ini, Satgas Saber Pungli yang harus melakukannya,” tegasnya.

    Menurutnya, OTT yang terjadi di Disdukcapil Kota Serang ini sangat mencoreng nama Pemkot Serang. Karena, lanjut Fauzan, Disdukcapil merupakan OPD yang paling dekat dengan masyarakat. Sehingga, kasus ini dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap Pemkot Serang.

    “Kasus pungli yang terjadi di wilayah kerja Disdukcapil. Padahal kita ketahui wilayah tersebut harus bersih dari segala jenis pungutan liar. Karena sebagai OPD pelayanan, akan selalu bersentuhan dengan masyarakat. Dan ini mencoreng nama Kota Serang,” tandasnya. (DZH/AZM)

  • 34 Persen Kecamatan di Pandeglang Rawan Longsor

    34 Persen Kecamatan di Pandeglang Rawan Longsor

    Longsor (ilustrasi)

    PANDEGLANG,BANPOS-Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pandeglang, Ade Mulyana mengatakan, ada sekitar 12 kecamatan dari 35 kecamatan yang ada di Kabupaten Pandeglang, berpotensi dan rawan pergerakan tanah hingga berdampak terhadap musibah longsor.

    Diketahui, ke 12 kecamatan itu diantaranya Kecamatan Panimbang, Carita, Mandalawangi, Pandeglang, Cadasari, Karang Tanjung, Bojong, Cigeulis, Pulosari, Cimanggu, Picung dan Sumur.

    “Kalau curah hujan tinggi, 12 Kecamatan itu berpotensi terjadinya longsor. Makanya masyarakat harus tetap waspada,” kata Ade kepada wartawan beberapa waktu lalu.

    Menurutnya, mayoritas dari 12 kecamatan tersebut merupakan wilayah di daerah perbukitan. Oleh karenanya, Ade meminta agar warga selalu waspada serta lebih berhati–hati ketika terjadi hujan deras, terlebih dibarengi dengan angin kencang.

    “Kami himbau masyarakat tetap waspada. Mengingat, wilayah Pandeglang potensi bencananya tinggi,” ujarnya.

    Ia juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak menebang pohon sembarangan didaerah pegunungan.

    “Kalau mau ditebang pohonnya, harus menanam dulu pohon yang baru. Paling tidak, untuk menahan dan mengantisipasi pergeseran tanah,” tandasnya.

    Ade berharap, para relawan siaga bencana meningkatkan koordinasi dengan aparatur di tingkat bawah, mulai dari Desa, Camat dan para pihak terkait lainnya.(dhe/imi)

  • Wisatawan Hilang Korban Ombak Bagedur Telah Ditemukan

    Wisatawan Hilang Korban Ombak Bagedur Telah Ditemukan

    Tampak pencarian dua korban wisatawan tenggelam asal Pandeglang, atas nama Dadan dan Puji, warga Kadomas Pandeglang yang dikabarkan hilang terseret ombak saat berenang di pantai Bagedur, Malingping. Jumat (15/11).

    LEBAK, BANPOS – Pencarian dua korban yang hilang terseret ombak pantai Bagedur pada Jumat siang (15/11) membuahkan hasil. Kedua wisatawan asal Desa/Kecamatan Kadomas Pandeglang yang bernama Puji bin Eko (32) dan Dadan bin Oman (30) berhasil ditemukan di hari yang berbeda dengan kondisi meninggal dunia.

    Jasad Dadan bin Oman ditemukan di lepas pantai Tenjolaya, Sukatani Kecamatan Wanasalam, pada Minggu (17/11) sekitar pukul 17.00 Wib.

    Sehari sebelumnya, pada Sabtu kemarin (16/11) sekitar Pukul 06.00 WIB jasad Puji ditemukan para pemancing di pinggir TKP perairan yang sama,Tenjolaya Sukatani, area yang sama berjarak sekitar 9 Kilometer dari pantai Bagedur, saat dua korban awalnya hilang terseret.

    Relawan Tagana Wanasalam, Norman kepada BANPOS membenarkan jasad Dadan ditemukan nelayan setempat ratusan meter perairan lepas pantai Tenjolaya, Sukatani Kecamatan Wanasalam.

    “Itu posisi jasad awalnya ditemukan nelayan terombang ambing ombak sekitar 500 meter lepas pantai. Ya sekitar pukul 17.00 WIB. Jasadnya masih utuh, dan tadi oleh kami langsung evakuasi,” jelas Norman, Minggu petang (17/11).

    Sementara Kapolsek Wanasalam Iptu Sudedi membenarkan jenazah kedua, yakni Dadan bin Oman telah berhasil dievakuasi nelayan dan tim.

    “Korban kedua bernama Dadan ini telah ditemukan nelayan, jenazahnya langsung di bawa ke RSUD Malingping,” kata Sudedi.

    Diberitakan sebelumnya, Jumat tiga wisatawan asal Kadomas, Pandeglang terseret ombak pantai Bagedur, satu orang bernama Rama selamat, sedangkan dua temannya yang bernama Puji dan Dadan dilaporkan hilang, Jumat siang (25/11). Kejadian bermula saat mereka tengah asik berenang, korban Dadan meminta tolong kepada Rama dan Puji. Saat itu Puji dan Dadan ikut terseret ombak sedangkan Rana selamat. (WDO/imi)

  • Berpura-pura Beli Hp, Dua Pemuda Lukai Penjaga Toko dengan Sajam

    Berpura-pura Beli Hp, Dua Pemuda Lukai Penjaga Toko dengan Sajam

    Ilustrasi

    PONDOK AREN, BANPOS – Tindakan kriminal saat ini mulai semakin nekat, seperti yang dilakukan oleh Ipul, dengan modus berpura-pura membeli handphone, Ipul lantas melakukan tindakan pencurian dengan kekerasan hingga melukai penjaga toko.

    Peristiwa itu terjadi di salah satu toko handphone di Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Rabu (13/11). Pelaku tidak hanya berhasil mencuri dua unit HP tetapi juga sempat melukai penjaga toko HP tersebut.

    “Pelaku atas nama Ipul ini datang ke konter handphone dan berpura-pura membeli dua buah handphone dan kemudian ditaruh oleh penjaga konter Hiu Niko (korban) berada di atas etalase,” ujar Kompol Afroni, Kapolsek Pondok Aren, Minggu (17/11).

    Saat melihat-melihat handphone, pelaku meminjam korek kepada penjaga konter. Akan tetapi, saat korban mengambilkan korek, pelaku kabur dengan membawa dua buah handphone.
    “Pelaku langsung membawa kabur dua unit handphone milik korban dengan cara menaiki motor kawannya yang sedang menunggu di pinggir jalan. Korban kemudian berteriak maling sambil mengejar pelaku dan sempat menarik salah satu pelaku lainnya yakni Mamat (DPO),” tuturnya.

    Namun, tak disangka kedua pelaku ini sudah dibekali senjata tajam untuk melancarkan aksinya dan tak segan-segan melukai korban.

    “Pelaku mencabut senjata tajam dari di pinggangnya dan menusuk tumit kaki sebelah kanan dari korban dan mengakibatkan luka,” ungkapnya.
    Jajaran Polsek Pondok Aren yang tengah berpatroli melihat aksi pencurian tersebut dan langsung mengejar.

    “Anggota berhasil menangkap pelaku, setelah dilakukan penggeledahan terhadap tas rangsel pelaku ditemukan satu bilah celurit dan dua unit handphone. Setelah ditanya pelaku mengakui telah mengambil handphone milik korban, bersama pelaku Mamat yang saat ini DPO. Selanjutnya pelaku dan barang bukti dibawa ke Polsek Pondok Aren,” ujarnya.

    Atas perbuatan tersebut, pelaku disangkakan pasal 365 KUHPidana tentang pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah penncurian.”Ancaman hukuman paling lama 9 tahun penjara,” tandasnya. (bnn/pbn)

  • Satu Korban Terseret Ombak Bagedur Ditemukan Pemancing

    Satu Korban Terseret Ombak Bagedur Ditemukan Pemancing

    Satu dari dua korban yang terseret arus pantai Bagedur atas nama Puji (35) warga Kadomas Pandeglang berhasil ditemukan pemancing pada Sabtu pagi (16/11).

    MALINGPING, BANPOS – Satu dari dua korban yang hilang terseret ombak di Pantai Bagedur pada Jumat siang kemarin, (15/11).

    Korban yang bernama Puji (35) berhasil ditemukannya dalam keadaan meninggal dunia pada Sabtu (16/11) sekitar Pukul 06.00 Wib.

    Dalam siaran pers pihak Kepolisian Malingping menyebut, dari dua korban yang hilang satu orang sudah ditemukan oleh nelayan pencari ikan.

    “Pada hari Sabtu tanggal 16 November 2019 sekitar pukul 06.00 Wib, telah ditemukan mayat Laki-laki terdampar di pesisir Pantai Tenjolaya Desa Sukatani Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak,” demikian tertulis di pesan realease, Sabtu (16/11).

    Disebutkan pula kronologis penemuan tersebut berawal ketika para pemancing melihat ada mayat terbawa ombak.

    “Kronologi penemuan mayat tersebut berawal saat Saksi-saksi sedang memancing ikan di sepanjang Pesisir Pantai Tenjolaya, tidak lama kemudian saksi melihat ada mayat dengan posisi terlentang terbawa arus ombak, karna di takutkan mayat tersebut terseret ombak kembali ke tengah maka saksi bersama masyarakat berinisiatif untuk membawa mayat tersebut ke pinggir pantai,” ungkapnya.

    Terkait identitas mayat tersebut ternyata adalah jasad Puji, satu dari dua korban yang dilaporkan terseret ombak pantai Bagedur kemarin.

    “Identitas korban yakini Puji (32)warga asal Kampung Pakalongan Desa Kadomas Kecamatan Pandeglang Kabupaten Pandeglang. Pada saat mayat di temukan dalam keadaan telanjang hanya menggunakan celana dalam warna hitam dengan ciri-ciri rambut pendek, tinggi sekitar 160 Cm, kulit hitam, gigi atas ompong dan di sebelah tangan kiri menggunakan gelang hitam putih,” jelasnya.

    Kanit Intelkam Polsek Malingping Renaldi menjelaskan, pihaknya bersama tim lain masih konsentrasi mensyisir sepanjang pantai hingga Wanasalam.” Sekarang kita masih sisir area pantai Karangnawing hingga ke pantai di Wanasalam,” ujarnya.

    Senada, Ketua Balawista Pantai Bagedur Mumu Mahmudi menuturkan bahwa pihaknya masih terus melakukan pencarian hingga ke pantai Binuangeun. “Baru satu korban yang ketemu, yang satu belum, mudah-mudahan segera ketemu,” ujarnya.

    Seperti diberitakan sebelumnya pada Jumat kemarin, tiga orang wisatawan asal Kabupaten Pandeglang terseret ombak, satu diantaranya selamat dan dua dikabarkan hilang. (WDO/PBN)

  • Lakukan Pungli E-KTP, Dua Oknum Disdukcapil Kota Serang Kena OTT

    Lakukan Pungli E-KTP, Dua Oknum Disdukcapil Kota Serang Kena OTT

    Ilustrasi OTT (Istimewa)
    Ilustrasi OTT (Istimewa)

    SERANG, BANPOS – Dua oknum ‘calo’ dicokok oleh Polres Serang Kota dalam operasi tangkap tangan (OTT) pada saat melakukan tindakan pungli pada Disdukcapil Kota Serang. Dua orang tersebut diringkus dengan barang bukti berupa sembilan lembar blangko e-KTP.

    Kasatreskrim Polres Serang Kota, AKP Indra Feradinata, saat dikonfirmasi oleh awak media melalui aplikasi perpesanan membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, Polres Serang Kota berhasil meringkus dua orang oknum calo itu beberapa hari yang lalu.

    “O iya kemarin dua orang oknum calo (diringkus), barang bukti KTP (sebanyak) 9 lembar. Sekarang masih proses (pemeriksaan),” katanya, Jumat (15/11).

    Menurutnya, saat ini pihaknya masih mencoba untuk mendalami kasus pungli tersebut. Sementara saat ditanya apakah ada keterlibatan ASN dalam tindakan itu, Indra tidak menjawab.

    “Pemeriksaan calo dan saksi nanti kami masih dalami (dalam) pemeriksaan,” jelasnya.

    Sementara itu, BANPOS mencoba untuk melakukan konfirmasi kepada Kapolres Serang Kota, AKBP Edhi Cahyono, melalui sambungan telepon, Edhi mengaku akan menanyakan kasus tersebut kepada pihak terkait dan berjanji akan menelepon kembali.

    “Dari mana yang melakukan OTT? Nanti ya saya coba tanyakan dulu,” ucapnya. Namun hingga berita ini ditulis, Edhi tidak mengangkat sambungan telepon dari BANPOS.

    Walikota Serang, Syafrudin, tidak menampik adanya OTT yang terjadi di Disdukcapil Kota Serang. Menurutnya, OTT tersebut menjadi kasus pelaku secara individu.

    “Ya itukan resiko pribadi ya, jadi kami (Pemkot Serang) serahkan sepenuhnya kepada petugas hukum yang berlaku,” ujarnya saat dikonfirmasi BANPOS di Puspemkot Serang.

    Saat ditanya tindakan apa yang akan diambil oleh Pemkot Serang, Syafrudin mengaku masih belum mendapatkan informasi yang akurat dari Disdukcapil Kota Serang. Ia pun masih menunggu laporan, untuk mengambil tindakan selanjutnya.

    “Saya kira saya belum menerima informasi yang positif ya dari dinas terkait (Disdukcapil Kota Serang). Jadi sementara ini saya masih mencari informasi yang sebenarnya,” tandasnya.

    Sebelumnya, Pemkot Serang juga pernah kecolongan dengan adanya penangkapan enam oknum pegawai Dishub Kota Serang oleh tim Saber Pungli Polda Banten. Keenamnya diciduk lantaran telah melakukan pungli pada uji KIR kendaraan.

    Tim Saber Pungli Polda Banten juga mengamankan barang bukti uang tunai sebesar Rp4.883.500, 42 lembar bukti pembayaran, 43 lembar berita acara pemeriksaan kendaraan, satu buah buku pendaftaran uji KIR, dua buah mesin uji KIR dalam kondisi yang rusak, 43 lembar keterangan retribusi.

    Penangkapan keenam orang itu dikarenakan mereka masih melakukan pelayanan uji KIR dengan biaya yang tidak sesuai dengan aturan. Padahal pada saat itu, mesin uji KIR yang dimiliki oleh Dishub Kota Serang dalam keadaan rusak. Sehingga, mereka tidak melakukan pemeriksaan, namun tetap menarik biaya.

    Namun, kasus tersebut pada akhirnya dihentikan oleh tim Saber Pungli Polda Banten. Tim Saber Pungli pada akhirnya menyerahkan sanksi kepada pihak Pemkot Serang, agar dapat diberikan pembinaan sesuai dengan PP 53 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.(DZH/ENK)